Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan umat Islam, baik internal maupun eksternal. Secara internal, permasalahan tersebut meliputi aqidah dan akhlak yang rusak, perpecahan antar umat Islam, fanatisme madzhab, kurangnya komitmen dalam menjalankan Islam, dan masalah pendidikan. Secara eksternal, permasalahan tersebut adalah ghazwul fikr, sekularisme, dan kristenisasi. Dokumen ini juga menyebutkan be
2. Kompetensi Dasar
Memahami permasalahan umat Islam
saat ini.
Memahami faktor penyebab
permasalahan umat baik dari sisi
internal maupun eksternal.
Memahami dan mampu menjadi
trendsetter bagi solusi permasalahan
umat.
3. Indikator Keberhasilan
Peserta mampu menyebutkan
permasalahan umat Islam masa kini.
Peserta mampu menganalisis
permasalahan mulai dari akar masalah,
dampak, serta bagaimana solusinya.
Peserta mampu menyebutkan tindakan
nyata seorang muslim muda sebagai
wujud solusi yang ditawarkan.
4. Apa sih “masalah” itu?
“Ketidaksesuaian kondisi ideal dengan realita yang ada”
Problematika Umat Islam:
Kondisi umat Islam yang sangat jauh jika dibandingkan
dengan kondisi ideal umat Islam seperti yang disebutkan
dalam Al-Quran dan Hadits serta realitas umat
terdahulu.
Realita sekarang menunjukkan bahwa eksistensi ummat
Islam seperti yg disebutkan dalam al Qur’an dan Hadits
serta realitas umat terdahulu hilang atau dengan kata
lain, umat Islam sekarang sedang terpuruk.
6. Problematika Umat Islam
Internal
1. Aqidah dan Akhlaq yang Rusak
2. Perpecahan antar Umat Islam
3. Fanatisme Madzhab
4. Kurangnya Komitmen Dalam
Menjalankan Islam
5. Pendidikan
9. Aqidah dan Akhlaq yang Rusak
Aqidah dan akhlaq merupakan perkara yang
dasar dalam ajaran Islam. Sehingga akan
sangat berbahaya jika aqidah dan akhlaq ini
sudah mulai rusak.
Kesempurnaan Islam tidak lagi dikenal oleh
umat Islam. Bahkan umat Islam sendiri
menganggap Islam hanya mengatur masalah
ibadah saja, tidak mengatur hal-hal yang lain.
Sehingga terjadi kerancuan dan kekaburan
makna dan persepsi terhadap ajaran Islam.
Pemeluk Islam sendiri malah akan merasa
asing dengan ajaran agama mereka sendiri.
10. Perpecahan Umat Islam
Dijadikannya negara Muslim menjadi
banyak dan kecil-kecil menjadikan
umat Islam selalu dalam keadalaan
berpecah belah. Sehingga negara
Muslim lebih banyak disibukkan dengan
perebutan batas negara dan munculnya
paham sukuisme dan nasionalisme
sempit.
11. Fanatisme Madzhab
Umat Islam masih sering terjebak dengan pembahasan
permasalah Mazhab yang notabene adalah permasalahan
furu’ (cabang).
Pada kajian-kajian keislaman kemudian juga lebih
membahas permasalahan perbedaan mazhab dan seringnya
mengarah pada menjelekkan mazhab yang lain. Seolah
surga hanya untuk mazhabnya sendiri.
Hal ini kemudian menjadikan umat Islam tidak mau bekerja
sama untuk menegakkan Islam. Justru lebih senang bergaul
dengan orang sekuler atau non Islam. Ini jelas tidak
menguntungkan Islam. Padahal perbedaan semacam ini
adalah sebuah keniscayaan. Yang harus dilakukan justru
adalah berhimpun bukan berpecah-belah.
12. Kurangnya Komitmen Dalam
Menjalankan Islam
“Integritas kultur Islam dan kesatuan way of life
Islam terpecah-pecah di dalam diri mereka, di
dalam pemikiran dan aksi mereka, di dalam
rumah dan keluarga mereka.”
Jauhnya umat Islam dari kehidupan Islami
menyebabkan ajaran-ajaran Islam menjadi sesatu
yang aneh justru bagi kaum Muslimin sendiri.
13. Pendidikan
Tingkat pendidikan dunia Islam masih sangat
memprihatinkan.
Sistem pendidikan dinegara Muslim selama ini adalah sistem
yang mengadopsi Barat yang penuh dengan sekulerisme dan
menimbulkan keraguan pada umat Islam tentang ajaran
agamanya.
Pemuda Islam tidak diajarkan bagaimana sejarah masa
lampau dan kejayaan agamanya. Malah diberikan keraguan
terhadap kesempurnaan Islam dengan membelokan sejarah.
Bangsa Barat medirikan instritut-institut kebudayaan
mereka. Sehingga, melepaskan pemuda Muslim dari warisan
budaya Islam dan mengagungkan apa saja yang berbau
Barat. Meremehkan agama dan minder dengan identitas
keIslamannya.
15. Ghazwul Fikri
Ghazwul Fikri = usaha suatu bangsa untuk menguasai
pemikiran bangsa lain (kaum yang diinvasi), lalu
menjadikan mereka sebagai pengikut setia terhadap setiap
pemikiran, idealisme, way of life, metode pendidikan,
kebudayaan, bahasa, etika, serta norma-norma kehidupan
bangsa penginvasi.
Ghazwul Fikri jelas merusak tatanan masyarakat Islam,
mengganti budaya Islam dengan Barat dan menjauhkan
umat Islam dengan ajaran agamanya sendiri.
Garis besar langkah kerja mereka: Merusak Islam dari segi
aqidah dan akhlak, memecah kaum muslim dengan
nasionalisme sempit, menjelek-jelekkan gambaran Islam,
memperdayakan bangsa muslim bahwa segala kemajuan
peradaban bisa dicapai dengan memisahkan agama (Islam)
dari kehidupan masyarakat.
16. Sekulerisme
Pemisahan dengan sangat dikotomis antara ilmu-ilmu agama
dan ilmu-ilmu non-agama memang merupakan bagian dari
upaya untuk menghilangkan peran agama dalam masyarakat
dan memunculkan keraguan akan kebenaran agama.
Sekulerisme menjadi sesuatu yang dianggap baik oleh Barat
karena secara historis ia terlahir dari perlawanan atas
kejumudan pemikiran gereja diabad pertengahan.
Sekulerisme berdampak cukup serius kepada umat Islam,
selain hilangnya kepahaman akan syumuliataul Islam juga
menjadikan agama hanya sebatas ritual-ritual semata. Agama
yang merupakan sumber terbesar dari energi serta aspirasi dan
merupakan pemandu menuju kehidupan yang bermakna diatas
bumi ini menjadi begitu berubah. Agama hanyalah urusan
akhirat. Dan yang menyebar justru kemudian hal-hal yang
menyangkut dengan mistik, takhayul, dll
17. Kristenisasi
Kristenisasi secara bahasa merupakan upaya
untuk mengkristenkan orang lain dan
menyebarkan ajaran kristen ke berbagai
negara.
Namun tujuan mereka sebenarnya bukan
cuma menjadikan orang masuk agama
kristen, tapi malah yang utama adalah
mengeluarkan orang Islam dari keIslamannya.
Umat Islam tidak perlu dikeluarkan dari
agamanya, tapi cukup dijauhkan dari ajaran
agamanya karena dengan begitu secara
sendirinya umat Islam akan keluar dari agama
Islam.
18. Solusi
Islamisasi pengetahuan
penguasaan sains dan ternologi sesuai dengan tuntunan Islam serta
loyalitas ilmuwan muslim kepada agamanya dan negaranya.
Kemandirian ekonomi negara Muslim
Meski saat ini kondisi perekonomian hampir di semua negara Muslim
dalam kondisi memprihatinkan. Namun, basis-basis bagi kemandirian
itu harus ditanamkan dengan kokoh, terutama kebutuhan primer
masyarakat.
Membentuk kerjasama antar organisasi Islam
Lembaga, pusat studi dan kajian serta ormas islam harus memiliki
jaringan yang kuat dan luas sehingga informasi dan ukhuwah dapat
senantiasa terbina.
Perbaikan Sistem Pendidikan
Semua tokoh pembaharu dan penyokong gagasan islamisasi sains
sepakat bahwa perbaikan sistem pendidikan adalah hal yang urgen
bagi terbentuknya peradaban islam. Bagaimanapun sistem pendidikan
masih didominasi oleh pemikiran sekulerisasi. Oleh karena itu perlu
usaha keras untuk melakukan perbaikan.
19. Membentengi Diri dari
Problematika Umat Islam
Ilmu
Apapun latar belakang keilmuan anda, tentu akan dapat memberikan
manfaat bagi proses perbaikan umat. Oleh karena itu, perlu menuntut
ilmu dengan sungguh-sungguh.
Mencari ilmu di bangku perkuliahan bukan semata-mata mencari
nilai/IPK, tapi dengan ilmu yang dipelajari diharapkan dapat
menyelesaikan problematika yang ada.
Jama’ah/Organisasi
“Kebaikan yang tidak terorganisir akan kalah dengan keburukan yang
terorganisir.” Itulah nasihat Khalifah Ali bin Abi Thalib. Oleh karena
itu, umat Islam perlu bekerjasama antara satu dengan yang lainnya.
Disamping itu, dengan bersama-sama bisa saling memberi semangat
saat mulai lemah dalam memperjuangkan Islam.
Bersungguh-sungguh
Merupakan modal yang sangat berharga. Tanpa kesungguhan,
pekerjaan akan sia-sia belaka. Usaha yang dilakukan oleh orang yang
serius akan berbeda dengan usaha yang dilakukan oleh orang tanpa
keseriusan.