Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis kalimat dan unsur-unsur yang membentuk kalimat, seperti subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Dibahas pula tentang kalimat tunggal, majemuk setara dan bertingkat, serta syarat-syarat membentuk kalimat yang efektif.
4. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran
yang utuh. Pikiran yang utuh itu dapat diekspresikan dalam bentuk lisan atau
tulisan. Dalam bentuk lisan, kalimat ditandai dengan alunan titinada, keras
lembutnya suara, disela jeda, dan diakhiri dengan nada selesai. Dalam bentuk
tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik,
tanda sera, atau tanda tanya. Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-
kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat. Unsur yang lain
seperti objek, pelengkap, dan keterangan dapat wajib hadir atau tidak wajib
hadir dalam suatu kalimat.
5. Unsur-unsur sebuah
kalimat
Subjek adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku, tokoh, sosok,
sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Sebagian
besar subjek diisi oleh benda/frasa nominal, kata kerja/frasa verbal, dan
klausa.
Contoh:
* Gunung Kidul itu tingggi. (S yang diisi kata benda/frasa nominal)
* Berjalan kaki menyehatkan badan. (S yang diisi kata kerja/frasa verbal)
* Kakek itu sedang melukis. (S yang diisi kata benda/frasa nominal)
1. Subjek
6. Predikat adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan
(action), yaitu pelaku/tokoh didalam suatu kalimat. Satuan bentuk
pengisian predikat dapat berupa kata atau frasa namun sebagian besar
berkelas verbal atau adjektiva, tetapi dapat juga numeral, nominal atau
frasa nominal.
Contoh:
* Soal ujian ini sulit sekali. (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif)
* Santi adalah seorang kolektor. (P yang diisi dengan frasa nominal)
2. Predikat
7. Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi predikat. Objek biasanya diisi
oleh nomina, frasa nominal atau klausa. Letak Objek selalu dibelakang predikat
yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya objek.
Contoh:
* Mereka memancing ikan Pari. (Objek yang diisi dengan kata benda/frasa
nominal)
* Orang itu menipu adik saya. (Objek yang diisi dengan kata benda/frasa nomina)
3. Objek
8. 4. Pelengkap
Pelengkap atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat.
Letak pelengkap umumnya dibelakang predikat yang berupa verbal. Posisi ini juga
bisa ditempati oleh objek, dan jenis kata yang mengisi pelengkap dan objek juga
bisa sama, yaitu nominal atau frasa nominal.
Contoh:
* Sekretaris itu mengambilkan bosnya air minum. (Pelengkapnya frasa nominal)
* Mayang bertubuh mungil. (Pelengkapnya frasa adjektiva)
9. Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan
pelengkap dan klausa dalam sebuah kalimat. Pengisi keterangan
adalah adverbial, frasa nominal, frasa proposisional, atau klausa.
Contoh:
* Antoni menjilid makalah kemarin pagi. (Keterangan waktu)
* Beni memotong tali dengan gunting. (Keterangan alat)
5. Keterangan
12. 1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa bebas. Hal
itu berarti hanya ada satu predikat di dalam kallimat tunggal. Unsur
predikat adalah sebagai penanda klausa. Unsur subjek dan predikat
memang selalu wajib hadir dalam setiap kalimat. Adapun objek,
pelengkap, dan keterangan sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat,
termasuk dalam kalimat tunggal. Jika predikat masih perlu dilengkapi,
barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan.
Contoh:
* Jawaban anak pintar itu sangat tepat. (Kalimat tunggal adjektiva)
* Kami mahasiswa UIN Suska Riau. (Kalimat tunggal nominal)
* Sapi-sapi sedang merumput. (Kalimat tunggal verbal)
* Mobil orang kaya itu ada delapan. (Kalimat tunggal numeral)
13. 2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang
merupakan gabungan dari dua atau lebih
kalimat tunggal. Dengan kata lain kalimat
majemuk adalah kalimat yang sekurang-
kurangnya terdiri atas subjek dan dua
predikat. Kalimat majemuk dibagi menjadi
dua bagian yaitu:
14. A. Kalimat Majemuk
Setara/Koordinatif
Kalimat majemuk setara/koordinatif yaitu gabungan dua pokok
pikiran atau lebih yang kedudukannya setara. Struktur kalimat
yang di dalamnya terdapat, sekurang-kurangnya dua kalimat
dasar dan masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat
tunggal. Konjungtor yang menghubungkan klausa dalam
kalimat majemuk setara jumlahnya cukup banyak. Konjungtor
itu menunjuk beberapa jenis hubungan dan menjalankan
beberapa fungsi.
15. Berikut tabel penghubung klausa dalam kalimat
majemuk setara:
Jenis Hubungan Kata Penghubung
Penghubung dan, serta, baik, maupun
Pertentangan tetapi, sedangkan, bukannya, melainkan
Pemilihan atau
Perurutan lalu, kemudian
Contoh kalimat majemuk setara:
* Sinta cantik, tetapi sombong.
* Anto gemar menulis sedangkan Anita gemar menari.
* Mereka makan malam, kemudian menonton film bersama.
16. B. Kalimat Majemuk
Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu kalimat tunggal yang salah satu
jabatannya diperluas membentuk kalimat baru. Dalam kalimat
majemuk bertingkat terdapat hal yang harus diketahui, yaitu:
- Induk kalimat (jabatan kalimat yang bersifat tetap atau tidak
mengalami perubahan
- Anak kalimat (jabatan kalimat yang diperluas membentuk kalimat
baru). Anak kalimat ditandai pemakaian kata penghubung dan bila
mendahului induk kalimat dipisah dengan tanda baca koma.
17. Berikut tabel jenis hubungan antarklausa, konjungtor, dan fungsinya
dalam kalimat majemuk bertingkat:
Jenis Hubungan Kata Penghubung
Waktu sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah, sambil, sehabis,
sebelum, ketika, tatkala, hingga, sampai
Syarat jika(lau), seandainya, an-daikata, andaikan, asalkan, kalau, apabila,
manakala
Tujuan agar, supaya, untuk, biar
Konsesif walaupun, meskipun, sekalipun, biarpun, sungguhpun
Pembandingan seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih, ibarat
Penyebaban sebab, karena, oleh karena
Pengakibatan sehingga, sampai-sampai, maka
Cara/alat dengan, tanpa
Kemiripan seolah-olah, akan
Kenyataan padahal
Penjelasan bahwa
18. Berikut contoh kalimat majemuk bertingkat:
* Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.
* Dia diam saja seakan-akan tidak tahu kesalahannya.
* Ketika memberikan keterangan, saksi itu meneteskan air mata.
* Pengurus lama berjanji bahwa koperasi kita akan memilih pengurus baru.
* Hujan turun berhari-hari sehingga banjir besar melanda kota itu.
20. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan
maksud penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami
oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Dengan kata lain
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mencapai sasarannya
dengan baik sebagai alat komunikasi. Kalimat efektif memiliki diksi
(pilihan kata) yang tepat, tidak mengalami kontaminasi frasa, sesuai
ketentuan EYD, baik penulisan tanda baca dan penulisan kata.
22. Kesatuan dalam kalimat efektif adalah dengan adanya ide
pokok (subjek dan predikat) sebagai kalimat yang jelas.
Contoh:
Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk. (salah)
A. Kesatuan
K P
Yang tidak berkepentingan dilarang masuk. (benar)
P
S
23. B. Kepaduan
Kepaduan yaitu terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur
pembentuk kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk kalimat adalah
kata, frasa, tanda baca, dan fungsi sintaksis S-P-O-Pel-Ket. Kepaduan
juga menyangkut pemakaian kata tugas yang tepat. Contoh:
Kami telah membicarakan tentang hal itu. (salah)
Kami telah membicarakan hal itu. (benar)
24. C. Keparalelan
Keparalelan adalah pemakaian bentuk gramatikal yang sama untuk
bagian-bagian kalimat tertentu. Umpamanya sebuah perincian jika unsur
pertama menggunakan verba (kata kerja) dan seterusnya juga harus
verba. Jika unsur pertamanya nomina (kata benda), bentuk berikutnya
juga harus nomina. Contoh:
Kakakmu menjadi dosen atau sebagai pengusaha? (salah)
Kakakmu menjadi dosen atau menjadi pengusaha? (benar)
25. Ketepatan adalah kesesuaian/kecocokan pemakaian
unsur-unsur yang membangun suatu kalimat sehingga
terbentuk pengertian yang bulat dan pasti. Contoh:
Karyawan teladan itu memang tekun belajar dari pagi
sehingga petang. (salah)
Karyawan teladan itu memang tekun belajar dari pagi
sampai petang. (benar)
D. Ketepatan
26. E. Kehematan
Kehematan yaitu hemat pemakaian kata atau kelompok kata.
Dengan kata lain tidak mengalami gejala bahasa pleonasme.
Dengan hemat kata, diharapkan kalimat menjadi padat berisi.
Contoh:
Hanya ini saja yang dapat saya berikan. (salah)
Ini saja yang dapat saya berikan. (benar)
27. F. Kelogisan
Kelogisan disini adalah terdapatnya arti kalimat yang
logis/masuk akal. Supaya efektif, kata-kata dalam sebuah
kalimat tidak boleh menimbulkan makna ambigu (ganda)
atau tidak boleh mengandung dua pengertian. Contoh:
* Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-57. (salah)
Alasan: Seolah-olah ada 57 negara Republik Indonesia.
* Hari kemerdekaan ke-57 Republik Indonesia. (benar)
28. CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icon by Flaticon,
and infographics & images from Freepik
Terima Kasih