2. PENGERTIAN ANALISIS BEP
• Pengertian analisa break even menurut Sigit (1993, p. 2) adalah suatu cara
atau suatu teknik yang digunakan oleh seorang petugas atau manajer
perusahaan untuk mengetahui pada volume (jumlah) penjualan dan volume
produksi berapakah perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian
dan tidak pula memperoleh laba.
• Menurut Mulyadi (1993, 230) Analisa break even adalah suatu cara untuk
mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita
rugi, tetapi juga belum memperoleh laba yang dengan kata lain labanya sama
dengan nol.
• Menurut Mulyadi (1993, 230) Analisa break even adalah suatu cara untuk
mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita
rugi, tetapi juga belum memperoleh laba yang dengan kata lain labanya sama
dengan nol.
3. KEGUNAAN BEP
• Tujuan dari analisis break even point yaitu untuk mengetahui pada volume
penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapai laba
tertentu .
• Analisis break even dapat membantu pimpinan dalam mengambil keputusan
mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar
perusahaan tidak mengalami kerugian.
b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan
tertentu.
c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak
menderita rugi.
d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan
volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.
4. • Matz, Usry dan Hammer (1991, p. 224) juga
menjelaskan beberapa manfaat analisa break even
untuk manajemen, yaitu :
a. Membantu pengendalian melalui anggaran.
b. Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan.
c. Menganalisa dampak perubahan volume.
d. Menganalisa harga jual dan dampak perubahan
biaya.
e. Merundingkan upah.
f. Manganalisa bauran produk.
g. Manerima keputusan kapitalisasi dan ekspansi
lanjutan.
h. Menganalisa margin of safety.
5. ASUMSI YANG DIGUNAKAN
DALAM ANALISIS BEP
• Beberapa asumsi yang berpengaruh dalam analisa break even
menurut Mulyadi (1993, p. 259) adalah sebagai berikut :
a. Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang
diramalkan.
b. Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai
tingkat kegiatan.
c. Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relative konstan.
d. Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah.
e. Efisiensi produksi dianggap tidak berubah.
f. Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak
signifikan.
g. Komposisi produk yang dijual dianggap tidak berubah.
h. Volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi
biaya
6. • Biaya di dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dan
golongan biaya tetap.
• Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proporsionil
dengan volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per
unitnya adalah tetap sama.
• Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan
volume produksi/penjualan. ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya
berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
• Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisa.
• Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila diprodusir lebih
dan satu macam produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masing-
masing produk atau “sales mix”-nya adalah tetap konstan.
7. METODE PERHITUNGAN BEP
• Pendekatan perhitungan BEP, yaitu :
- Pendekatan Matematik
- Pendekatan Grafik
8. PENDEKATAN MATEMATIK
• Ada dua cara perhitungan break even point dengan
pendekatan matematik, yaitu :
a. Atas dasar unit
b. Atas dasar rupiah
9. ATAS DASAR UNIT
P.Q = V.Q + FC
PQ – V.Q = FC
(P - V) Q = FC
Q = FC/P-V
Dimana :
P = Harga jual perunit
V = Biaya variabel perunit
FC = Biaya tetap total selama setahun
Q = Kuantitas penjualan
Maka didapat rumus break even point dalam unit, sebagai berikut :
BEP = FC / P - VC
10. ATAS DASAR RUPIAH
Apabila diinginkan break even point dalam rupiah,
maka dari formulasi rumus break even point dalam
unit dikalikan dengan harganya (P), sehingga :
11. • Biaya tetap adalah total biaya yang tidak akan
mengalami perubahan apabila terjadi perubahan
volume produksi. Biaya tetap secara total akan selalu
konstan sampai tingkat kapasitas penuh. Biaya tetap
merupakan biaya yang akan selalu terjadi walaupun
perusahaan tidak berproduksi.
• Biaya variable adalah total biaya yang berubah-ubah
tergantung dengan perubahan volume
penjualan/produksi. Biaya variable akan berubah
secara proposional dengan perubahan volume
produksi.
12. PENDEKATAN GRAFIK
• Dari grafik di bawah terlihat bawa untuk tiap-tiap
masing unit penjualan terdapatinformasi
yang lengkap setiap rupiah penjualan, biaya tetap,
biaya variabel, total biaya maupun laba atau rugi. Jadi
manajemen dapat melihat jika akan
memproduksisekian unit, akan terlihat seluruh
komponen di atas. BEP melalui grafik tampak
jelasditunjukkan baik dari segi unit maupun rupiah
yang diperoleh.
13. • Salah satu pendekatan penentuan titik break even
point adalah dengan menggambarkan unsur-unsur
biaya dan penghasilan ke dalam suatu gambar grafik.
Pada grafik tersebut nampak garis-garis biaya variabel,
biaya tetap, total biaya, dan garis total penghasilan.
• Grafik break even point akan nampak seperti berikut :
14.
15.
16.
17. MARGIN OF SAFETY (MOS)
• (MOS) merupakan persentase batas penurunan
penjualansampai dengan keadaan BEP. Margin of
safety ini juga merupakan batas resiko penurunan
penjualan hingga tidak memperoleh keuntungan dan
tidak menderita kerugian. Pengertian Margin of Safety
menurut Bambang Riyanto (2001:366)adalah: “margin of
safety merupakan angka yang menunjukkan
jarak penjualan yang direncanakan atau budget sales
dengan penjualan break even. Dengan demikian maka
margin of safety adalah juga menggambarkan jarak batas
jarak, dimana jika penjualan melampaui, batas tersebut
penjualan akan merugi”
18. • Margin of safety (MS) dgunakan untuk menentukan seber
apa besar berkurangnyavolume penjualan yang telah
ditetapkan (dianggarkan) boleh turun agar perusahaan
tidak menderita kerugian. Keterangan-keterangan yang
diperoleh waktu perhitungan BEP akan memberikan
keterangan tambahan yang berguna bagi pimpinan
perusahaan. Diantara keterangan tambahan tersebut
adalah keamanan atau Margin Of Safety.
• Menurut Syafaruddin Alwi (1994 :276), adalah untuk
menentukan berapa jauhkah berkurangnya penjualan
agar perusahaan tidak menderita rugi.
19. • Rumus untuk mencari margin of safety adalah:
Margin of safety = penjualan yg direncanakan –
penjualan BEP / penjualan yg direncanakan x 100%
20. SHUT DOWN POINT (SDP)
• Shutdown Point digunakan untuk menentukan suatu kea
daan perusahaan sebaiknyaditutup. Dasar pemikirannya
adalah pertimbangan terhadap biaya tetap, karena
biayatetap dapat diklasifikasikan menjadi biaya tetap
tunai dan biaya tetap tidak tunai (sunk cost ). Selama
penghasillan perusahaan masih dapat menutup biaya
variable dan biaya tetap tunai, maka operasional
perusahaan bisa tetap dipertahankan.
• Rumus untuk mencari shut down point :
Shutdown point = FC tunai /Price -VC
21. SOAL DAN JAWABAN
• Break Even Point
soal :
Diketahui :PT. Sungailiat memiliki usaha di bidang alat perkakas
gergaji dengan data sebagai berikut :
1. kapasitas produk yang mampu dipakai adalah
100.000 unit mesin gergaji
2. harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5.000 unit
3. total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000 dan total
biaya variable sebesar Rp. 250.000.000
22. • Perincian masing – masing biaya adalah sebagai berikut :
1. Fixed Cost
Over head pabrik Rp. 60.000.000
Biaya distribusi Rp. 65.000.000
Biaya administrasi dan umum Rp. 25.000.000
Total biaya tetap Rp. 150.000.000
2. Variable Cost
Biaya bahan langsung Rp. 70.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 85.000.000
Overhead pabrik Rp. 20.000.000
Biaya distribusi Rp. 45.000.000
Biaya administrasi dan umum Rp. 30.000.000
Total biaya variabel Rp. 250.000.000
Pertanyaan : Cari BEP dalam unit maupun rupiah
23. Jawab :
Kapasitas produksi 100.000 unit
Harga jual perunit Rp.5.000
Total penjualan 100.000 unit X Rp.5.000 = Rp 500.000.000
Biaya tetap unit = 150.000.000 / 100.000 = Rp.1.500 perunit
Biaya variabel unit = 250.000.000 / 100.000 = Rp.2.500 perunit
Ringkasan Buget laba rugi adalah sebagai berikut :
Total penjualan 100.000 unit x Rp.5000= …………Rp.500.000.000,- (100 %)
Total biaya variabel ………………………………..Rp.250.000.000,- ( 50 %)
Marginal Income …………………………………..Rp.250.000.000,- ( 50 %)
Total biaya tetap …………………………………...Rp.150.000.000,- ( 30 %)
Laba ….....................................................Rp.100.000.000,- ( 20 %)
24. Untuk mencari BEP dalam unit adalah sebagai berikut :
BEP unit = FC / P – VC
= Rp.150.000.000 / Rp. 5.000 – Rp.
2.500 = Rp. 60.000 perunit
kemudian, mencari BEP dalam rupiah adalah sebagai
berikut :
25. = Rp.150.000.000 / ( 1 – Rp. 250.000.000 / Rp.
500.000.000 )
= Rp. 300.000.000
Cara lain dapat dilakukan untuk membuktikan kedua hasil
tersebut dengan :
BEP = Unit BEP x harga jual unitBEP
= 60.000 unit x Rp.5000
= Rp.300.000.000,-
26. • Margin of Safety (MOS)
soal :
PT.Imut2 beroperasi dengan menanggung biaya tetap
Rp.40.000.000 per tahun. Harga jual dari produknya
Rp.5.000 dan setiap produk yang dihasilkan besarnya
biaya variabel Rp.3.000 per unit.. Estimasi penjualan
(anggaran) sebesar 25.000 unit.
27. Jawab :
Break even point unit = FC/P-VC
= 40.000.000/(5.000 - 3.000) = 20.000 unit
Margin of safety = penjualan yg direncanakan –
penjualan BEP / penjualan yg
direncanakan x 100%
= (25.000-20.000)/25.000 x 100%
= 0,2 atau 20%
28. • Shut Down Point (SDP)
soal :
PT.Imut2 beroperasi dengan menanggung biaya tetap
Rp.40.000.000 per tahun, dan Rp. 24.000.000 merupakan biaya
tetap tunai. Harga jual dari produknya Rp.5.000 dan setiap
produk yang dihasilkan besarnya biaya variabel Rp.3.000 per
unit..
Jawab :
Shutdown point = FC tunai /Price -VC
= 24.000.000/(5.000 - 3.000) = 12.000 unit