Metode menilai kapasitas kelembagaan meliputi tiga langkah utama, yaitu menentukan fungsi agribisnis yang akan dilakukan, menganalisis opsi kelembagaan berdasarkan pertimbangan teknis, ekonomi, dan manajemen, serta merekomendasikan opsi kelembagaan berdasarkan hasil analisis. Opsi kelembagaan terdiri dari dipenuhi secara mandiri, melalui relasi individual, atau melalui relasi kolektif dengan menggunak
2. Materi:
1. Apa KELEMBAGAAN, apa ORGANISASI ?
2. Metode menilai (ASSESSMENT) kapasitas kelembagaan ?
3. POTENSI BISNIS dan rekayasa kelembagan pengembangan garibisnis
kawasan pertanian
4. Apa KORPORASI petani ?
5. KOSTRATANI sebagai pendekatan pembangunan kawasan
6. Program-program pengembangan KORPORASI di KECAMATAN
7. Rancangan bisnis dan pendekatan PENDAMPINGAN KELEMBAGAAN
8. Dari DEMPLOT menuju Kelembagaan Agribisnis
2
4. Meluruskan konsep:
4
“Kelembagaan petani” = SALAH. Di google tidak ada “farmer institution”
“Organisasi petani” = BENAR. Di google ada “farmer organization”
Kelembagaan ....... = diikuti kata kerja
Organisasi ........ = diikuti kata benda
8. Definisi semestinya:
8
Lembaga (institution) =
“merupakan hal-hal yang menjadi penentu
dalam perilaku manusia dalam
masyarakat yakni berupa norma, nilai-
nilai, aturan formal dan nonformal, dan
pengetahuan kultural. Keseluruhan ini
menjadi pedoman dalam berperilaku aktor
(individu dan organisasi), memberi
peluang (empower) namun sekaligus
membatasi (constraint) aktor”
Kelembagaan (institutional) =
“segala hal yang berkenaan dengan lembaga”
Organisasi (organization) =
“adalah kelompok sosial yg sengaja
dibentuk oleh sekelompok orang, memiliki
anggota yang jelas, dibentuk untuk
mencapai tujuan tertentu, dan memiliki
aturan yang dinyatakan tegas (biasanya
tertulis). Organisasi adalah aktor sosial
dalam masyarakat sebagaimana individu.
Contoh: koperasi, kelompok tani, Gabungan
kelompok tani, dan kelompok wanita tani”
Keorganisasian (organizational) =
“hal-hal berkenaan dengan organisasi
misalnya perihal kepemimpinan dalam
organisasi, keanggotaan, manajemen,
keuangan organisasi, kapasitas organisasi,
serta relasi dengan organisasi lain”
9. 9
Apa kelembagaan (institution) ?
“are composed of cultured-cognitive, normative, and regulative elements
that, together with associated activities and resources, provide stability
and meaning of social live” (Scott, 2008: 48).
Apa Organisasi (organization) =
“adalah kelompok sosial yg sengaja dibentuk oleh sekelompok
orang, memiliki anggota yang jelas, dibentuk untuk mencapai
tujuan tertentu, dan memiliki aturan yang dinyatakan tegas
(biasanya tertulis). Organisasi adalah aktor sosial dalam
masyarakat sebagaimana individu. Contoh: koperasi, kelompok
tani, Gabungan kelompok tani, dan kelompok wanita tani”
10. Rekonseptualisasi “Lembaga” dan “Organisasi”
10
In English Biasa diterjemahkan
menjadi
Terminologi semestinya Batasan dan materinya
1. institution Kelembagaan, institusi Lembaga norma, regulasi, pengetahuan-kultural.
Menjadi pedoman dalam berperilaku aktor
2. institutional Kelembagaan, institusi Kelembagaan Hal-hal berkenaan dengan lembaga.
3. organization Organisasi, lembaga,
kelembagaan
Organisasi social group, yg sengaja dibentuk, punya
anggota, utk mencapai tujuan tertentu, aturan
dinyatakan tegas. (kelompok tani, koperasi,
Gapoktan)
4. organizational Keorganisasian,
kelembagaan
Keorganisasian Hal-hal berkenaan dengan organisasi (struktur
org, anggota, kepemimpinan, manajemen,
finansial, dll).
12. Kelembagaan vs organisasi:
KELEMBAGAAN
= PERILAKU
aktor yg
EFEKTIF
NORMA
REGULASI
Kultural
KOGNITIF
ORGANISASI
12
KELEMBAGAAN diikuti KATA
KERJA:
Contoh: “kelembagaan
penyediaan benih bersertifikat”
ORGANISASI diikuti KATA
BENDA:
Contoh: “organisasi pemuda
tani”
13. 13
Apa yang disebut dengan “kelembagaan
yang bagus”?
= RELASI antar aktor
yang EFEKTIF
Yaitu:
- Terpola, predictable
- Tepat (cara, waktu, bentuk dll)
- Berbiaya murah (cost transaction)
- Dapat dipercaya, tidak menzalimi
- Bukan kelompok tani yang maju, Gapoktan
bagus, korporasi hebat.
- Dan lain-lain
• Bagaimana agar
relasi efektif?
1. Norma yang baik
2. Regulasi yang kuat
dan lengkap
3. Kultural kognitif
yang cukup,
dan/atau
4. Organisasi yang
kuat
(Teori New Institutionalism
Konsep dan Teori:
14. UU No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani:
Kelembagaan Petani = lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk Petani guna memperkuat
dan memperjuangkan kepentingan petani (Pasal 1)
Kelembagaan petani = Kelompok Tani, Gapoktan, Asosiasi Komoditas Pertanian, dan Dewan Komoditas
Pertanian Nasional (Pasal 70)
Kelembagaan ekonomi petani (pasal 80-81) = Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) berupa badan usaha
milik petani (BUMP).
Pasal 80:
(1) BUMP dibentuk oleh, dari, dan untuk Petani melalui Gabungan Kelompok Tani dengan penyertaan
modal yang seluruhnya dimiliki oleh Gabungan Kelompok Tani.
(2) BUMP berbentuk koperasi atau badan usaha lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) BUMP berfungsi untuk meningkatkan skala ekonomi, daya saing, wadah investasi, dan
mengembangkan jiwa kewirausahaan Petani.
Apa KP dan KEP ? (Harusnya OP dan OEP)
14
15. Apa Social ORGANIZATION?
15
1. Dibentuk secara sengaja
2. Punya anggota yang dapat diidentifikasi secara jelas
3. Punya pengurus yang sengaja dibentuk
4. Organization border dapat diidentfikasi
5. Memiliki tujuan organisasi
6. Memiliki struktur internal (peran, otoritas, penggunaan SD, dll)
Contoh:
Kelompok Tani, Gapoktan, KWT, P3A, BPP, Kantor Dinas, BPTP,
Pemda, negara, dll
17. Langkah-langkah rancang bangun
kelembagaan:
(3) How
Bagaimana melakukan nya ?
(2) Who
Siapa yang akan melakukan ?
(1) What
Apa yang mau dilakukan ?
17
1. INDIVIDU
2. GROUP
2.1. Formal
2.1.1. Individual org
(KT, dll)
2.1.2. Secondary
org (Gapoktan)
2.2. Non formal (subak)
1. Dipenuhi sendiri
2. Relasi individual
3. Relasi kolektif
18. 1. Apa yang mau dilakukan?
18
- Penyediaan lahan usaha
- Penyediaan benih
-Penyediaan pupuk dan obat-obatan
-Penyediaan modal
-Penyediaan/pengurangan airi irigasi
- Penyediasn TK
-Pelayanan Alsintan
-Pengolahan hasil produksi
-Penjualan/pemasaran
-Penyediaan teknologi-Penyediaan informasi
19. 2. Siapa yang akan
melakukan? Opsi 2 = Individual organization:
1. Kelompok tani
2. KWT
3. Kelompok penangkar benih
4. P3A
5. Kelompok buruh tanam (non
formal)
6. Kel buruh panen (non formal)
7. Primer Koperasi
8. Perusahaan
Opsi 3 = Secondary level organization:
1. GAPOKTAN
2. Asosiasi KWT
3. Induk Koperasi
4. Korporasi ( = gabungan perusahaan)
Opsi 1 = Individu:
1. Petani
2. Buruh tani
3. Pedagang gabah
4. Pedagang kios saprodi
5. Pengusaha traktor
6. Pengusaha huller
19
20. 3. Bagaimana akan dilakukan?
1. Dipenuhi sendiri = mandiri
2. Relasi individual = memutuskan
dan melakukan sendiri
3. Relasi kolektif = mewakilkan
kepada kelompok (organisasi
petani)
20
1. Secara teknis mampu
(possible)
Pilihan RELASI: Pertimbangan yang
digunakan:
2. Secara ekonomi
menguntungkan (provitable)
3. Secara manajemen sanggup
(capable)
21. Dasar pertimbangan assessment :
1. TEKNIS (possible):
sanggup, mampu, terampil, punya sarana dan prasarana, menguasai
tekniknya, terbukti dari produknya, dll
2. EKONOMIS (profitable):
tidak merugikan, lebih menguntungkan, lebih terjamin kontinyuitasnya, ada
nilai tambah bagi pelakunya, membuka lapangan usaha, menjanjikan
pendapatan, memiliki mitra usaha, dll.
3. MANAJEMEN (capable):
eksistensi, manajemen siap, adminstrasi rapi, kepemimpinan kuat,
komitmen pengurus, kontiyuitas terjamin, lebih adil, bisa diandalkan, lebih
efisien, lebih cepat, dll.
21
23. Kerangka kerja studi:
I. PENGUMPULAN
DATA DAN
INFORMASI
Identifikasi aktivitas agribisnis yang akan dilakukan
II. ANALISIS Pertimbangan teknis (possible), ekonomi (profitable), manajemen (capable)
III. PILIHAN
KELEMBAGAAN 1. Dipenuhi secara
sendiri (mandiri)
2. Melalui relasi
individual (dengan
kios saprodi,
pedagang gabah, dll)
3. Melalui relasi kolektif (kelompok tani,
Gapoktan, koperasi, perusahaan petani, dll)
Menggunakan
organisasi petani yg
ada
Membentuk organisasi
baru
IV. KEBUTUHAN
PEMBERDAYAAN
-Pelatihan
keterampilan
-Pelatihan bisnis
-Pendampingan PPL
-Penguatan
manajemen
--Penguatan modal
--Pelatihan
-Revitalisasi
organisasi
-Penyegaran
pengurus
-pelatihan
manajemen,
kepemimpinan,
keuangan, dll
-Pemilihan pengurus
-Badan hukum
-Pelatihan
manajemen,
kepemimpinan,
keuangan dll
-Pendampingan
konsultan23
24. Pertimbangan teknis, ekonomi, dan kelembagaan yang digunakan:
Pertimbangan VS opsi
kelembagaan
DIPENUHI SENDIRI
(petani dan anggota keluarganya)
RELASI INDIVIDUAL
(kios saprodi, pedagang
gabah, penggilingan, dll)
RELASI KOLEKTIF
(KT, Gapoktan, koperasi
petani, perusahaan petani)
Nilai : 1- 2- 3- 4- 5 Nilai : 1- 2- 3- 4- 5 Nilai : 1- 2- 3- 4- 5
TEKNIS (possible)
tidak sanggup (1) s/d sangat
sanggup (5) secara teknis
tidak sanggup (1) s/d sangat
sanggup (5) secara teknis
tidak sanggup (1) s/d sangat
sanggup (5) secara teknis
EKONOMI (profitable)
tidak merugikan (=1) s/d sangat
menguntungkan (=5) secara
ekonomi
tidak merugikan (=1) s/d
sangat menguntungkan (=5)
secara ekonomi
tidak merugikan (=1) s/d
sangat menguntungkan (=5)
secara ekonomi
MANAJEMEN (capable)
tidak sanggup (=1) s/d sangat
sanggup (=5) secara organisasi
dan manajemen
tidak sanggup (=1) s/d sangat
sanggup (=5) secara
organisasi dan manajemen
tidak sanggup (=1) s/d sangat
sanggup (=5) secara
organisasi dan manajemen
24
25. Deskripsi indikator TEKNIS (contoh: kegiatan pemenuhan benih):
Pilihan 1= tidak sanggup 2=agak sanggup 3=cukup sanggup 4=sanggup 5= sangat sanggup
1. Dipenuhi
secara
mandiri
Petani/RT tani belum
pernah memproduksi
benih, belum terbukti,
tidak terampil
Petani pernah
mencoba, belum
memberi hasil bagus
Pernah dapat
pelatihan, pernah
mencoba, hasil benih
belum baik
Sudah dapat pelatihan,
sudah berproduksi, hasil
cukup bagus, belum
bersertifikat BPSB,
belum memasarkan
Petani/RT tani sudah
biasa, terampil, dan
berhasil memproduksi
benih bermutu, sudah
biasa memasarkan
2. Melalui
relasi
individual
Tidak ada penjual/kios
benih di desa
Ada kios, tidak paham
aspek benih, kualitas
benih yang dijual
tidak terjamin
Ada kios, faham
teknologi benih,
kualitas benih yang
dijual cukup baik
Ada kios saprodi, faham
teknologi benih, kualitas
benih baik dan terjamin
Ada banyak kios
saprodi tersedia,
kualitas benih yang
dijual baik, mampu
memberi saran ke
petani
3. Melalui
relasi kolektif
Kelompok penangkar
belum ada di desa,
organisasi petani (KT,
Gapoktan) tidak
memproduksi dan
melayani penyediaan
benih
Ada petani penangkar,
berpotensi
membentuk kelompok
penangkar, belum
produksi
Ada kelompok
penangkar, pernah
produksi, hasil
belum bagus,
organisasi petani (KT,
Gapoktan) belum
melayani pengadaan
benih
Ada kelompok
penangkar, pernah
produksi, hasil cukup
bagus, belum
bersertifikat, organisasi
petani (KT, Gapoktan)
melayani benih, cukup
faham kualitas benih
Ada kelompok
penangkar, sudah
terlatih, berproduksi,
bersertifikat, dan
memasarkan benih;
organisasi petani (KT,
Gapoktan) melayani
benih, faham aspek
kualitas dan teknis
benih25
26. Deskripsi Indikator EKONOMI:
(contoh: kegiatan pemenuhan benih):
1 = merugikan 2 = agak
menguntungkan
3 = cukup
menguntungkan
4 =
menguntungkan
5 = sangat
menguntungkan
1. Dipenuhi
secara mandiri
Rugi jika
memproduksi
benih sendiri,
karena mutu
benih buruk
Rugi jika
memproduksi
sendiri, mutu
cukup bagus
Cukup untung,
mutu benih
belum bagus
Untung jika
memproduksi
sendiri, kualitas
benih bersaing
Sangat
menguntungkan
jika
menggunakan
benih sendiri
2. Melalui relasi
individual
Tidak ada
penyedia di desa
(petani atau kios),
sehingga harga
benih mahal
Ada penjual
benih, agak
mahal
Ada penyedia
benih, cukup
mahal, tidak
sesuai dengan
kualitas benih
Ada penyedia
benih, cukup
mahal sesuai
dengan mutu
Ada beberapa
penyedia benih,
harga bersaing,
kualitas terjamin
(bersertifikat)
3. Melalui relasi
kolektif
KT penangkar
tidak tersedia di
desa, belum
pernah produksi
Ada KT
panangkar,
pernah produksi,
harga tinggi,
mutu buruk
Ada KT
panangkar,
pernah produksi,
harga masih
mahal, mutu
buruk
Ada KT
panangkar, sudah
produksi, harga
bersaing, mutu
lumayan
Ada beberapa KT
panangkar,
pernah produksi,
harga renah,
mutu terjamin,
kontinyu26
27. Deskripsi Indikator MANAJERIAL:
(contoh: kegiatan pemenuhan benih):
1= tidak sanggup 2=agak sanggup 3=cukup sanggup 4=sanggup 5= sangat sanggup
1. Dipenuhi secara
mandiri
Petani/RT tani belum
pernah memroduksi
benih sendiri, tidak
memiliki manajemen
menjadi penangkar
benih
peani pernah
mencoba, manajemen
belum bagus
Pernah dapat
pelatihan, pernah
mencoba, manajemen
cukup baik
Sudah memproduksi
benih, manajemen
(administrasi,
keuanganm dll) baik
Petani/RT tani
terampil
memproduksi benih,
sudah roduksi,
bermutu, manajemen
efisien dan rapih
2. Melalui relasi
individual
Tidak ada
penjual/kios benih di
desa
Ada kios, manajemen
pembelian,
penyimpanan dan
penjualan belum baik
Ada kios, faham
aspek benih,
manajemen
pembelian,
penyimpanan dan
penjualan cukup baik
Ada kios saprodi,
faham teknologi
benih, manajemen
pembelian,
penyimpanan dan
penjualan baik
Ada banyak kios
saprodi, kualitas baik,
mampu memberi
saran, manajemen
pembelian,
penyimpanan dan
penjualan sangat baik
3. Melalui relasi
kolektif
Kelompok penangkar
belum ada di desa,
organisasi petani (KT,
Gapoktan) tidak
memproduksi dan
melayani penyediaan
benih
Ada potensi petani
penangkar untuk
berkelompok, belum
produksi, organisasi
petani berminat
melayani benih
Ada kelompok
penangkar , pernah
produksi, hasil belum
bagus, manajemen
cukup, organisasi
petani mulai melayani
benih untuk petani
Ada kelompok
penangkar, pernah
produksi, bagus,
organisasi petani bisa
melayani benih,
manajemen baik
Ada beberapa
kelompok penangkar,
sudah terlatih,
berproduksi,
organisasi petani (KT,
gapoktan) bisa
melayani benih,
manajemen efisien
27
28. Form “90 cell” hasil assessement kelembagaan eksisting :
Fungsi agribisnis Nilai Aspek TEKNIS
(1/2/3/4/5)
Nilai Aspek EKONOMI
(1/2/3/4/5)
Nilai Aspek MANAJERIAL
(1/2/3/4/5)
M RI RK M RI RK M RI RK
1. Penyediaan benih ? ? ? ? ? ? ? ? ?
2. Penyediaan pupuk dan obat-obatan ? ? ? ? ? ? ? ? ?
3. Penyediaan modal ? ? ? ? ? ? ? ? ?
4.Penyediaan alsintan ? ? ? ? ? ? ? ? ?
5.Penyediaan/pengurangan air ? ? ? ? ? ? ? ? ?
6.Penyediaan tenaga kerja ? ? ? ? ? ? ? ? ?
7.Pengolahan hasil panen ? ? ? ? ? ? ? ? ?
8.Pemasaran hasil panen ? ? ? ? ? ? ? ? ?
9.Penyediaan informasi pasar ? ? ? ? ? ? ? ? ?
10.Penyediaan informasi
teknologi
? ? ? ? ? ? ? ? ?
*) M= dilakukan sec mandiri, RI = melalui relasi individual, RK =melalui relasi
kolektif28
29. # 3.
Menghitung POTENSI BISNIS dan menyusun rekayasa kelembagan
agribisnis nya
(RANCANG BANGUN KELEMBAGAAN Agribisnis Padi di Wilayah Program
Serasi)
29
30. Karakteristik 4 lokasi Serasi:
Kec Muara Telang I -
Sumsel
Kec Air Salek I -
Sumsel
Kec Sungai Tabuk I - Kalsel Kec Bumi Makmur - Kalsel
Luas SERASI (ha) 6.300 5.743 5.792 5.085
Luas sawah per kecamatan (ha) 20.650 26.540 10.405 5.085
Jumlah desa SERASI (unit) 3 6 9 11
Jumlah total desa per kec (unit) 16 14 21 11
Nama desa Prog SERASI 1. Telang karya
2. Telang Makmur
3. Telang Rejo
1. Damarwulan
2. Saleh Agung
3. Enggal Rejo
4. Saleh Mukti
5. Saleh Makmur
6. Bintaran
1. Gudang Tengah
2. Pejambuan
3. Tajau Landung
4. Keliling Benteng Ilir
5. Sei Dangkal
6. Lok Buntar
7. Pembantanan
8. Sei Pinang Baru
9. Ambumbun Jaya
1. Pantai Harapan
2. Sungai Rasau
3. Handil Maluka
4. Handil Labuhan Emas
5. Handil Suruk
6. Handil Gayam
7. Kurau Utara
8. Bumi Harapan
9. Handil Babirik
10. Handil Birayang Bawah
11. Handil Birayang Atas
Aksesibilitas wilayah( waktu
tempuh dan sarana trasnportasi)
2 jam dari Kota Palembang,
darat dan sungai
3-4 jam darat dan sungai
dari Kota Palembang
1 jam dari banjar Baru, darat 1 jam dari Banjar Baru, darat
30
31. Hasil assessment kondisi kelembagaan agribisnis padi di “Unit Serasi Kec
Muara Telang I”, tahun 2019
31
Aktifitas agribisnis Nilai Aspek TEKNIS
(nilai)
Nilai Aspek EKONOMI
(nilai)
Nilai Aspek MANAJERIAL (nilai)
M RI RK M RI RK M RI RK
1. Penyediaan benih 2 2 3 2 3 4 1 2 3
2. Penyediaan pupuk
dan obat-obatan
1 3 3 1 3 3 1 1 3
3. Penyediaan modal 2 3 3 2 3 3 2 3 3
4.Penyediaan alsintan 1 3 4 1 4 3 1 4 4
5.Penyediaan air
irigasi
1 2 4 1 3 3 1 3 4
6.Penyediaan tenaga
kerja
1 2 4 1 3 5 1 2 4
7.Pengolahan hasil
panen
2 3 4 2 3 5 2 4 5
8.Pemasaran hasil
panen
2 4 4 2 4 4 2 3 4
9.Penyediaan
informasi pasar
3 3 4 3 3 5 2 3 5
10.Penyediaan
informasi teknologi
3 3 3 2 3 4 2 4 5
32. Kondisi kelembagaan agribisnis padi eksisting dan rancangan ke depan
untuk Program Serasi di “Unit Serasi Kec Muara Telang I”
32
Aktifitas agribisnis Kelembagaan eksisting Rancangan kelembagaan SERASI
M RI RK M RI RK
1. Penyediaan benih >50% var lokal beli di kios (var
unggul)
var lokal Kelompok penangkar benih (var
unggul)
2. Penyediaan pupuk
dan obat-obatan
obat2 an di kios pupuk RDKK RDKK, korporasi kerjasama
dengan kios saprodi
3. Penyediaan modal 50% modal
sendiri
50% yarnen kios
saprodi
modal sendiri Perbankan (BRI,
BNI, KUR)
Korporasi sebagai penangung (avalis)
4.Penyediaan alsintan Punya sendiri Alsintan swasta UPJA Sebagian Punya
sendiri
sebagian Alsintan
swasta
Korporasi mengelola Alsintan
bersama UPJA
5.Penyediaan air irigasi P3A P3A
6.Penyediaan tenaga
kerja
keluarga sendiri buruh tani upahan keluarga sendiri buruh tani upahan
7.Pengolahan hasil
panen
giling gabah untuk
konsumsi sendiri
huller milik, korporasi
8.Pemasaran hasil
panen
jual gabah GKP ke
pedagang
Korporasi menjual beras ke off
taker
9.Penyediaan informasi
pasar
searching sendiri bertanya ke petani
maju, tetangga
diskusi di KT dan Gapoktan
10.Penyediaan
informasi teknologi
bertanya ke petani
maju, tetangga
PPL di KT BPTP, PPL pem, PPL swasta,
perguruan tinggi melalui KT dan
Gapoktan
*) M= dilakukan sec mandiri, RI = melalui relasi individual, RK =melalui relasi
33. Rancangan kelembagaan agribisnis padi ke depan untuk Program Serasi di “Unit Serasi Kec Muara Telang I”
berdasarkan LEVEL manajemen kewilayahan
33
Level individual
(RT petani)
Level kelompok/dusun
(KT, KWT, P3A)
Level desa
(Gapoktan)
Level SERASI (Korporasi)
1. Penyediaan benih Kel penangkar memproduski
benih var unggul (Inpari,
Ciherang, dll)
Korporasi membeli calon benih, lalu
mengolah menjadi benih
2. Penyediaan pupuk
dan obat-obatan
RDKK melalui kelompok tani Gapoktan merekap RDKK Korporasi sebagai penyalur sapordi
RDKK, kerjasama dengan kios saprodi
3. Penyediaan modal Sebagian petani
menggunakan modal sendiri
Petani didorong ke perbankan
komersial (KUR)
4.Penyediaan alsintan UPJA Korporasi kerjasama dengan UPJA
5.Penyediaan air
irigasi
P3A (areal saluran tersier) P3A (areal saluran
sekunder)
6.Penyediaan tenaga
kerja
Dari TK dalam keluarga, dan
upahan
7.Pengolahan hasil
panen
Pengolahan huller Menggunakan jasa pengolahan huller
milik korporasi
8.Pemasaran hasil
panen
KT mengkoordinasikan
pembelian gabah petani GKP
Korporasi membeli gabah,
mengeringkan, mengolah, dan menjual
beras
9.Penyediaan
informasi (pasar dll)
Petani mencari sendiri Diskusi di kelompok tani Diskusi di Gapoktan tentang
jadwal tanam dll
10.Penyediaan
informasi teknologi
Petani mencari sendiri Dari BPTP dan PPL, melalui
kelompok tani
34. Potensi bisnis usaha Korporasi di Unit Serasi “Kec Muara
Telang I” per tahun
Basis dan asumsi perhitungan:
Potensi bisnis = nilai tambah bruto, belum menghitung biaya TK, penyusutan,
biaya modal, dll
Luas sawah 6.300 ha, IP 200%
Masa kerja alat per musim 30 hari
Kapasitas kerja TR4 = 2 ha/hari, CH = 3 ha/hari
Produksi gabah MT1 = 7 ton GKP/ha, MT 2 = 3,0 ton GKP/ha
Konversi GKP ke GKG = 86,2%, GKG ke beras 64,002%, GKP ke beras =
55,2%
Jumlah gabah dijual (marketable) = 80% dari produksi
Harga gabah Rp 4000/kg GKP, harga beras medium Rp 9.300/kg, konversi
55,2%, potensi bisnis = Rp 1134 kg/GKP
34
35. 35
Potensi bisnis usaha Korporasi di Unit Serasi “Kec Muara Telang I” per
tahun:
Bentuk usaha Kalkulasi Nilai bisnis (Rp) Manajemen
1. Produksi dan penjualan benih var
unggul
80 kg/ha x 6.300 ha x 50% x Rp
2000/kg x 2 MT
908 juta Produksi oleh kelompok petani penangkar, benih diolah
dan diproduksi oleh korporasi
2. Distributor pupuk inorganik Sp36
dan ZA (RDKK)
Pupuk Urea, TSP, ZA dan organik x
fee (Rp 50/kg).
535,5 juta Korporasi sebagai distributor, mendapat fee
3. Penjualan pupuk organik/hayati 2 l/ha x 6.300 ha x Rp. 10.000/l x 2
MT
252 juta Korporasi membeli dan menjual secara komersial ke
petani
4. Penjualan dolomit 200 kg/ha x 6.300 ha x Rp. 100/kg x
2 MT
252 juta Korporasi membeli dan menjual secara komersial ke
petani
5. Penjualan herbisida dan pestisida 5 botol/ha x 50% dari potensi pasar x
6.300 ha x Rp 50 rb/botol x 2MT
630 juta Korporasi membeli dan menjual secara komersial ke
petani
6.Jasa avalis KUR 50% dari modal usaha tani x 2 MT x 2 %
fee x 6300 ha x biaya usahatani Rp. 8
juta/ha/musim
1,0 M Korporasi sebagai avalis KUR
7. Jasa Alsin TR-4 30 hari kerja x 105 unit x Rp
500.000/ha x 2 MT
6,3 M Alsintan dikelola korporasi, sebagian alat kerjasama
dengan UPJA
8. Jasa Alsin Combine harvester 30 hari kerja x 70 unit x Rp 1,2
juta/ha x 2MT
15,1 M Alsintan dikelola korporasi, sebagian alat kerjasama
dengan UPJA
9. Jasa penggilingan 6300 ha x 20% x (7,0 +5,0 ton/ha) x
Rp 400 /beras
3,3 M Korporasi menerima jasa penggilingan beras konsumsi
RT petani
10. Perdagangan gabah - beras 6300 ha x 80% x (7,0 + 5,0 ton/ha) x
Rp.1134/kg GKP
37,8 M Korporasi membeli gabah, lalu mengolah menjadi
beras medium
TOTAL 66,7 M
38. 1. Presiden Jokowi (2017): “Tidak bisa lagi kita biarkan petani berjalan sendiri-
sendiri. Tidak Bisa! .... Petani harus diorganisir. ..... Kenapa korporasi bisa
menjual dengan harga murah. Karena mereka memproduksi dalam jumlah
besar”.
2. Permentan No. 18/Permentan/RC.040/4/2018 tentang Pedoman
Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi Petani:
Korporasi Petani adalah “Kelembagaan Ekonomi Petani berbadan hukum
berbentuk koperasi atau badan hukum lain dengan sebagian besar kepemilikan
modal dimiliki oleh petani”.
3. Kata kunci KORPORASI = business, company, firm, enterprise, organization,
establishment, corporate body, perusahaan yang besar, memiliki banyak anak
perusahaan, sudah berdiri lama, terbukti tangguh, sukses memberikan
keuntungan yang besar.
Korporasi adalah:
38
39. Apa “PARADIGMA” baru yang dibawa korporasi ?
1. Era bantuan (charity) berubah menjadi era bisnis (pinjaman, jasa
komersial, dll)
2. Relasi horizontal dan vertikal berbasiskan relasi pasar (biaya,
pendapatan, margin, keuntungan, efisiensi, dll)
3. Skala pengorganisasian bisnis petani berubah dair level dusun (KT)
dan desa (Gapoktan) ke kecamatan
4. Agribisnis dan korporasi petani menjadi program nasional, tanggung
jawab semua pihak (Kementan dan Non Kementan)
39
40. SASARAN PENGEMBANGAN KORPORASI PETANI
Percepatan Modernisasi
Pertanian
• Usaha Berskala Ekonomi
• Berorientasi Kawasan dan
Pasar
• Sinergi Manajemen Hulu-Hilir
BUMDES
Kelompok Tani
Petani
Gapoktan
Lembaga Ekonomi
Petani Lainnya
PERTANIAN KORPORASI
(Permentan No.18/2018)
SASARAN:
• Meningkatnya kapasitas dan
posisi tawar petani,
• Semakin kokohnya kelembagaan
petani,
• Meningkatnya akses petani
terhadap sumberdaya produktif;
dan
• Meningkatnya pendapatan
petani
PENGUATAN
KELEMBAGAAN
41. SINERGI MEMBANGUN KORPORASI PETANI DI KAWASAN
PERDESAAN
41
Tan Pangan
Hortikultura
PKH
Perkebunan
DIREKTORAT JENDERAL
LINGKUP KEMENTAN
PEMDA
Gapoktan
Lembaga
ekonomi
lainnyaPenyuluh
Swasta
Petani
Pedagang
Desa
Korporasi
Petani
Kelompok
Tani
MITRA BISNIS
STRATEGIS
•Bank Mandiri,
BRI, BNI dll
•Food Station
•Eksportir
•PT. Pertani
• dll
BKP
PSP
Barantan
KEMENKOP
& UKM
KEMENDES
& PDTT
BUMN K/L lainnya
Litbang
42. Pentahapan penumbuhan dan
pengembangan Korporasi :
42
I.
Persiapan
II.
Konsolidasi
III.
Perancangan
korporasi
IV. Penyusunan
model
bisnis
VI. Pemandirian
bisnis
V. Penguatan
binsis
43. I. Tahap PENUMBUHAN:
Kegiatan Deskripsi
Persiapan - penentuan lokasi
- konsolidasi lintas pemangku kepentingan
- penyiapan infrastruktur pendukung
- penyiapan SDM dan pembentukan kelembagaan petani
Konsolidasi - untuk menyatukan dan memperkuat hubungan antarpetani dan antarusahatani dalam
satu wilayah
Perancangan
korporasi
- untuk merancang struktur usaha, skala usaha, bentuk kelembagaan usaha dan model
kerjasama usaha
- didasarkan pada hasil analisis kelayakan usaha
Penyusunan model
bisnis
- dilakukan dengan menetapkan rencana bisnis (bisnis plan) berdasarkan prinsip
keekonomian
- memperhatikan kapasitas produksi, jenis bisnis, skala bisnis, ketersediaan bahan
baku, pembiayaan, teknologi dan pemasaran
43
44. Kegiatan Deskripsi
Penguatan bisnis - dilakukan melalui optimalisasi pemanfaatan sumber pembiayaan, pengembangan
jejaring usaha (networking), promosi dan perlindungan usaha.
- dilakukan dengan meningkatkan kapasitas produksi, meningkatkan efisiensi
penggunaan faktor produksi, meningkatkan skala bisnis, mengembangkan
diversifikasi usaha, dan perluasan jejaring pemasaran.
Pemandirian
korporasi petani
- dilakukan dengan penguatan manajemen badan usaha dan bisnis melalui penerapan:
- cara budidya yang baik (Good Agricultural Practices /GAP)
- cara penanganan hasil yang baik (Good Handling Practices/GHP)
- cara pengolahan yang baik (Good Manufacturing Practices/GMP),
- cara pemasaran yang baik (Good Distribution Practice/GDP),
- Good Corporate Practices (GCP).
II. Tahap PENGEMBANGAN:
44
47. Makna Kawasan:
Kawasan atau wilayah = area di permukaan bumi yang memiliki ciri-ciri
homogen di dalamnya dan berbeda dengan luarnya.
Kawasan formal = didefinisikan secara resmi berdasarkan kriteria
obyektif (= Kawasan Pertanian).
Kawasan fungsional = memiliki fungsi tertentu yang tercipta karena
proses tertentu di dalamnya.
Kawasan konseptual = area yang ditetapkan berdasarkan perasaan atau
kepercayaan tentang identitas unik yang dimilikinya, termasuk
kebudayaan, bahasa dan etnis.
47
48. KostraTani:
Bertujuan menghidupkan kembali serta memperkuat peran serta kapasitas BPP
dan PPL di Tingkat Kecamatan
Sebagai center of excellent pembangunan pertanian nasional
Pusat kegiatan pembangunan pertanian tingkat kecamatan yang merupakan
optimalisasi tugas, fungsi dan peran BPP dalam mewujudkan kedaulatan
pangan nasional.
Sebagai pusat data dan informasi
Pusat gerakan pembangunan pertanian
Pusat pembelajaran
Pusat konsultasi agribisnis
Pusat pengembangan jejaring kemitraan.
Permentan Nomor 49 Tahun 2019 tentang Komando Strategis Pembangunan
Pertanian48
49.
50. GERAKAN KOSTRATANI
DATA
Areal tanam dan
produksi (TP,HOR,
BUN)
Populasi dan produksi
(PKH)
Komoditas ekspor
(BARANTAN)
Harga komoditas
(BKP)
SDM pertanian
CENTRE OF
EXCELLENCE
Korporasi berbasis
Kawasan (TP)
Demplot (HOR, BUN,
PKH, PSP, BKP)
Demcar
(BARANTAN)
Sekolah Lapang,
REL, Bimtek Tematik
(BPPSDMP)
EXPERT
SUPPORT
Tim Pejabat
Fungsional/
Petugas Bidang
Pertanian, Praktisi
Disesuaikan dgn
potensi wilayah
NETWORKING
TP, HOR, BUN,
PKH,PSP
TOKO TANI
INDONESIA-
BKP
FARMER FIELD
DAY-
BPPSDMP
BRIGADE
50
51. Korporasi adalah salah satu aktor penting dalam KOSTRA TANI (tingkat kecamatan):
51
DATA DAN INFORMASI
(wilayah dan pembangunan)
MANAJEMEN
PEMBANGUNAN
PENYULUHAN PERTANIAN BISNIS PERTANIAN
Aktivitas 1. Data statistik pertanian
wilayah kecamatan
2. Data administrasi
pembangunan
3. Data BASELINE
kecamatan
1. Perencanaan
pembangunan
kecamatan (pertanian
dan non pertanian)
2. Monitoring
3. Evaluasi
1. Adopsi teknologi
pertanian unggul
2. Demplot
3. Bimtek
4. Cyber extension
1. Pengembangan Kelembagaan Ekonomi
Petani (korporasi)
2. Peningkatan produksi dan
produktivitas
3. Menyusun bisnis plan
4. Pemasaran hasil pertanian
5. Value chain agribisnis
6. Jaringan kemitraan dan kelembagaan
bisnis
Pelaku 1. Mantri statistik (BPS)
2. Staf UPTD pertanian
1. Kantor kecamatan
2. Kepala UPTD Pertanian
1. PPL pemerintah
2. PPL swadaya
3. PPL swasta (Perusahaan,
perguruan tinggi, dll)
4. Poskeswan
5. BPTP
1. PPL swadaya
2. PPL swasta
3. KEP (korporasi petani)
4. Kelembagaan petani (KT, Gapoktan,
dll)
5. Pelaku usaha (input dan output
pertanian)
6. Gabungan Bumdes sekecamatan
7. BRI unit
Koordinator Mantri Statistik Kepala Kecamatan Kepala BPP KORPORASI petani (Perusahaan atau
koperasi)
KORPOR
ASI
Petani
52. 52
Jenis PPL Fungsi penyuluhan (IT,
diseminasi, demplot, dll)
Pengembangan organisasi
petani (KT, Gapoktan,
koperasi, perusahaan
petani)
Fungsi Bisnis (informasi
pasar, pasar, value chain)
PPL pemerintah *** ** *
PPL swadaya ** ** **
PPL swasta * * ***
Pembagian peran Penyuluh Pertanian di BPP:
56. Korporasi di Kecamatan:
56
Pembangunan pertanian periode
Kabinet INDONESIA MAJU (TA
2020- 2024) berisi berbagai
program program berbasis
KORPORASI petani dan berbasis
unit KECAMATAN
Dalam bentuk
Korporasi
Kecamatan sebagai
unit kegiatan
1. KOSTRATANI (5246 unit TA 2020) V V
2. MAJOR PROJECT Bapenas (350 unit dalam 5 tahun sesuai RPJM
2020-2024)
V
3. Pengembangan korporasi pada satuan 5.000 ha di seluruh
wilayah SERASI (total 500.000 ha)
V V
4. Inisiasi 1.000 unit KORPORASI (gabungan Bumdes dan Gapoktan
se kecamatan) oleh BUMN dan Kemendagri melalui PT MBN (Mitra
Bumdes Nusantara)
V V
4. Kawasan Pertanian Maju, Modern dan Mandiri (KAPET M3) V Lebih besar dari
kecamatan
5. Sapira Kawasan
57. Kecamatan sebagai unit bisnis Program Serasi (5.000 ha sawah):
GENERAL MANAGER
(Mengelola 5.000 Ha)
Manajer Operasional AlsintanManajer Keuangan/Pemasaran
Manajer
Produks i-1
(1.000 Ha)
Manajer
Produks i-2
(1.000 Ha)
Manajer
Produks i-5
(1.000 Ha)
Manajer
Produks i-4
(1.000 Ha)
Manajer
Produks i-3
(1.000 Ha)
Manajer-6 Pasca
Panen,
Pengolahan
Hasil
Catatan: di setiap 1.000 Ha terdapat usaha selain komoditas padi (Usaha Peternakan, Perkebunan,
Hortikultura dan tanaman pangan lainnya)
SPv SPv
SPv
SPv SPv
SPv
SPv SPv
SPv
SPv SPv
SPv
SPv SPv
SPv
SPv SPv
SPv
6
57
60. Major project Bapenas:
60
RPJMN 2020-2024 diperkuat dengan Major
Project untuk memperkuat fokus dan
pengendalian program (delivery mechanism) =
350 unit dalam 5 tahun.
Target = peningkatan produktivitas komoditas 5%,
peningkatan pendapatan petani Rp 36,2
juta/petani/tahun, nelayan Rp. 45,0
juta/nelayan/tahun
Terbentuk piloting 3 klaster korporasi petani
Anggaran = Rp 51 T
Pelaksana: Kementan, KKP, KemenKUKM,
KemenPUPR, KemenATR/BPN, Kemenperin,
KemenBUMN, Kemendag, LIPI, Perguruan Tinggi,
Kemendes, PDT dan Trasmigrasi.
Pendekatan:
1. Penerapan Good Agricultural Practices dan
Pertanial Digital / Agro Maritim 4.0
2. Perkuatan kelembagaan petani
3. Investasi, pembiayaan, asuransi sektor pertanian
dan perikanan
4. Kemitraan KUKM dan wirausaha pertanian dan
perikanan
5. Fasilitasi pemasarans
Lokasi:
1. Tahun 2020 = 3 unit
2. Tahun 2021 = 33 unit
3. Tahun 2022 = 65 unit
4. Tahun 2023 -2014 = pengembangan dan
pemantapan 65 unit
61. Rumusan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan
Pertanian Tahun 2020 Jakarta, 27 Januari 2020:
Pertanian maju, mandiri dan modern:
MAJU = seluruh jajaran pertanian harus
lebih maju baik dari Pusat hingga desa,
harus lebih bergerak, lebih bersemangat,
dan lebih mempunyai kemampuan;
MANDIRI = tidak selalu bergantung pada
impor
MODERN = menggunakan berbagai
inovasi teknologi sehingga mampu
meningkatkan produktivitas, nilai tambah
dan daya saing
Menggunakan pendekatan kawasan
yaitu: Kawasan Utama, Kawasan
Andalan, dan Kawasan Pengembangan
(??)
Akan dibuat pilot project korporasi petani
antara Kemenkop dan Kementan untuk
membangun dan mengembangkan
korporasi petani dengan melibatkan
berbagai pihak seperti perbankan untuk
menghasilkan produk memiliki nilai
tambah, dan daya saing dengan
menyiapkan rencana model bisnis yang
modern
61
62. MOU Kementan dengan Kemenkop 2020:
Ruang lingkup Kesepakatan:
a. Penguatan dan pengembangan kelompok petani ke dalam KOPERASI
b. Pendampingan untuk pengembangan koperasi
c. Pengembangan jejaring kerjasama kemitraan usaha KORPORASI PETANI
d. Fasilitasi akses teknologi, permodalan dan pemasaran
e. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (petani, koperasi dan
f. korporasi)
62
63. Pendirian koperasi primer dan sekunder:
Sesuai dengan UU 25 tahun 1992, PP No 4 tahun 1994, dan Permenkop
No 10 tahun 2015:
Koperasi Primer = minimal 20 orang anggota
Pusat Koperasi = minimal tdd 3 (5 ?) unit koperasi primer, wilayah
kabupaten/kota, setelah koperasi primer berdiri minimal 3 tahun
Gabungan Koperasi = minimal tdd 3 Pusat Koperasi, level propinsi
Induk Koperasi = minimal tdd 3 Gabungan Koperasi, level nasional
63
64. MOU Kementan dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi tahun 2020:
Ruang lingkup kesepakatan:
a. Perencanaan dan sinergitas program pemberdayaan masyarakat desa pada bidang
pertanian
b. Pengembangan produk unggulan kawasan perdesaan (PRUKADES)
c. Pengembangan SDM pertanian di perdesaan
d. Penguatan dan pengembangan KEP dan KORPORASI PETANI di perdesaan
e. Pengembangan dan penguatan infrastruktur dan ekonomi pertanian perdesaan
f. Peningkatan ketahanan dan keamanan pangan di kawasan perdesaan
g. Pengentasan daerah rentan rawan pangan dan pencegahan kekurangan gizi kronis
(stunting)
h. Penguatan Pposluhdes
i. Diseminasi dan implementasi inovasi teknologi pertanian di kawasan perdesaan yang
berlandaskan kearifan lokal
j. Pertukaran data dan informasi terkait pembangunan pertanian dan perdesaan64
65. #7.
Rancangan bisnis dan pendampingan kelembagaan
KORPORASI
(Kasus Demfarm Pengembangan Korporasi Petani di Kec Jayakerta Kab Karawang oleh Balitbangtan)
65
66. Pemenuhan
Input Saprodi
Onfarm Pengolahan Pemasaran
Benih Budidaya Padi
Ds KertaJaya*
Pupuk
Ds Ciptamarga*
Alsintan (UPJA)
Ds JayaMakmur*
Air/Irigasi
5 Desa*
DOD/Pakan mandiri
Ds Jayamakmur*
Dinas/
RDKK
Bahan
Pakan
Budidaya petani
untuk Benih Sumber
10 Ha
5 Desa *
Petani Demfarm 1000 Ha
5 Desa *
Petani Hortikultura 5,69 Ha
Desa Medangasem dan
Ciptamarga *
Peternak Itik 17 orang
Ds Kpg Sawah *
kandang Itik
Desa Jaya Makmur *
Benih Berlabel
Desa Jayakerta*
Pengolahan Beras
Premium
Desa Jayamakmur*
Hortikultura:
Packaging/Labelling
Desa Medang Asem*
Telur asin/daging
Desa Kampung
Sawah*
Petani lokal
dan Pasar
Food Station
Pasar Induk
Ekspor
Pasar Induk
Ekspor
Pasar
1 2 3 4 = Koperasi Primer
Skema bisnis Korporasi Petani Demfarm Kec Jayakerta Kab
Karawang
5
66
67. Jenis bisnis per koperasi:
67
BISNIS “Kop 1”
(Ds Jaya kerta)
“Kop 2”
(Ds Cipta
marga)
“Kop 3”
(Ds Jaya
makmur )
“Kop 4”
(Ds Kampung
Sawah)
“Kop 5”
(Ds Medang
asem)
1. Usaha benih padi berlabel V
2. Usaha produksi dan penjualan Saprodi V
3. Usaha pelayanan jasa Alsintan V
4. Usaha pakan (itik dan ikan) dan produksi
DOD
V
5. Usaha peternakan itik petelur V
6. Usaha pengolahan telur bebek, tepung
telur, dll
V
7. Usaha produksi dan penjualan beras
premium (RMU)
V
8. Usaha produksi, pengolahan dan
pemasaran hortikutura sayuran
V
9. Usaha SIMPAN PINJAM V
“Non Bisnis”:
9. Pengelolaan irigasi (P3A/GP3A)
68. Aktor dan struktur pendampingan:
68
Pendamping
kelembagaan
Pendamping
Teknis
Pendampi
ng lapang
(PPL, Tim
IT, dll)
Pengurus
koperasi (+
manajer, dll)
70. Kerangka fikir:
DEMPLOT – diseminasi – rekayasa kelembagaan
Demplot
berhasil
Rencana adopsi
teknologi (paket
atau komponen)
oleh petani:
komponen
teknologi, skala,
lokasi
Analisis
kelembagaan:
1. teknis
2. Ekonomi
3. manajerial
Rancangan
kelembagaan:
1. APA yg akan
dilakukan
2. SIAPA yg
akan
melakukan
3. BAGAIMANA
melakukannya
70
71. Demfarm ke kelembagaan agribisnis:
DEMFARM
Analisis
kebutuhan
teknologi
Pelaksanaan
Demfarm
KELEMBAGAAN
Rencana
adopsi
teknologi
Analisis
kapasitas
kelembagaan
Uji persepsi
dan
preferensi
Rancangan/
kesepakatan
kelembagaan
71
72. Rancangan kelembagaan scalling up teknologi SUP Inovatif hasil
demplot (Desa Tamban Baru Tengah dan Sidomulyo):
Desa Tamban Baru Tengah: Desa Sidomulyo:
72
Luas demplot 10 ha = 5 lahan
lama + 5 ha laman baru (sudah
lama diberakan)
Demplot 2 MT = MK Asep 2019 +
MH Okmar 2019-20120
Jumlah petani kooperator = ....
Paket teknologi lengkap = tata air,
varietas, mutu benih, pengolahan
lahan, jarak tanam, input, dst
Luas demplot 10 ha = 5 lahan
lama + 5 ha laman baru (sudah
lama diberakan)
Demplot semenjak 2015 = 7 MT
Jumlah petani kooperator = ....
Paket teknologi lengkap = tata air,
varietas, mutu benih, pengolahan
lahan, jarak tanam, input, dst
73. Kesepakatan scalling up teknologi demplot
Desa Tamban Baru Tengah:
Komponen teknologi Teknologi Demplot Rencana adopsi
Benih Varietas lokal dan unggul Masih menggunakan varietas lokal
Ameliorasi Kapur dolomit 1-4 ton/ha Penggunaan kapur dan pupuk
kandang pada .... orang petani
(sumber modal sendiri, menabung di
Gapoktan)
Pupuk hayati Biotara dosis .... ??
Pengolahan lahan ??
Bahan organik Penggunaan jerami, dan .... (untuk
menekan pirit)
??
Pestisida Pestisida nabati Tarasida ??
Jarak tanam Tapin (Tegel, Jarwo), sebar
(Tabela)
Tapin tradisional = ..... Ha
Tapin umur muda = ..... Ha
Tabela = .... ha
Panen Dengan combine (untuk menekan
kehilangan hasil)
??
73
74. Kesepakatan scalling up teknologi demplot
Desa Sidomulyo:
Komponen teknologi Teknologi Demplot Rencana adopsi
Benih Varietas lokal dan unggul Varietas unggul = 25 ha (petani lokasi
demplot)
Ameliorasi Kapur dolomit 1-4 ton/ha Penggunaan kapur dan pupuk
kandang pada .... orang petani
(sumber modal sendiri, dan pinjaman
Bumdes)
Pupuk hayati Biotara dosis .... ??
Pengolahan lahan ??
Bahan organik Penggunaan jerami, dan .... (untuk
menekan pirit)
??
Pestisida Pestisida nabati Tarasida ??
Jarak tanam Tapin (Tegel, Jarwo), sebar (Tabela) Tapin tradisional = ..... Ha
Tapin umur muda = ..... Ha
Tabela = .... ha
Panen dengan combine (untuk
menekan kehilangan hasil)
...... Ha ??
Penanaman IP 200 (Okmar) Ada demplot oleh Dinas dll 45 ha74
75. POTENSI BISNIS usaha Korporasi Agribisnis di Kecamatan Tamban Catur per
tahun:
Basis dan asumsi perhitungan:
Potensi bisnis = nilai tambah bruto, belum menghitung biaya TK, penyusutan,
biaya modal, dll
Luas sawah 5.642 ha, IP 100%
Menerapkan teknologi SUP Inovatif
Masa kerja alat per musim 30 hari
Kapasitas kerja TR4 = 2 ha/hari, CH = 3 ha/hari
Produksi gabah var lokal 2,5 ton/ha
Harga GKP = Rp 6.500/kg, GKG = Rp 7.000-9.000/kg, beras medium Rp
12.500/kg
Konversi GKG-beras = 40% (20 l GKP = 8 l beras )
Potensi nilai tambah GKG-beras = Rp 1.250 kg/GKG
75
76. 76
Potensi bisnis usaha Korporasi Petani di Kec Tamban Catur per tahun
(luas 5.642 ha):
Bentuk usaha Kalkulasi Nilai bisnis (Rp) Manajemen
1. Penjualan kapur dan pupuk
kandang
Kebutuhan Rp 1,5 juta/ha = keuntungan
5.642 ha x Rp 50.000
282 juta Korporasi sebagai penyedia
2. Distributor pupuk anorganik
(Urea, Sp36 dan NPK)
5,642 ha x 300 kg x fee Rp 50/kg 84,6 juta Korporasi sebagai distributor, mendapat fee
3. Penjualan pupuk hayati 5.642 ha x 25 kg/ha x fee Rp.
10.000/l
112,8 juta Korporasi membeli dan menjual secara komersial ke
petani
4.Jasa avalis KUR 5.642 ha x Rp 3 juta (50% dari modal
usaha tani) x 2 % fee
338,5 juta Korporasi sebagai avalis KUR
5. Jasa Alsin transplanter 5.642 ha x Rp 1 juta 5,6 M Alsintan dikelola korporasi, sebagian alat kerjasama
dengan UPJA
6. Jasa Alsin Combine harvester 5.642 ha x 1,5 juta = 8,4 M Alsintan dikelola korporasi, sebagian alat kerjasama
dengan UPJA
7. Usaha penggilingan padi-beras 5642 ha x 2,5 ton/ha x Rp 1.250/kg 17,6 M Korporasi membeli GKP petani, mengeringkan,
menggiling, dan menjual dalam bentuk beras medium
TOTAL 32,4 M
77. Model pengembangan kelembagaan agribisnis PADI di Kec Tamban Catur :
77
Aktifitas agribisnis Rancangan kelembagaan
Mandiri (RT
petani)
RI (dipenuhi sendiri) RK (melalui kelompok)
1. Penyediaan benih Varietas lokal Varietas unggul = melalui korporasi
2. Penyediaan pupuk
dan obat-obatan
Pupuk bantuan (Urea, SP36, Ponska) serta kapur dan pupuk kandang =
pembelian oleh korporasi , distribusi ke petani melalui KT
3. Penyediaan modal Modal sendiri (upah
TK, dll)
Menyimpan uang di KT dan Gapoktan, meminjam dari korporasi dan Bumdes
4.Penyediaan TK dan
alsintan
Pembibitan,
menyiang,
memupuk,
menyemprot,
Pengolahan lahan dan memanen
(TK manusia)
Pengolahan lahan (traktor) dan panen (combine harvester) milik UPJA yang
dikelola korporasi
5.Penyediaan air
irigasi
MT I (Asep ) = butuh pompa utk pembuangan air, P3A
MT II (Okmar) = Sept butuh pompa utk pengolahan lahan, dan poma untuk
pembuangan (Tipe B)P3A
6.Pengolahan hasil
panen dan
pemasaran hasil
Pedagang pemilik huller Koperasi dan BUMdes
7.Penyediaan
informasi pasar dan
teknologi
Dari media massa,
elektronik
Bertanya ke petani lain Diksusi di KT dan Gapoktan, Posluhdes (pelayanan 1 x sebulan)
78. Peran organisasi petani dalam agribisnis padi:
Aktivitas agribisnis Kelompok Tani Gapoktan P3A UPJA Koperasi Tani
(KORPORASI)
Bumdes
1. Penyediaan benih Penyediaan benih
padi unggul
2. Penyediaan saprodi
(kapur, pupuk, obat-
obatan,)
Penyediaan kapur
dan pupuk
kandang, penyalur
pupuk anorganik
3. Penyediaan modal Simpan pinjam Simpan pinjam
(yarnen)
4.Penyediaan TK dan
alsintan
Jasa traktor dan
combine harvester
5.Penyediaan air irigasi Supali air,
terutama MT II
(dari sungai dan
polder)
6.Pengolahan hasil panen
dan pemasaran hasil
Pembelian dan
pengolahan
gabah
Pemasaran beras
7.Penyediaan informasi
pasar dan teknologi
Penyediaan
sumber dan
diskusi
Penyediaan
sumber dan
diskusi
78
79. Action plan peningkatan kapasitas ORGANISASI petani:
Organisasi petani Kebutuhan (manajerial dan sarana prasarana)
1. Kelompok tani dan
Gapoktan
-Pembenahan administrasi
-Regenerasi pengurus,
-Pelatihan
-Pendampingan pengurus
2. UPJA -Optimalisasi Alsintan yang dimiliki
-Peningkatan jumlah Alsintan
-,Penepatan besar dan sistem pembayaran jasa Alsintan
-Kebutuhan pemeliharaan dan perawatan
-Pengelolaan keuangan dan keuntungan UPJA (pelaporan)
-Pendampingan
3. P3A -Manajemen alat dan prasarana yang dikelola
-Besar dan sistem pembayaran jasa air
-Peningkatan kapasitas pengurus
-Pemeliharaan dan perawatan
-Rencana pengembangan
-Pengelolaan keuangan dan keuntungan
4. Koperasi -Kebutuhan untuk koperasi (bentuk dan jenis usaha)
-Pembentukan
-Pendaftaran
-Pendampingan (manajerial)
5. BUMDES -Pengembangan jenis usaha yang akan dijalankan
-Peran dalam sistem agribisnis
-Penguatan modal (dari Dana Desa)
- Pendampingan (manajerial)
79