Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep kurikulum dan orientasi kurikulum berdasarkan tiga posisi yaitu transmisi, transaksi, dan transformasi.
2. Posisi transmisi berfokus pada penyampaian pengetahuan secara langsung, transaksi lebih interaktif, sedangkan transformasi menekankan perubahan individu dan sosial.
3. Tiap posisi memiliki karakteristik tersendiri dalam hal paradigma, tu
1. KAJIAN ANALISIS
KURIKULUM FISIKA SMK
Oleh :
LISBETH SIAGIAN / NIM. 8116121029
DOSEN :
Prof. Dr. SUKIRNO, M.Pd.
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012
2. ANALISIS KURIKULUM SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN
KONSEP KURIKULUM
1. Defenisi Kurikulum
Kurikulum mempunyai pengertian yang cukup kompleks, dan sudah banyak didefinisikan
oleh para pakar kurikulum. Esensinya, kurikulum membicarakan tentang proses
penyelenggaraan pendidikan sekolah, berupa acuan atau norma-norma yang dapat
digunakan menjadi pengangan. Secara umum struktur kurikulum mempunyai empat
komponen, yaitu tujuan, organisasi isi, proses belajar-mengajar, dan evaluasi.
Dalam arti sempit kurikulum ditafsirkan sebagai materi pelajaran, sedangkan pengertian
yang luas ditafsirkan sebagai segala upaya yang dilakukan di bawah naungan
sekolah.Spektrum di antara kedua kutub itu menafsirkan kurikulum sebagai perencanaan
interaksi antara pelajar dan guru-guru untuk mencapai tujuan pendidikan.Pengertian ini
pada dasarnya merujuk pada perencanaan kegiatan belajar mengajar guna mencapai tujuan
sekolah.
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Tahun 1989, definisi
kurikulum adalah “seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar”
(UUSPN, BAB I, Pasal 1, ayat 9).
Definisi di atas menggambarkan dua dari empat komponen kurikulum.Kedua komponen
itu adalah organisasi isi dan pelaksanaan pembelajaran.Organisasi tercermin dalam frasa
“seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran”.Frasa seperangkat
rencana dan peraturan juga menyimpan arti tentang penentuan tujuan dan evaluasi.Kata
seperangkat mencirikan bahwa kurikulum dalam bentuk alat (tool), dan alat ini bisa dalam
bentuk benda (hardware) tetapi bisa juga konsep (software).Gagnè (1968) mendiskusikan
kedua pengertian ini dengan pertanyaan technology — hard ware or techniques? (dalam
Eisner & Vallance, 1974: 51). Tetapi kata berikutnya rencana dan peraturan menegaskan
bahwa alat itu memberikan tekanan pada konsep-konsep.Ungkapan perangkat rencana dan
peraturan itu jika dituliskan dalam bentuk dokumen, dapat dipahami sebagai kurikulum
dalam dimensi rencana tertulis (Hasan, 1988: 31-32).
Kurikulum sebagai rencana tertulis ini diwarnai oleh “kurikulum sebagai teknologi”
(Eisner & Vallance, 1974: 49), konsepsi ini di bawah naungan Teknologi Pendidikan. Oleh
LISBETH SIAGIAN 1
3. karena itu, rencana, ide-ide, atau gagasan-gagasan yang akan dituliskan ke dalam suatu
dokumen seyogianya berpegang pada acuan teknis kurikulum sebagai rencana. Dengan
demikian kurikulum lebih mudah dan efektif untuk dikomunikasikan ke berbagai pihak,
pimpinan sekolah, pengawas, pelaksana dan staf pendukung lainnya.Konsepsi ini
merupakan esensi dari suatu teknologi, membantu untuk memudahkan dan mengefektifkan
pencapaian tujuan kegiatan manusia.Dalam hal ini tujuan itu adalah mengorganisasikan isi
dan bahan pelajaran.
Untuk mengorganisasikan isi dan bahan pelajaran suatu kurikulum tidak terlepas dari
pendekatan-pendekatan yang diyakini, dan itu berkaitan dengan penggunaannya pada jenis
pendidikan apa dan pada tingkat mana. Definisi kurikulum di atas berlaku umum dari
pendidikan prasekolah sampai ke Pendidikan Tinggi. Begitu juga pendekatan-pendekatan
yang dikembangkan dalam suatu teori, misalnya, untuk pendidikan teknik dan kejuruan
pengembangan materi pelajaran mengacu pada pendekatan Competency Based Education
(CBE) atau untuk pendidikan MIPA pengembangan materi lebih mengacu pada
pengembangan kognitif. Miller & Seller (1985) mengemukakan bahwa suatu kurikulum
tetap berada di salah-satu dari tiga posisi, yaitu posisi transmisi (transmission), transaksi
(transaction), transformasi (transformation).Ketiga posisi ini mempunyai ciri-ciri
tersendiri, sesuai dengan alur paradigmanya.
1. POSISI TRANSMISI
Posisi transmisi berorientasi pada paradigma atomistik, yang berakar pada logika
positivisme, dan teori behavioral psychology.Dalam posisi ini pendidikan berfungsi untuk
memindahkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan, dan nilai-nilai.Secara khusus,
transmisi berorientasi pada penguasaan (mastery) subjek-subjek sekolah melalui metode
pengajaran tradisional seperti mempelajari buku pelajaran khusus, memahirkan
keterampilan dasar, dan nilai-nilai budaya dan lebih dibutuhkan dalam kehidupan
masyarakat.Perilaku manusia dipandang secara mekanistik, keterampilan-keterampilan
pelajar dikembangkan melalui strategi pembelajaran khusus (orientasi belajar berdasarkan
kompetensi), yang mengutamakan cara-cara penyampaikan keterampilan-keterampilan,
pengetahuan, dan nilai-nilai yang jelas pada pelajar.Hasil belajar harus ditunjukkan dalam
bentuk perilaku atau unjuk kerja.Dengan demikian tujuan kurikulum dan pengajaran
dirumuskan untuk batas kemampuan minimal yang harus dikuasai atau dicapai oleh subjek
LISBETH SIAGIAN 2
4. didik.Rumusan tujuan itu harus dalam bentuk unjuk kerja yang terukur dan teramati.
Posisi transmisi dalam pelaksanaan pendidikan saat ini tercermin dalam tiga orientasi
khusus yaitu penguasaan materi (bahan ajar), berdasarkan kompetensi, dan transformasi
budaya.Posisi ini berpusat pada orientasi subjek dan memberikan tekanan pada penguasaan
pelajar atas isi subjek.Kondisi ini, mencerminkan bahwa penguasaan bahan ajar, belajar
tuntas, pendidikan berdasarkan kompetensi, merupakan ciri utama dalam posisi
transmisi.Fokus pembahasan orientasi ini mengacu pada pemilahan subjek ke dalam
satuan-satuan kecil, sehingga pelajar dapat menguasai keterampilan-keterampilan dan isi
khusus.Dengan demikian, dalam konteks pendidikan kurikulum dipilah menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil dan menggambarkan paradigma atomistik.
Tujuan
Ciri utama tujuan dalam posisi transmisi mengarah pada :
1. Penyiapan peran peserta didik di masyarakat.
2. Pencapaian tujuan dilakukan dengan memberikan tekanan pada kemampuan-
kemampuan dasar dan keterampilan berhitung dan menggabungkannya dengan
nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat umum.
3. Lulusan harus kompeten dalam keterampilan dasar dan dipersiapkan untuk
menegakkan nilai-nilai dan tradisi-tradisi yang menjadi pusat perhatian masyarakat.
Pemilihan Isi
Secara umum penentuan isi dalam posisi transmisi memperhatikan butir-butir berikut:
1. Isi harus dimasukkan ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, menjadi komponen-
komponen yang dapat ditata.
2. Kurikulum harus mempunyai isi yang berpusat pada materi-materi (bahan ajar)
utama atau inti di dalam wilayah kajian tertentu.
3. Isi harus dapat diorganisasikan berdasarkan alur pikir logis.
Pemilihan Model Mengajar
Kriteria pemilihan model mengajar dalam posisi transmisi mencakup.
1. Model mengajar harus memuat komponen pengetahuan yang jelas, tujuan-tujuan
yang ringkas.
LISBETH SIAGIAN 3
5. 2. Model harus disusun agar guru mampu menyediakan arah khusus dalam
mempelajari isi dan keterampilan.
3. Model harus bergerak maju untuk menilai tujuan-tujuan instruksional.
PENGORGANISASIAN BAHAN AJAR
Ruang lingkup
Ruang lingkup pengorganisasi bahan ajar dalam posisi transmisi berkisar pada materi
pelajaran, disiplin ilmu, atau lapangan pengetahuan yang lebih luas.Permasalahan utama
dalam pengorganisasian bahan ajar dan disiplin ilmu ini adalah pemilahan atau
pemenggalan-pemenggalan materi pelajaran di kelas.Salah satu upaya untuk merespon
permaslahan ini dengan merencanakan suatu lapangan yang cukup luas, dengan
menggabungkan sejumlah materi pelajaran ke dalam suatu wilayah kajian yang cukup luas.
Urut-urutan
Secara umum, dalam silabus transmisi urut-urutan materi pelajaran di tata dalam hierarkhi
yang tetap, sering bergerak dari yang sederhana ke konsep yang lebih kompleks. Tipe ini
sering digunakan untuk mengorganisasi prinsip-prinsip dalam MIPA.Dalam kajian sosial,
sejarah misalnya, selalu mengurutkannya dari waktu lampau ke waktu dan kondisi
sekarang.
2. POSISI TRANSAKSI
Dalam posisi transaksi, individu dipandang sebagai sosok yang rasional dan mampu
memecahkan masalah secara cerdas. Pendidikan dipandang sebagai dialog antara siswa
dan kurikulum dimana siswa merekonstruksi pengetahuan-pengetahuannya melalui proses
dialog. Elemen sentral dalam posisi transaksi adalah penekanan pada strategi kurikulum
yang memfasilitasi pemecahan masalah, aplikasi keterampilan pemecahan masalah dalam
konteks social, dan perkembangan keterampilan kognitif dalam disiplin akademis.
Paradigm filosofis posisi transaksi adalah metode ilmiah.Sedangkan akar filosofisnya
adalah pragmatismenya John Dewey.Posisi transaski ini juga memiliki akar psikologis
dalam teori-teori perkembangan kognitif Piaget dan Kohlberg.
LISBETH SIAGIAN 4
6. 3. POSISI TRANSFORMASI
Metaorientasi transformasi berfokus pada perubahan personal dan social. Posisi ini
meliputi 3 orientasi spesifik yaitu keterampilan mengajar untuk mempromosikan
transformasi personal dan social, visi perubahan social sebagai pergerakan menuju
harmoni dengan lingkungan, dan atribusi dimensi spiritual terhadap lingkungan dimana
sistem ekologis dihormati.
Paradigm posisi transformasi adalah konsepsi saling ketergantungan secara ekologis yang
menekankan pada fenomena yang saling berhubungan.Siswa dan kurikulum dipandang
sebagai sesuatu yang saling mempenetrasi dalam perilaku holistic.
Akar filosofis posisi trasnformasi adalah transendentalisme, mistisime dan sejumlah bentuk
eksistensialisme.Posisi ini merepresentasikan filosofi perennial yang menganggap bahwa
semua fenomena merupakan bagian dari keseluruha yang saling berhubungan.
Akar psikologis dari posisi trasnformasi adalah psikologi humanistis dan transpersonal
yang menekankan pada pemenuhan ego dan level spiritual.
ORIENTASI TRANSMISSION, TRANSACTION, DAN TRANFORMATION
Transmisi Transaksi Transformasi
Pengertian Menstransmisikan fakta, Proses merekonstruk Memfokuskan pada
skil dan nilai bangsa pengetahuan baru perubahan individu
melalui proses dialog dan sosial
Paradigma Atomistik Metode Ilmiah Romantic element,
Sain (induktif) Social change
orientation
Sosial Pilosopi dan Nilai-nilai Small is beautiful
-
tradisional
LISBETH SIAGIAN 5