Dokumen tersebut membahas tentang alih kode dan campur kode. Alih kode adalah peralihan penggunaan bahasa karena berubahnya situasi, sedangkan campur kode adalah penggunaan dua bahasa atau lebih dalam satu tuturan. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, penyebab, dan perbedaan antara alih kode dan campur kode menurut beberapa ahli.
Peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan,di dalam, tempat, dan situasi tertentu. Jadi interaksi yang berlangsung antara seorang pedagang dan pembeli di pasar pada waktu tertentu mengunakan bahasa sebagai alat komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur. Peristiwa serupa kita dapati juga dalam acara diskusi di ruang kuliah, rapat dinas di kantor, sidang di pengadilan, dan sebagainya.
Bagaimana percakapan di bus kota atau sedang di kereta api yang terjadi di antara penumpang yang tidak saling kenal (pada mulanya) dengan topik pembicaraan tidak menentu, tanpa tujuan, dengan ragam bahasa yang berganti-ganti, apakah dapat juga di sebut sebagai peristiwa tutur? Secara sosiolinguistik percakapan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai peristiwa tutur, sebab pokok percakapan tidak menentu (berganti-ganti menurut situasi), tanpa tujuan dilakukan oleh orang-orang yang tidak segaja untuk bercakap-cakap, dan mengunakan ragam bahasa yang berganti-ganti. Sebuah percakapan baru dapat di sebut sebagai sebuah peristiwa tutur kalau memenuhi syarat.
Menurut Dell Hymes (1972) seorang pakar sosiolinguistik terkenal, bahwa suatu peristiwa tutur mempunyai delapan komponen, dan dibentuk menjadi akronim SPEAKING (diangkat dari Wadhaugh 1990):
1. Penerjemahan merupakan proses penting dalam era globalisasi untuk memfasilitasi komunikasi antarbangsa. Namun, terdapat berbagai kesulitan yang dihadapi penerjemah.
2. Kesulitan utama meliputi perbedaan makna kata antarbahasa dan konteks sosial-budaya yang berbeda. Penerjemah harus mampu menangkap makna sebenarnya dari teks sumber dan menerjemahkannya secara tepat ke bahasa sasaran.
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistikkholid harras
Psikolinguistik mempelajari hubungan antara bahasa, pikiran, dan perilaku manusia. Ia membahas proses penyandian dan pemahaman bahasa, serta bagaimana kemampuan berbahasa diperoleh dan digunakan. Ruang lingkupnya meliputi pemerolehan bahasa, hubungan antara pengetahuan dan penggunaan bahasa, serta proses produksi dan pemahaman tuturan. Psikolinguistik berfokus pada kompetensi, akuisisi
Dokumen tersebut membahas konsep kedwibahasaan dan bilingualisme serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, proses pemerolehan bahasa kedua, pengukuran kedwibahasaan, dan pengaruh kedwibahasaan terhadap individu dan masyarakat."
Dokumen tersebut membahas tentang alih kode dan campur kode. Alih kode adalah peralihan penggunaan bahasa karena berubahnya situasi, sedangkan campur kode adalah penggunaan dua bahasa atau lebih dalam satu tuturan. Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, penyebab, dan perbedaan antara alih kode dan campur kode menurut beberapa ahli.
Peristiwa tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan,di dalam, tempat, dan situasi tertentu. Jadi interaksi yang berlangsung antara seorang pedagang dan pembeli di pasar pada waktu tertentu mengunakan bahasa sebagai alat komunikasinya adalah sebuah peristiwa tutur. Peristiwa serupa kita dapati juga dalam acara diskusi di ruang kuliah, rapat dinas di kantor, sidang di pengadilan, dan sebagainya.
Bagaimana percakapan di bus kota atau sedang di kereta api yang terjadi di antara penumpang yang tidak saling kenal (pada mulanya) dengan topik pembicaraan tidak menentu, tanpa tujuan, dengan ragam bahasa yang berganti-ganti, apakah dapat juga di sebut sebagai peristiwa tutur? Secara sosiolinguistik percakapan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai peristiwa tutur, sebab pokok percakapan tidak menentu (berganti-ganti menurut situasi), tanpa tujuan dilakukan oleh orang-orang yang tidak segaja untuk bercakap-cakap, dan mengunakan ragam bahasa yang berganti-ganti. Sebuah percakapan baru dapat di sebut sebagai sebuah peristiwa tutur kalau memenuhi syarat.
Menurut Dell Hymes (1972) seorang pakar sosiolinguistik terkenal, bahwa suatu peristiwa tutur mempunyai delapan komponen, dan dibentuk menjadi akronim SPEAKING (diangkat dari Wadhaugh 1990):
1. Penerjemahan merupakan proses penting dalam era globalisasi untuk memfasilitasi komunikasi antarbangsa. Namun, terdapat berbagai kesulitan yang dihadapi penerjemah.
2. Kesulitan utama meliputi perbedaan makna kata antarbahasa dan konteks sosial-budaya yang berbeda. Penerjemah harus mampu menangkap makna sebenarnya dari teks sumber dan menerjemahkannya secara tepat ke bahasa sasaran.
Pengertian dan ruang lingkup kajian psikolinguistikkholid harras
Psikolinguistik mempelajari hubungan antara bahasa, pikiran, dan perilaku manusia. Ia membahas proses penyandian dan pemahaman bahasa, serta bagaimana kemampuan berbahasa diperoleh dan digunakan. Ruang lingkupnya meliputi pemerolehan bahasa, hubungan antara pengetahuan dan penggunaan bahasa, serta proses produksi dan pemahaman tuturan. Psikolinguistik berfokus pada kompetensi, akuisisi
Dokumen tersebut membahas konsep kedwibahasaan dan bilingualisme serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, proses pemerolehan bahasa kedua, pengukuran kedwibahasaan, dan pengaruh kedwibahasaan terhadap individu dan masyarakat."
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiahNanda Saragih
Dokumen tersebut membahas tiga jenis bahasa yaitu bahasa standar, non-standar, dan ilmiah. Bahasa standar adalah bahasa yang menjadi acuan dan digunakan dalam situasi resmi. Bahasa non-standar dipakai dalam situasi tidak resmi. Bahasa ilmiah digunakan dalam tulisan ilmiah untuk menyampaikan informasi secara objektif, jelas, dan tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis. Secara garis besar dibahas tentang pengertian sintaksis, ruang lingkup kesalahan analisis bahasa pada tataran sintaksis seperti alat-alat sintaksis dan satuan-satuan sintaksis, serta bentuk atau pola kesalahan yang sering terjadi pada tataran sintaksis seperti kesalahan frasa, klausa, dan kalimat.
Dokumen tersebut membahas tentang wacana dan jenis-jenisnya. Wacana adalah satuan bahasa terbesar dalam komunikasi, yang terdiri dari kalimat, klausa, frase, kata, morfem, dan bunyi. Terdapat beberapa jenis wacana berdasarkan saluran komunikasi, peserta komunikasi, dan tujuan komunikasi.
Wacana tersebut membahas pekerjaan pemeliharaan rutin jalan tol Jakarta-Cikampek yang dilakukan PT Jasa Marga untuk mempersiapkan mudik dan balik Lebaran, yakni rekonstruksi rigid pavement di beberapa kilometer dengan waktu pelaksanaan 24 jam selama beberapa hari.
Makalah membahas prinsip-prinsip pengembangan materi ajar bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA) dengan mempertimbangkan karakteristik siswa, tujuan belajar, dan integrasi unsur bahasa, kebahasaan, dan budaya. Dibahas pula contoh pengembangan materi berdasarkan analisis kebutuhan siswa untuk tingkat dasar dengan tema perkenalan dan profesi.
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Rini Adiani
Makalah ini membahas pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) pada tingkat menengah. Ia menjelaskan pengertian BIPA, media pengajaran tulis BIPA tingkat menengah seperti permainan dan lingkungan sekitar, serta jenis-jenis tulisan yang diajarkan seperti narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaDian Kirtley Kristi
Makalah ini membahas tentang bahasa Indonesia dan bahasa gaul. Bahasa gaul adalah bahasa nonstandar yang banyak digunakan oleh remaja di Indonesia. Bahasa gaul memiliki pengaruh terhadap bahasa Indonesia karena sering digunakan di media dan oleh artis, sehingga mengakibatkan bahasa Indonesia yang baik dan benar mulai tergeser. Namun demikian, bahasa gaul juga berperan dalam pembentukan bahasa remaja secara santai dan
Kelompok 3 terdiri dari 6 orang yang akan mempresentasikan mata kuliah Bahasa Indonesia pada tahun 2015. Dokumen ini membahas tentang diksi, makna denotasi dan konotasi, makna umum dan khusus, serta sinonim.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian linguistik secara umum dan beberapa subsistem bahasa seperti sistem fonologi, fonetik, dan alat ucapan yang mempengaruhi pembentukan bunyi bahasa.
Materi Keterampilan membaca mata kuliah Dasar Keilmuan Bahasa Indonesia SD Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan jenis-jenis alih kode dan campur kode. Alih kode adalah peralihan dari satu kode ke kode lain, seperti dari bahasa Indonesia ke bahasa daerah. Campur kode terjadi ketika penutur menggunakan dua bahasa sekaligus. Faktor-faktor yang memengaruhi alih kode antara lain pembicara, mitra tutur, perubahan situasi, dan topik pembicaraan."
Alih kode terjadi ketika penutur beralih antara bahasa atau ragam bahasa dalam satu bahasa, biasanya karena faktor pembicara, lawan bicara, perubahan situasi, atau topik. Campur kode terjadi ketika penutur menggunakan satu bahasa sebagai bahasa utama dengan unsur-unsur bahasa lain yang disisipkan. Alih kode melibatkan peralihan antar bahasa yang memiliki otonomi sendiri, sedangkan campur k
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiahNanda Saragih
Dokumen tersebut membahas tiga jenis bahasa yaitu bahasa standar, non-standar, dan ilmiah. Bahasa standar adalah bahasa yang menjadi acuan dan digunakan dalam situasi resmi. Bahasa non-standar dipakai dalam situasi tidak resmi. Bahasa ilmiah digunakan dalam tulisan ilmiah untuk menyampaikan informasi secara objektif, jelas, dan tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis. Secara garis besar dibahas tentang pengertian sintaksis, ruang lingkup kesalahan analisis bahasa pada tataran sintaksis seperti alat-alat sintaksis dan satuan-satuan sintaksis, serta bentuk atau pola kesalahan yang sering terjadi pada tataran sintaksis seperti kesalahan frasa, klausa, dan kalimat.
Dokumen tersebut membahas tentang wacana dan jenis-jenisnya. Wacana adalah satuan bahasa terbesar dalam komunikasi, yang terdiri dari kalimat, klausa, frase, kata, morfem, dan bunyi. Terdapat beberapa jenis wacana berdasarkan saluran komunikasi, peserta komunikasi, dan tujuan komunikasi.
Wacana tersebut membahas pekerjaan pemeliharaan rutin jalan tol Jakarta-Cikampek yang dilakukan PT Jasa Marga untuk mempersiapkan mudik dan balik Lebaran, yakni rekonstruksi rigid pavement di beberapa kilometer dengan waktu pelaksanaan 24 jam selama beberapa hari.
Makalah membahas prinsip-prinsip pengembangan materi ajar bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA) dengan mempertimbangkan karakteristik siswa, tujuan belajar, dan integrasi unsur bahasa, kebahasaan, dan budaya. Dibahas pula contoh pengembangan materi berdasarkan analisis kebutuhan siswa untuk tingkat dasar dengan tema perkenalan dan profesi.
Pengajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Madya (Menulis)Rini Adiani
Makalah ini membahas pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) pada tingkat menengah. Ia menjelaskan pengertian BIPA, media pengajaran tulis BIPA tingkat menengah seperti permainan dan lingkungan sekitar, serta jenis-jenis tulisan yang diajarkan seperti narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaDian Kirtley Kristi
Makalah ini membahas tentang bahasa Indonesia dan bahasa gaul. Bahasa gaul adalah bahasa nonstandar yang banyak digunakan oleh remaja di Indonesia. Bahasa gaul memiliki pengaruh terhadap bahasa Indonesia karena sering digunakan di media dan oleh artis, sehingga mengakibatkan bahasa Indonesia yang baik dan benar mulai tergeser. Namun demikian, bahasa gaul juga berperan dalam pembentukan bahasa remaja secara santai dan
Kelompok 3 terdiri dari 6 orang yang akan mempresentasikan mata kuliah Bahasa Indonesia pada tahun 2015. Dokumen ini membahas tentang diksi, makna denotasi dan konotasi, makna umum dan khusus, serta sinonim.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian linguistik secara umum dan beberapa subsistem bahasa seperti sistem fonologi, fonetik, dan alat ucapan yang mempengaruhi pembentukan bunyi bahasa.
Materi Keterampilan membaca mata kuliah Dasar Keilmuan Bahasa Indonesia SD Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan jenis-jenis alih kode dan campur kode. Alih kode adalah peralihan dari satu kode ke kode lain, seperti dari bahasa Indonesia ke bahasa daerah. Campur kode terjadi ketika penutur menggunakan dua bahasa sekaligus. Faktor-faktor yang memengaruhi alih kode antara lain pembicara, mitra tutur, perubahan situasi, dan topik pembicaraan."
Alih kode terjadi ketika penutur beralih antara bahasa atau ragam bahasa dalam satu bahasa, biasanya karena faktor pembicara, lawan bicara, perubahan situasi, atau topik. Campur kode terjadi ketika penutur menggunakan satu bahasa sebagai bahasa utama dengan unsur-unsur bahasa lain yang disisipkan. Alih kode melibatkan peralihan antar bahasa yang memiliki otonomi sendiri, sedangkan campur k
Alih kode dan campur kode terjadi ketika penutur menggunakan dua bahasa atau lebih secara bersamaan. Alih kode dilakukan secara sadar antara satu klausa bahasa ke klausa bahasa lain, sedangkan campur kode melibatkan penyisipan unsur bahasa lain ke dalam bahasa utama tanpa otonomi tersendiri. Interferensi terjadi ketika unsur satu bahasa masuk ke bahasa lain yang mengakibatkan
Dokumen tersebut membahas tentang alih kode dan campur kode dalam konteks kedwibahasaan. Alih kode adalah beralih dari satu bahasa ke bahasa lain dalam satu percakapan, sedangkan campur kode adalah penggunaan unsur-unsur bahasa satu ke bahasa lain. Dokumen tersebut juga membahas faktor-faktor penyebab terjadinya alih kode dan campur kode seperti pembicara, mitra bicara, temp
Alih kode ialah peristiwa pengalihan dari satu kode ke kode yang lain. Penggunaan alih
kode ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Seseorang dapat menggunakan
alih kode saat berada dalam situasi tertentu, situasi yang dapat menyebabkan seseorang itu
harus mengalihkan kode yang dimaksud.
Lain pula dengan campur kode, hal ini terjadi apalagi seorang penutur menggunakan
suatu bahasa secara dominan mendukung suatu tuturan disisipi dengan unsur bahasa
lainnya. Kita bisa melihat campur kode dari karakteristik penutur, bagaimana ia
menyampaikan, dari situlah bisa kita tahu latar belakang sosial, pendidikan, keagaaman, dan
sebagainya.
Pada akhirnya, kedua hal ini sering dijumpai dalam masyarakat, karena baik alih kode
maupun campur kode, dapat terjadi dengan adanya komunikasi. Setiap komunikasi yang
dilakukan, bahkan tanpa kita sadari telah menggunakan alih kode dan campur kode. Hal ini
terjadi karena faktor utama terjadinya kedua hal tersebut ialah adanya penutur dan lawan
bicara. Dan juga alih kode yang sering digunakan ialah adanya orang ketiga, inilah yang
paling sering digunakan dalam lingkup pelajar maupun masyarakat.
Makalah ini membahas tentang perkembangan bahasa Indonesia, mulai dari bahasa Melayu sebagai bahasa asal, pengangkatan bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia melalui Sumpah Pemuda, hingga penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi melalui UUD 1945."
Makalah ini membahas tentang ragam bahasa Indonesia dan pengertiannya. Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang berbeda-beda tergantung topik, situasi, dan media komunikasi. Ragam bahasa dapat dibedakan menjadi lisan dan tulis, serta berdasarkan daerah, pendidikan penutur, sikap penutur, dan topik pembicaraan. Makalah ini juga menjelaskan contoh-contoh perbedaan ragam bahasa dalam
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis ragam bahasa. Ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang berbeda-beda tergantung faktor waktu, tempat, sosiokultural, dan situasi. Terdapat beberapa jenis ragam bahasa seperti ragam baku dan nonbaku, ragam yang baik dan benar, serta ragam lisan dan tulisan yang memiliki perbedaan penggunaan dan keunggulan masing-masing.
Makalah ini membahas tentang ragam bahasa Indonesia yang dibagi menjadi tiga, yaitu berdasarkan media, cara pandang penutur, dan jenis pemakaian. Ragam bahasa dapat berupa lisan atau tulisan, dan dipengaruhi oleh daerah, pendidikan, serta sikap penutur. Setiap ragam memiliki fungsi tersendiri sesuai dengan konteks pemakaiannya.
Perbandingan Pendidikan di Indonesia, Finlandia dan JepangIzan M.Pd
[Ringkasan]
Makalah ini membandingkan sistem pendidikan di Indonesia, Jepang, dan Finlandia. Ketiganya memiliki jenjang pendidikan dasar dan menengah yang sama yaitu selama 9 tahun. Namun, Finlandia memiliki jenjang sarjana terpendek yaitu 3 tahun. Untuk tenaga pendidik, Finlandia memiliki kualifikasi guru tertinggi dengan ijazah master sebagai syarat minimal, sedangkan proses perekrutan guru paling ketat. Di bidang anggaran dan pembiayaan p
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian abstrak, cara penulisan abstrak yang baik, dan daftar pustaka. Abstrak adalah ringkasan yang berisi tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan penelitian dalam 200-300 kata tanpa tabel atau gambar. Daftar pustaka berisi semua sumber yang digunakan dengan format tertentu sesuai jenis sumbernya.
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara yang benar dalam mengutip sumber rujukan, termasuk jenis kutipan (langsung dan tidak langsung), teknik penulisan kutipan, dan cara menuliskan sumber rujukan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kalimat efektif dan karakteristik-karakteristiknya, yaitu kalimat harus koheren, pararel, hemat, memberikan penekanan, dan variatif. Kalimat efektif harus mudah dipahami, logis, menggunakan kata yang sejajar, tidak berlebihan, menyorot bagian penting, serta memiliki subyek dan predikat yang saling mendukung.
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang berisi garis besar ide-ide yang disusun secara sistematis dan terstruktur untuk membantu penulis menyusun tulisan secara terarah dan terkonsep serta menghindari ide ganda. Kerangka karangan juga memudahkan penulis menemukan bahan pendukung dan menciptakan klimaks yang berbeda. Ada dua pola susunan kerangka karangan yaitu pola alamiah berdasarkan urutan ruang,
Dokumen ini membahas tentang bentuk dan makna kata ulang dalam bahasa Indonesia. Terdapat beberapa jenis bentuk kata ulang, yaitu kata ulang penuh, kata ulang berimbuhan, kata ulang berubah bunyi, kata ulang semu, dan kata ulang dwipurwa. Kata ulang dapat menyatakan makna benda yang bermacam-macam, menyerupai bentuk dasar, atau pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang atau bermacam-mac
Huruf miring digunakan untuk memberi penekanan pada suatu kata, kalimat, atau paragraf, serta menandai kutipan dari bahasa asing, istilah Latin, dan judul publikasi. Huruf miring juga menggantikan garis bawah pada tulisan tangan atau mesin tik manual. Terdapat tiga kriteria penulisan huruf miring yaitu untuk menuliskan judul publikasi yang dikutip, menegaskan bagian teks, dan menuliskan kata asing
Dokumen tersebut membahas kaidah-kaidah penulisan huruf kapital dalam bahasa Indonesia. Beberapa kaidah yang disebutkan adalah penggunaan huruf kapital pada awal kalimat, petikan langsung, nama Tuhan, gelar kehormatan, jabatan, bangsa, bulan, dan kata ganti orang kedua.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
2. 2
TUGAS MATAKULIAH SOSIOLINGUISTIK
MAKALAH ALIH KODE DAN CAMPUR KODE
NAMA : FARIZAN
NIM. : 2014940007
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS DR. SOETOMO
SURABAYA
2015
3. 3
MAKALAH ALIH KODE DAN CAMPUR KODE
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Alih kode dan campur kode sering kali terjadi dalam berbagai percakapan
masyarakat, alih kode dan campur kode dapat terjadi di semua kalangan masyarakat,
status sosial seseorang tidak dapat mencegah terjadinya alih kode maupun campur kode
atau sering disebut multi bahasa. Masyarakat yang multi bahasa muncul karena
masyarakat tutur tersebut mempunyai atau menguasai lebih dari satu bahasa yang
berbeda-beda sehingga mereka dapat menggunakan pilihan bahasa tersebut dalam
kegiatan berkomunikasi. Dalam kajian sosiolinguistik, pilihan-pilihan bahasa tersebut
kemudian dibahas karena hal ini merupakan aspek penting yang dikaji dalam suatu ilmu
kebahasaan.
Oleh karena itu, maka hal itulah yang melatar belakangi kami untuk menulis
dan menyusun makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belang diatas penyusun merumuskan beberapa rumusan masalah
diantaranya:
a. Apa pengertian alih kode dan campur kode ?
b. Apa penyebab terjadinya alih kode dan campur kode ?
c. Apa sajakah jenis-jenis alih kode dan campur kode ?
C. TUJUAN
Didasarkan rumusan masalah diatas penyusun akan memaparkan beberapa
tujuan diantaranya :
a. Untuk mengetahui pengertian alih kode dan campur kode;
b. Untuk mengetahui penyebabterjadinya alih kode dan campur kode;
c. Untuk mengetahui jenis-jenis alih kode dan campur kode.
4. 4
BAB II
PEMBAHASAN
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE
A. Pengertian Alih kode dan Campur Kode
1. Pengertian Alih Kode
Ohoiwutun (2007:71) mengatakan alih kode (code switching), yakni peralihan
pemakaian dari suatu bahasa atau dialek ke bahasa atau dialek lainnya. Alih bahasa
ini sepenuhnya terjadi karena perubahan-perubahan sosiokultural dalam situasi
berbahasa. Perubahan-perubahan yang dimaksud meliputi faktor-faktor seperti
hubungan antara pembicara dan pendengar, variasi bahasa, tujuan berbicara, topik
yang dibahas, waktu dan tempat berbincang. Lebih lanjut Apple dalam Chaer
(2004:107) mengatakan, alih kode yaitu gejala peralihan pemakaian bahasa karena
berubahnya situasi.
Ditambahkan oleh Hymes bahwa alih kode bukan hanya terbagi antar bahasa,
tetapi dapat juga terjadi antar ragam-ragam atau gaya-gaya yang terdapat dalam satu
bahasa. Sebagai contoh peristiwa peralihan yang terjadi dalam suatu kelas yang
sedang mempelajari bahasa asing (sebagai contoh bahasa Inggris). Di dalam kelas
tersebut secara otomatis menggunakan dua bahasa yaitu, bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris. Kemudian terjadi percakapan dalam suatu bahasa nasional (contoh
bahasa Indonesia) lalu tiba-tiba beralih ke bahasa daerah (contoh
bahasa Sumbawa),maka kedua jenis peralihan ini juga disebut alih kode.
2. Pengertian Campur Kode
Kemudian gejala lain yaitu campur kode. Gejala alih kode biasanya diikuti
dengan gejala campur kode, Thelander dalam Chaer (2004:115) mengatakan apabila
didalam suatu peristiwa tutur terdapat klausa-klausa atau frase-frase yang digunakan
terdiri dari klausa dan frase campuran (hybrid clauses, hybrid phrases), dan masing-
masing klausa dan frase tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka peristiwa
yang terjadi ini adalah campur kode. Kemudian Nababan (1991:32) mengatakan
campur kode yaitu suatu keadaan berbahasa lain ialah bilamana orang mencampur
dua (atau lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa tanpa ada
sesuatu dalam situasi berbahasa yang menuntut percampuran bahasa itu. Maksudnya
5. 5
adalah keadaan yang tidak memaksa atau menuntut seseorang untuk mencampur suatu
bahasa ke dalam bahasa lain saat peristiwa tutur sedang berlangsung. Jadi penutur
dapat dikatakan secara tidak sadar melakukan percampuran serpihan-serpihan bahasa
ke dalam bahasa asli. Campur kode serupa dengan interfensi dari bahasa satu ke
bahasa lain.
Dalam campur kode penutur menyelipkan unsur-unsur bahasa lain ketika
sedang memakai bahasa tertentu. Unsur-unsur tersebut dapat berupa kata-kata, tetapi
dapat juga berupa frase atau kelompok kata. Jika berwujud kata biasanya gejala itu
disebut peminjaman. Hal yang menyulitkan timbul ketika memakai kata-kata
pinjaman tetapi kata-kata pinjaman ini sudah tidak dirasakan sebagai kata asing
melainkan dirasakan sebagai bahasa yang dipakai. Sebagai contoh si A berbahasa
Indonesia. Kemudian ia berkata “sistem operasi komputer ini sangat lambat”. dari sini
terlihat si A banyak menggunakan kata-kata asing yang dicampurkan kedalam bahasa
Indonesia. Namun ini tidak dapat dikatakan sebagai gejala campur kode atau pun alih
kode. Hal ini disebabkan penutur jelas tidak menyadari kata-kata yang dipakai adalah
kata-kata pinjaman, bahkan ia merasa semuanya merupakan bagian dari bahasa
Indonesia karena proses peminjaman tersebut sudah terjadi sejak lama. Lebih lanjut
Sumarsono (2004:202) menjelaskan kata-kata yang sudah mengalami proses adaptasi
dalam suatu bahasa bukan lagi kata yang-kata yang megalami gejala interfensi, bukan
pula alih kode, apalagi campur kode. akan berbeda jika penutur secara sadar atau
sengaja menggunakan unsur bahasa lain ketika sedang berbicara dalam suatu bahasa.
Peristiwa inilah yang kemudian disebut dengan capur kode. Oleh karena itu dalam
bahasa tulisan, biasanya unsur-unsur tersebut ditunjukkan dengan menggunakan garis
bawah atau cetak miring sebagai penjelasan bahwa si penulis menggunakannya secara
sadar.
B. Penyebab Terjadinya Alih Kode dan Campur Kode
1. Penyebab Terjadinya Alih Kode
Selain sikap kemultibahasaan yang dimiliki oleh masyarakat tutur, terdapat
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa alih kode, seperti yang
dikemukakan Chaer (2004:108), yaitu:
6. 6
a. Penutur
Perilaku atau sikap penutur, yang dengan sengaja beralih kode terhadap
mitra tutur karena tujuan tertentu. Misalnya mengubah situasi dari resmi
menjadi tidak resmi atau sebaliknya. Kemudian ada juga penutur yang
mengharapkan sesuatu dari mitra tuturnya atau dengan kata lain
mengharapkan keuntungan atau manfaat dari percakapan yang dilakukanya.
Sebagai contoh, A adalah orang sumbawa. B adalah orang batak. Keduanya
sedang terlibat percakapan. Mulanya si A berbicara menggunakan bahasa
Indonesia sebagai pembuka. Kemudian ditanggapi oleh B dengan
menggunakan bahasa Indonesia juga. Namun ketika si A ingin
mengemukakan inti dari pembicaraannya maka ia kemudian beralih bahasa,
yaitu dari bahasa Indonesia ke bahasa Batak. Ketika si A beralih
menggunakan bahasa Batak yang merupakan bahasa asli B, maka B pun
merespon A dengan baik. Maka disinilah letak keuntungan tersebut. A
berbasa basi dengan menggunakan bahasa Indonesia, kemudian setelah
ditanggapi oleh B dan ia merasa percakapan berjalan lancar, maka si A
dengan sengaja mengalihkan ke bahasa batak. Hal ini disebabkan si A sudah
ingin memulai pembicaraan yang lebih dalam kepada si B. Selain itu inti
pembicaraan tersebut dapat tersampaikan dengan baik, karena mudah
dimengerti oleh lawan bicara yaitu B. Peristiwa inilah yang menyebakan
terjadinya peristiwa alih kode.
b. Lawan Tutur
Mitra tutur atau lawan tutur dapat menyebabkan peristiwa alih kode.
Misalnya karena si penutur ingin mengimbangi kemampuan berbahasa lawan
tuturnya. Dalam hal ini biasanya kemampuan berbahasa si lawan tutur kurang
atau agak kurang karena mungkin bahasa tersebut bukan bahasa
pertamanya. Jika lawan tutur yang latar belakang kebahasaannya sama
dengan penutur biasanya beralih kode dalam wujud alih varian (baik regional
maupun sosial), ragam, gaya, atau register. Kemudian bila lawan tutur
berlatar belakang kebahasaan berbeda cenderung alih kode berupa alih
bahasa. Sebagai contoh, Rani adalah seorang pramusaji disebuah restoran.
Kemudian Ia kedatangan tamu asing yang berasal dari Jepang. Tamu tersebut
ingin mempraktikkan bahasa Indonesia yang telah Ia pelajari. Pada awalnya
percakapan berjalan lancar, namun ketika tamu tersebut menanyakan biaya
7. 7
makanya Ia tidak dapat mengerti karena Rani masih menjawab
dengan menggunakan bahasa Indonesia. Melihat tamunya yang kebingungan
tersebut, secara sengaja Rani beralih bahasa, dari bahasa Indonesia ke bahasa
Jepang sampai tamu tersebut mengerti apa yang dikatakan Rani. Dari contoh
di atas dapat dikatakan telah terjadi peristiwa peralihan bahasa atau disebut
alih kode, yaitu bahasa Indonesia ke bahasa Jepang. Oleh karena itu lawan
tutur juga sangat mempengaruhi peristiwa alih kode.
c. Hadirnya Penutur Ketiga
Kehadiran orang ketiga atau orang lain yang tidak berlatar belakang
bahasa yang sama dengan bahasa yang sedang digunakan oleh penutur dan
lawan tutur dapat menyebabkan peristiwa alih kode. Untuk menetralisasi
situasi dan menghormati kehadiran mitra tutur ketiga, biasanya penutur dan
mitra tutur beralih kode, apalagi bila latar belakang kebahasaan mereka
berbeda. Sebagai contoh, Tono dan Tini bersaudara. Mereka berdua adalah
orang Sumbawa. Oleh karena itu, ketika berbicara, mereka menggunakan
bahasa yang digunakan sehari-hari, yaitu bahasa Sumbawa. Pembicaraan
berjalan aman dan lancar. Tiba-tiba datang Upik kawan Tini yang merupakan
orangLombok. Untuk sesaat Upik tidak mengerti apa yang mereka katakan.
Kemudian Tini memahami hal tersebut dan langsung beralih ke bahasa yang
dapat dimengerti oleh Upik, yaitu bahasa Indonesia. kemudian Ia bercerita
tentang apa yang Ia bicarakan dengan Tono dengan menggunakan bahasa
Indonesia. Inilah yang disebut peristiwa alih kode. Jadi, kehadiran orang
ketiga merupakan faktor yang mempengaruhi peristiwa alih kode.
d. Perubahan Situasi
Perubahan situasi pembicaraan juga dapat mempengaruhi terjadinya laih
kode. Situasi tersebut dapat berupa situasi formal ke informal atau
sebaliknya.
e. Topik Pembicaraan
Topik merupakan faktor yang dominan dalam menentukan terjadinya alih
kode. Topik pembicaraan yang bersifat formal biasanya diungkapkan dengan
ragam baku, dengan gaya netral dan serius dan pokok pembicaraan yang
bersifat informal disampaikan dengan bahasa nonbaku, gaya sedikit
emosional, dan serba seenaknya.
8. 8
2. Penyebab Terjadinya Campur Kode
Sama halnya dengan alih kode, campur kodepun disebabkan oleh
masyarakat tutur yang multilingual. Namun, tidak seperti alih kode, campur kode
tidak mempunyai maksud dan tujuan yang jelas untuk digunakan karena campur
kode digunakan biasanya tidak disadari oleh pembicara atau dengan kata lain
reflek pembicara atas pengetahuan bahasa asing yang diketahuinya. Setyaningsih,
dalam http://www.slideshare.net/ninazski/paper-sosling-nina mengatakan campur
kode digunakan karena apabila seseorang yang sedang dalam kegiatan
berkomunikasi tidak mendapatkan padanan kata yang cocok yang dapat
menjelaskan maksud dan tujuan yang sebenarnya, maka ia akan mencari padanan
kata yang cocok dengan jalan mengambil istilah dari berbagai bahasa yang ia
kuasai. Kemudian penyebab terjadinya campur kode dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu sikap (attitudinal type) yakni latar belakang sikap penutur, dan
kebahasaan (linguistik type) yakni latar belakang keterbatasan bahasa, sehingga
ada alasan identifikasi peranan, identifikasi ragam, dan keinginan untuk
menjelaskan atau menafsirkan. Dengan demikian campur kode terjadi karena
adanya hubungan timbal balik antara peranan penutur, bentuk bahasa, dan fungsi
bahasa
C. Jenis-Jenis Alih Kode dan Campur Kode
1. Jenis-Jenis Alih Kode
a. Alih Kode Metaforis
Alih kode metaforis, yaitu alih kode yang terjadi jika ada pergantian topik.
b. Alih Kode Situasional
Sedangkan alih kode situasional, yaitu alih kode yang terjadi berdasarkan
situasi dimana para penutur menyadari bahwa mereka berbicara dalam bahasa
tertentu dalam suatu situasi dan bahasa lain dalam situasi yang lain. Dalam
alih kode ini tidak tejadi perubahan topik. Pergantian ini selalu bertepatan
dengan perubahan dari suatu situasi eksternal (misalnya berbicara dengan
anggota keluarga) ke situasi eksternal lainnya (misalnya berbicara dengan
tetangga).
Selain alih kode metaforis dan situsional, Suwito dalam Chaer (2004:114) juga
membagi alih kode menjadi dua jenis yaitu, alih kode intern dan alih kode
ekstern.
9. 9
a. Alih Kode Intern
Alih Kode Intern yaitu alih kode yang berlangsung antar bahasa sendiri,
seperti dari bahasa Indonesia ke bahasa Sumbawa, atau sebaliknya
b. Alih Kode Ekstern
Sedangkan alih kode ekstern yaitu alih kode yang terjadi antara
bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Contohnya bahasa Indonesia ke
bahasa Jepang, atau sebaliknya.
2. Jenis-Jenis Campur Kode
Campur kode dibagi menjadi dua, yaitu campur kode ke luar (outer code-
mixing)dan campur kode ke dalam (inner code-mixing).
a. Campur Kode Ke Luar (Outer Code-Mixing)
Yaitu campur kode yang berasal dari bahasa asing atau dapat dijelaskan
bahasa asli yang bercampur dengan bahasa asing. Contohnya bahasa
Indonesia – bahasa Inggris – bahasa Jepang, dll
b. Campur Kode Ke Dalam (Inner Code-Mixing)
Yaitu campur kode yang bersumber dari bahasa asli dengan segala variasinya.
Contohnya bahasa Indonesia-bahasa Sumbawa-bahasa Batak-Bahasa Minang
(lebih ke dialek), dll.
10. 10
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Alih kode yakni peralihan pemakaian dari suatu bahasa atau dialek ke bahasa atau
dialek lainnya. Alih kode juga bisa dikatakan sebagai gejala peralihan pemakaian bahasa
karena berubahnya situasi. Hymes bahwa alih kode bukan hanya terbagi antar bahasa, tetapi
dapat juga terjadi antar ragam-ragam atau gaya-gaya yang terdapat dalam satu bahasa.
Kemudian gejala lain yaitu campur kode. Gejala alih kode biasanya diikuti dengan
gejala campur kode, apabila didalam suatu peristiwa tutur terdapat klausa-klausa atau frase-
frase yang digunakan terdiri dari klausa dan frase campuran (hybrid clauses, hybrid phrases),
dan masing-masing klausa dan frase tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka
peristiwa yang terjadi ini adalah campur kode. Kemudian ada juga yang mengatakan campur
kode yaitu suatu keadaan berbahasa lain ialah bilamana orang mencampur dua (atau lebih)
bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak bahasa tanpa ada sesuatu dalam situasi
berbahasa yang menuntut percampuran bahasa itu.
11. 11
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta:Rineka
Cipta.
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta:Rineka Cipta
Hudson, R.A. 1980. Sociolinguistics. Cambridge:Cambridge University Press.
Ohoiwutun, Paul. 2007. Sosiolinguistik Memahami Bahasa dalam Konteks Masyarakat dan
Kebudayaan. Jakarta : Kesaint Blanc.
M.S, Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Puspitasari, Emi. 2008. Objek Linguistik: Bahasa dalam http://cakrabuwana. files.
Setyaningsih, Nina. 2008. Alih Kode dan Campur Kode pada Mailing List
Spolsky, Bernard. 1998. Sociolinguistics. Berlin:Oxford University Press.
Sumarlan. 2005. Teori dan Praktik Analisi Wacana. Solo: Pustaka Cakra Surakarta.
Susilo, Wardoyo. 2008. Campur Kode dalam Teks Lagu Jepang pada Album First Love oleh
Utada Hikaru.
Suamarsono dan Paina Partana. 2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta : Sabda