SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
VEKTOR
(chapter 3)
3.1. Coordinate System
3.2. Vectors and Scalar Quantities
3.3 Some Properties of Vectors
3.4 Components of a Vector and Unit Vectors
Novia Sari 13 0404 032
Fatma Sari Efani 13 0404 048
Muliandi 13 0404 051
Sumanto 13 0404 060
Mhd. Maulana Mulkan 13 0404 061
Tria Susenita Munthe 13 0404 064
KELOMPOK 3
3.1 Coordinate System
3.1. SISTEM KOORDINASI
Ada beberapa besaran fisis yang cukup hanya dinyatakan dengan
suatu angka dan satuan yang menyatakan besarnya saja. Ada juga
besaran fisis yang tidak cukup hanya dinyatakan dengan besarnya
saja, tetapi harus juga diberikan penjelasan tentang arahnya.
Kita dapat melihat bahwa deskripsi matematis suatu objek gerakan membutuhkan
metode untuk menggambarkan posisi objek pada berbagai waktu. Deskripsi ini
dilakukan dengan menggunakan sistem koordinat, di mana sumbu horizontal dan
vertikal saling berpotongan pada titik yang diambil untuk menjadi asal (Gambar 3.1).
Gambar 3.1 Contoh dari sistem
koordinat Cartesian. Setiap titik
ditandai dengan absis dan oordinat
(x , y).
Pada aplikasi posisi pesawat terbang, kita bisa menggunakan sistem
koordinat polar. Seperti ditunjukkan pada gambar 3.2
Dimana, r adalah jarak dari titik asal
ke titik yang memiliki koordinat
kartesian (x, y). 𝜽 adalah sudut di
antara r dan sumbu tetap. 𝜽 biasanya
diukur berlawanan arah jarum jam.
Dari gambar 3.2. (sistem koordinat polar) didapatkan bentuk
segitiga dengan beberapa rumus berikut :
𝒙 = 𝒓 𝐜𝐨𝐬 𝜽
𝒚 = 𝒓 𝐬𝐢𝐧 𝜽
3.2 Vector and Scalar Quantities
Scalar Quantity
•
Besaran yang cukup
dinyatakan oleh besarnya
saja (besarnya dinyatakan
oleh bilangan dan satuan)
Contoh besaran skalar :
waktu, suhu, volume,
laju, energi, usaha dll.
Tidak diperlukan sistem
koordinat dalam besaran
skalar
Vector Quantity
•
Besaran yang
dicirikan memiliki
besar dan arah
Contoh besaran vektor didalam
fisika adalah: kecepatan,
percepatan, gaya, perpindahan,
momentum dan lain-lain.
Untuk menyatakan arah
vektor diperlukan sistem
koordinat.
Contoh besaran vektor
Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah anak panah yang terdiri dari
pangkal (titik tangkap), ujung dan panjang anak panah. Panjang anak panah
menyatakan nilai dari vektor dan arah panah menunjukkan arah vektor.
Titik P : Titik Pangkal (titik tangkap)
Titik Q : Ujung
Panjang PQ : Nilai (besarnya) vektor tersebut = [ PQ ]
Notasi (simbol) sebuah vektor dapat juga berupa huruf
besar atau huruf kecil, biasanya berupa huruf tebal, atau
berupa huruf yang diberi tanda panah di atasnya atau huruf
miring.
Contoh :
Vektor A → (Berhuruf tebal)
Vektor A → (Huruf dengan tanda panah di atasnya)
Vektor A → (Huruf miring)
Untuk penulisan harga (nilai) dari vektor dituliskan dengan
huruf biasa atau dengan memberi tanda mutlak dari vektor
tersebut.
Contoh : Vektor A. Nilai vektor A ditulis dengan A atau [A]
Ada beberapa hal yang perlu diingat mengenai besaran vektor.
1. Dua buah vektor dikatakan sama jika mempunyai bila besar dan arah
sama.
2. Dua buah vektor dikatakan tidak sama jika :
a. Kedua vektor mempunyai nilai yang sama tetapi berlainan arah
b. Kedua vektor mempunyai nilai yang berbeda tetapi arah sama
c. Kedua vektor mempunyai nilai yang berbeda dan arah yang
berbeda
Besar (nilai) vektor A, B, C,
dan D sama besarnya. Nilai
vektor C lebih kecil dari
vektor D. Dari gambar
dapat disimpulkan bahwa:
A = C artinya: nilai dan arah
kedua vektor sama
A = - B artinya: nilainya
sama tetapi arahnya
berlawanan
Vektor A tidak sama dengan
vektor D (Nilainya sama
tetapi arahnya berbeda)
Vektor D tidak sama dengan
vektor E (Nilai dan arahnya
berbeda)
3.3 Some Properties of Vectors
• Persamaan dua vektor.
Dua vektor A dan B dapat dikatakan sama, jika memiliki besaran dan titik yang sama
pada arah yang sama.
Yaitu, A=B hanya jika A dan B menunjukkan ke arah yang sama sepanjang garis sejajar.
Seperti gambar disamping :
• Penjumlahan vektor
Penjumlahan vektor dapat dilakukan secara grafis (gambar) maupun analitis
(perhitungan).
1. Penjumlahan vektor secara grafis.
Penjumlahan ini dilakukan dengan cara menggambarkan vektor-vektor yang akan
dijumlahkan dan vektor resultannya. Ada beberapa cara untuk menjumlahkan vektor
secara grafis, yaitu;
- Penjumlahan vektor dengan cara segitiga.
Jumlahkan A dan B secara grafis menggunakan cara segitiga
>> R=A+B
>> R=A-B
- Penjumlahan dengan cara poligon.
Jumlahkan A, B dan C secara grafis menggunakan cara poligon.
>> R=A+B+C
>> R=A-B-C
- Penjumlahan vektor dengan cara Jajaran genjang.
Jumlahkan A,B dan C secara grafis menggunkan cara jajaran genjang.
>> R=A+B
>> R=A-B
>> R=A+B+C
>> R=A-B-C
2. Penjumlahan Vektor secara Analitis,
- Penjumlahan vektor menggunakan rumus cosinus.
- Menjumlahkan dua atau lebih Vektor menggunakan vektor komponen.
Tinjau sebuah vektor F yang membentuk sudut tertentu terhadap x, dimana Fx dan
Fy merupakan vektor komponen dari vektor F.
tinjau dua vektor F1 dan F2 yang membentuk sudut tertentu terhadap x. F1x dan F1y
merupakan vektor komponen dari vektor F1, demikian juga F2x dan F2y merupakan
vektor komponen dari vektor F2
• Vektor Negatif
Jika vektor negatif A dijumlahkan dengan vektor A maka menghasilkan nilai 0.
Vektor A dan –A memiliki nilai yang sama tetapi memiliki arah yang berlawanan.
A+ (-A )= 0
• Pengurangan Vektor
Pengurangan vektor pada prinsipnya sama dengan penjumlahan, tetapi dalam hal ini
salah satu vektor mempunyai arah yang berlawanan. Misalnya vektor A dan B, jika
dikurangkan maka;
A-B = A+(-B)
dimana, (-B) adalah vektor yang sama dengan B tetapi berlawan Arah.
3.4 Components of a Vector and Unit Vectors
Komponen Vektor
Komponen Vektor adalah
hasil penguraian suatu vektor
menjadi dua vektor yang
saling tegak lurus.
Perhatikan sebuah vektor A yang terdapat pada gambar dan
membuat sudut sembarang ø dengan sumbu x positif, Vektor ini
dapat dinyatakan sebagai jumlah dua vektor lain Ax dan Ay.
Dari gambar kita dapat :
Contoh soal
Diketahui beberapa vektor pada gambar di
samping. Tentukan besar Resultan dari
vektor tersebut !
Penyelesaian:
untuk menentukan resultan vektornya kita
bisa buatkan komponen-komponen
vektornya seperti gambar di samping
𝑅 = 𝐹𝑥
2
+ 𝐹𝑦
2
𝑅 =
3
2
2
+ −
3
2
3
2
= 3 𝑁

More Related Content

What's hot

Fisika 2 besaran skalar dan vektor
Fisika 2 besaran skalar dan vektorFisika 2 besaran skalar dan vektor
Fisika 2 besaran skalar dan vektorBoy Baihaqy
 
Pengertian Vektor dan Notasi Vektor - Analisis Vektor
Pengertian Vektor dan Notasi Vektor - Analisis VektorPengertian Vektor dan Notasi Vektor - Analisis Vektor
Pengertian Vektor dan Notasi Vektor - Analisis VektorDewi Fitriyani
 
BAHAN AJAR VEKTOR
BAHAN AJAR VEKTORBAHAN AJAR VEKTOR
BAHAN AJAR VEKTORMAFIA '11
 
Vektor Matematika Peminatan
Vektor Matematika PeminatanVektor Matematika Peminatan
Vektor Matematika PeminatanMaisyah Wanda
 
Fisika Kelas X: Vektor dan Skalar
Fisika Kelas X: Vektor dan SkalarFisika Kelas X: Vektor dan Skalar
Fisika Kelas X: Vektor dan Skalar1000 guru
 
tugas matematika peminatan sma ypi tunas bangsa palembang
tugas matematika peminatan  sma ypi tunas bangsa palembangtugas matematika peminatan  sma ypi tunas bangsa palembang
tugas matematika peminatan sma ypi tunas bangsa palembangmiftahul jannah
 
Vektor (jimmy, teknik kimia, itn malang)
Vektor (jimmy, teknik kimia, itn malang)Vektor (jimmy, teknik kimia, itn malang)
Vektor (jimmy, teknik kimia, itn malang)jimmy roring
 
Matematika Peminatan " Vektor"
Matematika Peminatan " Vektor"Matematika Peminatan " Vektor"
Matematika Peminatan " Vektor"Huzayfi
 
Tugas matematika peminatan 2
Tugas matematika peminatan 2Tugas matematika peminatan 2
Tugas matematika peminatan 2nico popo
 

What's hot (19)

Fisika 2 besaran skalar dan vektor
Fisika 2 besaran skalar dan vektorFisika 2 besaran skalar dan vektor
Fisika 2 besaran skalar dan vektor
 
Pengertian Vektor dan Notasi Vektor - Analisis Vektor
Pengertian Vektor dan Notasi Vektor - Analisis VektorPengertian Vektor dan Notasi Vektor - Analisis Vektor
Pengertian Vektor dan Notasi Vektor - Analisis Vektor
 
Tugas matematika(ipa)
Tugas matematika(ipa)Tugas matematika(ipa)
Tugas matematika(ipa)
 
BAHAN AJAR VEKTOR
BAHAN AJAR VEKTORBAHAN AJAR VEKTOR
BAHAN AJAR VEKTOR
 
Bab 1 vektor fisika i
Bab 1 vektor fisika iBab 1 vektor fisika i
Bab 1 vektor fisika i
 
Vektor Matematika Peminatan
Vektor Matematika PeminatanVektor Matematika Peminatan
Vektor Matematika Peminatan
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
Fisika Kelas X: Vektor dan Skalar
Fisika Kelas X: Vektor dan SkalarFisika Kelas X: Vektor dan Skalar
Fisika Kelas X: Vektor dan Skalar
 
2 vektor
2 vektor2 vektor
2 vektor
 
tugas matematika peminatan sma ypi tunas bangsa palembang
tugas matematika peminatan  sma ypi tunas bangsa palembangtugas matematika peminatan  sma ypi tunas bangsa palembang
tugas matematika peminatan sma ypi tunas bangsa palembang
 
penjumlahan vektor
penjumlahan vektorpenjumlahan vektor
penjumlahan vektor
 
Vektor (jimmy, teknik kimia, itn malang)
Vektor (jimmy, teknik kimia, itn malang)Vektor (jimmy, teknik kimia, itn malang)
Vektor (jimmy, teknik kimia, itn malang)
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
Bab 2-vektor
Bab 2-vektorBab 2-vektor
Bab 2-vektor
 
Matematika Peminatan " Vektor"
Matematika Peminatan " Vektor"Matematika Peminatan " Vektor"
Matematika Peminatan " Vektor"
 
Vektor SMA/SMK
Vektor SMA/SMKVektor SMA/SMK
Vektor SMA/SMK
 
Materi 2. skalar vektor
Materi 2. skalar vektorMateri 2. skalar vektor
Materi 2. skalar vektor
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
Tugas matematika peminatan 2
Tugas matematika peminatan 2Tugas matematika peminatan 2
Tugas matematika peminatan 2
 

Similar to Vektor

VECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKA
VECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKAVECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKA
VECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKAseaaln
 
Fisika Kelas X Vektor
Fisika Kelas X  Vektor Fisika Kelas X  Vektor
Fisika Kelas X Vektor Farshal r
 
1 Vektor.pptx
1 Vektor.pptx1 Vektor.pptx
1 Vektor.pptxMasumZ
 
Diktat fisika-dasar
Diktat fisika-dasarDiktat fisika-dasar
Diktat fisika-dasarMario Yuven
 
Pertemuan12
Pertemuan12Pertemuan12
Pertemuan1233335
 
Anvek-pert-1-7.pptx
Anvek-pert-1-7.pptxAnvek-pert-1-7.pptx
Anvek-pert-1-7.pptxyayadimas31
 
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS SMKN 2 K
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS  SMKN 2 KBesaran-dan-satuan kelas X IPAS  SMKN 2 K
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS SMKN 2 KMariaJemina
 
Besaran-dan-satuan.ppt
Besaran-dan-satuan.pptBesaran-dan-satuan.ppt
Besaran-dan-satuan.ppttriwiyoko2
 
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdftopik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdfGaungPradana2
 
09 a analis_vektor
09 a analis_vektor09 a analis_vektor
09 a analis_vektorTri Wahyuni
 
Tugas matematika peminatan 1
Tugas matematika peminatan 1Tugas matematika peminatan 1
Tugas matematika peminatan 1nico popo
 

Similar to Vektor (20)

Bab 2 Vektor
Bab 2 VektorBab 2 Vektor
Bab 2 Vektor
 
VECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKA
VECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKAVECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKA
VECTOR DAN LATIHAN SOAL - PELAJARAN SMA FISIKA
 
Penjelasan Vektor
Penjelasan VektorPenjelasan Vektor
Penjelasan Vektor
 
Vektor.pptx
Vektor.pptxVektor.pptx
Vektor.pptx
 
Bab 2 vektor
Bab 2  vektorBab 2  vektor
Bab 2 vektor
 
VEKTOR
VEKTORVEKTOR
VEKTOR
 
Fisika Kelas X Vektor
Fisika Kelas X  Vektor Fisika Kelas X  Vektor
Fisika Kelas X Vektor
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
1 Vektor.pptx
1 Vektor.pptx1 Vektor.pptx
1 Vektor.pptx
 
Diktat fisika-dasar
Diktat fisika-dasarDiktat fisika-dasar
Diktat fisika-dasar
 
Pertemuan12
Pertemuan12Pertemuan12
Pertemuan12
 
P3_VEKTOR DAN SKALAR.pptx
P3_VEKTOR DAN SKALAR.pptxP3_VEKTOR DAN SKALAR.pptx
P3_VEKTOR DAN SKALAR.pptx
 
Anvek-pert-1-7.pptx
Anvek-pert-1-7.pptxAnvek-pert-1-7.pptx
Anvek-pert-1-7.pptx
 
Anvek-pert-1-7.pptx
Anvek-pert-1-7.pptxAnvek-pert-1-7.pptx
Anvek-pert-1-7.pptx
 
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS SMKN 2 K
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS  SMKN 2 KBesaran-dan-satuan kelas X IPAS  SMKN 2 K
Besaran-dan-satuan kelas X IPAS SMKN 2 K
 
Besaran-dan-satuan.ppt
Besaran-dan-satuan.pptBesaran-dan-satuan.ppt
Besaran-dan-satuan.ppt
 
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdftopik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
topik1analisisvektor-140911004300-phpapp02.pdf
 
09 a analis_vektor
09 a analis_vektor09 a analis_vektor
09 a analis_vektor
 
09 a analis_vektor
09 a analis_vektor09 a analis_vektor
09 a analis_vektor
 
Tugas matematika peminatan 1
Tugas matematika peminatan 1Tugas matematika peminatan 1
Tugas matematika peminatan 1
 

Recently uploaded

Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxPutriAriatna
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 

Recently uploaded (12)

Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 

Vektor

  • 1. VEKTOR (chapter 3) 3.1. Coordinate System 3.2. Vectors and Scalar Quantities 3.3 Some Properties of Vectors 3.4 Components of a Vector and Unit Vectors
  • 2. Novia Sari 13 0404 032 Fatma Sari Efani 13 0404 048 Muliandi 13 0404 051 Sumanto 13 0404 060 Mhd. Maulana Mulkan 13 0404 061 Tria Susenita Munthe 13 0404 064 KELOMPOK 3
  • 4. 3.1. SISTEM KOORDINASI Ada beberapa besaran fisis yang cukup hanya dinyatakan dengan suatu angka dan satuan yang menyatakan besarnya saja. Ada juga besaran fisis yang tidak cukup hanya dinyatakan dengan besarnya saja, tetapi harus juga diberikan penjelasan tentang arahnya.
  • 5. Kita dapat melihat bahwa deskripsi matematis suatu objek gerakan membutuhkan metode untuk menggambarkan posisi objek pada berbagai waktu. Deskripsi ini dilakukan dengan menggunakan sistem koordinat, di mana sumbu horizontal dan vertikal saling berpotongan pada titik yang diambil untuk menjadi asal (Gambar 3.1). Gambar 3.1 Contoh dari sistem koordinat Cartesian. Setiap titik ditandai dengan absis dan oordinat (x , y).
  • 6. Pada aplikasi posisi pesawat terbang, kita bisa menggunakan sistem koordinat polar. Seperti ditunjukkan pada gambar 3.2 Dimana, r adalah jarak dari titik asal ke titik yang memiliki koordinat kartesian (x, y). 𝜽 adalah sudut di antara r dan sumbu tetap. 𝜽 biasanya diukur berlawanan arah jarum jam.
  • 7. Dari gambar 3.2. (sistem koordinat polar) didapatkan bentuk segitiga dengan beberapa rumus berikut : 𝒙 = 𝒓 𝐜𝐨𝐬 𝜽 𝒚 = 𝒓 𝐬𝐢𝐧 𝜽
  • 8. 3.2 Vector and Scalar Quantities
  • 9. Scalar Quantity • Besaran yang cukup dinyatakan oleh besarnya saja (besarnya dinyatakan oleh bilangan dan satuan) Contoh besaran skalar : waktu, suhu, volume, laju, energi, usaha dll. Tidak diperlukan sistem koordinat dalam besaran skalar
  • 10. Vector Quantity • Besaran yang dicirikan memiliki besar dan arah Contoh besaran vektor didalam fisika adalah: kecepatan, percepatan, gaya, perpindahan, momentum dan lain-lain. Untuk menyatakan arah vektor diperlukan sistem koordinat.
  • 12. Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah anak panah yang terdiri dari pangkal (titik tangkap), ujung dan panjang anak panah. Panjang anak panah menyatakan nilai dari vektor dan arah panah menunjukkan arah vektor. Titik P : Titik Pangkal (titik tangkap) Titik Q : Ujung Panjang PQ : Nilai (besarnya) vektor tersebut = [ PQ ]
  • 13. Notasi (simbol) sebuah vektor dapat juga berupa huruf besar atau huruf kecil, biasanya berupa huruf tebal, atau berupa huruf yang diberi tanda panah di atasnya atau huruf miring. Contoh : Vektor A → (Berhuruf tebal) Vektor A → (Huruf dengan tanda panah di atasnya) Vektor A → (Huruf miring) Untuk penulisan harga (nilai) dari vektor dituliskan dengan huruf biasa atau dengan memberi tanda mutlak dari vektor tersebut. Contoh : Vektor A. Nilai vektor A ditulis dengan A atau [A]
  • 14. Ada beberapa hal yang perlu diingat mengenai besaran vektor. 1. Dua buah vektor dikatakan sama jika mempunyai bila besar dan arah sama. 2. Dua buah vektor dikatakan tidak sama jika : a. Kedua vektor mempunyai nilai yang sama tetapi berlainan arah b. Kedua vektor mempunyai nilai yang berbeda tetapi arah sama c. Kedua vektor mempunyai nilai yang berbeda dan arah yang berbeda Besar (nilai) vektor A, B, C, dan D sama besarnya. Nilai vektor C lebih kecil dari vektor D. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa: A = C artinya: nilai dan arah kedua vektor sama A = - B artinya: nilainya sama tetapi arahnya berlawanan Vektor A tidak sama dengan vektor D (Nilainya sama tetapi arahnya berbeda) Vektor D tidak sama dengan vektor E (Nilai dan arahnya berbeda)
  • 15. 3.3 Some Properties of Vectors
  • 16. • Persamaan dua vektor. Dua vektor A dan B dapat dikatakan sama, jika memiliki besaran dan titik yang sama pada arah yang sama. Yaitu, A=B hanya jika A dan B menunjukkan ke arah yang sama sepanjang garis sejajar. Seperti gambar disamping :
  • 17. • Penjumlahan vektor Penjumlahan vektor dapat dilakukan secara grafis (gambar) maupun analitis (perhitungan). 1. Penjumlahan vektor secara grafis. Penjumlahan ini dilakukan dengan cara menggambarkan vektor-vektor yang akan dijumlahkan dan vektor resultannya. Ada beberapa cara untuk menjumlahkan vektor secara grafis, yaitu; - Penjumlahan vektor dengan cara segitiga. Jumlahkan A dan B secara grafis menggunakan cara segitiga >> R=A+B >> R=A-B
  • 18. - Penjumlahan dengan cara poligon. Jumlahkan A, B dan C secara grafis menggunakan cara poligon. >> R=A+B+C >> R=A-B-C
  • 19. - Penjumlahan vektor dengan cara Jajaran genjang. Jumlahkan A,B dan C secara grafis menggunkan cara jajaran genjang. >> R=A+B >> R=A-B >> R=A+B+C >> R=A-B-C
  • 20. 2. Penjumlahan Vektor secara Analitis, - Penjumlahan vektor menggunakan rumus cosinus.
  • 21. - Menjumlahkan dua atau lebih Vektor menggunakan vektor komponen. Tinjau sebuah vektor F yang membentuk sudut tertentu terhadap x, dimana Fx dan Fy merupakan vektor komponen dari vektor F.
  • 22. tinjau dua vektor F1 dan F2 yang membentuk sudut tertentu terhadap x. F1x dan F1y merupakan vektor komponen dari vektor F1, demikian juga F2x dan F2y merupakan vektor komponen dari vektor F2
  • 23. • Vektor Negatif Jika vektor negatif A dijumlahkan dengan vektor A maka menghasilkan nilai 0. Vektor A dan –A memiliki nilai yang sama tetapi memiliki arah yang berlawanan. A+ (-A )= 0
  • 24. • Pengurangan Vektor Pengurangan vektor pada prinsipnya sama dengan penjumlahan, tetapi dalam hal ini salah satu vektor mempunyai arah yang berlawanan. Misalnya vektor A dan B, jika dikurangkan maka; A-B = A+(-B) dimana, (-B) adalah vektor yang sama dengan B tetapi berlawan Arah.
  • 25. 3.4 Components of a Vector and Unit Vectors
  • 26. Komponen Vektor Komponen Vektor adalah hasil penguraian suatu vektor menjadi dua vektor yang saling tegak lurus. Perhatikan sebuah vektor A yang terdapat pada gambar dan membuat sudut sembarang ø dengan sumbu x positif, Vektor ini dapat dinyatakan sebagai jumlah dua vektor lain Ax dan Ay.
  • 27. Dari gambar kita dapat :
  • 28. Contoh soal Diketahui beberapa vektor pada gambar di samping. Tentukan besar Resultan dari vektor tersebut ! Penyelesaian: untuk menentukan resultan vektornya kita bisa buatkan komponen-komponen vektornya seperti gambar di samping 𝑅 = 𝐹𝑥 2 + 𝐹𝑦 2 𝑅 = 3 2 2 + − 3 2 3 2 = 3 𝑁