Dokumen tersebut membahas perubahan mindset terkait tangisan anak. Mindset lama menganggap tangisan anak itu negatif dan harus dihindari, sementara mindset baru menganggap tangisan anak itu sehat secara fisik dan psikis serta merupakan hak anak untuk mengekspresikan diri. Dokumen ini mendorong orangtua untuk memberi kesempatan bagi anak untuk menangis sebagai bagian dari proses belajar.
2. Mindset lama
Menangis itu tidak baik untuk anak; maka orang
dewasa, yang mengasuh anak harus berupaya apa pun
agar anak jangan sampai menangis
Anak menangis membuat orangtua malu karena
dianggap tak dapat mendirik/mengurus anaknya
Anak menangis itu negatif, maka harus dihindari, apa
pun upaya dan bayarannya
Taman Asih Anak 2
3. Mindset baru
Menangis itu sehat
Secara fisik: Anak menangis akan menggerakkan
hampir seluruh tubuh, dan mengembangkan paru-
parunya
Secara psikik: Menangis itu membuat anak PD
(percaya diri); ia merasa diterima, boleh menjadi
dirinya sendiri
Menangis adalah bagian dari proses belajar anak.
Menangis itu hak anak; maka sebaiknya orang dewasa
jangan merampas hak tersebut.
Taman Asih Anak 3
4. Pengalaman dan Pengamatan
Banyak orangtua memangkas hak anak ini, dengan tak
mengijinkan anak menangis
Orangtua umumnya tidak tega melihat anaknya
menangis.
Memberi kesempatan anak untuk menangis, sering
ditangkap sebagai, “tega nian” atau malah “kejam”
Untuk anak, menangis adalah kesempatan untuk
belajar menjadi dirinya sendiri
Taman Asih Anak 4
5. Persepsi keliru
Ketika anak menangis karena ditinggal/berpisah
dengan orangtuanya sebenarnya amat positif. Positif,
sebab ia menangis karena ditinggal orang tercintanya,
ya wajar, atau malah semestinyalah ia menangis. Atau
anak jatuh gak boleh menangis, lah kalau sakit?
Upaya mendiamkan anak dari tangisan justru lebih
banyak memasukkan nilai negatif ke otak anak:
Upaya menghindari tangisan, lantas membohongi
anak, atau meninggalkan anak tanpa pamit (takut
menangis) adalah melukai hati, dan menodai
kepercayaan anak pada orangtua
Taman Asih Anak 5
6. Persepsi …
Agar anak tidak menangis, orang dewasa biasa
mencari kambing hitam atau melempar tanggung
jawab; misalnya ketika anak jatuh tersandung, lalu
orang dewasa mengajak anak “nanti papa tangkap
kodoknya/kucingnya/kursinya).
Atau “siapa yang nakal?”
Taman Asih Anak 6
7. Mindset baru:
Menangis itu perlu dan positif
Anak boleh menangis ketika sakit, takut, cemas.
Anak perlu dan wajib menangis kalau berpisah dengan
orangtua, pemberi rasa aman
Anak wajib menangis ketika dibohongi, dilimpe untuk
ditinggal pergi orang tuanya
Anak perlu menangis, ketika butuh waktu untuk
menemukan posisi tidur paling nyaman baginya.
Anak boleh menangis ketika ia diturunkan dari
gendongan, sebab ia merasa tidak aman dan dan pasti
kurang nyaman.
Asal tidak berbahaya, biarkan anak menangis!
Taman Asih Anak 7
8. Mindset baru …
Anak boleh menangis kalau ia ditidurkan di box bayi,
sebab anak merasa kurang nyaman, dan kurang aman.
Atau menangis karena ia mencari cara agar tidak
terbentur pagar box.
Ia dikelilingi pagar dari box bayi. Dengan menangis ia
akan reflektif: belajar menghadapi measalah dan
mencoba memecahkannya agar ia tidak terbentur
pagar, atau agar ia dapat tidur dengan aman dan
nyaman.
Taman Asih Anak 8
9. Orangtua takut bayangan
Takut dianggap tak bisa mengurus anak, bila anak tak
diam. Padahal siapa sih yang begitu?
Takut dirasanin tetangga bila anak menangis terus
menerus. Padahal, adakah tetangga yang ngerasanin?
Takut anak nangis berlama-lama, kasihan. Mengapa?
Biar saja dia belajar tidak semua keinginannya pantas
dipenuhu
Takut anak kurang nyaman, kasihan, maka harus
dibuat nyaman, misalnya dengan digendong
Taman Asih Anak 9
10. Ubah Mindset Menangis itu hak anak; menangis itu sehat, jiwa dan
raganya
Memberi kesempatan anak menangis berarti memberi
waktu pada anak untuk menghadapi masalahnya,
memecahkan masalahnya, menemukan jalannya
sendiri
Anak menangis sering hanya untuk menarik perhatian
orang tercintanya.
Membiarkan anak menangis juga mengajari anak
untuk berpikir ulang, berpikir tidak semua
kemauannya pantas dipenuhi
Taman Asih Anak 10
11. Buru-buru merespon anak menangis sering malah
mengganggu tidur anak, atau proses belajar anak.
Memberi waktu ke anak untuk menangis berarti
melepaskan segala kebingungan, kecanggungan anak
Menangis membuat anak memilih sendiri mana dan
apa yang terbaik bagi dirinya. Dengan itu ia lebih
mandiri.
Taman Asih Anak 11