Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
E-LEARNING PENGENALAN
1. PENGENALAN ELEARNING
MATA KULIAH
SISTEM INFORMASIMANAJEMEN
Jurusan Akuntansi
Disusun oleh:
OcthavianiArbaniya (43215010271)
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2017
2. PENGERTIAN ELEARNING
Madao (2008) E-learning merupakan kepanjangan dari Elektronic Learning, merupakan salah
satu metode baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya
internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan alasan dasar dan konsekuensi
logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ICT . (Arisa, dkk. 2013)[1]
Pengertian elearning menurut beberapa sumber lainnya sebagai berikut:
1. Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau komputer
sehingga mampu mendukung proses pembelajaran (Michael, 2013:27).
2. Proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses
pembelajaran dengan teknologi (Chandrawati, 2010).
Jadi e-learning merupakan proses kegiatan belajar-mengajar dengan memanfaatkan teknologi
computer dan jaringan computer (internet). Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau
pengguna) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari
seorang dosen secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat waktu tatap muka
langsung dan jadwal proses kegiatan belajar-mengajar dan sekaligus dapat menghemat biaya
yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
Ada 3 (tiga) hal penting sebagai persyaratan kegiatan belajar elektronik (e-learning) yaitu:
a. Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan (“jaringan” dalam
uraian ini dibatasi pada penggunaan internet. Jaringan dapat saja mencakup LAN atau
WAN).
b. Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar,
misalnya CD-ROM, atau bahan cetak, dan
c. Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila
mengalami kesulitan (Newsletter of ODLQC, 2001).
Di samping ketiga persyaratan tersebut di atas masih dapat ditambahkan persyaratan lainnya,
seperti adanya:
a. Lembaga yang menyelenggarakan/mengelola kegiatan e-learning
b. Sikap positif dari peserta didik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan
internet
c. Rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap peserta
belajar
d. Sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta belajar
e. Mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.
3. Dengan demikian, e-learning dapatlah dikatakan bahwa pembelajaran elektronik (e-learning)
merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (Internet, LAN, WAN) sebagai
metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan
belajar lainnya (Brown, 2000; Feasey, 2001)[3]. Penerapan e-learning di perguruan tinggi dapat
memberikan manfaat antara lain :
• Adanya peningkatan interaksi mahasiswa dengan
sesamanya dan dengan dosen
• Tersedianya sumber-sumber pembelajaran yang tidak
terbatas
• E-learning yang dikembangkan secara benar akan efektif
dalam meningkatkan kualitas lulusan dan kualitas perguruan tinggi
• Terbentuknya komunitas pembelajar yang saling
berinteraksi, saling memberi dan menerima serta tidak terbatas dalam satu lokasi
• Meningkatkan kualitas dosen karena dimungkinkan
menggali informasi secara lebih luas dan bahkan tidak terbatas.
Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah (Wikipedia, 2016)[2]:
1. melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai
dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
2. mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
3. mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara langsung dengan
para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini. Inilah yang menjadi ciri
khas dari kekurangan e-learning yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang
terdiri dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan
kekurangan (Wikipedia, 2016)[4].
MANFAAT ELEARNING
Manfaat elearning untuk perguruan tinggi
1. Dari segi biaya, perguruan tinggi dapat mengurangi pengeluaran biaya pengajaran dan
penelitian karena e-learning mampu mengurangi biaya pembelajaran yang biasanya
diselenggarakan secara langsung (adanya kelas dan fasilitas lainnya) dan perjalanan
untuk menghadiri pembelajaran (kelas) tersebut
2. Fleksibilitas waktu, elearning dapat dijadikan media komunikasi yang efektif, cepat dan
kredibel untuk menyampaikan materi bagi seorang pakarnya/dosen. Dan dosen dapat
4. mempersiapkan bahan pembelajaran dari luar kampus kapan pun dan dimanapun (melalui
koneksi internet).
3. Fleksibilitas tempat dan jangkauan wilayah geografis yang lebih luas, elearning mampu
menjangkau wilayah geografis yang luas tidak terbatas pada wilayah tertentu karena bisa
di akses sampai seluruh dunia.
Manfaat elearning untuk mahasiswa
1. Meningkatkan peran aktif mahasiswa dalam proses pembelajaran dan mahasiswa dapat
mengakses atau melakukan proses pembelajaran kapapun dan dimana pun.
2. Meningkatkan pemahaman yang lebih baik bagi mahasiswa agar dapat mencari konten
materi yang memiliki penyampaian yang mudah dipahami seperti melalui video dan
gambar. (Anonim, 2017)[2]
3. Terjadi proses dimana mahsiswa yang mencari tahu sendiri "belajar mandiri" akan
membuat mahasiswa selalu menemukan hal yang semula mereka tidak ketahui dan dapat
mengatur sendiri sesi belajar dengan baik Tidak seperti jika pembelajaran melalui tatap
muka saja atau hanya dengan membaca buku. Mahasiswa akan mendapat wawasan yang
lebih luas dan tidak terbatas.
KOMPONEN-KOMPONEN ELEARNING
Komponen – Komponen yang membentuk e-learning (Romisatriawahono, 2008)
▪ Infrastruktur e-learning
Infrastruktur e-learning atau peralatan yang digunakan dalam e-learning dapat berupa personal
computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia.
▪ Sistem dan aplikasi e-learning
Sistem dan aplikasi e-learning yang sering disebut dengan Learning Management System
(LMS), yang merupakan sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar
konvensional untuk administrasi, dokumentasi, laporan suatu program pelatihan, ruangan kelas
dan peristiwa online, program e-learning, dan konten pelatihan (Ellis, 2009), misalnya, segala
fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar seperti bagaimana
manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), serta
sistem ujian online yang semuanya terakses dengan internet. Sistem perangkat lunak yang
virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen atau mengolah kelas
yang ada, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian
online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar.
▪ Konten e-learning
5. Konten e-learning merupakan konten dan bahan ajar yang ada pada e-learning sistem (Learning
Management System). Konten dan bahan ajar cendrung berbentuk multimedia-based content
(konten berbentu multimedia interaktif) atau text-based content (konten berbentuk teks seperti
pada buku pelajaran biasa). (Rusdy pksi, 2012).
SUMBER DAYA ELEARNING
Sumberdaya yang diperlukan sehingga e-learning berjalan dengan baik secara efektif dan efisien.
berhubungan dengan usaha yang konsisten dan terintegrasi dari mahasiswa, fakultas, falilitator,
staf penunjang, dan administrator.
Dalam dunia e-learning, SDM merupakan faktor yang sangat vital dalam implementasi e-
learning. Mengapa demikian? Karena e-learning muncul justru untuk meningkatkan kualitas
SDM, baik itu di perusahaan, instansi, institusi/dunia pendidikan, maupun di dalam kehidupan
bermasyarakat. Oleh karena itu SDM yang ada perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya
sebelum e-learning dijalankan. Sebagai contoh sumber daya yang diperlukan untuk e-learning di
Perguruan tinggi, antara lain:
1. Mahasiswa
Sehubungan dengan konteks pendidikan, peran utama dari mahasiswa adalah untuk belajar
dengan sukses, merupakan tugas yang penting, sehingga perlu didukung oleh keadaan
lingkungan yang baik, membutuhkan motivasi, perencanaan dan kemampuan untuk menganalisa
dengan menggunakan instruksi atau modul yang terbaik. Ketika instruksi disampaikan pada
suatu jarak tertentu, menghasilkan tantangan tambahan karena mahasiswa sering terpisah dari
kebersamaan latar belakang dan interes lainnya, mempunyai hanya sedikit kesempatan untuk
berinteraksi dengan dosen diluar kelas, dan harus bergantung pada hubungan teknis untuk
menjembatani gap pemisah mahasiswa di dalam kelas
2. Lembaga/Universitas.
Kesuksesan semua usaha e-learning bergantung juga pada tanggung jawab lembaga/universitas.
Fakultas bertanggung jawab pada pemahaman materi dan pengembangan pemahaman tersebut
sesuai dengan kebutuhan para mahasiswa.
3. Fasilitator
Fakultas merasa lebih efisien bila berhubungan dengan fasilitator setempat yang bertindak
sebagai jembatan antara mahasiswa dan fakultas. Supaya lebih efektif, seorang fasilitator harus
mengerti kebutuhan para mahasiswa yang dilayani dan harapan yang diinginkan fakultas. Lebih
penting lagi, fasilitator harus mengikuti arahan yang sudah ditentukan oleh fakultas. Mereka
perlu menyiapkan peralatan, mengumpulkan tugas para mahasiswa, melakukan tes, dan
bertindak sebagai instruktur setempat.
6. 4. Staf Penunjang
Kebayakan kesuksesan program e-learning berhubungan juga dengan penunjangan fungsi-fungsi
pelayanan seperti registrasi mahasiswa, perbanyakan dan penyampaian materi kuliah, pemesanan
buku teks, penjagaan copyright, penjadwalan, pemrosesan laporan, pengelolaan sumber daya
teknis, dll. Staf penunjang merupakan kebutuhan utama untuk menciptakan keadaan, sehingga e-
learning tetap pada jalur yang benar.
5. Administrator
Meskipun administrator biasanya ikut dalam perencanaan suatu program e-learning, mereka
sering kehilangan kontak dengan manajer teknis ketika program sedang beroperasi.
Administrator e-learning yang efektif bukan hanya sekedar memberikan ide, tetapi perlu juga
bekerja sama dan membuat konsensus dengan para pembangun, pengambil keputusan, dan
pengawas. Mereka harus bekerja sama dengan personel teknis dan staf penunjang, meyakinkan
bahwa sumberdaya teknologi perlu dikembangkan secara efektif untuk keperluan misi akademis
kedepan. Lebih penting lagi bahwa didalam mengelola suatu akademik perlu merealisasikan
bahwa kebutuhan dan kesuksesan para mahasiswa e-learning merupakan tanggung jawab utama.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ELEARNING
▪ Kelebihan e-learning
Menyadari bahwa melalui internet dapat ditemukan berbagai informasi yang dapat diakses secara
mudah, kapan saja dan dimana saja, maka pemanfaatan internet menjadi suatu kebutuhan. Bukan
itu saja, pengguna internet bisa berkomunikasi dengan pihak lain dengan cara yang sangat mudah
melalui teknik e-moderating yang tersedia di internet (Triluqman, 2007).
Dari berbagai pengalaman dan juga dari berbagai informasi yang tersedia di literatur,
memberikan petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan
terbuka dan jarak jauh, kelebihan e-learning antara lain dapat disebutkan sebagai berikut
(Triluqman, 2007):
1. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana pendidik dan peserta didik dapat
berkomunikasi dengan mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja
kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan
waktu.
2. Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang
tersruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai
berapa jauh bahan ajar dipelajari.
3. Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau
diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
4. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet.
7. 5. Baik pendidik maupun peserta didik dapat melaksanakan diskusi melalui internet yang
dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan yang lebih luas.
6. Berubahnya peran peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
7. Relatif lebih efisien. Misalnya bagi yang mereka tinggal jauh dari perguruan tinggi atau
sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di
kapal, di luar negeri, dan sebagainya.
▪ Kekurangan e-learning
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas
dari berbagai kekurangan antara lain dapat disebutkan sebagai berikut (Triluqman, 2007):
1. Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik bahkan antar-peserta didik itu
sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses
belajar-mengajar.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
4. Berubahnya peran pendidik dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional.
5. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah
tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).
7. Kurangnya penguasaan komputer.
Kemudian mengenai penerapan elearning padaUniversitas Mercu Buana pun sama memiliki
kelebihan dan kekurangan, berikut ini tanggapan saya mengenai sistem elearning yang
diterapkan di Universitas Mercu Buana
1. Kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa bahkan antar-mahasiswa itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini bisa menghambat terbentuknya budaya atau values dalam proses
belajar-mengajar.
2. Sering terjadi gangguan server yang sangat mengganggu proses pembelajaran.
3. Dari beberapa point di atas, sisi baiknya adalah ketersediaan modul dari beberapa dosen
dapat lebih mudah diakses/didownload. Sehingga mahasiswa dapat dengan mudah
mendapatkan sumber belajar.
Sehingga untuk meningkatkan kinerja system elearning Pada universitas Mercu Buana dimasa
mendatang perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Melakukan perbaikan kualitas sistemnya agar dapat lebih dirasakan manfaatnya. Karena
dengan sering adanya gangguan server dapat menghambat proses pembelajaran.
2. Selain itu, penerapan e-learning pada pembelajaran mata kuliah akhirnya dapat
menghemat biaya pengajaran dan penelitian, akan tetapi memerlukan investasi yang
8. sangat besar pada saat memulainya, sehingga apabila tidak dikelola dengan baik dan
benar maka akan mengakibatkan kerugian yang besar bagi pihak pengola dan pembuat.
Daftar Pustaka:
[1]Arisa. Ririn, Dkk. 2013. http://eprints.binadarma.ac.id/192/1/Analisis%20Pemanfaatan%20E-
learning%20Sebagai%20Media%20Pembelajaran%20Di%20Universitas%20Multimedia%20Nu
santara.pdf. (diakses pada tanggal 17 Desember 2017)
[2] Anonim, 2017. https://dosenit.com/kuliah-it/teknologi-informasi/kelebihan-dan-kekurangan-
e-learning. Diakses pada tanggal 17 Desember 2017, 13:55
[3]Brown, 2000; Feasey, 2001. http://indrayani.staff.ipdn.ac.id/?p=56. (diakses pada tanggal 18
Desember 2017)
[4] Wikipedia, 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_elektronik. Diakses pada
tanggal 17 Desember 2017, 14:15