SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
Bedah Konsep Kelembagaan
Dalam Perspektif Penelitian
Sosek Kelautan Dan Perikanan
SYAHYUTI
Brainstroming membedah Konsep KELEMBAGAAN dan
GENDER
Badan Litbang Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan
JAKARTA - 26 Januari 2016
1
Materi presentasi:
1. Apa itu KELEMBAGAAN ?
2. Permasalahan dan peran kelembagaan dalam
konteks sosial ekonomi kelautan dan perikanan
3. Contoh-contoh penelitian dengan pendekatan
kelembagaan
4. Komparasi konsep-konsep penting
2
Satu,
apa sih KELEMBAGAAN ?
3
Richard Scott (Stanford
University, USA.) 2008.
“Institutions and
Organizations”. Third Edition.
SAGE Publications, Inc
Institution= “….are composed
of cultured-cognitive,
normative, and regulative
elements that, together with
associated activities and
resources, provide stability
and meaning of social live”.
4
Kekeliruan yang sering terjadi:
1. Menyebut “lembaga” (institution) sama
dengan “organisasi” (organization). Contoh:
Kelembagaan subak. Padahal dalam literatur
berbahasa Inggris subak adalah ”nonformal
organization”.
2. Menganggap dengan membuat organisasi
telah menyelesaikan masalah kelembagaan
3. Menganggap dengan mempelajari organisasi
(dan jaringan) telah menganalisis
kelembagaan
4. Kajian kelembagaan biasanya hanya meneliti
kebijakan-kebijakan, belum termasuk
norma-norma, dan kultural kognitif. 5
“Institution” dan “Organization” berbeda:
 “Organizational and Institutional Approaches To Regulation” (judul
sub bab buku)
 Institution is any persistent structure or mechanism of social
ordergoverning the behaviour of a set of individuals within a given
community.
 “The Oxford Handbook Of Sociology And Organization Studies:
Classical Foundations” (book)
 “The New Institutionalisms in Economics and Sociology: The
Handbook of Economic Sociology” (book).
 “institution" is commonly applied to customs and behavior patterns
important to a society
 The focus on institutions as a foundational concept in the social
sciences has given rise to a variety of new institutionalist approaches.
 New Institutional Economics
 The differences between the old and new institutionalisms may have
been overstated, however (Rutherford 1994). 6
 The core concept of the new institutional economics is transaction cost -
the cost of negotiating, securing, and completing transactions in a
market economy.
 Mobilizing Rural Institutions for Sustainable Livelihoods and Equitable
Development (book)
 “Institutional Theory: Contributing to a Theoretical Research Program”
(book of W. Richard Scott)
 Institutional theory attends to the deeper and more resilient aspects of
social structure. It considers the processes by which structures, including
schemas, rules, norms, and routines, become established as
authoritative guidelines for social behavior.
 Given the complexity and variety of the current scene, I restrict attention
in this chapter to more recent institutional work carried out by
organizational sociologists and management scholars. And, within this
realm, I concentrate on macro perspectives, examining the structure of
wider environments and their effects on organizational forms and
processes. (For a related approach, with emphasis on the micro-
foundations of institutional theory, see Zucker......)
7
• I postulated that institutions are variously comprised of “cultural-
cognitive, normative and regulative elements that, together with
associated activities and resources, provide stability and meaning
to social life” (Scott 2001)
• First, we needed to recognize that institutional environments are
not monolithic, but often varied and conflicted.
• Second, while recognizing that actors are institutionally
constructed, it is essential to affirm their (varying) potential for
reconstructing the rules, norms and beliefs that guide—but do
not determine—their actions
• Classical Organization Theory: .....based on the concept of
planning of work to achieve efficiency, standardization,
specialization and simplification.
• Weber's bureaucratic approach considers the organization as a
part of broader society. The organization is based on the
principles of structure, specialization, predictability and stability,
rationality, and democracy.
8
• .....a modern approach to organization characteristics. Modern theories
are based on the concept that the organization is an adaptive system
which has to adjust to changes in its environment. Discuss the
important characteristics of the modern approach to organizations.
Modern theories include the systems approach, the socio-technical
approach, and the contingency or situational approach
• ....discuss the concept of integration and coordination in the
organization. These are controlling mechanisms for smooth functioning
of the organization. Organizational differentiation is the unbundling
and re-arranging of the activities. Integration is re-grouping and re-
linking them.
• ....discuss the process in the organization, which involves the concept of
power, decision making and communication.
• Communication is another important process in the organization and is
a key mechanism for achieving integration and coordination of the
activities of specialized units at different levels in the organization.
• Classical organization theories (Taylor, 1947; Weber, 1947; Fayol, 1949)
deal with the formal organization and concepts to increase
management efficiency 9
Diakui bahwa memang ada ketidakkonsistenan
konsep di level akademisi:
• “What contstitutes an ‘institution’ is a subject of continuing debate among
social scientist….. The term institution and organization are commonly used
interchangeably and this contributes to ambiguityand confusion” (Uphhof,
1986).
• “The existing literature is a jungle of conflicting conceptions, divergent
underlying assumptions, and discordant voices” (Scott, 2008).
• “Belum terdapat istilah yang mendapat pengakuan umum dalam kalangan
para sarjana sosiologi untuk menterjemahkan istilah Inggris ‘social
institution’……. Ada yang menterjemahkannya dengan istilah ‘pranata’ ….. ada
pula yang ‘bangunan sosial” (Soemardjan dan Soemardi, 1964).’
• ”The words ‘institution’ and ‘organization’ are usually used interchangeably or
inclusively and often lead to misunderstandings and misguided interventions”
(Lobo, 2008).
• Horton dan Hunt (1984): social institution mencakup aspek organisasi,
sebaliknya ada yang memasukkan aspek-aspek lembaga dibawah topik social
organization.
10
Ketidakkonsistenan Istilah dalam Produk Legislasi Pemerintah
(1). Dokumen Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (RPPK) tahun 2005.
• Dibedakan antara ”kebijakan pengembangan kelembagaan” dengan ”kebijakan
pengembangan organisasi ekonomi petani”.
• kelembagaan = sesuatu yang berada di ”atas petani”
• organisasi = berada di level petani.
• (=keduanya “organisasi”).
(2). Permentan 273-2007 ttg Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani.
• Dalam batasan: tidak dicakup apa itu “lembaga”, “kelembagaan”, dan “organisasi”
• “Menumbuhkembangkan kemampuan manajerial, kepemimpinan, dan kewirausahaan
kelembagaan tani serta pelaku agribisnis lainnya”.
• “Memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan tani baik non formal
maupun formal serta terlaksananya berbagai forum kegiatan”
• “Menginventarisasi kelompoktani, GAPOKTAN dan kelembagaan tani lainnya yang
berada di wilayah kabupaten /kota”.
• (“kelembagaan tani” = organisasi-organisasi milik petani).
• ”Merencanakan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan berkala baik di dalam
Gapoktan, antar Gapoktan atau dengan instansi/lembaga terkait”
• (“lembaga” = organisasi milik pemerintah).
11
(3). Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyaraat (PNPM) Mandiri tahun
2008.
• “Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif, dan
akuntabel”.
• “PNPM Mandiri diarahkan menggunakan dan mengembangkan secara optimal
kelembagaan masyarakat yang telah ada”.
• ( “kelembagaan masyarakat” = organisasi)
• “Dimensi kelembagaan masyarakat meliputi proses pengambilan keputusan dan
tindakan kolektif, organisasi, serta aturan main”. (sudah mencakup aspek-aspek
lembaga).
• “Harmonisasi kelembagaan dilakukan melalui pengembangan dan penguatan kapasitas
kelembagaan yang telah ada dengan cara meningkatkan kapasitas pengelola,
memperbaiki kinerja dan etika lembaga, dan meningkatkan tingkat keterwakilan
berbagai lembaga yang ada”. (“harmonisasi kelembagaan” = manajemen kegiatan,
“kelembagaan yang telah ada” = organisasi).
• “Konsolidasi organisasi pelaksana program sektor yang bersifat adhoc dan koordinasi
berbagai kelompok masyarakat yang ada oleh lembaga keswadayaan masyarakat di
desa/ kelurahan”
• ”Kelembagaan PNPM Mandiri di desa/kelurahan adalah lembaga keswadayaan
masyarakat yang dibentuk, ditetapkan oleh masyarakat, ...”
• (Lembaga keswadayaan masyarakat (LKM) = nama organik)
12
(4). Undang-Undang No. 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
• ”Kelembagaan petani, pekebun, peternak nelayan, pembudi
daya ikan, pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan di
sekitar kawasan hutan adalah lembaga yang
ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk pelaku utama”. (
“kelembagaan” dan “lembaga” = organisasi).
• ”Kelembagaan penyuluhan adalah lembaga pemerintah
dan/atau masyarakat yang mempunyai tugas dan fungsi
menyelenggarakan penyuluhan”
• “Kelembagaan penyuluhan terdiri atas: kelembagaan
penyuluhan pemerintah; kelembagaan penyuluhan swasta; dan
kelembagaan penyuluhan swadaya”
• (“kelembagaan” = organisasi). 13
Pola yang terlihat:
1. Tidak ada kesamaan konsep antar produk
legislasi/pedoman
2. Mengorganisasikan petani/nelayan dalam organisasi
formal disebut sebagai upaya lembaga dan
kelembagaan
3. Yang dibentuk hanya organisasi formal dan pemerintah
hanya bekerja hanya dengan organisasi formal
4. Istilah yang sering dipakai = “kelembagaan” dan
“organisasi”.
5. Tanpa sadar kita berusaha meminggirkan
petani/nelayan yang tidak berorganisasi.
14
 Lembaga (institution) =
“merupakan hal-hal yang menjadi penentu dalam perilaku manusia
dalam masyarakat yakni berupa norma, nilai-nilai, aturan formal
dan nonformal, dan pengetahuan kultural. Keseluruhan ini menjadi
pedoman dalam berperilaku aktor (individu dan organisasi),
memberi peluang (empower) namun sekaligus membatasi
(constraint) aktor”
 Kelembagaan (institutional) =
“segala hal yang berkenaan dengan lembaga”
15
 Organisasi (organization) =
“adalah kelompok sosial yg sengaja dibentuk oleh sekelompok
orang, memiliki anggota yang jelas, dibentuk untuk mencapai
tujuan tertentu, dan memiliki aturan yang dinyatakan tegas
(biasanya tertulis). Organisasi adalah aktor sosial dalam
masyarakat sebagaimana individu. Contoh: koperasi, kelompok
tani, Gabungan kelompok tani, dan kelompok wanita tani”
 Keorganisasian (organizational) =
“hal-hal berkenaan dengan organisasi misalnya perihal
kepemimpinan dalam organisasi, keanggotaan, manajemen,
keuangan organisasi, kapasitas organisasi, serta relasi dengan
organisasi lain”
16
In English Biasa
diterjemahkan
menjadi
Terminologi
semestinya
Batasan dan materinya
1. institution Kelembagaan,
institusi
Lembaga norma, regulasi, pengetahuan-
kultural. Menjadi pedoman dalam
berperilaku aktor
2. institutional Kelembagaan,
institusi
Kelembagaan Hal-hal berkenaan dengan lembaga.
3. organization Organisasi,
lembaga,
kelembagaan
Organisasi social group, yg sengaja dibentuk,
punya anggota, utk mencapai tujuan
tertentu, aturan dinyatakan tegas.
(kelompok tani, koperasi, Gapoktan)
4. organizational Keorganisasian,
kelembagaan
Keorganisasi
an
Hal-hal berkenaan dengan
organisasi (struktur org, anggota,
kepemimpinannya, manajemennya,
dll).
Rekonseptualisasi “Lembaga” dan “Organisasi”
17
Institutions
(Lembaga) = norma
+ aturan + cultural
cognitive
Organization =
organisasi
Network =
jaringan
= individu
18
1.Regulative pillar  “rules define relationship among role”
 rule setting, monitoring, sanksi
 kapasitas untuk menegakkan aturan
 reward and punishment
 melalui mekanisme informal (folkways) dan formal (polisi, pengeadilan)
 represi, constraint, dan meng-empower aktor
2.Normative pillar  norma menghasilkan preskripsi (=lebih dari antisipasi dan prediksi), evaluatif, dan
tanggung jawab
 mencakup: value (= prefered and desirable) dan norm (how things should be
done)
 Gunanya agar tahu apa goal dan objectives kita, dan cara mencapainya
 meng-constraint dan meng-empower aktor
3.Cultural-
cognitive pillar
 Intinya meaning
 Konsep bersama tentang kehidupan sosial dan kerangka dimana makna-makna
diproduksi
 Sedimentasi makna dan kristalisasi makna dalam bentuk objektif
 Berisi proses interpretatif internal yang dibentuk oleh kerangka kultural eksternal
 Situation shared secara kolektif
 Bersifat individual dan variatif
 Culture = what is and what should be
Menurut New Institutionalism (Scott, 2008), ada 3 pilar dalam lembaga:
19
Berkenaan dengan organisasi:
1. Individual organization. Anggotanya individu.
Misal kelompok tani, koperasi primer. Aspeknya =
kepemimpinan, keanggotaan, manajemen,
keuangan organisasi, dll.
2. Second level organization / interorganization.
Anggotanya ind organization, misal Gapoktan,
koperasi sekunder
3. Supporting organization. Misal Pemda, penyuluh,
Dinas Peratnain, dll
4. Inter relation organization. Misal relasi antar
kelompok tani, relasi vertikal dan horozontal, dll.
20
Secondary
organizationSecondary organization
Individual
org Individual
org
Individual
org
Individual
org
Individual
org
Individual
org
Desa A Desa B
Dinas KKP BPP - Penyuluhan LSM, Perguruan
tinggi, dll
Interrelation organization
Supporting organization
institution
institution
institution
institution
21
Bagaimana menganalisis organisasi?
Pedoman singkat untuk menilai sebuah organisasi
(Short Guide for Organizational Assessment):
1. Bagaimana kinerja organisasi (organizational
performance)?
2. Bagaimana kemampuan organisasi tumbuh di
lingkungannya (the enabling environment and
organizational performance) ?
3. Bagaimana motivasi organisasi (organizational
motivation) ?
4. Seberapa kuat kapasitas Organisasi (organizational
capacity) ?
22
Analisis Kelembagaan
contoh: analisis kelembagaan penyuluhan KKP
Aspek Objek nya Analisis kelembagaan
1. Aspek
regulatif
UU no 16 tahun 2006 merupakan
pedoman
Apakah UU ini diterapkan, dijadikan
pedoman, diterima, ditolak? Bagian
mana yg diterima, kenapa?
Permen ttg Pedoman
Pembinaan Penyuluh Pertanian
Swadaya Dan Penuyuh Pertanian
Swasta
Persepsi penyuluh dan pihak lain
terhadap aturan ini? Realisasi dan
kendalanya bagaimana?
Peraturan daerah Pemda ttg
penganggaran dan
pengorganisasian
Kajian kebijakan, konsistensi nya dengan
UU di atasnya, bagaimana realisasinya?
Dll.
Pedoman untuk manajemen
kerja penyuluh
Apakah pedoman dijalankan, apa
masalahnya, bagaimana konsistensinya
dengan teori dan kebijakan di atasnya?
23
Aspek Objeknya Analisis kelembagaan
2. Aspek
normatif
Norma-norma kerja
pada tenaga penyuluh
Bagaimana penyuluh memandang
pekerjaannya, apakah sesuatu yang baik
atau tidak? Apakah mereka bangga
menjadi penyuluh?
Persepsi ttg peran
penyuluh dalam
pembangunan
pedesaan
Apakah penyuluhan pertanian harus?
Adakah opsi lain? Apakah metodenya
masih efektif?
Nilai-nilai atau adab
dalam komunikasi yang
diterapkan
Apakah komunikasi menunjukkan
dominansi, pemaksaan? Apakah itu
boleh? Baik?
Nilai-nilai dalam materi
penyuluhan
Apakah memberikan materi yang sesuai
dengan etika petani?
24
Aspek Objeknya Analisis kelembagaan
3. Aspek
kultural kognitif
Pengetahuan pengambil
kebijakan ttg kegiatan
penyuluhan
Bagaimana tingkat pengetahuan
pengambil kebijakan tentang konsep
dan teori penyuluhan? Apa agenda
tersembunyi di belakangnya?
Pengetahuan tenaga penyuluh
tentang kebijakan, organisasi,
dan metode penyuluhan
Bagaimana pengetahuan dan persepsi
tenaga penyuluh (tua, muda, laki-laki,
perempuan) ttg kegiatan penyuluhan?
Bagaimana dan mengapa persepsi itu
terbentuk?
Pengetahuan petani tentang
kegiatan penyuluhan,
pembangunan pertanian, dll
Apa pengetahuan petani ttg kegiatan
penyuluhan? Apakah perlu atau tidak?
Apa latar sosial ekonomi sehingga itu
terbentuk?
Pengetahuan petani tentang
materi penyuluhan
Bagaimana persepsi petani tentang
materi yang disampaikan? Sesuai
dengan kebutuhan petani atau tidak?
Bagaimana itu terbentuk? Bagaimana
persepsi petani dapat menjadi feed
back?
25
Aspek Objeknya Analisis kelembagaan
4. Aspek
keorganisasian
Struktur keorganisasian
pelaksana penyuluhan
Organisasi apa saja yang terlibat dari atas
sampai bawah? Pusluh, Badan Penyuluhan
Pemda, perguruan tinggi, NGO?
Kinerja organisasi Bagaimana kinerja organisasi penyuluhan yg
eksis? Kuat, atau lemah? Dimana dan
kenapa?
Kapasitas organisasi
penyuluhan
Bagaimana kemampuan BPP menjalankan
penyuluhan? Apakah Gapoktan mampu
membantu nya? Mengapa?
Kondisi dan kinerja
organisasi petani
Apa saja organisasi petani yang eksis? Apa
perannya? Mengapa demikian? Bagaimana
agar bisa membantu penyuluhan? Perlu kah
bentuk baru
Hubungan antar organisasi Bagaimana relasi antar organisasi? Adakah
dominansi ataukah demokratis? Relasi
horizontal dan vertikal? Integrasi dan
koordinasinya bagaimana?
Analisis Keorganisasian Penyuluhan
26
REKAYASA KELEMBAGAAN
contoh: penguatan kelembagaan nelayan kecil :
Aspek Upaya yang dapat dilakukan
1. Regulatif -Menyusun UU, PP, Permen, Perda yang berpihak ke pada nelayan kecil.
-Memperjuangkan konsep “buruh nelayan”
-Mensosialisasikan, menegakkan, dan mengawasi kebijakan yg telah dibuat
-Memberi sanksi kepada Pemda jika kebijakan tidak dijalankan.
2. Normatif -Merubah persepsi dan mental bahwa nelayan kecil lemah, tidak efisien,
harus disingkirkan.
-Menghargai nelayan kecil (karena lebih mandiri, ekologis, dll).
-Menumbuhkan sikap bahwa nelayan kecil PENTING
3. Kognitif -Menyusun tulisan (ilmiah dan pouler) bahwa nelayan kecil adalah kunci
ketahanan pangan ke depan (FAO: “small farmer feed the world”)
-Memasukkan materi dan membuat modul bahan ajar di perguruan tinggi,
STPP, BLPP, dll bahwa nelayan kecil penting.
-Memberi pelatihan tentang metode pemberdayaan nelayan kecil
4. Keorganisasian -Memperkuat organisai nelayan kecil (misal: kelompok khusus untuk buruh
nelayan, untuk nelayan kecil, dll)
-Memberikan kemudahan dalam pembentukan badan hukum organisasi
nelayan kecil, dst 27
Dua,
permasalahan kelembagaan KKP
28
Permasalahan Kelembagaan dan Sosial
Ekonomi KKP menuju Negara MARITIM:
29
30
Potensi Kelautan dan Perikanan Indonesia
31
Kebutuhan untuk menuju negara
MARITIM:
32
Dibutuhkan pengetahuan yang dalam dan
lengkap tentang aspek sosial ekonomi
masyarakat kelautan dan perikanan, ......
Termasuk kondisi, masalah, dan rekayasa
KELEMBAGAAN
33
Improving Community Profiles
for the North Pacific Fisheries
NOAA Technical Memorandum NMFS-AFSC-230. U.S.
DEPARTMENT OF COMMERCE
National Oceanic and Atmospheric Administration
National Marine Fisheries Service, Alaska Fisheries Science Center
November 2011
• The Community Profiles have been widely used as the basis for fisheries
management plans, social and economic impact assessments of proposed
fishing regulations, and numerous discussions by natural resource
agencies.
• The Community Profiles need to be updated with current information
about communities’ dependence on fishing and additional categories of
information that would be integral in determining the social and economic
impacts of fishing regulations on local communities.
34
Community Profile Outline
I. People and Place
1.1 Location:
• O Description of geographic location
• O Area in square miles
• O Year incorporated
• O Water coverage
1.2. Demographic profile:
• O Population
• Number of inhabitants
• Average annual growth rate
• Months with seasonal workers in town*
• Months and reason for annual population peak*
• O Racial and ethnic composition
• Racial composition – percentage by race of the
population
• Percent of population that recognize themselves as
all or part Alaska Native or Native American
• Ethnic composition – percent of population that are
Hispanic or non-Hispanic
• O Households in community
Number of households
Number of persons living in group quarters
% of housing units that are owner occupied,
rentals or vacant
O Age structure
Percent of population in each Census age
bracket
Median age
O Gender structure
Percent of males and females in population
O Level of educational attainments
Percent of population over 25 years of
age in each Census education category
1.3. History
O Brief account of local history
35
II. Natural resources and environment
2.1. Weather
• oSea ice seasonality*
• oClimate change effects*
2.2. Presence of commercial uses*
• oMining*
• oTimber*
• oOil*
• oGas*
2.3. Hazards
• oMilitary base clean ups
• oGeneral environmental contamination
reme
• diation efforts
• oSuperfund sites
• oResources for disaster relief
III. Current Economy
3.1. General employment
oMajor employers/businesses in community
o% employed: total population, of
total pop over 16, by occupation
oUnemployment rate
3.2. Presence of subsistence harvesting
3.3. Per capita income
3.4. Median household income
3.5. Percent below poverty level
3.6. Tourism
IV. Governance
.....
V. Infrastructure presence/absence
......
VI. Involvement in North Pacific Fisheries
.....
VII. Additional Information
36
Governance and Institutional Changes in Fisheries:
Issues and Priorities for Research
The WorldFishCenter. Penang, Malaysia. 2006
Permasalahan riset:
1. What are the major institutional changes and which are common?
2. Which institutional changes have the greatest impacts? How?
3. What are the responses to these changes?
4. How are fishers, traders, fish workers and other stakeholders
affected by those changes?
5. What are the problems at the national and local levels in
complying with international agreements?
6. What capability-building activities are needed by governments
37
A research agenda for small-scale fisheries. FAO, 2004
http://www.fao.org/docrep/007/ae534e/ae534e00.HTM
Ada 5 topik pokok:
1. Policy, legislation, governance and institutional
arrangements;
2. Contribution, role and importance of small-scale
fisheries;
3. Management approaches to small-scale
fisheries;
4. Post-harvest issues and trade; and
5. Information systems
38
Table Of Contents
• EXECUTIVE SUMMARY
• SUMMARY OF RECOMMENDATIONS
1. STUDY OBJECTIVES
2. BACKGROUND
2.1 Overview on the current status of
fisheries and the marine environment
2.2 Issues constraining the development of
the Fisheries Sector
• 3. INSTITUTIONAL ANALYSIS OF KEY SECTOR
ORGANISATIONS
• 3.1 Fisheries in the external environment
3.2 Overview of institutional roles,
responsibilities and linkages
3.3 Fisheries governance
3.4 An overview of the principal problems
4. REVIEW OF NATIONAL POLICY INITIATIVES AND
FRAMEWORKS FOR FISHERIES RESOURCE
DEVELOPMENT AND MANAGEMENT
4.1 The 10 year development program
4.2 Fisheries conservation, management and control
4.3 Marketing, food health and nutritional issues
4.4 Fisheries sector growth: Fleet development
4.5 Fisheries sector growth: Aquaculture
development
4.6 Coastal conservation, management and control
5. ACHIEVING INSTITUTIONAL RELEVANCE AND
ORGANIZATIONAL PERFORMANCE
5.1 Redefining public sector governance roles
5.2 Enhancing staff performance
5.3 Translating policy into action
Fisheries Institutional Analysis And Capacity Assessment To The Ministry Of Fisheries
And Aquatic Resources, Sri Lanka. FAO, 2007
(http://www.fao.org/docrep/010/ai532e/ai532e00.htm)
39
Tiga,
contoh-contoh penelitian kelembagaan KKP
40
Judul: “An Institutional Analysis Of Sasi Laut, A Fisheries Management
System In Indonesia”.
Ingvild Harkes - AID Environment, The Netherlands
The study comprised four components:
1. An inventory of 63 sasi villages in Ambon, south Seram,
and the Lease islands;
2. A performance study of 11 strong and 11 weak sasi
villages;
3. Case studies of 6 villages: 2 where sasi was strong, 2
where it had disappeared, and 2 where sasi was lost,
but was being revitalized; and
4. A market study and study of government-management
structures.
41
Table 1. Performance indicators of sasi study
A. Equity:
1. Role of fishers in management ⇒ The degree of influence that
fishers have in decision-making processes regarding fisheries
management
2. Access to marine resources ⇒ The individual access that fishers have
to marine resources
3. Fair distribution of fishing gear ⇒ The division of (expensive) fishing
gear among the fishers in the villages
4. Economic equality ⇒ The distribution of income (disparities) among
the villagers
42
B. Efficiency
5. Communal decisionmaking ⇒ The degree to which villagers are able
to make decisions (on the fishery) communally
6. Ease of entry into the fishery ⇒ The costs and/or fees that need to
be paid before people can start fishing
7. Control over access to fishery ⇒ The ability of people to define who
is entering the water and which resources are used
8. Compliance with fishery rules ⇒ The degree to which people stick to
the fisheries rules
43
C. Social Sustainability
9. Family wellbeing ⇒ Degree of wellbeing in terms of housing, food,
and health
10. Income ⇒ The rise or decline in income
11. Tradition of collective action ⇒ The occurrence of communal
activities in the village (e.g., construction of roads and houses)
12. Discussion of village issues ⇒ The degree to which village issues
are openly discussed in the village
13. Community harmony ⇒ The lack or occurrence of conflicts in the
village
44
D. Biological Sustainability
14. Marine-resource health ⇒ The state of the
resource in terms of coral health, numbers of
fish, water clarity, etc.
15. Fish catch ⇒ The amount and size of fish
caught
45
Table 2. Research components of institutional analysis
of sasi and numbers of respondents
46
47
Institutional Analysis of Community based Marine Resource
Management Initiatives in Hawai‘i and American Samoa
NOAA Technical Memorandum NMFS-PIFSC -35. November 2012
• This document provides an analysis of two
fisheries policies designed to develop
community-based marine resource
management institutions in the Western
Pacific Region of the United States as
delineated in the Magnuson - Stevens Fishery
Conservation and Management Act.
48
Contents:
I. Introduction
II. Methods
• 2.1 Institutional Analysis
• 2.2 Frameworks for Assessing Community-based Management Institutions
III. Analysis: Community-based Subsistence Fishing Area Legislation in Hawaiʻi
• 3.1 Historical and Sociocultural Context of Hawaiʻi
• 3.2 Development and Implementation of the CBSFA Legislation
• 3.3 Hawaiʻi’s CBSFA Initiative as a Common-pool Resource Management Institution
• 3.3.1 Clearly Defined Geographic Boundaries and Membership Rights
• 3.3.2 The Development and Enforcement of Rules that Limit Resource Use
• 3.3.3 Congruence Between Rules and Local Conditions (i.e., Scale and Appropriateness)
• 3.3.4 Resource Users Have Rights to Make, Enforce, and Change the Rules
• 3.3.5 Individuals Affected by the Rules can Participate in Changing the Rules
• 3.3.6 Monitoring of the Resources
• 3.3.7 The Presence of Accountability Mechanisms for Those Monitoring the Rules
• 3.3.8 Sanctions that Increase with Repeat Offenses or Severity of Offenses (Graduated Sanctions)
• 3.3.9 The Presence of Conflict-resolution Mechanisms
• 3.3.10 The Degree to Which They are Nested within Other Institutions
• 3.4 Factors that Impede the Success of Community-based Natural Resource Management
49
IV. Analysis: American Samoa’s Community-based Fisheries
Management Program
• 4.1 Historical and Sociocultural Context of American Samoa
• 4.1.1 Population and Economy
• 4.2 Nearshore Fishing in American Samoa
• 4.3 Community-based Fisheries Management Program
• 4.4 American Samoa’s CFMP as a Common Pool Resource
Management Institution
– 4.4.1 Clearly Defined Geographic Boundaries and Membership
Rights
– 4.4.2 The Development and Enforcement of Rules that Limit
Resource Use
– 4.4.3 Congruence between Rules and Local Conditions (i.e.,
Scaleand Appropriateness)
50
• 4.4.4 Resource Users Have Rights to Make, Enforce,
and Change the Rules
• 4.4.5 Individuals Affected by the Rules can Participate
in Changing the Rules
• 4.4.6 Monitoring of the Resources
• 4.4.7 The Presence of Accountability Mechanisms for
Those Monitoring the Rules
• 4.4.8 Sanctions that Increase with Repeat Offenses or
Severity of Offenses (Graduated Sanctions)
• 4.4.9 The Presence of Conflict-resolution Mechanisms
• 4.4.10 The Degree to Which They are Nested within
Other Institutions
V. Discussion
VI. Conclusions
51
Indikator kelembagaan komunitas:
1. Clearly defined geographic boundaries and membership rights
2. The development and enforcement of rules that limit resource use
3. Congruence between rules and local conditions (i.e. scale and
appropriateness)
4. Resource users have rights to make, enforce, and change the rules
5. Individuals affected by the rules can participate in changing the rules
6. Monitoring of the resources
7. The presence of accountability mechanisms for those monitoring the
rules
8. Sanctions that increase with repeat offences or severity of offences
(graduated sanctions)
9. The presence of conflict resolution mechanisms
10. The degree to which they are nested within other institutions
52
John Kurien . “The socio-cultural aspects of fisheries: Implications for food and livelihood security - A Case
Study of Kerala State, India”.
Dalam Buku: Understanding the Cultures of Fishing Communities: A Key to Fisheries Management and
Food Security. FAO, 2001.
(http://www.fao.org/docrep/004/y1290e/y1290e0g.htm)
1. INTRODUCTION
2. FISH AND FISHERIES OF KERALA STATE: THE ECOLOGICAL AND SOCIO-CULTURAL CONTEXT
3. SOCIAL AND CULTURAL ASPECTS OF FISHERIES: IMPLICATIONS FOR FOOD AND LIVELIHOOD
SECURITY
4. SHARING PATTERNS (4.1 Fish sharing patterns, 4.2 Income sharing patterns,
4.3 The Karanila system: its contribution to livelihood and nutritional security
5. TRADITIONAL TECHNOLOGY AND KNOWLEDGE
6. INSTITUTIONAL ARRANGEMENTS
6.1 The court of the sea
6.2 Institutions for resource rejuvenation
7. FISH AND FOOD SECURITY
8. THE ROLE OF WOMEN
8.1 Women in fishing communities
8.2 Women in consumer households
53
Bab 2. Cultural Characteristics Of Small-scale Fishing Communities
2.1 Society, community and culture
2.2 The cultures of small-scale fishing communities
2.3 Small-scale fishing communities in developing countries
2.4 Fishing livelihoods
2.5 Occupational pride, tenacity and cultural identity
2.6 Cultural and technological adaptations to marine ecosystems
2.7 Intimate and functionally-oriented knowledge of marine ecosystems
2.8 Social organization and the division of labor
• Recruitment to fishing crews and other fisheries work groups
• The primary producers are usually men
• Women in small-scale fishing communities
• The primary producers are sometimes dissociated socially
• Notes for fisheries officials concerning the social organization of small-scale fishing communities
2.9 Cultural adaptations to risks and uncertainties
2.10 Community-based fisheries management
• Community-based management strategies
• Limiting access to fishing spaces
• Political activism and violent actions
• Information management and maintaining skill differences
• Etiquette
• Observance of ritual behaviors and taboos
• Biological controls 54
Penelitian kebijakan:
Judul: “ACHIEVING INSTITUTIONAL RELEVANCE AND ORGANIZATIONAL
PERFORMANCE: Redefining public sector governance roles”
(FISHERIES INSTITUTIONAL ANALYSIS AND CAPACITY ASSESSMENT TO THE MINISTRY OF FISHERIES
AND AQUATIC RESOURCES, SRI LANKA )
The key recommendation emanating from this study is the need to enhance human
capacity to apposition where it is capable of implementing the MFAR Ten Year
Development Policy Framework of the Fisheries and Aquatic Resources Sector 2007-
2016.
Tujuan:
1. to produce policy documents giving clearer directions for the organisation and its
departments, agencies and corporations;
2. to introduce program reviews with appropriate sectororganisations linked to
specific aspects of policy (as per the 10 year objectives), and as encompassed in
the Log Frame; and
3. to prepare coherent policy documents which clearly define sector objectives and
tasks 55
Empat,
komparasi konsep-konsep penting
56
Individual Action vs Colective Action
Tindakan individual Tindakan kolektif
= tindakan yang berkenaan dengan kepentingan diri
aktor sendiri.
Beberapa individu menyerahkan kuasanya untuk
bertindak dengan mewakilkan kepada orang lain.
Tiap aktor hanya melakukan sesuatu untuk dirinya. Ada aktor yang melakukan sesuatu untuk
kepentingan orang lain, sesuai dengan otoritas yang
diberikan orang lain ke dirinya .
Umumnya dijalankan di luar organisasi, dimana aktor
tidak terikat dalam suatu perjanjian dengan aktor
yang sederajat.
Dapat dijalankan di dalam organisasi formal maupun
bukan.
Aktor tidak harus mengalokasikan sumber dayanya
kepada orang lain.
Aktor harus mengalokasikan sumber daya yang
dimilikinya ke pihak yang mewakilinya agar dapat
menjalankan tindakan yang diwakilkannya.
Tidak membutuhkan prasyarat, karena aktor bebas
memilih bentuk tindakannya, atau bahkan untuk
tidak bertindak sama sekali.
Membutuhkan berbagai prasyarat untuk terwujud, di
antaranya adalah kesukarelaan aktor mewakilkan
tindakannya, alokasi sumberdaya, ada kesepakatan,
dan adanya kepercayaan bahwa orang lain bisa
mewujudkan tujuannya.
57
Teori Organisasi vs Teori Kelembagaan Baru
Teori organisasi Teori kelembagaan (Baru)
Objek yang diteliti Organisasi-organisasi yang
berhasil
Individu (relasi sosial yang dijalankannya)
Unit analisis Organisasi Individu (didalam dan diluar organisasi) dan juga
organisasi
Posisi terhadap keberadaan
organisasi (formal)
Organisasi merupakan
pendekatan utama
Lebih pada relasi sosial yang efektif, itulah
pengorganisasian diri yg efektif
Analisis yang biasa dipakai Analisis organisasi, namun diklaim
sebagai “analisis kelembagaan”
Analisis kelembagaan (norma, regulasi, kultural-
kognitif)
Temuan penelitian biasanya Organisasi petani lemah, petani
belum sadar utk berorganisasi
Petani berpedoman pada lembaga, petani
menggunakan relasi individual di luar org, dan
pasar sebagai organisasi.
Saran yang dihasilkan Organisasi perlu diperkuat Perlu perbaikan lingkungan kelembagaan,
bagaimana format organisasi yang sesuai, dan
bagaimana lingkungan kelembagaan yang
dibutuhkan jika petani tidak berorganisasi
Penjelasan tentang
pengelolaan manajemen irigasi
kecil (pengorganisasian diri
petani dahulu)
Disebut sebagai “organisasi
tradisional”
Disebut sebagai “pengorganisasi secara personal”,
bukan organisasi sebagaimana text book
Penjelasan tentang kondisi
organisasi petani sekarang
Disebut bahwa organisasi petani
lemah (=not organized)
Bukan lemah. Ini suatu gejala baru, yang saya
sebut “individualisasi organisasi”. 58
Individual Organization vs Secondary Level Organization
Individual organization Secondary level organization
Bisa disebut sebagai organisasi primer atau single
group, sebagai organisasi paling dasar.
Beberapa literatur menyebut dengan intergroup
association, Small Farmer Group Associaton
(SFGA), atau representatives ofgroups.
Anggotanya adalah orang atau individu Anggotanya adalah organisasi, yakni individual
organization
Contohnya adalah kelompok tani, KWT, P3A, dan
koperasi primer
Gapoktan dan koperasi sekunder
Jumlah anggota ideal untuk kelompok tani adalah
15 orang (dalam Permentan 82 tahun 2013 adalah
20-25 orang)
Jumlah anggota ideal untuk Gapoktan adalah 5-10
kelompok tani (dalam Permentan 82 tahun 2013
bisa 5 sampai 10 kelompok tani)
Lebih kepada urusan internal anggota, dan
terbatas jangkauannya.
Mengelola urusan petani sedesa keluar. Lebih luas
cakupan relasinya.
Pengurus dipilih oleh anggota. Pengurus dipilih oleh perwakilan “organisasi
individual”, karena ia tidak punya anggota.
59
Pembangunan vs Pemberdayaan
Pembangunan Pemberdayaan
Masa kelahiran ide 1950-an 1990-an
Dari sisi aspek crashed program, jangka pendek,
temporal, dan parsial
berjangka menengah dan panjang,
berkesinambungan, dan utuh
Arus ide topdown bottom-up
Pembagian dana Semua dana dikuasai pelaksana dari luar. Ada sebagian blok dana yang dapat digunakan
sendiri oleh masyarakat.
Struktur kekuasaan
yang terbentuk
Struktur didominasi oleh pemerintah dan
elite lokal
Kekuasaan terdistribusi merata untuk seluruh
lapisan, termasuk perempuan dan lapisan
termiskin
Asumsi terhadap
program
Program merupakan aktifitas pokok.
Program itu lah yang paling penting bagi
pelaksana.
Program hanya sebagai strategi antara untuk
tujuan yang lebih luas dan panjang
Bentuk evaluasi Evaluasi berbentuk sentralitas, hanya
mempelajari hambatan-hambatan yang
dijumpai dalam pelaksanaan
Dilakukan juga evaluasi normatif dan hasil untuk
memahami kedalaman permasalahan yang
terjadi.
Pengguna hasil
evaluasi
Hanya pelaksana yaitu pemerintah yang
menggunakan.
Seluruh pihak yang terlibat menggunakan hasil
evaluasi, terutama untuk masyarakat yang
diberdayakan itu sendiri.
Objek evaluasi Hanya hasil yang dicapai pada pemanfaat Mencakup seluruh pihak mulai dari si donor,
lembaga pemerintah, pembina, pelaksana, dan
pemanfaat (masyarakat). 60
Community Organizing vs Community Development
Community organizing (CO) Community development (CD)
Lingkup kerjanya lebih sempit. CO adalah “…a process where
people who live in proximity to each other come together
into an organization that acts in their shared self-interest”.
Bermakna lebih luas yaitu “…strategy and processes leading
to improving the quality of life in a community in all areas:
jobs, housing, physical environment, business, education,
health, safety, social capital, etc”.
Menjadi element penting (critical element) untuk
keberhasilan community development. CO menyediakan
mekanisme untuk membangun modal sosial dan
menyatukan peserta (community connections) untuk
mencapai sustaining communities.
CD sulit sekali diwujudkan tanpa community organizing.
Mengidentifikasi dan menggerakkan berbagai modal yang
ada dalam komunitas, yaitu human capital, financial capital,
physical capital, dan lain-lain.
CD memiliki multifaceted concept yang mencakup urusan
teknis, kultural, politik, sosial, sekonomi, dan aturan (legal
systems). Desain pembangunan komunitas membutuhkan
kerangka politis yang jelas.
Konsep CO cenderung lebih radikal dan keras yang
bermaksud merombak sistem
CD cenderung lebih lunak, lebih terlembaga dan bekerja
sesuai dengan faham yang sedang banyak dipakai umum
(mainstream).
CO cenderung berada pada posisi defensive opposition dan
juga lebih visioner, sehingga berpotensi menimbulkan
konflik
CD lebih pada sikap menjaga kestabilan komunitas
(maintenance) dan mengimpikan kemandirian individual.
Para pendamping CD development lebih pada pekerjaan
social services.
61
Credit Union vs LKM vs bank
Unsur Credit Union LKM Bank Komersial
Tujuan pembentukan Bukan mencari keuntungan, tapi
mengembangkan usaha
anggotanya
Mencari keuntungan Bertujuan mencari keuntungan,
tanpa malu-malu
Pendiri dan pemilik Dibentuk dan dimiliki oleh para
anggotanya, didanai dari
simpanan anggota
Didanai dari dalam dan luar, Dibangun dan dimiliki oleh para
pemegang saham
Ciri nasabah atau
anggota
Punya kesamaan ikatan seperti
tempat tinggal, tempat kerja atau
tempat beribadah.
Umumnya melayani nasabah
kelas bawah, yang usahanya
mikro dan kecil
Melayani semua nasabah,
terutama kelas menengah ke
atas.
Tata kelola Para anggota memilih pengurus
yang bekerja secara sukarela,
satu orang satu suara
Mirip bank Para pemegang saham memilih
Dewan Direksi yang digaji,
Pendapatan Berupa SHU. Diupayakan jasa
simpanan lebih tinggi daripada
jasa pinjaman. Keuntungan dari
usaha lain-lain untuk melayani
anggota.
Pendapatan bersih
dipergunakan untuk
memupuk modal atau dibagi
di antara para investor.
Pemegang saham menerima
dividen atau pembagian imbal
balik dari saham (bagian
keuntungan)
Jenis pelayanan Sesuai kebutuhan anggota,
berupa simpanan dan kredit, bisa
juga asuransi
Fokus pada kredit kecil, ada
juga yang menawarkan
produk simpanan dengan
balas jasanya
Segala macam bentuk
pelayanan keuangan, termasuk
investasi
Contoh Koperasi Contohnya BRI unit, BPR dan
Pegadaian
Bank umum, bank ekspor impor,
dan lain-lain.
62
Penyuluhan vs Advokasi
Penyuluhan Advokasi
Adalah pendidikan luar sekolah untuk petani dalam upaya
meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam
menjalankan usaha pertanian.
“…..a strategy that is used around the world by non-
governmental organizations (NGOs), activists, and even
policy makers themselves, to influence policies”.
Aktivitas utamanya penyampaian informasi kepada pihak
yang dinilai berpengetahuan rendah dan berketerampilan
terbatas, yakni petani.
Merupakan kegiatan pembelaan. Yakni membela dan
memperjuangkan kelompok yang teraniaya, tersingkirkan
dan dikorbankan oleh satu kebijakan atau perilaku pihak
tertentu.
Dilakukan oleh petugas penyuluhan yang diangkat dan
dibiayai pemerintah
Awalnya dulu dilakukan oleh LSM, lalu perguruan tinggi,
organisasi masyarakat adat, dll
Arahnya dari atas ke bawah. Dari penyuluh ke petani. Sebaliknya. Dari bawah ke atas.
Pihak yang disasar adalah petani dan keluarga petani. Pada
level individual dan rumah tangga.
Pihak yang disasar biasanya pemerintah. Levelnya adalah
level pengambil kebijakan (policy makers) yakni pemerintah
(kementerian, pemerintah daerah, legislatif, bahkan
presiden).
Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan, dan
keterampilan petani, dan akhirnya kesejahteraan petani.
Tujuan akhir adalah pada perubahan kebijakan yang dirasa
merugikan, atau bisa juga jaminan agar kebijakan yang
positif betul-betul dapat diimplementasikan.
Kegiatannya adalah mempelajari kebutuhan petani,
merumuskan program, mengumpulkan bahan penyuluhan,
melakukan kunjungan, bimbingan pelatihan, dan
melakukan demontrasi plot dan area.
Kegiatannya adalah mempengaruhi (influencing),
merumuskan isu, merumuskan tujuan, menentukan sasaran
advokasi, membangun dukungan, mendapatkan pengikut
(constituencies), menggalang dana, dan bisa perlu63
Penyuluh PNS vs swasta vs swadaya
Penyuluh PNS Penyuluh swasta Penyuluh swadaya
Pelaku PPL PNS dan PPL-
THL
Dosen, penelitia, staf perusahaan inti,
staf asosiasi komoditas, pegawai
perusahaan swasta, NGO
Petani (Kontak Tani, petani
maju, pengurus organisasi
petani).
Basis kerjanya Pelayanan dan
administrasi
Pelayanan dan mencari keuntungan. Pelayanan,
pendampingan, dan bisnis
Sosoknya Polivalent atau
monovalent,
administrasi
Monovalent, cenderung spesifik
komoditas/bidang
Monovalent, spesifik
komoditas/bidang
Peran Motivator dan
komunikator
Komunikator, motivator, suplai input,
buyer.
Pembaharu, motivator,
organisator komunitas,
pemimpin lapang.
Tanggung
jawab
wilayah
Wilayah tertentu
(1 penyuluh = 1-3
desa)
Area tertentu (kawasan) Wilayah tidak dibatasi
utamakan di desa/kec
bersangkutan 64
65

More Related Content

What's hot

PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYANPPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYANMOH AFIFI A. JAMI'
 
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMITUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMIBadiuzzaman
 
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah LingkunganAlat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah LingkunganBadiuzzaman
 
peran perikanan dalam kehidupan manusia
peran perikanan dalam kehidupan manusiaperan perikanan dalam kehidupan manusia
peran perikanan dalam kehidupan manusiaPT. SASA
 
Nanda Danu - Budidaya Ikan Mas
Nanda Danu - Budidaya Ikan MasNanda Danu - Budidaya Ikan Mas
Nanda Danu - Budidaya Ikan MasNanda Danu Lukita
 
Manajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikanManajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikandadangsopian05
 
Power point ppg Manejemen Bisnis Industri Perikanan.ppt LIS M.YAPANTO. S.Pi.MM
Power point  ppg  Manejemen Bisnis Industri Perikanan.ppt LIS M.YAPANTO. S.Pi.MMPower point  ppg  Manejemen Bisnis Industri Perikanan.ppt LIS M.YAPANTO. S.Pi.MM
Power point ppg Manejemen Bisnis Industri Perikanan.ppt LIS M.YAPANTO. S.Pi.MMLiz Rößler
 
Teknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikanTeknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikanshihatin
 
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanKebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanDidi Sadili
 
Budidaya ikan lele
Budidaya ikan leleBudidaya ikan lele
Budidaya ikan leleArief Wibawa
 

What's hot (20)

1 a. agribisnis perikanan
1 a. agribisnis perikanan1 a. agribisnis perikanan
1 a. agribisnis perikanan
 
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan IkanBDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
BDPP_Pertemuan 7 Nutrien dan Pakan Ikan
 
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYANPPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
 
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMITUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
 
Sistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidayaSistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidaya
 
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah LingkunganAlat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
 
peran perikanan dalam kehidupan manusia
peran perikanan dalam kehidupan manusiaperan perikanan dalam kehidupan manusia
peran perikanan dalam kehidupan manusia
 
Ekowisata bahari
Ekowisata bahariEkowisata bahari
Ekowisata bahari
 
BDPP_Pertemuan 4_komoditas dalam budidaya
BDPP_Pertemuan 4_komoditas  dalam budidayaBDPP_Pertemuan 4_komoditas  dalam budidaya
BDPP_Pertemuan 4_komoditas dalam budidaya
 
Nanda Danu - Budidaya Ikan Mas
Nanda Danu - Budidaya Ikan MasNanda Danu - Budidaya Ikan Mas
Nanda Danu - Budidaya Ikan Mas
 
Manajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikanManajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikan
 
Sistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkapSistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkap
 
Power point ppg Manejemen Bisnis Industri Perikanan.ppt LIS M.YAPANTO. S.Pi.MM
Power point  ppg  Manejemen Bisnis Industri Perikanan.ppt LIS M.YAPANTO. S.Pi.MMPower point  ppg  Manejemen Bisnis Industri Perikanan.ppt LIS M.YAPANTO. S.Pi.MM
Power point ppg Manejemen Bisnis Industri Perikanan.ppt LIS M.YAPANTO. S.Pi.MM
 
Teknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikanTeknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikan
 
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanKebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
 
Budidaya ikan lele
Budidaya ikan leleBudidaya ikan lele
Budidaya ikan lele
 
AVERTEBRATA AIR..1.pptx
AVERTEBRATA AIR..1.pptxAVERTEBRATA AIR..1.pptx
AVERTEBRATA AIR..1.pptx
 
Gillnet(jaring insang)
Gillnet(jaring insang)Gillnet(jaring insang)
Gillnet(jaring insang)
 
Illegal fishing
Illegal fishing Illegal fishing
Illegal fishing
 
Ekosistem Perairan Menggenang
Ekosistem Perairan MenggenangEkosistem Perairan Menggenang
Ekosistem Perairan Menggenang
 

Similar to Kelembagaan kelautan perikanan kkp (yuti)

Prospek kelbgaan petani bt kaluku (yuti)
Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)
Prospek kelbgaan petani bt kaluku (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Pemberdayaan p4 s denpasar a (yuti)
Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)
Pemberdayaan p4 s denpasar a (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Pelatihan 2013 kelembagaan adopsi inovasi (yuti)
Pelatihan 2013   kelembagaan adopsi inovasi (yuti)Pelatihan 2013   kelembagaan adopsi inovasi (yuti)
Pelatihan 2013 kelembagaan adopsi inovasi (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Kuliah ipb kelembagaan organisasi - 15 okt 2020 (yuti)
Kuliah ipb   kelembagaan organisasi - 15 okt 2020 (yuti)Kuliah ipb   kelembagaan organisasi - 15 okt 2020 (yuti)
Kuliah ipb kelembagaan organisasi - 15 okt 2020 (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
1 lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)
1  lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)1  lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)
1 lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Analisis kelembagaan pangan (yuti)
Analisis  kelembagaan pangan (yuti)Analisis  kelembagaan pangan (yuti)
Analisis kelembagaan pangan (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Geografi 8 makalah pranata sosial
Geografi 8   makalah pranata sosialGeografi 8   makalah pranata sosial
Geografi 8 makalah pranata sosialNisa 'Icha' El
 
SOSIOLOGI X (5).pdf
SOSIOLOGI X (5).pdfSOSIOLOGI X (5).pdf
SOSIOLOGI X (5).pdfIisIsnawati8
 
Pelatihan 2013 new paradigma ext (yuti)
Pelatihan 2013   new paradigma ext (yuti)Pelatihan 2013   new paradigma ext (yuti)
Pelatihan 2013 new paradigma ext (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
makalah sosiologi organisasi sms 3
makalah sosiologi organisasi sms 3makalah sosiologi organisasi sms 3
makalah sosiologi organisasi sms 3oyyim_ut
 
Perkembangan teori organisasi mia Unkris
Perkembangan teori organisasi  mia UnkrisPerkembangan teori organisasi  mia Unkris
Perkembangan teori organisasi mia UnkrisFrans Dione
 
Budaya organisasi dan budaya kerja
Budaya organisasi dan budaya kerjaBudaya organisasi dan budaya kerja
Budaya organisasi dan budaya kerjaFitriana Jinne
 
Budaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donelly
Budaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donellyBudaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donelly
Budaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donellyMinarty Tandung
 
Hubungan Hukum dengan Lembaga Sosial
Hubungan Hukum dengan Lembaga SosialHubungan Hukum dengan Lembaga Sosial
Hubungan Hukum dengan Lembaga SosialAdhi Panjie Gumilang
 

Similar to Kelembagaan kelautan perikanan kkp (yuti) (20)

Prospek kelbgaan petani bt kaluku (yuti)
Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)Prospek kelbgaan petani   bt kaluku (yuti)
Prospek kelbgaan petani bt kaluku (yuti)
 
Pemberdayaan p4 s denpasar a (yuti)
Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)
Pemberdayaan p4 s denpasar a (yuti)
 
Pelatihan 2013 kelembagaan adopsi inovasi (yuti)
Pelatihan 2013   kelembagaan adopsi inovasi (yuti)Pelatihan 2013   kelembagaan adopsi inovasi (yuti)
Pelatihan 2013 kelembagaan adopsi inovasi (yuti)
 
Tot upja 1 feasibility (yuti)
Tot upja 1   feasibility (yuti)Tot upja 1   feasibility (yuti)
Tot upja 1 feasibility (yuti)
 
2007institutionalanalysis
2007institutionalanalysis2007institutionalanalysis
2007institutionalanalysis
 
Kuliah ipb kelembagaan organisasi - 15 okt 2020 (yuti)
Kuliah ipb   kelembagaan organisasi - 15 okt 2020 (yuti)Kuliah ipb   kelembagaan organisasi - 15 okt 2020 (yuti)
Kuliah ipb kelembagaan organisasi - 15 okt 2020 (yuti)
 
1 lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)
1  lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)1  lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)
1 lembaga dan organisasi penyuluhan (yuti)
 
Analisis kelembagaan pangan (yuti)
Analisis  kelembagaan pangan (yuti)Analisis  kelembagaan pangan (yuti)
Analisis kelembagaan pangan (yuti)
 
Geografi 8 makalah pranata sosial
Geografi 8   makalah pranata sosialGeografi 8   makalah pranata sosial
Geografi 8 makalah pranata sosial
 
Bimtek psekp 1 pengantar (yuti)
Bimtek psekp 1   pengantar (yuti)Bimtek psekp 1   pengantar (yuti)
Bimtek psekp 1 pengantar (yuti)
 
SOSIOLOGI X (5).pdf
SOSIOLOGI X (5).pdfSOSIOLOGI X (5).pdf
SOSIOLOGI X (5).pdf
 
Yuti pelatihan pse 2005
Yuti   pelatihan pse 2005Yuti   pelatihan pse 2005
Yuti pelatihan pse 2005
 
Pelatihan 2013 new paradigma ext (yuti)
Pelatihan 2013   new paradigma ext (yuti)Pelatihan 2013   new paradigma ext (yuti)
Pelatihan 2013 new paradigma ext (yuti)
 
Peror sap 1
Peror sap 1Peror sap 1
Peror sap 1
 
makalah sosiologi organisasi sms 3
makalah sosiologi organisasi sms 3makalah sosiologi organisasi sms 3
makalah sosiologi organisasi sms 3
 
Perkembangan teori organisasi mia Unkris
Perkembangan teori organisasi  mia UnkrisPerkembangan teori organisasi  mia Unkris
Perkembangan teori organisasi mia Unkris
 
Budaya organisasi dan budaya kerja
Budaya organisasi dan budaya kerjaBudaya organisasi dan budaya kerja
Budaya organisasi dan budaya kerja
 
Kelembagaan
KelembagaanKelembagaan
Kelembagaan
 
Budaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donelly
Budaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donellyBudaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donelly
Budaya organisasi gibson, ivanichevich, dan donelly
 
Hubungan Hukum dengan Lembaga Sosial
Hubungan Hukum dengan Lembaga SosialHubungan Hukum dengan Lembaga Sosial
Hubungan Hukum dengan Lembaga Sosial
 

More from Syahyuti Si-Buyuang

My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airSyahyuti Si-Buyuang
 
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointLukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointSyahyuti Si-Buyuang
 
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfBuku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfSyahyuti Si-Buyuang
 
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxGOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptxPKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxKPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxMBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxPendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxRCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptSyahyuti Si-Buyuang
 
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxPoint-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Syahyuti Si-Buyuang
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 

More from Syahyuti Si-Buyuang (20)

My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
 
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointLukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
 
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
 
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
 
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
 
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfBuku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
 
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxGOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
 
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptxPKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
 
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxKPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
 
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxMBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
 
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
 
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
 
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxPendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
 
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxRCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
 
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxPoint-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
 
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
 
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
 

Recently uploaded

LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 

Recently uploaded (11)

LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 

Kelembagaan kelautan perikanan kkp (yuti)

  • 1. Bedah Konsep Kelembagaan Dalam Perspektif Penelitian Sosek Kelautan Dan Perikanan SYAHYUTI Brainstroming membedah Konsep KELEMBAGAAN dan GENDER Badan Litbang Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan JAKARTA - 26 Januari 2016 1
  • 2. Materi presentasi: 1. Apa itu KELEMBAGAAN ? 2. Permasalahan dan peran kelembagaan dalam konteks sosial ekonomi kelautan dan perikanan 3. Contoh-contoh penelitian dengan pendekatan kelembagaan 4. Komparasi konsep-konsep penting 2
  • 4. Richard Scott (Stanford University, USA.) 2008. “Institutions and Organizations”. Third Edition. SAGE Publications, Inc Institution= “….are composed of cultured-cognitive, normative, and regulative elements that, together with associated activities and resources, provide stability and meaning of social live”. 4
  • 5. Kekeliruan yang sering terjadi: 1. Menyebut “lembaga” (institution) sama dengan “organisasi” (organization). Contoh: Kelembagaan subak. Padahal dalam literatur berbahasa Inggris subak adalah ”nonformal organization”. 2. Menganggap dengan membuat organisasi telah menyelesaikan masalah kelembagaan 3. Menganggap dengan mempelajari organisasi (dan jaringan) telah menganalisis kelembagaan 4. Kajian kelembagaan biasanya hanya meneliti kebijakan-kebijakan, belum termasuk norma-norma, dan kultural kognitif. 5
  • 6. “Institution” dan “Organization” berbeda:  “Organizational and Institutional Approaches To Regulation” (judul sub bab buku)  Institution is any persistent structure or mechanism of social ordergoverning the behaviour of a set of individuals within a given community.  “The Oxford Handbook Of Sociology And Organization Studies: Classical Foundations” (book)  “The New Institutionalisms in Economics and Sociology: The Handbook of Economic Sociology” (book).  “institution" is commonly applied to customs and behavior patterns important to a society  The focus on institutions as a foundational concept in the social sciences has given rise to a variety of new institutionalist approaches.  New Institutional Economics  The differences between the old and new institutionalisms may have been overstated, however (Rutherford 1994). 6
  • 7.  The core concept of the new institutional economics is transaction cost - the cost of negotiating, securing, and completing transactions in a market economy.  Mobilizing Rural Institutions for Sustainable Livelihoods and Equitable Development (book)  “Institutional Theory: Contributing to a Theoretical Research Program” (book of W. Richard Scott)  Institutional theory attends to the deeper and more resilient aspects of social structure. It considers the processes by which structures, including schemas, rules, norms, and routines, become established as authoritative guidelines for social behavior.  Given the complexity and variety of the current scene, I restrict attention in this chapter to more recent institutional work carried out by organizational sociologists and management scholars. And, within this realm, I concentrate on macro perspectives, examining the structure of wider environments and their effects on organizational forms and processes. (For a related approach, with emphasis on the micro- foundations of institutional theory, see Zucker......) 7
  • 8. • I postulated that institutions are variously comprised of “cultural- cognitive, normative and regulative elements that, together with associated activities and resources, provide stability and meaning to social life” (Scott 2001) • First, we needed to recognize that institutional environments are not monolithic, but often varied and conflicted. • Second, while recognizing that actors are institutionally constructed, it is essential to affirm their (varying) potential for reconstructing the rules, norms and beliefs that guide—but do not determine—their actions • Classical Organization Theory: .....based on the concept of planning of work to achieve efficiency, standardization, specialization and simplification. • Weber's bureaucratic approach considers the organization as a part of broader society. The organization is based on the principles of structure, specialization, predictability and stability, rationality, and democracy. 8
  • 9. • .....a modern approach to organization characteristics. Modern theories are based on the concept that the organization is an adaptive system which has to adjust to changes in its environment. Discuss the important characteristics of the modern approach to organizations. Modern theories include the systems approach, the socio-technical approach, and the contingency or situational approach • ....discuss the concept of integration and coordination in the organization. These are controlling mechanisms for smooth functioning of the organization. Organizational differentiation is the unbundling and re-arranging of the activities. Integration is re-grouping and re- linking them. • ....discuss the process in the organization, which involves the concept of power, decision making and communication. • Communication is another important process in the organization and is a key mechanism for achieving integration and coordination of the activities of specialized units at different levels in the organization. • Classical organization theories (Taylor, 1947; Weber, 1947; Fayol, 1949) deal with the formal organization and concepts to increase management efficiency 9
  • 10. Diakui bahwa memang ada ketidakkonsistenan konsep di level akademisi: • “What contstitutes an ‘institution’ is a subject of continuing debate among social scientist….. The term institution and organization are commonly used interchangeably and this contributes to ambiguityand confusion” (Uphhof, 1986). • “The existing literature is a jungle of conflicting conceptions, divergent underlying assumptions, and discordant voices” (Scott, 2008). • “Belum terdapat istilah yang mendapat pengakuan umum dalam kalangan para sarjana sosiologi untuk menterjemahkan istilah Inggris ‘social institution’……. Ada yang menterjemahkannya dengan istilah ‘pranata’ ….. ada pula yang ‘bangunan sosial” (Soemardjan dan Soemardi, 1964).’ • ”The words ‘institution’ and ‘organization’ are usually used interchangeably or inclusively and often lead to misunderstandings and misguided interventions” (Lobo, 2008). • Horton dan Hunt (1984): social institution mencakup aspek organisasi, sebaliknya ada yang memasukkan aspek-aspek lembaga dibawah topik social organization. 10
  • 11. Ketidakkonsistenan Istilah dalam Produk Legislasi Pemerintah (1). Dokumen Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (RPPK) tahun 2005. • Dibedakan antara ”kebijakan pengembangan kelembagaan” dengan ”kebijakan pengembangan organisasi ekonomi petani”. • kelembagaan = sesuatu yang berada di ”atas petani” • organisasi = berada di level petani. • (=keduanya “organisasi”). (2). Permentan 273-2007 ttg Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani. • Dalam batasan: tidak dicakup apa itu “lembaga”, “kelembagaan”, dan “organisasi” • “Menumbuhkembangkan kemampuan manajerial, kepemimpinan, dan kewirausahaan kelembagaan tani serta pelaku agribisnis lainnya”. • “Memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan tani baik non formal maupun formal serta terlaksananya berbagai forum kegiatan” • “Menginventarisasi kelompoktani, GAPOKTAN dan kelembagaan tani lainnya yang berada di wilayah kabupaten /kota”. • (“kelembagaan tani” = organisasi-organisasi milik petani). • ”Merencanakan dan melaksanakan pertemuan-pertemuan berkala baik di dalam Gapoktan, antar Gapoktan atau dengan instansi/lembaga terkait” • (“lembaga” = organisasi milik pemerintah). 11
  • 12. (3). Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyaraat (PNPM) Mandiri tahun 2008. • “Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif, dan akuntabel”. • “PNPM Mandiri diarahkan menggunakan dan mengembangkan secara optimal kelembagaan masyarakat yang telah ada”. • ( “kelembagaan masyarakat” = organisasi) • “Dimensi kelembagaan masyarakat meliputi proses pengambilan keputusan dan tindakan kolektif, organisasi, serta aturan main”. (sudah mencakup aspek-aspek lembaga). • “Harmonisasi kelembagaan dilakukan melalui pengembangan dan penguatan kapasitas kelembagaan yang telah ada dengan cara meningkatkan kapasitas pengelola, memperbaiki kinerja dan etika lembaga, dan meningkatkan tingkat keterwakilan berbagai lembaga yang ada”. (“harmonisasi kelembagaan” = manajemen kegiatan, “kelembagaan yang telah ada” = organisasi). • “Konsolidasi organisasi pelaksana program sektor yang bersifat adhoc dan koordinasi berbagai kelompok masyarakat yang ada oleh lembaga keswadayaan masyarakat di desa/ kelurahan” • ”Kelembagaan PNPM Mandiri di desa/kelurahan adalah lembaga keswadayaan masyarakat yang dibentuk, ditetapkan oleh masyarakat, ...” • (Lembaga keswadayaan masyarakat (LKM) = nama organik) 12
  • 13. (4). Undang-Undang No. 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. • ”Kelembagaan petani, pekebun, peternak nelayan, pembudi daya ikan, pengolah ikan, dan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk pelaku utama”. ( “kelembagaan” dan “lembaga” = organisasi). • ”Kelembagaan penyuluhan adalah lembaga pemerintah dan/atau masyarakat yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan” • “Kelembagaan penyuluhan terdiri atas: kelembagaan penyuluhan pemerintah; kelembagaan penyuluhan swasta; dan kelembagaan penyuluhan swadaya” • (“kelembagaan” = organisasi). 13
  • 14. Pola yang terlihat: 1. Tidak ada kesamaan konsep antar produk legislasi/pedoman 2. Mengorganisasikan petani/nelayan dalam organisasi formal disebut sebagai upaya lembaga dan kelembagaan 3. Yang dibentuk hanya organisasi formal dan pemerintah hanya bekerja hanya dengan organisasi formal 4. Istilah yang sering dipakai = “kelembagaan” dan “organisasi”. 5. Tanpa sadar kita berusaha meminggirkan petani/nelayan yang tidak berorganisasi. 14
  • 15.  Lembaga (institution) = “merupakan hal-hal yang menjadi penentu dalam perilaku manusia dalam masyarakat yakni berupa norma, nilai-nilai, aturan formal dan nonformal, dan pengetahuan kultural. Keseluruhan ini menjadi pedoman dalam berperilaku aktor (individu dan organisasi), memberi peluang (empower) namun sekaligus membatasi (constraint) aktor”  Kelembagaan (institutional) = “segala hal yang berkenaan dengan lembaga” 15
  • 16.  Organisasi (organization) = “adalah kelompok sosial yg sengaja dibentuk oleh sekelompok orang, memiliki anggota yang jelas, dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu, dan memiliki aturan yang dinyatakan tegas (biasanya tertulis). Organisasi adalah aktor sosial dalam masyarakat sebagaimana individu. Contoh: koperasi, kelompok tani, Gabungan kelompok tani, dan kelompok wanita tani”  Keorganisasian (organizational) = “hal-hal berkenaan dengan organisasi misalnya perihal kepemimpinan dalam organisasi, keanggotaan, manajemen, keuangan organisasi, kapasitas organisasi, serta relasi dengan organisasi lain” 16
  • 17. In English Biasa diterjemahkan menjadi Terminologi semestinya Batasan dan materinya 1. institution Kelembagaan, institusi Lembaga norma, regulasi, pengetahuan- kultural. Menjadi pedoman dalam berperilaku aktor 2. institutional Kelembagaan, institusi Kelembagaan Hal-hal berkenaan dengan lembaga. 3. organization Organisasi, lembaga, kelembagaan Organisasi social group, yg sengaja dibentuk, punya anggota, utk mencapai tujuan tertentu, aturan dinyatakan tegas. (kelompok tani, koperasi, Gapoktan) 4. organizational Keorganisasian, kelembagaan Keorganisasi an Hal-hal berkenaan dengan organisasi (struktur org, anggota, kepemimpinannya, manajemennya, dll). Rekonseptualisasi “Lembaga” dan “Organisasi” 17
  • 18. Institutions (Lembaga) = norma + aturan + cultural cognitive Organization = organisasi Network = jaringan = individu 18
  • 19. 1.Regulative pillar  “rules define relationship among role”  rule setting, monitoring, sanksi  kapasitas untuk menegakkan aturan  reward and punishment  melalui mekanisme informal (folkways) dan formal (polisi, pengeadilan)  represi, constraint, dan meng-empower aktor 2.Normative pillar  norma menghasilkan preskripsi (=lebih dari antisipasi dan prediksi), evaluatif, dan tanggung jawab  mencakup: value (= prefered and desirable) dan norm (how things should be done)  Gunanya agar tahu apa goal dan objectives kita, dan cara mencapainya  meng-constraint dan meng-empower aktor 3.Cultural- cognitive pillar  Intinya meaning  Konsep bersama tentang kehidupan sosial dan kerangka dimana makna-makna diproduksi  Sedimentasi makna dan kristalisasi makna dalam bentuk objektif  Berisi proses interpretatif internal yang dibentuk oleh kerangka kultural eksternal  Situation shared secara kolektif  Bersifat individual dan variatif  Culture = what is and what should be Menurut New Institutionalism (Scott, 2008), ada 3 pilar dalam lembaga: 19
  • 20. Berkenaan dengan organisasi: 1. Individual organization. Anggotanya individu. Misal kelompok tani, koperasi primer. Aspeknya = kepemimpinan, keanggotaan, manajemen, keuangan organisasi, dll. 2. Second level organization / interorganization. Anggotanya ind organization, misal Gapoktan, koperasi sekunder 3. Supporting organization. Misal Pemda, penyuluh, Dinas Peratnain, dll 4. Inter relation organization. Misal relasi antar kelompok tani, relasi vertikal dan horozontal, dll. 20
  • 21. Secondary organizationSecondary organization Individual org Individual org Individual org Individual org Individual org Individual org Desa A Desa B Dinas KKP BPP - Penyuluhan LSM, Perguruan tinggi, dll Interrelation organization Supporting organization institution institution institution institution 21
  • 22. Bagaimana menganalisis organisasi? Pedoman singkat untuk menilai sebuah organisasi (Short Guide for Organizational Assessment): 1. Bagaimana kinerja organisasi (organizational performance)? 2. Bagaimana kemampuan organisasi tumbuh di lingkungannya (the enabling environment and organizational performance) ? 3. Bagaimana motivasi organisasi (organizational motivation) ? 4. Seberapa kuat kapasitas Organisasi (organizational capacity) ? 22
  • 23. Analisis Kelembagaan contoh: analisis kelembagaan penyuluhan KKP Aspek Objek nya Analisis kelembagaan 1. Aspek regulatif UU no 16 tahun 2006 merupakan pedoman Apakah UU ini diterapkan, dijadikan pedoman, diterima, ditolak? Bagian mana yg diterima, kenapa? Permen ttg Pedoman Pembinaan Penyuluh Pertanian Swadaya Dan Penuyuh Pertanian Swasta Persepsi penyuluh dan pihak lain terhadap aturan ini? Realisasi dan kendalanya bagaimana? Peraturan daerah Pemda ttg penganggaran dan pengorganisasian Kajian kebijakan, konsistensi nya dengan UU di atasnya, bagaimana realisasinya? Dll. Pedoman untuk manajemen kerja penyuluh Apakah pedoman dijalankan, apa masalahnya, bagaimana konsistensinya dengan teori dan kebijakan di atasnya? 23
  • 24. Aspek Objeknya Analisis kelembagaan 2. Aspek normatif Norma-norma kerja pada tenaga penyuluh Bagaimana penyuluh memandang pekerjaannya, apakah sesuatu yang baik atau tidak? Apakah mereka bangga menjadi penyuluh? Persepsi ttg peran penyuluh dalam pembangunan pedesaan Apakah penyuluhan pertanian harus? Adakah opsi lain? Apakah metodenya masih efektif? Nilai-nilai atau adab dalam komunikasi yang diterapkan Apakah komunikasi menunjukkan dominansi, pemaksaan? Apakah itu boleh? Baik? Nilai-nilai dalam materi penyuluhan Apakah memberikan materi yang sesuai dengan etika petani? 24
  • 25. Aspek Objeknya Analisis kelembagaan 3. Aspek kultural kognitif Pengetahuan pengambil kebijakan ttg kegiatan penyuluhan Bagaimana tingkat pengetahuan pengambil kebijakan tentang konsep dan teori penyuluhan? Apa agenda tersembunyi di belakangnya? Pengetahuan tenaga penyuluh tentang kebijakan, organisasi, dan metode penyuluhan Bagaimana pengetahuan dan persepsi tenaga penyuluh (tua, muda, laki-laki, perempuan) ttg kegiatan penyuluhan? Bagaimana dan mengapa persepsi itu terbentuk? Pengetahuan petani tentang kegiatan penyuluhan, pembangunan pertanian, dll Apa pengetahuan petani ttg kegiatan penyuluhan? Apakah perlu atau tidak? Apa latar sosial ekonomi sehingga itu terbentuk? Pengetahuan petani tentang materi penyuluhan Bagaimana persepsi petani tentang materi yang disampaikan? Sesuai dengan kebutuhan petani atau tidak? Bagaimana itu terbentuk? Bagaimana persepsi petani dapat menjadi feed back? 25
  • 26. Aspek Objeknya Analisis kelembagaan 4. Aspek keorganisasian Struktur keorganisasian pelaksana penyuluhan Organisasi apa saja yang terlibat dari atas sampai bawah? Pusluh, Badan Penyuluhan Pemda, perguruan tinggi, NGO? Kinerja organisasi Bagaimana kinerja organisasi penyuluhan yg eksis? Kuat, atau lemah? Dimana dan kenapa? Kapasitas organisasi penyuluhan Bagaimana kemampuan BPP menjalankan penyuluhan? Apakah Gapoktan mampu membantu nya? Mengapa? Kondisi dan kinerja organisasi petani Apa saja organisasi petani yang eksis? Apa perannya? Mengapa demikian? Bagaimana agar bisa membantu penyuluhan? Perlu kah bentuk baru Hubungan antar organisasi Bagaimana relasi antar organisasi? Adakah dominansi ataukah demokratis? Relasi horizontal dan vertikal? Integrasi dan koordinasinya bagaimana? Analisis Keorganisasian Penyuluhan 26
  • 27. REKAYASA KELEMBAGAAN contoh: penguatan kelembagaan nelayan kecil : Aspek Upaya yang dapat dilakukan 1. Regulatif -Menyusun UU, PP, Permen, Perda yang berpihak ke pada nelayan kecil. -Memperjuangkan konsep “buruh nelayan” -Mensosialisasikan, menegakkan, dan mengawasi kebijakan yg telah dibuat -Memberi sanksi kepada Pemda jika kebijakan tidak dijalankan. 2. Normatif -Merubah persepsi dan mental bahwa nelayan kecil lemah, tidak efisien, harus disingkirkan. -Menghargai nelayan kecil (karena lebih mandiri, ekologis, dll). -Menumbuhkan sikap bahwa nelayan kecil PENTING 3. Kognitif -Menyusun tulisan (ilmiah dan pouler) bahwa nelayan kecil adalah kunci ketahanan pangan ke depan (FAO: “small farmer feed the world”) -Memasukkan materi dan membuat modul bahan ajar di perguruan tinggi, STPP, BLPP, dll bahwa nelayan kecil penting. -Memberi pelatihan tentang metode pemberdayaan nelayan kecil 4. Keorganisasian -Memperkuat organisai nelayan kecil (misal: kelompok khusus untuk buruh nelayan, untuk nelayan kecil, dll) -Memberikan kemudahan dalam pembentukan badan hukum organisasi nelayan kecil, dst 27
  • 29. Permasalahan Kelembagaan dan Sosial Ekonomi KKP menuju Negara MARITIM: 29
  • 30. 30 Potensi Kelautan dan Perikanan Indonesia
  • 31. 31 Kebutuhan untuk menuju negara MARITIM:
  • 32. 32
  • 33. Dibutuhkan pengetahuan yang dalam dan lengkap tentang aspek sosial ekonomi masyarakat kelautan dan perikanan, ...... Termasuk kondisi, masalah, dan rekayasa KELEMBAGAAN 33
  • 34. Improving Community Profiles for the North Pacific Fisheries NOAA Technical Memorandum NMFS-AFSC-230. U.S. DEPARTMENT OF COMMERCE National Oceanic and Atmospheric Administration National Marine Fisheries Service, Alaska Fisheries Science Center November 2011 • The Community Profiles have been widely used as the basis for fisheries management plans, social and economic impact assessments of proposed fishing regulations, and numerous discussions by natural resource agencies. • The Community Profiles need to be updated with current information about communities’ dependence on fishing and additional categories of information that would be integral in determining the social and economic impacts of fishing regulations on local communities. 34
  • 35. Community Profile Outline I. People and Place 1.1 Location: • O Description of geographic location • O Area in square miles • O Year incorporated • O Water coverage 1.2. Demographic profile: • O Population • Number of inhabitants • Average annual growth rate • Months with seasonal workers in town* • Months and reason for annual population peak* • O Racial and ethnic composition • Racial composition – percentage by race of the population • Percent of population that recognize themselves as all or part Alaska Native or Native American • Ethnic composition – percent of population that are Hispanic or non-Hispanic • O Households in community Number of households Number of persons living in group quarters % of housing units that are owner occupied, rentals or vacant O Age structure Percent of population in each Census age bracket Median age O Gender structure Percent of males and females in population O Level of educational attainments Percent of population over 25 years of age in each Census education category 1.3. History O Brief account of local history 35
  • 36. II. Natural resources and environment 2.1. Weather • oSea ice seasonality* • oClimate change effects* 2.2. Presence of commercial uses* • oMining* • oTimber* • oOil* • oGas* 2.3. Hazards • oMilitary base clean ups • oGeneral environmental contamination reme • diation efforts • oSuperfund sites • oResources for disaster relief III. Current Economy 3.1. General employment oMajor employers/businesses in community o% employed: total population, of total pop over 16, by occupation oUnemployment rate 3.2. Presence of subsistence harvesting 3.3. Per capita income 3.4. Median household income 3.5. Percent below poverty level 3.6. Tourism IV. Governance ..... V. Infrastructure presence/absence ...... VI. Involvement in North Pacific Fisheries ..... VII. Additional Information 36
  • 37. Governance and Institutional Changes in Fisheries: Issues and Priorities for Research The WorldFishCenter. Penang, Malaysia. 2006 Permasalahan riset: 1. What are the major institutional changes and which are common? 2. Which institutional changes have the greatest impacts? How? 3. What are the responses to these changes? 4. How are fishers, traders, fish workers and other stakeholders affected by those changes? 5. What are the problems at the national and local levels in complying with international agreements? 6. What capability-building activities are needed by governments 37
  • 38. A research agenda for small-scale fisheries. FAO, 2004 http://www.fao.org/docrep/007/ae534e/ae534e00.HTM Ada 5 topik pokok: 1. Policy, legislation, governance and institutional arrangements; 2. Contribution, role and importance of small-scale fisheries; 3. Management approaches to small-scale fisheries; 4. Post-harvest issues and trade; and 5. Information systems 38
  • 39. Table Of Contents • EXECUTIVE SUMMARY • SUMMARY OF RECOMMENDATIONS 1. STUDY OBJECTIVES 2. BACKGROUND 2.1 Overview on the current status of fisheries and the marine environment 2.2 Issues constraining the development of the Fisheries Sector • 3. INSTITUTIONAL ANALYSIS OF KEY SECTOR ORGANISATIONS • 3.1 Fisheries in the external environment 3.2 Overview of institutional roles, responsibilities and linkages 3.3 Fisheries governance 3.4 An overview of the principal problems 4. REVIEW OF NATIONAL POLICY INITIATIVES AND FRAMEWORKS FOR FISHERIES RESOURCE DEVELOPMENT AND MANAGEMENT 4.1 The 10 year development program 4.2 Fisheries conservation, management and control 4.3 Marketing, food health and nutritional issues 4.4 Fisheries sector growth: Fleet development 4.5 Fisheries sector growth: Aquaculture development 4.6 Coastal conservation, management and control 5. ACHIEVING INSTITUTIONAL RELEVANCE AND ORGANIZATIONAL PERFORMANCE 5.1 Redefining public sector governance roles 5.2 Enhancing staff performance 5.3 Translating policy into action Fisheries Institutional Analysis And Capacity Assessment To The Ministry Of Fisheries And Aquatic Resources, Sri Lanka. FAO, 2007 (http://www.fao.org/docrep/010/ai532e/ai532e00.htm) 39
  • 41. Judul: “An Institutional Analysis Of Sasi Laut, A Fisheries Management System In Indonesia”. Ingvild Harkes - AID Environment, The Netherlands The study comprised four components: 1. An inventory of 63 sasi villages in Ambon, south Seram, and the Lease islands; 2. A performance study of 11 strong and 11 weak sasi villages; 3. Case studies of 6 villages: 2 where sasi was strong, 2 where it had disappeared, and 2 where sasi was lost, but was being revitalized; and 4. A market study and study of government-management structures. 41
  • 42. Table 1. Performance indicators of sasi study A. Equity: 1. Role of fishers in management ⇒ The degree of influence that fishers have in decision-making processes regarding fisheries management 2. Access to marine resources ⇒ The individual access that fishers have to marine resources 3. Fair distribution of fishing gear ⇒ The division of (expensive) fishing gear among the fishers in the villages 4. Economic equality ⇒ The distribution of income (disparities) among the villagers 42
  • 43. B. Efficiency 5. Communal decisionmaking ⇒ The degree to which villagers are able to make decisions (on the fishery) communally 6. Ease of entry into the fishery ⇒ The costs and/or fees that need to be paid before people can start fishing 7. Control over access to fishery ⇒ The ability of people to define who is entering the water and which resources are used 8. Compliance with fishery rules ⇒ The degree to which people stick to the fisheries rules 43
  • 44. C. Social Sustainability 9. Family wellbeing ⇒ Degree of wellbeing in terms of housing, food, and health 10. Income ⇒ The rise or decline in income 11. Tradition of collective action ⇒ The occurrence of communal activities in the village (e.g., construction of roads and houses) 12. Discussion of village issues ⇒ The degree to which village issues are openly discussed in the village 13. Community harmony ⇒ The lack or occurrence of conflicts in the village 44
  • 45. D. Biological Sustainability 14. Marine-resource health ⇒ The state of the resource in terms of coral health, numbers of fish, water clarity, etc. 15. Fish catch ⇒ The amount and size of fish caught 45
  • 46. Table 2. Research components of institutional analysis of sasi and numbers of respondents 46
  • 47. 47
  • 48. Institutional Analysis of Community based Marine Resource Management Initiatives in Hawai‘i and American Samoa NOAA Technical Memorandum NMFS-PIFSC -35. November 2012 • This document provides an analysis of two fisheries policies designed to develop community-based marine resource management institutions in the Western Pacific Region of the United States as delineated in the Magnuson - Stevens Fishery Conservation and Management Act. 48
  • 49. Contents: I. Introduction II. Methods • 2.1 Institutional Analysis • 2.2 Frameworks for Assessing Community-based Management Institutions III. Analysis: Community-based Subsistence Fishing Area Legislation in Hawaiʻi • 3.1 Historical and Sociocultural Context of Hawaiʻi • 3.2 Development and Implementation of the CBSFA Legislation • 3.3 Hawaiʻi’s CBSFA Initiative as a Common-pool Resource Management Institution • 3.3.1 Clearly Defined Geographic Boundaries and Membership Rights • 3.3.2 The Development and Enforcement of Rules that Limit Resource Use • 3.3.3 Congruence Between Rules and Local Conditions (i.e., Scale and Appropriateness) • 3.3.4 Resource Users Have Rights to Make, Enforce, and Change the Rules • 3.3.5 Individuals Affected by the Rules can Participate in Changing the Rules • 3.3.6 Monitoring of the Resources • 3.3.7 The Presence of Accountability Mechanisms for Those Monitoring the Rules • 3.3.8 Sanctions that Increase with Repeat Offenses or Severity of Offenses (Graduated Sanctions) • 3.3.9 The Presence of Conflict-resolution Mechanisms • 3.3.10 The Degree to Which They are Nested within Other Institutions • 3.4 Factors that Impede the Success of Community-based Natural Resource Management 49
  • 50. IV. Analysis: American Samoa’s Community-based Fisheries Management Program • 4.1 Historical and Sociocultural Context of American Samoa • 4.1.1 Population and Economy • 4.2 Nearshore Fishing in American Samoa • 4.3 Community-based Fisheries Management Program • 4.4 American Samoa’s CFMP as a Common Pool Resource Management Institution – 4.4.1 Clearly Defined Geographic Boundaries and Membership Rights – 4.4.2 The Development and Enforcement of Rules that Limit Resource Use – 4.4.3 Congruence between Rules and Local Conditions (i.e., Scaleand Appropriateness) 50
  • 51. • 4.4.4 Resource Users Have Rights to Make, Enforce, and Change the Rules • 4.4.5 Individuals Affected by the Rules can Participate in Changing the Rules • 4.4.6 Monitoring of the Resources • 4.4.7 The Presence of Accountability Mechanisms for Those Monitoring the Rules • 4.4.8 Sanctions that Increase with Repeat Offenses or Severity of Offenses (Graduated Sanctions) • 4.4.9 The Presence of Conflict-resolution Mechanisms • 4.4.10 The Degree to Which They are Nested within Other Institutions V. Discussion VI. Conclusions 51
  • 52. Indikator kelembagaan komunitas: 1. Clearly defined geographic boundaries and membership rights 2. The development and enforcement of rules that limit resource use 3. Congruence between rules and local conditions (i.e. scale and appropriateness) 4. Resource users have rights to make, enforce, and change the rules 5. Individuals affected by the rules can participate in changing the rules 6. Monitoring of the resources 7. The presence of accountability mechanisms for those monitoring the rules 8. Sanctions that increase with repeat offences or severity of offences (graduated sanctions) 9. The presence of conflict resolution mechanisms 10. The degree to which they are nested within other institutions 52
  • 53. John Kurien . “The socio-cultural aspects of fisheries: Implications for food and livelihood security - A Case Study of Kerala State, India”. Dalam Buku: Understanding the Cultures of Fishing Communities: A Key to Fisheries Management and Food Security. FAO, 2001. (http://www.fao.org/docrep/004/y1290e/y1290e0g.htm) 1. INTRODUCTION 2. FISH AND FISHERIES OF KERALA STATE: THE ECOLOGICAL AND SOCIO-CULTURAL CONTEXT 3. SOCIAL AND CULTURAL ASPECTS OF FISHERIES: IMPLICATIONS FOR FOOD AND LIVELIHOOD SECURITY 4. SHARING PATTERNS (4.1 Fish sharing patterns, 4.2 Income sharing patterns, 4.3 The Karanila system: its contribution to livelihood and nutritional security 5. TRADITIONAL TECHNOLOGY AND KNOWLEDGE 6. INSTITUTIONAL ARRANGEMENTS 6.1 The court of the sea 6.2 Institutions for resource rejuvenation 7. FISH AND FOOD SECURITY 8. THE ROLE OF WOMEN 8.1 Women in fishing communities 8.2 Women in consumer households 53
  • 54. Bab 2. Cultural Characteristics Of Small-scale Fishing Communities 2.1 Society, community and culture 2.2 The cultures of small-scale fishing communities 2.3 Small-scale fishing communities in developing countries 2.4 Fishing livelihoods 2.5 Occupational pride, tenacity and cultural identity 2.6 Cultural and technological adaptations to marine ecosystems 2.7 Intimate and functionally-oriented knowledge of marine ecosystems 2.8 Social organization and the division of labor • Recruitment to fishing crews and other fisheries work groups • The primary producers are usually men • Women in small-scale fishing communities • The primary producers are sometimes dissociated socially • Notes for fisheries officials concerning the social organization of small-scale fishing communities 2.9 Cultural adaptations to risks and uncertainties 2.10 Community-based fisheries management • Community-based management strategies • Limiting access to fishing spaces • Political activism and violent actions • Information management and maintaining skill differences • Etiquette • Observance of ritual behaviors and taboos • Biological controls 54
  • 55. Penelitian kebijakan: Judul: “ACHIEVING INSTITUTIONAL RELEVANCE AND ORGANIZATIONAL PERFORMANCE: Redefining public sector governance roles” (FISHERIES INSTITUTIONAL ANALYSIS AND CAPACITY ASSESSMENT TO THE MINISTRY OF FISHERIES AND AQUATIC RESOURCES, SRI LANKA ) The key recommendation emanating from this study is the need to enhance human capacity to apposition where it is capable of implementing the MFAR Ten Year Development Policy Framework of the Fisheries and Aquatic Resources Sector 2007- 2016. Tujuan: 1. to produce policy documents giving clearer directions for the organisation and its departments, agencies and corporations; 2. to introduce program reviews with appropriate sectororganisations linked to specific aspects of policy (as per the 10 year objectives), and as encompassed in the Log Frame; and 3. to prepare coherent policy documents which clearly define sector objectives and tasks 55
  • 57. Individual Action vs Colective Action Tindakan individual Tindakan kolektif = tindakan yang berkenaan dengan kepentingan diri aktor sendiri. Beberapa individu menyerahkan kuasanya untuk bertindak dengan mewakilkan kepada orang lain. Tiap aktor hanya melakukan sesuatu untuk dirinya. Ada aktor yang melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain, sesuai dengan otoritas yang diberikan orang lain ke dirinya . Umumnya dijalankan di luar organisasi, dimana aktor tidak terikat dalam suatu perjanjian dengan aktor yang sederajat. Dapat dijalankan di dalam organisasi formal maupun bukan. Aktor tidak harus mengalokasikan sumber dayanya kepada orang lain. Aktor harus mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya ke pihak yang mewakilinya agar dapat menjalankan tindakan yang diwakilkannya. Tidak membutuhkan prasyarat, karena aktor bebas memilih bentuk tindakannya, atau bahkan untuk tidak bertindak sama sekali. Membutuhkan berbagai prasyarat untuk terwujud, di antaranya adalah kesukarelaan aktor mewakilkan tindakannya, alokasi sumberdaya, ada kesepakatan, dan adanya kepercayaan bahwa orang lain bisa mewujudkan tujuannya. 57
  • 58. Teori Organisasi vs Teori Kelembagaan Baru Teori organisasi Teori kelembagaan (Baru) Objek yang diteliti Organisasi-organisasi yang berhasil Individu (relasi sosial yang dijalankannya) Unit analisis Organisasi Individu (didalam dan diluar organisasi) dan juga organisasi Posisi terhadap keberadaan organisasi (formal) Organisasi merupakan pendekatan utama Lebih pada relasi sosial yang efektif, itulah pengorganisasian diri yg efektif Analisis yang biasa dipakai Analisis organisasi, namun diklaim sebagai “analisis kelembagaan” Analisis kelembagaan (norma, regulasi, kultural- kognitif) Temuan penelitian biasanya Organisasi petani lemah, petani belum sadar utk berorganisasi Petani berpedoman pada lembaga, petani menggunakan relasi individual di luar org, dan pasar sebagai organisasi. Saran yang dihasilkan Organisasi perlu diperkuat Perlu perbaikan lingkungan kelembagaan, bagaimana format organisasi yang sesuai, dan bagaimana lingkungan kelembagaan yang dibutuhkan jika petani tidak berorganisasi Penjelasan tentang pengelolaan manajemen irigasi kecil (pengorganisasian diri petani dahulu) Disebut sebagai “organisasi tradisional” Disebut sebagai “pengorganisasi secara personal”, bukan organisasi sebagaimana text book Penjelasan tentang kondisi organisasi petani sekarang Disebut bahwa organisasi petani lemah (=not organized) Bukan lemah. Ini suatu gejala baru, yang saya sebut “individualisasi organisasi”. 58
  • 59. Individual Organization vs Secondary Level Organization Individual organization Secondary level organization Bisa disebut sebagai organisasi primer atau single group, sebagai organisasi paling dasar. Beberapa literatur menyebut dengan intergroup association, Small Farmer Group Associaton (SFGA), atau representatives ofgroups. Anggotanya adalah orang atau individu Anggotanya adalah organisasi, yakni individual organization Contohnya adalah kelompok tani, KWT, P3A, dan koperasi primer Gapoktan dan koperasi sekunder Jumlah anggota ideal untuk kelompok tani adalah 15 orang (dalam Permentan 82 tahun 2013 adalah 20-25 orang) Jumlah anggota ideal untuk Gapoktan adalah 5-10 kelompok tani (dalam Permentan 82 tahun 2013 bisa 5 sampai 10 kelompok tani) Lebih kepada urusan internal anggota, dan terbatas jangkauannya. Mengelola urusan petani sedesa keluar. Lebih luas cakupan relasinya. Pengurus dipilih oleh anggota. Pengurus dipilih oleh perwakilan “organisasi individual”, karena ia tidak punya anggota. 59
  • 60. Pembangunan vs Pemberdayaan Pembangunan Pemberdayaan Masa kelahiran ide 1950-an 1990-an Dari sisi aspek crashed program, jangka pendek, temporal, dan parsial berjangka menengah dan panjang, berkesinambungan, dan utuh Arus ide topdown bottom-up Pembagian dana Semua dana dikuasai pelaksana dari luar. Ada sebagian blok dana yang dapat digunakan sendiri oleh masyarakat. Struktur kekuasaan yang terbentuk Struktur didominasi oleh pemerintah dan elite lokal Kekuasaan terdistribusi merata untuk seluruh lapisan, termasuk perempuan dan lapisan termiskin Asumsi terhadap program Program merupakan aktifitas pokok. Program itu lah yang paling penting bagi pelaksana. Program hanya sebagai strategi antara untuk tujuan yang lebih luas dan panjang Bentuk evaluasi Evaluasi berbentuk sentralitas, hanya mempelajari hambatan-hambatan yang dijumpai dalam pelaksanaan Dilakukan juga evaluasi normatif dan hasil untuk memahami kedalaman permasalahan yang terjadi. Pengguna hasil evaluasi Hanya pelaksana yaitu pemerintah yang menggunakan. Seluruh pihak yang terlibat menggunakan hasil evaluasi, terutama untuk masyarakat yang diberdayakan itu sendiri. Objek evaluasi Hanya hasil yang dicapai pada pemanfaat Mencakup seluruh pihak mulai dari si donor, lembaga pemerintah, pembina, pelaksana, dan pemanfaat (masyarakat). 60
  • 61. Community Organizing vs Community Development Community organizing (CO) Community development (CD) Lingkup kerjanya lebih sempit. CO adalah “…a process where people who live in proximity to each other come together into an organization that acts in their shared self-interest”. Bermakna lebih luas yaitu “…strategy and processes leading to improving the quality of life in a community in all areas: jobs, housing, physical environment, business, education, health, safety, social capital, etc”. Menjadi element penting (critical element) untuk keberhasilan community development. CO menyediakan mekanisme untuk membangun modal sosial dan menyatukan peserta (community connections) untuk mencapai sustaining communities. CD sulit sekali diwujudkan tanpa community organizing. Mengidentifikasi dan menggerakkan berbagai modal yang ada dalam komunitas, yaitu human capital, financial capital, physical capital, dan lain-lain. CD memiliki multifaceted concept yang mencakup urusan teknis, kultural, politik, sosial, sekonomi, dan aturan (legal systems). Desain pembangunan komunitas membutuhkan kerangka politis yang jelas. Konsep CO cenderung lebih radikal dan keras yang bermaksud merombak sistem CD cenderung lebih lunak, lebih terlembaga dan bekerja sesuai dengan faham yang sedang banyak dipakai umum (mainstream). CO cenderung berada pada posisi defensive opposition dan juga lebih visioner, sehingga berpotensi menimbulkan konflik CD lebih pada sikap menjaga kestabilan komunitas (maintenance) dan mengimpikan kemandirian individual. Para pendamping CD development lebih pada pekerjaan social services. 61
  • 62. Credit Union vs LKM vs bank Unsur Credit Union LKM Bank Komersial Tujuan pembentukan Bukan mencari keuntungan, tapi mengembangkan usaha anggotanya Mencari keuntungan Bertujuan mencari keuntungan, tanpa malu-malu Pendiri dan pemilik Dibentuk dan dimiliki oleh para anggotanya, didanai dari simpanan anggota Didanai dari dalam dan luar, Dibangun dan dimiliki oleh para pemegang saham Ciri nasabah atau anggota Punya kesamaan ikatan seperti tempat tinggal, tempat kerja atau tempat beribadah. Umumnya melayani nasabah kelas bawah, yang usahanya mikro dan kecil Melayani semua nasabah, terutama kelas menengah ke atas. Tata kelola Para anggota memilih pengurus yang bekerja secara sukarela, satu orang satu suara Mirip bank Para pemegang saham memilih Dewan Direksi yang digaji, Pendapatan Berupa SHU. Diupayakan jasa simpanan lebih tinggi daripada jasa pinjaman. Keuntungan dari usaha lain-lain untuk melayani anggota. Pendapatan bersih dipergunakan untuk memupuk modal atau dibagi di antara para investor. Pemegang saham menerima dividen atau pembagian imbal balik dari saham (bagian keuntungan) Jenis pelayanan Sesuai kebutuhan anggota, berupa simpanan dan kredit, bisa juga asuransi Fokus pada kredit kecil, ada juga yang menawarkan produk simpanan dengan balas jasanya Segala macam bentuk pelayanan keuangan, termasuk investasi Contoh Koperasi Contohnya BRI unit, BPR dan Pegadaian Bank umum, bank ekspor impor, dan lain-lain. 62
  • 63. Penyuluhan vs Advokasi Penyuluhan Advokasi Adalah pendidikan luar sekolah untuk petani dalam upaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam menjalankan usaha pertanian. “…..a strategy that is used around the world by non- governmental organizations (NGOs), activists, and even policy makers themselves, to influence policies”. Aktivitas utamanya penyampaian informasi kepada pihak yang dinilai berpengetahuan rendah dan berketerampilan terbatas, yakni petani. Merupakan kegiatan pembelaan. Yakni membela dan memperjuangkan kelompok yang teraniaya, tersingkirkan dan dikorbankan oleh satu kebijakan atau perilaku pihak tertentu. Dilakukan oleh petugas penyuluhan yang diangkat dan dibiayai pemerintah Awalnya dulu dilakukan oleh LSM, lalu perguruan tinggi, organisasi masyarakat adat, dll Arahnya dari atas ke bawah. Dari penyuluh ke petani. Sebaliknya. Dari bawah ke atas. Pihak yang disasar adalah petani dan keluarga petani. Pada level individual dan rumah tangga. Pihak yang disasar biasanya pemerintah. Levelnya adalah level pengambil kebijakan (policy makers) yakni pemerintah (kementerian, pemerintah daerah, legislatif, bahkan presiden). Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan, dan keterampilan petani, dan akhirnya kesejahteraan petani. Tujuan akhir adalah pada perubahan kebijakan yang dirasa merugikan, atau bisa juga jaminan agar kebijakan yang positif betul-betul dapat diimplementasikan. Kegiatannya adalah mempelajari kebutuhan petani, merumuskan program, mengumpulkan bahan penyuluhan, melakukan kunjungan, bimbingan pelatihan, dan melakukan demontrasi plot dan area. Kegiatannya adalah mempengaruhi (influencing), merumuskan isu, merumuskan tujuan, menentukan sasaran advokasi, membangun dukungan, mendapatkan pengikut (constituencies), menggalang dana, dan bisa perlu63
  • 64. Penyuluh PNS vs swasta vs swadaya Penyuluh PNS Penyuluh swasta Penyuluh swadaya Pelaku PPL PNS dan PPL- THL Dosen, penelitia, staf perusahaan inti, staf asosiasi komoditas, pegawai perusahaan swasta, NGO Petani (Kontak Tani, petani maju, pengurus organisasi petani). Basis kerjanya Pelayanan dan administrasi Pelayanan dan mencari keuntungan. Pelayanan, pendampingan, dan bisnis Sosoknya Polivalent atau monovalent, administrasi Monovalent, cenderung spesifik komoditas/bidang Monovalent, spesifik komoditas/bidang Peran Motivator dan komunikator Komunikator, motivator, suplai input, buyer. Pembaharu, motivator, organisator komunitas, pemimpin lapang. Tanggung jawab wilayah Wilayah tertentu (1 penyuluh = 1-3 desa) Area tertentu (kawasan) Wilayah tidak dibatasi utamakan di desa/kec bersangkutan 64
  • 65. 65