1. Grup Kalbe berencana mengintegrasikan sistem TI semua anak perusahaan untuk memberikan informasi yang terintegrasi secara real time kepada manajemen dan pelanggan. 2. Saat ini proyek integrasi sistem TI Grup Kalbe telah memberikan manfaat seperti memperpendek waktu laporan keuangan dan mengurangi persediaan barang. 3. Rencana jangka panjang lainnya adalah penerapan CRM korporat dan integrasi sistem TI seluruh anak usaha hing
SIM 9, YONO, PROF, Dr. HAPZI ALI CMA, INFORMASI DALAM PELAKSANAANNYA, UNIVERSITAS MERCU BUANA, 2017
1. NAMA : YONO
NIM : 43216110032
Dosen : Prof. Dr. Hapzi Ali CMA.
Matkul : Sistem Informasi Manajemen
UNIVERSITAS MERCU BUANA
CRM merupakan hal penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan yang siap bersaing
menuju era globalisasi. Perusahaan harus mampu mengakomodasi
keinginan stakeholder dan shareholder nya jika ingin berkembang. Kesuksesan dan kegagalan
perusahaan tergantung pada kemampuannya untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan
pelanggannya. Untuk mewujudkan dan menjalin hubungan yang selaras ini perusahaan dapat
memanfaatkan IT-Based program dan software-software terkait yang mampu membantu
perusahaan dalam mewujudkan efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Aplikasi CRM dapat
digunakan oleh perusahaan manufaktur dan jasa. Yang perlu dipertimbangkan bagi perusahaan
adalah memilih aplikasi software yang tepat dan sesuai dengan yang diperlukan.
Kunci keberhasilan CRM adalah memahami keseluruhan jalinan/hubungan kerja sama yang
terjadi di dalam organisasi/perusahaan, baik yang bersifat intern maupun ekstern dengan
memanfaatkan IT-Based program dan software. Program dan software ini harus mampu
memberikan kemudahan dan keuntungan pada kedua belah pihak. Bagi pelanggan, program
dan software ini sebaiknya mudah digunakan, sangat efektif dan efisien serta dapat dipakai
untuk melacak hal-hal yang berkaitan dengan customer relationship. Di lain pihak, pada saat
yang sama, perusahaan juga memperoleh manfaat untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas perusahaan serta memberikan layanan dan pengalaman yang konsisten bagi
pelanggannya melalui berbagai sarana dan media yang bisa dipilih oleh para penggunanya.
Dengan demikian akan tercipta value chain yang harmonis dalam jangka panjang.
Penerapan CRM (Customer Relationship Management) di PT. Kalbe Farma
Data dan Profil Grup Kalbe
Grup Kalbe berdiri tahun 1966. Saat ini mempunyai tiga divisi, yakni farmasi, makanan
kesehatan, serta kemasan dan distribusi.
Divisi Farmasi mencakup PT Finusol Prima; PT Bifarma Adiluhung; Innogene Kalbiotech Pte.
Ltd.; dan PT Dankos Laboratories. Dankos, yang juga berstatus perusahaan publik, memiliki tiga
anak usaha, yakni: PT Hexpharm Jaya Laboratories; PT Bintang Toedjoe; dan PT Saka Farma
Laboratories.
Divisi Makanan Kesehatan terdiri dari PT Helios Arya Putra dan PT Sanghiang Parkasa;
sedangkan Divisi Kemasan dan Distribusi terdiri dari PT Igar Jaya Tbk. (yang juga memiliki dua
anak usaha: PT Avesta Pack dan PT Indogravure), dan PT Enseval Putera Megatrading.
Grup usaha ini didukung oleh sekitar 12 ribu karyawan, termasuk 2 ribu salesman dan 105 orang
staf TI.
Investasi TI grup usaha ini sekitar Rp 30 miliar per tahun.
Cetak Biru TI Kalbe Hingga 2012 :
2. 1. Sistem integrasi penuh SCM.
2. Penerapan aplikasi Business Intelligence on demand bagi semua pihak baik internal maupun
eksternal.
3. Penerapan seamless Enterprise Resource Planning (ERP) di semua anak perusahaan.
4. Penerapan sistem CRM yang efektif.
Rencana Pengembangan dan Proyek TI yang Sedang Dilakukan
(1) Integrasi sistem untuk lima perusahaan farmasi, yakni: PT Kalbe Farma Tbk.; PT Finusol
Prima; PT Bifarma Adiluhung; Innogene Kalbiotech Pte. Ltd.; dan PT Dankos Laboratories.
Diproyeksikan selesai pada 2009
(2) Masuk ke proyek integrasi sistem TI inti dengan sistem distribusi. Ditargetkan pada 2010,
semua perusahaan sudah memiliki sistem TI yang terintegrasi dengan unit distribusi.
(3) Mengembangkan layanan procurement menjadi centralized procurement. Jadi pembelian
akan diseragamkan, disentralisasi dalam satu tempat.
(4) Penerapan CRM korporat sehingga mampu memberikan informasi kepada masyarakat
secara komprehensif, mengenai produk hingga solusi.
Untuk mendukung dan mempercepat pengembangan bisnis kelompok usahanya, manajemen
Grup Kalbe telah menyiapkan cetak biru TI hingga 2012. Sejumlah rencana taktis telah disiapkan
dan sebagian langkah telah diayun. Bagaimana proyek besar ini dijalankan?
“Saya membayangkan, nantinya manajemen bisa memperoleh informasi yang terintegrasi dari
semua sister company Kalbe secara real time, on demand, anytime dan anywhere,” ujar
Vidjongtius dengan mata menerawang. “Begitu juga, para pelanggan bisa berinteraksi via Web,
dan prinsipal bisa mengakses laporan dengan mudah,” tambahnya.
Tentu saja, yang dibayangkan Direktur Teknologi Informasi Grup Kalbe tersebut bukan angan -
angan buta. Pasalnya, upaya ke arah sana sudah dipersiapkan dan dijalankan. Bahkan, cetak
biru (blueprint) TI hingga 2012 sudah disusun manajemen perusahaan farmasi terbesar di Tanah
Air ini. “Visi dan misi perusahaan adalah tumbuh bersama teknologi. Keberadaan TI bukan
sekadar enabler, tapi harus menjadi akselerator pengembangan bisnis perusahaan,” Vidjongtius
menegaskan.
Cetak biru TI yang disusun Grup Kalbe tersebut cukup komprehensif, mulai dari sistem Supply
Chain Management (SCM) terintegrasi hingga Customer Relationship Management (CRM). Toh,
diakui Vidjongtius, sebagai sebuah proyek besar berjangka menengah, maka pengerjaannya
tidak bisa sekaligus. “Selain dilakukan secara bertahap, pengerjaan proyek juga diprioritaskan
untuk anak usaha yang memiliki skala bisnis besar,” kata Vidjongtius mengenai strateginya.
Salah satu proyek yang sudah berjalan adalah integrasi kantor-kantor cabang dengan kantor
pusat. Diklaim Vidjongtius, sekarang sudah hampir 100 kantor cabang terintegrasi ke kantor
pusat. Cepatnya pengerjaan integrasi jaringan antarkantor itu, karena Kalbe sudah
menggunakan solusi akses infrastruktur dari Citrix System. Solusi ini mulai diterapkan pada 2000
untuk mendukung penerapan aplikasi keuangan di kantor pemasaran dan pabrik-pabriknya.
Program yang tak kalah penting, untuk mendukung dan meningkatkan kinerja tim penjualannya,
Kalbe membekali pula mereka dengan personal digital assistance (PDA). Diklaim Vidjongtius,
dari sekitar 2 ribu tenaga salesman perusahaannya, 50%-nya sudah dibekali PDA. Walaupun
investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan PDA ini cukup mahal, yakni mencapai Rp 10 miliar,
Vidjongtius menilai upaya itu tetap harus dilakukan. “Tujuan utama memberikan PDA kepada
3. salesman adalah untuk meningkatkan kinerja mereka dan efisiensi,” kata Vidjongtius, yang saat
ini juga menjabat Presdir Enseval, sambil tersenyum. Secara keseluruhan investasi TI yang
dikeluarkan Kalbe sebesar Rp 30 miliar per tahun.
Ratmo, salah seorang salesman Kalbe, mengakui setelah dibekali PDA kinerjanya meningkat.
Menurut pria yang telah bekerja di Kalbe sejak 1993 ini, dengan perangkat PDA yang dibawanya
ia bisa melakukan order di tempat dan informasi stok barang bisa dipenuhi. Jika sebelumnya ia
hanya mampu menyambangi 15 gerai, kini bisa menjangkau 20 gerai lebih. “Manfaatnya banyak.
Terutama kecepatan input data. Dulu, order ditumpuk dulu di kantor. Sekarang bisa input sendiri.
Jadi lebih efisien waktu dan tenaga,” ujar salesman yang beroperasi di kawasan Menteng,
Kramat Jaya, Salemba dan Kemayoran ini.
Ditambahkan Vidjongtius, walaupun proses integrasi masih berjalan dan belum selesai,
manfaatnya sudah bisa dirasakan. Contohnya, mereka ternyata mampu menambah jam kerja,
paling tidak satu jam sehari. Artinya, dalam setahun ada tambahan 240 ribu jam kerja. Manfaat
lainnya, Kalbe berhasil memangkas lama barang di gudang (inventori) dari 180 hari menjadi 110
hari. Jika dulu “uang mati” di inventori mencapai Rp 1,7 triliun, kini menyusut tinggal Rp 1 triliun.
Belum lagi, laporan konsolidasi bulanan yang tadinya selalu telat 10 hari, kini dipangkas tinggal
empat hari. Sebelumnya, laporan baru bisa selesai pada tanggal 10 atau 12 bulan berikutnya.
Sekarang sudah bisa selesai tanggal 4. “Ini adalah suatu percepatan. Manajemen mendapatkan
informasi lebih cepat. Dulu, tidak ada yang bisa mengetahui turun-naiknya suatu produk secara
detail. Sekarang bisa dianalisis,” ujarnya bangga.
Singkatnya, menurut Vidjongtius, integrasi sistem yang dilakukan tersebut idealnya bisa
memberikan informasi yang komprehensif mengenai semua aktivitas, baik kepada manajemen,
konsumen, maupun prinsipal. Untuk manajemen, diharapkan akan tersaji informasi yang real
time, on demand, dan sesuai dengan kebutuhan kapan pun dan di mana pun. Sebenarnya, lanjut
Vidjongtius, untuk Kalbe Farma sendiri kebutuhan itu sudah terpenuhi. Namun, belum berlaku
untuk semua anak perusahaan Grup Kalbe lainnya.
Adapun untuk kebutuhan pelanggan — institusi seperti rumah sakit, apotek atau toko — menurut
Vidjongtius, juga perlu dikembangkan portal yang bisa menyediakan informasi mengenai
kesehatan sampai fasilitas interaktif (forum atau chat room). Dan, untuk prinsipal, perlu
disediakan akses laporan (penjualan, inventori, order procurement, status level), baik lewat Web
maupun SMS.
Rencana lainnya yang sudah diagendakan adalah mengembangkan layanan procurement
menjadi centralized procurement. Jadi pembelian akan diseragamkan, disentralisasi pada satu
tempat. Tujuannya untuk penghematan. Jika aktivitas pembelian ataupun sistemnya bisa
disatukan, volume akan meningkat. Ujung-ujungnya, bargaining power Kalbe sebagai grup
usaha juga bisa meningkat.
Rencana lainnya adalah penerapan CRM korporat sehingga mampu memberikan informasi
kepada masyarakat secara komprehensif, mulai dari produk hingga solusi. Selama ini,
penerapan CRM di Kalbe masih dalam skala untuk kebutuhan konsumen dan produk tertentu,
belum bersifat korporasi. Berikutnya, sebelum bisa mengarah ke penerapan Radio Frequency
Identification (RFID) di masa depan, untuk mengidentifikasi produk Kalbe akan menggunakan
sistem bar code yang dikombinasi dengan wireless scanner.
“Proyek integrasi sistem yang kami lakukan didasari oleh strategi besar untuk mengembangkan
dan memajukan perusahaan, sehingga bisa memberikan pelayanan yang baik kepada
pelanggan. Nah, misi itu dijabarkan, di antaranya melalui TI,” papar Vidjongtius dengan raut
muka serius. “Tahun 2012 semua anak usaha, seperti makanan kesehatan dan kemasan, pasti
akan tersentuh TI. Termasuk yang di Singapura dan Nigeria, serta kantor pemasaran di seluruh
4. negara ASEAN, semuanya harus menjadi satu sistem, baik untuk finansial, jaringan, maupun
yang lainnya,” tambahnya.
Model pada gambar yang dimaksud itu merupakan turunan dari model system umum
perusahaan. Elemen input, transformasi dan output dari system fisik perusahaan berada pada
bagian bawah. Data dikumpulkan dari seluruh system fisik dan lingkungan, lalu dimasukkan ke
dalam database. Perangkat lunak pengolahan data mengubah data menjadi informasi untuk
manajemen perusahaan serta untuk perorangan dan organisasi di lingkungan perusahaan.
Manajemen memerlukan database untuk menyimpan data. Manajemen akan memasukkan data,
lalu data itu diproses untuk menghasilkan output yang diinginkan output tersebut dan akan
dipakai oleh manajemen kembali
Peranan Sistem Pemrosesan Transaksi terhadap Online Banking
Proses transaksi online, atau OLTP , merujuk pada sistem yang memfasilitasi dan mengatur
aplikasi berorientasi pada transaksi, biasanya untuk entri data dan media proses transaksi.
Istilah ini terkadang dwimakna; beberapa memahami sebuah “transaksi” dalam konteks
komputer atau database transaksi, sementara yang lain dalam menentukan persyaratan bisnis
atau transaksi komersial. OLTP juga telah digunakan untuk merujuk kepada proses di mana
sistem untuk segera merespon permintaan pengguna.
ATM untuk sebuah bank adalah contoh dari sebuah proses transaksi aplikasi komersial.
Termasuk aplikasi perbankan elektronik, pemrosesan order, karyawan, sistem e-commerce, dan
eTrading.
Salah satu pemrosesan transaksi dengan sistem online adalah SMS-Banking yang tidak lain
merupakan bentuk perwujudan pertama kali dari Mobile Banking (m-banking) dengan didasari
prinsip Internet Banking, yakni merupakan salah satu bentuk electronic channel yang
memungkinkan nasabah mengakses bank serta melakukan transaksi perbankan dalam hitungan
menit kapanpun waktunya dan dimanapun tempatnya dengan mengunakan perangkat telepon
seluler yang dimiliki seperti halnya melakukan transaksi di anjungan tunai mandiri (ATM), namun
tanpa layanan tansaksi penarikan uang tunai. Terdapat beberapa pilihan untuk dapat melakukan
transaksi melalui SMS-Banking yang disesuaikan dengan kemampuan perangkat telepon seluler
maupun SIM-Card yang digunakan nasabah, diantaranya adalah:
1. Lewat SMS biasa, transaksi dilakukan melalui pesan SMS dengan kode tertentu ke nomor
khusus yang telah disediakan oleh bank.
2. Lewat menu SIM Toolkit, yakni menu sudah terimplementasi pada suatu SIM-Card, misalnya:
Satelindo@cces, M3Acces, Life in hand (Pro-XL), Navigator64 (Telkomsel),
3. Lewat aplikasi Java, perangkat telepon seluler nasabah harus berteknologi Java dan terlebih
dahulu harus menginstal aplikasinya yang disediakan oleh bank bertalian. Pengiriman transaksi
dilakukan melalui SMS namun tidak lagi diharuskan mengirim kode-kode tertentu.
Dari ketiga cara tersebut di atas, hanya cara pertama yang paling fleksibel dan bisa digunakan
oleh semua perangkat telepon seluler dan SIM-Card. SMS-Banking mulai ramai dipergunakan di
Indonesia sejak tahun 2001 seiring dengan berkembang pemikiran para pengelola bank untuk
memanjakan para nasabah sehingga menawarkan berbagai upaya untuk mempermudah
nasabah melakukan transaksi, diantaranya adalah menawarkan layanan yang dapat melakukan
transaksi perbankan tanpa perlu menggeser posisi dan hanya dengan memanfaatkan perangkat
telepon seluler yang telah dimiliki.
Implementasi SMS-Banking pada Bank Mandiri
Keberadaan sosok Bank Mandiri di jagad perbankan nasional tidak diragukan lagi reputasinya.
Bank Mandiri saat ini mempekerjakan 21.631 karyawan dengan 956 kantor cabang dan 6 kantor
cabang/ perwakilan/ anak perusahaan di luar negeri.
Layanan distribusi Bank Mandiri juga dilengkapi dengan 2.802 ATM, disamping 6.500 ATM yang
merupakan jaringan LINK dan 10.500 jaringan ATM Bersama serta electronic channels yang
meliputi Internet Banking, SMS Banking dan Call Center 14000. Sebagai bank plat merah namun
memiliki aset terbesar di Indonesia inipun juga tidak ingin ketinggalan untuk memberikan
kemudahan kepada para nasabahnya melalui layanan SMS- Banking Mandiri.
5. Selain dilakukan dengan mengirim pesan seperti halnya berkirim SMS, sejak tahun 2003 SMS
Banking mandiri telah memanfaat fitur yang dikembangkan dengan cara Pilih Menu, khususnya
dengan menggunakan SIM card kartuHALO naviGator64 Telkomsel (Multi Mobile Banking
System). Dengan layanan tersebut, pengguna SMS Banking Mandiri yang sekaligus sebagai
pelanggan kartuHALO Telkomsel memiliki fleksibilitas/ kebebasan untuk melakukan transaksi
SMS Banking Mandiri, yaitu dengan mengetik SMS (apapun SIM-card GSM nasabah) atau Pilih
Menu untuk kartuHALO naviGator64 Telkomsel.
Ditinjau dari aspek keamanan bertransaksi, antara Ketik SMS dan Pilih Menu pada dasarnya
memiliki tingkat keamanan yang hampir sama. Bedanya adalah pada cara pengamanan
bertransaksi. Bila pada ketik SMS keamanan transaksi antara lain dilakukan dengan
mendaftarkan nomor rekening dan mengetikkan kode transaksi tertentu pada ponsel (sehingga
tidak ada pengetikan nomor rekening pada pesan SMS), namun pada layanan SMS-Banking
Mandiri dengan mengunakan kartuHALO naviGator64 ini karena pesan SMS tersebut dienkripsi
maka dapat dilakukannya pengetikan nomor rekening nasabah, sehingga transaksi pembayaran
maupun transfer antar rekening Bank Mandiri dapat dilakukan secara bebas tanpa perlu
mendaftarkan rekening tujuan terlebih dahulu.
Untuk menjaga keamanan transaksi, nasabah diberikan berbagai unsur proteksi yang berlapis-
lapis menggunakan sistem keamanan standard international dengan enkripsi SSL 128 bit
(Secure Socket layer 128 bit Encryption) yang akan mengacak data transaksi antara lain nomor
SIM card sebagai ID nasabah, nomor rekening sendiri harus didaftarkan terlebih dahulu ke
cabang ataupun ATM Bank Mandiri, transaksi hanya dapat dijalankan dari nomor SIM card yang
terdaftar, ada limit transaksi per hari, serta transaksi diverifikasi dengan menggunakan PIN.
Seluruh proses transaksi SMS Banking Mandiri dilakukan secara otomatis oleh sistem komputer
tanpa intervensi manusia (straight through processing/real time online).
SMS Banking Mandiri sebagai suatu Sistem Informasi
Sejalan dengan perkembangan peranan teknologi informasi (TI) pada era ini, keberadaan SMS-
Banking Mandiri di lingkungan Bank Mandiri semata-mata bukan lagi sekedar sebagai alat bantu
dalam proses bisnis terutama berkaitan dengan memberikan pelayanan terbaik bagi para
nasabah namun juga sebagai faktor pemampu bagi Bank
Mandiri dalam menjalankan proses bisnisnya. Keberadaan SMS-Banking Mandiri telah
memampukan berbagai layanan Bank Mandiri dapat hadir dalam genggaman tangan berbagai
kalangan nasabah, sehingga para nasabah tidak lagi hanya mengandalkan jaringan outlet fisik
nasional berupa lebih dari 950 kantor maupun 19.000 ATM untuk mendapatkan berbagai
layanan perbankan Bank Mandiri yang sebenarnya keberadaan rangkaian jaringan outlet fisik
tersebut dibatasi oleh ruang/jarak dan bahkan waktu. Kehadiran SMS-Banking Mandiri juga telah
semakin memampukan Bank Mandiri menghadirkan bisnis baru maupun layanan perbankan
berupa e-commerce (misal: pembelian pulsa/tiket dan barang di toko, payment point) sehingga
hal ini tentunya semakin memperkokoh kemampuan Bank Mandiri hadir memasuki era e-
payment.
Ditinjau dari aspek karakter, secara umum terdapat dua kriteria karakter nasabah suatu bank
yaitu nasabah high touch (dalam melakukan transaksi ingin dilayani secara langsung oleh
petugas bank) serta nasabah high tech (ingin melakukan transaksi sendiri secara elektronik).
Keberadaan SMS-Banking Mandiri apabila ditinjau dari karakter nasabah dengan demikian
tentunya semakin memperkokoh pula kemampuan Bank Mandiri untuk menghadirkan layanan
perbankan elektronik bagi nasabah berkarakter high tech.
Eksistensi SMS-Banking Mandiri sebagai suatu teknologi informasi yang dimanfaatkan sebagai
solusi bisnis sebenarnya hanya merupakan salah satu komponen dari suatu sistim yang lebih
kompleks dan sering disebut sebagai sistim informasi (IS). Sebagai suatu sistim informasi,
sebenarnya masih terdapat dua komponen utama lainnya agar keberadaan SMS-Banking
Mandiri sebagai solusi bisnis dapat berjalan sebagaimana mestinya dan dapat mewujudkan apa
yang diharapkan yaitu bisnis proses serta people.
Dalam lingkup bisnis proses keberadaan SMS-Banking Mandiri telah mendorong jajaran
manajemen Bank Mandiri melakukan berbagai penyesuaian dalam proses bisnisnya agar bisa
sejalan dengan berbagai best practice yang telah dilalui oleh para penyelenggara layanan SMS
content yang telah ada sebelumnya, sehingga layanan SMS-Banking Mandiri dapat digelar
secara sempurna diatas platform yang digunakan oleh berbagai operator telepon selular.
6. Bagaimanapun juga kehadiran SMS-Banking Mandiri tidak lepas dari campur tangan maupun
sentuhan people, dalam konteks ini terdapat tiga pihak yang memiliki peranan kunci yakni
system owner yang meliputi jajaran manajemen di berbagai tingkatan yang diperlukan
keterlibatannya secara aktif dan pribadi sejak perancangan hingga implementasinya, IS
specialist sebagai orang yang mengetahui bagaimanakah keberadaan bisnis proses layanan
perbankan di Bank Mandiri dan dapat menterjemahkannya menjadi suatu sistim informasi, serta
pihak yang terakhir adalah system user yakni memperhatikan kebutuhan para nasabah terutama
adalah para nasabah Bank Mandiri berkarakter high tech.
Manfaat dan Risiko Sistem Pemrosesan Transaksi Online Banking
Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh para nasabah pengguna layanan SMS-
Banking Mandiri, yaitu:
1. Transaksi dapat dilakukan setiap waktu di setiap tempat selama perangkat telepon seluler
nasabah terkoneksi dengan jaringan operator telepon seluler bertalian.
2. Tidak perlu antri di kantor Bank ataupun di ATM untuk melakukan transaksi perbankan non-
tunai, sehingga sangat menghemat waktu, biaya dan tenaga.
3. Praktis (tidak perlu membawa uang tunai) dan terhindari dari risiko kehilangan harta benda
maupun nyawa karena membawa uang tunai untuk keperluan transaksi pembayaran dalam
jumlah besar
4. Tarif yang relatif terjangkau dan relatif mudah penggunaannya.
5. Mendapatkan SMS konfirmasi apabila saldo transaksi lebih dari satu juta rupiah.
Apabila dilihat dari sisi yang lain, sebenarnya dibalik manfaat yang diterima pengguna layanan
SMS-Banking Mandiri terdapat beberapa kelemahan yang dapat dialami oleh seorang nasabah,
yaitu:
1. Kecepatan data saat melakukan transaksi yang terbilang cukup lambat terutama pada jam-
jam sibuk maupun jam-jam dimana traffic-nya cukup tinggi, misalnya pada saat server bank
sedang melakukan proses tutup buku.
2. Dapat menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup suatu kegiatan usaha, misalnya usaha
penjualan pulsa elektronik prabayar.
3. Bahaya keamanan yang bersumber dari aspek non teknis ketika ada pihak ketiga yang
mengetahui nomor pin pengguna SMS-Banking. Pihak ketiga tersebut dapat muncul dari
operator telepon seluler maupun orang terdekat nasabah sendiri.
4. Pemrosesan transaksi dijalankan dalam dua jenjang, yakni proses transaksi di server milik
operator dan proses transaksi di server milik bank. Apabila salah satu server mengalami
masalah/ down maka akan terjadi kesulitan dalam pembuktian mengenai adanya transaksi lewat
telepon seluler.
5. Tidak menutup kemungkinan keberadaan SMS-Banking Mandiri is not user friendly bagi para
nasabah berusia lanjut.
Upaya Mengurangi Risiko layanan SMS-Banking
Beberapa risiko layanan SMS-Banking tersebut dapat dieliminir, antara lain dengan jalan:
1. Menggunakan layanan SMS-Banking secara hati-hati, tidak disembarang tempat serta
mengamankan dengan baik data-data pribadi yang penting sehingga tidak diketahui oleh orang
yang tidak berhak. Pentingnya menjaga data-data pribadi dan bagaimana menjaganya.
2. Diupayakan tidak menggunakan layanan SMS-Banking di saat peak hours bank maupun pada
waktu dimana traffic cukup tinggi, misal di saat-saat jam tutup kantor karena kemungkinan server
bank sedang melakukan proses tutup buku harian, pada jam-jam menjelang pergantian bulan
karena kemungkinan server bank sedang melakukan proses tutup buku bulanan maupun
tahunan (Gunardi,2008).
3. Melakukan pengecekan saldo sebelum maupun setelah melakukan transaksi, selanjutnya
bandingkan besar nilai transaksi dengan selisih saldo pada pengecekan awal dengan saldo pada
pengecekan akhir (Gunardi,2008).
4. Menerapkan digital signature untuk SMS yang ditujukan ke nomor tertentu, yakni
menggunakan kunci publik (dimiliki oleh bank) dan kunci privat (dimiliki oleh nasabah) yang
digunakan oleh perbankan untuk melakukan verifikasi di awal transaksi (Budiono).
7. Daftar Pusaka :
Rina, 2009 [online} https://rina1810.wordpress.com/2009/06/18/customer-relationship-
management-crm-dan-penerapannya-pada-pt-kalbe-farma/ [Diakses 16 November 2017, Jam
09:28]
Anonim, 2010 [online] https://v4nired.wordpress.com/2010/02/26/sistem-pemrosesan-transaksi-
pada-bank/ [Diakses tanggal 16 November 2017, Jam 09:44 ]