2. VARIABLE COSTING
Suatu konsep penentuan harga pokok yang hanya memasukkan biaya produksi
variabel sebagai elemen harga pokok produk.
Produksi tetap dianggap sebagai biaya biaya periode (period cost) yang
langsung dibebankan kepada rugi laba periode terjadinya dan tidak
diperlakukan sebagai biaya produksi
(http://wwwblogger-irma.blogspot.com/2013/04/variable-costing-dan-absorption- costing.
html)
3. Perbandingan Biaya Produksi Absortion dengan Variable Costing
Perbedaan antara metode absorption costing dengan variable costing terletak pada
waktu (timing). Variable costing menentukan bahwa fixed FOH harus segera dibeb
ankan sedangkan absorption costing menyatakan bahwa fixed FOH harus dibeban
kan dan dikurangkan dari pendapa tan untuk setiap unit yang terjual.
(http://wwwblogger-irma.blogspot.com/2013/04/variable-costing-dan - absorption-costing.
html)
4. Perbandingan Laporan Laba Rugi
Kalkulasi biaya variable adalah metode kalkulasi biaya persediaan di mana
hanya biaya manufaktur variable dimasukkan sebagai biaya persediaan
Kalkulasi biaya absorpsi adalah metode kalkulasi biaya persediaan di mana
semua biaya manufaktur variable dan semua biaya manufaktur te tap
dimasukkan sebagai biaya persediaan
(To accompany Cost Accounting 12e, by Hongren/Datar/Foster.Copyright 2006 by Pearson
Education)
5. Perbandingan Laporan Laba Rugi
Kalkulasi Biaya Variabel Kalkulasi Biaya Absorpsi
Pendapatan Pendapatan
Harga pokok penjualan variabel Harga pokok penjualan
Persediaan awal Persediaan awal
Biaya manufaktur variabel Biaya manufaktur variabel
Biaya manufaktur tetap
Harga pokok barang tersedia dijual Harga pokok barang tersedia dijual
Dikurangi persediaan akhir Dikurangi persediaan akhir
Harga pokok penjualan variabel Harga pokok penjualan
Biaya periode variabel
Marjin Kontribusi Marjin kotor
Biaya manufaktur tetap Biaya periode variabel
Biaya periode tetap Biaya periode tetap
Laba operasi Laba operasi
To accompany Cost Accounting 12e, by Hongren/Datar/Foster. Copyright
2006 by Pearson Education
6. Rekonsiliasi laba-rugi variabel costing terhadap laba-rugi
full costing
Perbedaan di dalam penyajian
laporan laba-rugi antara metode
full costing dengan variable
costing dapat ditinjau dari segi :
Penggolongan biaya dalam
laporan laba-rugi
Biaya non produksi atau
biaya periode (period cost)
7. Pada metode variable costing, biaya digolongkan menjadi:
1. Biaya variabel (variable costs), meliputi semua biaya yang jumlah t
otalnya berubah secara proporsioanal sesuai dengan perubahan vo
lume kegiatan. Biaya ini dikelompokkan ke dalam:
a) Biaya variabel produksi, yaitu BBB, BTKL dan BOP variabel.
b)Biaya variabel non produksi, yaitu biaya pemasaran variabel
(variable of marketing expense), biaya adminstrasi dan umum
variabel (variable of general & administative expense), biaya fina
nsial variabel (variable of financial expense).
(http://kristin-nur.blogspot.com/2013/09/variabel-costing.html)
8. metode variable
costing, biaya
digolongkan
menjadi:
Biaya variabel
(variable costs),
Biaya tetap (fixed
costs),
(http://kristin-nur.blogspot.com/2013/09/variabel-costing.html)
9. Dampak perubahan produksi terhadap laba bersih absortion dan
Variable Costing.
Variable
Costing
•Laba bersih tidak terpengaruh oleh perubahan produksi, karena metode
variable costing ini merupakan metode yang hanya membebankan bia
ya manufaktur variable kepada produk, sehingga berapapun kuantitas
dan kualitas barang yang di produksi ini dirubah (ditambah maupun
dikurangi) laba bersih yang di targetkan/diharapkan per produk oleh
perusahaan/produsen tidak akan berubah.
Absorption
Costing
• Laba bersih terpengaruh oleh perubahan produksi, sebab
metode yang membebankan seluruh biaya manufaktur baik
itu variabel cost maupun fixed cost ke dalam produk.
(http://kristin-nur.blogspot.com/2013/09/variabel-costing.html)
10. • Sementara perbedaan atau pengaruh pada variabel costing atau
absorption costing (full costing) yaitu: jika kita menggunakan me
tode variabel costing maka biaya tetapnya hanya pada periode
berjalan saja sedangkan jika menggunakan metode absorption
costing maka biaya tetap yang sebelumnya telah mengalami pro
ses pada periode sebelumnya akan diakumulasikan kembali pa
da periode berjalan.
(http://kristin-nur.blogspot.com/2013/09/variabel-costing.html)
12. Tujuan Analisis Biaya, Volume dan Laba
• Analisis biaya volume laba (cost volume profit analysis – CVP analysis) me
rupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengam
bilan keputusan. Karena analisis biaya volume laba (CVP) menekankan ke
terkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, semua informasi ke
uangan perusahaan terkandung di dalamnya.
• analisis CVP juga dapat mengatasi banyak isu lainnya seperti jumlah unit
yang harus dijual untuk mencapai impas, dampak pengurangan biaya tetap
terhadap titik impas, dan dampak kenaikan harga terhadap laba. Selain itu
analisis CVP memungkinkan para manajer untuk melakukan analisis sensiti
vitas dengan menguji dampak dari berbagai tingkat harga atau biaya terhad
ap laba.
(http://handikadwipratama.blogspot.com/2012/12/analisis-biaya-volume-laba.ht
ml)
13. Titik Impas dalam Analisis Biaya, Volume dan Laba untuk Ber
bagai Jenis Produk
Contoh Soal :
whittier Company telah memutuskan untuk mena
warkan 2 pemotong mesin rumput : mesin pemotong
rumput manual dengan harga jual $400, dan mesin
pemotong rumput otomatis dengan harga $800. Departe
men Pemasaran yakin bahwa sebanyak 1200 mesin
pemotong rumput manual dan 800 mesin pemotong
rumput otomatis dapat dijual selama tahun depan. Penga
was perusahaan telah menyusun proyeksi laporan L/R be
rikut berdasarkan ramalan penjualan :
14. Mesin
Manual
Mesin
Otomatis
Total
Penjualan $480.000 $640.000 $1.120.000
Dikurangi : Beban Variabel 390.000 480.000 870.000
Margin Kontribusi $90.000 $160.000 $250.000
Dikurangi : Beban Tetap
30.000 40.000 70.000
Langsung
Margin Produk $60.000 $120.000 $180.000
Dikurangi : Beban Tetap Umum
26.250
Laba Operasi
$153.750
15. Grafik Analisis Biaya, Volume dan Laba serta Asumsi yang
mendasarinya
Contoh Soal :
perusahaan memproyeksikan tingkat penjualan VCD seb
anyak 1000 unit ?
Jumlah Perunit
Penjualan (1000 vcd)
Biaya Variabel
Rp 250.000.000,-
Rp 150.000.000,-
Rp 250.000,-
Rp 150.000,-
Margin Kontribusi
Biaya Tetap
Rp 100.000.000,-
Rp 70.000.000,-
Rp 100.000,-
L/R Rp 30.000.000,-
16. Komputasi Titik Impas
• Titik Impas dapat dinyatakan secara matematis dengan p
ersamaan :
Penjualan = Biaya
• Dari contoh diatas dapat dicari BEP (dalam unit)
250.000 Q = 150.000 Q + 70.000.000 + 0
100.000 Q = 70.000.000
Q = 700 unit VCD
• Dinyatakan dalam penjualan :
700 unit x Rp. 250.000
Rp. 175.000.000
17. Komputasi Titik Impas (lanjutan..)
• BEP = Biaya Tetap : Margin Contribusi/unit
= Rp. 70.000.000 : Rp. 100.000
= 700 unit VCD
• BEP = Biaya Tetap : Rasio margin contribusi
= Rp. 70.000.000 : 40%
= Rp. 175.000.000
18. Grafik BEP
Sales
TITIK IMPAS
Garis Pendapatan Total
DAERAH LABA
Garis Biaya Total
Garis Biaya Tetap
DAERAH
RUGI
Kuantitas
19. Resiko dan Ketidakpastian dalam Analisis Biaya, Volume
dan Laba
• Secara formal resiko berbeda dari ketidakpastian. Unt
uk resiko, distribusi probabilitas variabelnya diketahui,
sementara untuk ketidakpastian distribusi probabilitas
tidak diketahui.
• Metode yang dapat digunakan adalah :
1. Bahwa manajemen harus menyadari sifat ketidakpasti
an dari harga, biaya dan kuantitas di masa depan.
2. Manajer bergerak dari pertimbangan titik impas ke per
timbangan yang bisa disebut “ kisaran titik impas”.
3. Manajer dapat menggunakan analisis sensitivitas.