Dokumen tersebut membahas tentang pengertian e-learning, komponen-komponen e-learning, dan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penerapan e-learning sebagai strategi pembelajaran. E-learning didefinisikan sebagai sistem pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan pengetahuan serta memiliki karakteristik seperti fleksibilitas waktu dan tempat belajar. Komponen utamanya adalah infrastruktur,
SIM, Tiara Anggraeni, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Pengenalan E-Learning, Universitas Mercubuana, 2017
1. Pengenalan E-Learning
Dosen : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Disusun oleh :
Tiara Anggraeni
43216110324
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
TAHUN 2017
2. Pengertian E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis
elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer.
Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk
dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian
dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian e-
learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Sistem e-learning ini tidak
memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan
lebih banyak waktu (Nugroho, 2007).
Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan e-learning,
namun pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan
jasa elektronika sebagai alat bantunya. E-learning memang merupakan suatu
teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di Indonesia (Tafiardi, 2005).
Definisi E-Learning
Istilah e-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi
yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya.
Istilah e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang
digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi
elektronik internet. Oleh karena itu, istilah e-learning lebih tepat ditujukan
sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar
yang ada di sekolah/universitas ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh
teknologi internet (Purbo & Hartanto, 2002).
E-learning ini sendiri mempunyai beberapa karakteristik seperti yang telah
dikemukakan oleh Suyanto (2005) mengemukakan 4 karakteristik e-learning
yang terdiri dari:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana pengajar dan peserta
didik, peserta didik dan peserta didik, ataupun pengajar dan sesama
pengajar dapat berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh
hal-hal yang protokoler.
2. Memanfaatkan keunggulan komputer (media digital dan jaringan
komputer).
3. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri yang dapat disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan
dimana saja bila yang bersangkutan membutuhkannya.
3. 4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar
dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat
dilihat setiap saat di komputer.
Dengan demikian, e-learning itu dapat diartikan sebagai suatu sistem dalam
pembelajaran yang mengacu pada penggunaan teknologi informasi yang
dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan karakteristik-
karakteristik seperti memanfaatkan jasa teknologi, memanfatkan keunggulan
komputer, menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri, dan
memanfaatkan jadwal belajar yang dapat dilihat pada komputer, serta
memberikan fasilitas yang dapat diakses oleh pengajar dan peserta
didik/mahasiswa secara pribadi
Komponen e-learning
Komponen yang membentuk e-learning (Romisatriawahono, 2008) adalah:
a. Infrastruktur e-learning
Infrastruktur e-learning merupakan peralatan yang digunakan dalam e-learning
yang dapat berupa Personal Computer ((PC), yakni komputer yang dimiliki
secara pribadi (Febrian, 2004)), jaringan komputer (yakni, kumpulan dari
sejumlah perangkat berupa komputer, hub, switch, router, atau perangkat
jaringan lainnya yang terhubung dengan menggunakan media komunikasi
tertentu (Wagito, 2005)), internet (merupakan singkatan dari Interconnection
Networking yang diartikan sebagai komputer-komputer yang terhubung di
seluruh dunia (Febrian, 2004)) dan perlengkapan multimedia (alat-alat media
yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis,
gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi (Febrian, 2004)).
Termasuk di dalamnya peralatan teleconference (pertemuan jarak jauh antara
beberapa orang yang fisiknya berada pada lokasi yang berbeda secara
geografis (Febrian, 2004)) apabila kita memberikan layanan synchronous
learning yakni proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika
pengajar sedang mengajar dan murid sedang belajar melalui teleconference.
b. Sistem dan aplikasi e-learning
Sistem dan aplikasi e-learning yang sering disebut dengan Learning
Management System (LMS), yang merupakan sistem perangkat lunak yang
mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional untuk administrasi,
dokumentasi, laporan suatu program pelatihan, ruangan kelas dan peristiwa
online, program e-learning, dan konten pelatihan (Ellis, 2009)), misalnya, segala
fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar seperti
bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi,
4. sistem penilaian (rapor), serta sistem ujian online yang semuanya terakses
dengan internet.
c. Konten e-learning
Konten e-learning merupakan konten dan bahan ajar yang ada pada e-
learning sistem (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa
dalam bentuk misalnya Multimedia-based Content (konten berbentuk
multimedia interaktif seperti multimedia pembelajaran yang memungkinkan kita
menggunakan mouse, keyboard untuk mengoperasikannya) atau Text-based
Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran yang ada di
wikipedia.org, ilmukomputer.com, dsb.). Biasa disimpan dalam Learning
Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh peserta didik
kapan pun dan dimana pun.
Sedangkan ’aktor’ yang ada dalam pelaksanakan e-learning boleh dikatakan
sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya
pengajar (dosen) yang membimbing siswa (mahasiswa) yang menerima bahan
ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar
mengajar.
Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan E-learning tidak
dapat disamakan dengan pelaksanaan pembelajaran pada umumnya yang
dilakukan secara konvensional dengan menggunakan metode tatap muka
langsung, melainkan proses pembelajaran yang menggunakan
metode online via internet. Hal ini dilakukan dalam rangka upaya meninkatkan
kualitas sumberdaya manusia yang akan bersaing pada knowledge
workers danknowledge economic era. Sebab dalam era tersebut
mengharuskan para pekerjanya secara cepat menemukan berbagai informasi
yang diperlukan, menimbang, dan mengevaluasinya agar mendapatkan
tingkat akurasi yang tinggi, serta mempergunakan informasi tersebut untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi. Dalam hal ini perlu ditumbuhkan
kemandirian pada diri setiap pendidik untuk membuat peserta didiknya
menjadi lebih independen dan akan dapat memperkaya mereka dengan
kemampuan dalam menguasai ilmu pengetahuan. Aspek lain yang perlu
diperhatikan adalah konsep yang mengatakan bahwa belajar adalah proses
yang tidak pernah ada akhirnya (live long education).
Implementasi sistem E-learning didasarkan atas suatu prinsip atau konsep
bahwa E-learning dimaksudkan sebagai upaya pendistribusian materi
pembelajaran melalui media elektronik atau internet sehingga peserta didik
dapat mengaksesnya kapan saja dari seluruh penjuru dunia. Ciri pembelajaran
dengan E-learning adalah terciptanya lingkungan belajar
yang flexible dan distributed. Fleksibilitas menjadi kata kunci dalam sistem E-
learning. Peserta didik menjadi sangat fleksibel dalam memilih waktu dan
tempat belajar karena mereka tidak harus datang di suatu tempat pada waktu
5. tertentu. Dilain pihak, pengajar dapat memperbaharui materi
pembelajarannya kapan saja dan dari mana saja. Dari segi isi, materi
pembelajaran pun dapat dibuat sangat fleksibel mulai dari bahan ajar yang
berbasis teks sampai materi pembelajaran yang sarat dengan komponen
multimedia. Namun demikian kualitas pembelajaran dengan E-learning pun
juga sangat fleksibel atau variatif, yakni bisa lebih jelek atau lebih baik dari
sistem pembelajaran tatap muka (konvensional). Untuk mendapatkan sistem E-
learning yang baik diperlukan perancangan yang baik pula.Distributed
learning menunjuk pada pembelajaran dimana pengajar, peserta didik, dan
materi pembelajaran terletak di lokasi yang berbeda, sehingga peserta didik
dapat belajar kapan saja dan dari mana saja.
Dalam merancang sistem E-learning perlu mempertimbangkan dua hal, yakni;
Peserta didik yang menjadi target dan Hasil pembelajaran yang diharapkan.
Pemahaman atas peserta didik sangatlah penting yang antara lain adalah
harapan dan tujuan mereka dalam mengikuti E-learning, kecepatan dalam
mengakses internet atau jaringan, keterbatasan bandwidth, biaya untuk akses
internet, serta latar belakang pengetahuan yang menyangkut kesiapan dalam
mengikuti pembelajaran. Pemahaman atas hasil pembelajaran diperlukan
untuk menentukan cakupan materi, kerangka penilaian hasil belajar, serta
pengetahuan awal.
Selain itu faktor yang harus diperhatikan dalam penerapan E-learning sebagai
strategi pembelajaran, antara lain :
1. Analisis kebutuhan
Analisis dilakukan untuk mengetahui kesiapan faktor pendukung yang berupa
alat, dana, dan pembuat kebijakan. Sehingga dapat menentukan studi
kelayakan pada penggunaan E-learning. Selain itu hal yang perlu dianalisa
adalah dukungan teknis yang berupa komputer dan jaringan internetnya,
sumberdaya manusia yang terampil dalam penggunaannya, unsur untung rugi
penggunaanE-learning, dan sikap pengguna yang akan menjadi objek
pembelajaran.
2. Rancangan pembelajaran
Untuk merancang strategi E-learning terdapat hal yang harus diperhatikan,
antara lain ; analisis isi pembelajaran, analisis pembelajar, analisis kompetensi
yang akan dicapai, analisis proses pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan
penyusunan alat evaluasi.
3. Tahap pengembangan
Tahap pengembangan dilakukan mengikuti perkembangan fasilitas teknologi
informasi dan komunikasi yang tersedia. Selain itu,
pengembangan prototype materi pembelajaran dan rancangan
pembelajaran yang harus dievaluasi secara terus-menerus.
4. Pelaksanaan
Prototype yang telah siap untuk dapat diakses, secara kontinyu mendapatkan
pengujian untuk mengetahui berbagai hambatan dan standar materi
pembelajaran sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran mandiri.
6. 5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan cara penelitian terhadap objek pembelajaran,
sehingga prototype pembelajaran yang terakses dapat terkontrol sedemikian
rupa untuk mengadakan pengambangan lebih lanjut.
Penggunaan E-learning sebagai bagian dari proses pembelajaran
merupakan ikhtiar penting dalam membantu peserta didik untuk mendapatkan
materi pembelajaran secara dini, tentunya materi pembelajaran sudah
disiapkan terlebih dahulu oleh pengajar sebagai agen pembelajaran. Oleh
karena itu peserta didik dapat mempersiapkan materi pembelajaran dengan
terlebih dahulu mengakses materi ajar. Kegiatan ini merupakan aktifitas
pembelajaran mandiri yang dapat dikerjakan peserta didik tanpa harus
bertemu secara fisik dengan pengajar. Dengan demikian ketika proses
pembelajaran klasikal dan atau berkelompok, peserta didik sudah terlebih
dahulu mempelajari topik-topik pembelajaran yang hendak didiskusikan
dengan kelompok-kelompok yang lain. Oleh karena itu, pembelajaran mandiri
dengan materi pembelajaran berikutnya dapat terlaksana dengan bantuan E-
learning.
1. Efektivitas E-learning
Program E-learning yang efektif dimulai dengan perencanaan dan terfokus
pada kebutuhan bahan pelajaran dan kebutuhan siswa atau mahasiswa.
Teknologi yang tepat hanya dapat diseleksi ketika elemen-elemen ini
dimengerti secara detil. Kenyataannya, kesuksesan program E-
learning berhubungan dengan usaha yang konsisten dan terintegrasi dari siswa
atau mahasiswa, sekolah atau fakultas, falilitator, staf penunjang, dan
administrator.
Mahasiswa.Sehubungan dengan konteks pendidikan, peran utama dari siswa
atau mahasiswa adalah untuk belajar dengan sukses, merupakan tugas
yang penting, sehingga perlu didukung oleh keadaan lingkungan yang baik,
membutuhkan motivasi, perencanaan dan kemampuan untuk menganalisa
dengan menggunakan instruksi atau modul yang terbaik. Ketika instruksi
disampaikan pada suatu jarak tertentu, menghasilkan tantangan tambahan
karena mahasiswa sering terpisah dari kebersamaan latar belakang dan
interes lainnya, mempunyai hanya sedikit kesempatan untuk berinteraksi
dengan dosen diluar kelas, dan harus bergantung pada hubungan teknis
untuk menjembatani gap pemisah mahasiswa di dalam kelas.
Lembaga/Universitas. Kesuksesan semua usaha E-learning bergantung juga
pada tanggung jawab lembaga/universitas. Fakultas bertanggung jawab
pada pemahaman materi dan pengembangan pemahaman tersebut sesuai
dengan kebutuhan para mahasiswa.
Fasilitator. Fakultas merasa lebih efisien bila berhubungan dengan fasilitator
setempat yang bertindak sebagai jembatan antara mahasiswa dan fakultas.
Supaya lebih efektif, seorang fasilitator harus mengerti kebutuhan para
mahasiswa yang dilayani dan harapan yang diinginkan fakultas. Lebih
penting lagi, fasilitator harus mengikuti arahan yang sudah ditentukan oleh
7. fakultas. Mereka perlu menyiapkan peralatan, mengumpulkan tugas para
mahasiswa, melakukan tes, dan bertindak sebagai instruktur setempat.
– Staf Penunjang. Kebayakan kesuksesan program E-learning berhubungan
juga dengan penunjangan fungsi-fungsi pelayanan seperti registrasi
mahasiswa, perbanyakan dan penyampaian materi kuliah, pemesanan buku
teks, penjagaan copyright, penjadwalan, pemrosesan laporan, pengelolaan
sumber daya teknis, dll. Staf penunjang merupakan kebutuhan utama untuk
menciptakan keadaan, sehingga E-learning tetap pada jalur yang benar.
Administrator. Meskipun administrator biasanya ikut dalam perencanaan
suatu program E-learning, mereka sering kehilangan kontak dengan manajer
teknis ketika program sedang beroperasi. Administrator E-learning yang
efektif bukan hanya sekedar memberikan ide, tetapi perlu juga bekrjasama
dan membuat konsensus dengan para pembangun, pengambil keputusan,
dan pengawas. Mereka harus bekerja sama dengan personel teknis dan staf
penunjang, meyakinkan bahwa sumberdaya teknologi perlu dikembangkan
secara efektif untuk keperluan misi akademis kedepan. Lebih penting lagi
bahwa didalam mengelola suatu akademik perlu merealisasikan bahwa
kebutuhan dan kesuksesan para mahasiswa E-learning merupakan tanggung
jawab utama.
Manfaat Elearning dalam Pengajaran
Ada beberapa manfaat pembelajaran elektronik atau e-learning, di
antaranya adalah:
Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau
instruktur (interactivity enhancement). Menjangkau peserta didik dalam
cakupan yang luas (global audience). Mempermudah penyempurnaan dan
penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as
archivable capabilities).
Manfaat e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut pandang :
a. Manfaat bagi siswa
Ada beberapa manfaat pembelajaran elektronik atau e-learning, di
antaranya adalah:
Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau
instruktur (interactivity enhancement). Menjangkau peserta didik dalam
cakupan yang luas (global audience). Mempermudah penyempurnaan dan
penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as
archivable capabilities).
8. Manfaat e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut pandang :
a. Manfaat bagi siswa
Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar
yang tinggi. Artinya, kita dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat
dan berulang-ulang. Selain itu kita juga dapat berkomunikasi dengan
guru/dosen setiap saat, misalnya melalui chatting dan email. Mengingat
sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk
diakses melalui internet, maka kita dapat melakukan interaksi dengan sumber
belajar ini kapan saja dan dari mana saja, juga tugas-tugas pekerjaan rumah
dapat diserahkan kepada guru/dosen begitu selesai dikerjakan.
b. Manfaat bagi pengajar
Dengan adanya kegiatan e-Learning manfaat yang diperoleh guru/dosen
antara lain adalah bahwa guru/dosen/ instruktur akan lebih mudah melakukan
pembaruan materi maupun model pengajaran sesuai dengan tuntutan
perkembangan keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan efisien mengontrol
kegiatan belajar siswanya.
Pengalaman negara lain dan juga pengalaman distance learning di Indonesia
ternyata menunjukkan sukses yang signifikan, antara lain: (a) mampu
meningkatkan pemerataan pendidikan; (b) mengurangi angka putus sekolah
atau putus kuliah atau putus sekolah; (c) meningkatkan prestasi belajar; (d)
meningkatkan kehadiran siswa di kelas, (e) meningkatkan rasa percaya diri; (f)
meningkatkan wawasan (outward looking); (g) mengatasi kekurangan tenaga
pendidikan; serta (h) meningkatkan efisiensi. (Soekartawi, 2005)
Keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya adalah sebagai berikut:
Menghemat waktu proses belajar mengajar
Mengurangi biaya perjalanan
Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan,
buku-buku)
Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas
Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi
pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan
dosen/guru/instruktur maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat
saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang
menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik.
Guru atau instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-
tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web
untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru/instruktur
dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses
bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh
peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula (Website
Kudos, 2002).
9. Secara lebih rinci, manfaat e-Learning dapat dilihat dari 2 sudut, yaitu dari sudut
peserta didik dan guru:
Dari Sudut Peserta Didik
Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar
yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar
setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi
dengan instruktur setiap saat. Dengan kondisi yang demikian ini, peserta didik
dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Manakala fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah perkotaan tetapi
telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan, maka kegiatan e-
Learning akan memberikan manfaat (Brown, 2000) kepada peserta didik yang
(1) belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti
mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya, (2)
mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) untuk
mempelajarii materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para
orangtuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang komputer, (3)
merasa phobia dengan sekolah, atau peserta didik yang dirawat di rumah sakit
maupun di rumah, yang putus sekolah tetapi berminat melanjutkan
pendidikannya, yang dikeluarkan oleh sekolah, maupun peserta didik yang
berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri, dan (4)
tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
Dari Sudut Instruktur
Dengan adanya kegiatan e-Learning (Soekartawi, 2002a,b), beberapa
manfaat yang diperoleh instruktur antara lain adalah bahwa instruktur dapat:
(1) lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi
tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang
terjadi, (2) mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan
wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak, (3)
mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan instruktur juga dapat
mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa
lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang,
(4) mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah
mempelajari topik tertentu, dan (5) memeriksa jawaban peserta didik dan
memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.
Sedangkan manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W. Bates (Bates, 1995)
dan K. Wulf (Wulf, 1996) terdiri atas 4 hal, yaitu:
Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru
atau instruktur (enhance interactivity). Apabila dirancang secara cermat,
pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran,
baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik,
maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity).
10. Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak
semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani
atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun
menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Mengapa? Karena pada
pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang
disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat
terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi
oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang
demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran elektronik. Peserta didik
yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang
yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan
pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari
teman sekelas (Loftus, 2001).
Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja
(time and place flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas
secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet,
maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan
saja dan dari mana saja (Dowling, 2002). Demikian juga dengan tugas-tugas
kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada instruktur begitu selesai
dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan
guru/instruktur. Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada
pendidikan konvensional. Dalam kaitan ini, Universitas Terbuka Inggris telah
memanfaatkan internet sebagai metode/media penyajian materi. Sedangkan
di Universitas Terbuka Indonesia (UT), penggunaan internet untuk kegiatan
pembelajaran telah dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet di
UT masih terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai
“tutorial elektronik” (Anggoro, 2001).
Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a
global audience). Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta
didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin
lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi
hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar.
Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar
benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
(easy updating of content as well as archivable capabilities). Fasilitas yang
tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus
berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar
elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan
belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat
dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping itu, penyempurnaan metode
11. penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan
atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian instruktur selaku
penanggung-jawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri.
Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar
elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh instruktur yang akan
mengembangkan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan
pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus ada komitmen dari
instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar peserta
didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta didiknya.
Menurut Hartley (dalam Anonim, 2008) e-Learning merupakan suatu jenis belajar
mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan
menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.
Sedangkan dalam Glossary of e-Learning Terms (dalam Anonim, 2008) e-
Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk
mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan
komputer,maupun komputer standalone. Matthew Comerchero (dalam
Anonim, 2008) mengemukakan definisi yang lebih luas mengenai E-learning
yaitu sarana pendidikan yang mencakup motivasi diri sendiri, komunikasi,
efisiensi, dan teknologi. Karena ada keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa
harus menjaga diri mereka tetap termotivasi. E-learning efisien karena
mengeliminasi jarak dan arus pulang-pergi. Jarak dieliminasi karena isi dari e-
learning didesain dengan media yang dapat diakses dari terminal komputer
yang memiliki peralatan yang sesuai dan sarana teknologi lainnya yang dapat
mengakses jaringan atau Internet
PENGARUH SISTEM BELAJAR E-LEARNING BAGI MAHASISWA
Sistem belajar menggunakan e-learning memiliki keuntungan dan
kerugian. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh mahasiswa dari
penggunaan metode ini.
1. Metode pembelajaran ini bisa dilakukan kapan saja asal sesuai dan
memenuhi target yang diberikan universitas.
2. lebih efisien dan efektif. Hal ini karena metode ini dapat menghemat
waktu dan tenaga, mahasiswa tidak perlu pergi ke kampus untuk belajar,
jadwal kuliah fleksibel karena jadwal kuliah tidak dibakukan dan dapat
meminimalisir mahasiswa mengantuk atau bosan ketika mengikuti kuliah.
Apabila mahasiswa diberi tugas oleh dosen mereka bisa langsung mencari
jawaban dari tugas tersebut lewat browsing di internet langsung.
3. metode ini dapat menghemat biaya yang dikeluarkan mahasiswa.
Apabila semua dosen di universitas menggunakan metode ini, maka
mahasiswa tidak perlu membayar biaya perkuliahan dalam jumlah besar.
Mahasiswa tidak perlu mengeluarkan uang untuk browsing internet karena
sebagian besar universitasnya menyediakan fasilitas hot spot (wi fi zone).
12. 4. mahasiswa harus benar-benar aktif dalam proses belajar, karena dosen
hanya bertindak sebagai pengarah, mediator, motivator, dan fasilitator.
5. secara tidak langsung metode pembelajaran ini mendorong mahasiswa
untuk memanfaatkan teknologi sahingga mahasiswa tidak hanya
mendapatkan ilmu tetapi juga supaya tidak gaptek (gagap teknologi).
Mengingat di zaman yang maju dan modern seperti ini penguasaan teknologi
sangat dibutuhkan.
6. dapat menghemat penggunaan kertas yang digunakan untuk mencatat
atau mengerjakan tugas sehingga dapat membantu mencegah perluasan
atau percepatan global warming. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa
kertas terbuat dari bahan dasar pohon, padahal pohon merupakan “peredam”
global warming.
Penggunaan metode pembelajaran e-learning ini selain berdampak positif
tetapi juga berdampak negatif bagi mahasiswa. Beberapa kerugian yang
ditimbulkan dari penggunaan metode e-learning bagi mahasiswa.
1. tidak semua mata kuliah menuntut mahasiswa harus aktif sepenuhnya,
seperti mata kuliah kalkulus, statistik, akuntansi, fisika atau mata kuliah kantitatif
lainnya yang memerlukan bimbingan dari dosennya langsung. Untuk mata
kuliah tersebut seperti itu pembelajaran seperti biasanya masih sangat
dibutuhkan oleh mahasiswa.
2. metode ini membuat mahasiswa menjadi malas karena semuanya serba
instant. Ketiga, penggunaan teknologi internet dalam proses belajar mengajar
membuat mahasiswa semakin jauh dari buku. Padahal bagaimanapun juga
buku adalah jendela dunia. Selain itu pertanggungjawaban dari pelajaran
yang diajarkan melalui metode e-learning sulit dibuktikan karena pembelajaran
tersebut berada di dunia maya, dimana didunia ini semua bisa dimanipulasi
dengan mudah.
3. kurangnya atau minimnya tatap muka antara dosen dan mahasiswa
membuat komunikasi diantara keduanya kurang, padahal saat ini komunukasi
langsung sangat diperlukan. Selain itu, kadang mahasiswa sama sekali tidak
tahu siapa dosennya sehingga mahasiswa kurang hormat terhadap dosennya.
Sistem elearning yang di implentasikan di Universitas Mercu Buana
Kemampuan e-learning Universitas Mercu Buana saat ini cukup baik. Dari
tampilan eMM Workbook, terlihat bahwa penyelenggaraan e-learning di
Universitas Mercubuana telah mencapai keberhasilan dalam dimensi
penyampaian, perencanaan, dan manajemen, sedangkan pada dimensi
definisi dan optimisasi masih tercapai secara parsial. Sementara dari sisi proses,
program e-learning Universitas Mercu Buana sudah relatif sudah memenuhi
kriteria pembelajaran, pengembangan, evaluasi, dan organisasi. Fitur teknologi
maupun fasilitas pembelajaran e-learning yang terdapat pada portal e-learning
Universitas Mercu Buana dinilai dengan merujuk kepada fitur utama dan
tambahan dari LMS Moodle yang digunakan sebagai engine utama portal
13. tersebut. Dengan hasil evaluasi seperti di atas, tampak bahwa kekuatan yang
dimiliki saat ini oleh e-learning Universitas Mercu Buana diantaranya adalah:
· Pengorganisasian program yang sudah baik Keterkaitan program dengan
perencanaan strategis lembaga sudah selaras Penyediaan sumber daya
infrastruktur e-learning yang memenuhi syarat
Adapun kelemahan yang terungkap adalah proses dukungan yang belum
begitu memadai terhadap aktifitas pembelajaran, baik dari dimensi
perencanaan, definisi dan standar, maupun optimalisasi dukungan.
Oleh karena itu, secara strategis, pengembangan yang mendesak untuk
dilakukan diantaranya adalah:
· Penguatan dalam hal definisi, standar, prosedur, dan jaminan mutu
pembelajaran, mulai dari desain, pengembangan, implementasi, monitoring,
hingga evaluasi e-learning.
Selain itu, sudah saatnya pula dilakukan optimisasi dalam berbagai aspek
proses seperti:
· Peningkatan kualitas dukungan baik kepada staf pengajar maupun
mahasiswa dalam mengoptimalkan proses pembelajaran, integrasi dan
pemanfaatan perpustakaan untuk mendukung kualitas pembelajaran e-
learning, serta pengikutsertaan mahasiswa dalam memberikan masukan dan
umpan balik dalam rangka mendukung proses desain dan pengembangan
program pembelajaran melalui e-learning.
14. Daftar Pustaka :
- Anonim, 2015 (http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-e-
learning-definisi-manfaat.html). 20 Desember 2017, 11:10
- Alim, 2008 (http://alim-bahri.blogspot.co.id/2008/07/manfaat-elearning-
dalam-pengajaran.html). 20 Desember 2017, 11:12
- Isninatur, 2017 (https://www.slideshare.net/IsninaturRosidah/sim-isninatur-
rosidah-hapzi-ali-pengenalan-elearning-universitas-mercu-buana-2017-
pdf). 20 Desember 2017, 11:15
- Afsarina, 2015 (https://afsarinaelga.wordpress.com/2015/04/20/strategi-
pembelajaran-e-learning/). 20 Desember 2017, 11:58