1. KORPORASI PETANI KECAMATAN BATUR
KAB BANJARNEGARA:
potensi bisnis dan rancangan kelembagaan
1
Tim Penelitian “STRATEGI PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN
KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI BERBASIS KAWASAN PERTANIAN”
Pusat Sosial ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP)
Syahyuti – Sri Suharyono – Miftahul Azis – M Makki ArRozi –
Edy Supriyadi Yusuf – Rangga D Yofa
16 Desember 2020
4. Korporasi petani adalah:
4
Presiden Jokowi (2017):
“Tidak bisa lagi kita biarkan petani berjalan
sendiri-sendiri. Tidak Bisa! .... Petani harus
diorganisir. ..... Kenapa korporasi bisa menjual
dengan harga murah. Karena mereka
memproduksi dalam jumlah besar”.
Presiden Jokowi (pembukaan Asian Agriculture
and Food Forum / ASAFF 28 Juni 2018):
“Saya selalu menyampaikan, marilah yang
namanya petani, jangan sampai jalan sendiri-
sendiri. Buatlah kelompok tani, gabungan
kelompok tani. ...... Tapi itu pun belum cukup.
Untuk menjadi kekuatan besar, buatlah
kelompok lebih besar lagi. Kelompok besar
gabungan kelompok tani seperti itu sering
saya sampaikan, namanya korporasi petani.
Harus ada korporasi petani dalam jumlah
besar. Kalau swasta bisa, saya meyakini
Permentan No.
18/Permentan/RC.040/4/2018 tentang
Pedoman Pengembangan Kawasan
Pertanian Berbasis Korporasi Petani:
Korporasi Petani adalah “Kelembagaan Ekonomi
Petani berbadan hukum berbentuk koperasi atau
badan hukum lain dengan sebagian besar
kepemilikan modal dimiliki oleh petani”.
Kata kunci KORPORASI = business,
company, firm, enterprise, organization,
establishment, corporate body, perusahaan
yang besar, memiliki banyak anak
perusahaan, sudah berdiri lama, terbukti
tangguh, sukses memberikan keuntungan
yang besar.
6. MOU Kementan dengan Kemenkop 2020:
Ruang lingkup Kesepakatan:
a. Penguatan dan pengembangan kelompok petani ke dalam KOPERASI
b. Pendampingan untuk pengembangan koperasi
c. Pengembangan jejaring kerjasama kemitraan usaha KORPORASI PETANI
d. Fasilitasi akses teknologi, permodalan dan pemasaran
e. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (petani, koperasi dan korporasi)
6
7. Pendirian koperasi primer dan sekunder:
Sesuai dengan UU 25 tahun 1992, PP No 4 tahun 1994, dan Permenkop
No 10 tahun 2015:
• Koperasi Primer = minimal 20 orang anggota (dalam UUCK = 9 orang)
• Pusat Koperasi = minimal tdd 3 (5 ?) unit koperasi primer, wilayah
kabupaten/kota, setelah koperasi primer berdiri minimal 3 tahun
• Gabungan Koperasi = minimal tdd 3 Pusat Koperasi, level propinsi
• Induk Koperasi = minimal tdd 3 Gabungan Koperasi, level nasional
7
8. Jenis dan level organisasi petani:
8
oAsosiasi petani
oGabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
oGabungan Gapoktan
oKoperasi Sekunder (Gabungan,
Pusat Induk)
oInduk Perusahaan
(Holding/Corporate)
oKelompok Tani
oKelompok Wanita Tani
oKelompok Peternak
oP3A
oUPJA
oKoperasi Primer
oPerusahaan (PT)
Secondary level
organization (=
organisasi yang
anggotanya
individual
organization)
Individual
organization (=
organisasi yang
anggotanya
orang/individual)
Badan usaha TIDAK berbadan hukum
(“Kelembagaan Petani” menurut UU 19-2013
tentang P3)
Badan usaha BERBADAN hukum
(“Kelembagaan Ekonomi Petani/Badan
Usaha Milik Petani” menurut UU 19-
2013 tentang P3)
9. Program-program pengembangan Korporasi di kecamatan:
9
PROGRAM Jumlah
(unit)
Dalam
bentuk
Korporasi
Kecamatan sebagai
unit kegiatan
1 KOSTRATANI (TA 2020) 5246 unit (jaringan
bisnis)
V
2 MAJOR PROJECT Bapenas (350 unit dalam 5
tahun sesuai RPJM 2020-2024) 350 unit
V
3 Pengembangan korporasi pada satuan 5.000 ha
di seluruh wilayah SERASI (total 500.000 ha) 100 unit
V V
4 Inisiasi 1.000 unit KORPORASI (gabungan
Bumdes dan Gapoktan se kecamatan) oleh
BUMN dan Kemendagri melalui PT MBN
(Mitra Bumdes Nusantara)
1.000 unit V V
5 Kawasan Pertanian Maju, Modern dan
Mandiri (KAPET M3) (50.000 ha)
?? V (beberapa
kecamatan)
6 Pengembangan Food Estate rawa di Kalteng
(165.000 ha)
33 unit V V
10. Materi presentasi:
1. Metode studi
2. Karakteristik lokasi, potensi bisnis dan usulan kelembagaan
3. Rancangan kelembagaan korporasi petani (site plan dan aktor)
4. Strategi dan langkah penumbuhan dan pengembangan korporasi petani
10
12. TUJUAN PENELITIAN:
1. Mengidentifikasi kebijakan dan pelaksanaan
pengembangan kelembagaan ekonomi petani
2. Mengidentifikasi kebijakan dan pelaksanaan
pembangunan pertanian berbasis kawasan
pertanian
3. Mengembangkan model kelembagaan
ekonomi petani pada pembangunan pertanian
berbasis kawasan pertanian
4. Mengembangkan strategi penumbuhan dan
pengembangan kelembagaan ekonomi petani
pada pembangunan pertanian berbasis
kawasan (kecamatan).
LOKASI STUDI:
1. Kec Cikedung Kab Indramayu, Jabar
2. Kec Jayakerta Kab Karawang, Jabar
3. Kec Gajah, Kab Demak, Jateng
4. Kab. Banjarnegera, Jateng
12
13. ANALISIS YANG DIGUNAKAN:
1. Institutional assessment tool
2. Analisis potensi wilayah
3. Analisis supply chain komoditas
4. Organizational assessment tool
5. Analisis stakeholders
13
NARASUMBER DAN RESPONDEN:
1. Petani individu
2. Pengurus organisasi petani (kelembagaan
petani, kelembagaan ekonomi petani)
3. Pedagang, pengusaha jasa Alsintan,
pengolahan komoditas pertanian, dan
pelaku usaha pertanian lain
4. Penyuluh Pertanian Lapangan dan
petugas pertanian lain
5. Instansi pemerintah pusat
6. Instansi pemerintah daerah
7. Dll
14. Pemerintah daerah, swasta, perguruan tinggi, NGO, pemasok input, pedagang,
konsumen, dll
Potensi dan permasalahan
pembangunan pertanian kawasan
(SDA, SDM, infrastruktur,
kebijakandll)
Strategi
Pendampingan
KORPORASI PETANI
Model
Korporasi Petani
Kondisi dan kapasitas organisasi
petani (KT, Gapoktan, KWT,
UPJA, P3a, dll)
Kondisi dan kapasitas
Kelembagaan agribisnis
komoditas utama
(1) Institutional assessment
tool
(4) Organizational assessment tool
(5) Analisis Stakeholders
(2) Analisis Potensi wilayah
(3) Analisis Supply Chain
15. LANGKAH-LANGKAH RANCANG BANGUN KELEMBAGAAN:
Pertimbangan:
1. Teknis
2. Finansial
3. Manajemen (sendiri, relasi
individual, relasi kolektif)
(3) Who
Siapa yang akan melakukan?
(2) How
Bagaimana akan dilakukan?
(1) What
Apa yang mau dilakukan ?
1. Pemenuhan benih
2. Pemenuhan pupuk
3. ….
4. Penjualan hasil
1. Individu
2. Grup non formal
3. Grup formal
(individual org,
secondary org)
17. Deskripsi area Korporasi Petani Kecamatan Batur :
Sumber daya alam:
◦ Mencakup = 8 desa
◦ Luas wilayah = 4.717 ha
◦ Luas lahan tegalan = 3.048 ha
◦ Hutan = 1.062 ha
◦ Ketinggian = 1.200 m dpl
◦ Luas tanaman kentang = 3.877 ha
◦ Luas tan kubis = 1.300 ha
Sumber daya manusia:
◦ Penduduk = 38.534 orang
◦ Petani pemilik = 12.737 orang
◦ Buruh tani = 5.346 orang
◦ Total petani = 26.700 orang
◦ Penyuluh pertanian = 3 orang
◦ Gapoktan = 8 unit
◦ Kelompok tani = 104 unit
◦ KWT = 16 unit (+ 1 asosiasi KWT)
◦ Koperasi = 0 unit
◦ Kel tani ternak = 2 unit (Batur, Sumberrejo)
◦ Serikat Petani Dieng
17
18. KAPASITAS KELEMBAGAAN AGRIBISNIS KENTANG DI KECAMATAN BATUR
Aktivitas agribisnis Nilai kapasitas teknis Nilai kapasitas finansial Nilai kapasitas Manajemen
M RI RK M RI RK M RI RK
1. Penyediaan benih 3 5 1 2 4 1 3 5 1
2. Penyediaan pupuk dan
obat-obatan
1 4 3 1 4 3 1 4 3
3. Penyediaan modal 1 4 2 1 4 2 1 4 2
4.Penyediaan Alsintan 1 3 1 1 3 1 1 3 1
5.Penyediaan tenaga kerja 4 3 1 4 3 1 4 3 1
6.Pengolahan hasil panen 1 1 3 1 1 4 1 1 4
7.Pemasaran hasil panen 1 4 2 1 4 1 1 4 1
8.Penyediaan informasi
pasar
3 3 2 3 3 2 3 3 2
9.Penyediaan informasi
teknologi
3 3 2 3 3 2 3 3 2
18
Sumber: rekapitulasi haisl wawancara primer, tahun 2020
Ket: Pilihan jawaban nilai adalah: (1) = tidak sanggup atau rugi; (2) = agak sanggup atau agak
menguntungkan; (3) = cukup sanggup atau cukup menguntungkan; (4) = sanggup atau
menguntungkan; (5) = sangat sanggup atau sangat menguntungkan.
19. Bisnis #1 - USAHATANI KENTANG, SAYURAN, KOPI, DAN DOMBA (ON FARM)
◦ Luas tanam kentang = 3.877ha per tahun
◦ Produktivitas rata-rata = … ton GKP per ha
◦ Harga = Rp …. per kg
◦ Penerimaan usahatani kentang per tahun:
…. = Rp
◦ Penerimaan usahatani kentang per tahun :
………….. = Rp
◦Keuntungan usahatani
kentang:
◦ ……………
◦Pendapatan rata-rata: per
RT petani per tahun
◦…………..
19
20. Bisnis #2 – POTENSI USAHA PERBENIHAN KENTANG
• Sebagian besar menggunakan benih bersertifikat
(Saat ini Jenis G2 benih sebar yang ditanam
petani, bergeser dari G4 sebelumnya)
• Varietas yang digunakan = Granola dan Tedjo MZ
, Lampeng, Vega, Agriya, Kentang Merah,
Kentang Hitam
• Ada UPTD Benih = Desa Batur
• Penangkar sudah ada, kebutuhan lokal masih
tinggi dan permasalahan bersertifikat dan tidak:
terkait persyaratan lulus uji teknis dan
kontaminasi NSK.
• Potensi pelaku penangkar:
1. Bp Slamet Rahman “Emen” (wanarejo)
2. Bp Ibrahim = Ds Sumberrejo
• Potensi bisnis:
Kebutuhan benih per th :
1500kg x 4234 ha = 6,3 juta Kg/tahun
Nilai bisnis per tahun :
6.352.250 Kg x Rp. 22.000 = 139, 7
Milyar/tahun
Luas tanam calon benih:
100 ha
• Usulan kelembagaan:
Koperasi Perbenihan tersendiri primer,
atau ada dibawah koperasi utama.
Pangsa pasar lokal sekitar Dieng , jawa-
sentra Kentang dan luar jawa
Pengenalan benih stek
20
21. Bisnis #3: POTENSI BISNIS PEMBIAYAAN USAHATANI
• Umumnya petani menggunakan permodalan
sendiri dan pinjaman dari Bank (BRI, Surya
Yudha, dll)
• Sebagian petani memperleh KUR dari BRI
kecamatan, dengan jaminan BPKB kendaraan
• Suku Bunga KUR 6%/Tahun
• LKMA Ds Pasurenan = KT Aneka Tani (pola
syariah)
• Perkiraan jum pinjaman petani kepada
perbankan …….
• Perkiraan jasa bank yang dibayarkan petani
……….
• Misalnya pada Usahatani Kentang:
• Luas Panen Kentang Kec. Batur Mencapai
3.394 Ha Per Tahun (BPS, 2019)
• Jika Biaya Usahatani Kentang Per Hektar:
Rp. 48.890.000,-
• Full menggunakan modal pinjaman Rp.
50.000.000,-Dengan Bagi Hasil 1% , maka
keuntungan bagi hasil yang diterima oleh
Rp 500.00,-/Ha.
• Apabila 3.394 Ha di cover semua, maka:
Total Pembiayaan mencapai Rp.
165.932.660.000,-
Potensi Bagi hasil yang diperoleh Rp.
1.657.000.000,-
21
22. Bisnis #4 – POTENSI BISNIS USAHA DISTRIBUTOR PUPUK BERSUBSIDI
Komoditas utama = kentang dan kubis
Luas panen kentang 3.394 ha dan kubis 1.837 ha
Dosis pupuk urea untuk kentang 200 kg/ha dan
NPK 400 kg/ha
Dosisi pupuk urea untuk Kubis 100 kg/ha
Keuntungan bersih distributor pupuk bersubsidi
dari urea Rp 102,92 per kg dan NPK Rp 41,15 per kg
Total keuntungan bersih distributor dalam setahun
Rp 144,63 juta
Fokus utama adalah memastikan pupuk bersubsidi
tersedia. Lebih dari itu untuk meningkatkan
keuntungan perlu memperluas pasar (potensi:
petani se-daratan dieng)
Asumsi: Seluruh luas panen bisa memperoleh
pupuk bersubsidi dan realisasi pupuk sesuai dosis
pupuk dalam analisis
22
Uraian Kentang Kubis
1Luas Panen 2019 (Ha) 3,394.00 1,837.00
2Dosisi Pupuk
Pupuk Urea (Kg/Ha) 200.00 100.00
Pupuk NPK (Kg/Ha) 400.00
3
Kebutuhan pupuk kecamatan
Batur
Pupuk Urea (ton) 678.80 183.70
Pupuk NPK (ton) 1,357.60
4Keuntungan bersih distributor
Pupuk Urea (Rp/Kg) 102.92 102.92
Pupuk NPK (Rp/Kg) 41.15
5Nilai ekonomi
Pupuk Urea (Rp Juta) 69.86 18.91
Pupuk NPK (Rp Juta) 55.87
TOTAL (Rp Juta) 125.73 18.91
23. Bisnis #5 – POTENSI BISNIS PENGOLAHAN DAN PENJUALAN KOPI
Kopi = mengurangi erosi dan kehilangan zat hara
Kopi dapat menjadi salah satu barometer kelestarian
lingkungan karena kenaikan suhu 2-2,5℃ akan sangat
berpengaruh ke produksi kopi Arabica.
Nilai jual tinggi dalam bentuk buah merah ataupun sudah
di olah menjadi green beans
Kulit kopi mempunyai kecernaan protein sebesar 65% dan
51,4% untuk kulit biji.
Kulit buah kopi potensial untuk pakan ternak ruminansia
Label = “Kopi dieng”, Java coffee
On Farm:
2.000 phn (2,5 x 2 m) x 0.9 kg /phn = 980 kg/ha
Harga jual= 980 kg x Rp.8.000 = Rp. 7.840.000 jt/ha
Biaya per ha = 5.000.000 jt/ha
Keuntungan =2.840.000/ha
Off Farm :
• Mengolah cery beans menjadi green beans (sessuai SNI 01-2907-
2018), Konversi (6 kg cerry menjadi 1 kg green beans) = 980/6 = 163
kg GB/ha
• Biaya pengolahan (full washed) 47.000/kg
• Nilai jual = grade 1 (20 %) 32,67 x Rp.75.000, Grade 2 (50 %) 81,67 x
65.000, Grade 3 (30%) 49 x 25.000 = 8.933.000/ha atau Rp.55.000/kg -
biaya 47.000 = 8.000/kg
Total nilai tambah = 8.000 x 163 = 1.306.666/ha
• Bila petani mengolah menjadi green beans, total pendapatan =
2.840.000 + 1.306.666 = 4.146.667/ha per musim panen
23
24. Bisnis #6 – POTENSI BISNIS USAHA TERNAK DOMBA BATUR
“Domba Batur” unggul = plasma
nutfah asli Kab Banjarnegara,
persilangan domba lokal (domba ekor
tipis dan gemuk) dan jenis domba
import (merino).
Potensial untuk penghasil daging dan
wool
Memiliki kemampuan pertambahan
bobot badan harian (PBBH) sebesar 150
g dan memiliki bobot maksimal sebesar
120 kg untuk jantan dan 90 kg untuk
ternak betina.
Data tahun 2019 = populasi 8.835 ekor
(1.403 peternak) di Kec Batur,
Pejawaran, Wanayasa, Pagentan, dan
Kalibening
Pengolahan limbah limbah feses untuk
dijadikan pupuk kandang
• Upland project = 2021-2024 (bibit kopi,
bibit domba, kandang, farm road, dll)
• Populasi menurun = dulu 20.000 ekor,
sekarang 8.000 ekor
24
25. Domba Batur (cont…)
On Farm:
◦ Harga bibit = Rp 4 juta/ekor
◦ Harga jual umur 2 tahun = Rp 6 juta/ekor
◦ Potensi keuntungan = Rp. 2 juta/ekor
◦ Biaya Pakan = memanfaatkan sisa sayuran
dan rumput– rumputan di sekitar rumah
◦ Nilai feses domba:
◦ 2 kg/ekor/hari x 8.835 ekor x 30 hr x 12 bln =
6,4 ribu ton per tahun
◦ Harga per karung (20 kg) Rp. 5.000
Penghasilan dari pengolahan limbah = 318.060
karung x Rp. 5.000 = Rp 1.6 M per tahun
Off Farm :
◦ Pembersihhan dan packaging serat wol
pencukuran (6 bulan sekali)
◦ 3 kg/ekor x Rp. 8.835 ekor = 26.505 kg x Rp.
21.000 = 556.605.000 Juta atau 1,1 M per tahun
Catatan: Harga bahnn wol domba 1.5 USD
(Alibaba.com) atau 14.000 x 1.5. USD =
25
26. REKAP POTENSI BISNIS KORPORASI PETANI per tahun:
Komoditas Nilai/potensi bisnis
(Rp per tahun)
Pelaksana
ON FARM:
1. Kentang Rp 12,9 juta/ha x 3.877 ha/tahun = Rp 50,0 M Petani individual dikelola KT kentang
2. Domba + feses (8.000 ekor x Rp 2 juta) + 1,6 M = 3,2 M Peternak individual dan Upland
project
OFF FARM:
1. Perbenihan kentang Rp 139,7 M Koperasi perbenihan
2. Pembiayaan usahatani
kentang
Rp 1,7 M Koperasi dan Bumdes
3. Pupuk bersubsidi Rp 144,6 juta Koperasi/perusahaan sebagai cabang
usaha Serikat Petani Dieng (SPD)
4. Kopi Rp 4,1 juta/ha KT Mahaperahu (Ds Dieng Kulon)
5. Domba Rp 1,1 M Peternak individual dan Upland
project
26
28. Komoditas OFF FARM HULU (=menjadi bisnis
korporasi)
ON FARM ( =
dijalankan petani
secara individual)
Off farm hilir (=menjadi bisnis
korporasi)
1. Kentang • Penyediaan benih, pupuk, modal usaha
tani, pelayanan Alsintan, permodalan
• Budidaya kentang • Pembelian hasil panen
2. Kopi • Jasa traktor pengolahan lahan,
pembumbunan, pemberishan daun
kering, panen
• Pemeliharaan kopi • Pembelian 10% gula petani dan
tetes tebu
3. Domba Batur • Penyediaan/penjualan bibit ternak,
permodalan, penjualan konsentrat
• Pemeliharaan ternak
(intensif)
• Pembelian dan pemasaran ternak
hidup
28
Pembagian peran antara PETANI dan KORPORASI:
29. Pelaku dan struktur kelembagaan korporasi petani Kec BATUR
29
KOPERASI SEKUNDER atau INDUK PERUSAHAAN
Koperasi primer/perusahaan
USAHA PERBENIHAN
KENTANG
Kelompok Tani
BUDIDAYA KENTANG dan
HORTI
Kelompok Tani KOPI
Kelompok Peternak DOMBA
Koperasi primer/perusahaan
USAHA SAPRODI
Koperasi primer/perusahaan
PERMODALAN Usahatani
31. Peningkatan Kapasitas SDM: Petugas dan Petani
31
METODE =
Pelatihan
Bimbingan teknis
Latihan Kunjungan
Magang
Studi banding,
SASARAN PELATIHAN :
Manajer dan staf manajemen korporasi
Petugas pemerintah berupa penyuluh pertanian,
kepala UPT Dinas Pertanian, staf Dinas Pertanian,
dll;dan
Petani dan “petani millennial”.
MATERI PELATIHAN:
1. Produksi dan manajemen pengolahan benih
kentang
2. Alsintan (teknis dan manajemen pengelolaan)
3. Budidaya (komoditas kentang, kopi, domba, dll)
4. Penguatan sistem agribisnis (permodalan,
pemasaran hasil, dll)
5. Peningkatan kapasitas administrasi dan
manajemen kelompok
6. Peningkatan kemampuan usaha dan
pengembangan jejaring usaha
7. Peningkatan kemampuan kerjasama dengan
koperasi petani
8. Peningkatan kemampuan teknis alsintan dan
manajemen pengelolaan bisnis alsintan
32. Tahapan kegiatan penumbuhan dan pengembangan korporasi petani:
32
Kegiatan Materi Pendampingan bisnis Materi Pendampingan keorganisasian
Tahap PENUMBUHAN:
1. Persiapan Identifikasi potensi dan masalah agribisnis Identifikasi dan mapping SDM dan stakeholders
2. Konsolidasi petani dan usahatani Konsolidasi usahatani (waktu tanam, varietas,
teknologi on farm, dll)
Konsolidasi petani
3. Perancangan korporasi Merancang struktur usaha Merancang badan usaha dan struktur korporasi
(jumlah koperasi, bidang usaha tiap koperasi, dll)
4. Penyusunan model bisnis Menyusun bisnis plan tiap koperasi Menyusun dukungan administrasi dan
manajemen usaha
5. Pembentukan kelembagaan usaha Memulai usaha (secara terbatas) Penetapan jenis badan usaha (koperasi atau
perusahaan)
Tahap PENGEMBANGAN:
6. Penguatan bisnis Optimalisasi sumber pembiayaan berupa
diversifikasi usaha dan promosi usaha
Penguatan manajemen internal setiap koperasi
dengan KT dan gapoktan
7. Pemandirian korporasi Penguatan manajemen bisnis Penguatan manajemen internal dan ekternal