SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat.
Baik sebagai alat komunikasi secara langsung maupun dapat digunakan sebagai alat
komunikasi secara tulisan. Dimana, bahasa sangat erat kaitannya dengan tutur kata
yang didalamnnya terdapat kata maupun kalimat.
Kalimat merupakan hal yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Kalimat sering digunakan dalam berdialog baik itu dalam forum resmi atau dalam
kehidupan sehari-hari. Kalimat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari
merupakan kalimat yang tidak efektif, masih banyak kalimat yang salah, namun tetap
masih digunakan. Oleh sebab itu kita harus mempelajari hal-hal mengenai kalimat
yang baik untuk melancarkan berbahasa.
Kalimat yang baik harus memenuhi syarat kelengkapan dan kejelasan peran
unsur-unsur pembentuk kalimat yang meliputi subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan. Pengenalan terhadap ciri-ciri dan peran unsur-unsur pembentuk kalimat
sangat bermanfaat dalam menghasilkan dan menilai apakah suatu kalimat telah
memenuhi kaidah ketatabahasan atau belum. Selain itu, pemahaman terhadap kata
dan kelompok kata pembentuk unsur-unsur kalimat merupakan faktor pendukung
dalam menghasilkan kalimat yang baik dan benar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian dan Karakteristik dari kalimat ?
2. Apakah Bagian-bagian dari kalimat ?
3. Bagaimanakah Penggabungan/ Perluasan gagasan-gagasan yang berkaitan
pada kalimat-kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk?
2
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan latar belakang dan masalah yang telah dirumuskan , maka
tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Agar pembaca dapat mengetahui pengertian dan Karakteristik dari
kalimat.
2. Agar pembaca dapat mengetahui bagian-bagian dari kalimat.
3. Agar pembaca dapat mengetahui penggabungan/ perluasan gagasan-
gagasan yang berkaitan pada kalimat-kalimat tunggal menjadi kalimat
majemuk.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Karakteristik kalimat
Kalimat sebagai satuan bahasa yang lebih besar dari pada kata atau frasa
merupakan rangkaian kata yang menyatakan pikiran tertentu yang secara relatif dapat
berdiri sendiri, dan intonasinya menunjukkan batas antara sesamanya. Dalam bahasa
lisan kalimat diawali dan diakhiri dengan kesenyapan, dan dalam bahasa ditulis
diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru atau tanda
tanya. Setiap kalimat yang muncul dalam tulisan atau pembicaraan masing-masing
menyatakan pikiran yang terbatas, tetapi tetap utuh baik secara tersurat maupun
secara tersirat. Pikiran yang utuh pada setiap kalimat diungkapkan pada dua
bagian,yaitu subjek dan predikat. Subjek yang menjadi pokok dalam kalimat
dijelaskan maknanya oleh predikat.
Kalimat disusun berdasarkan unsur-unsur yang berupa kata, frasa, atau klausa
.Jika disusun berdasarkan pengertian di atas, unsur-unsur tersebut mempunyai fungsi
dan pengertian tertentu yang disebut bagian kalimat. Ada yang tidak dapat
dihilangkan, ada pula bagian yang dapat dihilangkan. Bagian yang tidak dapat
dihilangkan itu disebut inti kalimat, sedang bagian yang dapat dihilangkan bukan inti
kalimat. Bagian inti dapat membentuk kalimat dasar, dan bagian bukan inti dapat
membentuk kalimat luas.
Contoh 1:
Buku ini baru terbit.
Isinya sungguh bagus !
Di mana buku ini dapat dibeli ?
4
Contoh 2:
(1) Menulis ilmiah itu mudah. (2) Kemudahan menulis dapat dirasakan oleh setiap
orang yang mempelajarinya secara serius. (3) Kemudahan menulis itu dapat
dikelompokkan ke dalam tiga hal, yaitu: menentukan ide, mengorganisasi ide, dan
mengekspresikan ide tersebut dengan kalimat efektif sehingga menjadi sebuah
karangan yang utuh.
Paragraf tersebut terdiri atas tiga buah kalimat. Kalimat (1) berupa kalimat
dasar terdiri atas dua bagian kalimat inti, yakni: /Menulis ilmiah itu/ mudah/. Kalimat
(2) berupa kalimat luas terdiri atas dua bagian inti dan satu bagian bukan inti:
Kemudahan menulis/ dapat dirasakan/ oleh setiap orang yang mempelajarinya secara
serius/. Kalimat (3) berupa kalimat luas terdiri atas bagian inti dan dua bukan bagian
inti: Kemudahan menulis itu dapat dikelompokkan/ ke dalam tiga hal/ yaitu
menentukan ide, mengorganisasi ide, dan mengekspresikan ide tersebut menjadi
sebuah karangan yang lengkap.
Contoh tersebut menunjukkan bahwa kalimat pertama berupa kalimat dasar,
sedangkan kalimat kedua dan ketiga berupa kalimat luas.
Ciri-ciri kalimat :
1. Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan
kesenyapan. Dalam bahasa tulis diawal dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan titik, tandatanya, atau tanda seru.
2. Kalimat aktif sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat.
3. Predikat transitif disertai objek, predikat intransitif dapat disertai pelengkap.
4. Mengandung pikiran yang utuh.
5. Menggunakan urutan logis; setiap kata atau kelompok kata yang mendukung
fungsi (subjek, predikat, objek, dan keterangan) disusun dalam satuan
menurut fungsinya.
5
6. Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas.
7. Dalam paragraf terdiri dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat disusun dalam
satuan pikiran yang saling berhubungan, hubungan dijalin dengan konjungsi,
pronominalatau kata ganti, repetisi, atau struktur sejajar.
2.2 Bagian-bagian dari kalimat
Kata atau kelompok kata yang dipakai membentuk kalimat menduduki fungsi-
fungsi tertentu dalam struktur kalimat. Sebagai unsur yang terintegrasi kedalam
struktur, kata-kata tersebut merupakan unsur kalimat. Bagian inti yang harus ada pada
kalimat adalah subjek (S) dan predikat (P). Bagian inti kalimat adalah bagian yang
tak dapat dihilangkan dalam struktur kalimat. Subjek kalimat berfungsi sebagai inti
pembicaraan, sedangkan predikat berfungsi sebagai penjelasan terhadap subjek, yang
dapat dilengkapi dengan objek (O) atau pelengkap (Pel) dan keterangan (K).
2.2.1 Subjek dan Predikat
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh,
sosok (benda), sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok
pembicaraan. Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu
melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana S (pelaku/tokoh
atau benda di dalam suatu kalimat).Setiap kalimat sebagai bentuk pernyataan
pikiran mempunyai subjek dan predikat, baik yang dinyatakan secara tersurat
maupun yang dinyatakan secara tersirat. Subjek sebagai inti pembicaraan
menyatakan pikiran jika dijelaskan oleh predikat. Hubungan antara subjek dan
predikat dalam kalimat turut menentukan isi pikiran yang dimaksud. Kata-
kata yang digaris bawahi pada contoh berikut berfungsi sebagai subjek (S)
dan predikat (P).
6
Contoh :
Perusahaannya / makin berkembang / akhir-akhir ini.
S P
Isi pikiran yang terdapat pada kalimat tercermin pada hubungan antara subjek
dan predikat. Tanpa adanya subjek, pokok pembicaraan dalam setiap kalimat
menjadi tidak jelas. Sebaliknya, tanpa adanya predikat, keadaan subjek atau
situasi yang meliputi subjek tidak jelas.
2.2.2 Objek, Pelengkap dan Keterangan
Objek dan keterangan adalah dua bagian kalimat yang sering muncul
dalam kalimat untuk melengkapi predikat. Hubungan antara objek (O) dan
predikat (P)ternyata lebih erat daripada hubungan antara keterangan (K) dan
predikat.
Contoh:
Ia / membaca / buku itu / beberapa kali.
S P O K
Saya / mengunjungi / orang tuanya / di desa itu.
S P O K
Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi
informasi,mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat.
Ciri-ciri pelengkap :
1. Bukan unsur utama, tetapi tanda pelengkap kalimat itu tidak jelas dan
tidak lengkap informasinya,
2. Terletak di belakang predikat yang bukan kata transitif, misalnya:
a) Melengkapi struktur, misalnya:
Negara Republik Indonesia / berdasarkan / Pancasila
S P pel.
7
b) Mengkhususkan makna objek, misalnya:
Ibu / membawakan / saya / oleh-oleh
S P O pel.
Keterangan yang menyertai predikat kalimat bervariasi sesuai dengan
fungsinya untuk melengkapi predikat. Hubungan yang agak longgar
antara keterangan dalam struktur dan predikat memungkinkan
penempatan keterangan dalam struktur kalimat. Jenis-jenis keterangan
yang bermacam-macam itu dapat dilihat pada contoh berikut.
Ia berdiri / di tempat itu / sejak tadi.
K(tempat)
Ujian berlangsung / selama dua jam./
K(waktu)
Anak itu lulus ujian / karena rajin belajar./
K(sebab)
Orang itu terlalu sibuk bekerja / sehingga jatuh sakit./
K(akibat)
Saya melempar anjing itu /dengan batu. /
K(alat)
Pemerintah melaksanakan pembangunan / untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. /
K(tujuan)
Semua anggota keluarga hadir / kecuali dia. /
K(pembatasan)
Orang itu berjalan / cukup berat. /
K(keadaan)
Meskipun hari hujan / anak itu pergi juga ke sekolah. /
K(perlawananan)
Saya bersedia datang / asal diundang. /
K(syarat)
8
Giginya putih / bagai mutiara. /
K(perbandingan)
Mereka / tentu / datang menemuimu.
K(modalitas)*
Ibu / bersama tamunya / menyaksikan peristiwa itu.
K(sertaan)
*keterangan modalitas menyatakan sikap atau sarana
pembicara/penulis terhadap hal yang dibicarakan, yang meliputi
keadaan, peristiwa, tindakan, atausifatnya (mungkin, boleh,
barangkali, dan sebagainya).
2.3 Penggabungan/ Perluasan gagasan-gagasan yang berkaitan pada kalimat-
kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk
2.3.1 Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya menyatakan satu pokok
pembicaraan,yang dinyatakan pada subjek (S) kalimat. Penjelasan
subjek tersebut dinyatakan pada predikat (P). Jika predikat kalimat
menggunakan kata kerja transitif, kalimat tersebut dilengakapi dengan
objek tertentu. Bagian lain yang berfungsi memberikan penjelasan
tambahan terhadap predikat kalimat adalah keterangan. Pola umum
kalimat tunggal tersebut juga sederhana, yaitu S/P, S/P/O, S/P/O/K
yang dapat diubah menjadi variasit ertentu melalui pertukaran bagian-
bagiannya.
9
Contoh :
Usahanya / berhasil (S/P)
S P
Mereka / sedang mendiskusikan / tugas kelompok. (S/P/O)
S P O
Kami / menjuluki / dia / sang Penyelamat. (S/P/Pel)
S P Pel.
Para kepala Negara Asean / sedang berdiskusi / di Bali. (S/P/K)
S P K
Kami / memanfaatkan / peluang itu / dengan baik. (S/P/O/K)
S P O K
Kepaduan hubungan bagian-bagian kalimat akan memperjelas
kalimat sebagai pernyataan pikiran. Isi pikiran yang dinyatakan pada
setiap kalimat dapat berupaberita (kalimat berita), pertanyaan (kalimat
tanya), perintah atau larangan (kalimat perintah), dan seruan (kalimat
seru). Jenis kalimat yang biasa dipakai dalam penyusunan karya ilmiah
adalah kalimat berita yang menyatakan suatu peristiwa atau keadaan.
Isinya bersifat pernyataan (deklarasi) sehingga dapat dinilai benar atau
salah.
Contoh:
1. Kegiatan penelitian yang menunjang pengembangan ilmu dan
teknilogi perlu mendapat perhatian yang lebih besar. (kalimat
berita).
2. Di mana kepentingan kita diletakkan? (kalimat tanya).
3. Kerjakanlah tugas itu dengan cermat ! (kalimat perintah)
4. Alangkah mulianya hati orang itu ! (kalimat seru)
10
Penggabungan dan perluasan kalimat-kalimat tunggal sering
dilakukan dalam penyusunan karya tulis.
Beberapa kalimat tunggal yang gagasannya berkaitan
dipadukan menjadi satu kalimat majemuk untuk mempertegas
kaitan gagasan yang terkandung didalamnya. Cara menempatkan
gagasan yang saling berkaitan dalam struktur kalimat majemuk
menentukan hubungan gagasan-gagasan tersebut.
Dalam kalimat majemuk, bagian kalimat tunggal yang sama
umumnya cukup dinyatakan satu kali (pelepasan bagian kalimat).
Contoh:
(1) Ia tetap menekuni pekerjaan itu.
(2) Ia harus melaksanakan kewajiban
nyamenghidupi keluarga
Kalimat Tunggal Kalimat majemuk
Meskipun penghasilannya
relative kecil, ia tetap
menekuni pekerjaan itu untuk
melaksanakan kewajiban
menghidupi keluarga
11
2.3.2 Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terbentuk dari
penggabungan beberapa kalimat tunggal yang setara kedudukannya dan
menyatakan peritiwa-peristiwa yang terjadi selama berturut-turut atau dalam
waktu yang bersamaan. Hubungan koordinatif antara bagian kalimat yang satu
dan yang lain yang setara itu akan terlihat pada penggunaan kata sambung
(kata penghubung) sebagai koordinator dalam struktur kalimat majemuk.
Penggabungan kalimat-kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk setara dapat
menunjukkan hubungan gabungan, bertentangan, pilihan, dan urutan.
1. Hubungan setara gabungan dengan menggunakan kata sambung dan,
serta. Contoh: Dosen menerangkan kalimat majemuk dan mahasiswa
mendengarkan dengan cermat.
2. Hubungan yang bertentangan (berlawanan) dengan menggunakan kata
sambung tetapi, melainkan, dan sedangkan. Contoh: Tingkah lakunya
yang buruk itu tidak saja merugikan dirinya, tetapi juga merugikan
keluarganya.
3. Hubungan yang menyatakan plihan dengan menggunakan kata
sambung atau. Contoh: Kita menyelesaikan pekerjaan itu dengan
segara atau menyerahkan kepada orang lain.
4. Hubungan urutan dengan menggunakan kata sambung lalu, kemudian.
Contoh: ia pulang lalu pergi menjenguk anaknya.
12
2.3.3 Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang terbentuk
dari sebuah kalimat tunggal yang salah satu bagiannya mengalami
perluasan atau penggantian dengan kalimat lain.
Hubungan bagian kalimat yang satu dengan bagian kalimat yang lain
dalam suatu struktur kalimat majemuk tidak sama atau bertingkat. Bagian
lebih tinggi kedudukannya disebut induk kalimat (klausa utama),
sedangkan bagian yang lebih rendah kedudukannya disebut anak kalimat
(klausa sematan).
Hubungan antara induk dan anak kalimatnya bersifat subordinatif.
Penggunaankata sambung tertentu sebagai subordinator dalam perluasan
kalimat tunggal menentukan hubungan induk kalimat dengan anak
kalimatnya.
Ia datang di rumah kemarin
S P K K(waktu)
Kalimat Tunggal Kalimat majemuk
ia datang di rumah ketika kami
sedang merayakan hari ulang
tahun adikku.
(Kemarin mengalami
perluasan pergantian)
13
 Perluasan kalimat melalui hubungan waktu dengan menggunakan kata
sambung ketika, setelah, sewaktu, selama, sementara.
Contoh:
(1) ia berhasil mengembangkan pabriknya setelah memperoleh
pinjaman modal dari bank.
 Perluasan kalimat melalui hubungan syarat dengan menggunakan kata
sambung jika, kalau, jikalau, asal (kan), bila, manakala.
(1) Saya akan bekerja dengan tekun bila berhasil diterima
sebagai pegawai dikantor itu.
Saya akan bekerja dengan
tekun…………………………………………. = induk kalimat.
......bila berhasil diterima sebagai
pegawai di kantor itu…............ = anak kalimat(pengganti
keterangansyarat)
 Perluasan kalimat melalui hubungan pengandaian dengan
menggunakan katasambung seandainya dan sekiranya.
(1) Seandainya usul-usul yang diajukannya itu diterima oleh
pengurus, tentuprogram kerja organisasi bisa terlaksana dengan baik.
Seandainya usul-usul yang diajukannya
itu diterima oleh pengurus… = anak kalimat(pengganti
keteranganpengandaian).
14
 Perluasan kalimat melalui tujuan dengan menggunakan kata sambung
agar dan supaya.
(1) Engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat
mencapai indeksprestasi yang tinggi.
Engkau harus belajar dengan
sungguh-sungguh…………… = induk kalimat
…….agar dapat mencapai indeks
prestasi yang tinggi…………= anak kalimat(pengganti
keterangantujuan)
 Perluasan kalimat melalui hubungan perlawanan (konsesif) dengan
menggunakan kata sambung meskipun, walaupun, sungguhpun, dan
biarpun.
(1) Meskipun hari hujan, anak itu pergi juga ke sekolah.
Meskipun hari hujan…….. = anak kalimat
(penggantiketerangan berlawanan)
anak itu pergi juga ke
sekolah……….. = induk kalimat
15
 Perluasan kalimat melalui hubungan kemiripan atau perbandingan
dengan menggunakan kata sambung seperti, laksana, dan
sebagaimana.
(1) Wajah gadis itu cantik dan menawan laksana bulan
purnama.
Wajah gadis itu cantik dan
menawan…………………… = induk kalimat
laksana bulan purnama…… = anak kalimat (pengganti keterangan
perbandingan)
 Perluasan kalimat melalui hubungan sebab dengan menggunakan kata
sambung sebab dan karena.
(1) Pekerja itu tidak dapat merampungkan pekerjaannya sebab
seminggu ia sakit.
Pekerjaan itu tidak dapat merampungkan
pekerjaannya…………………………..= induk kalimat
…….sebab seminggu ia sakit………..= anak kalimat(pengganti
keterangan sebab)
 Perluasan kalimat melalui hubungan akibat dengan menggunakan kata
sambung hingga, sehingga, sampai.
(1) Ayah bekerja terlalu keras sehingga jatuh sakit
16
Ayah bekerja terlalu keras…………….. = induk kalimat
sehingga jatuh sakit…………… = anak kalimat (pengganti
keterangan akibat)
 Perluasan kalimat melalui hubungan penjelasan atau penegasan
dengan menggunakan kata sambung bahwa.
(1) Ia baru sadar bahwa pendidikan itu sangat penting bagi masa
depan anak-anaknya.
Ia baru sadar……………= induk kalimat
bahwa pendidikan itu sangat penting bagi masa depan anak-
anaknya……..... = anak kalimat (penggantiketerangan
penegasan)
 Perluasan kalimat melalui hubungan cara atau alat dengan
menggunakan kata sambung dengan.
(1) Polisi menyelidiki peristiwa kejahatan tersebut dengan menyamar
sebagai buruh pabrik.
Polisi menyelidiki peristiwa kejahatan…….……. = Induk kalimat
….dengan menyamar sebagai buruh pabrik……= anak kalimat
(pengganti keterangan cara)
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan
yangmengungkapkan suatu pikiran yang utuh dan dapat berdiri sendiri. Kalimat
sekurangkurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Jika predikat kalimat itu
berupa kata kerja transitif, unsur kalimat yang disebut objek juga harus hadir. Unsur-
unsur kalimat yang lainnyapelengkap dan keterangan (Ket), kehadirannya bersifat
tidak wajib.
Bagian-bagian dalam kalimat adalah subjek (S), predikat (P), objek (O),
pelengkap (Pel.), dan keterangan (Ket.).
Kalimat menurut jenis klausa dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk.
3.2 Saran
Harusnya kita sebagai warga Negara yang baik dan juga kaum terdidik
hendaknya dapat berbahasa sesuai kaidah yang sesuai agar apa yang kita tuturkan
dapat berkualitas dan bernilai dimata masyarakat.
18
DAFTAR PUSTAKA
 Tim Pengajaran Bahasa Indonesia Universitas Hasanuddin.2008.”Himpunan
Materi Kuliah Bahasa Indonesia”.Makassar: UPT MKU Universitas Hasanuddin.
 http://www.slideshare.net/septianraha/makalah-pembentukan-kata-dan-kalimat
 http://yuniwaode26.blogspot.com/2014/11/makalah-pembentukan-dan-
perluasan.html

More Related Content

What's hot

Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Warnet Raha
 
Makalah bahasa bugis
Makalah bahasa bugisMakalah bahasa bugis
Makalah bahasa bugis
syukursalman
 
Makalah logika matematika
Makalah logika matematikaMakalah logika matematika
Makalah logika matematika
Nasifah LasMana
 
Pengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negaraPengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negara
Ir. Zakaria, M.M
 

What's hot (20)

Wacana
WacanaWacana
Wacana
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
 
Makalah bahasa bugis
Makalah bahasa bugisMakalah bahasa bugis
Makalah bahasa bugis
 
Ragam Bahasa Keilmuan
Ragam Bahasa KeilmuanRagam Bahasa Keilmuan
Ragam Bahasa Keilmuan
 
Makalah permasalan guru dan solusinya
Makalah permasalan guru dan solusinyaMakalah permasalan guru dan solusinya
Makalah permasalan guru dan solusinya
 
Proposisi
ProposisiProposisi
Proposisi
 
Pembinaan dan pengembangan bi
Pembinaan dan pengembangan biPembinaan dan pengembangan bi
Pembinaan dan pengembangan bi
 
Karakteristik umum khusus @pz
Karakteristik umum khusus @pzKarakteristik umum khusus @pz
Karakteristik umum khusus @pz
 
Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2
 
SUSUNAN KALIMAT
SUSUNAN KALIMATSUSUNAN KALIMAT
SUSUNAN KALIMAT
 
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
Pendidikan Agama ISlam Dalam Perguruan Tinggi
 
PPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIA
PPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIAPPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIA
PPT DAFTAR PUSTAKA BAHASA INDONESIA
 
Struktur, Jenis dan Pengembangan Paragraf
Struktur, Jenis dan Pengembangan ParagrafStruktur, Jenis dan Pengembangan Paragraf
Struktur, Jenis dan Pengembangan Paragraf
 
Makalah logika matematika
Makalah logika matematikaMakalah logika matematika
Makalah logika matematika
 
Pengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negaraPengenalan hukum administrasi negara
Pengenalan hukum administrasi negara
 
KAIDAH KALIMAT
KAIDAH KALIMATKAIDAH KALIMAT
KAIDAH KALIMAT
 
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa IndonesiaMakalah Sintaksis Bahasa Indonesia
Makalah Sintaksis Bahasa Indonesia
 
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiahMakalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 

Similar to MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH

Bhs indonesia iv ragam bahasa)
Bhs indonesia iv ragam bahasa)Bhs indonesia iv ragam bahasa)
Bhs indonesia iv ragam bahasa)
Klik Bayoe
 
Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA
Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA
Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)
Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)
Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)
Ifen Anas
 

Similar to MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH (20)

Hanna sofiah
Hanna sofiahHanna sofiah
Hanna sofiah
 
KELOMPOK 5.pdf
KELOMPOK 5.pdfKELOMPOK 5.pdf
KELOMPOK 5.pdf
 
Bahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMAT
Bahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMATBahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMAT
Bahasa indonesia dan penulisan ilmiah KALIMAT
 
ppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptxppt indo kel 4.pptx
ppt indo kel 4.pptx
 
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docx
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docxCARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docx
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docx
 
Bhs indonesia iv ragam bahasa)
Bhs indonesia iv ragam bahasa)Bhs indonesia iv ragam bahasa)
Bhs indonesia iv ragam bahasa)
 
Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA
Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA
Makalah pembentukan kata dan kalimat SMA NEGERI 1 RAHA
 
Makalah pembentukan kata dan kalimat
Makalah pembentukan kata dan kalimatMakalah pembentukan kata dan kalimat
Makalah pembentukan kata dan kalimat
 
Makalah pembentukan kata dan kalimat
Makalah pembentukan kata dan kalimatMakalah pembentukan kata dan kalimat
Makalah pembentukan kata dan kalimat
 
Kalimat efektihh
Kalimat efektihhKalimat efektihh
Kalimat efektihh
 
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptx
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptxKALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptx
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF.pptx
 
Pembentukan dan perluasan kalimat
Pembentukan dan perluasan kalimatPembentukan dan perluasan kalimat
Pembentukan dan perluasan kalimat
 
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docxPengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.docx
 
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdfPengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
Pengertian Kalimat dan Klasifikasi Kalimat.pdf
 
Kalimat dan kalimat_efektif
Kalimat dan kalimat_efektifKalimat dan kalimat_efektif
Kalimat dan kalimat_efektif
 
Kalimat Efektif
Kalimat EfektifKalimat Efektif
Kalimat Efektif
 
Kalimat efektif ppt
Kalimat efektif pptKalimat efektif ppt
Kalimat efektif ppt
 
Kalimat Efektif
Kalimat EfektifKalimat Efektif
Kalimat Efektif
 
Makalah kalimat
Makalah   kalimatMakalah   kalimat
Makalah kalimat
 
Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)
Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)
Makalah kalimat-111206204412-phpapp02(2)
 

Recently uploaded

PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 

MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat. Baik sebagai alat komunikasi secara langsung maupun dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan. Dimana, bahasa sangat erat kaitannya dengan tutur kata yang didalamnnya terdapat kata maupun kalimat. Kalimat merupakan hal yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kalimat sering digunakan dalam berdialog baik itu dalam forum resmi atau dalam kehidupan sehari-hari. Kalimat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari merupakan kalimat yang tidak efektif, masih banyak kalimat yang salah, namun tetap masih digunakan. Oleh sebab itu kita harus mempelajari hal-hal mengenai kalimat yang baik untuk melancarkan berbahasa. Kalimat yang baik harus memenuhi syarat kelengkapan dan kejelasan peran unsur-unsur pembentuk kalimat yang meliputi subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Pengenalan terhadap ciri-ciri dan peran unsur-unsur pembentuk kalimat sangat bermanfaat dalam menghasilkan dan menilai apakah suatu kalimat telah memenuhi kaidah ketatabahasan atau belum. Selain itu, pemahaman terhadap kata dan kelompok kata pembentuk unsur-unsur kalimat merupakan faktor pendukung dalam menghasilkan kalimat yang baik dan benar. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah Pengertian dan Karakteristik dari kalimat ? 2. Apakah Bagian-bagian dari kalimat ? 3. Bagaimanakah Penggabungan/ Perluasan gagasan-gagasan yang berkaitan pada kalimat-kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk?
  • 2. 2 1.3 Tujuan Penulisan Sesuai dengan latar belakang dan masalah yang telah dirumuskan , maka tujuan penulisan makalah ini yaitu: 1. Agar pembaca dapat mengetahui pengertian dan Karakteristik dari kalimat. 2. Agar pembaca dapat mengetahui bagian-bagian dari kalimat. 3. Agar pembaca dapat mengetahui penggabungan/ perluasan gagasan- gagasan yang berkaitan pada kalimat-kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik kalimat Kalimat sebagai satuan bahasa yang lebih besar dari pada kata atau frasa merupakan rangkaian kata yang menyatakan pikiran tertentu yang secara relatif dapat berdiri sendiri, dan intonasinya menunjukkan batas antara sesamanya. Dalam bahasa lisan kalimat diawali dan diakhiri dengan kesenyapan, dan dalam bahasa ditulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru atau tanda tanya. Setiap kalimat yang muncul dalam tulisan atau pembicaraan masing-masing menyatakan pikiran yang terbatas, tetapi tetap utuh baik secara tersurat maupun secara tersirat. Pikiran yang utuh pada setiap kalimat diungkapkan pada dua bagian,yaitu subjek dan predikat. Subjek yang menjadi pokok dalam kalimat dijelaskan maknanya oleh predikat. Kalimat disusun berdasarkan unsur-unsur yang berupa kata, frasa, atau klausa .Jika disusun berdasarkan pengertian di atas, unsur-unsur tersebut mempunyai fungsi dan pengertian tertentu yang disebut bagian kalimat. Ada yang tidak dapat dihilangkan, ada pula bagian yang dapat dihilangkan. Bagian yang tidak dapat dihilangkan itu disebut inti kalimat, sedang bagian yang dapat dihilangkan bukan inti kalimat. Bagian inti dapat membentuk kalimat dasar, dan bagian bukan inti dapat membentuk kalimat luas. Contoh 1: Buku ini baru terbit. Isinya sungguh bagus ! Di mana buku ini dapat dibeli ?
  • 4. 4 Contoh 2: (1) Menulis ilmiah itu mudah. (2) Kemudahan menulis dapat dirasakan oleh setiap orang yang mempelajarinya secara serius. (3) Kemudahan menulis itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga hal, yaitu: menentukan ide, mengorganisasi ide, dan mengekspresikan ide tersebut dengan kalimat efektif sehingga menjadi sebuah karangan yang utuh. Paragraf tersebut terdiri atas tiga buah kalimat. Kalimat (1) berupa kalimat dasar terdiri atas dua bagian kalimat inti, yakni: /Menulis ilmiah itu/ mudah/. Kalimat (2) berupa kalimat luas terdiri atas dua bagian inti dan satu bagian bukan inti: Kemudahan menulis/ dapat dirasakan/ oleh setiap orang yang mempelajarinya secara serius/. Kalimat (3) berupa kalimat luas terdiri atas bagian inti dan dua bukan bagian inti: Kemudahan menulis itu dapat dikelompokkan/ ke dalam tiga hal/ yaitu menentukan ide, mengorganisasi ide, dan mengekspresikan ide tersebut menjadi sebuah karangan yang lengkap. Contoh tersebut menunjukkan bahwa kalimat pertama berupa kalimat dasar, sedangkan kalimat kedua dan ketiga berupa kalimat luas. Ciri-ciri kalimat : 1. Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan kesenyapan. Dalam bahasa tulis diawal dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik, tandatanya, atau tanda seru. 2. Kalimat aktif sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. 3. Predikat transitif disertai objek, predikat intransitif dapat disertai pelengkap. 4. Mengandung pikiran yang utuh. 5. Menggunakan urutan logis; setiap kata atau kelompok kata yang mendukung fungsi (subjek, predikat, objek, dan keterangan) disusun dalam satuan menurut fungsinya.
  • 5. 5 6. Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas. 7. Dalam paragraf terdiri dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat disusun dalam satuan pikiran yang saling berhubungan, hubungan dijalin dengan konjungsi, pronominalatau kata ganti, repetisi, atau struktur sejajar. 2.2 Bagian-bagian dari kalimat Kata atau kelompok kata yang dipakai membentuk kalimat menduduki fungsi- fungsi tertentu dalam struktur kalimat. Sebagai unsur yang terintegrasi kedalam struktur, kata-kata tersebut merupakan unsur kalimat. Bagian inti yang harus ada pada kalimat adalah subjek (S) dan predikat (P). Bagian inti kalimat adalah bagian yang tak dapat dihilangkan dalam struktur kalimat. Subjek kalimat berfungsi sebagai inti pembicaraan, sedangkan predikat berfungsi sebagai penjelasan terhadap subjek, yang dapat dilengkapi dengan objek (O) atau pelengkap (Pel) dan keterangan (K). 2.2.1 Subjek dan Predikat Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana S (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat).Setiap kalimat sebagai bentuk pernyataan pikiran mempunyai subjek dan predikat, baik yang dinyatakan secara tersurat maupun yang dinyatakan secara tersirat. Subjek sebagai inti pembicaraan menyatakan pikiran jika dijelaskan oleh predikat. Hubungan antara subjek dan predikat dalam kalimat turut menentukan isi pikiran yang dimaksud. Kata- kata yang digaris bawahi pada contoh berikut berfungsi sebagai subjek (S) dan predikat (P).
  • 6. 6 Contoh : Perusahaannya / makin berkembang / akhir-akhir ini. S P Isi pikiran yang terdapat pada kalimat tercermin pada hubungan antara subjek dan predikat. Tanpa adanya subjek, pokok pembicaraan dalam setiap kalimat menjadi tidak jelas. Sebaliknya, tanpa adanya predikat, keadaan subjek atau situasi yang meliputi subjek tidak jelas. 2.2.2 Objek, Pelengkap dan Keterangan Objek dan keterangan adalah dua bagian kalimat yang sering muncul dalam kalimat untuk melengkapi predikat. Hubungan antara objek (O) dan predikat (P)ternyata lebih erat daripada hubungan antara keterangan (K) dan predikat. Contoh: Ia / membaca / buku itu / beberapa kali. S P O K Saya / mengunjungi / orang tuanya / di desa itu. S P O K Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi,mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat. Ciri-ciri pelengkap : 1. Bukan unsur utama, tetapi tanda pelengkap kalimat itu tidak jelas dan tidak lengkap informasinya, 2. Terletak di belakang predikat yang bukan kata transitif, misalnya: a) Melengkapi struktur, misalnya: Negara Republik Indonesia / berdasarkan / Pancasila S P pel.
  • 7. 7 b) Mengkhususkan makna objek, misalnya: Ibu / membawakan / saya / oleh-oleh S P O pel. Keterangan yang menyertai predikat kalimat bervariasi sesuai dengan fungsinya untuk melengkapi predikat. Hubungan yang agak longgar antara keterangan dalam struktur dan predikat memungkinkan penempatan keterangan dalam struktur kalimat. Jenis-jenis keterangan yang bermacam-macam itu dapat dilihat pada contoh berikut. Ia berdiri / di tempat itu / sejak tadi. K(tempat) Ujian berlangsung / selama dua jam./ K(waktu) Anak itu lulus ujian / karena rajin belajar./ K(sebab) Orang itu terlalu sibuk bekerja / sehingga jatuh sakit./ K(akibat) Saya melempar anjing itu /dengan batu. / K(alat) Pemerintah melaksanakan pembangunan / untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. / K(tujuan) Semua anggota keluarga hadir / kecuali dia. / K(pembatasan) Orang itu berjalan / cukup berat. / K(keadaan) Meskipun hari hujan / anak itu pergi juga ke sekolah. / K(perlawananan) Saya bersedia datang / asal diundang. / K(syarat)
  • 8. 8 Giginya putih / bagai mutiara. / K(perbandingan) Mereka / tentu / datang menemuimu. K(modalitas)* Ibu / bersama tamunya / menyaksikan peristiwa itu. K(sertaan) *keterangan modalitas menyatakan sikap atau sarana pembicara/penulis terhadap hal yang dibicarakan, yang meliputi keadaan, peristiwa, tindakan, atausifatnya (mungkin, boleh, barangkali, dan sebagainya). 2.3 Penggabungan/ Perluasan gagasan-gagasan yang berkaitan pada kalimat- kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk 2.3.1 Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya menyatakan satu pokok pembicaraan,yang dinyatakan pada subjek (S) kalimat. Penjelasan subjek tersebut dinyatakan pada predikat (P). Jika predikat kalimat menggunakan kata kerja transitif, kalimat tersebut dilengakapi dengan objek tertentu. Bagian lain yang berfungsi memberikan penjelasan tambahan terhadap predikat kalimat adalah keterangan. Pola umum kalimat tunggal tersebut juga sederhana, yaitu S/P, S/P/O, S/P/O/K yang dapat diubah menjadi variasit ertentu melalui pertukaran bagian- bagiannya.
  • 9. 9 Contoh : Usahanya / berhasil (S/P) S P Mereka / sedang mendiskusikan / tugas kelompok. (S/P/O) S P O Kami / menjuluki / dia / sang Penyelamat. (S/P/Pel) S P Pel. Para kepala Negara Asean / sedang berdiskusi / di Bali. (S/P/K) S P K Kami / memanfaatkan / peluang itu / dengan baik. (S/P/O/K) S P O K Kepaduan hubungan bagian-bagian kalimat akan memperjelas kalimat sebagai pernyataan pikiran. Isi pikiran yang dinyatakan pada setiap kalimat dapat berupaberita (kalimat berita), pertanyaan (kalimat tanya), perintah atau larangan (kalimat perintah), dan seruan (kalimat seru). Jenis kalimat yang biasa dipakai dalam penyusunan karya ilmiah adalah kalimat berita yang menyatakan suatu peristiwa atau keadaan. Isinya bersifat pernyataan (deklarasi) sehingga dapat dinilai benar atau salah. Contoh: 1. Kegiatan penelitian yang menunjang pengembangan ilmu dan teknilogi perlu mendapat perhatian yang lebih besar. (kalimat berita). 2. Di mana kepentingan kita diletakkan? (kalimat tanya). 3. Kerjakanlah tugas itu dengan cermat ! (kalimat perintah) 4. Alangkah mulianya hati orang itu ! (kalimat seru)
  • 10. 10 Penggabungan dan perluasan kalimat-kalimat tunggal sering dilakukan dalam penyusunan karya tulis. Beberapa kalimat tunggal yang gagasannya berkaitan dipadukan menjadi satu kalimat majemuk untuk mempertegas kaitan gagasan yang terkandung didalamnya. Cara menempatkan gagasan yang saling berkaitan dalam struktur kalimat majemuk menentukan hubungan gagasan-gagasan tersebut. Dalam kalimat majemuk, bagian kalimat tunggal yang sama umumnya cukup dinyatakan satu kali (pelepasan bagian kalimat). Contoh: (1) Ia tetap menekuni pekerjaan itu. (2) Ia harus melaksanakan kewajiban nyamenghidupi keluarga Kalimat Tunggal Kalimat majemuk Meskipun penghasilannya relative kecil, ia tetap menekuni pekerjaan itu untuk melaksanakan kewajiban menghidupi keluarga
  • 11. 11 2.3.2 Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terbentuk dari penggabungan beberapa kalimat tunggal yang setara kedudukannya dan menyatakan peritiwa-peristiwa yang terjadi selama berturut-turut atau dalam waktu yang bersamaan. Hubungan koordinatif antara bagian kalimat yang satu dan yang lain yang setara itu akan terlihat pada penggunaan kata sambung (kata penghubung) sebagai koordinator dalam struktur kalimat majemuk. Penggabungan kalimat-kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk setara dapat menunjukkan hubungan gabungan, bertentangan, pilihan, dan urutan. 1. Hubungan setara gabungan dengan menggunakan kata sambung dan, serta. Contoh: Dosen menerangkan kalimat majemuk dan mahasiswa mendengarkan dengan cermat. 2. Hubungan yang bertentangan (berlawanan) dengan menggunakan kata sambung tetapi, melainkan, dan sedangkan. Contoh: Tingkah lakunya yang buruk itu tidak saja merugikan dirinya, tetapi juga merugikan keluarganya. 3. Hubungan yang menyatakan plihan dengan menggunakan kata sambung atau. Contoh: Kita menyelesaikan pekerjaan itu dengan segara atau menyerahkan kepada orang lain. 4. Hubungan urutan dengan menggunakan kata sambung lalu, kemudian. Contoh: ia pulang lalu pergi menjenguk anaknya.
  • 12. 12 2.3.3 Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang terbentuk dari sebuah kalimat tunggal yang salah satu bagiannya mengalami perluasan atau penggantian dengan kalimat lain. Hubungan bagian kalimat yang satu dengan bagian kalimat yang lain dalam suatu struktur kalimat majemuk tidak sama atau bertingkat. Bagian lebih tinggi kedudukannya disebut induk kalimat (klausa utama), sedangkan bagian yang lebih rendah kedudukannya disebut anak kalimat (klausa sematan). Hubungan antara induk dan anak kalimatnya bersifat subordinatif. Penggunaankata sambung tertentu sebagai subordinator dalam perluasan kalimat tunggal menentukan hubungan induk kalimat dengan anak kalimatnya. Ia datang di rumah kemarin S P K K(waktu) Kalimat Tunggal Kalimat majemuk ia datang di rumah ketika kami sedang merayakan hari ulang tahun adikku. (Kemarin mengalami perluasan pergantian)
  • 13. 13  Perluasan kalimat melalui hubungan waktu dengan menggunakan kata sambung ketika, setelah, sewaktu, selama, sementara. Contoh: (1) ia berhasil mengembangkan pabriknya setelah memperoleh pinjaman modal dari bank.  Perluasan kalimat melalui hubungan syarat dengan menggunakan kata sambung jika, kalau, jikalau, asal (kan), bila, manakala. (1) Saya akan bekerja dengan tekun bila berhasil diterima sebagai pegawai dikantor itu. Saya akan bekerja dengan tekun…………………………………………. = induk kalimat. ......bila berhasil diterima sebagai pegawai di kantor itu…............ = anak kalimat(pengganti keterangansyarat)  Perluasan kalimat melalui hubungan pengandaian dengan menggunakan katasambung seandainya dan sekiranya. (1) Seandainya usul-usul yang diajukannya itu diterima oleh pengurus, tentuprogram kerja organisasi bisa terlaksana dengan baik. Seandainya usul-usul yang diajukannya itu diterima oleh pengurus… = anak kalimat(pengganti keteranganpengandaian).
  • 14. 14  Perluasan kalimat melalui tujuan dengan menggunakan kata sambung agar dan supaya. (1) Engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat mencapai indeksprestasi yang tinggi. Engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh…………… = induk kalimat …….agar dapat mencapai indeks prestasi yang tinggi…………= anak kalimat(pengganti keterangantujuan)  Perluasan kalimat melalui hubungan perlawanan (konsesif) dengan menggunakan kata sambung meskipun, walaupun, sungguhpun, dan biarpun. (1) Meskipun hari hujan, anak itu pergi juga ke sekolah. Meskipun hari hujan…….. = anak kalimat (penggantiketerangan berlawanan) anak itu pergi juga ke sekolah……….. = induk kalimat
  • 15. 15  Perluasan kalimat melalui hubungan kemiripan atau perbandingan dengan menggunakan kata sambung seperti, laksana, dan sebagaimana. (1) Wajah gadis itu cantik dan menawan laksana bulan purnama. Wajah gadis itu cantik dan menawan…………………… = induk kalimat laksana bulan purnama…… = anak kalimat (pengganti keterangan perbandingan)  Perluasan kalimat melalui hubungan sebab dengan menggunakan kata sambung sebab dan karena. (1) Pekerja itu tidak dapat merampungkan pekerjaannya sebab seminggu ia sakit. Pekerjaan itu tidak dapat merampungkan pekerjaannya…………………………..= induk kalimat …….sebab seminggu ia sakit………..= anak kalimat(pengganti keterangan sebab)  Perluasan kalimat melalui hubungan akibat dengan menggunakan kata sambung hingga, sehingga, sampai. (1) Ayah bekerja terlalu keras sehingga jatuh sakit
  • 16. 16 Ayah bekerja terlalu keras…………….. = induk kalimat sehingga jatuh sakit…………… = anak kalimat (pengganti keterangan akibat)  Perluasan kalimat melalui hubungan penjelasan atau penegasan dengan menggunakan kata sambung bahwa. (1) Ia baru sadar bahwa pendidikan itu sangat penting bagi masa depan anak-anaknya. Ia baru sadar……………= induk kalimat bahwa pendidikan itu sangat penting bagi masa depan anak- anaknya……..... = anak kalimat (penggantiketerangan penegasan)  Perluasan kalimat melalui hubungan cara atau alat dengan menggunakan kata sambung dengan. (1) Polisi menyelidiki peristiwa kejahatan tersebut dengan menyamar sebagai buruh pabrik. Polisi menyelidiki peristiwa kejahatan…….……. = Induk kalimat ….dengan menyamar sebagai buruh pabrik……= anak kalimat (pengganti keterangan cara)
  • 17. 17 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yangmengungkapkan suatu pikiran yang utuh dan dapat berdiri sendiri. Kalimat sekurangkurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Jika predikat kalimat itu berupa kata kerja transitif, unsur kalimat yang disebut objek juga harus hadir. Unsur- unsur kalimat yang lainnyapelengkap dan keterangan (Ket), kehadirannya bersifat tidak wajib. Bagian-bagian dalam kalimat adalah subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel.), dan keterangan (Ket.). Kalimat menurut jenis klausa dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk. 3.2 Saran Harusnya kita sebagai warga Negara yang baik dan juga kaum terdidik hendaknya dapat berbahasa sesuai kaidah yang sesuai agar apa yang kita tuturkan dapat berkualitas dan bernilai dimata masyarakat.
  • 18. 18 DAFTAR PUSTAKA  Tim Pengajaran Bahasa Indonesia Universitas Hasanuddin.2008.”Himpunan Materi Kuliah Bahasa Indonesia”.Makassar: UPT MKU Universitas Hasanuddin.  http://www.slideshare.net/septianraha/makalah-pembentukan-kata-dan-kalimat  http://yuniwaode26.blogspot.com/2014/11/makalah-pembentukan-dan- perluasan.html