E-learning merupakan proses pembelajaran yang berbasis teknologi elektronik dan internet. Dokumen ini menjelaskan pengertian, manfaat, komponen, dan faktor-faktor penting untuk mengimplementasikan e-learning yang efektif di perguruan tinggi.
1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Pengenalan E-Learning
Dosen: Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Disusun Oleh:
Winne Zaneta Wirastika
(43215010273)
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA BARAT
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI TAHUN
2017
2. Pengertian E-learning :
1. Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem elektronik atau
komputer sehingga mampu mendukung proses pembelajaran (Michael, 2013:27). (1)
2. Proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip dalam proses
pembelajaran dengan teknologi (Chandrawati, 2010). ( 2 )
3. Sistem pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk proses belajar mengajar
yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung antara guru dengan
siswa (Ardiansyah, 2013). ( 3 )
Manfaat e-learning, yaitu : (Smaratungga, 2009) ( 4 )
• Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara mahasiswa dengan dosen (enhance
interactivity).
• Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and
place flexibility).
• Menjangkau mahasiswa dalam cakupan yang luas (potential to reach a global
audience).
• Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy
updating of content as well as archivable capabilities). E-learning membantu
mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik.
Manfaat secara lebih rinci, yaitu :
• Dari sudut mahasiswa
Dengan E-learning memungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi.
Maksutnya disini yaitu mahasiswa dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan
berulang-ulang. Mahasiswa juga dapat berkomunikasi dengan dosen setiap saat. Dengan
begitu diharapkan bahwa mahasiswa dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap
materi pembelajaran.
• Dari sudut Dosen ( Perguruan tinggi )
Dengan E-learning dosen lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang
menjadi tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi.
Dosen dapat memeriksa jawaban mahasiswa dan memberitahukan hasilnya kepada
mahasiswa. Selain itu dosen dapat mengontrol kegiatan belajar mahasiswa. Bahkan dosen
dapat mengetahui kapan mahasiswanya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama
sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang.
3. Tanggapan saya mengenai sistem E-Learning yang diimplementasikan
Mercu Buana
E-Learning MercuBuana memang membuat mahasiswa lebih mudah dalam belajar dimana
saja dan kapan saja. Ketersediaan modul yang dapat didownload pada sistem memudahkan
mahasiswa mendapatkan bahan pembelajaran. Namun, e-learning juga membuat kurangnya
interaksi antara dosen dengan mahasiswanya tidak seperti pada perkuliahan tatap muka,
mahasiswa juga akan lebih mengerti dari penjelasan dosen dibandingkan dengan hanya
membaca bahan pembelajaran. Selain itu sering terjadinya gangguan server dan maintenance
sistem e-learning mecu buana membuat kesulitan dan sangat mengganggu mahasiswa,
terutama saat menjawab kuis dan forum.
Saran dan rekomendasi untuk perbaikan sistem e-learning guna
meningkatkan kinerja sistem dimasa mendatang
Perlu adanya penstabilan server/ perbaikan dari sistem e-learning itu sendiri guna
pencegahan timbulnya gangguan server yang akan menghambat proses pembelajaran.
E-learning
adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang
digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer
memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian
dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian e-learning
berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Sistem e-learning ini tidak memiliki batasan
akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu (Nugroho,
2007). (6)
Istilah e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk
mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Oleh karena itu,
istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi
proses belajar mengajar yang ada di sekolah/universitas ke dalam bentuk digital yang
dijembatani oleh teknologi internet (Purbo & Hartanto, 2002). (7)
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran.
Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun antara
sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai
berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta
didik. Dosen dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan
oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para peserta didik.
Sesuai dengan kebutuhan, guru/instruktur dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat
diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula.
4. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa e-learning merupakan suatu sistem dalam
pembelajaran yang mengacu pada penggunaan teknologi informasi yang dalam rangka
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan memanfaatkan teknologi dengan
sistem, penggunaan teknologi disini maksutnya memanfatkan keunggulan komputer,
menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri, dan memanfaatkan jadwal belajar yang dapat
dilihat pada komputer, serta memberikan fasilitas yang dapat diakses oleh pengajar atau
dosen dan peserta didik/mahasiswa secara pribadi.
Komponen yang membentuk e-learning (Romisatriawahono, 2008) (8)
adalah:
• Infrastruktur e-learning
Infrastruktur e-learning merupakan peralatan yang digunakan dalam e-learning yang dapat
berupa Personal Computer ((PC), yakni komputer yang dimiliki secara pribadi (Febrian,
2004)) (9), jaringan komputer (yakni, kumpulan dari sejumlah perangkat berupa komputer,
hub, switch, router, atau perangkat jaringan lainnya yang terhubung dengan menggunakan
media komunikasi tertentu, internet (merupakan singkatan dari Interconnection Networking
yang diartikan sebagai komputer-komputer yang terhubung di seluruh dunia (Febrian,
2004)(9) dan perlengkapan multimedia (alat-alat media yang menggabungkan dua unsur atau
lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara
terintegrasi (Febrian, 2004)(9). Termasuk di dalamnya peralatan teleconference (pertemuan
jarak jauh antara beberapa orang yang fisiknya berada pada lokasi yang berbeda secara
geografis (Febrian, 2004)(9) apabila kita memberikan layanan synchronous learning yakni
proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika pengajar sedang mengajar dan murid
sedang belajar melalui teleconference.
• Sistem dan aplikasi e-learning
Sistem dan aplikasi e-learning yang sering disebut dengan Learning Management System
(LMS), yang merupakan sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar
mengajar konvensional untuk administrasi, dokumentasi, laporan suatu program pelatihan,
ruangan kelas dan peristiwa online, program e-learning, dan konten pelatihan (Ellis,
2009)(10), misalnya, segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar
mengajar seperti bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi,
sistem penilaian (rapor), serta sistem ujian online yang semuanya terakses dengan internet.
5. • Konten e-learning
Konten e-learning merupakan konten dan bahan ajar yang ada pada e-learning sistem
(Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk misalnya
Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif seperti multimedia
pembelajaran yang memungkinkan kita menggunakan mouse, keyboard untuk
mengoperasikannya) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku
pelajaran yang ada di wikipedia.org, ilmukomputer.com, dsb.). Biasa disimpan dalam
Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh peserta didik kapan
pun dan dimana pun. Sedangkan ’aktor’ yang ada dalam pelaksanakan e-learning boleh
dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pengajar
(dosen) yang membimbing siswa (mahasiswa) yang menerima bahan ajar dan administrator
yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.
Untuk Implemetasi e-learning pada suatu perguruan tinggi sumberdaya
apa saja yang diperlukan sehingga e-learning berjalan dengan baik secara
efektif dan efisien :
Adapun sumber daya yang dipakai yaitu sebagai berikut :
Learning Management System
Pengelolaan website dan komunikasi dengan email kelihatan suatu yang sederhana, tetapi
sebe-narnya pekerjaan yang melelahkan, apalagi jika ditangani sendiri oleh dosen.
Sebenarnya telah beredar apa yang disebut Learning Management System (LMS) yaitu suatu
sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan perkuliahan on-line, misalnya :
• Blackboard: http://www.blackboard.com
• Click2Learn(Toolbook): http://home.click2learn.com
• Convene: http://www.convene.com
• eCollege (sebelumnya adalah Real Education): http://www.ecollege.com/
• Jones Knowledge (sebelumnya adalah E-
Education): http://www.jonesknowledge.com/
• Virtual Learning Environments (Virtual-U): http://www.vlei.com/
• WebCT : http://www.webct.com/
• WBT TopClass: http://www.wbtsystems.com/
6. Efektifitas E-Learning Program e-learning yang efektif dimulai dengan
perencanaan dan terfokus pada kebutuhan bahan pelajaran dan
kebutuhan mahasiswa.
Teknologi yang tepat hanya dapat diseleksi ketika elemen-elemen ini dimengerti secara detil.
Kenyataannya, kesuksesan program e-learning berhubungan dengan usaha yang konsisten
dan terintegrasi dari mahasiswa, fakultas, fasilitator, staf penunjang, dan administrator.
Mahasiswa. Sehubungan dengan konteks pendidikan, peran utama dari mahasiswa adalah
untuk belajar dengan sukses, merupakan tugas yang penting, sehingga perlu didukung oleh
keadaan lingkungan yang baik, membutuhkan motivasi, perencanaan dan kemampuan untuk
menganalisa dengan menggunakan instruksi atau modul yang terbaik. Ketika instruksi
disampaikan pada suatu jarak tertentu, menghasilkan tantangan tambahan karena mahasiswa
sering terpisah dari kebersamaan latar belakang dan interes lainnya, mempunyai hanya sedikit
kesempatan untuk berinteraksi dengan dosen diluar kelas, dan harus bergantung pada
hubungan teknis untuk menjembatani gap pemisah mahasiswa di dalam kelas. Lembaga atau
Universitas.
• Kesuksesan semua usaha e-learning bergantung juga pada tanggung jawab lembaga
atau universitas. Fakultas bertanggung jawab pada pemahaman materi dan
pengembangan pemahaman tersebut sesuai dengan kebutuhan para mahasiswa.
Fasilitator. Fakultas merasa lebih efisien bila berhubungan dengan fasilitator setempat
yang bertindak sebagai jembatan antara mahasiswa dan fakultas.
• Supaya lebih efektif, seorang fasilitator harus mengerti kebutuhan para mahasiswa
yang dilayani dan harapan yang diinginkan fakultas. Lebih penting lagi, fasilitator
harus mengikuti arahan yang sudah ditentukan oleh fakultas. Mereka perlu
menyiapkan peralatan, mengumpulkan tugas para mahasiswa, melakukan tes, dan
bertindak sebagai instruktur setempat.
• Staf Penunjang. Kebanyakan kesuksesan program e-learning berhubungan juga
dengan penunjang fungsi-fungsi pelayanan seperti registrasi mahasiswa, perbanyakan
dan penyampaian materi kuliah, pemesanan buku teks, penjagaan copyright,
penjadwalan, pemrosesan laporan, pengelolaan sumber daya teknis. Staf penunjang
merupakan kebutuhan utama untuk menciptakan keadaan, sehingga e-learning tetap
pada jalur yang benar.
• Administrator. Meskipun administrator biasanya ikut dalam perencanaan suatu
program e-learning, mereka sering kehilangan kontak dengan manajer teknis ketika
program sedang beroperasi. Administrator e-learning yang efektif bukan hanya
sekedar memberikan ide, tetapi perlu juga bekerjasama dan membuat konsensus
dengan para pembangun, pengambil keputusan, dan pengawas. Mereka harus bekerja
sama dengan personel teknis dan staf penunjang, meyakinkan bahwa sumberdaya
teknologi perlu dikembangkan secara efektif untuk keperluan misi akademis kedepan.
Lebih penting lagi bahwa didalam mengelola suatu akademik perlu merealisasikan
bahwa kebutuhan dan kesuksesan para mahasiswa e-learning merupakan tanggung
jawab utama.
7. Kelebihan E-Learning
Menyadari bahwa melalui internet dapat ditemukan berbagai informasi yang dapat diakses
secara mudah, kapan saja dan dimana saja, maka pemanfaatan internet menjadi suatu
kebutuhan. Bukan itu saja, pengguna internet bisa berkomunikasi dengan pihak lain dengan
cara yang sangat mudah melalui teknik e-moderating yang tersedia di internet (Triluqman,
2007).
Dari berbagai pengalaman dan juga dari berbagai informasi yang tersedia di literatur,
memberikan petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan
terbuka dan jarak jauh, kelebihan e-learning antara lain dapat disebutkan sebagai berikut
(Triluqman, 2007):
1. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana pendidik dan peserta didik dapat
berkomunikasi dengan mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja
kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan
waktu.
2. Pendidik dan peserta didik dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang
tersruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai
sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
3. Peserta didik dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja
kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
4. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan
yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet.
5. Baik pendidik maupun peserta didik dapat melaksanakan diskusi melalui internet
yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
6. Berubahnya peran peserta didik dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
7. Relatif lebih efisien. Misalnya bagi yang mereka tinggal jauh dari perguruan tinggi
atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang
bertugas di kapal, di luar negeri, dan sebagainya.
Kekurangan E-Learning
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak
terlepas dari berbagai kekurangan antara lain dapat disebutkan sebagai berikut (Triluqman,
2007):
1. Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik bahkan antar-peserta didik itu
sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses
belajar-mengajar.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
4. Berubahnya peran pendidik dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional.
5. Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
8. 6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan
masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).
7. Kurangnya penguasaan komputer.
Daftar Pustaka :
1. Allen, Michael. 2013. Michael Allen’s Guide to E-learning. Canada : John Wiley &
Sons.
2. Chandrawati, Sri Rahayu. 2010. Pemanfaatan E-learning dalam Pembelajaran. No 2
Vol. 8. http://jurnal.untan.ac.id/
3. Ardiansyah, Ivan. 2013. Eksplorasi Pola Komunikasi dalam Diskusi Menggunakan
Moddle pada Perkuliahan Simulasi Pembelajaran Kimia, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung-Indonesia.
4. Smaratungga, 2009. http://smaratungga.ning.com. (Diakses 20 Desember 2017,
21:00)
5. Anonim, 2015. http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-e-learning-definisi-
manfaat.html (Diakses 20 Desember 2017, 21:00)
6. Nugroho, W. A. (2007). http://www.ilmukomputer.com. (Diakses 20 Desember 2017,
17:00)
7. Hartanto, A. A., & Purbo, O. W. (2002). Buku pintar internet teknologi e-learning
berbasis PHP dan MySQL. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok
Gramedia. (Diakses 20 Desember 2017, 17:00)
8. Romisatriawahono. (2008). http://www. romisatriawahono.net/2008/01/23. Tanggal
akses: 16 Januari 2009. (Diakses 20 Desember 2017, 17:00)
9. Febrian, J. (2004). Kamus komputer dan teknologi informasi. Jakarta: Penerbit
Informatika. (Diakses 20 Desember 2017, 17:00)
10. Ellis, Ryann K. (2009), http://www.astd.org/NR/rdonlyres/12ECDB99-3B91-403E-
9B15- 7E597444645D/23395/LMS_fieldguide_20091.pdf (Diakses 20 Desember
2017, 17:00)
11. Titis puspa,https://es.slideshare.net/TitisPuspa/14-sim-titis-puspaningsih-hapzi-ali-
pengenalan-elearning-universitas-mercu-buana-2017pdf (Diakses 20 Desember 2017,
17:00)