1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian e-learning, komponen e-learning, dan sumber daya yang dibutuhkan agar e-learning berjalan dengan efektif di perguruan tinggi. E-learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran berbasis elektronik menggunakan jaringan komputer dan internet, dengan komponen utama infrastruktur, sistem aplikasi, konten, serta pengajar dan mahasiswa. Sumber daya pentingnya adalah kerjasama ant
SIM 14, SHUFI NOOR, PROF. Dr. HAPZI ALI CMA, PENGENALAN E-LEARNING, UNIVERSITAS MERCU BUANA, 2017
1. Nama : Shufi Noor
NIM : 43216110251
Dosen : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Matakuliah : Sistem Informasi Manajemen
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Menurut Hartley (dalam Anonim, 2008) e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet,
Intranet atau media jaringan komputer lain. Sedangkan dalam Glossary of e-Learning Terms
(dalam Anonim, 2008) e-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi
elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun
komputer standalone. Matthew Comerchero (dalam Anonim, 2008) mengemukakan definisi yang
lebih luas mengenai E-learning yaitu sarana pendidikan yang mencakup motivasi diri sendiri,
komunikasi, efisiensi, dan teknologi. Karena ada keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa
harus menjaga diri mereka tetap termotivasi. E-learning efisien karena mengeliminasi jarak dan
arus pulang-pergi. Jarak dieliminasi karena isi dari e-learning didesain dengan media yang dapat
diakses dari terminal komputer yang memiliki peralatan yang sesuai dan sarana teknologi
lainnya yang dapat mengakses jaringan atau Internet
PENGARUH SISTEM BELAJAR E-LEARNING BAGI MAHASISWA
Sistem belajar menggunakan e-learning memiliki keuntungan dan kerugian. Ada beberapa
keuntungan yang dapat diperoleh mahasiswa dari penggunaan metode ini.
1. Metode pembelajaran ini bisa dilakukan kapan saja asal sesuai dan memenuhi target yang
diberikan universitas.
2. lebih efisien dan efektif. Hal ini karena metode ini dapat menghemat waktu dan tenaga,
mahasiswa tidak perlu pergi ke kampus untuk belajar, jadwal kuliah fleksibel karena jadwal
kuliah tidak dibakukan dan dapat meminimalisir mahasiswa mengantuk atau bosan ketika
mengikuti kuliah. Apabila mahasiswa diberi tugas oleh dosen mereka bisa langsung mencari
jawaban dari tugas tersebut lewat browsing di internet langsung.
3. metode ini dapat menghemat biaya yang dikeluarkan mahasiswa. Apabila semua dosen di
universitas menggunakan metode ini, maka mahasiswa tidak perlu membayar biaya perkuliahan
dalam jumlah besar. Mahasiswa tidak perlu mengeluarkan uang untuk browsing internet karena
sebagian besar universitasnya menyediakan fasilitas hot spot (wi fi zone).
4. mahasiswa harus benar-benar aktif dalam proses belajar, karena dosen hanya bertindak
sebagai pengarah, mediator, motivator, dan fasilitator.
5. secara tidak langsung metode pembelajaran ini mendorong mahasiswa untuk
memanfaatkan teknologi sahingga mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu tetapi juga supaya
tidak gaptek (gagap teknologi). Mengingat di zaman yang maju dan modern seperti ini
penguasaan teknologi sangat dibutuhkan.
6. dapat menghemat penggunaan kertas yang digunakan untuk mencatat atau mengerjakan
tugas sehingga dapat membantu mencegah perluasan atau percepatan global warming. Seperti
yang kita ketahui bersama bahwa kertas terbuat dari bahan dasar pohon, padahal pohon
merupakan “peredam” global warming.
2. Penggunaan metode pembelajaran e-learning ini selain berdampak positif tetapi juga berdampak
negatif bagi mahasiswa. Beberapa kerugian yang ditimbulkan dari penggunaan metode e-
learning bagi mahasiswa.
1. tidak semua mata kuliah menuntut mahasiswa harus aktif sepenuhnya, seperti mata kuliah
kalkulus, statistik, akuntansi, fisika atau mata kuliah kantitatif lainnya yang memerlukan
bimbingan dari dosennya langsung. Untuk mata kuliah tersebut seperti itu pembelajaran seperti
biasanya masih sangat dibutuhkan oleh mahasiswa.
2. metode ini membuat mahasiswa menjadi malas karena semuanya serba instant. Ketiga,
penggunaan teknologi internet dalam proses belajar mengajar membuat mahasiswa semakin
jauh dari buku. Padahal bagaimanapun juga buku adalah jendela dunia. Selain itu
pertanggungjawaban dari pelajaran yang diajarkan melalui metode e-learning sulit dibuktikan
karena pembelajaran tersebut berada di dunia maya, dimana didunia ini semua bisa
dimanipulasi dengan mudah.
3. kurangnya atau minimnya tatap muka antara dosen dan mahasiswa membuat komunikasi
diantara keduanya kurang, padahal saat ini komunukasi langsung sangat diperlukan. Selain itu,
kadang mahasiswa sama sekali tidak tahu siapa dosennya sehingga mahasiswa kurang hormat
terhadap dosennya.
Sistem elearning yang di implentasikan di Universitas Mercu Buana
Kemampuan e-learning Universitas Mercu Buana saat ini cukup baik. Dari tampilan eMM
Workbook, terlihat bahwa penyelenggaraan e-learning di Universitas Mercubuana telah
mencapai keberhasilan dalam dimensi penyampaian, perencanaan, dan manajemen, sedangkan
pada dimensi definisi dan optimisasi masih tercapai secara parsial. Sementara dari sisi proses,
program e-learning Universitas Mercu Buana sudah relatif sudah memenuhi kriteria
pembelajaran, pengembangan, evaluasi, dan organisasi. Fitur teknologi maupun fasilitas
pembelajaran e-learning yang terdapat pada portal e-learning Universitas Mercu Buana dinilai
dengan merujuk kepada fitur utama dan tambahan dari LMS Moodle yang digunakan sebagai
engine utama portal tersebut. Dengan hasil evaluasi seperti di atas, tampak bahwa kekuatan
yang dimiliki saat ini oleh e-learning Universitas Mercu Buana diantaranya adalah:
· Pengorganisasian program yang sudah baik Keterkaitan program dengan perencanaan
strategis lembaga sudah selaras Penyediaan sumber daya infrastruktur e-learning yang
memenuhi syarat
Adapun kelemahan yang terungkap adalah proses dukungan yang belum begitu memadai
terhadap aktifitas pembelajaran, baik dari dimensi perencanaan, definisi dan standar, maupun
optimalisasi dukungan.
Oleh karena itu, secara strategis, pengembangan yang mendesak untuk dilakukan diantaranya
adalah:
· Penguatan dalam hal definisi, standar, prosedur, dan jaminan mutu pembelajaran, mulai
dari desain, pengembangan, implementasi, monitoring, hingga evaluasi e-learning.
Selain itu, sudah saatnya pula dilakukan optimisasi dalam berbagai aspek proses seperti:
· Peningkatan kualitas dukungan baik kepada staf pengajar maupun mahasiswa dalam
mengoptimalkan proses pembelajaran, integrasi dan pemanfaatan perpustakaan untuk
mendukung kualitas pembelajaran e-learning, serta pengikutsertaan mahasiswa dalam
memberikan masukan dan umpan balik dalam rangka mendukung proses desain dan
pengembangan program pembelajaran melalui e-learning.
3. 1. Pengertian E-Learning dan Komponen E-Learning :
Pengertian E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu
media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan
komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian
dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian e-learning berbasis
web ini bisa menjadi lebih interaktif. Sistem e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah
yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu (Nugroho, 2007).
Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan e-learning, namun pada
prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat
bantunya. E-learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di
Indonesia (Tafiardi, 2005).
Definisi E-Learning
Istilah e-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan
di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya.
Istilah e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk
mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Oleh karena itu, istilah
e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses
belajar mengajar yang ada di sekolah/universitas ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh
teknologi internet (Purbo & Hartanto, 2002).
Komponen e-learning
Komponen yang membentuk e-learning (Romisatriawahono, 2008) adalah:
a. Infrastruktur e-learning
Infrastruktur e-learning merupakan peralatan yang digunakan dalam e-learning yang dapat
berupa Personal Computer ((PC), yakni komputer yang dimiliki secara pribadi (Febrian, 2004)),
jaringan komputer (yakni, kumpulan dari sejumlah perangkat berupa komputer, hub, switch,
router, atau perangkat jaringan lainnya yang terhubung dengan menggunakan media komunikasi
tertentu (Wagito, 2005)), internet (merupakan singkatan dari Interconnection Networking yang
diartikan sebagai komputer-komputer yang terhubung di seluruh dunia (Febrian, 2004)) dan
perlengkapan multimedia (alat-alat media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media
yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi (Febrian,
2004)). Termasuk di dalamnya peralatan teleconference (pertemuan jarak jauh antara beberapa
orang yang fisiknya berada pada lokasi yang berbeda secara geografis (Febrian, 2004)) apabila
kita memberikan layanan synchronous learning yakni proses pembelajaran terjadi pada saat
yang sama ketika pengajar sedang mengajar dan murid sedang belajar melalui teleconference.
b. Sistem dan aplikasi e-learning
Sistem dan aplikasi e-learning yang sering disebut dengan Learning Management System
(LMS), yang merupakan sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar
konvensional untuk administrasi, dokumentasi, laporan suatu program pelatihan, ruangan kelas
dan peristiwa online, program e-learning, dan konten pelatihan (Ellis, 2009)), misalnya, segala
fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar seperti bagaimana
manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), serta
sistem ujian online yang semuanya terakses dengan internet.
c. Konten e-learning
Konten e-learning merupakan konten dan bahan ajar yang ada pada e-learning sistem (Learning
Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk misalnya Multimedia-based
Content (konten berbentuk multimedia interaktif seperti multimedia pembelajaran yang
memungkinkan kita menggunakan mouse, keyboard untuk mengoperasikannya) atau Text-
based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran yang ada di wikipedia.org,
ilmukomputer.com, dsb.). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga
dapat dijalankan oleh peserta didik kapan pun dan dimana pun.
sedangkan ’aktor’ yang ada dalam pelaksanakan e-learning boleh dikatakan sama dengan
proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pengajar (dosen) yang membimbing
siswa (mahasiswa) yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi
dan proses belajar mengajar.
2. Sumber daya diperlukan agar e-learning berjalan dengan baik secara efektif dan efisien pada
suatu perguruan tinggi :
4. E-Learning akan berjalan dengan efektif apabila adanya kerjasama antara pengajar dan
siswanya untuk mensukseskannya, tanpa salah satu dari keduanya keberadaan E- Learning
tidak akan berjalan secara lancar. Untuk itulah diperlukan komunikasi yang erat antar keduanya.
Selain dari itu, efektivitas E-Learning juga didukung oleh keahlian dan kreativitas pengajar dalam
meracik materi yang akan disampaikan. Hal ini juga termasuk pada keahlian pengajar dalam
mengoperasikan perangkat elektronik.
Terkadang E-Learning juga menjadi beban bagi para pengajar yang belum menguasai
operasional perangkat elektronik. Untuk mengatasi permasalahan ini, Dinas Pendidikan terkait
banyak melakukan pelatihan bagi guru-guru yang belum menguasai operasional perangkat
elektronik, terlebih untuk daerah terpencil. Selain langkah tersebut, para pengajar dapat
memanfaatkan situs jejaring sosial untuk bertukar pikiran mengenai pengalaman mengajarnya.
Untuk memperoleh suatu hal diperlukan suatu biaya untuk mendapatkannya, sama halnya
dalam proses pembelajaran. Metode E-Learning dapat menekan biaya yang akan dikeluarkan
selama proses pembelajaran, misalnya saja dalam proses mengerjakan tugas. Biasanya dalam
mengerjakan tugas siswa diharuskan untuk mengerjakannya dalam bentuk Hardcopy dengan
mem-print tugasnya tersebut. Akan tetapi dengan adanya E-Learning, tugas pun dapat dikrimkan
dalam bentuk Softcopy dengan mengirimkan lewat e-mail. Hal ini tentu dapat menekan biaya
untuk membuat tugas.
Daftar Pustaka :
1. Anonim 1, 2017 , http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-e-learning-definisi-
manfaat.html ( 17 Des 2017 Pukul 14:45 )
2. Ratna Dwi Anjani , 2017 , https://www.slideshare.net/ratnadwianjani/sim-ratna-dwi-anjani-
pengenalan-e-learning-hapzi-ali-universitas-mercu-buana-2017?from_action=save ( 17 Des
2017 Pukul 14:51 )
FallenStar, 2010.http://fallenstarkawaii.blogspot.co.id/2010/03/pengaruh-sistem-belajar-e-
learning-bagi.html.(07 Maret 2010 Pukul 22:49)