Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kalimat efektif dan karakteristik-karakteristiknya, yaitu kalimat harus koheren, pararel, hemat, memberikan penekanan, dan variatif. Kalimat efektif harus mudah dipahami, logis, menggunakan kata yang sejajar, tidak berlebihan, menyorot bagian penting, serta memiliki subyek dan predikat yang saling mendukung.
2. Pengertian
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili gagasan pembicara atau penulis
sehingga pembaca atau pendengar dapat
menerima maksud/arti serta tujuannya seperti
yang di maksud penulis/pembicara.
http://izanbahdin.blogspot.com
3. Koherensi atau perpaduan,
yaitu kalimat efektif harus mudah dipahami dan memiliki hubungan
yang logis atau dapat diterima oleh akal sehat.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan. (Kalimat ini tidak logis karena
waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan).
Kalimat tersebut seharusnya : “Kepada bapak penceramah, saya
persilakan untuk naik ke podium.”
Kepararelan atau kesejajaran,
yaitu penggunaan kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan,
baik dalam fungsi ataupun bentuknya. Jadi jika bagian kalimat itu
menggunakan kata kerja berimbuhan di-, maka bagian kalimat
lainnya juga harus menggunakan imbuhan di- pula.
Contoh : Anak itu ditolong pak Adi dan dipapahnya ke pinggir jalan.
http://izanbahdin.blogspot.com
4. Kehematan,
yaitu kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata
yang tidak perlu dan setiap kata harus memiliki fungsi
yang jelas. Penggunaan kata-kata yang berlebihan
justru akan memperlemah dan menambah
ketidakjelasan maksud dari kalimat itu.
Contoh : Bunga-bunga mawar, anyelir dan melati sangat
disukainya. (Pemakaian kata bunga-bunga dalam
kalimat di atas tidak perlu karena kata mawar, anyelir,
dan melati terkandung makna bunga.
Penekanan,
yaitu bagian dari kalimat yang paling penting perlu
ditunjukkan dari unsur-unsur yang lain.
http://izanbahdin.blogspot.com
5. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memberikan penekanan
adalah sebagai berikut :
1. Mengubah posisi dalam kalimat yaitu dengan cara meletakkan
bagian penting di depan kalimat. Contoh : Harapan kami adalah
agar masalah ini dapat dibicarakan lebih lanjut.
2. Menggunakan partikel, penekanan bagian kalimat misalnya
dengan penggunaan partikel lah, pun dan kah. Contoh : Kami
pun turut berbahagia melihat prestasimu.
3. Menggunakan repetisi, yaitu dengan mengulang-uang kata
yang dianggap penting. Contoh : Dalam membina hubungan
antara suami dan istri, antara guru dan murid, antara orang tua
dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya
komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan
lainnya.
4. Menggunakan pertentangan yaitu menggunakan kata yang
bertentangan atau berlawanan maksudnya dalam kegiatan yang
ingin ditegaskan pada kalimat. Contoh : Anak itu tidak malas,
tetapi rajin.
http://izanbahdin.blogspot.com
6. Kevariasian,
yaitu memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain
(O/K) yang saling mendukung serta membentuk
kesatuan tunggal. Contoh : Di dalam keputusan itu
merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu
keselamatan umum. Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam
keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan.
Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai
oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus
dihilangkan).
http://izanbahdin.blogspot.com