SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Bab 2. Respon Organisme terhadap
Lingkungan
1
Hukum Minimum
 Pada keadaan yang kritis, bahan bahan
pendukung kehidupan suatu organisme yang
tersedia dalam jumlah minimum bertindak
sebagai faktor pembatas.
 Justus Liebig (1840) : pertumbuhan tanaman
tidak ditentukan oleh unsur hara N,P, K yang
diperlukan dalam jumlah banyak tetapi oleh
mineral seperti magnesium yang diperlukan
dalam jumlah sedikit.
2
Hukum Minimum
 Temuan ini dikenal sebagai Hukum Minimum
Liebig
 Bukan hanya unsur hara N,P,K,Mg yang
dapat bertindak sebagai faktor pembatas,
tetapi materi kimiawi lainnya seperti oksigen,
fosfor untuk proses pertumbuhan dan
reproduksi.
 Hukum minimum Liebig telah diterapkan pada
program pengendalian lingkungan terhadap
organisme.
3
Hukum Minimum
Namun, hukum minimun Liebig hanya dapat
diterapkan
1.Pada habitat atau ekosistem dengan arus energi
dan materi yang masuk seimbang dengan yang
keluar.
Misal : Pada danau kadar CO2 merupakan faktor
pembatas, maka produktivitas seimbang dengan
kadar yang CO2 tersedia apabila yang lain cukup
tersedia. Jika terjadi sesuatu, maka CO2 akan
berubah sehingga produktivitas tidak hanya
tergantung pada CO2 4
Hukum Minimum
2. Interaksi
Misal : Beberapa tumbuhan memperlihatkan bahwa
kebutuhan Zn lebih sedikit bila tumbuh di bawah
naungan dari pada dengan cahaya penuh.
Konsentrasi Zn yang rendah dalam tanah akan
berkurang sifat membatasnya bagi tanaman yang
berada di bawah naungan dibanding dengan
cahaya penuh pada kondisi yang sama.
5
 Fosfor merupakan faktor pembatas bagi
organisme perairan. Meningkatnya nutrien
seperti nitrogen dan fosfor diperairan disebut
proses eutrofikasi.
 Pencegahan eutrofikasi dapat dengan
mengurangi kandungan bahan organik dan
unsur hara di perairan sehingga
pertumbuhan organisme seperti
phytoplankton dan makrophyta terhambat. 6
Hukum Toleransi Shelford
 Kegagalan suatu organisme dalam
mempertahankan hidupnya dapat ditentukan oleh
kekurangan atau kelebihan (kuantitatif dan
kualitatif) beberapa faktor lingkungan yang
mendekati batas toleransinya.
 Bukan hanya dalam jumlah sedikit atau rendah
yang bersifat membatasi tetapi juga dalam jumlah
yang berlebihan atau tinggi, seperti sinar matahari,
suhu, pH.
7
Hukum Toleransi Shelford
 Beberapa asas tambahan :
1.Organisme dapat memiliki kisaran toleransi yang
lebar untuk satu faktor dan sempit untuk faktor
yang lain
2.Organisme yang memiliki kisaran toleransi yang
lebar untuk beberapa faktor akan memiliki
penyebaran geografis yang luas
3.Kisaran toleransi terhadap suatu faktor dapat
berkurang karena faktor lainnya seperti
kekurangan nitrogen mengakibatkan menurunnya
kisaran toleransi terhadap kekeringan.
8
Hukum Toleransi Shelford
4.Seringkali organisme di alam tidak hidup pada
kisaran optimum pada faktor fisik tertentu. Contoh
anggrek.
Kisaran toleransi akan berkurang karena interaksi
antar populasi seperti pemangsa, parasit dan
persaingan. Interaksi menyebabkan organisme
tidak dapat memanfaatkan keadaan alam secara
optimal.
5.Periode reproduktif merupakan periode yang kritis.
Tingkatan kehidupan dari biji, telur, embrio,
kecambah atau larva lebih kritis terhadap faktor
faktor lingkungan daripada tingkatan dewasa.
9
Hukum Toleransi Shelford
 Istilah yang digunakan dalam
menggambarkan kisaran toleransi :
 steno : sempit dan eury : lebar
 stenothermal – eurythermal (temperatur)
 Telur ikan stenothermal (0 – 12 oC),
 Telur katak eurythermal (0 - 30 oC).
 stenohaline – euryhaline (salinitas)
 Ikan salmon euryhaline (tawar – laut),
 ikan mas stenohaline (tawar)
 stenophagik – euryphagik (makanan)
 Kelinci stenophagik (rumput),
 kambing euryphagik (rumput, perdu, semak dll).
10
Interaksi Gabungan Faktor
Pembatas
 Dengan menggabungkan konsep hukum minimum
dan konsep toleransi, maka dapat dipahami konsep
faktor pembatas (limiting factor).
 Faktor pembatas (limiting factor) dapat diartikan
sebagai keadaan yang mendekati atau melampaui
ambang batas toleransi suatu kondisi.
 Faktor pembatas suatu organisme mencakup kisaran
minimum atau maksimum dari faktor-faktor abiotik
suatu ekosistem. Misal : Suhu, cahaya, pH yang
terlalu rendah (minimum) atau terlalu tinggi
(maksimum).
11
Interaksi Gabungan Faktor
Pembatas
 Kehidupan suatu organisme di alam
dikendalikan oleh :
 Jumlah dan keragaman material (senyawa)
yang esensial yang harus ada dalam
jumlah minimum.
 Faktor-faktor fisik yang kritis
 Batas-batas toleransi organisme itu sendiri
12
Interaksi Gabungan Faktor
Pembatas
 Bagi organisme dengan kisaran toleransi yang
lebar (eury) terhadap faktor abiotik X yang
relatif konstant bukan merupakan faktor
pembatas, sehingga organisme tersebut dapat
hadir dalam jumlah banyak.
 Sebaliknya, bagi organisme dengan toleransi
yang sempit (steno) terhadap faktor abiotik (Y)
yang selalu berubah akan menjadi “faktor
pembatas” sehingga akan hadir dalam jumlah
sedikit
13
Interaksi Gabungan Faktor
Pembatas
 Contohnya Kandungan O2 di udara dalam
jumlah banyak dan konstan bukan
merupakan faktor pembatas organisme darat.
 Sebaliknya, kandungan O2 terlarut di
perairan, terdapat dalam jumlah sedikit dan
jumlahnya selalu berubah-ubah, menjadi
faktor pembatas bagi organisme yang hidup
di perairan.
14
Syarat sebagai Faktor Pengatur
 Faktor lingkungan yang penting dalam setiap
ekosistem berbeda beda seperti
 di darat: sinar, suhu dan air;
 di laut: sinar, suhu dan salinitas;
 di perairan tawar: kandungan oksigen.
 Faktor lingkungan tidak hanya sebagai faktor
pembatas (negatif) tetapi juga menjadi faktor
menguntungkan (positif) bagi organisme
yang mampu menyesuaikan diri sehingga
komunitasnya.
15
Syarat sebagai Faktor Pengatur
 Sehingga mencapai tingkatan homeostatis
 Hal ini terjadi karena organisme mampu
memanfaatkan perubahan faktor lingkungan
yang berkala dengan cara mengatur waktu
kegiatannya sehingga memperoleh
keuntungan dari lingkungannya.
 Ritme musiman seperti panjang hari
(photoperiode: Juni 16.5 jam dan desember 8
jam)
16
Syarat sebagai Faktor Pengatur
 Photoperiode merupakan pengatur waktu
untuk memulai proses fisiologis yang
menghasilkan:
 pertumbuhan,pembungaan pada tumbuhan
 penimbunan lemak, pergantian bulu, migrasi dan
pekembang biakan pada burung dan mamalia
 Diapause (telur yang akan menetas sampai musim
semi mendatang) pada serangga.
17
Syarat sebagai Faktor Pengatur
 Di gurun, panjang hari dan hujan sangat
tidak terduga, oleh tumbuhan gurun
dimanfaatkan sebagai faktor pengatur.
Dengan cara menghasilkan biji biji yang
mengandung hormon penghambat
perkecambahan, biji dapat tetap hidup dalam
tanaha bertahun tahun setelah hujan lebat.
18
Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas
suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah dan
perkembangan suatu ekosistem
1. Suhu
 Organisme dapat hidup pada suhu
sampai 300oC dengan kisaran suhu 100
– 200 oC.
 Akan tetapi kebanyakan organisme
hanya dapat hidup pada kisaran suhu
yang lebih sempit.
 Pada umumnya batas atas
(maksimum) lebih kritis atau lebih
membahayakan kehidupan organisme
daripada batas bawah (minimum).
19
Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas
 Pada ekosistem perairan, variasi suhu
lebih sempit daripada ekosistem darat.
Oleh karena itu, biasanya organisme
perairan mempunyai kisaran toleransi
terhadap suhu lebih sempit daripada
organisme darat.
 Misal: algae air dan algae darat,
invertebrata air dan darat seperti
serangga
20
Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas
2. Radiasi cahaya matahari
 Cahaya matahari mempunyai dua fungsi
yang saling berlawanan, di satu pihak
radiasi cahaya matahari menguntungkan
karena sebagai sumber energi bagi
proses fotosintesa. Dilain pihak, radiasi
cahaya matahari merugikan karena
cahaya matahari langsung akan merusak
atau membunuh protoplasma.
21
Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas
3. Air
 Air merupakan faktor pembatas utama
pada lingkungan darat dan perairan. Curah
hujan, kelembaban, penguapan
(evaporasi) dan suplai air permukaan yang
menjadi faktor-faktor yang harus diukur:
22
Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas
 3a. Curah hujan
 Penyebaran hujan sepanjang tahun
merupakan faktor pembatas yang penting
bagi organisme.
 Umumnya curah hujan tersebar tidak
merata. Tabel berikut menggambarkan
curah hujan pada berbagai ekosistem
23
Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas
 Curah hujan Keadaan
 0 – 10 inchi/tahun Gurun
 10 – 30 inchi/tahun Padang rumput,
savana
 30 – 50 inchi /tahun Hutan kering
 > 50 inchi/tahun Hutan Hutan basah
24
Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas
 Berdasarkan suhu dan kelembaban dikenal
dua tipe dasar iklim di bumi ini yaitu :
 Iklim laut yang ditandai dengan fluktuasi
suhu yang tidak ekstrim. Pergantian
temperatur tidak menyolok atau drastis.
 Iklim darat yang ditandai dengan
fluktuasi suhu yang ekstrim
25
Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas
5. Gas-gas atmosfer
Penambahan sedikit kandungan CO2 dan
penurunan kandungan O2 akan
meningkatkan laju fotosintesis.
Pada tanaman kacang-kacangan, laju
fotosintesa akan naik 50 % apabila
kandungan O2 diturunkan 5 %.
26
Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas
 Di dalam tanah, kandungan O2 dapat menjadi
faktor penentu yang penting bagi organisme
aerob. Kandungan CO2 akan meningkat jika
kedalaman media atau tanah bertambah.
 Kandungan O2, CO2 dan gas lain di perairan
tersedia dalam bentuk terlarut, sehingga
yang dapat diperoleh organisme air bervariasi
dari temporal (waktu) maupun spartial
(tempat).
27
Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas
 Konsentrasi ion hidrogen atau pH terkait erat
dengan kandung CO2 di dalam air.
 pH sering menjadi faktor pembatas yang
penting bagi organisme aquatik karena dapat
mempengaruhi pernafasan dan kerja enzim.
 Tanah dan perairan dengan pH rendah/asam
seringkali mengalami kekurangan unsur hara
dan produktivitasnya rendah.
28
Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas
 6. Arus dan tekanan air.
 Arus air tidak hanya mempengaruhi
konsentrasi gas dalam air, tetapi juga
secara langsung sebagai faktor
pembatas.
 Misal perbedaan organisme sungai dan
danau sering disebabkan oleh arus yang
deras pada sungai.
 Tumbuhan dan binatang di sungai harus
mampu menyesuaikan diri terhadap arus
baik secara morfologis dan fisiologis.
29
Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas
 Tekanan air tidak berpengaruh langsung bagi
kehidupan organisme yang hidup di darat,
tetapi melalui perubahan iklim.
 Di lautan, tekanan hidrostatis terjadi karena
adanya perubahan tekanan dari permukaan
laut ke laut yang dalam. Tekanan ini sangat
mempengaruhi kehidupan organisme laut.
30

More Related Content

Similar to materi ekologi

3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx
3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx
3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptxOzgurOmelin
 
Saling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistemSaling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistemPoetra Chebhungsu
 
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptxBayuSulistiantono1
 
respon tanaman terhadap stress lingkungan
respon tanaman terhadap stress lingkunganrespon tanaman terhadap stress lingkungan
respon tanaman terhadap stress lingkunganmaya safitri
 
Pert. 9 Komponen-komponen Lingkungan.pptx
Pert. 9 Komponen-komponen Lingkungan.pptxPert. 9 Komponen-komponen Lingkungan.pptx
Pert. 9 Komponen-komponen Lingkungan.pptxMuhammad Jarnawi
 
ekologi tumbuhan pertemuan 4 untuk mahasiswa
ekologi tumbuhan pertemuan 4 untuk  mahasiswaekologi tumbuhan pertemuan 4 untuk  mahasiswa
ekologi tumbuhan pertemuan 4 untuk mahasiswazulfanarico1
 
Powerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemPowerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemTitoSelaluEnjoy
 
DASAR DISTRIBUSI_KELIMPAHAN Terbaru.pptx
DASAR DISTRIBUSI_KELIMPAHAN Terbaru.pptxDASAR DISTRIBUSI_KELIMPAHAN Terbaru.pptx
DASAR DISTRIBUSI_KELIMPAHAN Terbaru.pptxIndiraDwikasari
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxAmmar Ahmad
 
PPT EKOSISTEM.pptx
PPT EKOSISTEM.pptxPPT EKOSISTEM.pptx
PPT EKOSISTEM.pptxNurul262186
 
Laporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
 
Tugas rangkuman ekologi umum
Tugas rangkuman ekologi umumTugas rangkuman ekologi umum
Tugas rangkuman ekologi umumsherlyoha
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5Bondan the Planter of Palm Oil
 
manusia_dan_lingkungan.pdf
manusia_dan_lingkungan.pdfmanusia_dan_lingkungan.pdf
manusia_dan_lingkungan.pdfUmmuFaizah4
 
Faktor penentu pertumbuhan
Faktor penentu pertumbuhanFaktor penentu pertumbuhan
Faktor penentu pertumbuhanAzan Asri
 

Similar to materi ekologi (20)

faktor pembatas ekosistem
faktor pembatas ekosistemfaktor pembatas ekosistem
faktor pembatas ekosistem
 
3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx
3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx
3 Sumberdaya Alam Bagi Hewan.pptx
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Saling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistemSaling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistem
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
13_14-Dasar-dasar ekologi tumbuhan.pptx
 
respon tanaman terhadap stress lingkungan
respon tanaman terhadap stress lingkunganrespon tanaman terhadap stress lingkungan
respon tanaman terhadap stress lingkungan
 
Pert. 9 Komponen-komponen Lingkungan.pptx
Pert. 9 Komponen-komponen Lingkungan.pptxPert. 9 Komponen-komponen Lingkungan.pptx
Pert. 9 Komponen-komponen Lingkungan.pptx
 
ekologi tumbuhan pertemuan 4 untuk mahasiswa
ekologi tumbuhan pertemuan 4 untuk  mahasiswaekologi tumbuhan pertemuan 4 untuk  mahasiswa
ekologi tumbuhan pertemuan 4 untuk mahasiswa
 
Powerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang EkosistemPowerpoint tentang Ekosistem
Powerpoint tentang Ekosistem
 
DASAR DISTRIBUSI_KELIMPAHAN Terbaru.pptx
DASAR DISTRIBUSI_KELIMPAHAN Terbaru.pptxDASAR DISTRIBUSI_KELIMPAHAN Terbaru.pptx
DASAR DISTRIBUSI_KELIMPAHAN Terbaru.pptx
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
Abiotik
AbiotikAbiotik
Abiotik
 
PPT EKOSISTEM.pptx
PPT EKOSISTEM.pptxPPT EKOSISTEM.pptx
PPT EKOSISTEM.pptx
 
Laporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca Naibaho
 
Tugas rangkuman ekologi umum
Tugas rangkuman ekologi umumTugas rangkuman ekologi umum
Tugas rangkuman ekologi umum
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
 
manusia_dan_lingkungan.pdf
manusia_dan_lingkungan.pdfmanusia_dan_lingkungan.pdf
manusia_dan_lingkungan.pdf
 
Faktor penentu pertumbuhan
Faktor penentu pertumbuhanFaktor penentu pertumbuhan
Faktor penentu pertumbuhan
 
Silvika
SilvikaSilvika
Silvika
 

materi ekologi

  • 1. Bab 2. Respon Organisme terhadap Lingkungan 1
  • 2. Hukum Minimum  Pada keadaan yang kritis, bahan bahan pendukung kehidupan suatu organisme yang tersedia dalam jumlah minimum bertindak sebagai faktor pembatas.  Justus Liebig (1840) : pertumbuhan tanaman tidak ditentukan oleh unsur hara N,P, K yang diperlukan dalam jumlah banyak tetapi oleh mineral seperti magnesium yang diperlukan dalam jumlah sedikit. 2
  • 3. Hukum Minimum  Temuan ini dikenal sebagai Hukum Minimum Liebig  Bukan hanya unsur hara N,P,K,Mg yang dapat bertindak sebagai faktor pembatas, tetapi materi kimiawi lainnya seperti oksigen, fosfor untuk proses pertumbuhan dan reproduksi.  Hukum minimum Liebig telah diterapkan pada program pengendalian lingkungan terhadap organisme. 3
  • 4. Hukum Minimum Namun, hukum minimun Liebig hanya dapat diterapkan 1.Pada habitat atau ekosistem dengan arus energi dan materi yang masuk seimbang dengan yang keluar. Misal : Pada danau kadar CO2 merupakan faktor pembatas, maka produktivitas seimbang dengan kadar yang CO2 tersedia apabila yang lain cukup tersedia. Jika terjadi sesuatu, maka CO2 akan berubah sehingga produktivitas tidak hanya tergantung pada CO2 4
  • 5. Hukum Minimum 2. Interaksi Misal : Beberapa tumbuhan memperlihatkan bahwa kebutuhan Zn lebih sedikit bila tumbuh di bawah naungan dari pada dengan cahaya penuh. Konsentrasi Zn yang rendah dalam tanah akan berkurang sifat membatasnya bagi tanaman yang berada di bawah naungan dibanding dengan cahaya penuh pada kondisi yang sama. 5
  • 6.  Fosfor merupakan faktor pembatas bagi organisme perairan. Meningkatnya nutrien seperti nitrogen dan fosfor diperairan disebut proses eutrofikasi.  Pencegahan eutrofikasi dapat dengan mengurangi kandungan bahan organik dan unsur hara di perairan sehingga pertumbuhan organisme seperti phytoplankton dan makrophyta terhambat. 6
  • 7. Hukum Toleransi Shelford  Kegagalan suatu organisme dalam mempertahankan hidupnya dapat ditentukan oleh kekurangan atau kelebihan (kuantitatif dan kualitatif) beberapa faktor lingkungan yang mendekati batas toleransinya.  Bukan hanya dalam jumlah sedikit atau rendah yang bersifat membatasi tetapi juga dalam jumlah yang berlebihan atau tinggi, seperti sinar matahari, suhu, pH. 7
  • 8. Hukum Toleransi Shelford  Beberapa asas tambahan : 1.Organisme dapat memiliki kisaran toleransi yang lebar untuk satu faktor dan sempit untuk faktor yang lain 2.Organisme yang memiliki kisaran toleransi yang lebar untuk beberapa faktor akan memiliki penyebaran geografis yang luas 3.Kisaran toleransi terhadap suatu faktor dapat berkurang karena faktor lainnya seperti kekurangan nitrogen mengakibatkan menurunnya kisaran toleransi terhadap kekeringan. 8
  • 9. Hukum Toleransi Shelford 4.Seringkali organisme di alam tidak hidup pada kisaran optimum pada faktor fisik tertentu. Contoh anggrek. Kisaran toleransi akan berkurang karena interaksi antar populasi seperti pemangsa, parasit dan persaingan. Interaksi menyebabkan organisme tidak dapat memanfaatkan keadaan alam secara optimal. 5.Periode reproduktif merupakan periode yang kritis. Tingkatan kehidupan dari biji, telur, embrio, kecambah atau larva lebih kritis terhadap faktor faktor lingkungan daripada tingkatan dewasa. 9
  • 10. Hukum Toleransi Shelford  Istilah yang digunakan dalam menggambarkan kisaran toleransi :  steno : sempit dan eury : lebar  stenothermal – eurythermal (temperatur)  Telur ikan stenothermal (0 – 12 oC),  Telur katak eurythermal (0 - 30 oC).  stenohaline – euryhaline (salinitas)  Ikan salmon euryhaline (tawar – laut),  ikan mas stenohaline (tawar)  stenophagik – euryphagik (makanan)  Kelinci stenophagik (rumput),  kambing euryphagik (rumput, perdu, semak dll). 10
  • 11. Interaksi Gabungan Faktor Pembatas  Dengan menggabungkan konsep hukum minimum dan konsep toleransi, maka dapat dipahami konsep faktor pembatas (limiting factor).  Faktor pembatas (limiting factor) dapat diartikan sebagai keadaan yang mendekati atau melampaui ambang batas toleransi suatu kondisi.  Faktor pembatas suatu organisme mencakup kisaran minimum atau maksimum dari faktor-faktor abiotik suatu ekosistem. Misal : Suhu, cahaya, pH yang terlalu rendah (minimum) atau terlalu tinggi (maksimum). 11
  • 12. Interaksi Gabungan Faktor Pembatas  Kehidupan suatu organisme di alam dikendalikan oleh :  Jumlah dan keragaman material (senyawa) yang esensial yang harus ada dalam jumlah minimum.  Faktor-faktor fisik yang kritis  Batas-batas toleransi organisme itu sendiri 12
  • 13. Interaksi Gabungan Faktor Pembatas  Bagi organisme dengan kisaran toleransi yang lebar (eury) terhadap faktor abiotik X yang relatif konstant bukan merupakan faktor pembatas, sehingga organisme tersebut dapat hadir dalam jumlah banyak.  Sebaliknya, bagi organisme dengan toleransi yang sempit (steno) terhadap faktor abiotik (Y) yang selalu berubah akan menjadi “faktor pembatas” sehingga akan hadir dalam jumlah sedikit 13
  • 14. Interaksi Gabungan Faktor Pembatas  Contohnya Kandungan O2 di udara dalam jumlah banyak dan konstan bukan merupakan faktor pembatas organisme darat.  Sebaliknya, kandungan O2 terlarut di perairan, terdapat dalam jumlah sedikit dan jumlahnya selalu berubah-ubah, menjadi faktor pembatas bagi organisme yang hidup di perairan. 14
  • 15. Syarat sebagai Faktor Pengatur  Faktor lingkungan yang penting dalam setiap ekosistem berbeda beda seperti  di darat: sinar, suhu dan air;  di laut: sinar, suhu dan salinitas;  di perairan tawar: kandungan oksigen.  Faktor lingkungan tidak hanya sebagai faktor pembatas (negatif) tetapi juga menjadi faktor menguntungkan (positif) bagi organisme yang mampu menyesuaikan diri sehingga komunitasnya. 15
  • 16. Syarat sebagai Faktor Pengatur  Sehingga mencapai tingkatan homeostatis  Hal ini terjadi karena organisme mampu memanfaatkan perubahan faktor lingkungan yang berkala dengan cara mengatur waktu kegiatannya sehingga memperoleh keuntungan dari lingkungannya.  Ritme musiman seperti panjang hari (photoperiode: Juni 16.5 jam dan desember 8 jam) 16
  • 17. Syarat sebagai Faktor Pengatur  Photoperiode merupakan pengatur waktu untuk memulai proses fisiologis yang menghasilkan:  pertumbuhan,pembungaan pada tumbuhan  penimbunan lemak, pergantian bulu, migrasi dan pekembang biakan pada burung dan mamalia  Diapause (telur yang akan menetas sampai musim semi mendatang) pada serangga. 17
  • 18. Syarat sebagai Faktor Pengatur  Di gurun, panjang hari dan hujan sangat tidak terduga, oleh tumbuhan gurun dimanfaatkan sebagai faktor pengatur. Dengan cara menghasilkan biji biji yang mengandung hormon penghambat perkecambahan, biji dapat tetap hidup dalam tanaha bertahun tahun setelah hujan lebat. 18
  • 19. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah dan perkembangan suatu ekosistem 1. Suhu  Organisme dapat hidup pada suhu sampai 300oC dengan kisaran suhu 100 – 200 oC.  Akan tetapi kebanyakan organisme hanya dapat hidup pada kisaran suhu yang lebih sempit.  Pada umumnya batas atas (maksimum) lebih kritis atau lebih membahayakan kehidupan organisme daripada batas bawah (minimum). 19
  • 20. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Pada ekosistem perairan, variasi suhu lebih sempit daripada ekosistem darat. Oleh karena itu, biasanya organisme perairan mempunyai kisaran toleransi terhadap suhu lebih sempit daripada organisme darat.  Misal: algae air dan algae darat, invertebrata air dan darat seperti serangga 20
  • 21. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas 2. Radiasi cahaya matahari  Cahaya matahari mempunyai dua fungsi yang saling berlawanan, di satu pihak radiasi cahaya matahari menguntungkan karena sebagai sumber energi bagi proses fotosintesa. Dilain pihak, radiasi cahaya matahari merugikan karena cahaya matahari langsung akan merusak atau membunuh protoplasma. 21
  • 22. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas 3. Air  Air merupakan faktor pembatas utama pada lingkungan darat dan perairan. Curah hujan, kelembaban, penguapan (evaporasi) dan suplai air permukaan yang menjadi faktor-faktor yang harus diukur: 22
  • 23. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  3a. Curah hujan  Penyebaran hujan sepanjang tahun merupakan faktor pembatas yang penting bagi organisme.  Umumnya curah hujan tersebar tidak merata. Tabel berikut menggambarkan curah hujan pada berbagai ekosistem 23
  • 24. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Curah hujan Keadaan  0 – 10 inchi/tahun Gurun  10 – 30 inchi/tahun Padang rumput, savana  30 – 50 inchi /tahun Hutan kering  > 50 inchi/tahun Hutan Hutan basah 24
  • 25. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Berdasarkan suhu dan kelembaban dikenal dua tipe dasar iklim di bumi ini yaitu :  Iklim laut yang ditandai dengan fluktuasi suhu yang tidak ekstrim. Pergantian temperatur tidak menyolok atau drastis.  Iklim darat yang ditandai dengan fluktuasi suhu yang ekstrim 25
  • 26. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas 5. Gas-gas atmosfer Penambahan sedikit kandungan CO2 dan penurunan kandungan O2 akan meningkatkan laju fotosintesis. Pada tanaman kacang-kacangan, laju fotosintesa akan naik 50 % apabila kandungan O2 diturunkan 5 %. 26
  • 27. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Di dalam tanah, kandungan O2 dapat menjadi faktor penentu yang penting bagi organisme aerob. Kandungan CO2 akan meningkat jika kedalaman media atau tanah bertambah.  Kandungan O2, CO2 dan gas lain di perairan tersedia dalam bentuk terlarut, sehingga yang dapat diperoleh organisme air bervariasi dari temporal (waktu) maupun spartial (tempat). 27
  • 28. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Konsentrasi ion hidrogen atau pH terkait erat dengan kandung CO2 di dalam air.  pH sering menjadi faktor pembatas yang penting bagi organisme aquatik karena dapat mempengaruhi pernafasan dan kerja enzim.  Tanah dan perairan dengan pH rendah/asam seringkali mengalami kekurangan unsur hara dan produktivitasnya rendah. 28
  • 29. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  6. Arus dan tekanan air.  Arus air tidak hanya mempengaruhi konsentrasi gas dalam air, tetapi juga secara langsung sebagai faktor pembatas.  Misal perbedaan organisme sungai dan danau sering disebabkan oleh arus yang deras pada sungai.  Tumbuhan dan binatang di sungai harus mampu menyesuaikan diri terhadap arus baik secara morfologis dan fisiologis. 29
  • 30. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas  Tekanan air tidak berpengaruh langsung bagi kehidupan organisme yang hidup di darat, tetapi melalui perubahan iklim.  Di lautan, tekanan hidrostatis terjadi karena adanya perubahan tekanan dari permukaan laut ke laut yang dalam. Tekanan ini sangat mempengaruhi kehidupan organisme laut. 30