1. MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN
Dosen: Prof. Dr. Hapzi, MM, CMA
DISUSUN OLEH :
Nama : Yasmin Navisa
NIM : 43216010275
BIDANG STUDI AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA TAHUN
2018
2. Pengenalan Elearning
E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi
dalam proses belajar mengajar. Berikut beberapa pengertian E-learning dari berbagai sumber:
1. Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau
komputer sehingga mampu mendukung proses pembelajaran (Michael, 2013:27).
2. Proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses
pembelajaran dengan teknologi (Chandrawati, 2010).
3. Sistem pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk proses belajar mengajar
yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung antara guru dengan siswa
(Ardiansyah, 2013).
Komponen E-learning
Menurut Anonim (2009) E-learning yang terintegrasi/terbentuk mempunyai komponen-
komponen berikut ini :
1. Infrastruktur e-Learning
Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet
dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila kita
memberikan layanan synchronous learning melaluiteleconference. synchronous learning
mengacu pada sekelompok orang belajar hal yang sama pada saat yang sama di tempat yang
sama. Ini adalah jenis pedagogi dipraktekkan di sebagian besar sekolah dan program
sarjana, tapi tidak di program pascasarjana. Kuliah adalah contoh pembelajaran sinkronisasi
di lingkungan tatap muka dan dengan munculnya alat-alatweb conferencing, orang dapat
belajar pada saat yang sama di tempat yang berbeda juga. Sebagai contoh, penggunaan
instant messaging (pesan singkat) atau live chat (obrol langsung), webinar (web-based
seminar) dan konferensi video memungkinkan siswa dan guru untuk berkolaborasi dan
belajar dalam real time (waktu nyata).
3. 2. Learning Management System/Sistem Belajar Manajemen (LMS)
LMS adalah Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar
konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum
diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan
dengan manajemen proses belajar mengajar. LMS merupakan platform (rencana
kerja/progam) untuk pengembangan e-learning, karena mempunyai banyak fungsi yang
tidak terbatas hanya pada distribusi materi pembelajaran, tetapi juga dalam hal manajemen
dan evaluasi hasil-hasil pembelajaran. LMS banyak yang berupa open source(sumber
terbuka), sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di
sekolah dan universitas kita.
Fitur LMS terdiri dari:
a. Manajemen siswa dan kompetensi.
b. Manajemen dan distribusi materi/content (isi).
c. Manajemen sumber daya (fasilitas, instruktur, dll).
d. Manajemen program.
e. Manajemen data.
f. Anggaran.
3. Knowledge Management System/Sistem Manajemen Pengetahuan (KMS)
KMS digunakan untuk merekam dan menyimpan knowledge (pengetahuan), baik formal
maupun berdasarkan pengalaman, kedalam bentuk digital untuk memudahkan akses bagi
para pengguna tergantung tingkat otorisasi masing-masing. Fitur KMS terdiri dari:
a. Data collection adalah kumpulan (gambar, benda bersejarah, lukisan, dsb) yg sering
dikaitkan dengan minat atau hobi objek (yg lengkap); atau kumpulan yg berhubungan
dengan studi penelitian.
b. Data digitalization adalah data yg berhubungan dengan angka untuk sistem
perhitungan tertentu.
c. Indexing and knowledge sharing/ Pengindeksan dan berbagi pengetahuan
4. 4. Learning Content Management System/
Sistem Belajar Manajemen Konten (LCMS) LCMS memungkinkan trainer/pelatih, dosen,
dan instruktur untuk membuat dan mengembangkan materi/e-learning content sendiri
dengan mudah, walaupun mereka tidak menguasai pemrogaman komputer.
Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk
multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku
pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga
dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Depdiknas cukup aktif bergerak
dengan membuat banyak kompetisi pembuatan multimedia pembelajaran. Pustekkom juga
mengembangkan e-dukasi.net yang mem-free-kan multimedia pembelajaran untuk SMP,
SMA dan SMK. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan perkembangan e-Learning dari
sisi konten.
Fitur LCMS terdiri dari:
a. Template outline (kerangka templat) kursus/mata pelajaran/mata kuliyah
b. Manajemen gambar, animasi, dan konten audio-video
c. Kustomisasi konten : kursus, test, simulasi
d. Manajemen obyek pembelajaran
5. Electronic Library/perpustakaan elektronik (E-Library)
E-Library merupakan layanan IT (Information Technology) terintegrasi untuk manajemen
perpustakaan digital (digital library). LEN menyediakan e-library yang fleksibel dan
customized/disesuaikan sesuai kebutuhan pengguna.
6. Mobile Learning/pembelajaran memakai ponsel.
Mobile learning menambah kegunaan sistem e-learning. Mobile learning meliputi:
konten, sarana pengembangan konten (mobile learning author), dan ponsel pelacakan sistem
(mobile device tracking system).
5. 7. E-Content Development/elektronik pengembangan materi (isi)
E-Content merupakan bagian penting dari proses e-learning yang memainkan peranan
utama. E-content memungkinkan pengguna untuk mengembangkan konten yang secara
visual menarik dan interaktif. Media E-content dapat berupa format CD (stand alone)
maupun format standar e-content seperti SCROM and AICC.
Untuk Implemetasi e-learning pada suatu perguruan tinggi sumberdaya yang diperlukan
sehingga e-learning berjalan dengan baik secara efektif dan efisien adalah dari segi sumber
daya manusia dan sistem yang memumpuni sehingga proses elearning bisa berjalan
sebagaimana mestinya
IMPLEMENTASI PADA PERGURUAN TINGGI YANG DIPERLUKAN SEHINGGA
LEBIH EFEKTIF DAN EFISIEN
A. PROGRAM E-LEARNING
Konsep keberhasilan program e-learning selain ditunjang oleh perangkat teknologi informasi,
juga oleh perencanaan, administrasi, manajemen dan ekonomi yang memadai. Perlu juga
diperhatikan peranan dari para fasilitator, dosen, staf, cara implementasi, cara mengadopsi
teknologi baru, fasilitas, biaya, dan jadwal kegitan (Natakusumah, 2002).
Secara konsep, dosen e-learning harus mempunyai kemampuan pemahaman pada materi yang
disampaikannya, memahami strategi e-learning yang efektif, bertanggung jawab pada materi
pelajaran, persiapan pelajaran, pembuatan modul pelajaran, penyeleksian bahan penunjang,
penyampaian materi pelajaran yang efektif, penentuan interaksi mahasiswa, penyeleksian dan
pengevaluasian tugas secara elektronik. Studio pengajar perlu dikelola lebih baik dari pada
ruangan kelas biasa. Dosen harus dapat menggunakan peralatan, antara lain menggunakan
audio, video materials, dan jaringan komputer selama pembelajaran berlangsung. Menurut
Koswara (2006) kemampuan baru yang diperlukan dosen untuk e-learning, antara lain perlu:
Mengerti tentang e-learning,
Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa,
6. Mendesain dan mengembangkan materi kuliah yang interaktif sesuai dengan perkembangan
teknologi baru,
Mengadaptasi strategi mengajar untuk menyampaikan materi secara elektronik,
Mengorganisir materi dalam format yang mudah untuk dipelajari,
Melakukan training dan praktek secara elektronik,
Terlibat dalam perencanaan, pengembangan, dan pengambilan keputusan,
Mengevaluasi keberhasilan pembelajaran, attitude dan persepsi para mahasiswanya.
untuk menghindari kegagalan e-learning, program-program yang perlu
dikembangkan berkaitan dengan kebutuhan pengguna khususnya mahasiswa antara
lain :
Berkaitan dengan informasi tentang unit-unit terkait dengan proses pembelajaran :
tujuan dan sasaran, silabus, metode pengajaran, jadwal kuliah, tugas, jadwal dosen, daftar
referensi atau bahan bacaan dan kontak pengajar
Kemudahan akses ke sumber referensi : diktat dan catatan kuliah, bahan presentasi,
contoh uian yang lalu, FAQ (frequently ask question), sumber-sumber referensi untuk
pengerjaan tugas, situs-situs bermanfaat dan artikel-artikel dalam jurnal online
Komunikasi dalam kelas : forum diskusi online, mailing list diskusi, papan
pengumuman yang menyediakan informasi (perubahan jadwal kuliah, informasi tugas dan batas
waktu pengumpulannya
7. B. EFEKTIFITAS E-LEARNING
Program e-learning yang efektif dimulai dengan perencanaan dan terfokus pada kebutuhan bahan
pelajaran dan kebutuhan mahasiswa. Teknologi yang tepat hanya dapat diseleksi ketika elemen-
elemen ini dimengerti secara detil. Kenyataannya, kesuksesan program e-learning berhubungan
dengan usaha yang konsisten dan terintegrasi dari mahasiswa, fakultas, falilitator, staf
penunjang, dan administrator.
Mahasiswa: Sehubungan dengan konteks pendidikan, peran utama dari mahasiswa
adalah untuk belajar dengan sukses, merupakan tugas yang penting, sehingga perlu
didukung oleh keadaan lingkungan yang baik, membutuhkan motivasi, perencanaan dan
kemampuan untuk menganalisa dengan menggunakan instruksi atau modul yang
terbaik.
Ketika instruksi disampaikan pada suatu jarak tertentu, menghasilkan tantangan
tambahan karena mahasiswa sering terpisah dari kebersamaan latar belakang dan interes
lainnya, mempunyai hanya sedikit kesempatan untuk berinteraksi dengan dosen diluar
kelas, dan harus bergantung pada hubungan teknis untuk menjembatani gap pemisah
mahasiswa di dalam kelas.
Lembaga/Universitas: Kesuksesan semua usaha e-learning bergantung juga pada
tanggung jawab lembaga/universitas. Fakultas bertanggung jawab pada pemahaman
materi dan pengembangan pemahaman tersebut sesuai dengan kebutuhan para
mahasiswa.
Fasilitator: Fakultas merasa lebih efisien bila berhubungan dengan fasilitator setempat
yang bertindak sebagai jembatan antara mahasiswa dan fakultas. Supaya lebih efektif,
seorang fasilitator harus mengerti kebutuhan para mahasiswa yang dilayani dan harapan
yang diinginkan fakultas. Lebih penting lagi, fasilitator harus mengikuti arahan yang
sudah ditentukan oleh fakultas. Mereka perlu menyiapkan peralatan, mengumpulkan
tugas para mahasiswa, melakukan tes, dan bertindak sebagai instruktur setempat.
Staf Penunjang: Kebayakan kesuksesan program e-learning berhubungan juga dengan
penunjangan fungsi-fungsi pelayanan seperti registrasi mahasiswa, perbanyakan dan
penyampaian materi kuliah, pemesanan buku teks, penjagaan copyright, penjadwalan,
pemrosesan laporan, pengelolaan sumber daya teknis, dll. Staf penunjang merupakan
8. kebutuhan utama untuk menciptakan keadaan, sehingga e-learning tetap pada jalur
yang benar.
Administrator: Meskipun administrator biasanya ikut dalam perencanaan suatu program
e-learning, mereka sering kehilangan kontak dengan manajer teknis ketika program
sedang beroperasi. Administrator e-learning yang efektif bukan hanya sekedar
memberikan ide, tetapi perlu juga bekrjasama dan membuat konsensus dengan para
pembangun, pengambil keputusan, dan pengawas. Mereka harus bekerja sama dengan
personel teknis dan staf penunjang, meyakinkan bahwa sumberdaya teknologi perlu
dikembangkan secara efektif untuk keperluan misi akademis kedepan. Lebih penting lagi
bahwa didalam mengelola suatu akademik perlu merealisasikan bahwa kebutuhan dan
kesuksesan para mahasiswa e-learning merupakan tanggung jawab utama.
C. STRATEGI E-LEARNING
Strategi penggunaan e-learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar, diharapkan dapat
meningkatkan daya serap dari mahasiswa atas materi yang diajarkan; meningkatkan partisipasi
aktif dari mahasiswa; meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa; meningkatkan
kualitas materi pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kemampuan menampilkan informasi
dengan perangkat teknologi informasi, dengan perangkat biasa sulit untuk dilakukan;
memperluas daya jangkau proses belajar-mengajar dengan menggunakan jaringan komputer,
tidak terbatas pada ruang dan waktu. Untuk mencapai hal-hal tersebut di atas, dalam
pengembangan suatu aplikasi e-learning perlu diperhatikan bahwa materi yang ditampilkan harus
menunjang penyampaian informasi yang benar, tidak hanya mengutamakan sisi keindahan saja;
memperhatikan dengan seksama teknik belajar-mengajar yang digunakan; memperhatikan teknik
evaluasi kemajuan mahasiswa dan penyimpanan data kemajuan mahasiswa.
Materi dari pendidikan dan pelatihan dapat diambil dari sumber-sumber yang valid dan dengan
teknologi e-learning, materi bahkan dapat diproduksi berdasarkan sumber dari tenaga-tenaga
ahli (experts). Misalnya, tampilan video digital yang menampilkan seorang ahli mekanik
menunjukkan bagaimana caranya memperbaiki suatu bagian dari mesin mobil. Dengan animasi
3 dimensi dapat ditunjukkan bagaimana cara kerja dari mesin otomotif dua langkah.
9. Menurut Koswara (2006) ada beberapa strategi pengajaran yang dapat diterapkan dengan
menggunakan teknologi e-learning adalah sebagai berikut :
Learning by doing: Simulasi belajar dengan melakukan apa yang hendak dipelajari;
contohnya adalah simulator penerbangan (flight simulator), dimana seorang calon
penerbang dapat dilatih untuk melakukan penerbangan suatu pesawat tertentu seperti ia
berlatih dengan pesawat yang sesungguhnya
Incidental learning: Mempelajari sesuatu secara tidak langsung. Tidak semua hal
menarik untuk dipelajari, oleh karena itu dengan strategi ini seorang mahasiswa dapat
mempelajari sesuatu melalui hal lain yang lebih menarik, dan diharapkan informasi yang
sebenarnya dapat diserap secara tidak langsung. Misalnya mempelajari geografi dengan
cara melakukan “perjalanan maya” ke daerah-daerah wisata.
Learning by reflection: Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan ide/gagasan
tentang subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk mengembangkan
suatu ide/gagasan dengan cara memberikan informasi awal dan aplikasi akan
“mendengarkan” dan memproses masukan ide/gagasan dari mahasiswa untuk kemudian
diberikan informasi lanjutan berdasarkan masukan dari mahasiswa.
Case-based learning: Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus-kasus yang telah terjadi
mengenai subyek yang hendak dipelajari. Strategi ini tergantung kepada nara sumber
ahli dan kasus-kasus yang dapat dikumpulkan tentang materi yang hendak dipelajari.
Mahasiswa dapat mempelajari suatu materi dengan cara menyerap informasi dari nara
sumber ahli tentang kasus-kasus yang telah terjadi atas materi tersebut.
Learning by exploring: Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan eksplorasi terhadap
subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk memahami suatu materi
dengan cara melakukan eksplorasi mandiri atas materi tersebut. Aplikasi harus
menyediakan informasi yang cukup untuk mengakomodasi eksplorasi dari mahasiswa.
Mempelajari sesuatu dengan cara menetapkan suatu sasaran yang hendak dicapai (goal-
directed learning). Mahasiswa diposisikan dalam sebagai seseorang yang harus mencapai
tujuan/sasaran dan aplikasi menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan hal
10. tersebut. Mahasiswa kemudian menyusun strategi mandiri untuk mencapai tujuan
tersebut.
D. DISTANCE LEARNING
Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan
informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Namun,
teknologi tetap akan memperlebar jurang antara di kaya dan si miskin.
Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila
digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting
bagi kesejahteraan ekonomi.
Romiszowski & Mason (1996) memprediksi penggunaan Computer-based Multimedia
Communication (CMC) sebagai cara penyampaian materi e-learning bersifat sinkron
(synchronous) dan asinkron (asynchronous). Sinkron artinya bahwa dosen dan mahasiswa
berinteraksi secara waktu nyata (real time), beberapa perlatan yang menggunakan cara ini
harganya relatif mahal. Penyampaian materi dengan asinkron tidak secara bersamaan, dosen
menyampaikan instruksi melalui video, komputer atau lainnya, dan mahasiswa merespon pada
lain waktu. Misalnya instruksi disampaikan melalui web atau dan feedback disampaikan melalui
e-mail.
Dengan menggunakan pendekatan yang terintegrasi , salah satu kegiatan dosen adalah
menyeleksi dengan cermat berbagai teknologi yang akan digunakan sehingga dapat memenuhi
kebutuhan para mahasiswa dalam memahami materi secara efektif dan ekonomis
Dari ramalan dan pandangan para cendekiawan di atas masuknya pengaruh globalisasi,
pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner,
serta terkait pada produktivitas kerja “saat itu juga dan kompetitif’. Demikian juga di Indonesia
arah penyerapan tenaga kerja akan ditentukan oleh kompetensi yang dibuktikan oleh sertifikat
kompetensi, yang diberikan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang terakreditasi atau
lembaga sertifikasi kepada peserta didik dan masyarakat yang dinyatakan lulus setelah
mengikuti uji kompetensi tertentu (pasal 61 ayat 3). Dalam mengantisipasi perkembangan
11. global dan kemajuan teknologi komunikasi, maka pendidikan jarak jauh diakomodasikan dalam
sisdiknas, sebagai paradigma baru pendidikan. Pendidikan jarak jauh tersebut dapat
diselenggarakan pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang berfungsi untuk memeberi
layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan
secara tatap muka atau regular (pasal 31 ayat 1 dan 2).
Penerapan awal e-learning di Indonesia dimulai ketika universitas terbuka (UT) muncul (dapat
diakses pada alamat http://www.ut.ac.id sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2), saat itulah e-
learning dimulai. Faktor utama dalam distance learning yang selama ini dianggap masalah
adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian, dengan media
internet sangat dimungkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam
bentuk real time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya
dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting.
Yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan
buletin board. Dengan cara di atas interaksi dosen dan mahasiswa di kelas mungkin akan
tergantikan walaupun tidak 100%.
Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat juga diimplementasikan ke
dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download
oleh siswa. Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh dosen dapat pula dilakukan
dengan cara yang sama. Penyelesaian administrasi juga dapat diselesaikan langsung dalam satu
proses registrasi saja, apalagi di dukung dengan metode pembayaran online.
Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut:
Pusat kegiatan siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu
menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, dimana mahasiswa dapat
menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya.
Interaksi dalam group; Para mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan
materi-materi yang diberikan dosen. Dosen dapat hadir dalam group ini untuk memberikan
sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
Sistem administrasi mahasiswa; dimana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai
status mahasiswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya.
12. Pendalaman materi dan ujian; Biasanya dosen sering mengadakan quis singkat dan tugas yang
bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada akhir
masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning.
Perpustakaan digital; Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas
pada buku tapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini
bersifat sebagai penunjang dan berbentuk database.
Materi online diluar materi kuliah; Untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan bacaan
dari web lainnya. Karenanya pada bagian ini, dosen dan siswa dapat langsung terlibat untuk
memberikan bahan lainnya untuk di publikasikan kepada mahasiswa lainnya melalui web.
Manfaat sistem pembelajaran dengan elearning bagi perguruan tinggi dan Mahasiswa
1. Manfaat e-learning
Manfaat e-learning (Smaratungga, 2009) terdiri atas 4 hal, yaitu:
a. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan
guru atau instruktur (enhance interactivity).
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi
pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik,
maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya
dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Mengapa?
Karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang
disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas.
Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik
yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada
pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani
mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan
pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman sekelas.
13. b. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja
(time and place flexibility).
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses
oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan
sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan
pembelajaran, dapat diserahkan kepada instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu
menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru/instruktur.
Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan konvensional. Dalam kaitan ini, Universitas
Terbuka Inggris telah memanfaatkan internet sebagai metode/media penyajian materi.
Sedangkan di Universitas Terbuka Indonesia (UT), penggunaan internet untuk kegiatan
pembelajaran telah dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet di UT masih terbatas
untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai “tutorial elektronik”.
c. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global
audience).
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui
kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta
waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat
belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-
benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
d. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy
updating of content as well as archivable capabilities).
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus
berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik.
Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan
tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di
samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan,
14. baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian instruktur
selaku penanggung-jawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri.
Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu dikuasai
terlebih dahulu oleh instruktur yang akan mengembangkan bahan belajar elektronik. Demikian
juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus ada komitmen dari instruktur
yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar peserta didiknya dan sekaligus secara
teratur memotivasi peserta didiknya.
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran.
Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun antara
sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai
berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik.
Guru atau instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para peserta
didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru/instruktur dapat pula memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat
diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula.
15. Implementasi Sistem E- Learning di Universitas
Mercubuana Sistem e-Learning Universitas Mercubuana
telah mulai diimplementasikan sejak tahun 2008, terutama untuk mengembangkan strategi
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Penerapan e-
learning ini juga dipandang sangat tepat karena pertimbangan bahwa civitas akademika, baik
dosen, mahasiswa, maupun tenaga kependidikan di Universitas Mercubuana, dipandang sudah
sangat familiar dengan penggunaan teknologi komputer dalam kegiatan belajar mengajar.
Keuntungan :
Menurut saya dengan diterapkannya sistem elerning di UMB sangat mendukung karena adanya
perubahan budaya belajar dan peningkatan mutu pembelajaran mahasiswa dan dosen UMB,
adanya perubahan pertemuan pembelajaran yang tidak lagi terfokus pada pertemuan (tatap
muka) di kelas, tersedianya materi pembelajaran di media elektronik melalui website e-learning
UMB yang mudah diakses dan dikembangkan oleh mahasiswa.
Kerugian :
5. sesekali saya masih suka mengalami masalah pada jaringan, sehingga menghambat proses
pembelajaran saat berlangsung.
6. Saya pernah mengalami, ketika Forum dan Quiz sudah di kerjakan tepat pada waktunya,
namun sistem pada jaringan pun ada masalah lagi, yaitu : tidak ter absen nya saya pada
pertemuan tersebut.
16. Daftar Pustaka
Etin Indrayani, 2007, http://indrayani.staff.ipdn.ac.id/?p=56, (Diakses Sabtu, 14
Desember 2018 Pukul 10.18)
Anonim,2016 http://scdc.binus.ac.id/himsisfo/2016/08/pengertian-dan-karakteristik-e-
learning/ (Sabtu, 14 Desember 2018,Jam 10.56)
Ryano Ikabaru, 2013, http://ikubaru93.blogspot.co.id/2013/12/efektivitas-dan-efisiensi-
pembelajaran.html, (Diakses Sabtu, 14 Desember 2018 Pukul 10.18)