SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
2015
MIFTAHUL IHSAN
NASIHULKHOIR
M.YUSUF
SYARIFAH
NADIALHUDA L
IZZATUL JANNAHJ
ANALISIS BREAK EVEN POINT
Pendahuluan
Sejatinya tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang
maksimal agar keberlangsungan hidup perusahaan berjalan lebih lama. Melalui manajemen
yang baik dan efisien, perusahaan dapat mengelola dan mengambil keputusan yang berguna
bagi kelangsungan hidup perusahaan guna untuk mencapai tujuan tersebut. (Asrori. M, 2015).
Bagi semua perusahaan yang ingin survive dan sukses harus berusaha untuk
meningkatkan volume penjualan yang dicapai perusahaan, karena hal ini akan mempengaruhi
pencapaian laba usaha yang maksimal. Apabila perusahaan mampu meningkatkan volume
penjualan, maka perusahaan mempunyai kemungkinan mampu meningkatkan jumlah
keuntungan yang lebih besar, selain keuntungan yang meningkat dapat pula menaikkan
efisiensi perusahaan (Asrori. M, 2015)
Masih menurut Asrori. M (2015) yang dikutip dari Munawir (1995:184) Ukuran yang
sering dipakai untuk menilai sukses tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang
diperoleh perusahaan. Sedangkan untuk dapat mencapai laba yang besar (dalam perencanaan
maupun realisasinya) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya produksi, harga jual, dan
volume penjualan. Biaya akan menentukan harga jual, harga jual akan mempengaruhi volume
penjualan, volume penjualan akan mempengaruhi volume produksi dan volume produksi ini
akan langsung mempengaruhi biaya. Oleh karena itu dalam perencanaan, hubungan antara
biaya, volume dan laba memegang peranan yang sangat penting.
Salah satu pendekatan yang digunakan manajemen dalam perencanaan laba adalah
metode titik impas (break even point). Metode break even point (BEP) erat kaitannya dengan
hubungan biaya, volume, dan laba yang merupakan teknik untuk menggabungkan,
mengkoordinasikan, dan menafsirkan data produksi dan distribusi untuk membantu
manajemen dalam mengambil keputusan. Impas sendiri diartikan keadaan suatu usaha yang
tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dapat pula dengan kata lain suatu usaha
dikatakan impas jika pendapatan sama dengan jumlah biaya. (Asrori. M, 2015)
Menurut Asrori. M (2015) yang dikutip dari Bambang Riyanto (1997:359) Dengan
demikian metode BEP adalah suatu alat yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara
biaya tetap, biaya variabel keuntungan, dan volume penjualan. Melalui metode BEP,
perusahaan dapat dengan mudah menentukan volume penjualan yang dibutuhkan untuk
mencapai tingkat laba yang diinginkan. Metode BEP atau titik impas merupakan teknik
analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya total, laba yang diharapkan dan volume
penjualan.
Secara umum metode BEP ini juga memberikan informasi mengenai margin of safety
yang mempunyai kegunaan sebagai indikasi dan gambaran kepada manajemen berapakah
penurunan penjualan dapat ditaksir sehingga usaha yang dijalankan tidak menderita rugi.
Untuk dapat menggunakan metode BEP, biaya yang terjadi harus dipisahkan menjadi
biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dan
bertambah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Biaya variabel adalah biaya yang
jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Apabila suatu
industri hanya mempunyai biaya variabel, maka tidak akan muncul masalah break even
dalam industri tersebut. Masalah break even baru muncul apabila suatu industri disamping
mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap. Besarnya biaya variabel secara
totalitas akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi, sedangkan besarnya
biaya tetap secara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume
produksi. (Asrori. M, 2015)
A. Pengertian Break Even Point (BEP)
BEP dapat diartikan suatu keadaan di mana dalam operasi perusahaan, perusahaan
tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan yang dinilai menggunakan total
biaya). Metode BEP tidak hanya semata-mata untuk mengetahui keadaan perusahaan apakah
mencapai titik BEP, akan tetapi metode BEP mampu memberikan informasi kepada pinjaman
perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan
kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
Menurut Asrori. M (2015) yang dikutip dari Bambang Riyanto (1995:359). Analisis
break even point adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap,
biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Oleh karena analisis tersebut mempelajari
hubungan antara biaya keuntungan – volume kegiatan, maka analisis tersebut sering pula
disebut “Cost – Profit – Volume analysis (C. P. V analysis). Dalam perencanaan keuntungan,
analisis break even point merupakan “profit – planning approach” yang mendasarkan pada
hubungan antara biaya (cost) dan penghasilan penjualan (revenue).”
Menurut Isaskar. R (2012) yang dikutip dari Munawir (1986) dan Rosyandi (1985)
analisa break even point merupakan suatu analisa yang ditujukan untuk menentukan tingkat
penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita
kerugian (keuntungan=0). Melalui analisa BEP dapat dibuat perencanaan penjualan,
sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak mengalami
kerugian. Selanjutnya karena harus untung berarti perusahaan harus berproduksi di atas BEP
atau titik impas.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan dengan kata lain, pada keadaan
break event point keuntungan atau kerugian sama dengan Nol (0) yaitu:
- Suatu kondisi dimana perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian, atau
- TR (total revenue)= TC (total cost), dimana laba = 0
B. Tujuan Break Even Point (BEP)
Tujuan BEP menurut Isaskar. R (2012) yang dikutip dari Prawirasentono (1997)
diantaranya:
1. Menentukan jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan
tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah
produksi minimum yang harus dibuat.
2. Menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah
direncanakan atau dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk
memperoleh laba tersebut.
3. Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari
BEP.
4. Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau
tingkat produksi.
C. Asumsi-asumsi dalam Break Even Point (BEP)
Menurut Asrori. M (2015) yang dikutip dari Munawir (1995: 197) asumsi-asumsi
dasar yang digunakan dalam analisa break even antara lain sebagai berikut:
1. Bahwa biaya harus dapat dipisahkan atau diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya
tetap dan biaya variabel dan prinsip variabelitas biaya dapat diterapkan dengan tepat.
Pada prakteknya untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variabel dengan tepat
bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah karena ada beberapa biaya yang sifatnya
banci yaitu biaya yang mempunya sifat variabel dan sifat tetap (semi varibel atau semi
tetap).
2. Bahwa biaya tetap secara total akan selalu konstan samai tingkat kapasitas penuh.
Biaya tetap adalah merupakan biaya yang selalu akan terjadi walaupun perusahaan
berhenti operasi.
3. Bahwa biaya variabel akan berubah secara proposional (sebangding) dengan
perubahan volume penjualan dan adanya sinkronisasi antara produksi dan penjualan.
4. Harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapapun jumlah satuan barang yang
dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum.
5. Bahwa hanya ada satu barang yang diproduksi atau dijual atau jika lebih dari satu
macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan.
D. Metode / Teknik Perhitungan Break Even Point (BEP)
Alat analisis yang biasa digunakan dalam mencari tingkat break even point
diantaranya pendekatan matematis dan pendekatan grafis. (Isaskar. R, 2012).
Perhitungan BEP dengan pendekatan matematis menggunakan rumus aijabar dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu: (a) atas dasar unit dan (b) atas dasar nilai penjualan dalam
rupiah.
Perhitungan BEP atas dasar unit dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
BEP (Q) =
FC
P−VC
(1)
Dimana :
P = harga jual per unit
V = biaya variabel per unit
FC = biaya tetap
Q = jumlah unit/kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual.
Perhitungan break-even point atas dasar nilai penjualan dalam rupiah dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus aljabar sebagai berikut:
BEP =
FC
1 −
VC
p
(2)
dimana:
FC = biaya tetap
VC= biaya variabel
P = harga jual per unit
Penerapan sederhana sebagai contoh: suatu bisnis untuk memproduksi suatu produk
membutuhkan biaya tetap Rp. 300.000,- dan membutuhkan biaya variable Rp. 40,- per unit
serta produknya dijual dengan harga Rp. 100,- per unit. Dengan perhitungan matematis dapat
kita hitung :
𝐵𝐸𝑃 ( 𝑢𝑛𝑖𝑡) =
300.000
100−40
= 5000 unit
𝐵𝐸𝑃 ( 𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ) =
300.000
1−
40
100
= Rp. 500.000
Pendekatan grafik dilakukan dengan menggambarkan unsur-unsur biaya dan hasil ke dalam
sebuah gambar grafik. Dalam gambar tersebut akan terlihat garis-garis biaya tetap, biaya total
yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel, dan garis hasil penjualan.
Besarnya volume produksi/penjualan dalam unit digambarkan pada sumbu horizontal (sumbu
X) dan besarnya biaya dan penghasilan penjualan digambarkan pada sumbu vertikal (sumbu
Y)
Contoh lain, berikut diberikan ilustrasi atau gambaran dari perusahaan Clom Giriwil yang
memproduksi barang “X” yang memiliki kapasitas produk 240.000 satuan, data budget untuk tahun
2013 adalah sebagai berikut :
Firma “Clom Giriwil”
Budget Rugi-Laba
Tahun 2013
Budgetpenjualan(200.000 satuan @ 250,-)………………………………………………….. Rp. 50.000.000
Budget Biaya Tetap Variabel
Bahan langsung Rp.9000.0000
Tenaga Langsung Rp.10.000.000
Overhead pabrik Rp.7000.000 Rp.3000.000
Biaya administrasi Rp.6000.000 Rp.1000.000
Biaya distribusi Rp.5000.000 Rp.3000.000
Jumlah Rp.18.000.000 Rp.26.000.000 =Rp.44.000.000
Laba yang dibudgetkan Rp.6000.000
Dengan menggunakan data pada perusahaan Clom Giriwil di atas, mka jumlah barang yang
harus dijual agar perusahaan mencapai mencapai break even point adalah :
Rp 18.0000.000 = 150.000 satuan
Rp 250-Rp 130
Budget Laba-Rugi dari perusahaan “Clom Giriwil” tersebut di atas dapat disederhanakan
sebagai berikut:
Penjualan (200.000 @Rp 250,-) = Rp 50.000.000 = 100%
Jumlah biaya variabel Rp 26.000.000 = 52%
Marginal Income Rp 24.000.000 = 48%
Total Biaya Tetap Rp 18.000.000 = 36%
Laba Rp 6000.000 = 12%
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
a. Setiap penjualan sebesar Rp.100 maka Rp 52 merupakan biaya variabel (hasil penjualan
yang diserap oleh biaya variabel), jika perusahaan tidak berproduksi (berhenti), maka biaya
variabel ini tidak akan timbul, 52 % adalah ratio antara biaya variabel dengan hasil penjualan
yang disebut juga “Variabel Cost Ratio”.
b. Setiap penjualan sebesar Rp 100 maka yang dapat digunakan untuk menutup biaya tetap
sebesar Rp 48 atau 48% biaya tetap ini akan selalu timbul dalam jumlah yang tetap baik
perusahaan berproduksi maupun tidak. 48% merupakan ratio antara margin dengan hasil
penjualan yang disebut marginal income ratio atau P/V ratio yang memberikan informasi
bahwa 48% dari penjualannya tersedia untuk menutup biaya tetap dan laba.
Dalam keadaan BEP laba perusahaan adalah nol, maka dari itu dengan membagi jumlah
biaya tetap dengan marginal income rationya akan diperoleh tingkat penjualan (dalam rupiah)
yang harus dicapai agar perusahaan tidak menderita rugi ataupun memperoleh laba (break
even), sehingga kalau marginal income rationya diketahui maka titik break even dalam rupiah
akan lebih mudah ditentukan dengan rumusL
Break Even = Biaya Tetap
(dalam rupiah penjualan) Marginal income Ratio
Dengan data pada perusahaan Clom Giriwil tersebut dapat ditentukan tingkat break evennya
sebagai berikut:
Rp 18.000.000 atau Rp 18.000.000 = Rp 37.500.000
48% 1-52%
Marginal Income Ratio adalah Ratio antara marginal income dengan hasil penjualannya,
sedangkan marginal income adalah selisih antara hasil penjualan dengan biaya variabel, atau
dengan cara lain marginal income ratio dapat dituliskan sebagai berikut:
MIR = Hasil Penjualan-Biaya Variabel
Hasil Penjualan
= Hasil Penjualan - Biaya Variabel
Hasil Penjualan Hasil Penjualan
= 1- Biaya Variabel
Hasil Penjualan
Dengan demikian untuk menentukan penjualan pada tingkat break even dalam rupiah dapat pula
ditentukan dengan rumus:
Break Even = Biaya Tetap
(dalam rupiah hasil penjualan) 1- Biaya Variabel
Penjualan
Dari data penjualan Clom Giriwil tersebut, maka tingkat penjualan yang harus dicapai agar
perusahaan tidak menderita kerugian maupun memperoleh laba adalah :
Rp 18.000.000
Rp 26.000.000 Rp 37.500.000
Rp 50.000.000
Untuk menentukan jumlah satuan barang yang harus dijual agar perusahaan mencapai break
even dapat pula ditentukan dengan membagi hasil penjualan pada tingkat break even dengan
harga jual per satuan barang tersebut ( Rp 37.500.000 = 150.000 satuan)
Rp 250
Titik break even untuk perusahaan Clom Giriwil pada tahun 2013 sebesar Rp. 37.500.000
atau 150.000 satuan barang . artinya jika perusahaan tersebut hanya mampu menjual
barangnya sebanyak 150.000 dengan harga jual per satuan Rp.250 perusahaan tidak akan
memperoleh laba, tetapi juga tidak menanggung kerugian hal ini bisa dibuktikan sebagai
berikut:
Penjualan…………………………………………. Rp 37.500.000
Biaya Tetap……………………… Rp 18.000.000
Biaya Variabel
52% x Rp 37.500.000 = Rp 19.500.000
Rp 37.500.000
Laba……………………………………………... Rp 0
MARGIN OF SAFETY
Selisih antara penjualan yang dibudgetkan atau tingkat penjualan tertentu dengan penjualan
pada tingkat break even merupakan tingkat keamanan (margin of safety) bagi perusahaan
dalam melakukan penurunan penjualan.
Margin of safety ini dapat dinyatakan dalam ratio (prosentase) antara penjualan menurut
budget dengan volume penjualan pada tingkat break even, atau dalam prosentase (ratio) dari
selisih antara penjualan yang dibudgetkan dan penjualan pada tingkat break even dengan
penjualan yang dibudgetkan itu sendiri.
Rumusnya adalah
1. Penjualan per Budget %
Penjualan per Break Even
2. Penjualan per Budget-Penjualan per Break Even %
Penjualan per Budget
Dengan data Clom Giriwil maka kita dapat nyatakan sebagai berikut
1. Rp 50.000.000 x 100% = 133,33%
Rp 37.500.000
2. Rp 50.000.000-Rp 37.500.000 x 100% = 25%
Rp 50.000.000
Hal ini menunjukan bahwa penjualan Clom Giriwil tidak boleh turun lebih dari 25% dari
penjualan yang direncanakan, atau 33,33% dari tingkat penjualan break even yang telah
ditentukan agar perusahaan tidak menderita rugi.
Margin of Safety penjualan tersebut kita nyatakan dalam hasip penjualan atau jumlah
satuan penjualan untuk taun 2013 adalah :
1. 33,33% x Rp. 37.500.000 = Rp. 12.500.000 atau 50.000 satuan
2. 25% x Rp 50.000.000 = Rp. 12.500.000 atau 50.000 satuan
Tingkat atau volume Clom Giriwil yang harus dicapai tidak boleh turun lebih dari Rp.
12.500.000 atau 50.000 satuan dari penjualan yang direncanakan agar perusahaan tidak rugi
dan belum untung. Perusahaan telah merencanakan penjualan Rp. 50.000.000 atau 200.000
satuan, maka penjualan harus mencapai Rp 50.000.000-Rp 12.500.000= 37.500.000 atau
200.000 satuan-50.000 satuan = 150.000 satuan.
KENAIKAN BIAYA VARIABEL
Diasumsikan perusahaan Clom Giriwil mengalami kenaikkan biaya variabel sebesar 10%,
maka dapat dihitung break even yang baru adalah
= biaya tetap
1- biaya variabel x 110%
Penjualan
= Rp 18.000.000
1- Rp 26.000.000 x 110%
Rp 50.000.000
= Rp 42.056.075 atau 168.225 satuan
Dalam satuan barag dapat ditentukan dengan rumus
= Jumlah biaya tetap
Marginal Income per Satuan
= Rp 18.000.000
Rp 250- (Rp 130 x 110%)
= Rp 18.000.000 x 1 satuan
Rp 107
= 168.225 satuan
ANALISIS BEP DAN KEPUTUSAN INVESTASI
Berikut adalah data perhitungan Laba-rugi Clom Giriwil
Penjualan………………………………………………… Rp 1000.000
Harga Pokok & biaya operasi:
Biaya Tetap………… Rp 306.000
Biaya Variabel……… Rp 640.000
Rp 946.000
Keuntungan Rp 54.000
Jika investasi tambahan ini dilaksanakan, maka biaya tetapnya akan berubah dari 306.000
menjadi 414.000 per tahun, sedangkan biaya variabelnya tetap seperti semula yaitu 64% dari
penjualan
Tingkat BEP sebelum investasi adalah
TBE = Rp 306.000 = Rp. 850.000
1- Rp 640.000
Rp 1000.000
Tingkat BEP setelah investasi adalah
TBE = Rp 414.000 = Rp 1.150.000
1- Rp 640.000
Rp 1000.000
Dengan adanya investasi maka harus dapat menaikkan penjualan menjadi Rp.1.150.000 dari
sebelumnya Rp. 1000.000 sebelum perusahaan memperoleh keuntungan.
Langkah kedua adalah menentukan tingka penjualan yang harus dicapai Clom Giriwil untuk
memperoleh keuntungan tertentu atau minimal sama dengan keadaan sekarang yaitu
Rp 54.000
TBE = Rp. 414.000+ Rp 54.000 =Rp 1.300.000
1- Rp. 640.000
Rp 1000.000
Jadi, untuk memperoleh laba yang diperoleh agar sama dengan yang saat ini, perusahaan
harus mamu menjual produk sebesar Rp. 1.300.000
ANALISIS BREAK EVEN DAN KEPUTUSAN MENUTUP USAHA
Kegunaan brek even bagi manajemen adalah salah satunya untuk pengambilan keputusan
menutup usaha atau tidak
Shut Down point = Biaya tetap tunai
(dalam satuan penjualan) marginal income per satuan
Jika diketahui dari data Clom Giriwil fixed Cost Rp 18.000.000 yang Rp. 12.000.000
merupakan biaya tunai, maka penjualan minimal yang harus dilakukan agardapat menutupi
biaya tunai (shut down point) adalah
Rp 12.000.000 x 1 satuan = 100.000 satuan
Rp 250- Rp 130
Untuk mengetahui jumlah rupiah penjualan dapat dilakukan dengan mengalikan jumlah
satuan tersebut dengan harga jual per satuan (100.000 x Rp. 25.000.000) atau dengan rumus
Shut down point = biaya tetap tunai
(dalam rupiah penjualan) 1- biaya variabel
Hasil penjualan
Sehingga jumlah rupiah penjualan adalah
Rp 12.000.000 = Rp 25.000.000
1- Rp 26.000.000
Rp 50.000.000
Sumber:
Asrori,M. 2015 MetodeBreak Even Point(BEP) SebagaiAlat Perencanaan Laba Jangka Pendek.UNS.
Diakses pada tanggal 15 November 2015 dari
https://www.academia.edu/8281238/Metode_Break_Even_Point_BEP
Isaskar,R. 2012. Modul9 Manajemen Keuangan:BreakEven Point.UniversitasBrawijaya.Diakses
pada tanggal 15 November2015 dari
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved
=0CBoQFjAAahUKEwjvhZqd2ZLJAhWTHI4KHTAWBHI&url=http%3A%2F%2Fdwiretno.lecture.ub.a
c.id%2Ffiles%2F2009%2F10%2FMK_9_Break-Even-
Point.docx&usg=AFQjCNGQEXriqOs0PFRtru6lIedCd3qARA&sig2=ghtTj2I1E5Vb0-
gQILbzJg&bvm=bv.107467506,d.c2E

More Related Content

What's hot

Presentasi Manajemen Biaya
Presentasi Manajemen BiayaPresentasi Manajemen Biaya
Presentasi Manajemen BiayaRose Meea
 
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2DIANA LESTARI
 
Analisa keputusan lease vs buy part 1
Analisa keputusan lease vs buy part 1Analisa keputusan lease vs buy part 1
Analisa keputusan lease vs buy part 1Futurum2
 
Akuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester IIIAkuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester IIIhasril ariel
 
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuanganSoal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuanganM Nasution
 
Biaya standar suatu alat pengendalian manajerial
Biaya standar  suatu alat pengendalian manajerialBiaya standar  suatu alat pengendalian manajerial
Biaya standar suatu alat pengendalian manajerialIffa Tabahati
 
Akuntansi biaya bab 1.konsep dan terminologi biaya
Akuntansi biaya bab 1.konsep dan terminologi biayaAkuntansi biaya bab 1.konsep dan terminologi biaya
Akuntansi biaya bab 1.konsep dan terminologi biayaSelfia Dewi
 
Analisa break event point
Analisa break event pointAnalisa break event point
Analisa break event pointNur Matondang
 
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non BankSumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non BankM Abdul Aziz
 
Analisis Perbedaan Laporan Keuangan Bank BCA Syariah dan Konvensional
Analisis Perbedaan Laporan Keuangan Bank BCA Syariah dan KonvensionalAnalisis Perbedaan Laporan Keuangan Bank BCA Syariah dan Konvensional
Analisis Perbedaan Laporan Keuangan Bank BCA Syariah dan KonvensionalRaditya Jati
 
8 siklus akuntansi perusahaan dagang
8   siklus akuntansi perusahaan dagang8   siklus akuntansi perusahaan dagang
8 siklus akuntansi perusahaan dagangMainatul Ilmi
 

What's hot (20)

Presentasi Manajemen Biaya
Presentasi Manajemen BiayaPresentasi Manajemen Biaya
Presentasi Manajemen Biaya
 
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasiBahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
 
Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5
 
Analisis BEP (2017)
Analisis BEP (2017)Analisis BEP (2017)
Analisis BEP (2017)
 
Manajemen Modal Kerja
Manajemen Modal KerjaManajemen Modal Kerja
Manajemen Modal Kerja
 
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
 
Perhitungan Persediaan
Perhitungan PersediaanPerhitungan Persediaan
Perhitungan Persediaan
 
Analisa keputusan lease vs buy part 1
Analisa keputusan lease vs buy part 1Analisa keputusan lease vs buy part 1
Analisa keputusan lease vs buy part 1
 
Ppt standart costing
Ppt standart costingPpt standart costing
Ppt standart costing
 
anggaran komprehensif
 anggaran komprehensif anggaran komprehensif
anggaran komprehensif
 
Akuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester IIIAkuntansi biaya _ semester III
Akuntansi biaya _ semester III
 
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuanganSoal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
Soal dan jawaban uas bank dan lembaga keuangan
 
Biaya standar suatu alat pengendalian manajerial
Biaya standar  suatu alat pengendalian manajerialBiaya standar  suatu alat pengendalian manajerial
Biaya standar suatu alat pengendalian manajerial
 
Akuntansi biaya bab 1.konsep dan terminologi biaya
Akuntansi biaya bab 1.konsep dan terminologi biayaAkuntansi biaya bab 1.konsep dan terminologi biaya
Akuntansi biaya bab 1.konsep dan terminologi biaya
 
Analisa break event point
Analisa break event pointAnalisa break event point
Analisa break event point
 
margin kontribusi
margin kontribusimargin kontribusi
margin kontribusi
 
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non BankSumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Sumber Dana dan Penggunaan Dana Bank - Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
 
Analisis Perbedaan Laporan Keuangan Bank BCA Syariah dan Konvensional
Analisis Perbedaan Laporan Keuangan Bank BCA Syariah dan KonvensionalAnalisis Perbedaan Laporan Keuangan Bank BCA Syariah dan Konvensional
Analisis Perbedaan Laporan Keuangan Bank BCA Syariah dan Konvensional
 
8 siklus akuntansi perusahaan dagang
8   siklus akuntansi perusahaan dagang8   siklus akuntansi perusahaan dagang
8 siklus akuntansi perusahaan dagang
 
Akuntansi Piutang
Akuntansi PiutangAkuntansi Piutang
Akuntansi Piutang
 

Similar to Paper Analisis break even point

Makalah manajemen biaya strategik
Makalah manajemen biaya strategikMakalah manajemen biaya strategik
Makalah manajemen biaya strategikFirman Pratama
 
Kasus Analisis_Break_Even_Point.pptx
Kasus Analisis_Break_Even_Point.pptxKasus Analisis_Break_Even_Point.pptx
Kasus Analisis_Break_Even_Point.pptxbratasendjajafamily
 
PPT TUGAS PRAKARYA.pptx
PPT TUGAS PRAKARYA.pptxPPT TUGAS PRAKARYA.pptx
PPT TUGAS PRAKARYA.pptxAjelinLahuse
 
Makalah Ekonomi Teknik, Break Even Point
Makalah Ekonomi Teknik, Break Even PointMakalah Ekonomi Teknik, Break Even Point
Makalah Ekonomi Teknik, Break Even Pointojicatel
 
Hubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan LabaHubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan Labanazilah_ laila
 
Analisa biaya volume laba
Analisa biaya volume labaAnalisa biaya volume laba
Analisa biaya volume labaBonyeq Sn
 
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docxUTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docxAnnizaRestrizia
 
Perencanaan keuangan
Perencanaan keuanganPerencanaan keuangan
Perencanaan keuanganRiasusanti874
 
Break Event Point (Titik Impas).ppt
Break Event Point (Titik Impas).pptBreak Event Point (Titik Impas).ppt
Break Event Point (Titik Impas).pptNisaWilis1
 
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...wardahmega
 
Analisis break even point
Analisis break even pointAnalisis break even point
Analisis break even pointYusuf Darismah
 
Analisis laporan keuangan
Analisis laporan keuanganAnalisis laporan keuangan
Analisis laporan keuanganYusuf Darismah
 
Biru Elemen & Mockup Isometrik Teknologi dalam Pendidikan Presentasi Teknolog...
Biru Elemen & Mockup Isometrik Teknologi dalam Pendidikan Presentasi Teknolog...Biru Elemen & Mockup Isometrik Teknologi dalam Pendidikan Presentasi Teknolog...
Biru Elemen & Mockup Isometrik Teknologi dalam Pendidikan Presentasi Teknolog...RizkiAkbarMaulana1
 
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptxP7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptxAhmadKhusyaini
 
Variable costing kirim
Variable costing kirimVariable costing kirim
Variable costing kirimInggarh
 
Politeknik Pratama Mulia- Wahyudi
Politeknik Pratama Mulia- Wahyudi Politeknik Pratama Mulia- Wahyudi
Politeknik Pratama Mulia- Wahyudi Wahyudi Yudi
 
BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA HOTEL
BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA HOTELBREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA HOTEL
BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA HOTELcandra romanda
 

Similar to Paper Analisis break even point (20)

Makalah manajemen biaya strategik
Makalah manajemen biaya strategikMakalah manajemen biaya strategik
Makalah manajemen biaya strategik
 
Mm
MmMm
Mm
 
Kasus Analisis_Break_Even_Point.pptx
Kasus Analisis_Break_Even_Point.pptxKasus Analisis_Break_Even_Point.pptx
Kasus Analisis_Break_Even_Point.pptx
 
3777382.ppt
3777382.ppt3777382.ppt
3777382.ppt
 
PPT TUGAS PRAKARYA.pptx
PPT TUGAS PRAKARYA.pptxPPT TUGAS PRAKARYA.pptx
PPT TUGAS PRAKARYA.pptx
 
Makalah Ekonomi Teknik, Break Even Point
Makalah Ekonomi Teknik, Break Even PointMakalah Ekonomi Teknik, Break Even Point
Makalah Ekonomi Teknik, Break Even Point
 
Hubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan LabaHubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan Laba
 
Analisa biaya volume laba
Analisa biaya volume labaAnalisa biaya volume laba
Analisa biaya volume laba
 
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docxUTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
UTS Akuntansi Manajemen_Anniza Restrizia.docx
 
Analisa Pulang Pokok
Analisa Pulang PokokAnalisa Pulang Pokok
Analisa Pulang Pokok
 
Perencanaan keuangan
Perencanaan keuanganPerencanaan keuangan
Perencanaan keuangan
 
Break Event Point (Titik Impas).ppt
Break Event Point (Titik Impas).pptBreak Event Point (Titik Impas).ppt
Break Event Point (Titik Impas).ppt
 
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
 
Analisis break even point
Analisis break even pointAnalisis break even point
Analisis break even point
 
Analisis laporan keuangan
Analisis laporan keuanganAnalisis laporan keuangan
Analisis laporan keuangan
 
Biru Elemen & Mockup Isometrik Teknologi dalam Pendidikan Presentasi Teknolog...
Biru Elemen & Mockup Isometrik Teknologi dalam Pendidikan Presentasi Teknolog...Biru Elemen & Mockup Isometrik Teknologi dalam Pendidikan Presentasi Teknolog...
Biru Elemen & Mockup Isometrik Teknologi dalam Pendidikan Presentasi Teknolog...
 
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptxP7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
P7 ANALISIS BIAYA_BEP.pptx
 
Variable costing kirim
Variable costing kirimVariable costing kirim
Variable costing kirim
 
Politeknik Pratama Mulia- Wahyudi
Politeknik Pratama Mulia- Wahyudi Politeknik Pratama Mulia- Wahyudi
Politeknik Pratama Mulia- Wahyudi
 
BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA HOTEL
BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA HOTELBREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA HOTEL
BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA HOTEL
 

More from Yusuf Darismah

11 idx monthly statistics november 2020
11 idx monthly statistics november 202011 idx monthly statistics november 2020
11 idx monthly statistics november 2020Yusuf Darismah
 
10 idx monthly statistics oktober 2020
10 idx monthly statistics oktober 202010 idx monthly statistics oktober 2020
10 idx monthly statistics oktober 2020Yusuf Darismah
 
9 idx monthly statistics september 2020
9 idx monthly statistics september 20209 idx monthly statistics september 2020
9 idx monthly statistics september 2020Yusuf Darismah
 
8 idx monthly statistics agustus 2020
8 idx monthly statistics agustus 20208 idx monthly statistics agustus 2020
8 idx monthly statistics agustus 2020Yusuf Darismah
 
7 idx monthly statistics juli 2020
7 idx monthly statistics juli 20207 idx monthly statistics juli 2020
7 idx monthly statistics juli 2020Yusuf Darismah
 
6 idx monthly statistics juni 2020
6 idx monthly statistics juni 20206 idx monthly statistics juni 2020
6 idx monthly statistics juni 2020Yusuf Darismah
 
5 idx monthly statistics mei 2020
5 idx monthly statistics mei 20205 idx monthly statistics mei 2020
5 idx monthly statistics mei 2020Yusuf Darismah
 
4 idx monthly statistics april 2020
4 idx monthly statistics april 20204 idx monthly statistics april 2020
4 idx monthly statistics april 2020Yusuf Darismah
 
3 idx monthly statistics maret 2020
3 idx monthly statistics maret 20203 idx monthly statistics maret 2020
3 idx monthly statistics maret 2020Yusuf Darismah
 
2 idx monthly statistics februari 2020
2 idx monthly statistics februari 20202 idx monthly statistics februari 2020
2 idx monthly statistics februari 2020Yusuf Darismah
 
1. idx monthly statistics januari 2020
1. idx monthly statistics januari 20201. idx monthly statistics januari 2020
1. idx monthly statistics januari 2020Yusuf Darismah
 
12 idx monthly statistics desember 2019
12 idx monthly statistics desember 201912 idx monthly statistics desember 2019
12 idx monthly statistics desember 2019Yusuf Darismah
 
11 idx monthly statistics november 2019
11 idx monthly statistics november 201911 idx monthly statistics november 2019
11 idx monthly statistics november 2019Yusuf Darismah
 
10 idx monthly statistics oktober 2019
10 idx monthly statistics oktober 201910 idx monthly statistics oktober 2019
10 idx monthly statistics oktober 2019Yusuf Darismah
 
9 idx monthly statistics september 2019
9 idx monthly statistics september 20199 idx monthly statistics september 2019
9 idx monthly statistics september 2019Yusuf Darismah
 
8 idx monthly statistics agustus 2019
8 idx monthly statistics agustus 20198 idx monthly statistics agustus 2019
8 idx monthly statistics agustus 2019Yusuf Darismah
 
7 idx monthly statistics juli 2019
7 idx monthly statistics juli 20197 idx monthly statistics juli 2019
7 idx monthly statistics juli 2019Yusuf Darismah
 
6 idx monthly statistics juni 2019
6 idx monthly statistics juni 20196 idx monthly statistics juni 2019
6 idx monthly statistics juni 2019Yusuf Darismah
 
5 idx monthly statistics may 2019
5 idx monthly statistics may 20195 idx monthly statistics may 2019
5 idx monthly statistics may 2019Yusuf Darismah
 
4 idx monthly statistics april 2019
4 idx monthly statistics april 20194 idx monthly statistics april 2019
4 idx monthly statistics april 2019Yusuf Darismah
 

More from Yusuf Darismah (20)

11 idx monthly statistics november 2020
11 idx monthly statistics november 202011 idx monthly statistics november 2020
11 idx monthly statistics november 2020
 
10 idx monthly statistics oktober 2020
10 idx monthly statistics oktober 202010 idx monthly statistics oktober 2020
10 idx monthly statistics oktober 2020
 
9 idx monthly statistics september 2020
9 idx monthly statistics september 20209 idx monthly statistics september 2020
9 idx monthly statistics september 2020
 
8 idx monthly statistics agustus 2020
8 idx monthly statistics agustus 20208 idx monthly statistics agustus 2020
8 idx monthly statistics agustus 2020
 
7 idx monthly statistics juli 2020
7 idx monthly statistics juli 20207 idx monthly statistics juli 2020
7 idx monthly statistics juli 2020
 
6 idx monthly statistics juni 2020
6 idx monthly statistics juni 20206 idx monthly statistics juni 2020
6 idx monthly statistics juni 2020
 
5 idx monthly statistics mei 2020
5 idx monthly statistics mei 20205 idx monthly statistics mei 2020
5 idx monthly statistics mei 2020
 
4 idx monthly statistics april 2020
4 idx monthly statistics april 20204 idx monthly statistics april 2020
4 idx monthly statistics april 2020
 
3 idx monthly statistics maret 2020
3 idx monthly statistics maret 20203 idx monthly statistics maret 2020
3 idx monthly statistics maret 2020
 
2 idx monthly statistics februari 2020
2 idx monthly statistics februari 20202 idx monthly statistics februari 2020
2 idx monthly statistics februari 2020
 
1. idx monthly statistics januari 2020
1. idx monthly statistics januari 20201. idx monthly statistics januari 2020
1. idx monthly statistics januari 2020
 
12 idx monthly statistics desember 2019
12 idx monthly statistics desember 201912 idx monthly statistics desember 2019
12 idx monthly statistics desember 2019
 
11 idx monthly statistics november 2019
11 idx monthly statistics november 201911 idx monthly statistics november 2019
11 idx monthly statistics november 2019
 
10 idx monthly statistics oktober 2019
10 idx monthly statistics oktober 201910 idx monthly statistics oktober 2019
10 idx monthly statistics oktober 2019
 
9 idx monthly statistics september 2019
9 idx monthly statistics september 20199 idx monthly statistics september 2019
9 idx monthly statistics september 2019
 
8 idx monthly statistics agustus 2019
8 idx monthly statistics agustus 20198 idx monthly statistics agustus 2019
8 idx monthly statistics agustus 2019
 
7 idx monthly statistics juli 2019
7 idx monthly statistics juli 20197 idx monthly statistics juli 2019
7 idx monthly statistics juli 2019
 
6 idx monthly statistics juni 2019
6 idx monthly statistics juni 20196 idx monthly statistics juni 2019
6 idx monthly statistics juni 2019
 
5 idx monthly statistics may 2019
5 idx monthly statistics may 20195 idx monthly statistics may 2019
5 idx monthly statistics may 2019
 
4 idx monthly statistics april 2019
4 idx monthly statistics april 20194 idx monthly statistics april 2019
4 idx monthly statistics april 2019
 

Recently uploaded

Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 

Recently uploaded (16)

Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 

Paper Analisis break even point

  • 2. Pendahuluan Sejatinya tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal agar keberlangsungan hidup perusahaan berjalan lebih lama. Melalui manajemen yang baik dan efisien, perusahaan dapat mengelola dan mengambil keputusan yang berguna bagi kelangsungan hidup perusahaan guna untuk mencapai tujuan tersebut. (Asrori. M, 2015). Bagi semua perusahaan yang ingin survive dan sukses harus berusaha untuk meningkatkan volume penjualan yang dicapai perusahaan, karena hal ini akan mempengaruhi pencapaian laba usaha yang maksimal. Apabila perusahaan mampu meningkatkan volume penjualan, maka perusahaan mempunyai kemungkinan mampu meningkatkan jumlah keuntungan yang lebih besar, selain keuntungan yang meningkat dapat pula menaikkan efisiensi perusahaan (Asrori. M, 2015) Masih menurut Asrori. M (2015) yang dikutip dari Munawir (1995:184) Ukuran yang sering dipakai untuk menilai sukses tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh perusahaan. Sedangkan untuk dapat mencapai laba yang besar (dalam perencanaan maupun realisasinya) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya produksi, harga jual, dan volume penjualan. Biaya akan menentukan harga jual, harga jual akan mempengaruhi volume penjualan, volume penjualan akan mempengaruhi volume produksi dan volume produksi ini akan langsung mempengaruhi biaya. Oleh karena itu dalam perencanaan, hubungan antara biaya, volume dan laba memegang peranan yang sangat penting. Salah satu pendekatan yang digunakan manajemen dalam perencanaan laba adalah metode titik impas (break even point). Metode break even point (BEP) erat kaitannya dengan hubungan biaya, volume, dan laba yang merupakan teknik untuk menggabungkan, mengkoordinasikan, dan menafsirkan data produksi dan distribusi untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Impas sendiri diartikan keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dapat pula dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika pendapatan sama dengan jumlah biaya. (Asrori. M, 2015) Menurut Asrori. M (2015) yang dikutip dari Bambang Riyanto (1997:359) Dengan demikian metode BEP adalah suatu alat yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel keuntungan, dan volume penjualan. Melalui metode BEP, perusahaan dapat dengan mudah menentukan volume penjualan yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan. Metode BEP atau titik impas merupakan teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya total, laba yang diharapkan dan volume penjualan.
  • 3. Secara umum metode BEP ini juga memberikan informasi mengenai margin of safety yang mempunyai kegunaan sebagai indikasi dan gambaran kepada manajemen berapakah penurunan penjualan dapat ditaksir sehingga usaha yang dijalankan tidak menderita rugi. Untuk dapat menggunakan metode BEP, biaya yang terjadi harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dan bertambah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Apabila suatu industri hanya mempunyai biaya variabel, maka tidak akan muncul masalah break even dalam industri tersebut. Masalah break even baru muncul apabila suatu industri disamping mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap. Besarnya biaya variabel secara totalitas akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi, sedangkan besarnya biaya tetap secara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume produksi. (Asrori. M, 2015)
  • 4. A. Pengertian Break Even Point (BEP) BEP dapat diartikan suatu keadaan di mana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan yang dinilai menggunakan total biaya). Metode BEP tidak hanya semata-mata untuk mengetahui keadaan perusahaan apakah mencapai titik BEP, akan tetapi metode BEP mampu memberikan informasi kepada pinjaman perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan. Menurut Asrori. M (2015) yang dikutip dari Bambang Riyanto (1995:359). Analisis break even point adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Oleh karena analisis tersebut mempelajari hubungan antara biaya keuntungan – volume kegiatan, maka analisis tersebut sering pula disebut “Cost – Profit – Volume analysis (C. P. V analysis). Dalam perencanaan keuntungan, analisis break even point merupakan “profit – planning approach” yang mendasarkan pada hubungan antara biaya (cost) dan penghasilan penjualan (revenue).” Menurut Isaskar. R (2012) yang dikutip dari Munawir (1986) dan Rosyandi (1985) analisa break even point merupakan suatu analisa yang ditujukan untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian (keuntungan=0). Melalui analisa BEP dapat dibuat perencanaan penjualan, sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak mengalami kerugian. Selanjutnya karena harus untung berarti perusahaan harus berproduksi di atas BEP atau titik impas. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan dengan kata lain, pada keadaan break event point keuntungan atau kerugian sama dengan Nol (0) yaitu: - Suatu kondisi dimana perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian, atau - TR (total revenue)= TC (total cost), dimana laba = 0 B. Tujuan Break Even Point (BEP) Tujuan BEP menurut Isaskar. R (2012) yang dikutip dari Prawirasentono (1997) diantaranya: 1. Menentukan jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus dibuat.
  • 5. 2. Menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan atau dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut. 3. Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil dari BEP. 4. Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi. C. Asumsi-asumsi dalam Break Even Point (BEP) Menurut Asrori. M (2015) yang dikutip dari Munawir (1995: 197) asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam analisa break even antara lain sebagai berikut: 1. Bahwa biaya harus dapat dipisahkan atau diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel dan prinsip variabelitas biaya dapat diterapkan dengan tepat. Pada prakteknya untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variabel dengan tepat bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah karena ada beberapa biaya yang sifatnya banci yaitu biaya yang mempunya sifat variabel dan sifat tetap (semi varibel atau semi tetap). 2. Bahwa biaya tetap secara total akan selalu konstan samai tingkat kapasitas penuh. Biaya tetap adalah merupakan biaya yang selalu akan terjadi walaupun perusahaan berhenti operasi. 3. Bahwa biaya variabel akan berubah secara proposional (sebangding) dengan perubahan volume penjualan dan adanya sinkronisasi antara produksi dan penjualan. 4. Harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapapun jumlah satuan barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum. 5. Bahwa hanya ada satu barang yang diproduksi atau dijual atau jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan. D. Metode / Teknik Perhitungan Break Even Point (BEP) Alat analisis yang biasa digunakan dalam mencari tingkat break even point diantaranya pendekatan matematis dan pendekatan grafis. (Isaskar. R, 2012).
  • 6. Perhitungan BEP dengan pendekatan matematis menggunakan rumus aijabar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (a) atas dasar unit dan (b) atas dasar nilai penjualan dalam rupiah. Perhitungan BEP atas dasar unit dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: BEP (Q) = FC P−VC (1) Dimana : P = harga jual per unit V = biaya variabel per unit FC = biaya tetap Q = jumlah unit/kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual. Perhitungan break-even point atas dasar nilai penjualan dalam rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus aljabar sebagai berikut: BEP = FC 1 − VC p (2) dimana: FC = biaya tetap VC= biaya variabel P = harga jual per unit Penerapan sederhana sebagai contoh: suatu bisnis untuk memproduksi suatu produk membutuhkan biaya tetap Rp. 300.000,- dan membutuhkan biaya variable Rp. 40,- per unit serta produknya dijual dengan harga Rp. 100,- per unit. Dengan perhitungan matematis dapat kita hitung : 𝐵𝐸𝑃 ( 𝑢𝑛𝑖𝑡) = 300.000 100−40 = 5000 unit 𝐵𝐸𝑃 ( 𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ) = 300.000 1− 40 100 = Rp. 500.000 Pendekatan grafik dilakukan dengan menggambarkan unsur-unsur biaya dan hasil ke dalam sebuah gambar grafik. Dalam gambar tersebut akan terlihat garis-garis biaya tetap, biaya total yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel, dan garis hasil penjualan. Besarnya volume produksi/penjualan dalam unit digambarkan pada sumbu horizontal (sumbu
  • 7. X) dan besarnya biaya dan penghasilan penjualan digambarkan pada sumbu vertikal (sumbu Y) Contoh lain, berikut diberikan ilustrasi atau gambaran dari perusahaan Clom Giriwil yang memproduksi barang “X” yang memiliki kapasitas produk 240.000 satuan, data budget untuk tahun 2013 adalah sebagai berikut :
  • 8. Firma “Clom Giriwil” Budget Rugi-Laba Tahun 2013 Budgetpenjualan(200.000 satuan @ 250,-)………………………………………………….. Rp. 50.000.000 Budget Biaya Tetap Variabel Bahan langsung Rp.9000.0000 Tenaga Langsung Rp.10.000.000 Overhead pabrik Rp.7000.000 Rp.3000.000 Biaya administrasi Rp.6000.000 Rp.1000.000 Biaya distribusi Rp.5000.000 Rp.3000.000 Jumlah Rp.18.000.000 Rp.26.000.000 =Rp.44.000.000 Laba yang dibudgetkan Rp.6000.000 Dengan menggunakan data pada perusahaan Clom Giriwil di atas, mka jumlah barang yang harus dijual agar perusahaan mencapai mencapai break even point adalah : Rp 18.0000.000 = 150.000 satuan Rp 250-Rp 130 Budget Laba-Rugi dari perusahaan “Clom Giriwil” tersebut di atas dapat disederhanakan sebagai berikut: Penjualan (200.000 @Rp 250,-) = Rp 50.000.000 = 100% Jumlah biaya variabel Rp 26.000.000 = 52% Marginal Income Rp 24.000.000 = 48% Total Biaya Tetap Rp 18.000.000 = 36% Laba Rp 6000.000 = 12% Dari data tersebut dapat diketahui bahwa a. Setiap penjualan sebesar Rp.100 maka Rp 52 merupakan biaya variabel (hasil penjualan yang diserap oleh biaya variabel), jika perusahaan tidak berproduksi (berhenti), maka biaya variabel ini tidak akan timbul, 52 % adalah ratio antara biaya variabel dengan hasil penjualan yang disebut juga “Variabel Cost Ratio”. b. Setiap penjualan sebesar Rp 100 maka yang dapat digunakan untuk menutup biaya tetap sebesar Rp 48 atau 48% biaya tetap ini akan selalu timbul dalam jumlah yang tetap baik perusahaan berproduksi maupun tidak. 48% merupakan ratio antara margin dengan hasil
  • 9. penjualan yang disebut marginal income ratio atau P/V ratio yang memberikan informasi bahwa 48% dari penjualannya tersedia untuk menutup biaya tetap dan laba. Dalam keadaan BEP laba perusahaan adalah nol, maka dari itu dengan membagi jumlah biaya tetap dengan marginal income rationya akan diperoleh tingkat penjualan (dalam rupiah) yang harus dicapai agar perusahaan tidak menderita rugi ataupun memperoleh laba (break even), sehingga kalau marginal income rationya diketahui maka titik break even dalam rupiah akan lebih mudah ditentukan dengan rumusL Break Even = Biaya Tetap (dalam rupiah penjualan) Marginal income Ratio Dengan data pada perusahaan Clom Giriwil tersebut dapat ditentukan tingkat break evennya sebagai berikut: Rp 18.000.000 atau Rp 18.000.000 = Rp 37.500.000 48% 1-52% Marginal Income Ratio adalah Ratio antara marginal income dengan hasil penjualannya, sedangkan marginal income adalah selisih antara hasil penjualan dengan biaya variabel, atau dengan cara lain marginal income ratio dapat dituliskan sebagai berikut: MIR = Hasil Penjualan-Biaya Variabel Hasil Penjualan = Hasil Penjualan - Biaya Variabel Hasil Penjualan Hasil Penjualan = 1- Biaya Variabel Hasil Penjualan
  • 10. Dengan demikian untuk menentukan penjualan pada tingkat break even dalam rupiah dapat pula ditentukan dengan rumus: Break Even = Biaya Tetap (dalam rupiah hasil penjualan) 1- Biaya Variabel Penjualan Dari data penjualan Clom Giriwil tersebut, maka tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak menderita kerugian maupun memperoleh laba adalah : Rp 18.000.000 Rp 26.000.000 Rp 37.500.000 Rp 50.000.000 Untuk menentukan jumlah satuan barang yang harus dijual agar perusahaan mencapai break even dapat pula ditentukan dengan membagi hasil penjualan pada tingkat break even dengan harga jual per satuan barang tersebut ( Rp 37.500.000 = 150.000 satuan) Rp 250 Titik break even untuk perusahaan Clom Giriwil pada tahun 2013 sebesar Rp. 37.500.000 atau 150.000 satuan barang . artinya jika perusahaan tersebut hanya mampu menjual barangnya sebanyak 150.000 dengan harga jual per satuan Rp.250 perusahaan tidak akan memperoleh laba, tetapi juga tidak menanggung kerugian hal ini bisa dibuktikan sebagai berikut: Penjualan…………………………………………. Rp 37.500.000 Biaya Tetap……………………… Rp 18.000.000 Biaya Variabel 52% x Rp 37.500.000 = Rp 19.500.000 Rp 37.500.000 Laba……………………………………………... Rp 0
  • 11. MARGIN OF SAFETY Selisih antara penjualan yang dibudgetkan atau tingkat penjualan tertentu dengan penjualan pada tingkat break even merupakan tingkat keamanan (margin of safety) bagi perusahaan dalam melakukan penurunan penjualan. Margin of safety ini dapat dinyatakan dalam ratio (prosentase) antara penjualan menurut budget dengan volume penjualan pada tingkat break even, atau dalam prosentase (ratio) dari selisih antara penjualan yang dibudgetkan dan penjualan pada tingkat break even dengan penjualan yang dibudgetkan itu sendiri. Rumusnya adalah 1. Penjualan per Budget % Penjualan per Break Even 2. Penjualan per Budget-Penjualan per Break Even % Penjualan per Budget Dengan data Clom Giriwil maka kita dapat nyatakan sebagai berikut 1. Rp 50.000.000 x 100% = 133,33% Rp 37.500.000 2. Rp 50.000.000-Rp 37.500.000 x 100% = 25% Rp 50.000.000 Hal ini menunjukan bahwa penjualan Clom Giriwil tidak boleh turun lebih dari 25% dari penjualan yang direncanakan, atau 33,33% dari tingkat penjualan break even yang telah ditentukan agar perusahaan tidak menderita rugi. Margin of Safety penjualan tersebut kita nyatakan dalam hasip penjualan atau jumlah satuan penjualan untuk taun 2013 adalah : 1. 33,33% x Rp. 37.500.000 = Rp. 12.500.000 atau 50.000 satuan 2. 25% x Rp 50.000.000 = Rp. 12.500.000 atau 50.000 satuan Tingkat atau volume Clom Giriwil yang harus dicapai tidak boleh turun lebih dari Rp. 12.500.000 atau 50.000 satuan dari penjualan yang direncanakan agar perusahaan tidak rugi dan belum untung. Perusahaan telah merencanakan penjualan Rp. 50.000.000 atau 200.000 satuan, maka penjualan harus mencapai Rp 50.000.000-Rp 12.500.000= 37.500.000 atau 200.000 satuan-50.000 satuan = 150.000 satuan.
  • 12. KENAIKAN BIAYA VARIABEL Diasumsikan perusahaan Clom Giriwil mengalami kenaikkan biaya variabel sebesar 10%, maka dapat dihitung break even yang baru adalah = biaya tetap 1- biaya variabel x 110% Penjualan = Rp 18.000.000 1- Rp 26.000.000 x 110% Rp 50.000.000 = Rp 42.056.075 atau 168.225 satuan Dalam satuan barag dapat ditentukan dengan rumus = Jumlah biaya tetap Marginal Income per Satuan = Rp 18.000.000 Rp 250- (Rp 130 x 110%) = Rp 18.000.000 x 1 satuan Rp 107 = 168.225 satuan ANALISIS BEP DAN KEPUTUSAN INVESTASI Berikut adalah data perhitungan Laba-rugi Clom Giriwil Penjualan………………………………………………… Rp 1000.000 Harga Pokok & biaya operasi: Biaya Tetap………… Rp 306.000 Biaya Variabel……… Rp 640.000 Rp 946.000 Keuntungan Rp 54.000
  • 13. Jika investasi tambahan ini dilaksanakan, maka biaya tetapnya akan berubah dari 306.000 menjadi 414.000 per tahun, sedangkan biaya variabelnya tetap seperti semula yaitu 64% dari penjualan Tingkat BEP sebelum investasi adalah TBE = Rp 306.000 = Rp. 850.000 1- Rp 640.000 Rp 1000.000 Tingkat BEP setelah investasi adalah TBE = Rp 414.000 = Rp 1.150.000 1- Rp 640.000 Rp 1000.000 Dengan adanya investasi maka harus dapat menaikkan penjualan menjadi Rp.1.150.000 dari sebelumnya Rp. 1000.000 sebelum perusahaan memperoleh keuntungan. Langkah kedua adalah menentukan tingka penjualan yang harus dicapai Clom Giriwil untuk memperoleh keuntungan tertentu atau minimal sama dengan keadaan sekarang yaitu Rp 54.000 TBE = Rp. 414.000+ Rp 54.000 =Rp 1.300.000 1- Rp. 640.000 Rp 1000.000 Jadi, untuk memperoleh laba yang diperoleh agar sama dengan yang saat ini, perusahaan harus mamu menjual produk sebesar Rp. 1.300.000 ANALISIS BREAK EVEN DAN KEPUTUSAN MENUTUP USAHA Kegunaan brek even bagi manajemen adalah salah satunya untuk pengambilan keputusan menutup usaha atau tidak
  • 14. Shut Down point = Biaya tetap tunai (dalam satuan penjualan) marginal income per satuan Jika diketahui dari data Clom Giriwil fixed Cost Rp 18.000.000 yang Rp. 12.000.000 merupakan biaya tunai, maka penjualan minimal yang harus dilakukan agardapat menutupi biaya tunai (shut down point) adalah Rp 12.000.000 x 1 satuan = 100.000 satuan Rp 250- Rp 130 Untuk mengetahui jumlah rupiah penjualan dapat dilakukan dengan mengalikan jumlah satuan tersebut dengan harga jual per satuan (100.000 x Rp. 25.000.000) atau dengan rumus Shut down point = biaya tetap tunai (dalam rupiah penjualan) 1- biaya variabel Hasil penjualan Sehingga jumlah rupiah penjualan adalah Rp 12.000.000 = Rp 25.000.000 1- Rp 26.000.000 Rp 50.000.000
  • 15. Sumber: Asrori,M. 2015 MetodeBreak Even Point(BEP) SebagaiAlat Perencanaan Laba Jangka Pendek.UNS. Diakses pada tanggal 15 November 2015 dari https://www.academia.edu/8281238/Metode_Break_Even_Point_BEP Isaskar,R. 2012. Modul9 Manajemen Keuangan:BreakEven Point.UniversitasBrawijaya.Diakses pada tanggal 15 November2015 dari https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved =0CBoQFjAAahUKEwjvhZqd2ZLJAhWTHI4KHTAWBHI&url=http%3A%2F%2Fdwiretno.lecture.ub.a c.id%2Ffiles%2F2009%2F10%2FMK_9_Break-Even- Point.docx&usg=AFQjCNGQEXriqOs0PFRtru6lIedCd3qARA&sig2=ghtTj2I1E5Vb0- gQILbzJg&bvm=bv.107467506,d.c2E