Dokumen tersebut membahas konsep dan pendekatan korporasi petani serta langkah-langkah penyusunan master plan korporasi petani. Dibahas pula definisi organisasi, lembaga, dan kelembagaan ekonomi petani menurut regulasi yang ada beserta usulan batasan baru untuk masing-masing konsep tersebut agar lebih jelas dan terstruktur.
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
Korporasi petani - BOGOR (yuti).pptx
1. KORPORASI PETANI:
konsep, pendekatan, dan penyusunan master plan
Syahyuti
Sosialisasi BUMP Korporasi Petani – Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan Kab Bogor
Bogor , 12 Oktober 2022
1
4. Ciri organisasi:
1. Dibentuk secara sengaja
2. Punya pengurus
3. Punya anggota tertentu
4. Memiliki tujuan tertentu
5. Memiliki aturan sendiri internal
6. Memiliki border
4
Organisasi (organization) =
“adalah kelompok sosial yg sengaja
dibentuk oleh sekelompok orang, memiliki
anggota yang jelas, dibentuk untuk
mencapai tujuan tertentu, dan memiliki
aturan yang dinyatakan tegas (biasanya
tertulis). Organisasi adalah aktor sosial
dalam masyarakat sebagaimana individu.
Contoh: koperasi, kelompok tani, Gabungan
kelompok tani, dan kelompok wanita tani”
5. Meluruskan konsep:
5
“Kelembagaan petani” = SALAH.
Di google tidak ada “farmer institution”
“Kelembagaan pemasaran”,
“kelembagaan irigasi “, “kelembagaan
penyediaan benih bersertifikat” = BENAR.
Di google = ada “marketting institution”,
“irigation institution”, dll
Kelembagaan ....... = diikuti kata kerja.
Contoh: kelembagaan penyedian modal,
kelembagaan permodalan, kelembagaan
penyediaan sarana produksi,
kelembagaan pemasaran, dll
“Organisasi petani” = BENAR.
Di google ada “farmer organization”,
“fisheries organization”, dll
Organisasi ........ = diikuti kata
benda
Contoh: organisasi petani,
organisasi wanita tani, dll
6. Definisi semestinya:
6
Lembaga (institution) =
“merupakan hal-hal yang menjadi penentu
dalam perilaku manusia dalam masyarakat
yakni berupa norma, nilai-nilai, aturan formal
dan nonformal, dan pengetahuan kultural.
Keseluruhan ini menjadi pedoman dalam
berperilaku aktor (individu dan organisasi),
memberi peluang (empower) namun sekaligus
membatasi (constraint) aktor”
Kelembagaan (institutional) =
“segala hal yang berkenaan dengan lembaga”
Organisasi (organization) =
“adalah kelompok sosial yg sengaja dibentuk
oleh sekelompok orang, memiliki anggota yang
jelas, dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu,
dan memiliki aturan yang dinyatakan tegas
(biasanya tertulis). Organisasi adalah aktor
sosial dalam masyarakat sebagaimana individu.
Contoh: koperasi, kelompok tani, Gabungan
kelompok tani, dan kelompok wanita tani”
Keorganisasian (organizational) =
“hal-hal berkenaan dengan organisasi misalnya
perihal kepemimpinan dalam organisasi,
keanggotaan, manajemen, keuangan
organisasi, kapasitas organisasi, serta relasi
dengan organisasi lain”
8. 8
Apa guna organisasi petani ?
1. Fungsi administrasi pembangunan
(kepentingan proyek)
2. Fungsi komunikasi (edukasi, ekonomi)
3. Fungsi kolektifitas (belajar, skala ekonomi)
4. Fungsi partisipasi (kepentingan proyek vs
peserta)
5. Fungsi perwakilan (politik).
9. Beberapa konsep berkenaan dengan organisasi:
Individual organization =
Organisasi yang anggotanya
individu. Misal = kelompok tani,
koperasi primer.
Second level organization /
interorganization =
Anggotanya individual
organization. Misal = Gapoktan
(level desa), “Gapoktan Bersama”
(level kecamatan), Pusat Koperasi
(level kabupaten), Gabungan
Koperasi (level propinsi), Induk
Koperasi (level nasional)
Supporting organization =
Penyuluhan, bank, Pemda, NGO,
dll
Inter relation organization =
Misal relasi antar kelompok tani,
relasi vertikal, dll.
11. Pemerintah daerah, swasta, perguruan tinggi, NGO, pemasok input, pedagang,
konsumen, dll
Potensi dan permasalahan
pembangunan pertanian
kawasan (SDA, SDM,
infrastruktur, kebijakandll)
Strategi
Pendampingan
KORPORASI PETANI
Model
Korporasi Petani
Kondisi dan kapasitas
organisasi petani (KT,
Gapoktan, KWT, UPJA, P3a,
dll)
Kondisi dan kapasitas
Kelembagaan agribisnis
komoditas utama
(1) Institutional assessment
tool
(4) Organizational assessment
tool
(5) Analisis Stakeholders
(2) Analisis Potensi wilayah
(3) Analisis Supply Chain
11
12. LANGKAH-LANGKAH RANCANG BANGUN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS:
(3) Who
Siapa yang akan melakukan?
(2) How
Bagaimana akan dilakukan?
(1) What
Apa yang mau dilakukan ?
12
Pertimbangan:
1. Teknis (technically viable)
2. Finansial (economically
visible)
3. Manajemen
1. Pemenuhan benih
2. Pemenuhan pupuk
3. Pemenuhan irigasi,
4. Pemenuhan Alsintan
5. ….
6. Penjualan hasil
1. Oleh individu (mandiri atau
relasi individual)
2. Kelompok non formal
3. Kelompok formal (KT,
Gapoktan, koperasi, dll)
13. CONTOH: Kondisi kelembagaan agribisnis padi eksisting dan rancangan ke depan untuk
Program Serasi di “Unit Serasi Kec Muara Telang I”
13
Aktifitas agribisnis Kelembagaan eksisting Rancangan kelembagaan SERASI
M RI RK M RI RK
1. Penyediaan benih >50% var lokal beli di kios (var
unggul)
var lokal Kelompok penangkar benih (var
unggul)
2. Penyediaan pupuk dan
obat-obatan
obat2 an di kios pupuk RDKK RDKK, korporasi kerjasama dengan
kios saprodi
3. Penyediaan modal 50% modal sendiri 50% yarnen kios
saprodi
modal sendiri Perbankan (BRI, BNI,
KUR)
Korporasi sebagai penangung (avalis)
4.Penyediaan alsintan Punya sendiri Alsintan swasta UPJA Sebagian Punya
sendiri
sebagian Alsintan
swasta
Korporasi mengelola Alsintan
bersama UPJA
5.Penyediaan air irigasi P3A P3A
6.Penyediaan tenaga
kerja
keluarga sendiri buruh tani upahan keluarga sendiri buruh tani upahan
7.Pengolahan hasil panen giling gabah untuk
konsumsi sendiri
huller milik, korporasi
8.Pemasaran hasil panen jual gabah GKP ke
pedagang
Korporasi menjual beras ke off taker
9.Penyediaan informasi
pasar
searching sendiri bertanya ke petani
maju, tetangga
diskusi di KT dan Gapoktan
10.Penyediaan informasi
teknologi
bertanya ke petani
maju, tetangga
PPL di KT BPTP, PPL pem, PPL swasta,
perguruan tinggi melalui KT dan
Gapoktan
*) M= dilakukan sec mandiri, RI = melalui relasi individual, RK =melalui relasi kolektif
15. Batasan dalam regulasi (UU P3, Permentan 18-2018, dll)
• Kelompok Tani =
• adalah kumpulan petani/peternak/pekebun
yang dibentuk atas dasar kesamaan
kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan
sosial, ekonomi, sumber daya; kesamaan
komoditas; dan keakraban untuk
meningkatkan serta mengembangkan usaha
anggota.
• Gapoktan =
• adalah kumpulan beberapa Kelompok Tani
yang bergabung dan bekerja sama untuk
meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi
usaha
• Korporasi Petani =
• adalah Kelembagaan Ekonomi Petani
berbadan hukum berbentuk koperasi atau
badan hukum lain dengan sebagian besar
kepemilikan modal dimiliki oleh petani.
• Kelembagaan Petani =
• adalah lembaga yang ditumbuh
kembangkan dari, oleh, dan untuk
Petani guna memperkuat dan
memperjuangkan kepentingan Petani
• Kelembagaan Ekonomi Petani =
• adalah lembaga yang melaksanakan
kegiatan Usaha Tani yang dibentuk oleh,
dari, dan untuk Petani, guna
meningkatkan produktivitas dan
efisiensi Usaha Tani, baik yang berbadan
hukum maupun yang tidak berbadan
hukum.
15
16. Resume dari definisi yang ada saat ini:
DASAR / CARA
PEMBENTUKANNYA
TUJUAN / PERANNYA ANGGOTANYA CIRI LAIN
1. Kelompok tani Kesamaan kepentingan,
ekonomi, sosial, sumber
daya, komoditas, akrab
Mengembangkan usaha
anggota
Perkumpulan petani,
peternak, pekebun
2. Gapoktan Bergabung dan
bekerjasama
Meningkatkan skala
ekonomi dan efisiensi
usaha
Kumpulan beberapa
kelompok tani
3. Korporasi petani Petani (yang memiliki
sebagian besar modal)
Berbadan hukum,
berbentuk koperasi atau
badan hukum lain
4. Kelembagaan petani
(KP)
Ditumbuhkembangkan
dari, oleh, dan untuk
petani
Guna memperkuat dan
memperjuangkan
kepentingan petani
5. Kelembagaan
ekonomi petani (KEP)
Dibentuk oleh, dari, dan
untuk petani
-Melaksanakan kegiatan
usaha tani
-Guna meningkatkan
produktivitas dan
efisiensi usaha tani
Ber BH atau TIDAK
16
17. Kelemahan batasan tsb.:
• Tidak lengkap penjelasannya, sepotong-
sepotong
• Tidak memuat dimensi yang sama
• Tidak clear and cut (campur aduk)
• Sehingga, tidak bisa diperbandingkan
satu sama lain
Sehingga:
• “Kelompok tani” = bisa berupa kelompok
tani, KWT, P3A, dll
• “Korporasi petani” = koperasi atau
perusahaan
• “Kelembagaan petani” dan “kelembagaan
ekonomi petani” tidak berbeda.
• Tidak clear apakah KT, Gapoktan, koperasi
tergolong sebagai KP ataukah KEP?
• Tidak clear apakah korporasi petani = KEP
atau tidak
• Dan lain-lain
17
18. Usulan batasan, agar lebih terstruktur :
KP dan KEP Contoh Anggotanya Level Status hukum
1. KP primer Kelompok tani, Kel peternak,
KWT, P3A, UPJA
Orang / individu Dusun, atau
hamparan lahan
Tidak berbadan
hukum
2. KP sekunder Gapoktan KP primer Desa Tidak berbadan
hukum
3. KP tersier Gapoktan Bersama KP sekunder Kecamatan Tidak berbadan
hukum
4. KEP primer • Koperasi Primer
• Perusahaan (PT)
Orang / individu Desa –
kecamatan
Berbadan hukum
4. KEP sekunder • Koperasi Sekunder
(Gabungan, Pusat Induk)
• Induk Perusahaan
(Holding/Corporate)
KEP primer Kecamatan –
kabupaten
Berbadan hukum
18
Ket. KP = kelembagaan petani
KEP = kelembagaan ekonomi petani
19. Level dan status hukum:
19
o“Gapoktan Bersama” oGabungan koperasi
oInduk koperasi
oAsosiasi petani
oGapoktan)
oPusat Koperasi
oInduk Perusahaan
(Holding/Corporate)
oKelompok Tani
oKelompok Wanita Tani
oKelompok Peternak
oP3A
oUPJA
oKoperasi Primer
oPerusahaan (PT Persero)
Secondary level
organization (=
organisasi yang
anggotanya individual
organization)
Individual
organization (=
organisasi yang
anggotanya
orang/individual)
Kelompok TIDAK berbadan hukum
(“Kelembagaan Petani” menurut UU 19-2013
tentang P3)
Badan usaha BERBADAN hukum
(“Kelembagaan Ekonomi Petani/Badan
Usaha Milik Petani” menurut UU 19-
2013 tentang P3)
Tertiary level
organization
20. Usulan batasan baru:
Objek Batasan lama Batasan baru
Kelompok tani … adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang
dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan;
kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi,
sumber daya; kesamaan komoditas; dan keakraban
untuk meningkatkan serta mengembangkan usaha
anggota
… adalah kelembagaan petani primer beranggotakan
petani berbasiskan hamparan lahan atau komoditas,
yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan kegiatan
usahatani anggotanya, tidak berbadan hukum
Gapoktan … adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang
bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan
skala ekonomi dan efisiensi usaha
… adalah kumpulan beberapa kelembagaan petani
primer yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan
kegiatan usahatani pertanian dalam satu desa, tidak
berbadan hukum
Gapoktan bersama (belum ada) …. adalah perkumpulan beberapa Gapoktan dalam satu
kecamatan yang sama yang bertujuan untuk
mengkonsolidasikan kegiatan usahatani pertanian dalam
satu kecamatan, tidak berbadan hukum
20
21. Usulan batasan baru:
Objek Batasan lama Batasan baru
Kelembagaan petani
(KP)
….. adalah lembaga yang ditumbuh
kembangkan dari, oleh, dan untuk Petani
guna memperkuat dan memperjuangkan
kepentingan Petani
…. adalah perkumpulan petani dengan tujuan
untuk mengkonsolidasikan usaha pertanian pada
level dusun, desa dan kecamatan yang tidak
berbadan hukum
Kelembagaan
Eekonomi Petani
(KEP)
……adalah lembaga yang melaksanakan
kegiatan Usaha Tani yang dibentuk oleh,
dari, dan untuk Petani, guna
meningkatkan produktivitas dan efisiensi
Usaha Tani, baik yang berbadan hukum
maupun yang tidak berbadan hukum
Pasal 70 (2) = “Kelembagaan Ekonomi Petani
berupa badan usaha milik Petani”
…. adalah badan usaha milik petani berbadan
hukum koperasi atau lainnya dengan tujuan
untuk pengembangan agribisnis secara formal
sehingga kuat secara ekonomi
Korporasi petani ….. adalah Kelembagaan Ekonomi Petani
berbadan hukum berbentuk koperasi atau
badan hukum lain dengan sebagian besar
kepemilikan modal dimiliki oleh petani.
….. adalah Kelembagaan Ekonomi Petani
berbadan hukum berbentuk koperasi atau badan
hukum lain dengan sebagian besar kepemilikan
modal dimiliki oleh petani. 21
24. Korporasi petani adalah:
24
Presiden Jokowi (2017):
“Tidak bisa lagi kita biarkan petani berjalan
sendiri-sendiri. Tidak Bisa! .... Petani harus
diorganisir. ..... Kenapa korporasi bisa
menjual dengan harga murah. Karena
mereka memproduksi dalam jumlah besar”.
Presiden Jokowi (pembukaan Asian
Agriculture and Food Forum / ASAFF 28 Juni
2018):
“Saya selalu menyampaikan, marilah yang
namanya petani, jangan sampai jalan
sendiri-sendiri. Buatlah kelompok tani,
gabungan kelompok tani. ...... Tapi itu pun
belum cukup. Untuk menjadi kekuatan
besar, buatlah kelompok lebih besar lagi.
Kelompok besar gabungan kelompok tani
seperti itu sering saya sampaikan, namanya
korporasi petani. Harus ada korporasi
petani dalam jumlah besar. Kalau swasta
Permentan No.
18/Permentan/RC.040/4/2018
tentang Pedoman Pengembangan
Kawasan Pertanian Berbasis
Korporasi Petani:
Korporasi Petani adalah “Kelembagaan
Ekonomi Petani berbadan hukum berbentuk
koperasi atau badan hukum lain dengan
sebagian besar kepemilikan modal dimiliki oleh
petani”.
Kata kunci KORPORASI = business,
company, firm, enterprise,
organization, establishment,
corporate body, perusahaan yang
besar, memiliki banyak anak
perusahaan, sudah berdiri lama,
terbukti tangguh, sukses
25. Perkembangan pendekatan di Kementan:
25
Kawasan
Pertanian
Permentan 50-
2012
Grand design
Korporasi Petani
Major Project
(350 lokasi)
MOU Kementan
dan Kemenkop
2011 dan 2020
KP, KEP,
BUMP
UU 19-2013
UU 16 - 2006
Kawasan
Pertanian
berbasis
Korporasi
Petani
Permentan 18-
2018
Gapoktan
Bersama
Permentan
BANPER (2020)
Kawasan
Pertanian
Permentan 56-
2016
(1.026 kawasan)
Revisi
Perementa
n 18-2018
(sejak
2020)
KP, KEP, BUMP
Permentan 273-2007
Permentan 67-2016
Food Estate
(8 lokasi)
26. Proyek Prioritas Strategis
(Major Project) - Lampiran 2 RPJMN 2020-2024
26
Nama proyek =
Penguatan Jaminan Usaha Serta 350 Korporasi Petani
dan Nelayan
Manfaat =
Meningkatnya pendapatan petani rata-rata 5% per
tahun dan
pendapatan nelayan rata-rata 10% per tahun (target
SDGs)
Meningkatnya produktivitas komoditas 5% per tahun
Pendekatan:
1. Penerapan Good Agricultural Practices dan Pertanial
Digital / Agro Maritim 4.0
2. Perkuatan kelembagaan petani
3. Investasi, pembiayaan, asuransi sektor pertanian dan
perikanan
4. Kemitraan KUKM dan wirausaha pertanian dan
perikanan
5. Fasilitasi pemasarans
Target:
peningkatan produktivitas komoditas 5%,
peningkatan pendapatan petani Rp 36,2
juta/petani/tahun dan nelayan Rp. 45,0
juta/nelayan/tahun
Pendanaan:
Rp 226,4 T
APBN: 200,9
Swasta: 25,5
Pelaksana:
Kementan, Kemen KP, Kemen KUKM,
Kemenperin, Badan Usaha (BUMN/Swasta),
Perguruan Tinggi, Kemendes dan tarsnsmigrasi,
Dll
27. Apa “PARADIGMA” baru yang dibawa korporasi petani” ?
1. Era bantuan (charity) berubah menjadi era bisnis (pinjaman, jasa
komersial, dll)
2. Relasi horizontal dan vertikal berbasiskan relasi pasar (biaya,
pendapatan, margin, keuntungan, efisiensi, dll)
3. Skala pengorganisasian bisnis petani berubah dair level dusun (KT)
dan desa (Gapoktan) ke kecamatan
4. Agribisnis dan korporasi petani menjadi program nasional, tanggung
jawab semua pihak (Kementan dan Non Kementan)
27
30. #3
MASTER PLAN KORPORASI PETANI
30
1. Technology/Technical plan
2. Bussines plan
3. Institutional plan
4. Site plan
5. Action plan
31. Technology/technical plan
kakao dan sapi potong SULTRA (eksisting vs introduksi)
31
Kegiatan bisnis Kondisi eksisting Introduksi
Agribisnis KAKAO:
1. Varietas ………….. …………..
2. Jarak tanam ………….. …………..
4. Pemupukan ………….. …………..
5. Pemeliharaan ………….. …………..
6. Panen dan pasca panen ………….. …………..
Agribisnis sapi potong:
1. Jenis sapi Lokal PO, brahman, dll
2. Pakan Rumput Rumput + limbah kulit kakao + konsentrat
3. Pemeliharaan Di lepas Dikandangkan
4. …………….. ………….. …………..
32. Bussiness plan kakao dan sapi potong SULTRA: eksisting vs introduksi
32
Kegiatan bisnis Kondisi eksisting Rancangan ke depan
Agribisnis KAKAO:
1. Skala usaha 1.000 ha 1.000 ha
2. Produktivitas 5 ton basah/ha (= 1,5 ton kering/ha) 6 ton basah/ha (= 2 ton kering/ha)
3. Biaya usaha tani Rp ……………. /ha/tahun Rp ……………. /ha/tahun
4. Pendapatan usahatani ON FARM per tahun 1.000 ha x pendapatan per ha = Rp ……. 1.000 ha x pendapatan per ha = Rp …….
5. Pengolahan Non fermentasi Fermentasi
6. Potensi pendapatan dari pengolahan (OF
FARM) per tahun
Rp o /ha/tahun 1.000 HA x ……… x margin = Rp …. /ha/tahun
Agribisnis sapi potong:
1. Skala usaha 3.000 ekor 1.000 x 3 ekor/ha = 3.000 ekor
2. Produktivitas daging (pertambahan bobot
badan)
0,8 kg/hari 1,2 kg/hari
3. Biaya usaha tani Rp ……………. /ha/tahun Rp ……………. /ha/tahun
4. Pendapatan usahatani ON FARM per tahun 3.000 ekor x pendapatan per ekor = Rp ……. 3.000 ekor x pendapatan per ekor = Rp …….
TOTAL potensi pendapatan kakao + sapi per
tanun
Rp ……………. /ha/tahun
34. Bisnis #1. Produksi benih bawang merah
• Tujuan = memenuhi kebutuhan benih
untuk petani di Kawasan Major Project
• Luas lahan bawang merah = Hektar
• Pemenuhan benih selama ini = sendiri +
benih impor
• Varietas yang digunakan = Bima Brebes
dll
• Petani Kec Wanasari dikenal mampu
memproduksi benih bagus
• Kebutuhan benih internal = 1.200 kg/ha
x 2 MT x 1.197 ha x Rp.30.000 =Rp.86, 2
M
• Potensi keuntungan usaha benih = Rp.
2.872.800.000 + Rp.28.728.000.000 = Rp.
31,6 M per tahun
• Luas tanam calon benih = 1.436.400
kg/produksi 9.200 kg/ha = 156,13 ha/MT
• Dukungan Kelembagaan :
Pengembangan kegiatan penangkar
yang terkait dengan kegiatan kelompok
tani, keuntungan dibagi antara
penangkar dan kelompok tani
• Produksi benih dengan menggunakan
semacam paranet atau greenhouse
untuk antisipasi musim hujan.
34
35. Bisnis #2. Penjualan sarana produksi (pupuk dan obat-obatan)
Sebagian besar petani menggunakan pupuk non
subsidi dan pestisida.
Pupuk non subsidi yang digunakan = SP36, KCl,
ZA, pupuk kompos, saprodap
• Pupuk bersbsidi terbatas = Urea dan NPK
• Total biaya yang digunakan untuk pembelian input
usahatani adalah Rp.19.450.000,-/ha/MT
• Total nilai per tahun = Rp. 19.450.000,-/ha/MT x 2
MT x 1.197 ha = Rp.138.492.900.000,-
• Asumsi = potensi keuntungan Rp.1.000/kg untuk
semua saprodi
• Keuntungan dari penyediaan input pertanian =
• Rp.3.400.000/ha/MT x 2 MT x 1.197 ha =
Rp.8.139.600.000,-/tahun
35
36. Bisnis #3: Pembiayaan usahatani
Modal usahatani setiap musim tanam biasanya
diperoleh dari KUR atau perbankan yang dilunasi
ketika panen.
Jika petani dalam kondisi gagal panen, tidak
mampu membayar hutang KUR, petani meminjam
ke Bank Titil (Bank Keliling) dengan bunga 10%
• Lembaga simpan pinjam yang dikelola petani
belum ada
• Kebutuhan permodalan usahatani/tahun = 1.917 ha
x 121.575.000/ha/MT x 2 MT = Rp. 466.118.550.000,-
/tahun = Rp. 466,12 M/tahun
• Potensi pendapatan jika setiap pinjaman dikenakan
bunga 5%/tahun = 5% x Rp. 466.118.550.000=
Rp.23.305.927.500/tahun atau Rp.23,30 M/tahun
• Perlu dibentuk lembaga simpan pinjam yang
dikelola oleh poktan/gapoktan dengan sistem
seperti tengkulak atau pemberian pinjaman dalam
bentuk sarana input yang akan dibayar ketika
panen (potongan langsung dari hasil panen yang
dijual ke lembaga tersebut). Lembaga tersebut
dapat berbentuk koperasi atau badan hukum
lainnya.
• Pembentukan kelembagaan tersebut perlu
didampingi dan disertai dengan pelatihan
36
37. Bisnis #4: Pengolahan bawang merah
• Pengolahan saat ini terbatas oleh PT SBI = bawang crispy, pasta
bawang merah, sortasi, penggorengan, pengemasan manual, dan
cold storage dengan kapasitas 4 ton
Selama ini sebagian besar petani menjual dalam bentuk mentah
kepada tengkulak/pengepul. Saat panen raya, harga bawang
merah adalah Rp.10.000,-/kg dan saat langka, harga bawang
merah Rp.25.000,- sd. 60.000,-/kg
Jika rata-rata petani menghasilkan 9,2 ton bawang merah/hektar,
total penerimaan jika bawang merah dijual mentah saat panen
raya = Rp.10.000/kg x 9200 kg = Rp. 92.000.000,
Produksi bawang crispy dalam 1 bulan = Off season: 300kg/ bulan,
On Season: 1 Ton/ bulan. Rerata biaya Produksi Rp. 15jt - 10kg kg
jadi 1,5 kg. Untuk menghasilkan bawang crispy 1 ton, diperlukan
bawang merah sebanyak 6.667 ton. Harga bawang crispy per 100
gr = Rp.25.000,-; 1000 kg = 1000 kemasan.
• Total penerimaan: Rp.25.000,- x 1000 kemasan = Rp.25.000.000,-
• Total keuntungan: Rp.25.000.000 – Rp.15.000.000 = Rp.10.000.000,-
/bulan
• Produksi bawang goreng off Season: 200kg/bulan, on Season: 1,8
Ton/ bulan, Biaya Produksi Rata2 25jt/ bulan
• Untuk menghasilkan bawang goreng 1,8 ton, diperlukan bawang
merah sebanyak 4 ton. Harga bawang goreng per 100 gr =
Rp.25.000,-; 1800 kg = 1800 kemasan.
• Total penerimaan: Rp.25.000,- x 1800 kemasan = Rp.45.000.000,-
• Total keuntungan: Rp.45.000.000 – Rp.25.000.000 = Rp.20.000.000,-
/bulan
• Total keuntungan per tahun: Rp 30 juta x 12 bulan = Rp 360 juta
37
38. Bisnis #5: Usaha Jasa Pergudangan
• Umumnya dijual ke pengepul atau tengkulak atau
ditebaskan sebelum panen;
• Hasil panen disisakan ¼ dari hasil panen untuk
bibit kembali, tetapi jika harga bawang merah
sedang tinggi
• Penyimpanan bawang merah saat ini di para-para
dengan jangka waktu penyimpanan 3 bulan dan
susut sebanyak 50%;
• Penyimpanan di cold storage belum banyak
dilakukan oleh petani. Sewa CAS yang dimiliki oleh
Dinas Perdagangan sebsar Rp.700,-/kg/bulan.
Waktu penyimpanan maksimal 5 bulan.
• Pembelian bawang merah saat panen raya =
Rp.10.000/kg
• Harga penjualan = Rp.25.000,-/kg di bulan ketiga.
• Biaya penyimpanan: Rp.700,-/kg/bln.
• Jika pembelian bawang merah sebesar 10 ton:
• Biaya pembelian: 10.000 kg x Rp.10.000/kg =
Rp.100.000.000,-
• Biaya penyimpanan= Rp.700,-/kg/bulan x 10.000 kg x 2 =
Rp.14.000.000,-
• Penyusutan 5% = 10.000 kg x 95% = 9.500 kg
• Penjualan saat harga Rp.25.000/kg:
• Rp.25.000/kg x 9.500 kg = Rp.237.500.000,-
• Keuntungan: Rp.237.500.000 – Rp.114.000.000,=
Rp.123.500.000,-
• Potensi bisnis pergudangan atau resi gudang= Rp. 1,2
M/tahun
•
38
39. Rekap total potensi bisnis korporasi 5 bisnis off farm:
39
PERKIRAAN NILAI
(RP MILYAR)
1. Bisnis benih bawang merah 31,6
2. Bisnis Saprodi 8,1
4. Bisnis Simpan Pinjam 23,3
5. Bisnis pengolahan bawang
merah
0,36
6. Bisnis jasa pergudangan 1,2
TOTAL 64,56
40. Kelembagaan Individu Koperasi A Koperasi B Koperasi C Kel Tani Gapoktan /
UPJA
PPL/Dinas
Pertanian
1. Penyediaan benih (kakao + sapi) Produksi dan penjualan
benih kakao
Pembelian bibit
sapi anakan sec
kolektif
Produksi calon benih
kakao
2. Penyediaan pupuk dan obat2 an Kios pupuk (lini IV) Distribusi pupuk
ke petani
3. Penyediaan modal Sebagian petani
sec mandiri
Usaha simpan
pinjam
4. Penyediaan Alsintan Usaha jasa Alsintan pra
tanam, kerjasama dengan
UPJA
UPJA
kerjasama
dengan Kop A
5. Penyediaan TK onfarm Secara mandiri Kerja kolektif (arisan
kerja)
6. Pengolahan hasil panen Pembelian kakao hasil
fermentasi
Fermentasi sec kolektif
di KT
7. Pemasaran Penjualan bubuk kakao Penjualan kolektif
8. Penyediaan informasi teknologi dan
pasar
Mandiri, media
massa
Penyuluhan oleh PPL Penyuluhan
oleh PPL
PPL di BPP
9. Penyediaan informasi pasar Mandiri, media
massa
Penyuluhan oleh PPL Penyuluhan
oleh PPL
PPL di BPP
40
Institutional plan
kakao dan sapi potong SULTRA (siapa melakukan apa)
41. CONTOH: Rancangan Korporasi Petani di Kec. Jayakerta, Kab Karawang
(padi, hortikultura, itik) = 5 Koperasi mengelola 10 bisnis 0ff farm
41
Koperasi
#1: Sri
Jaya
Permata
Koperasi
#2: Sri
Asih
Mandiri
Koperasi
#3: Sri
Nyi
Pohaci
Koperasi
#4:
Berkah
Tani
Jaya
Koperasi
#5:
Medang
Asih Tani
Mandiri
Bisnis 1: Produksi
benih unggul
berlabel
Bisnis 10:
Produksi dan
pemasaran
hortikultura
Bisnis 7:
Pengolahan hasil
itik
Bisnis 8:
budidaya itik
intensif
Bisnis 9: produksi
Pakan dan DOD
itik
Bisnis 6: produksi
Beras Premium
(RMU)
Bisnisn 5:
Pelayanan
Simpan pinjam
Bisnis 4:
penyaluran pupuk
bersubsidi
Bisnis 3:
pengelolaan
Irigasi
Bisnis 2: Jasa
Alsintan
42. Format koperasi:
42
1. Sepuluh bisnis dijalankan oleh
5 unit koperasi primer yang
sejajar kedudukannya, hanya
berbeda pada core bisnis
2. Setiap koperasi beroperasi
seluas kecamatan Jayakerta.
Semua petani sekecamatan
boleh menjadi anggota
koperasi tersebut.
3. Setiap petani dapat mendaftar
menjadi anggota pada lebih
dari 1 koperasi, bahkan kelima
koperasi sekaligus.
4. Kelompok tani dan Gapoktan
tidak dihapus, karena menjadi
mitra koperasi, yang
berhubungan dengan prinsip
bisnis. Misal: kelompok tani
akan mendapat fee jika
membantu koperasi dalam
membeli (off taker) gabah dari
petani
5. Lima koperasi sekunder nanti
akan dipayungi oleh satu
koperasi SEKUNDER, minimal
setelah 3 tahun = tahun 2023.
6. Koperasi sekunder = holding
company = KORPORASI
43. CONTOH = Aktivitas dan aktor pada Korporasi Petani Kec Jayakerta,
Karawang:
Kelembagaan Individu Kop Sri Jaya
Permata
Kop Sri Asih
Mandiri
Kop Sri Nyi
Pohaci
Kop berkah
Tani Jaya
Kop Medang Asih
Tani Mandiri
Kel Tani Gapoktan /
UPJA
P3A/GP3A
1. Penyediaan benih (padi,
DOD, horti)
Produksi dan
penjualan benih padi
unggul
Produksi DOD Penjualan benih
horti
Produksi calon
benih
2. Penyediaan air irigasi Koordinator dan
pembayaran gaji
Mengelola OP
irigasi
3. Penyediaan pupuk dan obat2
an
Kios pupuk (lini
IV)
Distribusi
pupuk ke
petani
4. Penyediaan modal Mandiri Usaha simpan
pinjam
5. Penyediaan Alsintan Usaha jasa Alsintan
pra tanam, dengan
UPJA
6. Penyediaan TK onfarm
7. Pengolahan hasil panen Beras
premium
Telur asin dll Packing sayuran
8. Pemasaran Beras
premium
Telur asin dll Menjual ke mall dll
9. Penyediaan informasi
teknologi dan pasar
Mandiri,
media
massa
Penyuluhan oleh
PPL
Penyuluhan
oleh PPL
10. Penyediaan informasi pasar Mandiri,
media
massa
Penyuluhan oleh
PPL
Penyuluhan
oleh PPL
43
44. Konfigurasi KORPORASI PETANI = 15 Koperasi untuk 6 jenis usaha
KOPERASI
SEKUNDER
Usaha jasa
PERMODALAN
= 7 Koperasi
Produksi BENIH
PADI
= 1 kop (Ds
Mundakjaya)
Usaha JASA
ALSINTAN
= 3 kop (Cikedung,
cikedunglor, Amis)
Produksi BERAS
PREMIUM
= 2 koperasi
Penjualan GULA
PETANI
= 1 kop (Ds Amis)
Usaha Produksi
PAKAN TERNAK
= 1 kop (Ds Loyang)
44
45. Pelaku dalam koperasi:
45
Diisi oleh
• Badan Pengawas Kepala desa, tokoh dalam desa
• Pengurus Petani, Tokoh Petani, pengurus
kelompok tani, pengurus Gapoktan
• Manajer koperasi Anak petani atau tenaga kerja
profesional, dibayar sesuai kontrak
kerja (gaji tetap atau bagi hasil)
• Staf administrasi Anak-anak petani pendidikan
komputer, akuntansi, dll
• Tenaga kerja produksi Anak-anak petani berpendidikan
sesuai
• Tenaga kerja pemasaran Anak-anak petani berpendidikan
sesuai
Korporasi petani: = berisi koperasi
–koperasi yang:
“dimiliki bapak-bapaknya, …..
dijalankan anak-anaknya
(milenial)”
46. Kelembagaan Individu Koperasi A Koperasi B Koperasi C Kel Tani Gapoktan /
UPJA
PPL/Dinas
Pertanian
1. Penyediaan benih (kakao + sapi) Produksi dan penjualan
benih kakao Desa ……….
Pembelian bibit
sapi anakan sec
kolektif
Produksi calon benih
kakao Desa ……….
2. Penyediaan pupuk dan obat2 an Kios pupuk (lini IV)
Desa ……….
Distribusi pupuk
ke petani Desa
………., ……….,
………….
3. Penyediaan modal Sebagian petani
sec mandiri
Usaha simpan
pinjam Desa
……….
4. Penyediaan Alsintan Usaha jasa Alsintan pra
tanam, kerjasama dengan
UPJA Desa ……….
UPJA
kerjasama
dengan Kop A
tiap desa
5. Penyediaan TK onfarm Secara mandiri Kerja kolektif (arisan
kerja)
6. Pengolahan hasil panen Pembelian kakao hasil
fermentasi
Fermentasi sec kolektif
di KT
7. Pemasaran Penjualan bubuk kakao Penjualan kolektif
8. Penyediaan informasi teknologi dan
pasar
Mandiri, media
massa
Penyuluhan oleh PPL
di Posluhdes
Penyuluhan
oleh PPL
PPL di BPP
9. Penyediaan informasi pasar Mandiri, media
massa
Penyuluhan oleh PPL
di Posluhdes
Penyuluhan
oleh PPL
PPL di BPP
46
Site plan
kakao dan sapi potong SULTRA
48. 48
Kegiatan Materi Pendampingan bisnis Materi Pendampingan keorganisasian
Tahap PENUMBUHAN:
1. Persiapan Identifikasi potensi dan masalah agribisnis Identifikasi dan mapping SDM dan
stakeholders
2. Konsolidasi petani dan usahatani Konsolidasi usahatani (waktu tanam,
varietas, teknologi on farm, dll)
Konsolidasi petani
3. Perancangan korporasi Merancang struktur usaha Merancang badan usaha dan struktur korporasi
(jumlah koperasi, bidang usaha tiap koperasi,
dll)
4. Penyusunan model bisnis Menyusun bisnis plan tiap koperasi Menyusun dukungan administrasi dan
manajemen usaha
5. Pembentukan kelembagaan usaha Memulai usaha (secara terbatas) Penetapan jenis badan usaha (koperasi atau
perusahaan)
Tahap PENGEMBANGAN:
6. Penguatan bisnis Optimalisasi sumber pembiayaan berupa
diversifikasi usaha dan promosi usaha
Penguatan manajemen internal setiap
koperasi dengan KT dan gapoktan
7. Pemandirian korporasi Penguatan manajemen bisnis Penguatan manajemen internal dan
ekternal
Action plan