SlideShare a Scribd company logo
PEMBENTUKAN DAN PERLUASAN KALIMAT
OLEH:
RACHMAT HIDAYAT
NIM. E31115311
MUHAMMAD IHLASUL AMAL
NIM. E31115310
AHMAD AMAR AFIF
NIM. F21115316
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu. Makalah ini kami susun dengan semaksimal
mungkin dan akhirnya dapat terselesaikan tanpa adanya hambatan yang
sulit bagi kami.
Terlepas dari hal tersebut di atas, tentu saja makalah ini belum
mendekati kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca agar kami ke depannya dapat membuat makalah
yang bisa mendekati kesempurnaan.
Akhirnya, kami sangat mengharapkan makalah ini dapat berguna
bagi semua pihak, terkhususnya bagi kami, sehingga dapat menjadi
inspirasi bagi pembacanya.
Makassar, September 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan .................................................. 1
BAB II: PEMBAHASAN................................................................................... 2
A. Unsur-unsur Pembentuk Kalimat............................................... 2
B. Bagian-bagian Kalimat ................................................................ 2
C. Pola-pola Kalimat ......................................................................... 6
D. Macam-macam dan Perluasan Kalimat.................................... 8
BAB III: PENUTUP............................................................................................ 12
A. Kesimpulan.................................................................................... 12
B. Saran.............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana berpikir untuk menyampaikan pesan
kepada orang lain atau menerima dari orang lain atau yang biasa kita
sebut sebagai berkomunikasi. Komunikasi diungkapkan melalui rangkaian
kata-kata, disebut juga kalimat, yang memiliki pola-pola tertentu.
Kalimat ini hendaknya harus memenuhi syarat-syarat kelengkapan
dan kejelasan peran dari unsur pembentuknya. Pengenalan tentang
unsur-unsur tersebut tentu sangatlah bermanfaat dan kemudian dapat
digunakan untuk menilai apakah suatu kalimat telah memenuhi kaidah
tata bahasa atau belum.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah unsur-unsur pembentuk kalimat?
2. Bagaimanakah struktur kalimat yang benar?
3. Apakah yang membedakan kalimat tunggal dan majemuk?
4. Bagaimanakah contoh-contoh perluasan kalimat?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Agar dapat diketahui apa saja yang menyusun suatu kalimat.
2. Untuk mengetahui lebih jelas struktur kalimat yang benar.
3. Untuk mengetahui apakah hal yang membedakan kalimat tunggal
dan majemuk.
4. Untuk mengetahui bagaimana bentuk dari perluasan kalimat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Unsur-unsur Pembentuk Kalimat
Kalimat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “satuan
bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final
dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.” Sehingga dari
definisi tersebut, sebuah kalimat dapat dikatakan tersusun atas kata,
frasa, atau klausa.
1. Kata
Kata merupakan morfem atau kombinasi morfem yang oleh
bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan
sebagai bentuk yang bebas. Misalnya saya, duduk, makan, dll.
2. Frasa
Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang bersifat
nonpredikatif. Misalnya gunung tinggi, sapu tangan, anak pertama,
dll.
3. Klausa
Klausa merupakan satuan gramatikal yang sekurang-kurangnya
terdiri atas subjek (S) dan predikat (P) dan berpotensi menjadi
kalimat. Misalnya dia datang, saya membaca, Fikal menulis, dll.
B. Bagian-bagian Kalimat
Setidak-tidaknya sebuah kalimat harus memiliki subjek (S) dan
predikat (P). Sedangkan, bagian yang lainnya adalah objek (O) apabila
menggunakan kata kerja aktif transitif, serta pelengkap (Pel) dan
keterangan (K) sebagai penjelas terhadap predikat kalimat. Berikut
penjelasan dari bagian-bagian tersebut.
1. Subjek (S)
Subjek merupakan bagian dari kalimat yang menandai
pembicaraan atau yang menjadi pokok pembahasan. Unsur inilah
3
yang wajib ada pada suatu kalimat. Kadang-kadang, subjek juga
merupakan pelaku yang ada pada sebuah kalimat. Adapun ciri-ciri
subjek, yaitu:
a. Jawaban atas pertanyaan apa atau siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban
atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu
kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya
digunakan kata tanya siapa.
b. Biasanya disertai kata itu, ini, yang dan tersebut (sebagai
pembatas antara subjek dan predikat)
c. Mempunyai keterangan pewatas/atribut yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan
lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang.
Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
d. Tidak didahului preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke,
kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan
menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan
kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
e. Berupa kata benda atau frase kata benda
Subjek kebanyakan berupa kata benda atau frase kata benda.
Di samping kata benda, subjek dapat berupa kata kerja atau
kata sifat, biasanya, disertai kata penunjuk itu.
2. Predikat (P)
Predikat adalah bagian kalimat yang menandai pembicaraan atau
tindakan subjek serta penjelas dari subjek yang dapat berupa kata
atau frasa. Adapun ciri-ciri predikat, yaitu:
a. Jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan
informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah
predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat
4
digunakan untuk menentukan predikat yang berupa kata benda
penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan
untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata
bilangan) atau frase numeralia.
b. Kata adalah atau ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat
itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang
panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
c. Dapat diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk
pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk
pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa
kata kerja atau kata sifat. Di samping tidak sebagai penanda
predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang
berupa kata benda atau predikat kata merupakan.
d. Dapat disertai kata-kata aspek atau modalitas
Predikat kalimat yang berupa kata kerja atau kata sifat dapat
disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum,
dan akan. Kata-kata itu terletak di depan kata kerja atau kata
sifat. Kalimat yang subjeknya berupa kata benda bernyawa
dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap
pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
3. Objek (O)
Objek adalah perkara atau orang yang menjadi pokok pembicaraan.
Objek berada di belakang predikat apabila bentuk kalimatnya aktif
transitif dan dapat berubah menjadi subjek (S) apabila kalimatnya
berbentuk pasif. Adapun ciri-ciri objek, yaitu:
a. Langsung di belakang predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah
mendahului predikat.
b. Dapat menjadi subjek kalimat pasif
5
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi
subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif
ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif
menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan
perubahan bentuk kata kerja predikatnya.
c. Tidak didahului preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat dan
tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat
dan objek tidak dapat disisipkanpreposisi.
d. Kategori katanya kata benda/frase kata benda
e. Dapat diganti dengan -nya
f. Didahului kata bahwa
g. Anak kalimat pengganti kata benda ditandai oleh kata bahwa
dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat
transitif.
h. Kebanyakan kata kerja berawalan ber- atau ter- tidak
memerlukan objek (intransitif)
i. Kebanyakan kata kerja berawalan me- memerlukan objek
(transitif)
4. Pelengkap (Pel)
Pelengkap merupakan unsur yang melengkapi predikat verbal dan
berada di belakang predikat. Berbeda dengan objek, pelengkap
tidak dapat berubah menjadi subjek ketika dipasifkan. Adapun ciri-
ciri pelengkap, yaitu:
a. Terletak di belakang predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di
belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi
unsur lain, yaitu objek.
b. Tidak didahului preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Unsur
kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan.
6
c. Kategori katanya dapat berupa kata benda, kata kerja, atau kata
sifat.
5. Keterangan (K)
Sesuai namanya, unsur keterangan berfungsi sebagai penjelas
kata atau bagian kalimat yang lain. Posisi keterangan tidaklah
menentu, sehingga dapat berada pada posisi manapun di dalam
sebuah kalimat. Adapun ciri-ciri keterangan, yaitu:
a. Bukan unsur utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap,
keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya
dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
b. Dapat dipindah-pindah posisi/letaknya bebas
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang
memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati
posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan
predikat. Jika tidak dapat di pindah-pindahkan, maka unsur
tersebut tidak termasuk keterangan.
c. Umumnya di dahului oleh preposisi seperti, di, dari, ke, atau
tentang
C. Pola-pola Kalimat
Suatu kalimat tersusun atas pola-pola tertentu tergantung dari
seberapa banyak kata di dalam kalimat tersebut. Telah dijelaskan
sebelumnya bahwa kalimat setidaknya memiliki subjek (S) dan objek (O).
Jadi, pola kalimat yang paling sederhana yaitu pola S P. Berikut
penjelasan lebih lanjut mengenai pola-pola kalimat.
1. Kalimat berpola S P
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat
untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau
kata bilangan. Contoh:
7
a) Mereka sedang berenang
S P
b) Ayahnya guru SMA.
S P
c) Gambar itu bagus
S P
2. Kalimat berpola S P O
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif,
dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Contoh:
a) Mereka sedang menyusun karangan ilmiah
S P O
b) Dia sedang menulis novel
S P O
3. Kalimat berpola S P Pel.
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau
adjektiva. Contoh:
Anaknya beternak ayam
S P Pel.
4. Kalimat berpola S P O Pel.
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan
pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal,
dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Contoh:
Dia mengirimi saya surat
S P O Pel.
5. Kalimat berpola S P K
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki
unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa
8
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan
keterangan berupa frasa berpreposisi. Contoh:
Mereka berasal dari Surabaya
S P K
6. Kalimat berpola S P O K
Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan
keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat
berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal,
dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Contoh:
Kami memasukkan pakaian ke dalam lemari
S P O K
7. Kalimat berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa
frasa berpreposisi. Contoh:
Ungu bermain musik di atas panggung
S P Pel. K
8. Kalimat berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina
atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal,
dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Contoh:
Dia mengirimi ibunya uang setiap bulan
S P O Pel. K
D. Macam-macam dan Perluasan Kalimat
Menurut struktur gramatikalnya, kalimat dapat dibedakan menjadi
kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
1. Kalimat tunggal
Kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa.
Kalimat ini merupakan kalimat paling sederhana. Kalimat tunggal
9
setidaknya memiliki satu subjek (S) dan satu predikat (P). Berikut
ini beberapa contoh kalimat tunggal.
a. Ia berdiri di tempat itu sejak tadi.
b. Aku terjebak macet di sana.
c. Dia sarapan dengan makanan seadanya.
d. Beliau adalah salah satu orang berpengaruh di sini.
2. Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang berpola dua atau lebih.
Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat.
Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan
melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di
dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat. Kalimat ini
juga telah mengalami perluasan karena telah memiliki dua kalimat
atau lebih.
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang
berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan
cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Berikut ini jenis-
jenis kalimat majemuk.
a. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah penggabungan dua kalimat atau
lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk
setara terdiri dari lima macam, yaitu:
1) Pemilihan yang menggunakan konjungsi atau;
2) Penguatan atau penegasan dengan konjungsi bahkan;
3) Penggabungan dengan konjungsi dan;
4) Urutan waktu dengan konjungsi kemudian, lalu, atau lantas;
dan
5) Berlawanan dengan konjungsi sedangkan, tetapi atau
melainkan.
10
Berikut ini beberapa contoh kalimat majemuk setara.
1) Kita menyelesaikan tugas itu dengan segera atau
menyerahkannya kepada orang lain.
2) Ia pulang ke rumahnya lalu pergi menjenguk anaknya.
3) Adik menyanyi dan saya menari.
b. Kalimat majemuk rapatan
Kalimat majemuk rapatan adalah gabungan beberapa kalimat
tunggal yang karena subjek, predikat, atau objeknya sama,
maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali. Contoh
kalimat majemuk rapatan, yaitu:
1) Kalimat 1: Pekerjaannya hanya makan.
Kalimat 2: Pekerjaannya hanya tidur.
Kalimat 3: Pekerjaannya hanya merokok.
Kalimat akhir: Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan
merokok.
2) Kalimat 1: Ia hanya datang di sekolah.
Kalimat 2: Ia hanya duduk di sekolah.
Kalimat akhir: Ia hanya datang dan duduk di sekolah.
c. Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat
atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di
dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat
dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola
yang terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk
bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yaitu:
1) Syarat dengan konjungsi jika, kalau, manakala, andaikata,
atau asal(kan);
2) Tujuan dengan konjungsi agar, supaya, atau biar;
3) Perlawanan atau konsesif dengan konjungsi walaupun,
kendati(pun), atau biarpun;
11
4) Penyebaban dengan konjungsi sebab, karena, atau oleh
karena;
5) Pengakibatan dengan konjungsi maka atau sehingga;
6) Cara dengan konjungsi dengan atau tanpa;
7) Alat dengan konjungsi dengan atau tanpa;
8) Perbandingan dengan konjungsi seperti, bagaikan, atau alih-
alih;
9) Penjelasan dengan konjungsi bahwa; dan
10)Kenyataan dengan konjungsi padahal.
Berikut ini beberapa contoh kalimat majemuk bertingkat.
1) Ia berhasil mengembangkan pabriknya setelah memperoleh
pinjaman dari bank.
2) Saya akan bekerja dengan tekun bila berhasil diterima
sebagai pegawai di kantor itu.
3) Engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat
mencapai IPK yang tinggi.
4) Meskipun hari ini hujan, anak itu tetap berangkat ke sekolah.
d. Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-
kurangnya terdiri dari tiga kalimat. Berikut ini contoh kalimat
majemuk campuran.
Kalimat 1: Toni bermain dengan Kevin.
Kalimat 2: Rina membaca buku di kamar.
Kalimat 3: Ketika aku datang ke rumahnya.
Kalimat akhir: Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca
buku di kamar ketika aku datang ke rumahnya.
12
BAB III
PENTUP
A. Kesimpulan
1. Kalimat tersusun atas kata, frasa, atau klausa.
2. Setidaknya kalimat memiliki subjek (S) dan predikat (P).
3. Bagian kalimat selain subjek (S) dan predikat (P) yaitu objek (O),
pelengkap (Pel.), dan keterangan (K).
4. Subjek (S) adalah yang menjadi pokok pembahasan.
5. Predikat (P) adalah bagian yang menandai pembicaraan.
6. Objek (O) adalah orang yang menjadi pokok pembicaraan.
7. Pelengkap (Pel.) adalah unsur yang melengkapi predikat verbal.
8. Keterangan (K) adalah unsur yang berfungsi sebagai penjelas.
9. Kalimat memiliki pola tertentu, yaitu berpola S P, S P O, S P Pel., S
P O Pel., S P K, S P O K, S P Pel. K, dan S P O Pel. K.
10.Kalimat secara garis besar dibagi menjadi kalimat tunggal dan
majemuk.
11.Kalimat tunggal terdiri dari satu klausa dan merupakan kalimat
paling sederhana.
12.Kalimat majemuk adalah kalimat yang telah mengalami perluasan
dengan berpola dua atau lebih.
13.Kalimat majemuk dibagi menjadi kalimat majemuk setara, rapatan,
bertingkat, dan campuran.
B. Saran
1. Sebagai warga negara yang baik, hendaknya kita mempelajari lebih
dalam mengenai Bahasa Indonesia.
2. Kita tidak boleh menyepelekan hal-hal kecil dalam menyusun
kalimat, hendaknya kita kembali merujuk kepada kaidah tata bahas.
13
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Surabaya:
Airlangga University Press.
Djafar, Muhammad Rasyidin S. 2013. “Pembentukan dan Perluasan
Kalimat,” (Online). (link:
http://rasydinsjatry.blogspot.com/2013/04/pembentukan-dan-
perluasan-kalimat.html, diakses pada hari Jumat tanggal 4
September 2015).
Madjid, Fadilah. 2013. “Pembentukan dan Perluasan Kalimat,” (Online).
(link: http://fadilahmadjid.blogspot.com/2013/03/pembentukan-dan-
perluasan-kalimat.html, diakses pada hari Jumat tanggal 4
September 2015).
Tim Wikipedia. 2015. “Kalimat,” Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia
Bebas (Online). (link: https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat, diakses
pada hari Jumat tanggal 4 September 2015).
Usman, Arifin, et. al. 2014. Himpunan Materi Kuliah Bahasa Indonesia,
edisi revisi. Modul UPT-MKU Universitas Hasanuddin.
Yulianto, Iqbal. 2008. “Perluasan Kalimat Tunggal,” (Online). (link:
http://iqbalyulianto.blogspot.com/2008/12/perluasan-kalimat-
tunggal.html, diakses pada hari Jumat tanggal 4 September 2015).

More Related Content

What's hot

Presentasi tanda baca
Presentasi tanda bacaPresentasi tanda baca
Presentasi tanda baca
Sofyan Argi
 
Bahasa indonesia (Paragraf)
Bahasa indonesia (Paragraf)Bahasa indonesia (Paragraf)
Bahasa indonesia (Paragraf)
Christian Lokas
 
Teknik Pengembangan Paragraf
Teknik Pengembangan ParagrafTeknik Pengembangan Paragraf
Teknik Pengembangan Paragraf
Bank Miko
 
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaContoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Reski Aprilia
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
Ahyaniyani
 
Bab tentang kalimat
Bab tentang kalimatBab tentang kalimat
Bab tentang kalimat
Ibnu Khoiry
 

What's hot (20)

TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIATATA KALIMAT BAHASA INDONESIA
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA
 
BAHASA INDONESIA - Paragraf atau Alinea
BAHASA INDONESIA - Paragraf atau AlineaBAHASA INDONESIA - Paragraf atau Alinea
BAHASA INDONESIA - Paragraf atau Alinea
 
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa IndonesiaMakalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
 
PPT Teks Hasil Observasi (Kelas 7)
PPT Teks Hasil Observasi (Kelas 7)PPT Teks Hasil Observasi (Kelas 7)
PPT Teks Hasil Observasi (Kelas 7)
 
Kerangka karangan kel.5
Kerangka karangan kel.5Kerangka karangan kel.5
Kerangka karangan kel.5
 
Presentasi tanda baca
Presentasi tanda bacaPresentasi tanda baca
Presentasi tanda baca
 
Paragraf bahasa indonesia
Paragraf bahasa indonesia Paragraf bahasa indonesia
Paragraf bahasa indonesia
 
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Katappt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
 
Bahasa indonesia (Paragraf)
Bahasa indonesia (Paragraf)Bahasa indonesia (Paragraf)
Bahasa indonesia (Paragraf)
 
Teknik Pengembangan Paragraf
Teknik Pengembangan ParagrafTeknik Pengembangan Paragraf
Teknik Pengembangan Paragraf
 
JENIS-JENIS KALIMAT
JENIS-JENIS KALIMATJENIS-JENIS KALIMAT
JENIS-JENIS KALIMAT
 
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektifPresentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
 
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
 
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaContoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
 
PARAGRAF (ppt)
PARAGRAF (ppt)PARAGRAF (ppt)
PARAGRAF (ppt)
 
Makalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragrafMakalah bahasa indonesia paragraf
Makalah bahasa indonesia paragraf
 
Paragraf
ParagrafParagraf
Paragraf
 
sandang kata
sandang katasandang kata
sandang kata
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
Bab tentang kalimat
Bab tentang kalimatBab tentang kalimat
Bab tentang kalimat
 

Viewers also liked (8)

Pembentukan paragraf
Pembentukan paragrafPembentukan paragraf
Pembentukan paragraf
 
Makalah pembentukan kata dan kalimat
Makalah pembentukan kata dan kalimatMakalah pembentukan kata dan kalimat
Makalah pembentukan kata dan kalimat
 
MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH
MAKALAH BAHASA INDONESIA  RAGAM ILMIAHMAKALAH BAHASA INDONESIA  RAGAM ILMIAH
MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH
 
Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"Makalah bahas indonesia "kalimat"
Makalah bahas indonesia "kalimat"
 
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
2.pengertian sejarah fungsi dan kedudukan
 
Bahasa indonesia full
Bahasa indonesia fullBahasa indonesia full
Bahasa indonesia full
 
SOAL IPA SD OSN 2016
SOAL IPA SD OSN 2016SOAL IPA SD OSN 2016
SOAL IPA SD OSN 2016
 
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalahContoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
Contoh Kata Pengantar dan Daftar isi dalam pembuatan makalah
 

Similar to Pembentukan dan perluasan kalimat

Bab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biBab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan bi
Nurul Qamar
 
Kalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam Bahasa IndonesiaKalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam Bahasa Indonesia
Rifka Marwani
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
Yuan Dae
 

Similar to Pembentukan dan perluasan kalimat (20)

Hanna sofiah
Hanna sofiahHanna sofiah
Hanna sofiah
 
Bab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biBab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan bi
 
Kalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam Bahasa IndonesiaKalimat dalam Bahasa Indonesia
Kalimat dalam Bahasa Indonesia
 
MAKALAH BAHASA INGGRIS participal phrases.docx
MAKALAH BAHASA INGGRIS participal phrases.docxMAKALAH BAHASA INGGRIS participal phrases.docx
MAKALAH BAHASA INGGRIS participal phrases.docx
 
ppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptxppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptx
 
KELOMPOK 5.pdf
KELOMPOK 5.pdfKELOMPOK 5.pdf
KELOMPOK 5.pdf
 
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docx
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docxCARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docx
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docx
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
ini adalaha sebuah makalah tentang -paragraf.pdf
ini adalaha sebuah makalah tentang -paragraf.pdfini adalaha sebuah makalah tentang -paragraf.pdf
ini adalaha sebuah makalah tentang -paragraf.pdf
 
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdfJenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
 
Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa IndonesiaMakalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
 
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
 
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docxJenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
 
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektifPresentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
 
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektifPresentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
 
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektifPresentasi bahasa indonesia kalimat efektif
Presentasi bahasa indonesia kalimat efektif
 
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptx
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptxKALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptx
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptx
 
Kalimat Efektif
Kalimat EfektifKalimat Efektif
Kalimat Efektif
 
Bahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptx
Bahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptxBahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptx
Bahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptx
 

More from Muhammad Amal

Organisasi kerjasama islam
Organisasi kerjasama islamOrganisasi kerjasama islam
Organisasi kerjasama islam
Muhammad Amal
 

More from Muhammad Amal (16)

Bahan Ajar TIK Kelas XII Semester 1
Bahan Ajar TIK Kelas XII Semester 1Bahan Ajar TIK Kelas XII Semester 1
Bahan Ajar TIK Kelas XII Semester 1
 
Pengertian Buffer
Pengertian BufferPengertian Buffer
Pengertian Buffer
 
Makromolekul
MakromolekulMakromolekul
Makromolekul
 
Hukum Dalton
Hukum DaltonHukum Dalton
Hukum Dalton
 
Fraksi-fraksi Minyak Bumi
Fraksi-fraksi Minyak BumiFraksi-fraksi Minyak Bumi
Fraksi-fraksi Minyak Bumi
 
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan ResonansiRangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
Rangkaian Seri R-L-C dan Resonansi
 
Teori Abiogenesis Modern (Evolusi Kimia) dan Evolusi Biologi
Teori Abiogenesis Modern (Evolusi Kimia) dan Evolusi BiologiTeori Abiogenesis Modern (Evolusi Kimia) dan Evolusi Biologi
Teori Abiogenesis Modern (Evolusi Kimia) dan Evolusi Biologi
 
Otot
OtotOtot
Otot
 
Miokarditis
MiokarditisMiokarditis
Miokarditis
 
Blood Moon
Blood MoonBlood Moon
Blood Moon
 
Perilaku Tercela
Perilaku TercelaPerilaku Tercela
Perilaku Tercela
 
Kaum dhuafa
Kaum dhuafaKaum dhuafa
Kaum dhuafa
 
Sistem Pemerintahan
Sistem PemerintahanSistem Pemerintahan
Sistem Pemerintahan
 
Tekanan dan Tekanan Hidrostatis
Tekanan dan Tekanan HidrostatisTekanan dan Tekanan Hidrostatis
Tekanan dan Tekanan Hidrostatis
 
Organisasi kerjasama islam
Organisasi kerjasama islamOrganisasi kerjasama islam
Organisasi kerjasama islam
 
Kimia Organik
Kimia OrganikKimia Organik
Kimia Organik
 

Recently uploaded

PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 

Recently uploaded (20)

PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 

Pembentukan dan perluasan kalimat

  • 1. PEMBENTUKAN DAN PERLUASAN KALIMAT OLEH: RACHMAT HIDAYAT NIM. E31115311 MUHAMMAD IHLASUL AMAL NIM. E31115310 AHMAD AMAR AFIF NIM. F21115316 UNIVERSITAS HASANUDDIN 2015
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin dan akhirnya dapat terselesaikan tanpa adanya hambatan yang sulit bagi kami. Terlepas dari hal tersebut di atas, tentu saja makalah ini belum mendekati kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami ke depannya dapat membuat makalah yang bisa mendekati kesempurnaan. Akhirnya, kami sangat mengharapkan makalah ini dapat berguna bagi semua pihak, terkhususnya bagi kami, sehingga dapat menjadi inspirasi bagi pembacanya. Makassar, September 2015 Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................ i KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii DAFTAR ISI....................................................................................................... iii BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang.............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan .................................................. 1 BAB II: PEMBAHASAN................................................................................... 2 A. Unsur-unsur Pembentuk Kalimat............................................... 2 B. Bagian-bagian Kalimat ................................................................ 2 C. Pola-pola Kalimat ......................................................................... 6 D. Macam-macam dan Perluasan Kalimat.................................... 8 BAB III: PENUTUP............................................................................................ 12 A. Kesimpulan.................................................................................... 12 B. Saran.............................................................................................. 12 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berpikir untuk menyampaikan pesan kepada orang lain atau menerima dari orang lain atau yang biasa kita sebut sebagai berkomunikasi. Komunikasi diungkapkan melalui rangkaian kata-kata, disebut juga kalimat, yang memiliki pola-pola tertentu. Kalimat ini hendaknya harus memenuhi syarat-syarat kelengkapan dan kejelasan peran dari unsur pembentuknya. Pengenalan tentang unsur-unsur tersebut tentu sangatlah bermanfaat dan kemudian dapat digunakan untuk menilai apakah suatu kalimat telah memenuhi kaidah tata bahasa atau belum. B. Rumusan Masalah 1. Apakah unsur-unsur pembentuk kalimat? 2. Bagaimanakah struktur kalimat yang benar? 3. Apakah yang membedakan kalimat tunggal dan majemuk? 4. Bagaimanakah contoh-contoh perluasan kalimat? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Agar dapat diketahui apa saja yang menyusun suatu kalimat. 2. Untuk mengetahui lebih jelas struktur kalimat yang benar. 3. Untuk mengetahui apakah hal yang membedakan kalimat tunggal dan majemuk. 4. Untuk mengetahui bagaimana bentuk dari perluasan kalimat.
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Unsur-unsur Pembentuk Kalimat Kalimat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.” Sehingga dari definisi tersebut, sebuah kalimat dapat dikatakan tersusun atas kata, frasa, atau klausa. 1. Kata Kata merupakan morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Misalnya saya, duduk, makan, dll. 2. Frasa Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Misalnya gunung tinggi, sapu tangan, anak pertama, dll. 3. Klausa Klausa merupakan satuan gramatikal yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek (S) dan predikat (P) dan berpotensi menjadi kalimat. Misalnya dia datang, saya membaca, Fikal menulis, dll. B. Bagian-bagian Kalimat Setidak-tidaknya sebuah kalimat harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Sedangkan, bagian yang lainnya adalah objek (O) apabila menggunakan kata kerja aktif transitif, serta pelengkap (Pel) dan keterangan (K) sebagai penjelas terhadap predikat kalimat. Berikut penjelasan dari bagian-bagian tersebut. 1. Subjek (S) Subjek merupakan bagian dari kalimat yang menandai pembicaraan atau yang menjadi pokok pembahasan. Unsur inilah
  • 6. 3 yang wajib ada pada suatu kalimat. Kadang-kadang, subjek juga merupakan pelaku yang ada pada sebuah kalimat. Adapun ciri-ciri subjek, yaitu: a. Jawaban atas pertanyaan apa atau siapa Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa. b. Biasanya disertai kata itu, ini, yang dan tersebut (sebagai pembatas antara subjek dan predikat) c. Mempunyai keterangan pewatas/atribut yang Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas. d. Tidak didahului preposisi Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek. e. Berupa kata benda atau frase kata benda Subjek kebanyakan berupa kata benda atau frase kata benda. Di samping kata benda, subjek dapat berupa kata kerja atau kata sifat, biasanya, disertai kata penunjuk itu. 2. Predikat (P) Predikat adalah bagian kalimat yang menandai pembicaraan atau tindakan subjek serta penjelas dari subjek yang dapat berupa kata atau frasa. Adapun ciri-ciri predikat, yaitu: a. Jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat
  • 7. 4 digunakan untuk menentukan predikat yang berupa kata benda penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frase numeralia. b. Kata adalah atau ialah Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas. c. Dapat diingkarkan Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa kata kerja atau kata sifat. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa kata benda atau predikat kata merupakan. d. Dapat disertai kata-kata aspek atau modalitas Predikat kalimat yang berupa kata kerja atau kata sifat dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan kata kerja atau kata sifat. Kalimat yang subjeknya berupa kata benda bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau. 3. Objek (O) Objek adalah perkara atau orang yang menjadi pokok pembicaraan. Objek berada di belakang predikat apabila bentuk kalimatnya aktif transitif dan dapat berubah menjadi subjek (S) apabila kalimatnya berbentuk pasif. Adapun ciri-ciri objek, yaitu: a. Langsung di belakang predikat Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat. b. Dapat menjadi subjek kalimat pasif
  • 8. 5 Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk kata kerja predikatnya. c. Tidak didahului preposisi Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat dan tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkanpreposisi. d. Kategori katanya kata benda/frase kata benda e. Dapat diganti dengan -nya f. Didahului kata bahwa g. Anak kalimat pengganti kata benda ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif. h. Kebanyakan kata kerja berawalan ber- atau ter- tidak memerlukan objek (intransitif) i. Kebanyakan kata kerja berawalan me- memerlukan objek (transitif) 4. Pelengkap (Pel) Pelengkap merupakan unsur yang melengkapi predikat verbal dan berada di belakang predikat. Berbeda dengan objek, pelengkap tidak dapat berubah menjadi subjek ketika dipasifkan. Adapun ciri- ciri pelengkap, yaitu: a. Terletak di belakang predikat Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. b. Tidak didahului preposisi Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan.
  • 9. 6 c. Kategori katanya dapat berupa kata benda, kata kerja, atau kata sifat. 5. Keterangan (K) Sesuai namanya, unsur keterangan berfungsi sebagai penjelas kata atau bagian kalimat yang lain. Posisi keterangan tidaklah menentu, sehingga dapat berada pada posisi manapun di dalam sebuah kalimat. Adapun ciri-ciri keterangan, yaitu: a. Bukan unsur utama Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib. b. Dapat dipindah-pindah posisi/letaknya bebas Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat. Jika tidak dapat di pindah-pindahkan, maka unsur tersebut tidak termasuk keterangan. c. Umumnya di dahului oleh preposisi seperti, di, dari, ke, atau tentang C. Pola-pola Kalimat Suatu kalimat tersusun atas pola-pola tertentu tergantung dari seberapa banyak kata di dalam kalimat tersebut. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kalimat setidaknya memiliki subjek (S) dan objek (O). Jadi, pola kalimat yang paling sederhana yaitu pola S P. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai pola-pola kalimat. 1. Kalimat berpola S P Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Contoh:
  • 10. 7 a) Mereka sedang berenang S P b) Ayahnya guru SMA. S P c) Gambar itu bagus S P 2. Kalimat berpola S P O Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Contoh: a) Mereka sedang menyusun karangan ilmiah S P O b) Dia sedang menulis novel S P O 3. Kalimat berpola S P Pel. Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Contoh: Anaknya beternak ayam S P Pel. 4. Kalimat berpola S P O Pel. Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Contoh: Dia mengirimi saya surat S P O Pel. 5. Kalimat berpola S P K Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa
  • 11. 8 nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Contoh: Mereka berasal dari Surabaya S P K 6. Kalimat berpola S P O K Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Contoh: Kami memasukkan pakaian ke dalam lemari S P O K 7. Kalimat berpola S P Pel. K Kalimat dasar tipa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Contoh: Ungu bermain musik di atas panggung S P Pel. K 8. Kalimat berpola S P O Pel. K Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Contoh: Dia mengirimi ibunya uang setiap bulan S P O Pel. K D. Macam-macam dan Perluasan Kalimat Menurut struktur gramatikalnya, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk. 1. Kalimat tunggal Kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa. Kalimat ini merupakan kalimat paling sederhana. Kalimat tunggal
  • 12. 9 setidaknya memiliki satu subjek (S) dan satu predikat (P). Berikut ini beberapa contoh kalimat tunggal. a. Ia berdiri di tempat itu sejak tadi. b. Aku terjebak macet di sana. c. Dia sarapan dengan makanan seadanya. d. Beliau adalah salah satu orang berpengaruh di sini. 2. Kalimat majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat yang berpola dua atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat. Kalimat ini juga telah mengalami perluasan karena telah memiliki dua kalimat atau lebih. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Berikut ini jenis- jenis kalimat majemuk. a. Kalimat majemuk setara Kalimat majemuk setara adalah penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yaitu: 1) Pemilihan yang menggunakan konjungsi atau; 2) Penguatan atau penegasan dengan konjungsi bahkan; 3) Penggabungan dengan konjungsi dan; 4) Urutan waktu dengan konjungsi kemudian, lalu, atau lantas; dan 5) Berlawanan dengan konjungsi sedangkan, tetapi atau melainkan.
  • 13. 10 Berikut ini beberapa contoh kalimat majemuk setara. 1) Kita menyelesaikan tugas itu dengan segera atau menyerahkannya kepada orang lain. 2) Ia pulang ke rumahnya lalu pergi menjenguk anaknya. 3) Adik menyanyi dan saya menari. b. Kalimat majemuk rapatan Kalimat majemuk rapatan adalah gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat, atau objeknya sama, maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali. Contoh kalimat majemuk rapatan, yaitu: 1) Kalimat 1: Pekerjaannya hanya makan. Kalimat 2: Pekerjaannya hanya tidur. Kalimat 3: Pekerjaannya hanya merokok. Kalimat akhir: Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. 2) Kalimat 1: Ia hanya datang di sekolah. Kalimat 2: Ia hanya duduk di sekolah. Kalimat akhir: Ia hanya datang dan duduk di sekolah. c. Kalimat majemuk bertingkat Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yaitu: 1) Syarat dengan konjungsi jika, kalau, manakala, andaikata, atau asal(kan); 2) Tujuan dengan konjungsi agar, supaya, atau biar; 3) Perlawanan atau konsesif dengan konjungsi walaupun, kendati(pun), atau biarpun;
  • 14. 11 4) Penyebaban dengan konjungsi sebab, karena, atau oleh karena; 5) Pengakibatan dengan konjungsi maka atau sehingga; 6) Cara dengan konjungsi dengan atau tanpa; 7) Alat dengan konjungsi dengan atau tanpa; 8) Perbandingan dengan konjungsi seperti, bagaikan, atau alih- alih; 9) Penjelasan dengan konjungsi bahwa; dan 10)Kenyataan dengan konjungsi padahal. Berikut ini beberapa contoh kalimat majemuk bertingkat. 1) Ia berhasil mengembangkan pabriknya setelah memperoleh pinjaman dari bank. 2) Saya akan bekerja dengan tekun bila berhasil diterima sebagai pegawai di kantor itu. 3) Engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat mencapai IPK yang tinggi. 4) Meskipun hari ini hujan, anak itu tetap berangkat ke sekolah. d. Kalimat majemuk campuran Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang- kurangnya terdiri dari tiga kalimat. Berikut ini contoh kalimat majemuk campuran. Kalimat 1: Toni bermain dengan Kevin. Kalimat 2: Rina membaca buku di kamar. Kalimat 3: Ketika aku datang ke rumahnya. Kalimat akhir: Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca buku di kamar ketika aku datang ke rumahnya.
  • 15. 12 BAB III PENTUP A. Kesimpulan 1. Kalimat tersusun atas kata, frasa, atau klausa. 2. Setidaknya kalimat memiliki subjek (S) dan predikat (P). 3. Bagian kalimat selain subjek (S) dan predikat (P) yaitu objek (O), pelengkap (Pel.), dan keterangan (K). 4. Subjek (S) adalah yang menjadi pokok pembahasan. 5. Predikat (P) adalah bagian yang menandai pembicaraan. 6. Objek (O) adalah orang yang menjadi pokok pembicaraan. 7. Pelengkap (Pel.) adalah unsur yang melengkapi predikat verbal. 8. Keterangan (K) adalah unsur yang berfungsi sebagai penjelas. 9. Kalimat memiliki pola tertentu, yaitu berpola S P, S P O, S P Pel., S P O Pel., S P K, S P O K, S P Pel. K, dan S P O Pel. K. 10.Kalimat secara garis besar dibagi menjadi kalimat tunggal dan majemuk. 11.Kalimat tunggal terdiri dari satu klausa dan merupakan kalimat paling sederhana. 12.Kalimat majemuk adalah kalimat yang telah mengalami perluasan dengan berpola dua atau lebih. 13.Kalimat majemuk dibagi menjadi kalimat majemuk setara, rapatan, bertingkat, dan campuran. B. Saran 1. Sebagai warga negara yang baik, hendaknya kita mempelajari lebih dalam mengenai Bahasa Indonesia. 2. Kita tidak boleh menyepelekan hal-hal kecil dalam menyusun kalimat, hendaknya kita kembali merujuk kepada kaidah tata bahas.
  • 16. 13 DAFTAR PUSTAKA Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press. Djafar, Muhammad Rasyidin S. 2013. “Pembentukan dan Perluasan Kalimat,” (Online). (link: http://rasydinsjatry.blogspot.com/2013/04/pembentukan-dan- perluasan-kalimat.html, diakses pada hari Jumat tanggal 4 September 2015). Madjid, Fadilah. 2013. “Pembentukan dan Perluasan Kalimat,” (Online). (link: http://fadilahmadjid.blogspot.com/2013/03/pembentukan-dan- perluasan-kalimat.html, diakses pada hari Jumat tanggal 4 September 2015). Tim Wikipedia. 2015. “Kalimat,” Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia Bebas (Online). (link: https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat, diakses pada hari Jumat tanggal 4 September 2015). Usman, Arifin, et. al. 2014. Himpunan Materi Kuliah Bahasa Indonesia, edisi revisi. Modul UPT-MKU Universitas Hasanuddin. Yulianto, Iqbal. 2008. “Perluasan Kalimat Tunggal,” (Online). (link: http://iqbalyulianto.blogspot.com/2008/12/perluasan-kalimat- tunggal.html, diakses pada hari Jumat tanggal 4 September 2015).