Modul ini membahas diagnosis tuberkulosis pada dewasa, meliputi pengertian dan perjalanan penyakit tuberkulosis, gejala-gejala, algoritma diagnosis, dan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis penyakit tersebut secara akurat."
3. Penyakit menular
langsung yang
disebabkan oleh
kuman
Mycobacterium
tuberculosis
Sebagian
menyerang paru,
tetapi dapat juga
mengenai organ
tubuh lainnya
TBC pada anak usia
0-18 tahun, TBC pada
dewasa di atas 18
tahun
Diagnosis TBC anak
relatif lebih sulit
daripada dewasa,
karena anak sulit
mengeluarkan sputum
untuk tes BTA ataupun
TCM
TBC pada dewasa
kadang juga
menunjukkan gejala
tidak khas dan
pemeriksaan sputum
menunjukkan hasil
negatif
Tuberkulosi
s
4. Tujuan
Pembelajaran
Tujua
n
Umu
m
Peserta memiliki pemahaman mengenai
diagnosis TBC dewasa
Peserta memiliki pemahaman
mengenai
pengertian dan perjalanan TBC
Khusus
Peserta memiliki pemahaman mengenai
diagnosis dan cara pemeriksaan TBC
pada dewasa
5. Bahasa
n Diagnosis TBC pada
Dewasa
Pengertian
& Perjalanan
TBC
Diagnosis & Cara
Pemeriksaan TBC
pada Dewasa
Gejala-gejala TBC
Algoritma diagnosis TBC
Pemeriksaan penunjang
untuk diagnosis TBC
Penulisan diagnosis TBC
7. Pengertian TBC
Faktor risiko
penularan TBC
tingkat
penulara
n
lama
pajanan
daya
tahan
tubuh
TBC BTA
positif
BTA negatif dengan
hasil kultur
positif
pasien TBC dengan
hasil kultur negatif
dan foto toraks positif
26%
17%
65%
8. Perjalanan TBC
Diagnosis TBC pada anak
relatif lebih sulit daripada
dewasa, karena anak sulit
mengeluarkan sputum untuk
pemeriksaan BTA ataupun
TCM
TBC pada dewasa kadang
juga menunjukkan gejala
tidak khas dan
pemeriksaan sputum
menunjukkan hasil negatif
Penularan TBC
biasanya
melalui inhalasi
droplet
nuklei yang
kecil
menembus
sistem
mukosiliar
saluran
napas untuk
mencapai
bronkiolus dan
alveolus
Sampai di alveolus,
akan
terjadi reaksi
inflamasi
non spesifik yang
disebut fokus
primer
Makrofag akan
memfagosit
basil TBC tetapi
tidak
semuanya mati
Basil TBC berkembang
biak
dan menyebar melalui
saluran
limfe dan aliran
darah
Penyebaran secara
limfogen
akan mencapai kelenjar
regional
sedangkan
penyebaran hematogen
akan
mencapai organ tubuh
lain
membuat tuberkel kecil
yang
terlokalisir di suatu
organ
12. Pai M, Behr M, Dowdy D, et al. Tuberculosis. Nat Rev Dis Primers 2016;
C. Spektrum infeksi dan
sakit TBC
negatif
negatif
negatif
negatif
tidak
Tidak ada
Tidak ada
Positif
Positif
negatif
negatif
tidak
Tidak ada
Tidak ada
Positif
Positif
negatif
negatif
tidak
Tidak ada
Terapi pencegahan
Positif
Positif
Kadang positif
Biasanya negatif
Kadang-kadang
Tidak ada
OAT
Biasanya positif
Biasanya positif
Positif
Positif/negatif
Ya
Ringa - berat
OAT
Infeksi
laten
TBC
TBC subklinis Sakit TBC
Kuman TBC
tereliminasi
Dg sistem
imun
innate
Dg sistem imun
adaptive
13. Perjalanan TBC
Pajanan Kuman
TBC
30% Terinfeksi TBC 3-10% berkembang menjadi TBC
Aktif
Setelah 1 tahun, sekitar 3-5 % pasien dengan TBC laten akan berkembang menjadi TBC
aktif, sisanya
akan tetap memiliki TBC laten sepanjang hidup
Infeks
i
kuma
n
TBC
Respons
imun
adekuat
membatasi pertumbuhan bakteri dan
mencegah
terjadinya penyakit
sistem
imun
inadekuat
tanda
dan
gejala
atipikal
tidak dijumpai kavitas
dapat dijumpai TBC miliar
15. Gambaran Klinis TBC
Batuk
berdahak 2
minggu atau
lebih
Batuk darah Sesak napas
Badan lemas
Penuruna
n nafsu
makan
Penuruna
n berat
badan
Dema
m
subfebri
s
Anamnesis
16. Pemeriksaan
Fisik
• Pada awal perkembangan penyakit: kelainan sulit ditemukan.
• Kelainan paru umumnya di lobus superior terutama apeks dan
segmen posterior (S1 dan S2), serta daerah apeks lobus
inferior (S6).
• Suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki
basah kasar/halus, dan/atau tanda-tanda penarikan paru,
diafragma, dan mediastinum.
Kelainan yang didapat
tergantung luas
kelainan struktur paru
• Pada perkusi ditemukan redup atau pekak, pada auskultasi
ditemukan suara napas melemah sampai tidak terdengar pada
sisi yang terdapat cairan.
Pleuritis
tuberkulosis
• Pembesaran kelenjar getah bening, tersering di daerah leher
(pikirkan
kemungkinan metastasis tumor), kadang-kadang di daerah
ketiak.
Limfadenitis
tuberkulosis
Gambaran Klinis TBC
18. Pemeriksaan Bakteriologi
• Untuk penegakkan diagnosis
• Tidak dapat digunakan untuk evaluasi hasil
pengobatan.
• Sampel non dahak 🡪 cairan serebrospinal (Cerebro Spinal
Fluid/CSF), jaringan biopsi, bilasan lambung (gastric lavage),
dan aspirasi cairan lambung (gastric aspirate).
Pemeriksaan Tes
Cepat Molekular
(TCM) MTB
• Uji dahak yang dikumpulkan berupa dahak Sewaktu-Pagi (SP).
• BTA (+) adalah jika salah satu atau kedua contoh uji dahak
menunjukkan
hasil pemeriksaan BTA positif
Pemeriksaan
dahak mikroskopis
langsung
• Baku emas (gold standard) dalam mengidentifikasi M. tuberculosis.
• Media padat (Lowenstein-Jensen) dan media cair (Mycobacteria Growth
Indicator Tube/MGIT).
• Jika terjadi pertumbuhan koloni pada biakan, maka dilanjutkan dengan identifikasi
spesies M. tuberculosis dengan Rapid Test TBC Ag MPT64. Hasil biakan positif juga
dapat dilanjutkan dengan uji resistensi terhadap OAT lini 1 dan 2.
Pemeriksaan
Biakan
19. Sampel Pemeriksaan TCM
Dahak
• Kualitas yang baik volume 3-5ml, mukopurulent
Non Dahak
• LCS
• Jaringan
• Kelenjar Limfe
• Bilas/aspirat lambung diperbolehkan pada terduga TB anak yang
tidak dapat berdahak/tidak dapat dilakukan induksi sputum.
20. Sampel TCM
Tidak direkomendasikan pemeriksaan TCM pada cairan pleura
(sensitivitas rendah (43,7%) (SE Direktur P2PML
No:PM.01.03/1/759 2018).
Sampel feses hanya dilakukan untuk terduga/pasien anak
(Petunjuk Teknis pemeriksaan TB menggunakan Tes Cepat
Molekuler/ 2017).
Namun berdasarkan rekomendasi Pokja TB anak, meminta agar
sampel feses tidak dikerjakan dahulu untuk pemeriksaan TCM.
23. Pemeriksaan Penunjang lain untuk Diagnosis
TBC
•Gambaran radiologi yang dicurigai sebagai lesi TBC aktif adalah:
Bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas
paru dan segmen superior lobus bawah; Kavitas, terutama lebih dari satu,
dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular; Bayangan bercak
milier; Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang).
• Gambaran radiologi yang dicurigai lesi TBC inaktif: Fibrotik, Kalsifikasi,
Schwarte
atau penebalan pleura
Foto
Toraks
• Biopsi aspirasi dengan jarum halus (BJH) kelenjar getah bening (KGB).
• Biopsi pleura (melalui torakoskopi atau jarum abram, Cope dan Veen
Silverman).
• Biopsi jaringan paru (transbronchial lung biopsy/TBCLB) dengan
bronkoskopi,
transthoracal needle aspiration/TTNA, biopsi paru terbuka).
• Biopsi atau aspirasi pada lesi organ di luar paru yang dicurigai TBC.
• Otopsi.
Histopatolo
gi
Hain test
(uji kepekaan R dan
H)
26. Pemeriksaan Penunjang lain untuk Diagnosis
TBC
• Mengidentifikasi jenis Mycobacterium (membedakan antara M.
tuberculosis
dan Nontuberculous Mycobacteria/NTM).
• Mengidentifikasi resistensi terhadap Pirazinamid.
• Genoscholar NTM+MDRTBC II juga dapat mendeteksi
Mycobacterium other than tuberculosis (MOTT) yaitu Mycobacterium
avium, Mycobacterium intracellulare, dan Mycobacterium kansasii.
Genoscholar FQ+KM-TBC II (uji kepekaan florokuinolon dan
kanamisin).
Genoschol
ar
• Interpretasi hasil analisis yang mendukung diagnosis tuberkulosis
adalah uji Rivalta positif, kesan cairan eksudat, terdapat sel
limfosit dominan, dan jumlah glukosa rendah.
• Pemeriksaan adenosine deaminase (ADA) dapat digunakan
untuk membantu menegakkan diagnosis efusi pleura TBC.
• Kadar ADA meningkat > 40 U/L pada cairan eksudat yang
dihasilkan pada
efusi pleura TBC.
Analisis
Cairan
Pleura
27.
28.
29. Penulisan Diagnosis
TBC
Pasien dibedakan berdasarkan klasifikasi penyakitnya yang bertujuan
untuk:
Pencatatan dan pelaporan
pasien yang tepat
Penetapan paduan
pengobatan yang tepat
Standarisasi proses
pengumpulan data
untuk
penanggulangan TBC
Evaluasi proporsi kasus
sesuai lokasi penyakit,
hasil pemeriksaan
bakteriologis dan
riwayat pengobatan
Analisis kohort
hasil
pengobatan
Pemantauan kemajuan
dan evaluasi efektifitas
program TBC secara
tepat baik dalam maupun
antar kabupaten/kota,
provinsi, nasional dan
global
30. Definisi kasus
TBC
PASIEN TBC TERKONFIRMASI
BAKTERIOLOGIS
Pasien TBC yang terbukti positif pada hasil
pemeriksaan contoh uji biologinya (sputum
dan jaringan) melalui pemeriksaan mikroskopis
langsung, TCM, atau biakan. Termasuk di
dalamnya adalah:
• Pasien TBC paru BTA positif
• Pasien TBC paru hasil biakan M. tuberculosis
positif
• Pasien TBC paru hasil TCM positif
• Pasien TBC ekstraparu terkonfirmasi
secara bakteriologis, baik dengan BTA,
biakan maupun TCM dari contoh uji
jaringan yang terkena.
• TBC anak yang terdiagnosis dengan
pemeriksaan
bakteriologis.
PASIEN TBC TERDIAGNOSIS KLINIS
• Pasien TBC paru BTA negatif dengan
hasil
pemeriksaan foto toraks mendukung
TBC.
• Pasien TBC paru BTA negatif dengan tidak
ada perbaikan klinis setelah diberikan
antibiotika non- OAT, dan mempunyai faktor
risiko TBC
• Pasien TBC ekstraparu yang terdiagnosis
secara klinis maupun laboratoris dan
histopatologis tanpa konfirmasi bakteriologis
• TBC anak yang terdiagnosis dengan sistem
skoring.
• Pasien TBC yang terdiagnosis secara klinis
dan kemudian terkonfirmasi bakteriologis
positif (baik sebelum maupun setelah
memulai pengobatan) harus diklasifikasi
ulang sebagai pasien TBC terkonfirmasi
bakteriologis.
31. Klasifikasi pasien
TBC
Berdasarka
n
lokasi
anatomi
Tuberkulosi
s
paru
TBC yang berlokasi pada parenkim
(jaringan)
paru. Milier TBC dianggap sebagai TBC
paru
Pasien yang menderita TBC paru dan
sekaligus juga menderita TBC ekstra paru,
diklasifikasikan sebagai pasien TBC paru.
Tuberkulosi
s
ekstraparu
TBC yang terjadi pada organ selain paru, misalnya: pleura,
kelenjar limfe,
abdomen, saluran kencing, kulit, sendi, selaput otak dan tulang
Diagnosis TBC ekstra paru harus diupayakan secara bakteriologis
dengan
ditemukannya Mycobacterium tuberculosis.
Bila proses TBC terdapat dibeberapa organ, penyebutan disesuaikan
dengan
organ yang terkena proses TBC terberat.
32. Klasifikasi pasien
TBC
Berdasark
an riwayat
pengobata
n
sebelumny
a
Pasien
baru
TBC
adalah pasien yang belum pernah mendapatkan
pengobatan TBC
sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT namun
kurang dari 1 bulan (kurang dari 28 dosis).
Pasien
yang
pernah
diobati
TBC
Pasien
kambuh
pasien TBC yang pernah dinyatakan sembuh
atau pengobatan lengkap dan saat ini
didiagnosis TBC berdasarkan hasil
pemeriksaan bakteriologis atau klinis (baik
karena benar-benar kambuh atau karena
reinfeksi).
Pasien yang diobati
kembali setelah
gagal
pasien TBC yang pernah diobati dan
dinyatakan gagal pada pengobatan
terakhir.
Pasien yang
diobati
berobat (lost
to follow-
up)
pasien yang pernah diobati dan dinyatakan
lost to
kembali setelah putus follow up. (Klasifikasi ini sebelumnya dikenal
sebagai pengobatan pasien setelah putus berobat
/default).
Lain-
lain
pasien TBC yang pernah diobati namun hasil
akhir pengobatan sebelumnya tidak
diketahui.
Pasien yang riwayat
pengobatan
sebelumnya tidak
diketahui adalah
pasien TBC yang
tidak masuk dalam
kelompok
1) atau 2).
33. Klasifikasi pasien TBC: berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan
obat
• TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan
terhadap salah satu jenis OAT lini pertama
TB
Monoresistant
• TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap
lebih dari
salah satu jenis OAT lini pertama selain R dan H
bersamaan
TB
Poliresistant
• TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan terhadap R dan
H bersamaan dengan atau tanpa diikuti resistan OAT lini
pertamalainnya
Multidrug resistant (TB
MDR)
• TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan
terhadap OAT
golongan fluorokuinolon
TB pre-
XDR
• TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan
terhadap salah satu OAT kelompok A dan OAT
golongan fluorokuinolon
TB
XDR
• TBC yang disebabkan oleh M.Tb yang resistan
terhadap R dengan atau tanpa resistan terhadap
OAT lain
TB
RR
34. Klasifikasi pasien
TBC
Hasil tes HIV positif sebelumnya atau sedang
mendapatkan ART, atau
Pasien TBC dengan
HIV positif (pasien
ko- infeksi
TBC/HIV)
Hasil tes HIV positif pada saat diagnosis TBC.
Berdasarkan status HIV
Hasil tes HIV negatif sebelumnya, atau
Pasien TBC dengan HIV
negatif
Hasil tes HIV negative pada saat diagnosis TBC.
35. Kesimpulan
k
Diagnosis TB dewasa
seringkali sulit
ditegakkan karena TBC
pada dewasa kadang
menunjukkan gejala
tidak khas dan
pemeriksaan sputum
menunjukkan hasil
negatif.
Perlu anamnesis mendalam untuk
memastikan gejala klinis TB pada
pasien untuk membantu menegakkan
diagnosis.