SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Akurasi diagnostik Dada Radiografi untuk
Diagnosis Tuberkulosis ( TB ) dan Perannya dalam
Deteksi Infeksi TB laten : Ulasan sistematis
Oleh : dr. Vidi S G Keliat
Pembimbing : dr. Armen H Rangkuti Sp.Rad
Departemen Radiologi
Fakultas kedokteran
Universitas Sumatera Utara
RSUP Haji Adam Malik
Medan
Pendahuluan
TB paru merupakan infeksi umum yang dijumpai di seluruh dunia
yang mengakibatkan mortalitas dan morbility tinggi terutama
pada kota berkembang. Infeksi TB laten (LTBI) adalah suatu
keadaan dari infeksi persisten, dengan tidak dijumpainya gejala
dari penyakit aktif.
Dari definisi ini baik infeksi laten TB dan TB bisa dipertimbangkan
sebagai kelanjutan dari proses patologis tetapi berasal dari
momen yang berbeda, dan kondisi kedua tersebut dibedakan
berdasarkan adanya suatu TB atau tidak adanya suatu LTBI dari
klinis, laboratorium dan temuan CXR.
Test diagnostik digunakan untuk mengidentifikasi seseorang
dengan LTBI adalah dengan menggunakan tuberkulin skin test
(TST) dan interferon ɤ (IGRA) ; keduanya dirancang untuk
mengidentifikasi respon imun adaptatif terhadap Mtb.
CXR memiliki sensitivitas yang baik untuk diagnosis TB paru, tapi
memiliki spesifisitas rendah.
Computed tomography (CT) mampu membedakan aktif atau
tidaknya suatu penyakit. CT dipertimbangkan sebagai pencitraan
dasar tambahan untuk CXR dalam prosedur penapisan untuk
mendeteksi infeksi yang lama dan infeksi TB laten .
Metode
Literatur medis dilakukan dengan pencarian PubMed sampai
januari 2013. Menggunakan kata kunci : “dada” atau “thoracic” +
“radiografi” atau “radiograf” atau “Xrays” + “tumor nekrosis
faktor alpha” atau “tumor nekrosis faktor alpha antagonis” atau
“biologis” .
Karya tulis yang dimasukkan yang mengenai diagnosis dan
pencitraaan TB laten dan TB post primary, dengan perhatian
khusus pada artikel yang mengenai reaktifasi TB pada pasien
yang menjalani pengobatan biologis.
Hasil
Apakah peran terbaru dari CXR dalam penapisan
LTBI?
WHO memperkirakan sekitar sepertiga dari populasi dunia sudah
terinfeksi Mtb, dengan 8,7 juta kasus baru infeksi pada tahun
2011. Diagnostik lengkap untuk mengevaluasi TB harus disertai
dengan riwayat medis, pemeriksaaan fisik, CXR, TST dan
pemeriksaaan serologis (IGRA), apusan mikrobiologis, dan kultur.
Gold standard dari diagnostik TB adalah dengan menggunakan
kultur spesimen Mtb yang berasal dari pasien, tetapi mengingat
pertumbuhan aerob yang lambat, pemeriksaan diagnostik ini
biasanya membutuhkan waktu yang lama.
CXR digunakan sebagai lanjutan dari TST atau IGRA untuk
penapisan , tapi bisa berbeda tergantung guidelines.
American college of rheumatology dan national psoriasis
foundation merekomendasikan penapisan identifikasi LTBI pada
pasien dengan rheumatoid arthritis (RA) dan penyakit psoriasis,
yang direncanakan untuk pemberian terapi dengan agen
biologis, mengindikasikan TST dan IGRA sebagai uji penapisan
pertama. CXR diutamakan pada kasus dengan TST/IGRA (+).
Kumpulan peneliti lain mempertimbangkan CXR sebagai langkah
pertama dalam penapisan. CXR berguna jika hasil TST tidak dapat
dipercaya, dikarenakan pembacaan hasil skin test cenderung
tidak praktis atau resiko dari transmisi kasus yang tidak
terdiagnostik cukup tinggi seperti uji yang dilakukan di institusi
seperti di penjara, RS atau tempat perawatan jangka panjang.
Apakah kegunaan diagnostik dari CXR sebagai
deteksi dari infeksi TB?
Penapisan CXR untuk TB/LTBI pada populasi resiko tinggi
menunjukkan temuan yang konsisten dengan/atau adanya
infeksi aktif atau infeksi sebelumnya. Terlepas dari adanya
perlukaan fibros pada parenkim paru, ada pola CXR yang spesifik
yang mengindikasikan infeksi TB sebelumnya dan/atau infeksi
yang sekarang.
• Lesi Ghon adalah granuloma tuberkulos yang terkalsifikasi
yang menunjukkan gejala ikutan dari infeksi TB primer.
Figure 2. Tubercular cavity. Posteroanterior chest radiography (A) and computerized tomography
reformatted image on the coronal plane (B). Panel
A shows an irregularly round opacity at the apex of the right lung (arrow). Panel B demonstrates
that the lesion in the apical lung parenchyma is a
tubercular cavity (arrow). A smaller focus of parenchymal consolidation, which was not
detectable on chest radiography, is appreciable in panel B in
correspondence to the paravertebral portion of the mid-lung field (arrowhead).
• Komplex ranke adalah kombinasi dari ghon yang ditandai
dengan pembesaran atau kalsifikasi kelnjar lymph
hilar/mediastinal
• Simon foci adalah nodul apikal, sering disertai kalsifikasi,
adalah hasil dari pembenihan hematogen pada infeksi primer.
Pemeriksaan CXR dianggap penting untuk mengidentifikasi
infeksi Tb aktif, dengan mempertimbangkan diagnosis banding
pada kondisi yang berbeda.
Menurut pernyataan gabungan yang dikeluarkan oleh American
thoracic society and US center for disease and disease control
and prevention subjek yang terinfeksi dengan Mtb dan TST
positif, diklasifikasikan berawal dari gejala klinis, radiografi dan
temuan bakteri menjadi suatu kategori sebagai berikut:
(A) infeksi TB, tanpa penyakit
(B) infeksi TB aktif secara klinis
(C) infeksi TB secara klinis inaktif.
Deteksi adanya abnormalitas (parenkim, limfnode, atau pleural),
dengan atau tanpa kalsifikasi, tidak bisa memberikan informasi
yang tepat mengenai aktifitas penyakit dalam 1 pemeriksaan
CXR. Perubahan hasil radiologi yang tidak berbeda dalam
rentang 4-6 bulan menunjukkan ketidakaktifan suatu penyakit.
Beberapa penelitian ditujukan untuk meneliti sensitivitas dan
spesifisitas dari temuan CXR untuk diagnosis TB.
Cohen et al mendapati sensitifitas sebesar 73-79% dan
spesitifitas sebesar 60-63% pada populasi resiko tinggi.
Hasil yang sama juga ditemukan oleh den Boon et al yang
membandingkan nilai diagnostik dari gejala TB tipikal (batuk,
produksi sputum, demam, penurunan berat badan, keringat
malam, hemoptisis, anoreksia, dyspnoe) dibanding radiografi
dada pada kelompok survei TB sebelumnya.
Diagnosis yang tepat dari TB pulmonal pada CXR tergantung
pada keterampilan pembaca gambar, karena tehnik interpretasi
CXR sampai saat ini belum terstandarisasi .
CT adalah pemeriksaan yang dapat menunjang diagnostik
pemeriksaan TB. CT dapat membedakan antara penyakit yang
aktif dan non aktif, dan lebih sensitif dari CXR dalam mendeteksi
penyakit yang terlokalisir ataupun yang menyebar.
Penelitian Woodring et al menyatakan diagnosis CXR pertama
dari TB hanya di nilai betul pada 49% dari semua kasus (cth 34%
dari TB primer dan 59% dari TB yang teraktifasi). Pemeriksaan CT
dada secara efektif bisa mendeteksi 80% dari pasien dengan TB
aktif dan 89% diantarnya TB dengan inaktif.
CT sangat berguna ketika ada ketidaksesuaian antara gambaran
klinis dan temuan radioligis. Lew et al menunjukkan bahwa tidak
ada pemeriksaan diagnostik yang sensitif 100% untuk
pemeriksaan TB dan menyarankan pendekatan diagnostik yang
dikombinasikan meliputi TST, CXR, IGRA, dan CT.
Marais et al, kegunaan pemeriksaan CT dada sebagai penapisan
dari kontak asimptomatik adalah tidak aman karena akan
mengakibatkan over diagnosis dari “TB aktif” dan akan
memaparkan pasien kepada dosis radiasi yang tinggi. CT
dipertimbangkan hanya pada kelompok tertentu seperti pasien
dengan gangguan imun.
Figure 3. Miliary tuberculosis from hematogenous seeding. Posteroanterior (A) and lateral (B)
chest radiographs. Panel A demonstrates peribronchovascular
interstitial thickening with a micronodular appearance. Computerized tomography (CT) image on
the axial plane (C) shows multiple
micronodules disseminated in both lungs, and the reconstructed CT image with maximum
intensity projection technique clearly demonstrates their
centrilobular location (D).
Bagaimana dengan pola atipikal dan kondisi
yang tidak baik?
Pasien – pasien dengan gangguan imun memiliki pola atipikal
atau tidak biasa dari CXR , contoh: efusi pleura soliter, gambaran
milier, lesi pada dasar paru, limfadenopati soliter pada
mediastinal. TB dengan HIV mempunyai pola CXR yang
bergantung pada tingkat imunosupresi.
Evaluasi pemeriksaan CT pada TB pulmoner pada pasien dengan
HIV seropositif yang gambaran CXR normal biasanya
menunjukkan sedikit abnormalitas, dan beberapa penulis
mengidentifikasi gambaran pola CT seperti multipel parenkim
nodul, tuberkuloma, dan limfadenopati.
Seorang anak mempunyai TST positif, gambaran CXR normal, dan
tidak ada symtomp, maka anak tersebut dipertimbangkan
mengalami LTBI. Jika hasil temuannya adalah TST positif CXR
patologis dan dijumpai gejala, anak tersebut dipertimbangkan
memiliki TB. Jika anak tersebut mempunyai kontak dengan TB,
maka gambaran TST positif dan CXR patologis dengan atau tanpa
gejala sebaiknya di diagnosis dengan TB. Pemeriksaan CT dada
dianjurkan bila gambaran CXR tidak jelas.
Pernyataan
CXR dilakukan setelah dijumpai TST/IGRA positif.
Fungsi dari CXR dalam deteksi LTBI dapat disimpulkan sebagai
berikut :
• Radiografi dada sebagai alat diagnostik TB pulmonal
mempunyai sensitifitas yang baik tetapi spesifisitasnya buruk
• Diagnosis radiografis dari penyakit yang aktif dapat dibuat
berdasarkan evolusi sementara dari lesi pulmonal.
• Diagnosis radiografis dari TB susah dicari, dan simptomatis,
secara kultur positif TB pulmoal dengan gambaran CXR normal
jarang dijumpai.
• Pada kelompok pasien yang spesifik, termasuk calon dari
pengobatan anti TNF-α penjajakan yang dikombinasikan
berdasarkan uji imunologis, CXR, dan pemeriksaan CT bisa
sangat bermanfaaat untuk deteksi LTBI.
TERIMAKASIH

More Related Content

Viewers also liked

INTRODUCTION TO RADIOLOGY
INTRODUCTION TO RADIOLOGYINTRODUCTION TO RADIOLOGY
INTRODUCTION TO RADIOLOGYghalan
 
Pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapi
Pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapiPemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapi
Pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapiIshak Majid
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikW Theresia
 
radiology-x-ray film & screens
 radiology-x-ray film & screens radiology-x-ray film & screens
radiology-x-ray film & screensParth Thakkar
 
Contoh Presentasi Tugas Akhir
Contoh Presentasi Tugas AkhirContoh Presentasi Tugas Akhir
Contoh Presentasi Tugas AkhirAgus Nurwahyudi
 
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...
 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA... STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...Erlina Wati
 
Radiographic film
Radiographic filmRadiographic film
Radiographic filmRad Tech
 
X ray films
X ray filmsX ray films
X ray filmshmdali
 
Power Point 'Makalah Tugas Bu Ayu'
Power Point 'Makalah Tugas Bu Ayu'Power Point 'Makalah Tugas Bu Ayu'
Power Point 'Makalah Tugas Bu Ayu'chakaixing
 

Viewers also liked (10)

INTRODUCTION TO RADIOLOGY
INTRODUCTION TO RADIOLOGYINTRODUCTION TO RADIOLOGY
INTRODUCTION TO RADIOLOGY
 
Pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapi
Pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapiPemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapi
Pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapi
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
Pneumotórax
PneumotóraxPneumotórax
Pneumotórax
 
radiology-x-ray film & screens
 radiology-x-ray film & screens radiology-x-ray film & screens
radiology-x-ray film & screens
 
Contoh Presentasi Tugas Akhir
Contoh Presentasi Tugas AkhirContoh Presentasi Tugas Akhir
Contoh Presentasi Tugas Akhir
 
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...
 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA... STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN DIAGRAM ALIR PEMERIKSAAN PASIEN DI RUMAH SA...
 
Radiographic film
Radiographic filmRadiographic film
Radiographic film
 
X ray films
X ray filmsX ray films
X ray films
 
Power Point 'Makalah Tugas Bu Ayu'
Power Point 'Makalah Tugas Bu Ayu'Power Point 'Makalah Tugas Bu Ayu'
Power Point 'Makalah Tugas Bu Ayu'
 

Similar to Power point radiologi

Program TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasProgram TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasJoni Iswanto
 
Terjemahan screening pada tb anak asimptomatik
Terjemahan screening pada tb anak asimptomatikTerjemahan screening pada tb anak asimptomatik
Terjemahan screening pada tb anak asimptomatikzxrickyjack
 
Modul 4B Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx
Modul 4B Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptxModul 4B Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx
Modul 4B Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptxInetFyndianneM
 
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptxpenatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptxwisnukuncoro11
 
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS  Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS Soroy Lardo
 
Jurding Diffuse Pulmonary Hemorrhage.pptx
Jurding Diffuse Pulmonary Hemorrhage.pptxJurding Diffuse Pulmonary Hemorrhage.pptx
Jurding Diffuse Pulmonary Hemorrhage.pptxJessiecaLiusen2
 
4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx
4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx
4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptxssuser8fdb5d
 
Kanker paru pit 2014
Kanker paru pit 2014Kanker paru pit 2014
Kanker paru pit 2014fadlyrambe
 
Jurnal reading M.Hafidz Al-Qadri.pptx
Jurnal reading M.Hafidz Al-Qadri.pptxJurnal reading M.Hafidz Al-Qadri.pptx
Jurnal reading M.Hafidz Al-Qadri.pptxhafidzqadri
 
5 skripsi tuberkulosis
5 skripsi tuberkulosis 5 skripsi tuberkulosis
5 skripsi tuberkulosis Icha Stevany
 
Acute rhinosinusitis.docx
Acute rhinosinusitis.docxAcute rhinosinusitis.docx
Acute rhinosinusitis.docxAngGa137055
 
Cakupan pengobatan kasus tuberculosis cdr (case detection
Cakupan pengobatan kasus tuberculosis cdr (case detectionCakupan pengobatan kasus tuberculosis cdr (case detection
Cakupan pengobatan kasus tuberculosis cdr (case detectionVerla Audita
 
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docxAuliaDwiJuanita
 
Tb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifTb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifdesierianto
 

Similar to Power point radiologi (20)

Jurnal CRP ppt.pptx
Jurnal CRP ppt.pptxJurnal CRP ppt.pptx
Jurnal CRP ppt.pptx
 
WORD Referat.docx
WORD Referat.docxWORD Referat.docx
WORD Referat.docx
 
Program TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasProgram TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmas
 
Terjemahan screening pada tb anak asimptomatik
Terjemahan screening pada tb anak asimptomatikTerjemahan screening pada tb anak asimptomatik
Terjemahan screening pada tb anak asimptomatik
 
Modul 4B Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx
Modul 4B Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptxModul 4B Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx
Modul 4B Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx
 
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptxpenatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
 
PPT pak lili.pptx
PPT pak lili.pptxPPT pak lili.pptx
PPT pak lili.pptx
 
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS  Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
Case Presentation Co infection Miliary Tuberculosis and HIV/AIIDS
 
Materi tb-fkm-2012
Materi tb-fkm-2012Materi tb-fkm-2012
Materi tb-fkm-2012
 
PPT md.pptx
PPT  md.pptxPPT  md.pptx
PPT md.pptx
 
Jurding Diffuse Pulmonary Hemorrhage.pptx
Jurding Diffuse Pulmonary Hemorrhage.pptxJurding Diffuse Pulmonary Hemorrhage.pptx
Jurding Diffuse Pulmonary Hemorrhage.pptx
 
4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx
4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx
4. Diagnosis TBC pada Dewasa OK.pptx
 
Tuberculosis LAM.pptx
Tuberculosis LAM.pptxTuberculosis LAM.pptx
Tuberculosis LAM.pptx
 
Kanker paru pit 2014
Kanker paru pit 2014Kanker paru pit 2014
Kanker paru pit 2014
 
Jurnal reading M.Hafidz Al-Qadri.pptx
Jurnal reading M.Hafidz Al-Qadri.pptxJurnal reading M.Hafidz Al-Qadri.pptx
Jurnal reading M.Hafidz Al-Qadri.pptx
 
5 skripsi tuberkulosis
5 skripsi tuberkulosis 5 skripsi tuberkulosis
5 skripsi tuberkulosis
 
Acute rhinosinusitis.docx
Acute rhinosinusitis.docxAcute rhinosinusitis.docx
Acute rhinosinusitis.docx
 
Cakupan pengobatan kasus tuberculosis cdr (case detection
Cakupan pengobatan kasus tuberculosis cdr (case detectionCakupan pengobatan kasus tuberculosis cdr (case detection
Cakupan pengobatan kasus tuberculosis cdr (case detection
 
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
(Journal Reading) Aulia Dwi.docx
 
Tb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifTb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktif
 

Recently uploaded

2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 

Recently uploaded (20)

2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 

Power point radiologi

  • 1. Akurasi diagnostik Dada Radiografi untuk Diagnosis Tuberkulosis ( TB ) dan Perannya dalam Deteksi Infeksi TB laten : Ulasan sistematis Oleh : dr. Vidi S G Keliat Pembimbing : dr. Armen H Rangkuti Sp.Rad Departemen Radiologi Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP Haji Adam Malik Medan
  • 2. Pendahuluan TB paru merupakan infeksi umum yang dijumpai di seluruh dunia yang mengakibatkan mortalitas dan morbility tinggi terutama pada kota berkembang. Infeksi TB laten (LTBI) adalah suatu keadaan dari infeksi persisten, dengan tidak dijumpainya gejala dari penyakit aktif. Dari definisi ini baik infeksi laten TB dan TB bisa dipertimbangkan sebagai kelanjutan dari proses patologis tetapi berasal dari momen yang berbeda, dan kondisi kedua tersebut dibedakan berdasarkan adanya suatu TB atau tidak adanya suatu LTBI dari klinis, laboratorium dan temuan CXR.
  • 3. Test diagnostik digunakan untuk mengidentifikasi seseorang dengan LTBI adalah dengan menggunakan tuberkulin skin test (TST) dan interferon ɤ (IGRA) ; keduanya dirancang untuk mengidentifikasi respon imun adaptatif terhadap Mtb. CXR memiliki sensitivitas yang baik untuk diagnosis TB paru, tapi memiliki spesifisitas rendah. Computed tomography (CT) mampu membedakan aktif atau tidaknya suatu penyakit. CT dipertimbangkan sebagai pencitraan dasar tambahan untuk CXR dalam prosedur penapisan untuk mendeteksi infeksi yang lama dan infeksi TB laten .
  • 4. Metode Literatur medis dilakukan dengan pencarian PubMed sampai januari 2013. Menggunakan kata kunci : “dada” atau “thoracic” + “radiografi” atau “radiograf” atau “Xrays” + “tumor nekrosis faktor alpha” atau “tumor nekrosis faktor alpha antagonis” atau “biologis” . Karya tulis yang dimasukkan yang mengenai diagnosis dan pencitraaan TB laten dan TB post primary, dengan perhatian khusus pada artikel yang mengenai reaktifasi TB pada pasien yang menjalani pengobatan biologis.
  • 6. Apakah peran terbaru dari CXR dalam penapisan LTBI? WHO memperkirakan sekitar sepertiga dari populasi dunia sudah terinfeksi Mtb, dengan 8,7 juta kasus baru infeksi pada tahun 2011. Diagnostik lengkap untuk mengevaluasi TB harus disertai dengan riwayat medis, pemeriksaaan fisik, CXR, TST dan pemeriksaaan serologis (IGRA), apusan mikrobiologis, dan kultur. Gold standard dari diagnostik TB adalah dengan menggunakan kultur spesimen Mtb yang berasal dari pasien, tetapi mengingat pertumbuhan aerob yang lambat, pemeriksaan diagnostik ini biasanya membutuhkan waktu yang lama.
  • 7. CXR digunakan sebagai lanjutan dari TST atau IGRA untuk penapisan , tapi bisa berbeda tergantung guidelines. American college of rheumatology dan national psoriasis foundation merekomendasikan penapisan identifikasi LTBI pada pasien dengan rheumatoid arthritis (RA) dan penyakit psoriasis, yang direncanakan untuk pemberian terapi dengan agen biologis, mengindikasikan TST dan IGRA sebagai uji penapisan pertama. CXR diutamakan pada kasus dengan TST/IGRA (+).
  • 8. Kumpulan peneliti lain mempertimbangkan CXR sebagai langkah pertama dalam penapisan. CXR berguna jika hasil TST tidak dapat dipercaya, dikarenakan pembacaan hasil skin test cenderung tidak praktis atau resiko dari transmisi kasus yang tidak terdiagnostik cukup tinggi seperti uji yang dilakukan di institusi seperti di penjara, RS atau tempat perawatan jangka panjang.
  • 9. Apakah kegunaan diagnostik dari CXR sebagai deteksi dari infeksi TB? Penapisan CXR untuk TB/LTBI pada populasi resiko tinggi menunjukkan temuan yang konsisten dengan/atau adanya infeksi aktif atau infeksi sebelumnya. Terlepas dari adanya perlukaan fibros pada parenkim paru, ada pola CXR yang spesifik yang mengindikasikan infeksi TB sebelumnya dan/atau infeksi yang sekarang. • Lesi Ghon adalah granuloma tuberkulos yang terkalsifikasi yang menunjukkan gejala ikutan dari infeksi TB primer.
  • 10. Figure 2. Tubercular cavity. Posteroanterior chest radiography (A) and computerized tomography reformatted image on the coronal plane (B). Panel A shows an irregularly round opacity at the apex of the right lung (arrow). Panel B demonstrates that the lesion in the apical lung parenchyma is a tubercular cavity (arrow). A smaller focus of parenchymal consolidation, which was not detectable on chest radiography, is appreciable in panel B in correspondence to the paravertebral portion of the mid-lung field (arrowhead).
  • 11. • Komplex ranke adalah kombinasi dari ghon yang ditandai dengan pembesaran atau kalsifikasi kelnjar lymph hilar/mediastinal • Simon foci adalah nodul apikal, sering disertai kalsifikasi, adalah hasil dari pembenihan hematogen pada infeksi primer. Pemeriksaan CXR dianggap penting untuk mengidentifikasi infeksi Tb aktif, dengan mempertimbangkan diagnosis banding pada kondisi yang berbeda.
  • 12. Menurut pernyataan gabungan yang dikeluarkan oleh American thoracic society and US center for disease and disease control and prevention subjek yang terinfeksi dengan Mtb dan TST positif, diklasifikasikan berawal dari gejala klinis, radiografi dan temuan bakteri menjadi suatu kategori sebagai berikut: (A) infeksi TB, tanpa penyakit (B) infeksi TB aktif secara klinis (C) infeksi TB secara klinis inaktif.
  • 13. Deteksi adanya abnormalitas (parenkim, limfnode, atau pleural), dengan atau tanpa kalsifikasi, tidak bisa memberikan informasi yang tepat mengenai aktifitas penyakit dalam 1 pemeriksaan CXR. Perubahan hasil radiologi yang tidak berbeda dalam rentang 4-6 bulan menunjukkan ketidakaktifan suatu penyakit. Beberapa penelitian ditujukan untuk meneliti sensitivitas dan spesifisitas dari temuan CXR untuk diagnosis TB. Cohen et al mendapati sensitifitas sebesar 73-79% dan spesitifitas sebesar 60-63% pada populasi resiko tinggi.
  • 14. Hasil yang sama juga ditemukan oleh den Boon et al yang membandingkan nilai diagnostik dari gejala TB tipikal (batuk, produksi sputum, demam, penurunan berat badan, keringat malam, hemoptisis, anoreksia, dyspnoe) dibanding radiografi dada pada kelompok survei TB sebelumnya. Diagnosis yang tepat dari TB pulmonal pada CXR tergantung pada keterampilan pembaca gambar, karena tehnik interpretasi CXR sampai saat ini belum terstandarisasi .
  • 15. CT adalah pemeriksaan yang dapat menunjang diagnostik pemeriksaan TB. CT dapat membedakan antara penyakit yang aktif dan non aktif, dan lebih sensitif dari CXR dalam mendeteksi penyakit yang terlokalisir ataupun yang menyebar. Penelitian Woodring et al menyatakan diagnosis CXR pertama dari TB hanya di nilai betul pada 49% dari semua kasus (cth 34% dari TB primer dan 59% dari TB yang teraktifasi). Pemeriksaan CT dada secara efektif bisa mendeteksi 80% dari pasien dengan TB aktif dan 89% diantarnya TB dengan inaktif.
  • 16. CT sangat berguna ketika ada ketidaksesuaian antara gambaran klinis dan temuan radioligis. Lew et al menunjukkan bahwa tidak ada pemeriksaan diagnostik yang sensitif 100% untuk pemeriksaan TB dan menyarankan pendekatan diagnostik yang dikombinasikan meliputi TST, CXR, IGRA, dan CT. Marais et al, kegunaan pemeriksaan CT dada sebagai penapisan dari kontak asimptomatik adalah tidak aman karena akan mengakibatkan over diagnosis dari “TB aktif” dan akan memaparkan pasien kepada dosis radiasi yang tinggi. CT dipertimbangkan hanya pada kelompok tertentu seperti pasien dengan gangguan imun.
  • 17. Figure 3. Miliary tuberculosis from hematogenous seeding. Posteroanterior (A) and lateral (B) chest radiographs. Panel A demonstrates peribronchovascular interstitial thickening with a micronodular appearance. Computerized tomography (CT) image on the axial plane (C) shows multiple micronodules disseminated in both lungs, and the reconstructed CT image with maximum intensity projection technique clearly demonstrates their centrilobular location (D).
  • 18. Bagaimana dengan pola atipikal dan kondisi yang tidak baik? Pasien – pasien dengan gangguan imun memiliki pola atipikal atau tidak biasa dari CXR , contoh: efusi pleura soliter, gambaran milier, lesi pada dasar paru, limfadenopati soliter pada mediastinal. TB dengan HIV mempunyai pola CXR yang bergantung pada tingkat imunosupresi. Evaluasi pemeriksaan CT pada TB pulmoner pada pasien dengan HIV seropositif yang gambaran CXR normal biasanya menunjukkan sedikit abnormalitas, dan beberapa penulis mengidentifikasi gambaran pola CT seperti multipel parenkim nodul, tuberkuloma, dan limfadenopati.
  • 19. Seorang anak mempunyai TST positif, gambaran CXR normal, dan tidak ada symtomp, maka anak tersebut dipertimbangkan mengalami LTBI. Jika hasil temuannya adalah TST positif CXR patologis dan dijumpai gejala, anak tersebut dipertimbangkan memiliki TB. Jika anak tersebut mempunyai kontak dengan TB, maka gambaran TST positif dan CXR patologis dengan atau tanpa gejala sebaiknya di diagnosis dengan TB. Pemeriksaan CT dada dianjurkan bila gambaran CXR tidak jelas.
  • 20. Pernyataan CXR dilakukan setelah dijumpai TST/IGRA positif. Fungsi dari CXR dalam deteksi LTBI dapat disimpulkan sebagai berikut : • Radiografi dada sebagai alat diagnostik TB pulmonal mempunyai sensitifitas yang baik tetapi spesifisitasnya buruk • Diagnosis radiografis dari penyakit yang aktif dapat dibuat berdasarkan evolusi sementara dari lesi pulmonal.
  • 21. • Diagnosis radiografis dari TB susah dicari, dan simptomatis, secara kultur positif TB pulmoal dengan gambaran CXR normal jarang dijumpai. • Pada kelompok pasien yang spesifik, termasuk calon dari pengobatan anti TNF-α penjajakan yang dikombinasikan berdasarkan uji imunologis, CXR, dan pemeriksaan CT bisa sangat bermanfaaat untuk deteksi LTBI.