4. 10 besar penyebab
kesakitan dan kematian
di indonesia
World Healt Organization (WHO)
memperkirakan penduduk dunia
menderita asma. bahkan jumlah
ini diperkirakan akan terus
bertambah hingga mencapai
180.000 orang setiap tahun
Asma
penyakit kronis saluran pernafasan yang
ditandai oleh inflamasi, peningkatan
reaktivitas terhadap berbagai stimulus, dan
sumbatan saluran napas yang bisa kembali
spontan atau dengan pengobatan yang
sesuai
Penurunan kualitas hidup, produktivitas
yang menurun, ketidakhadiran
disekolah, peningkatan biaya kesehatan,
risiko perawatan dirumah sakit dan
bahkan kematian
5. Asma adalah suatu keadaan dimana
saluran nafas mengalami
penyempitan karena hiperaktivitas
pada rangsangan tertentu, yang
mengakibatkan peradangan,
penyempitan ini bersifat sementara
(Wahid & Suprapto, 2013)
Definisi
Jadi asma atau reactive air way disease
(RAD) adalah penyakit obstruksi pada jalan
napas yang bersifat reversible kronis yang
ditandai dengan bronchopasme dengan
karakteristik adanya mengi dimana trakea
dan bronchi berespon secara hiperaktif
terhadap stimuli tertentu serta mengalami
peradangan atau inflamasi
7. Etiologi Asma
Emosi, rasa
takut dan cemas
Faktor Intrinsik
01
otot yang peka
disaluran pernafasan
mengencang
sehingga saluran
udara menyempit
Kegiatan Jasmani
02
Debu, bulu,
polusi udara
Faktor Ekstrinsik
03 04
cuaca yang
lembab dan
dingin
.
Faktor Lingkungan
9. Masuknya alergen ke dalam saluran
respirasi
Merangsang sistem imun untuk
membentuk antibodi jenis IgE
IgE menempel di permukaan sel
mastosit di sepanjang saluran napas
Bronkokonstriksi, udem kelenjar sub
mukosa
Pembebasan mediator kimia (histamin,
leukotrien, prostaglandin, dll)
PATOFISIOLOGI ASMA
(Sumber : Dipiro Pharmacotherapy 6th)
13. Gejala asma bersifat episodik, seringkali reversibel
dengan/atau tanpa pengobatan.
Gejala awal berupa ;
=> Batuk terutama pada pada malam hari atau dini
hari
=> Sesak napas
=> napas berbunyi (mengi) yang terdengar jika
pasien menghembuskan napasnya
=> rasa berat didada
=> dahak sulit keluar
Gejala yang berat adalah keadaan gawat
darurat yang mengancam jiwa.
Yang termasuk gejala yang berat adalah:
=> Serangan batuk yang hebat
=> Sesak napas yang berat dan tersengal-
sengal
=> Sianosis (kulit kebiruan, yang dimulai dari
sekitar mulut)
=> Sulit tidur dan posisi tidur yang nyaman
adalah dalam keadaan duduk
=> Kesadaran menurun
MANIFESTAS KLINIK ASMA
15. Diagnosis asma yang tepat sangatlah penting,
sehingga penyakit ini dapat ditangani dengan
semestinya, batuk kronik berulang merupakan
titik awal untuk menegakkan diagnosis
secara umum untuk menegakkan diagnosis
asma diperlukan anamnesis, pemeriksaan
fisik , dan pemeriksaan penunjang
sumber: KEMENKES RI NO 1023/MENKES/SK/XI/2008
16. Ada beberapa hal yang harus ditanyakan dari pasien yang mengidap penyakit asma antara
lain:
a. Apakah ada batuk yang berulang terutama pada malam menjelang dini hari?
b. Apakah pasien mengalami mengi atau dada terasa berat atau batuk setelah terpajan alergen
atau polutan?
c. apakah pada waktu pasien mengalami selesma (common cold) merasakan sesak di dada dan
selesmanya menjadi berkepanjangan (10 hari atau lebih)?
d. Apakah ada mengi atau rasa berat di dada atau batuk setelah melakukan aktifitas atau
olahraga?
e. Apakah gejala-gejala tersebut di atas berkurang/hilang setelah pemberian obat pelega
(bronkodilator)?
f. Apakah ada batuk, mengi, sesak di dada jika terjadi perubahan musim/cuaca atau suhu yang
ekstrim (tiba-tiba)?
g. Apakah ada penyakit alergi lainnya (rinitis, dermatitis atopi, konjunktivitis alergi)?
h. Apakah dalam keluarga (kakek/nenek, orang tua, anak, saudara kandung, sepupu) ada yang
menderita asma atau alergi?
1. ANAMNESIS
sumber: KEMENKES RI NO 1023/MENKES/SK/XI/2008
17. 2. PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik dapat bervariasi dari normal sampai didapatkannya kelainan. Perlu
diperhatikan tanda-tanda asma dan penyakit alergi lainnya. Tanda asma yang paling sering
ditemukan adalah mengi, namun pada sebagian pasien asma tidak didapatkan mengi diluar
serangan. Begitu juga pada asma yang sangat berat mengi dapat tidak terdengar (silent
chest), biasanya pasien dalam keadaan sianosis dan kesadaran menurun
sumber: KEMENKES RI NO 1023/MENKES/SK/XI/2008
18. 2. PEMERIKSAAN FISIK
Secara umum pasien yang sering mengalami asma dapat ditemukan hal-hal
sebagai berikut, sesuai derajat serangan :
Inspeksi
● pasien terlihat gelisah
● merasa sesak
● sianosis
Palpasi
● biasanya tidak ditemukan kelainan
● pada serangan berat dapat terjadi
pulsus paradoksus
Perkusi
● biasanya tidak
ditemukan kelainan
Auskultasi
● ekspirasi memanjang
● mengi
● suara lendir
sumber: KEMENKES RI NO 1023/MENKES/SK/XI/2008
19. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk diagnosis asma:
● Pemeriksaan fungsi/faal paru dengan alat spirometer
● Pemeriksaan arus puncak ekspirasi dengan alat peak flow rate meter
● Uji reversibilitas (dengan bronkodilator)
● Uji provokasi bronkus, untuk menilai ada/tidaknya hipereaktivitas bronkus
● Uji Alergi (Tes tusuk kulit /skin prick test) untuk menilai ada tidaknya alergi
● Foto toraks, pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan penyakit selain
asma
3. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
sumber: KEMENKES RI NO 1023/MENKES/SK/XI/2008
27. Monitoring dan Evaluasi
kegiatan yang berguna untuk melihat proses keberhasilan
terapi yang telah dilaksanakan oleh pasien tersebut.
Monitoring terhadap terapi yang diterapkan
pada pasien asma bertujuan agar :
➢ Menurunkan kemungkinan terjadinya
resiko yang lebih parah
➢ Terlaksananya penegakan diagnosis
dan tatalaksana pasien asma sesuai
standar/kriteria
➢ Menurunnya angka kesakitan dan
kematian akibat asma
➢ Mengetahui apakah pengobatan yang
diberikan cocok atau tidak.
Komponen-komponen yang merupakan bagian dari evaluasi
asma adalah meliputi :
1. Gejala
2. Gejala pada malam hari
3. Pengaruh dengan aktivitas normal
4. Fungsi paru
5. Kualitas Hidup
6. Kambuhnya penyakit yang menyebabkan
meningkatnya keparahan
7. Perawatan yang berhubungan dengan ESO
8. Kepuasan pasien terhadap pengobatan
29. Solusi
● Hindari paparan asap rokok, debu, polusi udara, bau-bauan yang megiritasi seperti
parfum, obat semprot serangga.
● Jangan memelihara hewan seperti kucing, anjing
● Gunakan kasur dan bantal sintesis atau jika tidak ada, gunakan kain penutup yang terbuat
dari bahan sintesis
● Membawa obat asma
30. Kesimpulan
Asma merupakan penyakit inflamasi (peradangan) kronik saluran napas
yang ditandai adanya mengi episodik, batuk dan rasa sesak di dada akibat
penyumbatan saluran napas. Pengobatan asma harus dilakukan secara tepat
dan benar untuk mengurangi gejala yang timbul. Pengobatan asma memerlukan
kerja sama antara pasien, keluarga, dan dokternya. Oleh karena itu pasien asma
dan keluarganya harus diberi informasi lengkap tentang obat yang
dikonsumsinya seperti kegunaan, dosis, aturan pakai, cara pakai dan efek
samping yang mungkin timbul. Pasien hendaknya juga menghindari faktor yang
menjadi penyebab timbulnya asma.
31. REFERENSI
John Rees dkk. 1998. Petunjuk Penting Asma, Edisi III. Jakarta: Penerbit buku
Kedokteran EGC
Wells BG., JT Dipiro, TL Schwinghammer, CW.Hamilton, Pharmacoterapy
Handbook 6th ed International edition, Singapore, McGrawHill, 2006:826-848.
Farthing K., MJ Ferill, JA Generally, B Jones, BV Sweet, JN Mazur, et al. Drug Facts
& Comparison 11th ed., St.Louis:Wolter Kluwer Health, 2007: 417-459
Asma, Pedoman Diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia, PDPI, 2004
33. KIE
memberikan pendidikan kepada pasien agar
mereka lebih mengerti dan memahami
rejimen pengobatan yang diberikan sehingga
pasien dapat lebih berperan aktif dalam
pengobatannya yang dapat meningkatkan
kepatuhan mereka dalam menggunakan
obat.
TUJUAN
01
1. Tenaga Kesehatan
2. Masyarakat Umum
3. Masyarakat Khusus
SASARAN
02
1. Menyusun materi penyuluhan & mengadakan
pelatihan KIE
2. meningkatkan Keterampilan penggunaan
obat/ alat inhalasi pada petugas kesehatan,
pasien dan keluarga
3. melaksanakan penyuluhan / KIE
4. Penyuluhan perorangan/ penyuluhan
kelompok
5. Penyuluhan bagi pasien & keluarga tentang
pencegahan & penanggulangan asma
KEGIATAN
03
34. KONSELING
Apa yg dikatakan
dokter tentang
peruntukan/
kegunaan
pengobatan anda?
Bagaimana yg
dikatakan dokter
tentang cara
pakai obat anda?
Apa yg dikatakan
dokter tentang
harapan terhadap
pengobatan anda?
01 02 03
Untuk penderita yang mendapat resep dokter dapat diberikan konseling secara lebih
terstruktur dengan Tiga Pertanyaan Utama (Three Prime Questions) sebagai berikut :
35. Pemakaian pertanyaan Three Prime Questions yang diberikan saat
konseling dimaksudkan agar :
★ Membantu pasien inap, rawat
jalan dan yang akan keluar dari
rumah sakit untuk memahami
rencana pengobatan asma
★ Tidak terjadi tumpang tindih
informasi yg belum diberikan
dokter, sesuai kebutuhan
★ Menggali fenomena puncak
gunung es dengan memakai
pertanyaan-pertanyaan terbuka
★ Menghemat waktu
36. STUDI KASUS ASMA
Ny. A, seorang ibu 30thn, tinggi 160cm, BB 50kg adalah penderita asma. Riwayat
pengobatan yg digunakan Ny. A selama ini adalah dexamethason 0.5mg tablet serta
salbutamol 2mg tablet ( masing-masing 3x sehari) sejak frekuensi sesak nafasnya meningkat.
Asetaminofen 500mg juga diberikan bila mengalami sakit kepala. Sebelumnya Ny. FS sejak
kecil didiagnosa mengidap asma dan saat remaja bila serangan sesak nafas menyerang FS
mengonsumsi aminofilin tablet dengan dosis dan frekuensi sesuai. Hingga saat inipun pasien
terkena serangan asma, pasien masih mendapatkan obat tersebut.
Pagi itu pasien datang ke apotek karena obatnya habis dan ingin membelinya kembali
untuk mencegah jika ada serangan kembali tanpa membawa resep dokter.
37. DIALOG
Pagi pa, perkenalkan saya tina apoteker
disini. ada yg bisa saya bantu pa?
Pagi juga bu, saya mau beli obat buat
penyakit saya
memang nya penyakit bapak apa?
saya punya penyakit asma, saya tadi pagi kena serangan
asma & biasanya kalau serangan minimunya kombinasi
obat dari salbutamol & deksametason. berhubung obat
saya habis, saya kesini mau membelinya.
bapak bawa resep obatnya?
Tidak
38. LANJUTAN
kalau begitu bapak sekarang kedokter, kemudian periksa
dulu. setelah itu minta dibuatkan resep nanti bapak datang
kesini lagi untuk menebus obatnya
apaibu tidak bisa memberikan obat
tersebut tanpa resep dokter
saya tidak bisa memberikannya tanpa
resep dokter karena itu sudah
ketentuannya pa
pokoknya saya tidak punya waktu kedokter, karena jauh.
lagipula saya ada urusan yang harus diselesaikan, tolong ya bu
kalau begitu, boleh saya meminta waktu sebentar dengan bapak?
iya, boleh tapi saya hanya punya
waktu 15 menit
39. LANJUTAN
iya pa, tidak apa-apa mari keruangan saya
jadi gimana bu?
gini pak, bapak kan punya penyakit asma, karena
bapak tidak mau kedokter, saya sarankan kepada
bapak, sebaiknya bapak pakai obat inhaler saja.
saya belum mencoba inheler, selama ini saya minum
kombinasi obat deksametason dan salbutamol
ya pak, bapak tidak salah. apa yang bapak lakukan sudah
benar, tetapi pd saat serangan terjadi sebaiknya bapak cukup
menggunakan inheler
Oh ya?
40. LANJUTAN
ya pa, karena selain penggunaannya lebih mudah & praktis
dibawa kemana saja & pd saat serangan bisa langsung
digunakan
oh begitu ya bu. soalnya selama ini saya selalu mendapat resep
dari dokter kombinasi obat dekametason dan salbutamol
oh begitu, informasi apa yang bapak ketahui
mengenai obat tersebut?
tidak ada bu, saya tahunya obat itu untuk
asma
kalau tetang inheler bagaimana pa? apakah pernah
mendengar atau mengerti cara pakainya?
Belum bu
41. LANJUTAN
inheler itu obat yg digunakan untuk
asma pd saat serangan, pengunaannya
lebih mudah dibandingkan dgn obat yg
biasa bapak gunakan, karena inheler
hanya disemprotkan kedalam mulut
sehingga bapak tidak akan merasa
kesulitan dalam menggunakannya
tapi saya masih belum mengerti
penggunaannya, ibu bisa
memberikan penjelasan kepada
saya?
begini pak, cara penggunaannya
42. baik kalau begitu bu
apakah bapak sudah mengerti tentang apa yg
saya jelaskan tadi? bolehkah bapak mengulang
kembali tentang penjelasan saya tadi?
baik bu, saya harus duduk tegak dgn dagu terangkat kemudian inhalernya dikocok
teratur, karena ini penggunaan pertama untuk saya, maka saya harus menyemprotkan
dahulu inhelernya masih berfungsi dgn baik/ tdk, kemudian tarik nafas dlm-dlm &
buang perlahan lalu letakkan inhelernya dibagian mulut (diantara gigi atas & bawah)
kemudian tutup mulut rapatkan bibir, lalu mulai bernapas perlahan secara
berbarengan, tekan bagian tombol inhaler untuk melepaskan obatnya. 1 kali tekan
untuk satu kali semprotan obat, lau lanjutkan untuk bernapas untuk memastikan obat
mencapai paru2. kemudian menahan napas selama kurang lebih 10 detik. lalu buang
napas berulang. jika saya membutuhkan semprotan yg berikutnya, tunggu sampai
30detik & kocok kembali inhaler kemudian gunakan seperti biasa.
LANJUTAN
43. kira-kira hal apa yg harus saya lakukan untuk
mencegah serangan asma ini agar tidak sering
kambuh lagi bu?
iya betul, rupanya bapak sudah mengerti tentang
apa yg saya jelaskan. kira-kira ada yg bapak
tanyakan kembali?
LANJUTAN
bapak harus menghindari pemicu serangan
seperti debu, polusi, merokok. selain itu bapak
juga harus rutin berolahraga ya pak
oh begitu, baiklah bu.. saya sudah mengerti
baik bapak, semoga lekas sembuh ya.. jika ada
keluhan, bisa langsung menghubungi dokter/
berkonsultasi dengan saya kembali
baik bu termakasih
iya pak, sama-sama
46. Solusi
● Hindari paparan asap rokok, debu, polusi udara, bau-bauan yang megiritasi seperti
parfum, obat semprot serangga.
● Jangan memelihara hewan seperti kucing, anjing
● Gunakan kasur dan bantal sintesis atau jika tidak ada, gunakan kain penutup yang terbuat
dari bahan sintesis
● Membawa obat asma
47. Kesimpulan
Asma merupakan penyakit inflamasi (peradangan) kronik saluran napas
yang ditandai adanya mengi episodik, batuk dan rasa sesak di dada akibat
penyumbatan saluran napas. Pengobatan asma harus dilakukan secara tepat
dan benar untuk mengurangi gejala yang timbul. Pengobatan asma memerlukan
kerja sama antara pasien, keluarga, dan dokternya. Oleh karena itu pasien asma
dan keluarganya harus diberi informasi lengkap tentang obat yang
dikonsumsinya seperti kegunaan, dosis, aturan pakai, cara pakai dan efek
samping yang mungkin timbul. Pasien hendaknya juga menghindari faktor yang
menjadi penyebab timbulnya asma.
48. REFERENSI
1. John Rees dkk. 1998. Petunjuk Penting Asma, Edisi III. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC
2. Wells BG., JT Dipiro, TL Schwinghammer, CW.Hamilton, Pharmacoterapy Handbook 6th ed
International edition, Singapore, McGrawHill, 2006:826-848.
3. Farthing K., MJ Ferill, JA Generally, B Jones, BV Sweet, JN Mazur, et al. Drug Facts &
Comparison 11th ed., St.Louis:Wolter Kluwer Health, 2007: 417-459
4. Asma, Pedoman Diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia, PDPI, 2004