SlideShare a Scribd company logo
1
2
TUGAS MATAKULIAH SOSIOLINGUISTIK
MAKALAH ALIH KODE DAN CAMPUR KODE
NAMA : FARIZAN
NIM. : 2014940007
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS DR. SOETOMO
SURABAYA
2015
3
MAKALAH ALIH KODE DAN CAMPUR KODE
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Alih kode dan campur kode sering kali terjadi dalam berbagai percakapan
masyarakat, alih kode dan campur kode dapat terjadi di semua kalangan masyarakat,
status sosial seseorang tidak dapat mencegah terjadinya alih kode maupun campur kode
atau sering disebut multi bahasa. Masyarakat yang multi bahasa muncul karena
masyarakat tutur tersebut mempunyai atau menguasai lebih dari satu bahasa yang
berbeda-beda sehingga mereka dapat menggunakan pilihan bahasa tersebut dalam
kegiatan berkomunikasi. Dalam kajian sosiolinguistik, pilihan-pilihan bahasa tersebut
kemudian dibahas karena hal ini merupakan aspek penting yang dikaji dalam suatu ilmu
kebahasaan.
Oleh karena itu, maka hal itulah yang melatar belakangi kami untuk menulis
dan menyusun makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belang diatas penyusun merumuskan beberapa rumusan masalah
diantaranya:
a. Apa pengertian alih kode dan campur kode ?
b. Apa penyebab terjadinya alih kode dan campur kode ?
c. Apa sajakah jenis-jenis alih kode dan campur kode ?
C. TUJUAN
Didasarkan rumusan masalah diatas penyusun akan memaparkan beberapa
tujuan diantaranya :
a. Untuk mengetahui pengertian alih kode dan campur kode;
b. Untuk mengetahui penyebabterjadinya alih kode dan campur kode;
c. Untuk mengetahui jenis-jenis alih kode dan campur kode.
4
BAB II
PEMBAHASAN
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE
A. Pengertian Alih kode dan Campur Kode
1. Pengertian Alih Kode
Ohoiwutun (2007:71) mengatakan alih kode (code switching), yakni peralihan
pemakaian dari suatu bahasa atau dialek ke bahasa atau dialek lainnya. Alih bahasa
ini sepenuhnya terjadi karena perubahan-perubahan sosiokultural dalam situasi
berbahasa. Perubahan-perubahan yang dimaksud meliputi faktor-faktor seperti
hubungan antara pembicara dan pendengar, variasi bahasa, tujuan berbicara, topik
yang dibahas, waktu dan tempat berbincang. Lebih lanjut Apple dalam Chaer
(2004:107) mengatakan, alih kode yaitu gejala peralihan pemakaian bahasa karena
berubahnya situasi.
Ditambahkan oleh Hymes bahwa alih kode bukan hanya terbagi antar bahasa,
tetapi dapat juga terjadi antar ragam-ragam atau gaya-gaya yang terdapat dalam satu
bahasa. Sebagai contoh peristiwa peralihan yang terjadi dalam suatu kelas yang
sedang mempelajari bahasa asing (sebagai contoh bahasa Inggris). Di dalam kelas
tersebut secara otomatis menggunakan dua bahasa yaitu, bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris. Kemudian terjadi percakapan dalam suatu bahasa nasional (contoh
bahasa Indonesia) lalu tiba-tiba beralih ke bahasa daerah (contoh
bahasa Sumbawa),maka kedua jenis peralihan ini juga disebut alih kode.
2. Pengertian Campur Kode
Kemudian gejala lain yaitu campur kode. Gejala alih kode biasanya diikuti
dengan gejala campur kode, Thelander dalam Chaer (2004:115) mengatakan apabila
didalam suatu peristiwa tutur terdapat klausa-klausa atau frase-frase yang digunakan
terdiri dari klausa dan frase campuran (hybrid clauses, hybrid phrases), dan masing-
masing klausa dan frase tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka peristiwa
yang terjadi ini adalah campur kode. Kemudian Nababan (1991:32) mengatakan
campur kode yaitu suatu keadaan berbahasa lain ialah bilamana orang mencampur
dua (atau lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa tanpa ada
sesuatu dalam situasi berbahasa yang menuntut percampuran bahasa itu. Maksudnya
5
adalah keadaan yang tidak memaksa atau menuntut seseorang untuk mencampur suatu
bahasa ke dalam bahasa lain saat peristiwa tutur sedang berlangsung. Jadi penutur
dapat dikatakan secara tidak sadar melakukan percampuran serpihan-serpihan bahasa
ke dalam bahasa asli. Campur kode serupa dengan interfensi dari bahasa satu ke
bahasa lain.
Dalam campur kode penutur menyelipkan unsur-unsur bahasa lain ketika
sedang memakai bahasa tertentu. Unsur-unsur tersebut dapat berupa kata-kata, tetapi
dapat juga berupa frase atau kelompok kata. Jika berwujud kata biasanya gejala itu
disebut peminjaman. Hal yang menyulitkan timbul ketika memakai kata-kata
pinjaman tetapi kata-kata pinjaman ini sudah tidak dirasakan sebagai kata asing
melainkan dirasakan sebagai bahasa yang dipakai. Sebagai contoh si A berbahasa
Indonesia. Kemudian ia berkata “sistem operasi komputer ini sangat lambat”. dari sini
terlihat si A banyak menggunakan kata-kata asing yang dicampurkan kedalam bahasa
Indonesia. Namun ini tidak dapat dikatakan sebagai gejala campur kode atau pun alih
kode. Hal ini disebabkan penutur jelas tidak menyadari kata-kata yang dipakai adalah
kata-kata pinjaman, bahkan ia merasa semuanya merupakan bagian dari bahasa
Indonesia karena proses peminjaman tersebut sudah terjadi sejak lama. Lebih lanjut
Sumarsono (2004:202) menjelaskan kata-kata yang sudah mengalami proses adaptasi
dalam suatu bahasa bukan lagi kata yang-kata yang megalami gejala interfensi, bukan
pula alih kode, apalagi campur kode. akan berbeda jika penutur secara sadar atau
sengaja menggunakan unsur bahasa lain ketika sedang berbicara dalam suatu bahasa.
Peristiwa inilah yang kemudian disebut dengan capur kode. Oleh karena itu dalam
bahasa tulisan, biasanya unsur-unsur tersebut ditunjukkan dengan menggunakan garis
bawah atau cetak miring sebagai penjelasan bahwa si penulis menggunakannya secara
sadar.
B. Penyebab Terjadinya Alih Kode dan Campur Kode
1. Penyebab Terjadinya Alih Kode
Selain sikap kemultibahasaan yang dimiliki oleh masyarakat tutur, terdapat
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa alih kode, seperti yang
dikemukakan Chaer (2004:108), yaitu:
6
a. Penutur
Perilaku atau sikap penutur, yang dengan sengaja beralih kode terhadap
mitra tutur karena tujuan tertentu. Misalnya mengubah situasi dari resmi
menjadi tidak resmi atau sebaliknya. Kemudian ada juga penutur yang
mengharapkan sesuatu dari mitra tuturnya atau dengan kata lain
mengharapkan keuntungan atau manfaat dari percakapan yang dilakukanya.
Sebagai contoh, A adalah orang sumbawa. B adalah orang batak. Keduanya
sedang terlibat percakapan. Mulanya si A berbicara menggunakan bahasa
Indonesia sebagai pembuka. Kemudian ditanggapi oleh B dengan
menggunakan bahasa Indonesia juga. Namun ketika si A ingin
mengemukakan inti dari pembicaraannya maka ia kemudian beralih bahasa,
yaitu dari bahasa Indonesia ke bahasa Batak. Ketika si A beralih
menggunakan bahasa Batak yang merupakan bahasa asli B, maka B pun
merespon A dengan baik. Maka disinilah letak keuntungan tersebut. A
berbasa basi dengan menggunakan bahasa Indonesia, kemudian setelah
ditanggapi oleh B dan ia merasa percakapan berjalan lancar, maka si A
dengan sengaja mengalihkan ke bahasa batak. Hal ini disebabkan si A sudah
ingin memulai pembicaraan yang lebih dalam kepada si B. Selain itu inti
pembicaraan tersebut dapat tersampaikan dengan baik, karena mudah
dimengerti oleh lawan bicara yaitu B. Peristiwa inilah yang menyebakan
terjadinya peristiwa alih kode.
b. Lawan Tutur
Mitra tutur atau lawan tutur dapat menyebabkan peristiwa alih kode.
Misalnya karena si penutur ingin mengimbangi kemampuan berbahasa lawan
tuturnya. Dalam hal ini biasanya kemampuan berbahasa si lawan tutur kurang
atau agak kurang karena mungkin bahasa tersebut bukan bahasa
pertamanya. Jika lawan tutur yang latar belakang kebahasaannya sama
dengan penutur biasanya beralih kode dalam wujud alih varian (baik regional
maupun sosial), ragam, gaya, atau register. Kemudian bila lawan tutur
berlatar belakang kebahasaan berbeda cenderung alih kode berupa alih
bahasa. Sebagai contoh, Rani adalah seorang pramusaji disebuah restoran.
Kemudian Ia kedatangan tamu asing yang berasal dari Jepang. Tamu tersebut
ingin mempraktikkan bahasa Indonesia yang telah Ia pelajari. Pada awalnya
percakapan berjalan lancar, namun ketika tamu tersebut menanyakan biaya
7
makanya Ia tidak dapat mengerti karena Rani masih menjawab
dengan menggunakan bahasa Indonesia. Melihat tamunya yang kebingungan
tersebut, secara sengaja Rani beralih bahasa, dari bahasa Indonesia ke bahasa
Jepang sampai tamu tersebut mengerti apa yang dikatakan Rani. Dari contoh
di atas dapat dikatakan telah terjadi peristiwa peralihan bahasa atau disebut
alih kode, yaitu bahasa Indonesia ke bahasa Jepang. Oleh karena itu lawan
tutur juga sangat mempengaruhi peristiwa alih kode.
c. Hadirnya Penutur Ketiga
Kehadiran orang ketiga atau orang lain yang tidak berlatar belakang
bahasa yang sama dengan bahasa yang sedang digunakan oleh penutur dan
lawan tutur dapat menyebabkan peristiwa alih kode. Untuk menetralisasi
situasi dan menghormati kehadiran mitra tutur ketiga, biasanya penutur dan
mitra tutur beralih kode, apalagi bila latar belakang kebahasaan mereka
berbeda. Sebagai contoh, Tono dan Tini bersaudara. Mereka berdua adalah
orang Sumbawa. Oleh karena itu, ketika berbicara, mereka menggunakan
bahasa yang digunakan sehari-hari, yaitu bahasa Sumbawa. Pembicaraan
berjalan aman dan lancar. Tiba-tiba datang Upik kawan Tini yang merupakan
orangLombok. Untuk sesaat Upik tidak mengerti apa yang mereka katakan.
Kemudian Tini memahami hal tersebut dan langsung beralih ke bahasa yang
dapat dimengerti oleh Upik, yaitu bahasa Indonesia. kemudian Ia bercerita
tentang apa yang Ia bicarakan dengan Tono dengan menggunakan bahasa
Indonesia. Inilah yang disebut peristiwa alih kode. Jadi, kehadiran orang
ketiga merupakan faktor yang mempengaruhi peristiwa alih kode.
d. Perubahan Situasi
Perubahan situasi pembicaraan juga dapat mempengaruhi terjadinya laih
kode. Situasi tersebut dapat berupa situasi formal ke informal atau
sebaliknya.
e. Topik Pembicaraan
Topik merupakan faktor yang dominan dalam menentukan terjadinya alih
kode. Topik pembicaraan yang bersifat formal biasanya diungkapkan dengan
ragam baku, dengan gaya netral dan serius dan pokok pembicaraan yang
bersifat informal disampaikan dengan bahasa nonbaku, gaya sedikit
emosional, dan serba seenaknya.
8
2. Penyebab Terjadinya Campur Kode
Sama halnya dengan alih kode, campur kodepun disebabkan oleh
masyarakat tutur yang multilingual. Namun, tidak seperti alih kode, campur kode
tidak mempunyai maksud dan tujuan yang jelas untuk digunakan karena campur
kode digunakan biasanya tidak disadari oleh pembicara atau dengan kata lain
reflek pembicara atas pengetahuan bahasa asing yang diketahuinya. Setyaningsih,
dalam http://www.slideshare.net/ninazski/paper-sosling-nina mengatakan campur
kode digunakan karena apabila seseorang yang sedang dalam kegiatan
berkomunikasi tidak mendapatkan padanan kata yang cocok yang dapat
menjelaskan maksud dan tujuan yang sebenarnya, maka ia akan mencari padanan
kata yang cocok dengan jalan mengambil istilah dari berbagai bahasa yang ia
kuasai. Kemudian penyebab terjadinya campur kode dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu sikap (attitudinal type) yakni latar belakang sikap penutur, dan
kebahasaan (linguistik type) yakni latar belakang keterbatasan bahasa, sehingga
ada alasan identifikasi peranan, identifikasi ragam, dan keinginan untuk
menjelaskan atau menafsirkan. Dengan demikian campur kode terjadi karena
adanya hubungan timbal balik antara peranan penutur, bentuk bahasa, dan fungsi
bahasa
C. Jenis-Jenis Alih Kode dan Campur Kode
1. Jenis-Jenis Alih Kode
a. Alih Kode Metaforis
Alih kode metaforis, yaitu alih kode yang terjadi jika ada pergantian topik.
b. Alih Kode Situasional
Sedangkan alih kode situasional, yaitu alih kode yang terjadi berdasarkan
situasi dimana para penutur menyadari bahwa mereka berbicara dalam bahasa
tertentu dalam suatu situasi dan bahasa lain dalam situasi yang lain. Dalam
alih kode ini tidak tejadi perubahan topik. Pergantian ini selalu bertepatan
dengan perubahan dari suatu situasi eksternal (misalnya berbicara dengan
anggota keluarga) ke situasi eksternal lainnya (misalnya berbicara dengan
tetangga).
Selain alih kode metaforis dan situsional, Suwito dalam Chaer (2004:114) juga
membagi alih kode menjadi dua jenis yaitu, alih kode intern dan alih kode
ekstern.
9
a. Alih Kode Intern
Alih Kode Intern yaitu alih kode yang berlangsung antar bahasa sendiri,
seperti dari bahasa Indonesia ke bahasa Sumbawa, atau sebaliknya
b. Alih Kode Ekstern
Sedangkan alih kode ekstern yaitu alih kode yang terjadi antara
bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Contohnya bahasa Indonesia ke
bahasa Jepang, atau sebaliknya.
2. Jenis-Jenis Campur Kode
Campur kode dibagi menjadi dua, yaitu campur kode ke luar (outer code-
mixing)dan campur kode ke dalam (inner code-mixing).
a. Campur Kode Ke Luar (Outer Code-Mixing)
Yaitu campur kode yang berasal dari bahasa asing atau dapat dijelaskan
bahasa asli yang bercampur dengan bahasa asing. Contohnya bahasa
Indonesia – bahasa Inggris – bahasa Jepang, dll
b. Campur Kode Ke Dalam (Inner Code-Mixing)
Yaitu campur kode yang bersumber dari bahasa asli dengan segala variasinya.
Contohnya bahasa Indonesia-bahasa Sumbawa-bahasa Batak-Bahasa Minang
(lebih ke dialek), dll.
10
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Alih kode yakni peralihan pemakaian dari suatu bahasa atau dialek ke bahasa atau
dialek lainnya. Alih kode juga bisa dikatakan sebagai gejala peralihan pemakaian bahasa
karena berubahnya situasi. Hymes bahwa alih kode bukan hanya terbagi antar bahasa, tetapi
dapat juga terjadi antar ragam-ragam atau gaya-gaya yang terdapat dalam satu bahasa.
Kemudian gejala lain yaitu campur kode. Gejala alih kode biasanya diikuti dengan
gejala campur kode, apabila didalam suatu peristiwa tutur terdapat klausa-klausa atau frase-
frase yang digunakan terdiri dari klausa dan frase campuran (hybrid clauses, hybrid phrases),
dan masing-masing klausa dan frase tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka
peristiwa yang terjadi ini adalah campur kode. Kemudian ada juga yang mengatakan campur
kode yaitu suatu keadaan berbahasa lain ialah bilamana orang mencampur dua (atau lebih)
bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa tanpa ada sesuatu dalam situasi
berbahasa yang menuntut percampuran bahasa itu.
11
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta:Rineka
Cipta.
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta:Rineka Cipta
Hudson, R.A. 1980. Sociolinguistics. Cambridge:Cambridge University Press.
Ohoiwutun, Paul. 2007. Sosiolinguistik Memahami Bahasa dalam Konteks Masyarakat dan
Kebudayaan. Jakarta : Kesaint Blanc.
M.S, Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Puspitasari, Emi. 2008. Objek Linguistik: Bahasa dalam http://cakrabuwana. files.
Setyaningsih, Nina. 2008. Alih Kode dan Campur Kode pada Mailing List
Spolsky, Bernard. 1998. Sociolinguistics. Berlin:Oxford University Press.
Sumarlan. 2005. Teori dan Praktik Analisi Wacana. Solo: Pustaka Cakra Surakarta.
Susilo, Wardoyo. 2008. Campur Kode dalam Teks Lagu Jepang pada Album First Love oleh
Utada Hikaru.
Suamarsono dan Paina Partana. 2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta : Sabda

More Related Content

What's hot

Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiahBahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Nanda Saragih
 
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Universitas Negeri Jakarta
 
Materi wacana
Materi wacanaMateri wacana
Materi wacana
AnastasiaBaan
 
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
Arief Kurniatama
 
Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia Ragam IlmiahBahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
ikaNurulFadhillah
 
Pengembangan materi ajar bipa
Pengembangan materi ajar bipaPengembangan materi ajar bipa
Struktur morfologi bahasa indonesia
Struktur morfologi bahasa indonesiaStruktur morfologi bahasa indonesia
Struktur morfologi bahasa indonesia
Mencari ridho alloh di dunia untuk bekal di akhirat
 
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Rini Adiani
 
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Dian Kirtley Kristi
 
Presentasi Diksi
Presentasi DiksiPresentasi Diksi
Presentasi Diksi
Ary Hidayat
 
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Rizzty Mennelz
 
Linguistik fonologi
Linguistik fonologi Linguistik fonologi
Linguistik fonologi
Darwis Maulana
 
Bahasa baku & Bahasa Resmi
Bahasa baku & Bahasa Resmi Bahasa baku & Bahasa Resmi
Bahasa baku & Bahasa Resmi
Potpotya Fitri
 
teori-teori pengajaran bahasa asing
teori-teori pengajaran bahasa asingteori-teori pengajaran bahasa asing
teori-teori pengajaran bahasa asingOktari Aneliya
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Septiana Farikha
 
Keterampilan Membaca
Keterampilan MembacaKeterampilan Membaca
Keterampilan Membaca
Yunita Siswanti
 

What's hot (20)

Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiahBahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
 
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
 
Materi wacana
Materi wacanaMateri wacana
Materi wacana
 
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
 
Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia Ragam IlmiahBahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
 
Pengembangan materi ajar bipa
Pengembangan materi ajar bipaPengembangan materi ajar bipa
Pengembangan materi ajar bipa
 
Struktur morfologi bahasa indonesia
Struktur morfologi bahasa indonesiaStruktur morfologi bahasa indonesia
Struktur morfologi bahasa indonesia
 
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
 
Konteks dalam analisis wacana
Konteks dalam analisis wacanaKonteks dalam analisis wacana
Konteks dalam analisis wacana
 
Presentasi Diksi
Presentasi DiksiPresentasi Diksi
Presentasi Diksi
 
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
 
Linguistik fonologi
Linguistik fonologi Linguistik fonologi
Linguistik fonologi
 
Bahasa baku & Bahasa Resmi
Bahasa baku & Bahasa Resmi Bahasa baku & Bahasa Resmi
Bahasa baku & Bahasa Resmi
 
Ragam bahasa
Ragam bahasaRagam bahasa
Ragam bahasa
 
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbakuPpt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
teori-teori pengajaran bahasa asing
teori-teori pengajaran bahasa asingteori-teori pengajaran bahasa asing
teori-teori pengajaran bahasa asing
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
 
Keterampilan Membaca
Keterampilan MembacaKeterampilan Membaca
Keterampilan Membaca
 

Similar to Makalah Alih Kode dan Campur Kode

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE
ALIH KODE DAN CAMPUR KODEALIH KODE DAN CAMPUR KODE
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE
Lita Tania
 
Alih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kodeAlih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kode
Mut Mu3tiah
 
sosiolinguistik linguistik sastra indonesia
sosiolinguistik linguistik sastra indonesiasosiolinguistik linguistik sastra indonesia
sosiolinguistik linguistik sastra indonesia
FarisMuhammadRafiq1
 
Siska yuliana
Siska yulianaSiska yuliana
Siska yuliana
taufiq99
 
Alih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kodeAlih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kode
mujahidah khilafah (Shintia Minandar)
 
Alih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kodeAlih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kode
mujahidah khilafah (Shintia Minandar)
 
Pertemuan ke 1.pptx
Pertemuan ke 1.pptxPertemuan ke 1.pptx
Pertemuan ke 1.pptx
Fika753292
 
4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx
4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx
4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx
RitaRistiana1
 
Code switching
Code switchingCode switching
Code switching
Maryam alfia
 
Intro to sociolinguistics
Intro to sociolinguisticsIntro to sociolinguistics
Intro to sociolinguistics
Engki Sabki
 
Alih Kode & Campur Kode
Alih Kode & Campur KodeAlih Kode & Campur Kode
Alih Kode & Campur Kode
Indah Baso
 
Makalah fix
Makalah fixMakalah fix
Makalah fix
zhu ma
 
Masyarakat majemuk indonesia
Masyarakat majemuk  indonesiaMasyarakat majemuk  indonesia
Masyarakat majemuk indonesiaSiti Farida
 
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesiaPengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
entjep Soerjana
 
Makalah kata serapan
Makalah kata serapanMakalah kata serapan
Makalah kata serapan
MrToyb Rafiuddin
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Universitas Negeri Semarang
 
BINDO_Ragam Bahasa.pptx
BINDO_Ragam Bahasa.pptxBINDO_Ragam Bahasa.pptx
BINDO_Ragam Bahasa.pptx
HanaKurniaSari1
 
Materi.docx
Materi.docxMateri.docx
Materi.docx
NirmalaNirmala41
 
Sindy zulfa m
Sindy zulfa mSindy zulfa m
Sindy zulfa m
taufiq99
 
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
roviantoelieser
 

Similar to Makalah Alih Kode dan Campur Kode (20)

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE
ALIH KODE DAN CAMPUR KODEALIH KODE DAN CAMPUR KODE
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE
 
Alih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kodeAlih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kode
 
sosiolinguistik linguistik sastra indonesia
sosiolinguistik linguistik sastra indonesiasosiolinguistik linguistik sastra indonesia
sosiolinguistik linguistik sastra indonesia
 
Siska yuliana
Siska yulianaSiska yuliana
Siska yuliana
 
Alih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kodeAlih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kode
 
Alih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kodeAlih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kode
 
Pertemuan ke 1.pptx
Pertemuan ke 1.pptxPertemuan ke 1.pptx
Pertemuan ke 1.pptx
 
4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx
4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx
4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx
 
Code switching
Code switchingCode switching
Code switching
 
Intro to sociolinguistics
Intro to sociolinguisticsIntro to sociolinguistics
Intro to sociolinguistics
 
Alih Kode & Campur Kode
Alih Kode & Campur KodeAlih Kode & Campur Kode
Alih Kode & Campur Kode
 
Makalah fix
Makalah fixMakalah fix
Makalah fix
 
Masyarakat majemuk indonesia
Masyarakat majemuk  indonesiaMasyarakat majemuk  indonesia
Masyarakat majemuk indonesia
 
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesiaPengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
Pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa indonesia
 
Makalah kata serapan
Makalah kata serapanMakalah kata serapan
Makalah kata serapan
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
 
BINDO_Ragam Bahasa.pptx
BINDO_Ragam Bahasa.pptxBINDO_Ragam Bahasa.pptx
BINDO_Ragam Bahasa.pptx
 
Materi.docx
Materi.docxMateri.docx
Materi.docx
 
Sindy zulfa m
Sindy zulfa mSindy zulfa m
Sindy zulfa m
 
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
 

More from Izan M.Pd

Perbandingan Pendidikan di Indonesia, Finlandia dan Jepang
Perbandingan Pendidikan di Indonesia, Finlandia dan JepangPerbandingan Pendidikan di Indonesia, Finlandia dan Jepang
Perbandingan Pendidikan di Indonesia, Finlandia dan Jepang
Izan M.Pd
 
Problem Based Learning
Problem Based Learning Problem Based Learning
Problem Based Learning Izan M.Pd
 
Filologi Analisis Naskah Melayu
Filologi Analisis Naskah MelayuFilologi Analisis Naskah Melayu
Filologi Analisis Naskah MelayuIzan M.Pd
 
Penulisan Absrak Dan Daftar Pustaka
Penulisan Absrak Dan Daftar PustakaPenulisan Absrak Dan Daftar Pustaka
Penulisan Absrak Dan Daftar Pustaka
Izan M.Pd
 
Tata Cara Mengutip
Tata Cara MengutipTata Cara Mengutip
Tata Cara Mengutip
Izan M.Pd
 
Kalimat Efektif
Kalimat EfektifKalimat Efektif
Kalimat Efektif
Izan M.Pd
 
Kata Baku Dan Tidak Baku
Kata Baku Dan Tidak BakuKata Baku Dan Tidak Baku
Kata Baku Dan Tidak BakuIzan M.Pd
 
Kerangka karangan
Kerangka karanganKerangka karangan
Kerangka karangan
Izan M.Pd
 
Kata Ulang
Kata UlangKata Ulang
Kata Ulang
Izan M.Pd
 
Penomoran Dan Angka
Penomoran Dan AngkaPenomoran Dan Angka
Penomoran Dan AngkaIzan M.Pd
 
Penggunaan Tanda Baca
Penggunaan Tanda BacaPenggunaan Tanda Baca
Penggunaan Tanda BacaIzan M.Pd
 
Penulisan Huruf Miring
Penulisan Huruf MiringPenulisan Huruf Miring
Penulisan Huruf Miring
Izan M.Pd
 
Penulisan Huruf Kapital
Penulisan Huruf KapitalPenulisan Huruf Kapital
Penulisan Huruf Kapital
Izan M.Pd
 

More from Izan M.Pd (15)

Perbandingan Pendidikan di Indonesia, Finlandia dan Jepang
Perbandingan Pendidikan di Indonesia, Finlandia dan JepangPerbandingan Pendidikan di Indonesia, Finlandia dan Jepang
Perbandingan Pendidikan di Indonesia, Finlandia dan Jepang
 
Problem Based Learning
Problem Based Learning Problem Based Learning
Problem Based Learning
 
Filologi Analisis Naskah Melayu
Filologi Analisis Naskah MelayuFilologi Analisis Naskah Melayu
Filologi Analisis Naskah Melayu
 
Penulisan Absrak Dan Daftar Pustaka
Penulisan Absrak Dan Daftar PustakaPenulisan Absrak Dan Daftar Pustaka
Penulisan Absrak Dan Daftar Pustaka
 
Tata Cara Mengutip
Tata Cara MengutipTata Cara Mengutip
Tata Cara Mengutip
 
Paragraf
ParagrafParagraf
Paragraf
 
Kalimat Efektif
Kalimat EfektifKalimat Efektif
Kalimat Efektif
 
Kata Baku Dan Tidak Baku
Kata Baku Dan Tidak BakuKata Baku Dan Tidak Baku
Kata Baku Dan Tidak Baku
 
Kata Depan
Kata DepanKata Depan
Kata Depan
 
Kerangka karangan
Kerangka karanganKerangka karangan
Kerangka karangan
 
Kata Ulang
Kata UlangKata Ulang
Kata Ulang
 
Penomoran Dan Angka
Penomoran Dan AngkaPenomoran Dan Angka
Penomoran Dan Angka
 
Penggunaan Tanda Baca
Penggunaan Tanda BacaPenggunaan Tanda Baca
Penggunaan Tanda Baca
 
Penulisan Huruf Miring
Penulisan Huruf MiringPenulisan Huruf Miring
Penulisan Huruf Miring
 
Penulisan Huruf Kapital
Penulisan Huruf KapitalPenulisan Huruf Kapital
Penulisan Huruf Kapital
 

Recently uploaded

refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
muhamadsufii48
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 

Recently uploaded (20)

refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 

Makalah Alih Kode dan Campur Kode

  • 1. 1
  • 2. 2 TUGAS MATAKULIAH SOSIOLINGUISTIK MAKALAH ALIH KODE DAN CAMPUR KODE NAMA : FARIZAN NIM. : 2014940007 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS DR. SOETOMO SURABAYA 2015
  • 3. 3 MAKALAH ALIH KODE DAN CAMPUR KODE BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Alih kode dan campur kode sering kali terjadi dalam berbagai percakapan masyarakat, alih kode dan campur kode dapat terjadi di semua kalangan masyarakat, status sosial seseorang tidak dapat mencegah terjadinya alih kode maupun campur kode atau sering disebut multi bahasa. Masyarakat yang multi bahasa muncul karena masyarakat tutur tersebut mempunyai atau menguasai lebih dari satu bahasa yang berbeda-beda sehingga mereka dapat menggunakan pilihan bahasa tersebut dalam kegiatan berkomunikasi. Dalam kajian sosiolinguistik, pilihan-pilihan bahasa tersebut kemudian dibahas karena hal ini merupakan aspek penting yang dikaji dalam suatu ilmu kebahasaan. Oleh karena itu, maka hal itulah yang melatar belakangi kami untuk menulis dan menyusun makalah ini. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belang diatas penyusun merumuskan beberapa rumusan masalah diantaranya: a. Apa pengertian alih kode dan campur kode ? b. Apa penyebab terjadinya alih kode dan campur kode ? c. Apa sajakah jenis-jenis alih kode dan campur kode ? C. TUJUAN Didasarkan rumusan masalah diatas penyusun akan memaparkan beberapa tujuan diantaranya : a. Untuk mengetahui pengertian alih kode dan campur kode; b. Untuk mengetahui penyebabterjadinya alih kode dan campur kode; c. Untuk mengetahui jenis-jenis alih kode dan campur kode.
  • 4. 4 BAB II PEMBAHASAN ALIH KODE DAN CAMPUR KODE A. Pengertian Alih kode dan Campur Kode 1. Pengertian Alih Kode Ohoiwutun (2007:71) mengatakan alih kode (code switching), yakni peralihan pemakaian dari suatu bahasa atau dialek ke bahasa atau dialek lainnya. Alih bahasa ini sepenuhnya terjadi karena perubahan-perubahan sosiokultural dalam situasi berbahasa. Perubahan-perubahan yang dimaksud meliputi faktor-faktor seperti hubungan antara pembicara dan pendengar, variasi bahasa, tujuan berbicara, topik yang dibahas, waktu dan tempat berbincang. Lebih lanjut Apple dalam Chaer (2004:107) mengatakan, alih kode yaitu gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi. Ditambahkan oleh Hymes bahwa alih kode bukan hanya terbagi antar bahasa, tetapi dapat juga terjadi antar ragam-ragam atau gaya-gaya yang terdapat dalam satu bahasa. Sebagai contoh peristiwa peralihan yang terjadi dalam suatu kelas yang sedang mempelajari bahasa asing (sebagai contoh bahasa Inggris). Di dalam kelas tersebut secara otomatis menggunakan dua bahasa yaitu, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Kemudian terjadi percakapan dalam suatu bahasa nasional (contoh bahasa Indonesia) lalu tiba-tiba beralih ke bahasa daerah (contoh bahasa Sumbawa),maka kedua jenis peralihan ini juga disebut alih kode. 2. Pengertian Campur Kode Kemudian gejala lain yaitu campur kode. Gejala alih kode biasanya diikuti dengan gejala campur kode, Thelander dalam Chaer (2004:115) mengatakan apabila didalam suatu peristiwa tutur terdapat klausa-klausa atau frase-frase yang digunakan terdiri dari klausa dan frase campuran (hybrid clauses, hybrid phrases), dan masing- masing klausa dan frase tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka peristiwa yang terjadi ini adalah campur kode. Kemudian Nababan (1991:32) mengatakan campur kode yaitu suatu keadaan berbahasa lain ialah bilamana orang mencampur dua (atau lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa yang menuntut percampuran bahasa itu. Maksudnya
  • 5. 5 adalah keadaan yang tidak memaksa atau menuntut seseorang untuk mencampur suatu bahasa ke dalam bahasa lain saat peristiwa tutur sedang berlangsung. Jadi penutur dapat dikatakan secara tidak sadar melakukan percampuran serpihan-serpihan bahasa ke dalam bahasa asli. Campur kode serupa dengan interfensi dari bahasa satu ke bahasa lain. Dalam campur kode penutur menyelipkan unsur-unsur bahasa lain ketika sedang memakai bahasa tertentu. Unsur-unsur tersebut dapat berupa kata-kata, tetapi dapat juga berupa frase atau kelompok kata. Jika berwujud kata biasanya gejala itu disebut peminjaman. Hal yang menyulitkan timbul ketika memakai kata-kata pinjaman tetapi kata-kata pinjaman ini sudah tidak dirasakan sebagai kata asing melainkan dirasakan sebagai bahasa yang dipakai. Sebagai contoh si A berbahasa Indonesia. Kemudian ia berkata “sistem operasi komputer ini sangat lambat”. dari sini terlihat si A banyak menggunakan kata-kata asing yang dicampurkan kedalam bahasa Indonesia. Namun ini tidak dapat dikatakan sebagai gejala campur kode atau pun alih kode. Hal ini disebabkan penutur jelas tidak menyadari kata-kata yang dipakai adalah kata-kata pinjaman, bahkan ia merasa semuanya merupakan bagian dari bahasa Indonesia karena proses peminjaman tersebut sudah terjadi sejak lama. Lebih lanjut Sumarsono (2004:202) menjelaskan kata-kata yang sudah mengalami proses adaptasi dalam suatu bahasa bukan lagi kata yang-kata yang megalami gejala interfensi, bukan pula alih kode, apalagi campur kode. akan berbeda jika penutur secara sadar atau sengaja menggunakan unsur bahasa lain ketika sedang berbicara dalam suatu bahasa. Peristiwa inilah yang kemudian disebut dengan capur kode. Oleh karena itu dalam bahasa tulisan, biasanya unsur-unsur tersebut ditunjukkan dengan menggunakan garis bawah atau cetak miring sebagai penjelasan bahwa si penulis menggunakannya secara sadar. B. Penyebab Terjadinya Alih Kode dan Campur Kode 1. Penyebab Terjadinya Alih Kode Selain sikap kemultibahasaan yang dimiliki oleh masyarakat tutur, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa alih kode, seperti yang dikemukakan Chaer (2004:108), yaitu:
  • 6. 6 a. Penutur Perilaku atau sikap penutur, yang dengan sengaja beralih kode terhadap mitra tutur karena tujuan tertentu. Misalnya mengubah situasi dari resmi menjadi tidak resmi atau sebaliknya. Kemudian ada juga penutur yang mengharapkan sesuatu dari mitra tuturnya atau dengan kata lain mengharapkan keuntungan atau manfaat dari percakapan yang dilakukanya. Sebagai contoh, A adalah orang sumbawa. B adalah orang batak. Keduanya sedang terlibat percakapan. Mulanya si A berbicara menggunakan bahasa Indonesia sebagai pembuka. Kemudian ditanggapi oleh B dengan menggunakan bahasa Indonesia juga. Namun ketika si A ingin mengemukakan inti dari pembicaraannya maka ia kemudian beralih bahasa, yaitu dari bahasa Indonesia ke bahasa Batak. Ketika si A beralih menggunakan bahasa Batak yang merupakan bahasa asli B, maka B pun merespon A dengan baik. Maka disinilah letak keuntungan tersebut. A berbasa basi dengan menggunakan bahasa Indonesia, kemudian setelah ditanggapi oleh B dan ia merasa percakapan berjalan lancar, maka si A dengan sengaja mengalihkan ke bahasa batak. Hal ini disebabkan si A sudah ingin memulai pembicaraan yang lebih dalam kepada si B. Selain itu inti pembicaraan tersebut dapat tersampaikan dengan baik, karena mudah dimengerti oleh lawan bicara yaitu B. Peristiwa inilah yang menyebakan terjadinya peristiwa alih kode. b. Lawan Tutur Mitra tutur atau lawan tutur dapat menyebabkan peristiwa alih kode. Misalnya karena si penutur ingin mengimbangi kemampuan berbahasa lawan tuturnya. Dalam hal ini biasanya kemampuan berbahasa si lawan tutur kurang atau agak kurang karena mungkin bahasa tersebut bukan bahasa pertamanya. Jika lawan tutur yang latar belakang kebahasaannya sama dengan penutur biasanya beralih kode dalam wujud alih varian (baik regional maupun sosial), ragam, gaya, atau register. Kemudian bila lawan tutur berlatar belakang kebahasaan berbeda cenderung alih kode berupa alih bahasa. Sebagai contoh, Rani adalah seorang pramusaji disebuah restoran. Kemudian Ia kedatangan tamu asing yang berasal dari Jepang. Tamu tersebut ingin mempraktikkan bahasa Indonesia yang telah Ia pelajari. Pada awalnya percakapan berjalan lancar, namun ketika tamu tersebut menanyakan biaya
  • 7. 7 makanya Ia tidak dapat mengerti karena Rani masih menjawab dengan menggunakan bahasa Indonesia. Melihat tamunya yang kebingungan tersebut, secara sengaja Rani beralih bahasa, dari bahasa Indonesia ke bahasa Jepang sampai tamu tersebut mengerti apa yang dikatakan Rani. Dari contoh di atas dapat dikatakan telah terjadi peristiwa peralihan bahasa atau disebut alih kode, yaitu bahasa Indonesia ke bahasa Jepang. Oleh karena itu lawan tutur juga sangat mempengaruhi peristiwa alih kode. c. Hadirnya Penutur Ketiga Kehadiran orang ketiga atau orang lain yang tidak berlatar belakang bahasa yang sama dengan bahasa yang sedang digunakan oleh penutur dan lawan tutur dapat menyebabkan peristiwa alih kode. Untuk menetralisasi situasi dan menghormati kehadiran mitra tutur ketiga, biasanya penutur dan mitra tutur beralih kode, apalagi bila latar belakang kebahasaan mereka berbeda. Sebagai contoh, Tono dan Tini bersaudara. Mereka berdua adalah orang Sumbawa. Oleh karena itu, ketika berbicara, mereka menggunakan bahasa yang digunakan sehari-hari, yaitu bahasa Sumbawa. Pembicaraan berjalan aman dan lancar. Tiba-tiba datang Upik kawan Tini yang merupakan orangLombok. Untuk sesaat Upik tidak mengerti apa yang mereka katakan. Kemudian Tini memahami hal tersebut dan langsung beralih ke bahasa yang dapat dimengerti oleh Upik, yaitu bahasa Indonesia. kemudian Ia bercerita tentang apa yang Ia bicarakan dengan Tono dengan menggunakan bahasa Indonesia. Inilah yang disebut peristiwa alih kode. Jadi, kehadiran orang ketiga merupakan faktor yang mempengaruhi peristiwa alih kode. d. Perubahan Situasi Perubahan situasi pembicaraan juga dapat mempengaruhi terjadinya laih kode. Situasi tersebut dapat berupa situasi formal ke informal atau sebaliknya. e. Topik Pembicaraan Topik merupakan faktor yang dominan dalam menentukan terjadinya alih kode. Topik pembicaraan yang bersifat formal biasanya diungkapkan dengan ragam baku, dengan gaya netral dan serius dan pokok pembicaraan yang bersifat informal disampaikan dengan bahasa nonbaku, gaya sedikit emosional, dan serba seenaknya.
  • 8. 8 2. Penyebab Terjadinya Campur Kode Sama halnya dengan alih kode, campur kodepun disebabkan oleh masyarakat tutur yang multilingual. Namun, tidak seperti alih kode, campur kode tidak mempunyai maksud dan tujuan yang jelas untuk digunakan karena campur kode digunakan biasanya tidak disadari oleh pembicara atau dengan kata lain reflek pembicara atas pengetahuan bahasa asing yang diketahuinya. Setyaningsih, dalam http://www.slideshare.net/ninazski/paper-sosling-nina mengatakan campur kode digunakan karena apabila seseorang yang sedang dalam kegiatan berkomunikasi tidak mendapatkan padanan kata yang cocok yang dapat menjelaskan maksud dan tujuan yang sebenarnya, maka ia akan mencari padanan kata yang cocok dengan jalan mengambil istilah dari berbagai bahasa yang ia kuasai. Kemudian penyebab terjadinya campur kode dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sikap (attitudinal type) yakni latar belakang sikap penutur, dan kebahasaan (linguistik type) yakni latar belakang keterbatasan bahasa, sehingga ada alasan identifikasi peranan, identifikasi ragam, dan keinginan untuk menjelaskan atau menafsirkan. Dengan demikian campur kode terjadi karena adanya hubungan timbal balik antara peranan penutur, bentuk bahasa, dan fungsi bahasa C. Jenis-Jenis Alih Kode dan Campur Kode 1. Jenis-Jenis Alih Kode a. Alih Kode Metaforis Alih kode metaforis, yaitu alih kode yang terjadi jika ada pergantian topik. b. Alih Kode Situasional Sedangkan alih kode situasional, yaitu alih kode yang terjadi berdasarkan situasi dimana para penutur menyadari bahwa mereka berbicara dalam bahasa tertentu dalam suatu situasi dan bahasa lain dalam situasi yang lain. Dalam alih kode ini tidak tejadi perubahan topik. Pergantian ini selalu bertepatan dengan perubahan dari suatu situasi eksternal (misalnya berbicara dengan anggota keluarga) ke situasi eksternal lainnya (misalnya berbicara dengan tetangga). Selain alih kode metaforis dan situsional, Suwito dalam Chaer (2004:114) juga membagi alih kode menjadi dua jenis yaitu, alih kode intern dan alih kode ekstern.
  • 9. 9 a. Alih Kode Intern Alih Kode Intern yaitu alih kode yang berlangsung antar bahasa sendiri, seperti dari bahasa Indonesia ke bahasa Sumbawa, atau sebaliknya b. Alih Kode Ekstern Sedangkan alih kode ekstern yaitu alih kode yang terjadi antara bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Contohnya bahasa Indonesia ke bahasa Jepang, atau sebaliknya. 2. Jenis-Jenis Campur Kode Campur kode dibagi menjadi dua, yaitu campur kode ke luar (outer code- mixing)dan campur kode ke dalam (inner code-mixing). a. Campur Kode Ke Luar (Outer Code-Mixing) Yaitu campur kode yang berasal dari bahasa asing atau dapat dijelaskan bahasa asli yang bercampur dengan bahasa asing. Contohnya bahasa Indonesia – bahasa Inggris – bahasa Jepang, dll b. Campur Kode Ke Dalam (Inner Code-Mixing) Yaitu campur kode yang bersumber dari bahasa asli dengan segala variasinya. Contohnya bahasa Indonesia-bahasa Sumbawa-bahasa Batak-Bahasa Minang (lebih ke dialek), dll.
  • 10. 10 BAB III PENUTUP Simpulan Alih kode yakni peralihan pemakaian dari suatu bahasa atau dialek ke bahasa atau dialek lainnya. Alih kode juga bisa dikatakan sebagai gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi. Hymes bahwa alih kode bukan hanya terbagi antar bahasa, tetapi dapat juga terjadi antar ragam-ragam atau gaya-gaya yang terdapat dalam satu bahasa. Kemudian gejala lain yaitu campur kode. Gejala alih kode biasanya diikuti dengan gejala campur kode, apabila didalam suatu peristiwa tutur terdapat klausa-klausa atau frase- frase yang digunakan terdiri dari klausa dan frase campuran (hybrid clauses, hybrid phrases), dan masing-masing klausa dan frase tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka peristiwa yang terjadi ini adalah campur kode. Kemudian ada juga yang mengatakan campur kode yaitu suatu keadaan berbahasa lain ialah bilamana orang mencampur dua (atau lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa yang menuntut percampuran bahasa itu.
  • 11. 11 DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta:Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta:Rineka Cipta Hudson, R.A. 1980. Sociolinguistics. Cambridge:Cambridge University Press. Ohoiwutun, Paul. 2007. Sosiolinguistik Memahami Bahasa dalam Konteks Masyarakat dan Kebudayaan. Jakarta : Kesaint Blanc. M.S, Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Puspitasari, Emi. 2008. Objek Linguistik: Bahasa dalam http://cakrabuwana. files. Setyaningsih, Nina. 2008. Alih Kode dan Campur Kode pada Mailing List Spolsky, Bernard. 1998. Sociolinguistics. Berlin:Oxford University Press. Sumarlan. 2005. Teori dan Praktik Analisi Wacana. Solo: Pustaka Cakra Surakarta. Susilo, Wardoyo. 2008. Campur Kode dalam Teks Lagu Jepang pada Album First Love oleh Utada Hikaru. Suamarsono dan Paina Partana. 2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta : Sabda