3. mandiri walau ada nanny
Jika peran utama pengasuh adalah
“pembantu” anak,
maka kemandirian anak akan terhambat.
4. mandiri walau ada nanny
Jika peran utama pengasuh
sama dengan peran orangtua,
maka pengasuh akan membantu
anak membuat dirinya mandiri.
5. mandiri walau ada nanny
Orangtua perlu berpikir ulang
ketika menggaji pengasuh dengan tujuan
agar anak bebas masalah dan
bebas dari tanggungjawab pribadinya.
6. mandiri walau ada nanny
Ketika orangtua menetapkan pengasuh
sebagai “pembantu” anak,
maka sikap anak menjadi sangat berbeda.
7. mandiri walau ada nanny
Saat akan melakukan hal sepele seperti mengambil
minum, makan, atau mencari mainan,
anak akan mengandalkan pengasuh.
8. mandiri walau ada nanny
Anak menjadi tidak memiliki sensor untuk
mengandalkan dirinya sendiri
sebelum meminta tolong orang lain.
9. mandiri walau ada nanny
Sikap anak yang seperti ini juga akan
ditujukan kepada orangtua.
Bagaimana menghindarinya?
11. mandiri walau ada nanny
Bila orangtua meminta anak
melakukan aktivitas mandiri,
pengasuh juga harus dapat mempraktekkan
loso dan wewenang yang sama.
12. mandiri walau ada nanny
Jika tidak konsisten,
anak dengan cepat belajar memanipulasi situasi.
Anak memilih menghabiskan waktu bersama
pengasuh, karena ia tahu akan lebih “dilayani”.
13. mandiri walau ada nanny
Jika tidak konsisten,
bila anak lalai, ia akan menyalahkan pengasuh,
karena ia tahu orangtua akan membebankan
kesalahan ini ke pengasuh juga.
14. mandiri walau ada nanny
Beri izin pengasuh untuk mengatakan tidak
dan merangsang anak melakukan sendiri:
“Kakak coba dulu cari di lemari pakaian”
“Pasti adik bisa suapin makanan sendiri”
15. mandiri walau ada nanny
Orangtua harus yakin, sikap pengasuh ini
bukan “kurang ajar”, malas, atau tidak tanggap.
Justru ini sikap yang harus dirangsang
untuk kepentingan jangka panjang anak.
16. mandiri walau ada nanny
Maksimalkan peran pengasuh sebagai
orang yang secara konsisten membantu
kita mencapai tujuan kemandirian anak,
bukan sebagai yang menggagalkan tujuan ini.