Faktor lingkungan fisik seperti suhu, kelembaban, cahaya, dan getaran dapat mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan hidup serangga. Suhu dan kelembaban yang ideal diperlukan untuk reproduksi dan aktivitas normal serangga, sementara cahaya dan suara dapat memengaruhi perilaku serangga.
2. Faktor Pembatas
(Limiting Factor)
Keadaan yang mendekati atau melampaui ambang batas
toleransi suatu kondisi.
Suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah dan perkembangan
suatu ekosistem terkait kisaran minimum atau maksimum dari
faktor-faktor abiotik suatu ekosistem
Organisme dengan kisaran toleransi lebar (eury) terhadap faktor
abiotik (X) yang relatif konstan faktor pembatas, sehingga
organisme tersebut dapat hadir dalam jumlah banyak.
Sebaliknya, organisme dengan toleransi sempit (steno) terhadap
faktor abiotik (Y) yang selalu berubah akan menjadi “faktor
pembatas” sehingga akan hadir dalam jumlah sedikit.
4. •Serangga poikilotermal suhu tubuhnya sangat
dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Setiap serangga
memiliki kisaran suhu tertentu. Di luar kisaran suhu yang
ideal, serangga akan mati kedinginan atau kepanasan.
Serangga dapat ditemukan di berbagai habitat dan
mampu beradaptasi dalam beberapa kondisi ekstrim
seperti daerah yang sangat dingin sepertiAntartika.
Suhu
6. Kandungan Air PertumbuhanTerhambat
50 – 90 %
Sesuai, tahan terhadap suhu ekstrim
Pada suhu 18°C, kelembaban 70%, perkembangan telur Sitophillus oryzae
sampai dewasa 110 hari. Pada suhu 18°C, kelembaban 89% 90 hari
Aktivitas penyerangan pun dipengaruhi kelembapan. Sitophillus oryzae
baru bisa menyerang jika kadar air beras atau jagung di atas 14%.
Laju Metabolisme Rendah
Hama Thrips sp. akan berkembang biak dengan normal pada kelembaban
di atas 70%.
7. Aktivitas
Kelembaban Udara
KelembabanTanah
Merusak
Dehidrasi Mati
Telur Membusuk
Reproduksi
Fisiologis
Makan
Lama Hidup
Plutella xylostella
Tungau
Stadia larva 12-15 hari,
musim kemarau antara 7-10
Plutella xylostella < 30%,
musim kemarau mencapai 100%.
Sexava sp.
8. Diurnal
Nocturnal
Krepskular
Mempengaruhi aktifitas serangga, membantu untuk
mendapatkan makanan, tempat yang lebih sesuai
Walang Sangit, Wereng Cokelat dan
Valanga nigricornis.
Spodoptera litura,Tikus,
Agrotis ipsilon
Matahari, Bulan & Lampu
Hama Putih Palsu
9. CAHAYA
Warna
Cahaya
Jumlah Serangga
Jumlah
Nama Serangga
I II III I II III
Netral 11 34 10 55
Ngengat
Nyamuk
Belalang
Kumbang
Lalat
Nyamuk
Lalat
Nyamuk
Hijau 2 11 3 16
Ngengat
Lalat
Semut
Nyamuk
Kumbang
Nyamuk
Merah 3 11 1 15 Nyamuk Nyamuk Belalang
Kuning 7 12 12 31
Lalat
Kumbang
Nyamuk
Nyamuk
Semut
Belalang
Nyamuk
Kumbang
10. Angin
• Angin berpengaruh terhadap perkembangan hama, terutama
dalam proses penyebaran hama tanaman.
• Misalnya: Kutu daun (Aphid) dapat terbang terbawa angin sejauh
1.300 km. Valanga nigricornis zehntneri Krauss), bila ada angin
dapat terbang sejauh 3 km-4 km.
• Selain mendukung penyebaran hama, angin kencang bisa
menghambat bertelurnya kupu-kupu, bahkan sering
menimbulkan kematian.
11. Struktur
Kelembaban
Struktur dan kelembaban tanah berpengaruh besar
terhadap kehidupan hama
Orictes rhinoceros
Sexava sp.
Gembur / Liat
Bahan Organik
Valanga nigricornis
Agrotis ipsilon
Bactrocera sp.
Crocidolomia binotalis
13. Suatu hasil penelitian mendapatkan kesimpulan bahwa seekor
serangga yang bersayap, bila dibangkitkan getaran dengan frekuensi
yang sama dengan frekuensi getaran sayapnya, serangga tersebut akan
jatuh
14. Hijau
Putih
Biru
Merah
Kuning
Melalui mata majemuk omatidia (pengatur frekuensi cahaya) serangga
dapat membedakan warna-warna, karena adanya perbedaan sel-sel retina pada
serangga, kisaran panjang gelombang yang dapat diterima serangga adalah
2540-6000 nm.
Lebih Kontras dan Mengkilap Sekitar 610 nm
Sekitar 510 nm
Sekitar 460 nm
Sekitar 480 nm
Sekitar 560 nm
HASIL PENELITIAN