LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
konseling asma
1. KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI
A S M A
1
Oleh:
Nurmawita, S.Farm
Kelas B
Apoteker Angkatan I 2015/2016
SI APOTEKER UNIVERSITAS ANDALAS PADANG, FEBRUARI 2015
2. Definisi
• Asma adalah keadaan klinis yang ditandai oleh masa
penyempitan bronkus yang reversibel, dipisahkan oleh
masa di mana ventilasi jalan nafas terhadap berbagai
rangsang (Sylvia Anderson (1995 : 149).
• Asma adalah radang kronis pada jalan nafas yang berkaitan
dengan obstruksi reversible dari spasme, edema, dan
produksi mucus dan respon yang berlebihan terhadap
stimuli (Varney, Helen. 2003).
• Asma adalah mengi berulang dan/atau batuk persisten
dengan karakteristik sebagai berikut: timbul secara
episodik, cenderung pada malam/dini hari (nokturnal),
musiman, setelah aktivitas fisik, serta terdapat riwayat
asma atau atopi lain pada pasien dan/atau keluarga
(Pedoman Nasional Asma Anak, 2004).
2
3. Etiologi
• Sebagian besar penyempitan pada saluran nafas disebabkan oleh
semacam reaksi alergi. Alergi adalah reaksi tubuh normal terhadap
allergen, yakni zat-zat yang tidak berbahaya bagi kebanyakan orang
yang peka. Alergen menyebabkan alergi pada orang-orang yang
peka. Alergen menyebabkan otot saluran nafas menjadi mengkerut
dan selaput lendir menjadi menebal. Selain produksi lendir yang
meningkat, dinding saluran nafas juga menjadi membengkak.
Saluran nafas pun menyempit, sehingga nafas terasa sesak. Alergi
yang diderita pada penderita asma biasanya sudah ada sejak kecil.
• Asma dapat kambuh apabila penderita mengalami stres dan hamil
merupakan salah satu stress secara psikis dan fisik, sehingga daya
tahan tubuh selama hamil cenderung menurun, daya tahan tubuh
yang menurun akan memperbesar kemungkinan tersebar infeksi
dan pada keadaan ini asma dapat kambuh. (Ilmu Penyakit Dalam)
3
12. DEPKES (2007) membagi perjalanan klinis asma sebagai berikut :
12
APE = arus puncak ekspirasi
FEV1 = volume ekspirasi paksa dalam 1 detik
13. Modifikasi asma berdasarkan National Asthma Education
Program (NAEPP) yaitu :
13
Asma Ringan Asma Ringan Asma Sedang
Gejala Singkat (< 1 jam )
eksaserbasi
symptomatic < dua
kali/minggu.
Puncak aliran udara
ekspirasi > 80%
diduga akan tanpa
gejala.
Gejala asma kambuh
>2 kali / mingggu
Kekambuhan
mempengaruhi
aktivitasnya
Kekambuhan mungkin
berlangsung berhari-
hari
Kemampuan puncak
ekspirasi /detik dan
kemampuan volume
ekspirasi berkisar
antara 60-80%.
Gejala terus
menerus
menganggu aktivitas
sehari-hari
Puncak aliran
ekspirasi dan
kemampuan volume
ekspirasi kurang dari
60% dengan variasi
luas
Diperlukan
kortikosteroid oral
untuk
menghilangkan
gejala.
14. Pemeriksaan Fisis
• Kesadaran
• Suhu tubuh
• Sesak napas
• Tanda gagal napas
• Tanda infeksi penyerta/komplikasi
• Penilaian derajat serangan asma:
ringan/sedang/berat/mengancam jiwa
15. • Tujuan utama penatalaksanaan asma adalah meningkatkan dan
mempertahankan kualitas hidup agar pasien asma dapat hidup
normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
• Tujuan penatalaksanaan asma :
Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma
Mencegah eksaserbasi akut
Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal
mungkin
Mengupayakan aktiviti normal termasuk exercise
Menghindari efek samping obat
Mencegah terjadinya keterbatasan aliran udara (airflow
limitation) ireversibel
Mencegah kematian karena asma
15
17. • obat asma untuk penggunaan jangka pendek yang
merupakan pengobatan cepat untuk mengatasi
serangan asma akut (short-term relief).
• berupa obat-obat bronkodilator (salbutamol,
terbutalin, dan ipratropium) dan kortikosteroid oral
ketika serangannya sedang sampai berat.
17
18. Terapi serangan akut
1
• Short-acting ß2-agonist (salbutamol,
terbutalin)
2
• Anticholinergics (ipratropium bromide)
3
• Corticosteroids (short-term use for
exacerbations)
19. Farmakologi Sosial_Rina Yuniarti, S.Farm,
APT.
19
Terapi Jangka Panjang
• untuk penggunaan jangka panjang yang berguna mengontrol
gejala asma dan sebagai terapi untuk mencegah kekambuhan
(long-term prevention)
• Obat jangka panjang memberikan pencegahan jangka panjang
terhadap gejala asma, menekan, mengontrol, dan
menyembuhkan inflamasi jika digunakan teratur namun tidak
efektif untuk mengatasi serangan akut. Beberapa obat jangka
panjang antara lain kortikosteroid inhalasi yang merupakan
obat paling efektif, beta-2 agonis aksi panjang dan metil
ksantin (teofilin) untuk mengatasi gejala asma pada malam
hari (gejala nocturnal), kromolin dan nedokromil sebagai
antiinflamasi
21. Farmakologi Sosial_Rina Yuniarti, S.Farm,
APT.
21
• Untuk jangka panjang dan pendek, dapat digunakan
obat-obat sistemik (prednisolon, prednison,
metilprednisolon).
22.
23. Terapi non farmakologi
Edukasi kepada pasien/keluarga
bertujuan untuk :
meningkatkan pemahaman
(mengenai penyakit asma secara
umum dan pola penyakit asma
sendiri)
meningkatkan keterampilan
(kemampuan dalam penanganan
asma sendiri/asma mandiri)
meningkatkan kepuasan
meningkatkan rasa percaya diri
meningkatkan kepatuhan
(compliance) dan penanganan
mandiri
membantu pasien agar dapat
melakukan penatalaksanaan dan
mengontrol asma
23
Bentuk pemberian edukasi :
Komunikasi/nasehat saat berobat
Ceramah
Latihan/training
Supervisi
Diskusi
Tukar menukar informasi (sharing of
information group)
Film/video presentasi
Leaflet, brosur, buku bacaan
dll
24. Komunikasi yang baik adalah kunci kepatuhan pasien, upaya
meningkatkan kepatuhan pasien dilakukan dengan :
• Edukasi dan mendapatkan persetujuan pasien untuk setiap
tindakan/penanganan yang akan dilakukan. Jelaskan sepenuhnya kegiatan
tersebut dan manfaat yang dapat dirasakan pasien
• Tindak lanjut (follow-up). Setiap kunjungan, menilai ulang penanganan
yang diberikan dan bagaimana pasien melakukannya. Bila mungkin
kaitkan dengan perbaikan yang dialami pasien (gejala dan faal paru).
• Menetapkan rencana pengobatan bersama-sama dengan pasien.
• Membantu pasien/keluarga dalam menggunakan obat asma.
• Identifikasi dan atasi hambatan yang terjadi atau yang dirasakan pasien,
sehingga pasien merasakan manfaat penatalaksanaan asma secara
konkret.
• Menanyakan kembali tentang rencana penganan yang disetujui bersama
dan yang akan dilakukan, pada setiap kunjungan.
• Mengajak keterlibatan keluarga.
• Pertimbangkan pengaruh agama, kepercayaan, budaya dan status
sosioekonomi yang dapat berefek terhadap penanganan asma 24
25.
26. Peran Farmasis
• Mengedukasi pasien mengenai fakta dasar tentang asma:
– Beda saluran asma yg normal dg pasien asma
– Apa yg terjadi ketika serangan asma
• Mengedukasi pasien tentang pengobatan asma
– Bagaimana obat bekerja
– Pengobatan jk panjang dan pengobatan serangan akut
– Tekankan pada kepatuhan penggunaan obat terutama yg mendapat terapi jk panjang.
• Mengedukasi tentang teknik penggunaan inhaler yang benar
– demonstrasikan cara memakai inhalaer dan bentuk device yg lain
• Memantau penggunaan obat pada saat refill dapat membantu
mengidentifikasi pasien yang kontrol asmanya kurang baik komunikasikan
dengan dokternya.
• Mengedukasi pasien untuk memantau kondisinya.
– Bagaimana memantau gejala dan mengenal kapan kondisi memburuk
– Kapan dan bagaimana melakukan tindakan darurat (rescue actions)
• Mengedukasi pasien untuk mengidentifikasi dan menghindari faktor pemicu