SlideShare a Scribd company logo
1 of 60
Bab 2. Respon Organisme terhadap
Lingkungan
Hukum Minimum
Hukum Toleransi
Interaksi Gabungan Faktor Pembatas
Syarat Sebagai Faktor Pengatur
Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas
Aplikasi respon organisme
1
Respon Organisme terhadap
Lingkungan


Dalam merespon faktor abiotik dari
lingkungan, organisme mengikuti
aturan:





Hukum minimum
Hukum toleransi
Mekanisme faktor pembatas.
Hasil dari interaksi organisme dengan
lingkungannya berupa distribusi.
2
Hukum Minimum




Pada keadaan yang kritis, bahan bahan
pendukung kehidupan suatu organisme yang
tersedia dalam jumlah minimum bertindak
sebagai faktor pembatas.
Justus Liebig (1840) menemukan hasil
tanaman tidak ditentukan oleh unsur hara
N,P, K yang diperlukan dalam jumlah banyak
tetapi oleh mineral seperti magnesium yang
diperlukan dalam jumlah sedikit oleh
tanaman.
3
Hukum Minimum

4
Hukum Minimum






Temuan ini dikenal sebagai Hukum Minimum
Liebig.
Bukan hanya unsur hara N,P,K yang dapat
bertindak sebagai faktor pembatas, tetapi
materi kimiawi lainnya seperti oksigen, fosfor
untuk proses pertumbuhan dan reproduksi.
Hukum minimum Liebig telah diterapkan pada
program pengendalian lingkungan terhadap
organisme.
5
Hukum Minimum






Temuan ini dikenal sebagai Hukum Minimum
Liebig.
Bukan hanya unsur hara N,P,K yang dapat
bertindak sebagai faktor pembatas, tetapi
materi kimiawi lainnya seperti oksigen, fosfor
untuk proses pertumbuhan dan reproduksi.
Hukum minimum Liebig telah diterapkan pada
program pengendalian lingkungan terhadap
organisme.
6
Hukum Minimum




Namun, hukum minimun Liebig hanya dapat
diterapkan pada habitat atau ekosistem
dengan arus energi dan materi yang masuk
seimbang dengan yang keluar.
Fosfor merupakan faktor pembatas bagi
organisme perairan. Meningkatnya nutrien
seperti nitrogen dan fosfor diperairan disebut
proses eutropikasi.
7
Hukum Minimum


Pencegahan eutropikasi dapat dengan
mengurangi kandungan bahan organik dan
unsur hara di perairan sehingga
pertumbuhan organisme seperti
phytoplankton dan makrophyta terhambat.

8
Hukum Toleransi Shelford




Kegagalan suatu organisme dalam
mempertahankan hidupnya dapat ditentukan
oleh kekurangan atau kelebihan (kuantitatif
dan kualitatif) beberapa faktor lingkungan
yang mendekati batas toleransinya.
Bukan hanya dalam jumlah sedikit atau
rendah yang bersifat membatasi tetapi juga
dalam jumlah yang berlebihan atau tinggi,
seperti sinar matahari.
9
Hukum Toleransi Shelford




Kisaran minimum merupakan batas batas
toleransi digambarkan sebagai Hukum
Toleransi Shelford (1913).
Dengan mengetahui kisaran toleransi suatu
organisme dapat diketahui keberadaan dan
penyebaran (distribusi) organisme tersebut.

10
Hukum Toleransi Shelford

11
Hukum Toleransi Shelford

12
Hukum Toleransi Shelford


Beberapa asas tambahan :






Organisme dapat memiliki kisaran toleransi yang
lebar untuk satu faktor dan sempit untuk faktor
yang lain
Organisme yang memiliki kisaran toleransi yang
lebar untuk beberapa faktor akan memiliki
penyebaran geografis yang luas
Kisaran toleransi terhadap suatu faktor dapat
berkurang karena faktor lainnya seperti
kekurangan nitrogen mengakibatkan menurunnya
kisaran toleransi terhadap kekeringan.
13
Hukum Toleransi Shelford




Kisaran toleransi akan berkurang karena
interaksi antar populasi seperti pemangsa,
parasit dan persaingan. Interaksi
menyebabkan organisme tidak dapat
memanfaatkan keadaan alam secara
optimal.
Periode reproduktif merupakan periode
yang renta. Tingkatan kehidupan dari biji,
telur, embrio, kecambah atau larva lebih
renta terhadap faktor faktor lingkungan
daripada tingkatan dewasa.
14
Hukum Toleransi Shelford


Istilah yang digunakan dalam
menggambarkan kisaran toleransi :



steno : sempit dan eury : lebar
stenothermal – eurythermal (temperatur)





stenohaline – euryhaline (salinitas)





Telur ikan stenothermal (0 – 12 oC),
Telur katak eurythermal (0 - 30 oC).

Ikan salmon euryhaline (tawar – laut),
ikan mas stenohaline (tawar)

stenophagik – euryphagik (makanan)



Kelinci stenophagik (rumput),
kambing euryphagik (rumput, perdu, semak dll).
15
Hukum Toleransi Shelford

16
Hukum Toleransi Shelford




Organisme berusaha menyesuaikan diri
dengan lingkungannya untuk menggurangi
pengaruh faktor faktor lingkungan. Usaha ini
merupakan faktor kompensasi dari suatu
organisme
Faktor kompensasi terlihat effetif pada tingkat
komunitas. Pada tingkat spesies akan terlihat
pada populasi yang menyesuaikan diri
dengan lingkunganya yang disebut dengan
EKOTIPE
17
Hukum Toleransi Shelford




EKOTIPE merupakan populasi yang mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kompensasi terhadap temperatur atau sinar
bisa sampai tingkat genetik (perubahan
morfologi) atau hanya tingkat aklimatisasi
secara fisiologis.

18
Interaksi Gabungan Faktor
Pembatas






Dengan menggabungkan konsep hukum minimum
dan konsep toleransi, maka dapat dipahami konsep
faktor pembatas (limiting factor).
Faktor pembatas (limiting factor) dapat diartikan
sebagai keadaan yang mendekati atau melampaui
ambang batas toleransi suatu kondisi.
Faktor pembatas suatu organisme mencakup kisaran
minimum atau maksimum dari faktor-faktor abiotik
suatu ekosistem. Misal : Suhu, cahaya, pH yang
terlalu rendah (minimum) atau terlalu tinggi
(maksimum).
19
Interaksi Gabungan Faktor
Pembatas


Kehidupan suatu organisme di alam
dikendalikan oleh :
 Jumlah dan keragaman material (senyawa)
yang esensial yang harus ada dalam
jumlah minimum.
 Faktor-faktor fisik yang kritis
 Batas-batas toleransi organisme itu sendiri

20
Interaksi Gabungan Faktor
Pembatas




Bagi organisme dengan kisaran toleransi yang
lebar (eury) terhadap faktor abiotik X yang
relatif konstant bukan merupakan faktor
pembatas, sehingga organisme tersebut dapat
hadir dalam jumlah banyak.
Sebaliknya, bagi organisme dengan toleransi
yang sempit (steno) terhadap faktor abiotik (Y)
yang selalu berubah akan menjadi “faktor
pembatas” sehingga akan hadir dalam jumlah
sedikit

21
Interaksi Gabungan Faktor
Pembatas




Contohnya Kandungan O2 di udara dalam
jumlah banyak dan konstan bukan
merupakan faktor pembatas organisme darat.
Sebaliknya, kandungan O2 terlarut di perairan,
terdapat dalam jumlah sedikit dan jumlahnya
selalu berubah-ubah, menjadi faktor
pembatas bagi organisme yang hidup di
perairan.
22
Syarat sebagai Faktor Pengatur


Faktor lingkungan yang penting dalam setiap
ekosistem berbeda beda seperti






di darat: sinar, suhu dan air;
di laut: sinar, suhu dan salinitas;
di perairan tawar: kandungan oksigen.

Faktor lingkungan tidak hanya sebagai faktor
pembatas (negatif) tetapi juga menjadi faktor
menguntungkan (positif) bagi organisme yang
mampu menyesuaikan diri sehingga
komunitasnya.
23
Syarat sebagai Faktor Pengatur





Sehingga mencapai tingkatan homeostatis
Hal ini terjadi karena organisme mampu
memanfaatkan perubahan faktor lingkungan
yang berkala dengan cara mengatur waktu
kegiatannya sehingga memperoleh
keuntungan dari lingkungannya.
Ritme musiman seperti panjang hari
(photoperiode: Juni 16.5 jam dan desember 8
jam)
24
Syarat sebagai Faktor Pengatur


Photoperiode merupakan pengatur waktu
untuk memulai proses fisiologis yang
menghasilkan:





pertumbuhan,pembungaan pada tumbuhan
penimbunan lemak, pergantian bulu, migrasi dan
pekembang biakan pada burung dan mamalia
Diapause (telur yang akan menetas sampai
musim semi mendatang) pada serangga.

25
Syarat sebagai Faktor Pengatur


Di gurun, panjang hari dan hujan sangat tidak
terduga, oleh tumbuhan gurun dimanfaatkan
sebagai faktor pengatur. Dengan cara
menghasilkan biji biji yang mengandung
hormon penghambat perkecambahan, biji
dapat tetap hidup dalam tanaha bertahun
tahun setelah hujan lebat.

26
Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas
1. Suhu

Organisme dapat hidup pada suhu
sampai 300oC dengan kisaran suhu
100 – 200 oC.

Akan tetapi kebanyakan organisme
hanya dapat hidup pada kisaran suhu
yang lebih sempit.

Pada umumnya batas atas
(maksimum) lebih kritis atau lebih
membahayakan kehidupan organisme
daripada batas bawah (minimum).
27
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas
Pada ekosistem perairan, variasi suhu
lebih sempit daripada ekosistem darat.
Oleh karena itu, biasanya organisme
perairan mempunyai kisaran toleransi
terhadap suhu lebih sempit daripada
organisme darat.
 Misal: algae air dan algae darat,
invertebrata air dan darat seperti
serangga


28
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas
2. Radiasi cahaya matahari

Cahaya matahari mempunyai dua fungsi
yang saling berlawanan, di satu pihak
radiasi cahaya matahari menguntungkan
karena sebagai sumber energi bagi
proses fotosintesa. Dilain pihak, radiasi
cahaya matahari merugikan karena
cahaya matahari langsung akan merusak
atau membunuh protoplasma.
29
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


Dari segi ekologi, bagi kehidupan organisme
yang penting radiasi adalah kualitas sinar
(panjang gelombang dan warna) dan
intensitas cahaya (lama penyinaran), karena
laju fotosintesa akan bervariasi sesuai
dengan perbedaan panjang gelombang yang
ada.

30
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas






Sinar merah dan biru disaring oleh komponen
air dan menghasilkan sinar hijau yang sukar
sekali diabsobsi oleh klorofil.
Intensitas cahaya matahari berpengaruh
langsung secara linear terhadap laju
fotosintesis.
Penurunan tingkat kejenuhan sinar akan
diikuti dengan penurunan intensitas cahaya.
31
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas
3. Air
 Air merupakan faktor pembatas utama
pada lingkungan darat dan perairan. Curah
hujan, kelembaban, penguapan
(evaporasi) dan suplai air permukaan yang
menjadi faktor-faktor yang harus diukur:

32
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


3a. Curah hujan

Penyebaran hujan sepanjang tahun
merupakan faktor pembatas yang penting
bagi organisme.

Umumnya curah hujan tersebar tidak
merata. Tabel berikut menggambarkan
curah hujan pada berbagai ekosistem

33
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas







Curah hujan
0 – 10 inchi/tahun
10 – 30 inchi/tahun
30 – 50 inchi /tahun
> 50 inchi/tahunHutan

Keadaan
Gurun
Padang rumput,
savana
Hutan kering
Hutan basah

34
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


3b. Kelembaban

Kelembaban diartikan sebagai jumlah
uap air yang berada di udara.

Kelembaban mutlak : jumlah air di udara
yang dinyatakan dengan berat air per
satuan udara.

Jumlah air yang dapat disimpan oleh
udara bervariasi tergantung pada suhu
dan tekanan udara.
35
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


Oleh karena itu, dikenal istilah kelembaban
nisbi (relatif) yaitu presentase (%)
kandungan uap air yang sebenarnya ada
dibandingkan dengan kandungan uap air
jenuh pada udara dengan tekanan dan
temperatur tertentu.

36
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


3c. Evaporasi
Kadar air di udara merupakan faktor yang
penting bagi ekosistem darat, karena
penguapan dapat mengakibatkan dehidrasi
terhadap hewan dan tumbuhan .
Untuk mengurangi dehidrasi binatang
berlindung atau lebih giat di malam hari. 9799 % air yang masuk dari tanah, hilang oleh
penguapan dari daun/ transpirasi pada
tumbuhan.
37
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas
4. Interaksi antara suhu dan kelembaban
 Interaksi antara suhu dan kelembaban
mempunyai pengaruh yang penting bagi
ekosistem darat, terlihat pada efek
temperatur yang bertambah hebat apabila
kelembaban dalam keadaan ekstrim.

38
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


Berdasarkan suhu dan kelembaban
dikenal dua tipe dasar iklim di bumi ini
yaitu :
 Iklim laut yang ditandai dengan fluktuasi
suhu yang tidak ekstrim. Pergantian
temperatur tidak menyolok atau drastis.

Iklim darat yang ditandai dengan
fluktuasi suhu yang ekstrim
39
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas
5. Gas-gas atmosfer
Penambahan sedikit kandungan CO2 dan
penurunan kandungan O2 akan
meningkatkan laju fotosintesis.
Pada tanaman kacang-kacangan, laju
fotosintesa akan naik 50 % apabila
kandungan O2 diturunkan 5 %.
40
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas




Di dalam tanah, kandungan O2 dapat menjadi
faktor penentu yang penting bagi organisme
aerob. Kandungan CO2 akan meningkat jika
kedalaman media atau tanah bertambah.
Kandungan O2, CO2 dan gas lain di perairan
tersedia dalam bentuk terlarut, sehingga
yang dapat diperoleh organisme air bervariasi
dari temporal (waktu) maupun spartial
(tempat).
41
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas






Konsentrasi ion hidrogen atau pH terkait erat
dengan kandung CO2 di dalam air.
pH sering menjadi faktor pembatas yang
penting bagi organisme aquatik karena dapat
mempengaruhi pernafasan dan kerja enzim.
Tanah dan perairan dengan pH rendah/asam
seringkali mengalami kekurangan unsur hara
dan produktivitasnya rendah.
42
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


6. Garam-garam biogenik : makro dan mikro
nutrien
 Garam biogenik adalah garam-garam yang
terlarut dalam air dan merupakan unsur
yang vital bagi kelangsungan hidup
organisme.
 Garam biogenik terdiri dari makro nutrien :
C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg dan mikro
nutrien : Fe, Mn, Cu, Zn,Si, Mo, Co,Cl.
43
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


Ditinjau dari fungsinya mikronutrien pada
tumbuhan dapat dibagi menjadi untuk:
 fotosintesa : Mn, Fe, Zn, V .
 metabolisme nitrogen : Mo, Bo, Co, Fe
 metabolisme zat lain : Mn, Co, Cu, Si.

44
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


7. Arus dan tekanan air.

Arus air tidak hanya mempengaruhi
konsentrasi gas dalam air, tetapi juga
secara langsung sebagai faktor
pembatas.

Misal perbedaan organisme sungai dan
danau sering disebabkan oleh arus yang
deras pada sungai.

Tumbuhan dan binatang di sungai harus
mampu menyesuaikan diri terhadap arus
baik secara morfologis dan fisiologis.
45
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas




Tekanan air tidak berpengaruh langsung bagi
kehidupan organisme yang hidup di darat,
tetapi melalui perubahan iklim.
Di lautan, tekanan hidrostatis terjadi karena
adanya perubahan tekanan dari permukaan
laut ke laut yang dalam. Tekanan ini sangat
mempengaruhi kehidupan organisme laut.

46
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


Di laut, tekanan air akan bertambah 1
atmosfer pada setiap penurunan kedalaman
10 meter. Pada bagian laut yang paling
dalam, tekanan ini dapat mencapai 1000
atmosfer.

47
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


8. Tanah

Tanah berasal dari lapisan kulit bumi
yang dilapukkan oleh organisme hidup,
sehingga sebagian ahli menyatakan
tanah bukan hanya sebagai faktor
lingkungan tetapi juga merupakan hasil
kerja organisme.

Dengan demikian tanah terdiri atas
komponen abiotik dan biotik yang sering
kali sukar untuk dipisahkan.
48
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


Gambaran lapisan tanah dari permukaan ke
bagian bawah disebut profil tanah dengan
rincian :
1. Lapisan teratas (top soil/horizon A)
 Pada lapisan ini terdapat tubuh
tumbuhan atau hewan menjadi bahanbahan organik karena proses
humifikasi.
49
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


Pada tanah yang matang, bagian ini
terdiri atas lapisan-lapisan yang jelas
terpisah dari masing-masing tahap
progesif dari humifikasi seperti berikut:
 Lapisan sisa (seresah atau litter) A-O
mewakili komponen detritus
 Lapisan humus A-1
 Lapisan tercuci A-2 (warna muda)
50
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


2. Lapisan B (horizon B)
 Lapisan ini terdiri atas tanah mineral hasil
dari proses dekompossisi dan mineralisasi
dan bercampur dengan bahan material
dasar (induk) dari tanah yang halus.
 Bahan-bahan yang larut pada lapisan B
seringkali berasal dari lapisan A, disimpan
atau dicuci oleh aliran air.
51
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


Lapisan C (horizon C)

Merupakan lapisan induk yang tidak
banyak mengalami perubahan.

Materi induk setelah pecah dapat
berpindah tempat karena:


Gravitasi ( colluvial deposit), air (alluvial
deposit) glacier (glacial deposit) dan angin
(colian deposit).

52
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


9. Api sebagai faktor ekologi

Secara alamiah organisme telah
beradaptasi terhadap api seperti halnya
terhadap suhu dan air.

Kalau digunakan dengan tepat api dapat
merupakan faktor ekologi yang berguna,
namun yang terjadi api menjadi sumber
bencana kebakaran.
53
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


Tipe kebakaran di alam dapat dibedakan
menjadi :

Kebakaran tajuk/crown fire. seringkali
memusnahkan semua vegetasi dalam
ekosistem. Api menjadi faktor pembatas
bagi semua organisme yang hidup pada
ekosistem yang terbakar. Untuk
memulihkannya ke keadaan semula
memerlukan waktu yang lama karena
ekosistemnya telah rusak dan semua
vegetasi musnah.
54
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


Kebakaran permukaan/ Surface fire

Menguntungkan bagi organisme yang
toleransi terhadap api. Api merupakan
faktor pembatas hanya untuk beberapa
organisme.

Kebakaran permukaan dapat
mengurangi kerja bakteri dalam proses
pembusukan dan membantu
pemecahan kulit yang keras, misalnya
buah pinus sehingga membantu
55
peremajaan hutan.
Faktor Fisik Sebagai Faktor
Pembatas


10. Lingkungan Mikro
 Organisme yang hidup di habitat yang
sama (pada skala makro) sebenarnya
berada dalam keadaan yang berbeda pada
skala lingkungan mikro.
 Iklim mikro, mempunyai peranan yang
relatif besar, dapat berupa iklim lingkungan
kecil (skala mikro) di sekitar pohon pinus,
atau iklim lingkungan besar (skala makro)
di lereng dari suatu lembah.
56
Aplikasi respon organisme






Seringkali faktor-faktor tertentu dapat dengan
tepat menentukan organisme yang ditemukan
di suatu daerah
Atau sebaliknya kita dapat menentukan
keadaan lingkungan fisik dengan
menggunakan organisme yang ditemukan
pada suatu daerah.
Hal ini disebut dengan indikator ekologi/
indikator biologi.
57
Aplikasi respon organisme


Hal yang harus diingat jika kita memakai
indikator ekologi adalah :

Umumnya organisme steno merupakan
indikator yang lebih baik dari pada
organisme eury.

Species yang besar merupakan indikator
yang lebih baik daripada species yang
lebih kecil, karena organisme yang besar
mempunyai biomass lebih stabil.

58
Aplikasi respon organisme




Dan organisme kecil mempunyai turn
over rate yang pendek. Sekarang
banyak, mungkin besok sudah mati,
maka algae tidak pernah dipakai sebagai
indikator ekologi.
Sebelum species dipercaya sebagai
indikator ekologi, harus ada bukti-bukti di
lapangan dan uji laboratorium, untuk
mengetahui persyaratan hidup spesies
organisme tersebut.

59
Aplikasi respon organisme


Hubungan antar spesies, populasi atau
komunitas seringkali menjadi indikator yang
lebih baik daripada hanya satu spesies
saja, karena hal ini akan lebih
menggambarkan keadaan yang terintegrasi.

60

More Related Content

What's hot

Respirasi pada tumbuhan powerpoint
Respirasi pada tumbuhan powerpointRespirasi pada tumbuhan powerpoint
Respirasi pada tumbuhan powerpointIvho Mamonto
 
Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumJun Mahardika
 
Kompetisi intraspesifik & interspesifik iii.ppt
Kompetisi intraspesifik & interspesifik iii.pptKompetisi intraspesifik & interspesifik iii.ppt
Kompetisi intraspesifik & interspesifik iii.pptChristina Elisabeth
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisfahmiganteng
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Biology Education
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...UNESA
 
Faktor Pembatas
Faktor PembatasFaktor Pembatas
Faktor PembatasNur Aini
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiGoogle
 
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahKeterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahFeisal Rachman Soedibja
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
 
Pencemaran tanah
Pencemaran tanahPencemaran tanah
Pencemaran tanahDesy Fadjar
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...UNESA
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanamanKharistya Amaru
 
komunitas sebagai unit ekologi
komunitas sebagai unit ekologikomunitas sebagai unit ekologi
komunitas sebagai unit ekologirobinsyah putra
 

What's hot (20)

Respirasi pada tumbuhan powerpoint
Respirasi pada tumbuhan powerpointRespirasi pada tumbuhan powerpoint
Respirasi pada tumbuhan powerpoint
 
Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umum
 
Kompetisi intraspesifik & interspesifik iii.ppt
Kompetisi intraspesifik & interspesifik iii.pptKompetisi intraspesifik & interspesifik iii.ppt
Kompetisi intraspesifik & interspesifik iii.ppt
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
Laporan Ekologi Tumbuhan "Persaingan Intraspesies Tanaman dan Interspesies Ta...
 
Dinamika populasi
Dinamika populasiDinamika populasi
Dinamika populasi
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...
 
Faktor Pembatas
Faktor PembatasFaktor Pembatas
Faktor Pembatas
 
konsep biodiversitas
konsep biodiversitaskonsep biodiversitas
konsep biodiversitas
 
Makalah osmoregulasi
Makalah osmoregulasiMakalah osmoregulasi
Makalah osmoregulasi
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahKeterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Pencemaran tanah
Pencemaran tanahPencemaran tanah
Pencemaran tanah
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
 
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanaman
 
Isolasi spesies
Isolasi spesiesIsolasi spesies
Isolasi spesies
 
komunitas sebagai unit ekologi
komunitas sebagai unit ekologikomunitas sebagai unit ekologi
komunitas sebagai unit ekologi
 
Laporan genetika
Laporan genetika Laporan genetika
Laporan genetika
 

Viewers also liked

Memahami interaksi dalam ekosistem
Memahami interaksi dalam ekosistemMemahami interaksi dalam ekosistem
Memahami interaksi dalam ekosistemgoogle
 
Konsep Faktor Pembatas_Dewi
Konsep Faktor Pembatas_DewiKonsep Faktor Pembatas_Dewi
Konsep Faktor Pembatas_Dewidewisetiyana52
 
5.ekologi to2 k_revisi
5.ekologi to2 k_revisi5.ekologi to2 k_revisi
5.ekologi to2 k_revisiLivi Pungus
 
Ekosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptEkosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptelissofi
 
Kondisi Fisik sebagai Faktor Pembatas Serangga
Kondisi Fisik sebagai Faktor Pembatas SeranggaKondisi Fisik sebagai Faktor Pembatas Serangga
Kondisi Fisik sebagai Faktor Pembatas SeranggaAmalHayat Makmur
 

Viewers also liked (7)

Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Memahami interaksi dalam ekosistem
Memahami interaksi dalam ekosistemMemahami interaksi dalam ekosistem
Memahami interaksi dalam ekosistem
 
Konsep Faktor Pembatas_Dewi
Konsep Faktor Pembatas_DewiKonsep Faktor Pembatas_Dewi
Konsep Faktor Pembatas_Dewi
 
5.ekologi to2 k_revisi
5.ekologi to2 k_revisi5.ekologi to2 k_revisi
5.ekologi to2 k_revisi
 
Ekosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptEkosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.ppt
 
Ekologi
EkologiEkologi
Ekologi
 
Kondisi Fisik sebagai Faktor Pembatas Serangga
Kondisi Fisik sebagai Faktor Pembatas SeranggaKondisi Fisik sebagai Faktor Pembatas Serangga
Kondisi Fisik sebagai Faktor Pembatas Serangga
 

Similar to Bab 2. respon organisme

materi ekologi
materi ekologimateri ekologi
materi ekologiMiaAzizah4
 
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptxSlide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptxElMa426365
 
3. hewan dan lingkungan
3. hewan dan lingkungan3. hewan dan lingkungan
3. hewan dan lingkunganVick Muhammad
 
Asas asasdancabang2ilmuekologi kelompok4
Asas asasdancabang2ilmuekologi kelompok4Asas asasdancabang2ilmuekologi kelompok4
Asas asasdancabang2ilmuekologi kelompok4ilhamzul
 
Tugas rangkuman ekologi umum
Tugas rangkuman ekologi umumTugas rangkuman ekologi umum
Tugas rangkuman ekologi umumsherlyoha
 
3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx
3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx
3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptxOzgurOmelin
 
respon tanaman terhadap stress lingkungan
respon tanaman terhadap stress lingkunganrespon tanaman terhadap stress lingkungan
respon tanaman terhadap stress lingkunganmaya safitri
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)Nurul Afdal Haris
 
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistem
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistemZaenal rahman x'a keperawatan ekosistem
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistemzaenalofficial48
 
Tumbuhan dalam lingkungan
Tumbuhan dalam lingkunganTumbuhan dalam lingkungan
Tumbuhan dalam lingkunganIMUandIMA93
 
Saling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistemSaling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistemPoetra Chebhungsu
 
Powerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemPowerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemTitoSelaluEnjoy
 
Kelompok ilmu lingkungan
Kelompok ilmu lingkunganKelompok ilmu lingkungan
Kelompok ilmu lingkunganEndang Hidayat
 
Tumbuhan dalam lingkungan
Tumbuhan dalam lingkunganTumbuhan dalam lingkungan
Tumbuhan dalam lingkunganIMUandIMA93
 

Similar to Bab 2. respon organisme (20)

materi ekologi
materi ekologimateri ekologi
materi ekologi
 
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptxSlide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptx
Slide-CIV-306-CIV-306-Kualitas-Air-P3-P4.pptx
 
3. hewan dan lingkungan
3. hewan dan lingkungan3. hewan dan lingkungan
3. hewan dan lingkungan
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Asas asasdancabang2ilmuekologi kelompok4
Asas asasdancabang2ilmuekologi kelompok4Asas asasdancabang2ilmuekologi kelompok4
Asas asasdancabang2ilmuekologi kelompok4
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Tugas rangkuman ekologi umum
Tugas rangkuman ekologi umumTugas rangkuman ekologi umum
Tugas rangkuman ekologi umum
 
3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx
3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx
3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx
 
Ruang Lingkup Ekologi
Ruang Lingkup EkologiRuang Lingkup Ekologi
Ruang Lingkup Ekologi
 
respon tanaman terhadap stress lingkungan
respon tanaman terhadap stress lingkunganrespon tanaman terhadap stress lingkungan
respon tanaman terhadap stress lingkungan
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistem
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistemZaenal rahman x'a keperawatan ekosistem
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistem
 
Tumbuhan dalam lingkungan
Tumbuhan dalam lingkunganTumbuhan dalam lingkungan
Tumbuhan dalam lingkungan
 
Saling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistemSaling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistem
 
Powerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemPowerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang Ekosistem
 
Laporan 8 suhu
Laporan 8 suhuLaporan 8 suhu
Laporan 8 suhu
 
Kelompok ilmu lingkungan
Kelompok ilmu lingkunganKelompok ilmu lingkungan
Kelompok ilmu lingkungan
 
Tumbuhan dalam lingkungan
Tumbuhan dalam lingkunganTumbuhan dalam lingkungan
Tumbuhan dalam lingkungan
 

More from Syarifah Algadri

More from Syarifah Algadri (6)

Carp genetics
Carp genetics Carp genetics
Carp genetics
 
Hk. Dinamika
Hk. Dinamika Hk. Dinamika
Hk. Dinamika
 
Bab 4. komunitas
Bab 4. komunitasBab 4. komunitas
Bab 4. komunitas
 
Bab 3. populasi dalam ekosistem
Bab 3. populasi dalam ekosistem Bab 3. populasi dalam ekosistem
Bab 3. populasi dalam ekosistem
 
Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem Bab 1. Spesies dalam ekosistem
Bab 1. Spesies dalam ekosistem
 
Respirasi, Fisiologi hewan 1
Respirasi, Fisiologi hewan 1Respirasi, Fisiologi hewan 1
Respirasi, Fisiologi hewan 1
 

Recently uploaded

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Recently uploaded (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

Bab 2. respon organisme

  • 1. Bab 2. Respon Organisme terhadap Lingkungan Hukum Minimum Hukum Toleransi Interaksi Gabungan Faktor Pembatas Syarat Sebagai Faktor Pengatur Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas Aplikasi respon organisme 1
  • 2. Respon Organisme terhadap Lingkungan  Dalam merespon faktor abiotik dari lingkungan, organisme mengikuti aturan:     Hukum minimum Hukum toleransi Mekanisme faktor pembatas. Hasil dari interaksi organisme dengan lingkungannya berupa distribusi. 2
  • 3. Hukum Minimum   Pada keadaan yang kritis, bahan bahan pendukung kehidupan suatu organisme yang tersedia dalam jumlah minimum bertindak sebagai faktor pembatas. Justus Liebig (1840) menemukan hasil tanaman tidak ditentukan oleh unsur hara N,P, K yang diperlukan dalam jumlah banyak tetapi oleh mineral seperti magnesium yang diperlukan dalam jumlah sedikit oleh tanaman. 3
  • 5. Hukum Minimum    Temuan ini dikenal sebagai Hukum Minimum Liebig. Bukan hanya unsur hara N,P,K yang dapat bertindak sebagai faktor pembatas, tetapi materi kimiawi lainnya seperti oksigen, fosfor untuk proses pertumbuhan dan reproduksi. Hukum minimum Liebig telah diterapkan pada program pengendalian lingkungan terhadap organisme. 5
  • 6. Hukum Minimum    Temuan ini dikenal sebagai Hukum Minimum Liebig. Bukan hanya unsur hara N,P,K yang dapat bertindak sebagai faktor pembatas, tetapi materi kimiawi lainnya seperti oksigen, fosfor untuk proses pertumbuhan dan reproduksi. Hukum minimum Liebig telah diterapkan pada program pengendalian lingkungan terhadap organisme. 6
  • 7. Hukum Minimum   Namun, hukum minimun Liebig hanya dapat diterapkan pada habitat atau ekosistem dengan arus energi dan materi yang masuk seimbang dengan yang keluar. Fosfor merupakan faktor pembatas bagi organisme perairan. Meningkatnya nutrien seperti nitrogen dan fosfor diperairan disebut proses eutropikasi. 7
  • 8. Hukum Minimum  Pencegahan eutropikasi dapat dengan mengurangi kandungan bahan organik dan unsur hara di perairan sehingga pertumbuhan organisme seperti phytoplankton dan makrophyta terhambat. 8
  • 9. Hukum Toleransi Shelford   Kegagalan suatu organisme dalam mempertahankan hidupnya dapat ditentukan oleh kekurangan atau kelebihan (kuantitatif dan kualitatif) beberapa faktor lingkungan yang mendekati batas toleransinya. Bukan hanya dalam jumlah sedikit atau rendah yang bersifat membatasi tetapi juga dalam jumlah yang berlebihan atau tinggi, seperti sinar matahari. 9
  • 10. Hukum Toleransi Shelford   Kisaran minimum merupakan batas batas toleransi digambarkan sebagai Hukum Toleransi Shelford (1913). Dengan mengetahui kisaran toleransi suatu organisme dapat diketahui keberadaan dan penyebaran (distribusi) organisme tersebut. 10
  • 13. Hukum Toleransi Shelford  Beberapa asas tambahan :    Organisme dapat memiliki kisaran toleransi yang lebar untuk satu faktor dan sempit untuk faktor yang lain Organisme yang memiliki kisaran toleransi yang lebar untuk beberapa faktor akan memiliki penyebaran geografis yang luas Kisaran toleransi terhadap suatu faktor dapat berkurang karena faktor lainnya seperti kekurangan nitrogen mengakibatkan menurunnya kisaran toleransi terhadap kekeringan. 13
  • 14. Hukum Toleransi Shelford   Kisaran toleransi akan berkurang karena interaksi antar populasi seperti pemangsa, parasit dan persaingan. Interaksi menyebabkan organisme tidak dapat memanfaatkan keadaan alam secara optimal. Periode reproduktif merupakan periode yang renta. Tingkatan kehidupan dari biji, telur, embrio, kecambah atau larva lebih renta terhadap faktor faktor lingkungan daripada tingkatan dewasa. 14
  • 15. Hukum Toleransi Shelford  Istilah yang digunakan dalam menggambarkan kisaran toleransi :   steno : sempit dan eury : lebar stenothermal – eurythermal (temperatur)    stenohaline – euryhaline (salinitas)    Telur ikan stenothermal (0 – 12 oC), Telur katak eurythermal (0 - 30 oC). Ikan salmon euryhaline (tawar – laut), ikan mas stenohaline (tawar) stenophagik – euryphagik (makanan)   Kelinci stenophagik (rumput), kambing euryphagik (rumput, perdu, semak dll). 15
  • 17. Hukum Toleransi Shelford   Organisme berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk menggurangi pengaruh faktor faktor lingkungan. Usaha ini merupakan faktor kompensasi dari suatu organisme Faktor kompensasi terlihat effetif pada tingkat komunitas. Pada tingkat spesies akan terlihat pada populasi yang menyesuaikan diri dengan lingkunganya yang disebut dengan EKOTIPE 17
  • 18. Hukum Toleransi Shelford   EKOTIPE merupakan populasi yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kompensasi terhadap temperatur atau sinar bisa sampai tingkat genetik (perubahan morfologi) atau hanya tingkat aklimatisasi secara fisiologis. 18
  • 19. Interaksi Gabungan Faktor Pembatas    Dengan menggabungkan konsep hukum minimum dan konsep toleransi, maka dapat dipahami konsep faktor pembatas (limiting factor). Faktor pembatas (limiting factor) dapat diartikan sebagai keadaan yang mendekati atau melampaui ambang batas toleransi suatu kondisi. Faktor pembatas suatu organisme mencakup kisaran minimum atau maksimum dari faktor-faktor abiotik suatu ekosistem. Misal : Suhu, cahaya, pH yang terlalu rendah (minimum) atau terlalu tinggi (maksimum). 19
  • 20. Interaksi Gabungan Faktor Pembatas  Kehidupan suatu organisme di alam dikendalikan oleh :  Jumlah dan keragaman material (senyawa) yang esensial yang harus ada dalam jumlah minimum.  Faktor-faktor fisik yang kritis  Batas-batas toleransi organisme itu sendiri 20
  • 21. Interaksi Gabungan Faktor Pembatas   Bagi organisme dengan kisaran toleransi yang lebar (eury) terhadap faktor abiotik X yang relatif konstant bukan merupakan faktor pembatas, sehingga organisme tersebut dapat hadir dalam jumlah banyak. Sebaliknya, bagi organisme dengan toleransi yang sempit (steno) terhadap faktor abiotik (Y) yang selalu berubah akan menjadi “faktor pembatas” sehingga akan hadir dalam jumlah sedikit 21
  • 22. Interaksi Gabungan Faktor Pembatas   Contohnya Kandungan O2 di udara dalam jumlah banyak dan konstan bukan merupakan faktor pembatas organisme darat. Sebaliknya, kandungan O2 terlarut di perairan, terdapat dalam jumlah sedikit dan jumlahnya selalu berubah-ubah, menjadi faktor pembatas bagi organisme yang hidup di perairan. 22
  • 23. Syarat sebagai Faktor Pengatur  Faktor lingkungan yang penting dalam setiap ekosistem berbeda beda seperti     di darat: sinar, suhu dan air; di laut: sinar, suhu dan salinitas; di perairan tawar: kandungan oksigen. Faktor lingkungan tidak hanya sebagai faktor pembatas (negatif) tetapi juga menjadi faktor menguntungkan (positif) bagi organisme yang mampu menyesuaikan diri sehingga komunitasnya. 23
  • 24. Syarat sebagai Faktor Pengatur    Sehingga mencapai tingkatan homeostatis Hal ini terjadi karena organisme mampu memanfaatkan perubahan faktor lingkungan yang berkala dengan cara mengatur waktu kegiatannya sehingga memperoleh keuntungan dari lingkungannya. Ritme musiman seperti panjang hari (photoperiode: Juni 16.5 jam dan desember 8 jam) 24
  • 25. Syarat sebagai Faktor Pengatur  Photoperiode merupakan pengatur waktu untuk memulai proses fisiologis yang menghasilkan:    pertumbuhan,pembungaan pada tumbuhan penimbunan lemak, pergantian bulu, migrasi dan pekembang biakan pada burung dan mamalia Diapause (telur yang akan menetas sampai musim semi mendatang) pada serangga. 25
  • 26. Syarat sebagai Faktor Pengatur  Di gurun, panjang hari dan hujan sangat tidak terduga, oleh tumbuhan gurun dimanfaatkan sebagai faktor pengatur. Dengan cara menghasilkan biji biji yang mengandung hormon penghambat perkecambahan, biji dapat tetap hidup dalam tanaha bertahun tahun setelah hujan lebat. 26
  • 27. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas 1. Suhu  Organisme dapat hidup pada suhu sampai 300oC dengan kisaran suhu 100 – 200 oC.  Akan tetapi kebanyakan organisme hanya dapat hidup pada kisaran suhu yang lebih sempit.  Pada umumnya batas atas (maksimum) lebih kritis atau lebih membahayakan kehidupan organisme daripada batas bawah (minimum). 27
  • 28. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas Pada ekosistem perairan, variasi suhu lebih sempit daripada ekosistem darat. Oleh karena itu, biasanya organisme perairan mempunyai kisaran toleransi terhadap suhu lebih sempit daripada organisme darat.  Misal: algae air dan algae darat, invertebrata air dan darat seperti serangga  28
  • 29. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas 2. Radiasi cahaya matahari  Cahaya matahari mempunyai dua fungsi yang saling berlawanan, di satu pihak radiasi cahaya matahari menguntungkan karena sebagai sumber energi bagi proses fotosintesa. Dilain pihak, radiasi cahaya matahari merugikan karena cahaya matahari langsung akan merusak atau membunuh protoplasma. 29
  • 30. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Dari segi ekologi, bagi kehidupan organisme yang penting radiasi adalah kualitas sinar (panjang gelombang dan warna) dan intensitas cahaya (lama penyinaran), karena laju fotosintesa akan bervariasi sesuai dengan perbedaan panjang gelombang yang ada. 30
  • 31. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas    Sinar merah dan biru disaring oleh komponen air dan menghasilkan sinar hijau yang sukar sekali diabsobsi oleh klorofil. Intensitas cahaya matahari berpengaruh langsung secara linear terhadap laju fotosintesis. Penurunan tingkat kejenuhan sinar akan diikuti dengan penurunan intensitas cahaya. 31
  • 32. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas 3. Air  Air merupakan faktor pembatas utama pada lingkungan darat dan perairan. Curah hujan, kelembaban, penguapan (evaporasi) dan suplai air permukaan yang menjadi faktor-faktor yang harus diukur: 32
  • 33. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  3a. Curah hujan  Penyebaran hujan sepanjang tahun merupakan faktor pembatas yang penting bagi organisme.  Umumnya curah hujan tersebar tidak merata. Tabel berikut menggambarkan curah hujan pada berbagai ekosistem 33
  • 34. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas      Curah hujan 0 – 10 inchi/tahun 10 – 30 inchi/tahun 30 – 50 inchi /tahun > 50 inchi/tahunHutan Keadaan Gurun Padang rumput, savana Hutan kering Hutan basah 34
  • 35. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  3b. Kelembaban  Kelembaban diartikan sebagai jumlah uap air yang berada di udara.  Kelembaban mutlak : jumlah air di udara yang dinyatakan dengan berat air per satuan udara.  Jumlah air yang dapat disimpan oleh udara bervariasi tergantung pada suhu dan tekanan udara. 35
  • 36. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Oleh karena itu, dikenal istilah kelembaban nisbi (relatif) yaitu presentase (%) kandungan uap air yang sebenarnya ada dibandingkan dengan kandungan uap air jenuh pada udara dengan tekanan dan temperatur tertentu. 36
  • 37. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  3c. Evaporasi Kadar air di udara merupakan faktor yang penting bagi ekosistem darat, karena penguapan dapat mengakibatkan dehidrasi terhadap hewan dan tumbuhan . Untuk mengurangi dehidrasi binatang berlindung atau lebih giat di malam hari. 9799 % air yang masuk dari tanah, hilang oleh penguapan dari daun/ transpirasi pada tumbuhan. 37
  • 38. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas 4. Interaksi antara suhu dan kelembaban  Interaksi antara suhu dan kelembaban mempunyai pengaruh yang penting bagi ekosistem darat, terlihat pada efek temperatur yang bertambah hebat apabila kelembaban dalam keadaan ekstrim. 38
  • 39. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Berdasarkan suhu dan kelembaban dikenal dua tipe dasar iklim di bumi ini yaitu :  Iklim laut yang ditandai dengan fluktuasi suhu yang tidak ekstrim. Pergantian temperatur tidak menyolok atau drastis.  Iklim darat yang ditandai dengan fluktuasi suhu yang ekstrim 39
  • 40. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas 5. Gas-gas atmosfer Penambahan sedikit kandungan CO2 dan penurunan kandungan O2 akan meningkatkan laju fotosintesis. Pada tanaman kacang-kacangan, laju fotosintesa akan naik 50 % apabila kandungan O2 diturunkan 5 %. 40
  • 41. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas   Di dalam tanah, kandungan O2 dapat menjadi faktor penentu yang penting bagi organisme aerob. Kandungan CO2 akan meningkat jika kedalaman media atau tanah bertambah. Kandungan O2, CO2 dan gas lain di perairan tersedia dalam bentuk terlarut, sehingga yang dapat diperoleh organisme air bervariasi dari temporal (waktu) maupun spartial (tempat). 41
  • 42. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas    Konsentrasi ion hidrogen atau pH terkait erat dengan kandung CO2 di dalam air. pH sering menjadi faktor pembatas yang penting bagi organisme aquatik karena dapat mempengaruhi pernafasan dan kerja enzim. Tanah dan perairan dengan pH rendah/asam seringkali mengalami kekurangan unsur hara dan produktivitasnya rendah. 42
  • 43. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  6. Garam-garam biogenik : makro dan mikro nutrien  Garam biogenik adalah garam-garam yang terlarut dalam air dan merupakan unsur yang vital bagi kelangsungan hidup organisme.  Garam biogenik terdiri dari makro nutrien : C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg dan mikro nutrien : Fe, Mn, Cu, Zn,Si, Mo, Co,Cl. 43
  • 44. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Ditinjau dari fungsinya mikronutrien pada tumbuhan dapat dibagi menjadi untuk:  fotosintesa : Mn, Fe, Zn, V .  metabolisme nitrogen : Mo, Bo, Co, Fe  metabolisme zat lain : Mn, Co, Cu, Si. 44
  • 45. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  7. Arus dan tekanan air.  Arus air tidak hanya mempengaruhi konsentrasi gas dalam air, tetapi juga secara langsung sebagai faktor pembatas.  Misal perbedaan organisme sungai dan danau sering disebabkan oleh arus yang deras pada sungai.  Tumbuhan dan binatang di sungai harus mampu menyesuaikan diri terhadap arus baik secara morfologis dan fisiologis. 45
  • 46. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas   Tekanan air tidak berpengaruh langsung bagi kehidupan organisme yang hidup di darat, tetapi melalui perubahan iklim. Di lautan, tekanan hidrostatis terjadi karena adanya perubahan tekanan dari permukaan laut ke laut yang dalam. Tekanan ini sangat mempengaruhi kehidupan organisme laut. 46
  • 47. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Di laut, tekanan air akan bertambah 1 atmosfer pada setiap penurunan kedalaman 10 meter. Pada bagian laut yang paling dalam, tekanan ini dapat mencapai 1000 atmosfer. 47
  • 48. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  8. Tanah  Tanah berasal dari lapisan kulit bumi yang dilapukkan oleh organisme hidup, sehingga sebagian ahli menyatakan tanah bukan hanya sebagai faktor lingkungan tetapi juga merupakan hasil kerja organisme.  Dengan demikian tanah terdiri atas komponen abiotik dan biotik yang sering kali sukar untuk dipisahkan. 48
  • 49. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Gambaran lapisan tanah dari permukaan ke bagian bawah disebut profil tanah dengan rincian : 1. Lapisan teratas (top soil/horizon A)  Pada lapisan ini terdapat tubuh tumbuhan atau hewan menjadi bahanbahan organik karena proses humifikasi. 49
  • 50. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Pada tanah yang matang, bagian ini terdiri atas lapisan-lapisan yang jelas terpisah dari masing-masing tahap progesif dari humifikasi seperti berikut:  Lapisan sisa (seresah atau litter) A-O mewakili komponen detritus  Lapisan humus A-1  Lapisan tercuci A-2 (warna muda) 50
  • 51. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  2. Lapisan B (horizon B)  Lapisan ini terdiri atas tanah mineral hasil dari proses dekompossisi dan mineralisasi dan bercampur dengan bahan material dasar (induk) dari tanah yang halus.  Bahan-bahan yang larut pada lapisan B seringkali berasal dari lapisan A, disimpan atau dicuci oleh aliran air. 51
  • 52. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Lapisan C (horizon C)  Merupakan lapisan induk yang tidak banyak mengalami perubahan.  Materi induk setelah pecah dapat berpindah tempat karena:  Gravitasi ( colluvial deposit), air (alluvial deposit) glacier (glacial deposit) dan angin (colian deposit). 52
  • 53. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  9. Api sebagai faktor ekologi  Secara alamiah organisme telah beradaptasi terhadap api seperti halnya terhadap suhu dan air.  Kalau digunakan dengan tepat api dapat merupakan faktor ekologi yang berguna, namun yang terjadi api menjadi sumber bencana kebakaran. 53
  • 54. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Tipe kebakaran di alam dapat dibedakan menjadi :  Kebakaran tajuk/crown fire. seringkali memusnahkan semua vegetasi dalam ekosistem. Api menjadi faktor pembatas bagi semua organisme yang hidup pada ekosistem yang terbakar. Untuk memulihkannya ke keadaan semula memerlukan waktu yang lama karena ekosistemnya telah rusak dan semua vegetasi musnah. 54
  • 55. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Kebakaran permukaan/ Surface fire  Menguntungkan bagi organisme yang toleransi terhadap api. Api merupakan faktor pembatas hanya untuk beberapa organisme.  Kebakaran permukaan dapat mengurangi kerja bakteri dalam proses pembusukan dan membantu pemecahan kulit yang keras, misalnya buah pinus sehingga membantu 55 peremajaan hutan.
  • 56. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  10. Lingkungan Mikro  Organisme yang hidup di habitat yang sama (pada skala makro) sebenarnya berada dalam keadaan yang berbeda pada skala lingkungan mikro.  Iklim mikro, mempunyai peranan yang relatif besar, dapat berupa iklim lingkungan kecil (skala mikro) di sekitar pohon pinus, atau iklim lingkungan besar (skala makro) di lereng dari suatu lembah. 56
  • 57. Aplikasi respon organisme    Seringkali faktor-faktor tertentu dapat dengan tepat menentukan organisme yang ditemukan di suatu daerah Atau sebaliknya kita dapat menentukan keadaan lingkungan fisik dengan menggunakan organisme yang ditemukan pada suatu daerah. Hal ini disebut dengan indikator ekologi/ indikator biologi. 57
  • 58. Aplikasi respon organisme  Hal yang harus diingat jika kita memakai indikator ekologi adalah :  Umumnya organisme steno merupakan indikator yang lebih baik dari pada organisme eury.  Species yang besar merupakan indikator yang lebih baik daripada species yang lebih kecil, karena organisme yang besar mempunyai biomass lebih stabil. 58
  • 59. Aplikasi respon organisme   Dan organisme kecil mempunyai turn over rate yang pendek. Sekarang banyak, mungkin besok sudah mati, maka algae tidak pernah dipakai sebagai indikator ekologi. Sebelum species dipercaya sebagai indikator ekologi, harus ada bukti-bukti di lapangan dan uji laboratorium, untuk mengetahui persyaratan hidup spesies organisme tersebut. 59
  • 60. Aplikasi respon organisme  Hubungan antar spesies, populasi atau komunitas seringkali menjadi indikator yang lebih baik daripada hanya satu spesies saja, karena hal ini akan lebih menggambarkan keadaan yang terintegrasi. 60