SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
MAKALAH
GILLNET (JARING INSANG)
DI
S
U
S
U
N
OLEH:
M. ZAKIA SYARIF
DOSEN PEMBIMBING:
RIZWAN, ST. MT
NIP. 19760906 200801 1 0082
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN
FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan kesulitan.
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan banyak terimah kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungannya dalam pembutan dan
penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunannya, penulis menyadari akan segala kekurangan yang
ada sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
oleh kami, maka kami mengucapkan maaf yang sebesar-besar, apabila baik dalam
penulisan maupun penyajian makalah ini terdapat banyak kesalahan. Dengan
tangan terbuka kami akan menerima segala saran dan kritik yang membangun dari
para pembaca.
Banda Aceh, Oktober 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan ......................................................................................... 7
C. Manfaat ....................................................................................... 7
BAB II PEBAHASAN ................................................................................... 8
A. Sejarah Alat Tangkap Gillnet ...................................................... 8
B. Definisi Alat Tangkap ................................................................. 8
C. Klasifikasi Gillnet ....................................................................... 13
D. Metode Penangkapan Gillnet ...................................................... 23
E. Cara Pengoperasian Gillnet ......................................................... 26
F. Kontruksi Alat Tangkap (Botton Gillnet) ................................... 30
G. Prospektif Alat Tangkap ............................................................. 46
H. Operasi Penangkapan Ikan dengan Menggunakan Gillnet/Jaring
Insang .......................................................................................... 46
I. Hasil Tangkapan ......................................................................... 48
J. Alat Bantu Penangkapan ............................................................. 51
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 56
A. Kesimpulan ................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 60
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi yang telah lama
dilakukan oleh manusia. Menurut sejarah sekitar 100.000 tahun yang lalu manusia
Neanderthal (neanderthal man) telah melakukan kegiatan penangkapan
(sahrhange andlundbeck, 1991), dengan menggunakan tangan kemudian profesi
ini berkembang secara perlahan dengan menggunakan alat yang sederhana dan
mulai membuat perahu yang sederhana. Dalam pemahaman mengenai cara
penangkapan ikan maka dibutuhkan ilmu yang dapat menyokong pengetahuan
teknik penggunaan alat tangkap dan cara pengoperasiannya serta kapal yang dapat
menunjang keberlansungan penangkapan, yang disebut dengan Manajemen
Operasi Penangkapan Ikan.
Alat tangkap dan teknik penangkapan ikan yang digunakan nelayan
Indonesia umumnya masih bersifat tradisional, namun menurut Ayodhoa
(1981) pendapat tersebut tidak semuanya benar. Jika ditinjau dari prinsip teknik
penangkapan ikan diIndonesia terlihat telah banyak memanfaatkan tingkah laku
ikan (behaviour) untuk tujuan penangkapan ikan. Selain itu nelayan juga telah
mengetahui ada sifat-sifat ikan yang berukuran besar memangsa ikan kecil
sehingga dengan adanya ikan kecil ditempat penangkapan maka ikan-ikan besar
pun akan mendatangi ke tempat tersebut. Hal tersebut membuktikan
perkembangan peradaban manusia dapat mendorong manusia untuk semakin
kreatif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
2
Kemajuan dari fishing gears dapat ditandai dengan hal-hal berikut ini:
1. Perubahan usaha penangkapan dari sektor demi sektor ke arah usaha
penangkapan dalam jumlah banyak
2. Perubahan fishing ground ke arah yang lebih jauh dari pantai
3. Penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin.
Gillnet sering diterjemahkan sebagai jaring insang, jaring rahang, dan lain
sebagainya. Gillnet adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang, memiliki
mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar lebih pendek jika
dibandingkan dengan panjangnya. Istilah Gillnet didasarkan pada pemikiran
bahwa ikan-ikan tertangkap Gillnet terjerat di sekitar operculumnya pada mata
jaring. Jenis ikan yang umumnya tertangkap dengan Gillnet ialah jenis ikan yang
berenang pada permukaan laut (cakalang, tuna, saury, fying fish, dan lain-lain),
jenis ikan demersal (flat fish, katamba, sea bream dan lain-lain), juga jenis udang,
lobster, kepiting dan lain-lain.
Beberapa ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda dalam
menggolongkan jenis-jenis Gillnet. Menurut Arisman (1983), menjelaskan
berdasarkan cara kegiatan penangkapan Gillnet dapat dikategorikan sebagai
berikut:
1. Jaring insang hanyut
Jaring insang yang pemakaiannya dibiarkan hanyut mengikuti arus dan
salah satu ujungnya diikatkan pada perahu/kapal motor. Ikan-ikan yang
tertangkap adalah ikan pelagis (ikan-ikan yang hidup di permukaan
perairan).
3
Gambar 1. Jarring insan hanyut
2. Jaring insang tetap
Jaring insang yang dipasang tetap untuk sementara waktu yang ujung-
ujungnya menggunakan jangkar. Ikan-ikan yang tertangkap tergantung
pemasangannya, kemungkinan ikan-ikan permukaan, ikan-ikan lapisan
tengah perairan atau ikan-ikan lapisan dasar.
Gambar 2. Jaring insang tetap
4
3. Jaring insang lingkar
Jaring insang yang cara pemasangannya dengan cara melingkari kelompok
ikan permukaan yang sedang berkumpul kemudian dikejutkan sehingga
ikan-ikan tersebut terkejut dan menabrak jaring, untuk menarik perhatian
agar ikan-ikan dapat terkonsentrasi/terkumpul biasanya menggunakan
rumpon atau lampu.
Gambar 3. Jarring insang lingkar
4. Jaring klitik
Jaring insang yang dipasang pada dasar perairan menetap kira-kira lima
jam. Jaring ini biasanya dari monofilament nylon dan khusus untuk
menangkap udang.
Sementara itu, Nomura dan Yamazaki (1977), menggolongkan jenis-jenis
Gillnet berdasarkan daerah operasinya menjadi:
1. Surface Gillnet (jaring insang permukaan)
5
Misalnya: - fixed surface Gillnet
- Drift Gillnet
- midwater Gillnet
2. Bottom Gillnet (jaring insang dasar)
Misalnya: - fixed bottom Gillnet
- Trammel Net
3. Encircling Gillnet (jaring insang lingkar)
4. Sweeping Gillnet (jaring insang yang ditarik atau disapukan)
Adapun Sadhori (1985), mengelompokkan Gillnet kedalam empat
kelompok besar, yaitu:
1. Berdasarkan letak alat dalam perairan, Gillnet dikelompokkan menjadi
Gillnet permukaan (surface Gillnet), Gillnet pertengahan (midwater
Gillnet), dan Gillnet dasar (bottom Gillnet)
2. Berdasarkan kedudukan alat waktu dipasang, Gillnet dikelompokkan
menjadi Gillnet hanyut dan Gillnet tetap.
3. Berdasarkan bentuk alat waktu dioperasikan, Gillnet dikelompokkan
menjadi Gillnet melingkar (encircling Gillnet) dan Gillnet mendatar
(Drift Gillnet).
4. Berdasarkan jumlah lembaran jaring, Gillnet dikelompokkan menjadi
Gillnet rangkap (Trammel Net) dan Gillnet tunggal.
Menurut Ayodhyoa (1981) dan Nomura (1978), Gillnet dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu:
1. Surface Gillnet
2. Bottom Gillnet
6
3. Drift Gillnet
4. Encricling Gillnet atau surrounding Gillnet
Menurut Anonim ( 1975), Gillnet dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Surface Gillnet
2. Mid water Gillnet
3. Bottom Gillnet
Pemakaian Gillnet tergantung daerah penangkapannya dan jenis ikan yang
ingin di tangkap. Penamaan Gillnet pun dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan
nelayan setempat, ada yang memberi nama sesuai jenis ikan yang tertangkap,
adapula yang memberi nama sesuai dengan letak fihing ground.
Jenis-jenis ikan yang umumnya tertangkap denga Gillnet ini ialah jenis
ikan yang berenang dekat permukaan laut (cakalang, jenis-jenis tuna, saury, fying
fish, dll), jenis-jenis ikan demersal (flat fish, sea bream, katamba, dll), juga jenis-
jenis udang, lobster, kepiting, dan lain-lain.
Dengan mempertimbangkan tingkah laku ikan yang akan menjadi tujuan
penangkapan, lalu menyesuaikannya dengan dalam/dangkal dan renang ruaya
ikan-ikan tersebut. Dengan penghadangan tersebut diharapkan ikan-ikan itu akan
menerobos jaring, dan terjerat (gilled) pada mata jaring ataupun terbelit-belit
(entangled) pada tubuh jaring.
Pada umumnya, yang disebut dengan Gillnet adalah jaring yang berbentuk
persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh
jaring, lebar lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya. Dengan
perkataan lain, jumlahmesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah
mesh size padaarah panjang jaring (Ayodhyoa, 1981).
7
Pada lembaran jaring, bagian atas diletakkan pelampung (float) dan bagian
bawah diletakkan pemberat (sinker). Dengan menggunakan kedua gaya yang
berlawanan arah,yaitu bouyancy dan float yang bergerak menuju ke atas dan
singker ditambah dengan berat jaring yang bergerak menuju ke bawah, maka
jaring akan terentang.Perimbangan dua gaya inilah yang akan menentukan baik
buruknya rentangan vertikal sesuatu gill dalam air, sehubungan pula dengan gaya
dari angin, arus, gerak delombang, dan sebagainya.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan tentang Manajemen Operasi Penangkapan
Ikan di Indonesia dengan menggunakan alat tangkap Gillnet
2. Mengenal alat tangkap Gillnet serta teknik penangkapan
menggunakan Gillnet
3. Mengenal jenis ikan yang dapat di jerat dengan alat tangkap Gillnet.
C. MANFAAT
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan,
informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa/ mahasiswi dan juga mengetahui,
memahami pengertian dari alat tangkap Gillnet itu sendiri.
8
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Alat Tangkap Gillnet
Dalam bahasa Jepang Gillnet disebut dengan istilah sasi ami,
yang berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada Gillnet ialah
dengan proses bahwa ikan-ikan tersebut menusukkan diri pada jaring-ami. Di
Indonesia penamaan Gillnet ini beraneka ragam, ada yang menyebutkannya
berdasarkan jenis ikan yang tertangkap (jaring kuro, jaring udang dsbnya), ada
pula yang disertai dengan nama tempat (jaring udang Bayeman), dan lain
sebagainya. Tertangkapnya ikan ikan-ikan dengan Gillnet ialah dengan cara
bahwa ikan-ikan tersebut terjerat (gilled) pada mata jaring atupun terbelit-belit
(entangled) pada tubuh jaring.
B. Definisi Alat Tangkap
Gillnet sering diterjemahkan dengan “jaring insang”, “jaring rahang”, dan
lain sebagainya. Istilah “Gillnet” didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan
yang tertangkap “gilled-terjerat” pada sekitar operculum nya pada mata jaring.
Sedangkan “Gillnet dasar” atau “bottom Gillnet” adalah jaring insang, jaring
rahang yang cara operasinya ataupun kedudukan jaring pada fishing ground
direntangkan pada dasar laut, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi
tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan
damersal, dengan bahan jaring terbuat dari multi fibre.
9
Jaring Insang (Gillnet) adalah suatu jenis alat penangkap ikan dari bahan
jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana mata jaring dari bagian
jaring utama ukurannya sama. Jumlah mata jaring ke arah panjang / horizontal
(Mesh Length/ML) jauh lebih banyak dari pada jumlah mata jaring ke arah
vertikal atau ke arah dalam (Mesh Depth/MD). Pada bagian atasnya dilengkapi
dengan beberapa pelampung (floats) dan dibagian bawahnya dilengkapi dengan
beberapa pemberat (sinkers), sehingga dengan adanya dua gaya yang berlawanan
memungkinkan jaring insang dapat dipasang di daerah penangkapan dalam
keadaan tegak.
Dalam pengoprasian Gillnet biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring
yang digabung menjadi satu unit jaring yang panjang, dioperasikan dengan
dihanyutkan, dipasang secara menetap pada suatu perairan dengan cara
dilingkarkan atau menyapu dasar perairan. Contohnya jaring insang hanyut (Drift
Gillnet), jaring insang tetap(set Gillnet), jaring insang lingkar (encircling Gillnet),
jaring insang klitik (shrimp Gillnet),dan Trammel Net. Metode pengoperasian dari
jaring insang pada umumnya dilakukan. secara pasif, tetapi ada juga yang
dioperasikan secara semi aktif atau dioperasikan secara aktif.
Untuk jenis jaring yang dioperasikan secara pasif umumnya dilakukan
pada malam hari, baik itu dioperasikan dengan alat bantu cahaya atau tanpa alat
bantu cahaya dengan cara dipasang di perairan/daerah penangkapan yang
diperkirakan akan dilewati oleh ikan atau hewan air lainnya, kemudian dibiarkan
untuk beberapa lama supaya ikan mau memasuki mata jaring.
10
Lamanya pemasangan jaring insang di daerah penangkapan disesuaikan
dengan jenis ikan yang akan dijadikan target tangkapan atau menurut kebiasaan
nelayan yang mengoperasikannya.
Untuk jaring insang yang dioperasikan secara semi aktif atau yang
dioperasikan secara aktif, pemasangan jaring di daerah penangkapan umumnya
dilakukan pada siang hari yaitu dengan mengaktifkan jaring supaya ikan
tertangkap atau dengan kata lain tidak menunggu supaya ikan memasuki mata
jaring.
Untuk jenis jaring insang yang konstruksinya hanya terdiri dari satu
lembar, ikan yang memasuki mata jaring biasanya hanya ikan yang mempunyai
ukuran keliling belakang penutup insang (operculum girth) lebih kecil dari
keliling mata jaring dan keliling tinggi maksimum (maksimum body girth) dari
ikan lebih besar dari keliling mata jaring (mesh size).
Cara tertangkapnya ikan pada mata jaring biasanya terjerat pada bagian
belakang penutup insang (operculum) atau terjerat di antara operculum dan bagian
tinggi maksimum (maximum body) ikan.
Gambar 4. Ikan tertangkap Gillnet
11
Untuk jenis jaring insang yang konstruksinya terdiri dari dua lembar dan
tiga lembar, ikan yang memasuki mata jaring biasanya selain ikan yang
mempunyai ukuran keliling bagian belakang penutup insang lebih kecil dan
keliling tinggi maksimum lebih besar darui keliling mata jaring bagian dalam
(inner net).
Cara tertangkapnya ikan pada kedua jenis jaring ini, selain terjerat pada
bagian belakang operculum atau terjerat di antara operculum dan bagian tinggi
maksimum pada mata jaring bagian dalam, juga tertangkap secara terpuntal, maka
ikan yang tertangkap dapat dengan terjerat atau juga terpuntal pada jaring.
Target tertangkapnya ikan sebagai berikut :
a. Targer tertangkapnya ikan oleh jaring satu lembar :
- Ikan-ikan yang mempunyai bentuk streamline, seperti bentuk ikan
Cakalang (Katsuwonus pelamis), Kembung (Rasreliger spp), Sarden
(Sardinella spp) dan Ikan Salem (Onchorhynchus spp).
- Ikan-ikan yang mempunyai sifat bergerombol, baik itu bergerombol
secara agregation, school atau bergerombol secara food.
- Besar individu dari gerombolan ikan hampir merata,
- Mempunyai kecepatan/kekuatan untuk menusuk mata jaring dan
- Jenis ikan yang mempunyai model berenang (mode of swimming)
seperti model berenang subcarangiform, carangiform, thunniform dan
yang menyerupainya.
b. Target tertangkapnya ikan dengan jaring insang dua lembar dan tiga
lembar :
- Ikan-ikan yang menjadi target tertangkapnya jaring satu lembar,
12
- Ikan-ikan yang tidak mempunyai bentuk sreamline, seperti bentuk
beberapa jenis ijkan dasar, ikan lindung, kepiting, udang dan jenis
lainnya,
- Ikan yang mempunyai sifat soliter,
- Ikan yang mempunyai ukuran besar, seperti layaran, hiu, tuna dan jenis
lainnya,
- Besar individu dan gerombolan ikan tidak merata dan
- Tidak mempunyai kecepatan/kekuatan untuk memasuki dan menusuk
mata jaring seperti jenis ikan yang mempunyai model berenang (mode
of swimming) seperti model berenang angiulsform, balistiform,
gymnotiform dan rajiform dan yang menyerupainya.
Jenis jaring insang di Indonesia:
1) Jaring insang satu lembar (single Gillnet)
2) Jaring insang dua lembar (Double Gillnet atau semi Trammel Net)
3) Jaring insang tiga lembar (Trammel Net).
Gambar 5. Jenis jaring-jaring insang
13
Penamaan dari ketiga jaring ini bisa berbeda menurut daerah atau
penamaannya menurut daerah atau penamaannya disesuaikan dengan nama ikan
yang akan dijadikan target tangkapan.
C. KLASIFIKASI GILLNET
Konstruksi jaring insang ada yang terdiri dari satu lembar jaring, dua
lembar jaring, dan ada juga yang terdiri dari tiga lembar jaring. Untuk jaring
insang yang konstruksinya hanya terdiri dari satu lembar disebut dengan “Jaring
insang satu lembar (Gillnet)”, yang konstruksinya terdiri dari dua lembar disebut
dengan “Jaring insang dua lembar atau jaring insang lapis dua (Double Gillnet
atau Semi Trammel Net)” dan untuk yang konstruksinya terdiri dari tiga lembar
disebut dengan “ jaring insang tiga lembar (Trammel Net) ”. Penamaan dari ketiga
jenis jaring insang ini dapat berbeda menurut daerah, target tangkapan dan
nelayan yang mengoperasikannya.
Menurut Sudirman, (2004) berdasarkan kontruksinya, jaring insang
dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu berdasarkan jumlah lembar jaring utama
dan cara pemasangan tali ris. Klasifikasi berdasarkan jumlah lembar jaring utama
ialah sebagai berikut:
1. Jaring insang satu lembar (Single Gillnet)
Jaring insang satu lembar adalah jaring insang yang jaring utamanya
terdiri dari hanya satu jaaring, tinggi jaring ke arah dalam atau mesh depth dan ke
arah panjang atau mesh length disesuaikan dengan target tangkapan, daerah
penangkapan, dan metode pengoperasian.
14
Gambar 6. Jaring insang satu lembar (Single Gillnet)
2. Jaring insang Double lembar (Double Gillnet atau Semi Trammel Net)
Jaring insang dua lembar adalah jaring insang yang jaring utamanya terdiri
dari dua lembar jaring, ukuran mata jaring dan tinggi jaring dari masing-masing
lembar jaring, bisa sama atau berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Gambar 7. Jaring insang Double lembar (Double Gillnet atau Semi Trammel Net)
15
3. Jaring insang tiga lembar (Trammel Net)
Jaring insang tiga lembar adalah jaring insang yang jaring utamanya terdiri
dari tiga lembar jaring, yaitu dua lembar jaring bagian luar (outter net) dan satu
lembar jaring bagian dalam (inner net).
Gambar 8. Jaring insang tiga lembar (Trammel Net)
Sedangkan menurut Sadhori (1985), berdasarkan kontruksi dari cara
pemasangan tali ris, jaring insang dibagi ke dalam 4 (empat) jenis yaitu:
1. Pemasangan jaring utama bagian atas dengan tali ris atas dan jaring utama
bagian bawah dengan tali ris bawah disambungkan secara langsung.
2. Jaring utama bagian atas disambungkan secara langsung dengan tali ris atas
dan bagian jaring utama bagian bawah disambungkan melalui tali
penggantung (hanging twine) dengan tali ris bawah.
3. Pemasangan jaring utama bagian atas dengan tali ris atas disambungkan
melalui tali penggantung dan bagian bawah dari jaring utama disambungkan
secara langsung dengan tali ris bawah.
16
4. Jaring utama bagian atas dengan tali ris atas dan bagian jaring utama bagian
bawah dengan tali ris bawah disambungkan melalui tali penggantung.
Penamaan Gillnet berdasarkan cara operasi ataupun kedudukan jaring
dalam perairan maka Ayodhyoa (1981) membedakan antara:
1. Gillnet Permukaan (Surface Gillnet)
Pada salah satu ujung jaring ataupun pada kedua ujungnya diikatkan tali
jangkar, sehingga letak (posisi) jaring jadi tertentu oleh letak jangkar.
Beberapa piece digabungkan menjadi satu, dan jumlah piece harus disesuaikan
dengan keadaanfishing ground. Float line (tali pelampung, tali ris atas) akan
berada di permukaan air (sea surface). Dengan begitu arah rentangan dengan arah
arus, angin dan sebagainya akan dapat terlihat.
Gerakan turun naik dari gelombang akan menyebabkan pula gerakan turun
naik dari pelampung, kemudian gerakan ini akan ditularkan ke tubuh jaring. Jika
irama gerakan ini tidak seimbang, juga tension yang disebabkan float line juga
besar, ditambah oleh pengaruh-pengaruh lainnya. Kemungkinan akan terjadi
peristiwa the rolling up of Gillnet yaitu peristiwa dimana tubuh jaring tidak lagi
terentang lebar, jaring tidak berfungsi lagi sebagai penghalang/penjerat ikan.
Ciri-ciri Gillnet Permukaan (Surface Gillnet) adalah ada salah satu ujung
jaring ataupun pada kedua ujungnya diikatkan tali jangkar, sehingga letak jaring
menjadi tertentu oleh letak jangkar. Beberapa piece digabungkan menjadi satu,
dan jumlah piece harus disesuaikan dengan keadaan fishing ground. Float line
(tali pelampung) akan berada di permukaan air (sea surface). Dengan demikian,
arah rentangan dengan arah arus, angin dan sebagainya akan dapat terlihat.
17
Pengoperasian Gillnet Permukaan (Surface Gillnet) yaitu setelah tiba
pada fishing ground yang telah ditentukan (sebainya bukan derah pelayaran) maka
yang pertama diturunkan adalah pelampung tanda dan jangkar, selanjutnya
dilakukan penurunan jaring (setting). Setelah semua jaring telah diturunkan dan
telah terentang dengan sempurna, maka dalam jangka waktu tertentu dilakukan
penarikan jaring (hauling). Pada saat hauling, jaring diatur dengan baik seperti
semula, sehingga memudahkan untuk operasi berikutnya. Operasi penangkapan
banyak dilakukan pada malam hari, tetapi pada pagi hari penangkapan juga bisa
dilakukan. Yan penting, bagaimana warna jaring tidak terlihat oleh ikan. Oleh
sebab itu, warna jaring sering sama dengan warna perairan.
Jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan umumnya berupa jenis-
jenis ikan dasar atau jenis-jenis ikan pelagis. Misalnya: cakalang, jenis-jenis tuna,
saury, flying fish, dll
Gambar 9. Gillnet Permukaan (Surface Gillnet)
18
2. Gillnet Permukaan (Bottom Gillnet)
Pada kedua ujung jaring diikatkan jangkar, sehingga letak jaring akan
tertentu. Hal ini sering disebut set bottom Gillnet. Jaring ini direntangkan dekat
dengan dasar laut, sehingga dinamakan bottom Gillnet, berarti jenis-jenis ikan
yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun
ikan-ikan demersal. Posisi jaring dapat diperkirakan pada float
berbendera/bertanda yang diletakkan pada kedua belah pihak ujung jaring.
Pada umumnya yang menjadi fishing ground adalah daerah pantai, teluk, muara
yang mengakibatkan pula jenis ikan yang tertangkap dapat berbagai jenis,
misalnya hering, cod, flat fish, halbut, mackerel, yellow tail, sea bream, udang,
lobster dan sebagainya.
Ciri-ciri Gillnet Permukaan (Bottom Gillnet) adalah pada kedua ujung
jaringdiikatkan jangkar, sehingga letak jaring akan tertentu. Hal ini juga sering
disebut set bottom Gillnet. Karena jaring ini direntangkan dekat pada dasar laut,
maka dinamakan bottom Gillnet, berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tangkapan
ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan demersal. Posisi jaringa dapat
diperkirakan pada pelampung bendera/pertanda yang diletakkan pada kedua ujung
jaring, tetapi tidak dapat diperkirakan keadaan baik dan buruknya rentangan jaring
itu sendiri.
Pengoperasian penangkapannya sama dengan surface Gillnet (Gillnet
permukaan).Perbedaannya hanya posisi jaring dalam air. Pada umumnya yang
menjadi fishing ground adalah daerah pantai, teluk, muara yang mengakibatkan
pula jensis ikan yang tertangkap dapat menjadi berbagai jenis, misalnya herring,
cod, flat fish, halbut, mackerel, yellow tail, sea bream, dsb.
19
Gambar 10. Gillnet Permukaan (Bottom Gillnet)
3. Gillnet Pertengahan (Drift Gillnet)
Sering juga disebut dengan Drift net saja, atau ada juga yang memberi
nama lebih jelas misalnya ”salmon Drift Gillnet”, atau ”salmon Drift Trammel
Net”, dan ada pula yang menerjemahkannya ”jaring hanyut”.
Posisi jaring ini tidak ditentukan oleh adanya jangkar, tetapi bergerak
hanyut bebas mengikuti arah gerakan arus. Pada satu pihak dari ujung jaring
diletakkan tali, dan tali ini dihubungkan dengan kapal, gerakan hanyut dari kapal
sedikit banyak juga dapat mempengaruhi posisi jaring. Selain dari gaya-gaya arus,
gelombang, maka kekuatan angin juga akan mempengaruhi keadaan hanyut
jaring.
Drift Gillnet juga dapat digunakan untuk mengejar gerombolan ikan, dan
merupakan alat penangkap yang penting untuk perikanan laut bebas. Karena
posisinya tidak ditentukan oleh jangkar, maka pengaruh dari kekuatan arus
20
terhadap tubuh jaring dapat diabaikan. Gerakan jaring bersamaan dengan gerakan
arus sehingga besarnya tahanan dari jaring terhadap arus dapat diabaikan.
Ikan-ikan yang menjadi tujuan penangkapan antara lain saury, mackarel, flying
fish, skip jack, tuna, salmon, hering, dan lain-lain.
Ciri-ciri dan cara pengoperasian Gillnet jenis ini tidak jauh beda dengan
Gillnet jenis permukaan (surface Gillnet). Namun yang membedakan adalah
posisi jaring yang tidak rapat di permukaan dan tidak rapat di dasar perairan.
Posisinya melayang-layang di dalam air tetapi tetap terentang secara sempurna.
Gambar 11. Gillnet Pertengahan (Drift Gillnet)
4. Encircling Gillnet atau Surrounding Gillnet
Gerombolan ikan dilingkari dengan jaring, antara lain digunakan untuk
menghadang arah lari ikan. Supaya gerombolan ikan dapat dilingkari/ditangkap
dengan sempurna, maka bentuk jaring sewaktu operasi ada yang berbentuk
lingkaran, setengah lingkaran, bentuk huruf V atau U, bengkok-bengkok seperti
alun gerombolan dan masih banyak jenisnya lagi.
21
Ikan setelah terkurung dalam lingkaran jaring, dikejuti, sehingga ikan-ikan
akan terjerat pada mata jaring. Tinggi jaring diusahakan sesuai dengan kedalaman
perairan. Oleh sebab itu pada saat operasi keadaan pasang/surut perlulah
diperhatikan. Alat tangkap ini juga banyak digunakan oleh nelayan untuk
menangkap ikan-ikan yang hidup di perairan karang, yaitu dengan memasang alat
tangkap di sekitar atau melingkari karang.
Berdasarkan bentuk alat waktu dioperasikan
1. Gillnet melingkar (encirling Gillnet), yaitu Gillnet yang cara
pemasanggannya dengan melingkarkan jaring pada gerombolan ikan.
Setelah jaring melingkar dan mengurung gerombolan ikan, maka ikan
dikejutkan agar menabrak jaring dan tersangkut pada mata jaring.
Gambar 12. Gillnet melingkar (encirling Gillnet)
22
2. Gillnet mendatar (Drift net), Seperti yang dijelaskan diatas.
Gambar 13. Gillnet mendatar (Drift net)
Berdasarkan kedudukan alat waktu dipasang yaitu:
1. Gillnet hanyut (Drift Gillnet), yaitu jaring insang yang pemasangannya
dibiarkan hanyut mengikuti arus. Salah satu ujung tali risnya diikatkan
pada perahu/kapal
2. Gillnet tetap (set Gillnet), yaitu jaring insang yang dipasang secara
menetap untuk sementara waktu dengan menggunakan jangkar. Dalam
hal ini kadang-kadang jaring diberi jangkar atau diikatkan pada suatu
tempat yang tetap.
23
Gambar 14. Gillnet hanyut (Drift Gillnet) dan Gillnet tetap (set Gillnet)
D. Metode Penangkapan Gillnet
1. Metode penangkapan surface Gillnet (jaring insang permukaan)
a. Setelah tiba pada suatu fishing ground
Yang telah ditentukan maka yang pertama diturunkan adalah pelampung
tanda dan jangkar, selanjutnya dilakukan penurunan jaring (setting). Setelah
semua jaring telah diturunkan dan telah terentang dengan sempurna, maka dalam
jangka waktu tertentu, biasanya 2-5 jam dilakukan penarikan jaring
(hauling). Pada saat hauling, jaring diatur dengan baik sehingga memudahkan
untuk operasi berikutnya Operasi penangkapan banyak dilakukan pada malam
hari, tetapi pada pagi hari penangkapan bisa pula dilakukan, yang penting
bagaimana warna jaring tidak terlihat oleh ikan. Oleh sebab itu warna jaring
sering sama dengan warna perairan.
b. jaring ditebar melintang melawan arus
24
c. Surface Gillnet akan berada di permukaan air, sampai lapisan
pertengahan perairan.
Daerah penangkapan:
- Sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan
mengikutikeberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan
penangkapan ini. Kemudiandiperhitungkan juga jarak, dan kekuatan
kapal dalam melakukan proses penangkapan tersebut.
- Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian Gillnet adalah
perairan luas tak Berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan
bermigrasi baik untuk mancari makan ataupun untuk baerpijah
- Daerah perikanan di Indonesia yang banyak menggunakan Gillnet dalam
usaha penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua,
Minahasa Selatan,Bali, Jawa Barat dan Ambon.
Kemungkinan hasil:
Ikan-ikan pelagis kecil (c/ sarden, baby tuna, rucah, dll) tergantung ukuran
mesh size jaring itu sendiri.
2. Metode penangkapan Midwater Gillnet (jaring insang pertengahan):
Hampir sama seperti surface Gillnet, yang berbeda hanyalah posisi di
dalam lapisan perairannya. Midwater Gillnet , atau biasa disebut juga dengan
floating net inikarena posisinya yang mengapung di lapisan tengah perairan laut
yang disebabkan oleh berat jangkar dan pelampung yang disesuaikan supaya
Gillnet ini dapat terapung.
Daerah penangkapan:
25
Sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan
mengikuti keberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini.
Kemudian diperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses
penangkapan tersebut
Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian Gillnet adalah perairan
luastak berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik
untuk makan atau untuk memijah.
Kemungkinan hasil:
Ikan-ikan pelagis kecil (sarden, baby tuna, layur, dll) tergantung ukuran
meshsize jaring itu sendiri. Jenis-jenis ikan demersal atau bottom fish (flat fish,sea
bream, dan lain-lain)
3. Metode penangkapan bottom Gillnet( jaring insang dasar) :
Hampir sama seperti surface Gillnet, yang berbeda hanyalah posisi di
dalam lapisan perairannya. Bottom Gillnet ini dibuat supaya terbentang
dibawah/dasar laut. Dengan cara bobot pemberat/jangkar dibuat lebih berat
sehingga Gillnet dapat tenggelam tetapi tetap terbentang dengan adanya
pelampung dibagian atas Gillnet.
Daerah penangkapan:
- Sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan
mengikuti keberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan
penangkapan ini. Kemudian diperhitungkan juga jarak, dan kekuatan
kapal dalam melakukan proses penangkapan tersebut.
26
- Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian Gillnet adalah
perairan luas tak berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan
bermigrasi baik untuk makan atau untuk memijah
- Daerah perikanan Indonesia yang banyak menggunakan Gillnet dalam
usaha penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua,
Minahasa Selatan,Bali, Jawa Barat dan Ambon
Kemungkinan hasil:
Jenis- jenis ikan demersal atau bottom fish (flat fish, sea bream, dan lain-
lain). Jenis-jenis lobster dan lain sebagainya.
E. Cara Pengoperasian Gillnet
Sebelum operasi penangkapan di mulai, semua peralatan dan perbekalan
yang diperlukan untuk menangkap ikan dengan menggunakan Gillnet harus
dipersiapkan dengan teliti. Jaring harus disusun di atas kapal dengan memisahkan
antara pemberat dan pelampung supaya mudah menurunkannya dan tidak kusut.
Metode operasi penangkapan ikan dengan menggunakan Gillnet dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu “setting”, “immersing”, dan “hauling” (Sadhori, 1985).
1. Lama penebaran jaring “setting”
Bila kapal telah mencapai di daerah penangkapan, segera persiapan
penebaran jaring dimulai.
a. Mula–mula posisi kapal ditempatkan sedemikian rupa agar arah angin
datangnya dari tempat penurunan jaring.
b. Setelah kedudukan atau posisi kapal sesuai dengan yang dikehendaki,
jaring dapat diturunkan. Penurunan jaring dimulai dari penurunan
pelampung tanda ujung jaring atau lampu kemudian tali selambar depan,
27
lalu jaring dan yang terakhir kali selambar pada ujung akhir jaring atau
selambar belakang yang biasanya terus di ikatkan pada kapal.
c. Pada waktu penurunan jaring yang harus diperhatikan adalah arah arus
laut, karena kedudukan jaring yang paling baik adalah memotong arus
antara 450-900.
2. Lama perendaman jaring “immersing”
Gillnet didiamkan terendam dalam perairan sampai kira–kira selama 3–5
jam.
3. Lama penarikan jaring “hauling”
Setelah jaring dibiarkan di dalam perairan selama ± 3–5 jam, jaring dapat
di angkat (dinaikkan) ke atas kapal untuk diambil ikannya. Urutan penarikan
jaring ini merupakan kebalikan dari urutan penebaran jaring, yaitu dimulai dari
tali selambar belakang, baru jaring, tali selambar muka, dan terakhir pelampung
tanda. Penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap Gillnet umumnya
dilakukan pada waktu malam hari (Waluyo, 1972).
Spesies ikan sasaran dari alat tangkap Gillnet adalah tetengkek
(Megalacpis cordyla), ikan terbang (Cypselurus sp), ikan belanak (Mugil sp), ikan
kuro (Polynemussp), ikan alu–alu (Sphyraena sp), ikan tenggiri (Scromberomorus
commersoni), dan lain-lain.
Teknik operasi Gillnet adalah sebagai berikut:
1. Setting
Pada saat melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian
dilakukan pemasangan jaring bottom Gillnet oleh Anak Buah Kapal ( ABK).
Jaring bottom Gillnet dipasang tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya akan
28
dapat menghadang gerombolan ikan yang sebelumnya telah dipasangi rumpon,
dan gerombolan ikan pada tertarik lalu mengumpul disekitar rumpon maupun
light fishing dan akhirnya tertagkapkarena terjerat bagian operculum (penutup
insang) atau dengan caraterpuntal.
2. Holling
Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul dirasa sudah
cukup banyak, maka dilkukan holling dengan menarik jaring botol Gillnet dari
dasar perairan kepermukaan (jaring di tarik keatas kapal). Setelah semua hasil
tangkap dan jaring ditarik ke atas kemudian baru dilakukan kegiatan penyortiran.
3. Persiapan
Alat Sebelum operasi dimulai semua peralatan dan perbekalan harus
dipersiapkandengan teliti. Jaring harus disusun di atas kapal dengan memisahkan
antara pemberat dan pelampung supaya mudah menurunkannya dan tidak kusut.
Penyusunan Gillnet diatas kapal penangkpan ikan disesuaikan dengan susunan
peralatandi atas kapal atau tipe kapal yang dipergunakan. Sehingga dengan
demikian Gillnetdapat disusun di atas kapal pada :
a. buritan kapal
b.samping kiri kapal
c. samping kanan kapal
4. Waktu Penangkapan
Penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap Gillnet umumnya
dilakukan pada waktu malam hari terutama pada saat gelap bulan. Dalam satu
malam bila bulan gelap penuh operasi penangkapan aatau penurunan alat dapat
29
dilakukan sampai dua kali karena dalam sekali penurunan alat, Gillnet didiamkan
terpasang dalam perairan sampai kira-kira selam 3-5 jam.
4. Daerah Penangkapan (Fishing Ground)
Setelah semua peralatan tersusun rapi maka kapal dapat dilayarkan menuju
kedaerah penangkapan (fishing ground). Syarat-syarat daerah penangkapan yang
baik untuk penangkapan ikan dengan menggunakan Gillnet adalah :
 bukan daerah alur pelayaran umum dan
 arus arahnya beraturan dan paling kuat sekitar 4 knots
 dasar perairan tidak berkarang
5. Penurunan Alat
Bila kapal telah sampai di daerah penangkapan, segera persiapan alat
dimulai.
 mula-mula posisi kapal ditempatkan sedemikian rupa agar arah
angin datangnyadari tempat penurunan alat
 setelah kedudukan/ posisi kapal sesuai dengan yang dikehendaki,
jaring dapatditurunkan. Penurunan jaring dimulai dari penurunan
jangkar, pelampung tandaujung jaring atau lampu, kemudian tali
slambar depan, lalu jaring, tali slambar pada ujung akhir jaring atau
tali slambar belakang, dan terakhir pelampungtanda.
 pada saat penurunan jaring, yang harus diperhatikan adalah arah arus
laut. Karena kedudukan jaring yang paling baik adalah memotong
arus antara 45-90.
30
6. Penarikan Alat dan Pengambilan Ikan
Setelah jaring dibiarkan di dalam perairan sekitar 3-5 jam, jaring dapat
diangkat (dinaikkan) ke atas kapal untuk diambil ikannya. Bila hasil penangkapan
baik, jaring dapat didiamkan selama kira-kira 3 jam sedangkan bila hasil
penangkapan sangat kuran jaring dapat lebih lama didiamkan di dalam perairan
yaitu sekitar 5 jam. Bila lebih lama dari 5 jam akan mengakibatkan ikan-ikan
yangtertangkap sudah mulai membusuk atau kadang-kadang dimakan oleh ikan
yang lebih besar. Urutan pengangkatan alat ini adalah merupakan kebalikan dari
urutan penurunan alatyaitu dimulai dari pelampung tanda, tali selambar belakang,
baru jaring, tali slambar muka dan terakhir pelampung tanda.Apabila ada ikan
yang tertangkap, lepaskan ikan tersebut dari jaring dengan hati-hatiagar ikan tidak
sampai terluka. Untuk hal tersebut bila perlu dengan cara memotong satu atau dua
kaki (bar) pada mata jarring agar ikan dilepas tidak sampai luka/rusak. Ikan-
ikan yang sudah terlepas dari jaring segera dicuci dengan air laut yang bersih
danlangsung dapat disimpan ke dalam palka, dengan dicampur pecahan es atau
garam secukupnya agar ikan tidak lekas membusuk.
F. KONSTRUKSI ALAT TANGKAP ( BOTTOM GILLNET )
1. Konstruksi Umum
Pada umumnya yang disebutkan dengan Gillnet dasar ialah jaring dengan
bentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya
pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan dengan
panjangnya, dengan perkataan lain, jumlah mesh depth lebih sedikit jika
dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring.
31
Pada lembaran-lembaran jaring, pada bagian atas dilekatkan pelampung
(float) dan pada bagian bawah dilekatkan peemberat (sinker). Dengan
menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari float yang
bergerak menuju keatas dan sinking force dari sinker ditambah dengan berat
jaring didalam air yang bergerak menuju kebawah, maka jaring akan terentang.
Ayodhyoa (1974) menyatakan bahwa pada konstruksi umum, yang
disebutkan dengan Gillnet ialah jaring yang berbentuk persegi panjang yang
mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring
lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya, dengan kata lain, jumlah
mezh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mezh size pada arah
panjang jaring. Pada lembaran-lembaran jaring, pada bagian atas dilekatkan
pelampung (float) dan pada bagian bawah diletakkan pemberat (sinker). Dengan
menggunakan gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari float yang
bergerak menuju ke atas dan sinking force dari sinker ditambah dengan berat
jaring di dalam air yang bergerak menuju ke bawah, maka jaring akan terlentang.
Detail konstruksi, kedua ujung jaring diikatkan pemberat. Posisi jaring dapat
diperkirakan pada float berbendera atau bertanda yang dilekatkan pada kedua
belah pihak ujung jaring. Karakteristik Gillnet berbentuk empat persegi panjang
yang dilengkapi dengan pelampung yang terbuat dari plastik, pemberat pemberat
yang terbuat dari timah, tali ris atas dan tali ris bawah yang bahannya terbuat dari
plastik. Besarnya mata jaring bervariasi tergantung sasaran yang akan ditangkap
baik udang maupun ikan.
Jaring insang pada umumnya berbentuk empat persegi panjang. Ukuran
mata jaring (mesh size) seluruh bagian jaring adalah sama. Ukuran mata jaring
32
yang digunakan disesuaikan dengan jenis dan ukuran ikan yang menjadi target
tangkapan.
Konstruksi jaring insang terdiri dari:
1) Badan jaring (webbing).
2) Tali ris atas.
3) Tali ris bawah.
4) Pelampung.
5) Pemberat.
6) Tali slambar (tali penghubung antar pis.
Jaring insang termasuk kelompok alat penangkap yang selektif, ukuran
minimum ikan yang menjadi target tangkapan dapat diatur dengan cara mengatur
ukuran mata jaring yang digunakan. Ikan-ikan yang menabrak jaring. Ukurannya
mata jaring dan bukaannya sangat ditentukan oleh ikan yang menjadi tujuan
penanangkapan.
Ikan yang akan dijerat pada overculumnya adalah ikan yang memiliki
bentuk dan ukuran yang sama. Ikan dijerat dengan mengggunakan mata jaring
yang dibuat terbuka. Terbukanya mata jaring ditentukan oleh bentuk dan ukuran
potongan melintang di bagian overculum spesies tujuan penangkapan. Bagaimana
potongan melintang ikan dan mata jaringnya perhatikan gambar 2. Gambar 2
adalah cara mengukur bagian insang ikan dengan menggunakan benang jaring dan
hasil pengukuran. Panjang tali tersebut adalah ukuran mata jaring dibagi dua atau
setengan panjang tali Adalah ukuran mata jaring.
33
Gambar 15. Jaring Insang
Secara umum bentuk potongan melintang ikan terbagi menjadi tiga, yaitu
bentuk bulat, bentuk pipih vertikal dan bentuk pipih horisontal. Sebagai patokan
pertama adalah ikan yang berpotongan melintang bulat (gambar 3 B), maka
bentuk bukaan mata jaringnya mirip belah ketupat. Demikian pula untuk potongan
melintang ikan pada gambar 3 A, B dan C dapat menggambarkan bagaimana
besranya bukaan mata jaring insang.
Bentuk segiempat pada gambar 3.A adalah bentuk bukaan mata jaring
untuk menjerat ikan yang berbentuk melebar, seperti ikan sebelah dan cucut.
Segiempat pada gambar 3.A adalah bentuk bukaan mata jaring yang digunakan
untuk menangkap ikan yang berbentuk bulat seperti ikan tongkol atau cakalang.
34
Sedangkan segiempat pada gambar 3.C adalah bentuk bukaan mata jaring yang
digunakan untuk mennagkan ikan berbentuk pipih seperti ikan tenggiri atau kwee.
Gambar 16. Bentuk potongan tubuh ikan
Ukuran mata jaring adalah sama dengan panjang tali hasil pengukuran
Gambar 17. Mengukur Mata Jaring
2. Detail Konstruksi
Pada kedua ujung jaring diikatkan jangkar, yang dengan demikian letak
jaring akan telah tertentu. Karena jaring ini direntang pada dasar laut, maka
dinamakan bottom Gillnet, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi
tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan
damersal. Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera atau bertanda
35
yang dilekatkan pada kedua belah pihak ujung jaring, tetapi tidaklah dapat
diketahui keadaan baik buruknya rentangan jaring itu sendiri.
3. Karakteristik
 Set bottom Gillnet direntang pada dasar laut, sehingga yang menjadi
tujuan penangkapan adalah ikan-ikan damersal.
 Bottom Gillnet berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan
pelampung, pemberat, ris atas dan ris bawah serta dilengkapi dengan
jangkar.
 Besarnya mata jaring bervariasi tergantung sasaran yang akan ditangkap
baik udang maupun ikan.
 Jaring Gillnet direntangkan pada float berbendera yang diletakkan pada
kedua belah pihak ujung jaring tetapi tidak dapat diketahui keadaan baik
buruknya rentangan itu sendiri.
3. Bahan Dan Spesifikasinya
Pengenalan bahan jaring sintetis dengan mutu yang tinggi telah
merangsang perkembangan pemakaian alat ini. Hal ini disebabkan efisiensi
penangkapan yang jauh lebih baik yakni 2-13 kali lebih tinggi pada PA
monofillament yang transparant (jernih) dibanding dengan bahan serat alami
(kapas, rami, rami halus).
a. Persyaratan
Persyaratan efisiensi penangkapan yang baik memerlukan rendahnya daya
rangsang alat untuk organ penglihatan atau organ lateral line sebelum ikan terkait
atau terjerat dalam jaring Gillnet harus disesuaikan dengan kebiasaan hidup ikan
melebihi trawl dan purse seine.
36
Bahan dari Gillnet harus mempunyai daya tampak sekecil mungkin dalam
air, terutama sekali untuk penangkapan di siang hari pada air jernih. Serat jaring
juga harus sehalus dan selunak mungkin untuk mengurangi daya penginderaan
dengan organ side line. Serat jaring yang lebih tipis juga kurang terlihat.
Sebaliknya bahan harus cukup kuat untuk menahan rontaan ikan yaang tertangkap
dan dalam upayanya untuk membebaskan diri. Lebih lanjut diperlukan kemuluran
dan elastisitas yang tepat untuk menahan ikan yang terjerat atau terpuntal sewaktu
alat dalam air atau sewaktu penarikan keatas kapal tetapi tidak menyulitkan
sewaktu ikan itu diambil dari jaring. Bahan yang daya mulurnya tinggi untuk
beban kecil tidak sesuai untuk gull net karena ukuran ikan yang terjerat pada
insang tergantung pada ukuran mata jaring. Jaring perlu memiliki kekuatan simpul
yang stabil dan ukuran mata jaring tidak boleh dipengaruhi air.
b. Macam dan ukuran benang
Jaring insang pada umumnya terbuat dari bahan Polyamide mono-filamen
atau dikenaldjuga dengan nama benang senar. Benang jaring ini paling banyak
digunakan sebagai bahan pembuat jaring. Benang ini berbentuk bulat, licin dan
transparan. Diperlukan benang yang licin dan berbentuk bulat agar ikan mudah
terpeleset masuk ke dalam mata jaring, dan elastis agar benang dengan sendirinya
akan menjerat ikan.
PA continous filament adalah bahan yang paling lunak dari semua bahan
sintetis dalam kondisi basah, warna putih mengkilat yang alami adalah jauh lebih
terlihat dalam air jernih. Warna hijau, biru, abu-abu dan kecoklatan merupakan
warna-warna yang nampak digunakan paling umum pada perikanan komersial.
37
Sebab banyaknya macam dari Gillnet sesuai dengan ukuran, ukuran mata
jaring, jenis ikan, pola operasi, kondisi penangkapan, dll tidak mungkin memberi
rekomendasi yang menyeluruh untuk seleksi bahan jaring. Semua nilai R tex
adalah nominal dan berkenaan dengan netting yarn yang belum diselup dan belum
diolah.
Gambar 18. Benang Jaring Insang
c. Warna Jaring
Warna jaring yang dimaksudkan disini adalah terutama dari webbing.
Warna float, ropes, sinkers dan lain-lain diabaikan, mengingat bahwa bagian
terbesar dari Gillnet adalah webbing. Pada synthetic fibres, net preservation dalam
bentuk pencelupan telah tidak diperlukan, kemudian pula warna dari twine dapat
dibuat sekehendak hati, yang dengan demikian kemungkinan mengusahakan
warna jaring untuk memperbesar fishing ability ataupun catch akan dapat lebih
diusahakan. Dengan perkataan lain, warna jaring yang sesuai untuk tujuan
menangkap jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan dapat diusahakan. Warna jaring
dalam air akan dipengaruhi oleh faktor-faktor depth dari perairan, transparancy,
sinar matahari, sinar bulan dan lain-lain faktor, dan pula sesuatu warna akan
38
mempunyai perbedaan derajat “terlihat” oleh ikan –ikan yang berbeda-beda.
Karena tertangkapnya ikan-ikan pada Gillnet ini ialah dengan cara gilled dan
entangled, yang kedua-duanya ini barulah akan terjadi jika ikan tersebut
menubruk atau menerobos jaring, maka hendaklah diusahakan bahwa efek jaring
sebagai penghadang, sekecil mungkin.
d. Pelampung
Pelampung buatan pabrik (gambar 5) umunya mahal, sehingga nelayan
banyak mennggunakan pelampiung alternatif seperti dari karet sendal jepit. Karet
ini mudah didapat dari sisa pabrik pembuatan sandal jepit. Kadang juga diperoleh
dari para pemulung barang bekas.
Pelampung utama menggunakan botol plastik bekas akua, atau
menggunakan stereoform bekas yang dibungks denga lembaran jaring.
Gambar 19. Bentuk-bentuk Pelampung Buatan Pabrik
39
Gambar 20. Pelampung Utama
Gambar 21. Pelampung dari Kayu
e. Pemberat
Bahan pemberat jaring insang umumnya menggunakan timah hitam.
Timah yang dibentuk dengan cara dicor. Pemberat umumnya memiliki lubang di
tengahnya (arah mendatar). Bahkan ada juga yang menggunakan batu kecil bulat
yang dibungkus dengan jaring.
40
f. Webbing
Istilah yang umum digunakan untuk badan jaring adalah webbing.
Umumnya jika benang jaring yang dibuat oleh pabrik Indonesia menggunakan
nomor benang(60 s/d 2000) atau 210/d/6 maka panjang weebing adalah ± 90
meter atau 100 yard. Jumlah kedalaman mata jaring adalah 70 mata.
Gambar 22. Jaring insang dengan pelampung bekas sandal jepit
4. Bagian-Bagian Jaring
a. Badan Jaring
Bagian utama jaring insang
Gambar 23. Mengukur jumlah mata jaring
41
b. Tali Ris Atas dan Bawah
Tali ris atas merupakan komponen pembentuk jaring dan sekaligus
pengatur bukaan mata jaring. Pada ris atas inilah dipasangkan pelampung dan
jaring. Diantara jaring umumnya menggunakan srampad (selvedge) yang
berfungsi sebagai peredam beban tegangan dari dua tali ris yang berukuran besar
dan kuat yang harus diterima oleh benang jaring jauh lebih kecil dan lemah.
Namun demikian, para anelayan kurang memperhatikan hal ini, sehingga webbing
langsung dipasangkan pada ris.
Tali ris atas sering juga disebut sebagai tali pelampung adalah tali yang
terdapat pada bagian atas jaring insang. Tali ris atas terdiri dari dua utas tali. Satu
utas tali untuk tempat memasang pelampung dan disebut dengan tali ris utama.
Tali yang kedua digunakan untuk memasang (menggantungkan) badan jaring
insang. Kedua tali ris atas biasanya berukuran sama tetapi berbeda arah
pintalannya yaitu pintal kanan dan pintal kiri. Lihat gambar di bawah kedua tali
memiliki arah pintalan yang berbeda. Gunanya adalah agar saat tali ditarik tidak
melintir, sehingga jaring ikut pula terpintal.
Pemasangan pelampung dipasang pada jarak yang sama sepanjang ris atas,
sama juga dengan pemsangan pemberat pada ris bawah. Tujuannya adalah daya
apung dan daya tenggelam merata pada seluruh badan jaring insang. Atau dengan
kata lain, bukaan mata jaring akan sama disemua tempat di seluruh permukaan
webbing.
Ukuran maupun konstruksi ris bawah maupun bahan tali ris bawah sama
halnya dengan ris atas. Juga terdiri dari dua utas tali yang diikat menjadi satu
sehingga berperan menjadi satu tali ris bawah. Satu diantara tali ris bawah
42
digunakan untuk memasang pemberat dan yang lainnya sebagai tumpuan
webbing.
Gambar 24. Ris bawah dan pemberat
c. Tali Pelampung Utama dan Jangkar
Tali pelampung utama sangat berguna jika akan mengoperasikan jaring
insang di lapisan perairan pertengahan atau di lapisan dasar (perhatikan gambar di
bawah)
Gambar 25. Tali jangkar yang diperlukan pada jaring insang permukaan tetap
43
Gambar 26. Tali pelampung utama dan tali jangkar yang dipasang pada Gillnet
yang dipasang pada jaring insang yang diharapkan
Gambar 27. Tali pelampung utama pada jarig insang dasar
44
d. Tali Selambar
Tali slambar terdiri dari tiga jenis. Jenis yang pertama adalah tali yang
menghubungkan antara jaring insang yang terpasang di air dengan kapal. Jenis
yang kedua adalah yang menghubungan natara satu pis jaring insang dengan pis
lainnya. Sedangkan jenis yang ketiga adalah yang dipasangkan di ujung terakhir
jaring insang yang dipasangi pelampung utama dan lampu (jika dioperasikan
malam hari).
Gambar 28. Tali Selambar
5. Disain Jaring Insang
Disain atau gambar rancangan jaring insang suatu gambar atau pola dan
uraian rinci suatu alat penangkap ikan (perhatikan gambar di bawah), yang
memuat:
45
1) Jenis dan ukuran webbing yang digunakan
2) Jumlah mata jaring ke bawah.
3) Panjang tali ris atas.
4) Panjang tali ris bawah.
5) Ukuran dan jenis tali serta bahan jaring yang digunakan.
6) Jenis dan jumlah pelampung.
7) Jenis dan jumlah pemberat serta perlengkapan lainnya.
Gambar 29. Disain Jaring Insang
46
G. Prospektif Alat Tangkap
Prospektif Gillnet dasar atau bottom Gillnet di Indonesia sangat baik, hal
ini dikarenakan secara kuantitatif, jumlahnya cukup besar di Indonesia. Hal-hal
yang mempengaruhi besarnya bottom Gillnet secara kuantitatif di Indonesia :
· Bahan dasar (material) pembuatan bottom Gillnet mudah diperoleh
· Proses pembuatan bottom Gillnet mudah
· Harganya relatif murah
· Fishing method dari bottom Gillnet mudah
· Biaya relatif murah sehingga dapat dimilliki oleh siapa saja.
H. Operasi Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Gillnet/ Jaring
Insang
1. Persiapan Alat
Sebelum operasi dimulai semua peralatan dan perbekalan harus
dipersiapkan dengan teliti. Jaring harus disusun di atas kapal dengan memisahkan
antara pemberat dan pelampung supaya mudah menurunkannya dan tidak kusut.
Penyusunan Gillnet d atas kapal penangkpan ikan disesuaikan dengan susunan
peralatan di atas kapal atau tipe kapal yang dipergunakan. Sehingga dengan
demikian Gillnet dapat disusun di atas kapal pada :
a. buritan kapal
b.samping kiri kapal
c. samping kanan kapal
2. Waktu Penangkapan
47
Penangkapan ikan denan menggunakan alat tangkap Gillnet umumnya
dilakukan pada waktu malam hari terutama pada saat gelap bulan. Dalam satu
malam bila bulan elap penuh operasi penangkapan aatau penurunan alat dapat
dilakukan sampai dua kali karena dalam sekali penurunan alat, Gillnet didiamkan
terpasang dalam perairan sampai kira-kira selam 3-5 jam.
3. Daerah Penangkapan (Fishing Ground)
Setelah semua peralatan tersusun rapi maka kapal dapat dilayarkan menuju ke
daerah penangkapan (fishing ground). Syarat-syarat daerah penangkapan yang
baik untuk penangkapan ikan dengan menggunakan Gillnet adalah :
 bukan daerah alur pelayaran umum dan
 arus arahnya beraturan dan paling kuat sekitar 4 knots
 dasar perairan tidak berkarang
4. Penurunan Alat
Bila kapal telah sampai di daerah penangkapan, segera persiapan alat dimulai.
1) mula-mula posisi kapal ditempatkan sedemikian rupa agar arah angin
datangnya dari tempat penurunan alat
2) setelah kedudukan/ posisi kapal sesuai dengan yang dikehendaki, jaring
dapat diturunkan. Penurunan jaring dimulai dari penurunan jangkar,
pelampung tanda ujung jaring atau lampu, kemudian tali slambar depan,
lalu jaring, tali slambar pada ujung akhir jaring atau tali slambar belakang,
dan terakhir pelampung tanda.
3) pada saat penurunan jaring, yang harus diperhatikan adalah arah arus laut.
Karena kedudukan jaring yang paling baik adalah memotong arus antara
450-900
48
5. Penarikan Alat dan Pengambilan Ikan
Setelah jaring dibiarkan di dalam perairan sekitar 3-5 jam, jaring dapat
diangkat (dinaikkan) ke atas kapal untuk diambil ikannya. Bila hasil penangkapan
baik, jarin dapat didiamkan selama kira-kira 3 jam sedangkan bila hasil
penangkapan sangat kuran jaring dapat lebih lama didiamkan di dalam perairan
yaitu sekitar 5 jam. Bila lebih lama dari 5 jam akan mengakibatkan iakan-ikan
yang tertangkap sudah mulai membusuk atau kadang-kadang dimakan oleh ikan
lain yang lebih besar.
Urutan pengangkatan alat ini adalah merupakan kebalikan dari urutan
penurunan alat yaitu dimulai dari pelampung tanda, tali selambar belakang, baru
jaring, tali slambar muka dan terakhir pelampung tanda. Apabila ada ikan yang
tertangkap, lepaskan ikan tersebut dari jaring dengan hati-hati agar ikan tidak
sampai terluka. Untuk hal tersebut bila perlu dengan cara memotong satu atau dua
kaki (bar) pada mata jaring agar ikan dilepas tidak sampai luka/ rusak.
Ikan-ikan yang sudah terlepas dari jaring segera dicuci dengan air laut
yang bersih dan langsung dapat disimpan ke dalam palka, dengan dicampur
peahan es atau garam secukupnya agar iakn tidak lekas membusuk.
I. Hasil Tangkapan
Karena jaring ini direntang pada dasar laut, yang demikian berarti jenis-
jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish)
ataupun ikan-ikan damersal. Jenis-jenis ikan seperti cucut, tuna, yang mempunyai
tubuh sangat besar sehingga tak mungkin terjerat pada mata jaring ataupun ikan-
ikan seperti flat fish yang mempunyai tubuh gepeng lebar, yang bentuk tubuhnya
49
sukar terjerat pada mata jaring, ikan-ikan seperti ini akan tertangkap dengan cara
terbelit-belit (entangled). Jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis, misalnya
herring, cod, halibut, mackerel, yellow tail, sea bream, tongkol, cakalang, kwe,
layar, selar, dan lain sebagainya. Jenis-jenis udang, lobster juga menjadi tujuan
penangkapan jaring ini.
Hal–hal yang mempengaruhi keberhasilan penangkapan
1. Faktor Luar
a. Keadaan Musim (cuaca)
Karena fishing ground atau daerah penangkapan merupakan daerah teluk,
sehingga baik buruknya musim atau cuaca akan mempengaruhi keberhasilan suatu
penangkapan.
b. Keberadaan Resources (sumber daya ikan)
Makin banyak jumlah unit dari suatu alat tangkap, maka akan tejadi over
fishing sehingga keberadaan resources akan terancam. Hal ini akan mengurangi
jumlah penagkapan di suatu daerah penangkapan. Untuk mengatasinya maka
dilakukan pembatasan ukuran mesh size Gillnet itu sendiri.
c. Teknik Penangkapan
Apabila salah dalam pengoperasian alat tangkap maka akan didapatkan
hasil tangkapan (catch) yang minimum.
d. Market (Pemasaran)
Pemasaran atau market ke daerah konsumsi atau tujuan juga
mempengaruhi keberhasilan suatu penangkapan.
2. Faktor Dalam
a. Bahan Jaring
50
Supaya ikan mudah dapat terjerat pada mata jaring, maka bahan jaring
harus dibuat sebaik mungkin. Bahan atau twine yang paling banyak digunakan
adalah yang terbuat dari syntetis. Twine yang dipergunakan hendaklah “lembut
tidak kaku, pliancy, suppleness”. Dengan demikian maka twine yang digunakan
adalah cotton, hennep, linen, amylan, nylon, kremona, dan lain-lain sebagainya,
dimana twine ini mempunyai fibres
yang lembut. Bahan-bahan dari manila hennep, sisal, jerami dan lain-lain
yang fibres-nya keras tidak digunakan. Untuk mendapatkan twine yang lembut,
ditempuh cara yang antara lain dengan memperkecil diameter twine ataupun
jumlah pilin per-satuan panjang dikurangi, ataupun bahan-bahan celup pemberi
warna ditiadakan.
b. Ketegangan rentangan tubuh jaring
Yang dimaksud rentangan disini ialah baik rentangan ke arah lebar
demikian pula rentangan ke arah panjang. Ketegangan rentangan ini, akan
mengakibatkan terjadinya tension baik pada float line ataupun pada tubuh jaring.
Dengan perkataan lain, jika jaring direntang terlalu tegang maka ikan akan sukar
terjerat, dan ikan yang telah terjeratpun akan mudah lepas. Ketegangan rentangan
tubuh jaring akan ditentukan terutama oleh bouyancy dari float, berat tubuh
jaring, tali temali, sinking force dari sinker dan juga shortening yang digunakan.
c. Shortening atau shrinkage
Supaya ikan-ikan mudah terjerat (gilled) pada mata jaring dan juga supaya
ikan-ikan tersebut setelah sekali terjerat pada jaring tidak akan mudah terlepas,
maka pada jaring perlulah diberikan shortening yang cukup.
d. Tinggi Jaring
51
Yang dimaksud dengan istilah tinggi jaring disini ialah jarak antara float
line ke sinker line pada saat jaring tersebut terpasang di perairan. Jenis jaring yang
tertangkapnya ikan secara gilled, lebih lebar jika dibandingkan dengan jaring yang
tertangkapnya ikan secara entangled. Hal ini tergantung pada swimming layer dari
pada jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
e. Mesh size
Dari percobaan-percobaan terdapat kecenderungan bahwa sesuatu mesh size
mempunyai sifat untuk menjerat ikan hanya pada ikan-ikan yang besarnya tertentu
batas-batasnya. Dengan perkataan lain, Gillnet akan bersikap selektif terhadap
besar ukuran dari catch yang diperoleh. Oleh sebab itu untuk mendapatkan catch
yang besar jumlahnya pada pada suatu fishing ground, hendaklah mesh size
disesuaikan besarnya dengan besar badan ikan yang jumlahnya terbanyak pada
fishing ground tersebut.
I. Alat Bantu Penangkapan
Alat bantu penangkapan merupakan faktor penting untuk mengumpulkan
ikan pada suatu tempat yang kemudian dilakukan operasi penangkapan. Alat
bantu yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan dengan menggunakan
bottom Gillnet adalah :
1. Lampu/Light Fishing
Kegunaan lampu untuk alat penangkapan adalah untuk mengumpulkan
kawanan ikan kemudian melakukan operasi penangkapan dengan menggunakan
Gillnet. Jenis-jenis lampu yang digunakan bermacam-macam antara lain :
- Ancor/obor
52
- Lampu petromak/starmking
- Lampu listrik ( penggunaannya masih terbetas)
Gambar 30. Lampu ancor/obor
Faktor yang paling berpengaruh dalam penggunaan lampu adalah kekuatan
cahaya lampu yang digunakan, selain itu juga ada beberapa faktor lain :
· Kecerahan : Jika kecerahan kecil, berarti banyak partikel-partikel dalam
air maka pembiasan cahaya terserap dan akhirnya tidak menarik perhatian dari
ikan yang ada disekitarnya. Jadi kecerahan menentukan kekuatan lampu.
· Gelombang, angin, arus : Akan mempengaruhi kedudukan lampu.
Adanya faktor-fakttor itu menyebabkan kondisi sinar yang semula lurus menjadi
bengkok.
· Sinar bulan : Pada waktu bulan purnama sukar sekali mengadakan
penangkapan menggunakan lampu karena cahaya terbagi rata, sadangkan
penangkapan menggunakan lampu diperlukan keadaan gelap agar cahaya lampu
terbias sempurna dalam air.
53
2. Payaos (rumpon laut/rebo)
Payaos merupakan rumpon laut dalam yang berperan dalam pengumpulan
ikan pada tempat tertentu dan dilakukan operasi penangkapan. Payaos
pelampungnya terdiri dari 60-100 batang bambu yang disusun dan diikat menjadi
satu sehingga membentuk rakit (raft), selain dari bambu pelampung juga terbuat
dari alumunium. Tali pemberat (tali yang menghubungkan antara pelampung dan
pemberat) mencapai 1000-1500 m, terbuat dari puntalan rotan, bahan syntetik
seperti polyethylene, nylon, polyester, polypropylene. Sedangkan pemberat
berkisar 1000-3500 kg yang terbuat dari batu dimasukkan dalam keranjang rotan
dan cor-coran semen. Dan untuk rumbai-rumbainya digunakan daun nyiur dan
bekas tali polyethylene dan ban bekas.
Gambar 31. Payaos (rumpon laut/rebo)
54
Gambar desain Gillnet
Keterangan:
1. Ukuran mesh size : 4,32 cm 11. Panjang tali ris bawah : 1030 cm
2. Hanging ratio : 0,59 12. Diameter tali ris bawah : 2 cm
3. Panjang tali ris atas : 1030 cm 13. Panjang pelampung : 5,26 cm
4. Diameter tali ris atas : 2 cm 14. Panjang pemberat : 2,18 cm
5. Bahan pelampung : PVC
6. Panjang pelampung : 5,26 cm
7. Diameter pelampung : 3,776 cm
8. Bahan pemberat : Pb
9. Panjang pemberat : 2,18 cm
10. Diameter pemberat : 1 cm
55
Gambar konstruksi Gillnet
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Keterangan:
1. Bendera 7. Mata jaring 13. Tali selambar
2. Pelampung besar 8. Serampat bawah
3. Pelampung kecil 9. Tali ris bawah
4. Tali pelampung 10. Tali pemberat
5. Tali ris atas 11. Pemberat
6. Serampat atas 12. Jangkar
56
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gillnet merupakan salah satu jenis alat untuk menangkap ikan dari bahan
jarring yang bentuknya empat persegi panjang dimana mata jaring (mesh) dari
bagian jaring utamaukurannya sama, biasa disebut dengan jarring insang. Alat ini
dapat dioperasikan didaerah daerah teluk, pantai-pantai, dan muara, karena daerah
tersebut adalah. fishing ground yang umum dan jaring ini disesuai untuk area
fishing ground yang sempit. Pemakaian Gillnet tergantung daerah
penangkapannya dan jenis ikan yang ingin ditangkap. Penamaan Gillnet pun
dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan nelayan setempat, ada yang memberi nama
sesuai jenis ikan yang tertangkap, adapula yang memberi nama sesuai dengan
letak fihing ground.
Pengertian dari jaring insang adalah salah satu dari jenis alat penangkap
ikan dari bahan jaring monofilamen atau multifilamen yang dibentuk menjadi
empat persegi panjang, pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa
pelampung (floats) dan pada bagian bawahnya dilengkapi dengan beberapa
pemberat (singkers) sehingga dengan adanya dua gaya yang berlawanan
memungkinkan jaring insang dapat dipasang di daerah penangkapan dalam
keadaan tegak menghadang biota perairan. Jumlah mata jaring ke arah horisontal
atau ke arah Mesh length (ML) jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
mata jaring ke arah vertikal atau ke arah Mesh depth (MD).
57
Konstruksi jaring insang ada yang terdiri dari satu lembar jaring, dua
lembar jaring, dan ada juga yang terdiri dari tiga lembar jaring. Untuk jaring
insang yang konstruksinya hanya terdiri dari satu lembar disebut dengan “Jaring
insang satu lembar (Gill net)”, yang konstruksinya terdiri dari dua lembar disebut
dengan “Jaring insang dua lembar atau jaring insang lapis dua (Double gill net
atau Semi trammel net)” dan untuk yang konstruksinya terdiri dari tiga lembar
disebut dengan “ jaring insang tiga lembar (Trammel net) ”. Penamaan dari ketiga
jenis jaring insang ini dapat berbeda menurut daerah, target tangkapan dan
nelayan yang mengoperasikannya.
Metode pengoperasian dari jaring insang biasanya dilakukan secara pasif
meskipun ada juga yang dilakukan secara semi aktif atau dioperasikan secara
aktif. Untuk yang pasif biasanya dioperasikan pada malam hari baik itu
dioperasikan dengan memakai alat bantu cahaya (light fishing) atau tanpa
memakai alat bantu cahaya.
Pemasangan jaring insang biasanya dilakukan di daerah penangkapan yang
diperkirakan akan dilewati oleh biota perairan yang menjadi terget tangkapan,
kemudian dibiarkan beberapa lama supaya biota perairan memasuki atau terpuntal
pada mata jaring. Lamanya perendaman jaring insang di daerah penangkapan
akan berbeda menurut target tangkapan atau menurut kebiasaan nelayan yang
mengoperasikannya. Untuk jaring insang yang dioperasikan secara semi aktif atau
aktif, biasanya dioperasikan pada siang hari yaitu dengan cara mengaktifkan
jaring insang supaya biota perairan yang menjadi target tangkapan dapat dengan
cepat tertangkap, atau dengan kata lain tidak menunggu biota perairan memasuki
mata jaring atau terpuntal pada jaring. Lamanya pengoperasian biasanya tidak
58
memakan waktu yang lama atau hanya memakan waktu antara 2-3 jam, bahkan
ada yang kurang dari satu jam.
Ikan yang tertangkap pada mata jaring (mesh size) jaring insang satu
lembar, adalah ikan yang keliling bagian belakang penutup insangnya (operculum
girth) lebih kecil, dan keliling badan maksimal nya (maximum body girth) lebih
besar dari keliling mata jaring. Untuk jaring insang dua lembar dan tiga lembar,
ikan yang memasuki mata jaring, selain ikan yang operculum girth lebih kecil dan
maximum body girth nya lebih besar dari keliling mesh size jaring bagian dalam
(inner net), juga ikan yang mempunya keliling operculum girth nya lebih besar
dari keliling mata jaring bagian dalam inner net, tetapi keliling Maximum body
girth nya lebih kecil dari keliling mata jaring bagian luar (outer net). Cara
tertangkapnya ikan pada ke dua jenis jaring ini, selain terjerat pada mata jaring
bagian inner net juga tertangkap secara terpuntal pada mata jaring bagian inner net
dan outer net.
Dalam pengoprasian Gillnet biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring
yang digabung menjadi satu unit jaring yang panjang, pada umumnya metode
dioperasikan Gillnet dengan dihanyutkan, dipasang secara menetap pada suatu
perairan dengan cara dilingkarkan atau menyapu dasar perairan. Contohnya jaring
insang hanyut (Drift Gillnet), jaring insang tetap(set Gillnet), jaring insang lingkar
(encircling Gillnet), jaringinsang klitik (shrimp Gillnet), dan Trammel Net
Teknik pengoperasian Gillnet, lebih difokuskan kepada :
a. Setting
b. Holling
c. Persiapan Alat
59
d. Waktu Penangkapan
e. Daerah Penangkapan (Fishing Ground)
f. Penurunan Alat
g. Penarikan Alat dan Pengambilan Ikan
Jenis ikan yang dihasilkan menggunakan alat ini adalah jenis ikan ikan
yang berenang dekat permukaan laut, dan ikan ikan demersal. Misalnya
saury, sardine, salmon, layang, tembang kembung, dan lain-lain membentuk
suatu gerobolan (shoal) dan ikatakan setiap individu mempunyai ukuran yang
hampir sama. Jenis ikan yang seperti cucut, tuna yang mempunyai tubuh yang
sangat besar tak mungkin terjerat pada mata jaring ataupun ikan-ikan seperti flat
fish yang mempunyai bentuk tubuh gepeng lebar, sehingga sukar terjerat pada
mata jaring, ikan-ikan seperti ini akan tertangkap dengan cara terbelit-belit
(entangled).
60
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous,1981. Meningkatkan Keterampilan Dalam Teknik Moderisasi
Bertahap Penangkapan ikan. Correspondence Couse DITJENIKAN, 1981.
Ardidja Supardi, 2011. Usaha Penangkapan Ikan dengan Gillnet. Pusat
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan.
Ayodhyoa,A.U. Fishing Methods. Bagian Penangkapan Ikan ,
Fakultas Perikanan IPB. Bogor. 1975.
Ayodhyoa,A.U. Metode Penangkapan Ikan. Fakiltas Perikanan IPB.
Bogor. 1974.
Barus, HR,1983. Penelitian Alat Tangkap Pasang Surut ‘’tidak Trap’’
Dan Aspeknya Di Perairan Selat Malaka, Laporan Penelitian Perikanan Laut No.
25 tahun 1983,BPPL, Jakarta.
FAO Catalogue of Small Scale Fishing Gear. Published by arrangement
with the Food and Agriculture Organization of the United Nations by Fishing
New .
Fisherman’s Manual. Published by World Fishing. London. 1976.
Klust,Gerhard. Bahan Jaring Untuk Alat Penangkap Ikan. Team
Penerjemah BPPI Semarang. Balai Pengembangan Penangkapan Ikan. Semarang.
1987.
Nomura, Masatsune dan Tomeyoshi Yamazaki. Fishing Techniques (1).
Japan International Cooperation Agency. Tokyo. 1977.
Rasdani, M, dkk.,1988. Kumpulan Desain Alat Tangkap Tradisional, BPPI
Semarang.
Subani, W,1972. Alat Dan Tjara Penangkapan Ikan Di Indonesia, LPPI,
Jakarta.
Umali, A. F, 1950. Guido To The Classification Of Fishing Gear In The
Philippnes.Illustrations by S.G.Duran.Res.Rep. U.S.Fish. Wildl. Serv.,(17): 165 p.

More Related Content

What's hot

MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...
MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...
MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...Badiuzzaman
 
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMITUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMIBadiuzzaman
 
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkap
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkapPim1221 3 klasifikasi alat tangkap
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkapPT. SASA
 
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obatAlat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obatPT. SASA
 
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah LingkunganAlat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah LingkunganBadiuzzaman
 
Purse seine
Purse seinePurse seine
Purse seinePT. SASA
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangHendra Wiguna
 
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)Yogga Haw
 
Ppt mesin dan alat bantu (2013)
Ppt mesin dan alat bantu (2013)Ppt mesin dan alat bantu (2013)
Ppt mesin dan alat bantu (2013)Badiuzzaman
 
Tugas mesin dan alat bantu penangkapan ikan
Tugas mesin dan alat bantu penangkapan ikanTugas mesin dan alat bantu penangkapan ikan
Tugas mesin dan alat bantu penangkapan ikanBadiuzzaman
 
Pengantar oseanografi
Pengantar oseanografiPengantar oseanografi
Pengantar oseanografinaufalulhaq2
 
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.Rahmadani Dani
 
laporan alat tangkap bagan tancap
laporan alat tangkap bagan tancaplaporan alat tangkap bagan tancap
laporan alat tangkap bagan tancapSyamsul Bahari
 
Klasifikasi alat-tangkap
Klasifikasi alat-tangkapKlasifikasi alat-tangkap
Klasifikasi alat-tangkapPT. SASA
 
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPT. SASA
 

What's hot (20)

Sistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkapSistem perikanan tangkap
Sistem perikanan tangkap
 
MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...
MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...
MAKALAH MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN “ALAT BANTU PADA ALAT TA...
 
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMITUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
TUGAS MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN BOUKEAMI
 
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkap
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkapPim1221 3 klasifikasi alat tangkap
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkap
 
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obatAlat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
 
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah LingkunganAlat Tangkap Ramah Lingkungan
Alat Tangkap Ramah Lingkungan
 
Purse seine
Purse seinePurse seine
Purse seine
 
Ikan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karangIkan demersal dan ikan karang
Ikan demersal dan ikan karang
 
iktiologi
iktiologiiktiologi
iktiologi
 
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
Alat bantu perikanan (yoga dwi saputra)
 
Ppt mesin dan alat bantu (2013)
Ppt mesin dan alat bantu (2013)Ppt mesin dan alat bantu (2013)
Ppt mesin dan alat bantu (2013)
 
Alat Tangkap Gill Net
Alat Tangkap Gill NetAlat Tangkap Gill Net
Alat Tangkap Gill Net
 
Kegiatan budidaya perairan
Kegiatan budidaya perairanKegiatan budidaya perairan
Kegiatan budidaya perairan
 
Tugas mesin dan alat bantu penangkapan ikan
Tugas mesin dan alat bantu penangkapan ikanTugas mesin dan alat bantu penangkapan ikan
Tugas mesin dan alat bantu penangkapan ikan
 
Sampling plankton
Sampling planktonSampling plankton
Sampling plankton
 
Pengantar oseanografi
Pengantar oseanografiPengantar oseanografi
Pengantar oseanografi
 
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.Bahan biologi perikanan bpk  ir, syachradjad frans m.p.
Bahan biologi perikanan bpk ir, syachradjad frans m.p.
 
laporan alat tangkap bagan tancap
laporan alat tangkap bagan tancaplaporan alat tangkap bagan tancap
laporan alat tangkap bagan tancap
 
Klasifikasi alat-tangkap
Klasifikasi alat-tangkapKlasifikasi alat-tangkap
Klasifikasi alat-tangkap
 
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
 

Viewers also liked

Petunjuk teknis gill net millenium
Petunjuk teknis gill net milleniumPetunjuk teknis gill net millenium
Petunjuk teknis gill net milleniumsulistyanto05041980
 
Teknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikanTeknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikanshihatin
 
512 tenik kapal penagkap ikan smk
512 tenik kapal penagkap ikan smk512 tenik kapal penagkap ikan smk
512 tenik kapal penagkap ikan smkWinarto Winartoap
 
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaringMakalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaringPT. SASA
 
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananKarakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananafdal muhammad
 
alat kapal dan penangkap ikan - lift nett
alat kapal dan penangkap ikan - lift nettalat kapal dan penangkap ikan - lift nett
alat kapal dan penangkap ikan - lift nettAdi Prasetya
 
PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)
PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)
PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)Ina Riesiana.V
 
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawlPim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawlPT. SASA
 
Kebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesiaKebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesiaShanti Paramita J
 
Buku Teknik Kapal Penangkapan Ikan SMK
Buku Teknik Kapal Penangkapan Ikan SMKBuku Teknik Kapal Penangkapan Ikan SMK
Buku Teknik Kapal Penangkapan Ikan SMKAndry Dy
 
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawePim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawePT. SASA
 
Visualisasi 2015 fix 23 sep
Visualisasi 2015 fix 23 sepVisualisasi 2015 fix 23 sep
Visualisasi 2015 fix 23 septikdiskes
 
Air blast freezing (ABF)
Air blast freezing (ABF)Air blast freezing (ABF)
Air blast freezing (ABF)Adeyan Alfikri
 

Viewers also liked (15)

Petunjuk teknis gill net millenium
Petunjuk teknis gill net milleniumPetunjuk teknis gill net millenium
Petunjuk teknis gill net millenium
 
21. penangkapan
21.  penangkapan21.  penangkapan
21. penangkapan
 
Teknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikanTeknologi penangkapan ikan
Teknologi penangkapan ikan
 
512 tenik kapal penagkap ikan smk
512 tenik kapal penagkap ikan smk512 tenik kapal penagkap ikan smk
512 tenik kapal penagkap ikan smk
 
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaringMakalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
 
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananKarakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
 
alat kapal dan penangkap ikan - lift nett
alat kapal dan penangkap ikan - lift nettalat kapal dan penangkap ikan - lift nett
alat kapal dan penangkap ikan - lift nett
 
PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)
PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)
PROPOSAL TONGKANG PENGOLAH AIR TAWAR (Multi Purpose)
 
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawlPim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
 
Kebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesiaKebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesia
 
Sistem perikanan
Sistem perikananSistem perikanan
Sistem perikanan
 
Buku Teknik Kapal Penangkapan Ikan SMK
Buku Teknik Kapal Penangkapan Ikan SMKBuku Teknik Kapal Penangkapan Ikan SMK
Buku Teknik Kapal Penangkapan Ikan SMK
 
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawePim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
 
Visualisasi 2015 fix 23 sep
Visualisasi 2015 fix 23 sepVisualisasi 2015 fix 23 sep
Visualisasi 2015 fix 23 sep
 
Air blast freezing (ABF)
Air blast freezing (ABF)Air blast freezing (ABF)
Air blast freezing (ABF)
 

Similar to Gillnet(jaring insang)

PPT PKL di kenjeran jaring jermal
PPT PKL di kenjeran jaring jermalPPT PKL di kenjeran jaring jermal
PPT PKL di kenjeran jaring jermalwawan568791
 
Berbagai Macam Alat Tangkap Ikan (By. Wartono)
Berbagai Macam Alat Tangkap Ikan (By. Wartono)Berbagai Macam Alat Tangkap Ikan (By. Wartono)
Berbagai Macam Alat Tangkap Ikan (By. Wartono)Luhur Moekti Prayogo
 
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapanAlat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapanJaya Nugraha
 
KRITERIA KERAMAHAN ALAT TANGKAP MUROAMI
KRITERIA KERAMAHAN ALAT TANGKAP MUROAMIKRITERIA KERAMAHAN ALAT TANGKAP MUROAMI
KRITERIA KERAMAHAN ALAT TANGKAP MUROAMIIke Wulanduri
 
Teknologi kelautan lokal
Teknologi kelautan lokalTeknologi kelautan lokal
Teknologi kelautan lokalYeti Rohayati
 
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap IkanAnalisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikannautika
 
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
 
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
 
Pim1221 4 fishing ground
Pim1221 4 fishing groundPim1221 4 fishing ground
Pim1221 4 fishing groundPT. SASA
 
Tugas mesin dan_alat_bantu
Tugas mesin dan_alat_bantuTugas mesin dan_alat_bantu
Tugas mesin dan_alat_bantuBadiuzzaman
 
MAKALAH WAWASAN KEMARITIMAN.docx
MAKALAH WAWASAN KEMARITIMAN.docxMAKALAH WAWASAN KEMARITIMAN.docx
MAKALAH WAWASAN KEMARITIMAN.docxwilda68
 
Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_
Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_
Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_Umar Tangke
 
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikanPim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikanPT. SASA
 
Isi makalah hpp
Isi makalah hppIsi makalah hpp
Isi makalah hppHan Hanif
 
LAPORAN HASIL - HASIL PERILANAN
LAPORAN HASIL - HASIL PERILANANLAPORAN HASIL - HASIL PERILANAN
LAPORAN HASIL - HASIL PERILANANIke Wulanduri
 

Similar to Gillnet(jaring insang) (20)

PPT PKL di kenjeran jaring jermal
PPT PKL di kenjeran jaring jermalPPT PKL di kenjeran jaring jermal
PPT PKL di kenjeran jaring jermal
 
ppt mpi.pptx
ppt mpi.pptxppt mpi.pptx
ppt mpi.pptx
 
Berbagai Macam Alat Tangkap Ikan (By. Wartono)
Berbagai Macam Alat Tangkap Ikan (By. Wartono)Berbagai Macam Alat Tangkap Ikan (By. Wartono)
Berbagai Macam Alat Tangkap Ikan (By. Wartono)
 
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapanAlat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
Alat bantu rumpon untuk meningkatkan hasil tangkapan
 
KRITERIA KERAMAHAN ALAT TANGKAP MUROAMI
KRITERIA KERAMAHAN ALAT TANGKAP MUROAMIKRITERIA KERAMAHAN ALAT TANGKAP MUROAMI
KRITERIA KERAMAHAN ALAT TANGKAP MUROAMI
 
Teknologi kelautan lokal
Teknologi kelautan lokalTeknologi kelautan lokal
Teknologi kelautan lokal
 
Mmpi5203 m1
Mmpi5203 m1Mmpi5203 m1
Mmpi5203 m1
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap IkanAnalisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
Analisis kebijakan tentang Alat Penangkap Ikan
 
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
 
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
 
Pim1221 4 fishing ground
Pim1221 4 fishing groundPim1221 4 fishing ground
Pim1221 4 fishing ground
 
SEKTOR PERIKANAN
SEKTOR PERIKANANSEKTOR PERIKANAN
SEKTOR PERIKANAN
 
Tugas mesin dan_alat_bantu
Tugas mesin dan_alat_bantuTugas mesin dan_alat_bantu
Tugas mesin dan_alat_bantu
 
MAKALAH WAWASAN KEMARITIMAN.docx
MAKALAH WAWASAN KEMARITIMAN.docxMAKALAH WAWASAN KEMARITIMAN.docx
MAKALAH WAWASAN KEMARITIMAN.docx
 
Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_
Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_
Agrikan volume 9 edisi 1 1 13-ahmad talib_
 
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikanPim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
 
Isi makalah hpp
Isi makalah hppIsi makalah hpp
Isi makalah hpp
 
PPT 123-12.pptx
PPT 123-12.pptxPPT 123-12.pptx
PPT 123-12.pptx
 
LAPORAN HASIL - HASIL PERILANAN
LAPORAN HASIL - HASIL PERILANANLAPORAN HASIL - HASIL PERILANAN
LAPORAN HASIL - HASIL PERILANAN
 

Recently uploaded

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

Gillnet(jaring insang)

  • 1. MAKALAH GILLNET (JARING INSANG) DI S U S U N OLEH: M. ZAKIA SYARIF DOSEN PEMBIMBING: RIZWAN, ST. MT NIP. 19760906 200801 1 0082 JURUSAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan kesulitan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan banyak terimah kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungannya dalam pembutan dan penyusunan laporan ini. Dalam penyusunannya, penulis menyadari akan segala kekurangan yang ada sehubungan dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh kami, maka kami mengucapkan maaf yang sebesar-besar, apabila baik dalam penulisan maupun penyajian makalah ini terdapat banyak kesalahan. Dengan tangan terbuka kami akan menerima segala saran dan kritik yang membangun dari para pembaca. Banda Aceh, Oktober 2015 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Tujuan ......................................................................................... 7 C. Manfaat ....................................................................................... 7 BAB II PEBAHASAN ................................................................................... 8 A. Sejarah Alat Tangkap Gillnet ...................................................... 8 B. Definisi Alat Tangkap ................................................................. 8 C. Klasifikasi Gillnet ....................................................................... 13 D. Metode Penangkapan Gillnet ...................................................... 23 E. Cara Pengoperasian Gillnet ......................................................... 26 F. Kontruksi Alat Tangkap (Botton Gillnet) ................................... 30 G. Prospektif Alat Tangkap ............................................................. 46 H. Operasi Penangkapan Ikan dengan Menggunakan Gillnet/Jaring Insang .......................................................................................... 46 I. Hasil Tangkapan ......................................................................... 48 J. Alat Bantu Penangkapan ............................................................. 51 BAB III PENUTUP ......................................................................................... 56 A. Kesimpulan ................................................................................. 56 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 60
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi yang telah lama dilakukan oleh manusia. Menurut sejarah sekitar 100.000 tahun yang lalu manusia Neanderthal (neanderthal man) telah melakukan kegiatan penangkapan (sahrhange andlundbeck, 1991), dengan menggunakan tangan kemudian profesi ini berkembang secara perlahan dengan menggunakan alat yang sederhana dan mulai membuat perahu yang sederhana. Dalam pemahaman mengenai cara penangkapan ikan maka dibutuhkan ilmu yang dapat menyokong pengetahuan teknik penggunaan alat tangkap dan cara pengoperasiannya serta kapal yang dapat menunjang keberlansungan penangkapan, yang disebut dengan Manajemen Operasi Penangkapan Ikan. Alat tangkap dan teknik penangkapan ikan yang digunakan nelayan Indonesia umumnya masih bersifat tradisional, namun menurut Ayodhoa (1981) pendapat tersebut tidak semuanya benar. Jika ditinjau dari prinsip teknik penangkapan ikan diIndonesia terlihat telah banyak memanfaatkan tingkah laku ikan (behaviour) untuk tujuan penangkapan ikan. Selain itu nelayan juga telah mengetahui ada sifat-sifat ikan yang berukuran besar memangsa ikan kecil sehingga dengan adanya ikan kecil ditempat penangkapan maka ikan-ikan besar pun akan mendatangi ke tempat tersebut. Hal tersebut membuktikan perkembangan peradaban manusia dapat mendorong manusia untuk semakin kreatif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
  • 5. 2 Kemajuan dari fishing gears dapat ditandai dengan hal-hal berikut ini: 1. Perubahan usaha penangkapan dari sektor demi sektor ke arah usaha penangkapan dalam jumlah banyak 2. Perubahan fishing ground ke arah yang lebih jauh dari pantai 3. Penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Gillnet sering diterjemahkan sebagai jaring insang, jaring rahang, dan lain sebagainya. Gillnet adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang, memiliki mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya. Istilah Gillnet didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan tertangkap Gillnet terjerat di sekitar operculumnya pada mata jaring. Jenis ikan yang umumnya tertangkap dengan Gillnet ialah jenis ikan yang berenang pada permukaan laut (cakalang, tuna, saury, fying fish, dan lain-lain), jenis ikan demersal (flat fish, katamba, sea bream dan lain-lain), juga jenis udang, lobster, kepiting dan lain-lain. Beberapa ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda dalam menggolongkan jenis-jenis Gillnet. Menurut Arisman (1983), menjelaskan berdasarkan cara kegiatan penangkapan Gillnet dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Jaring insang hanyut Jaring insang yang pemakaiannya dibiarkan hanyut mengikuti arus dan salah satu ujungnya diikatkan pada perahu/kapal motor. Ikan-ikan yang tertangkap adalah ikan pelagis (ikan-ikan yang hidup di permukaan perairan).
  • 6. 3 Gambar 1. Jarring insan hanyut 2. Jaring insang tetap Jaring insang yang dipasang tetap untuk sementara waktu yang ujung- ujungnya menggunakan jangkar. Ikan-ikan yang tertangkap tergantung pemasangannya, kemungkinan ikan-ikan permukaan, ikan-ikan lapisan tengah perairan atau ikan-ikan lapisan dasar. Gambar 2. Jaring insang tetap
  • 7. 4 3. Jaring insang lingkar Jaring insang yang cara pemasangannya dengan cara melingkari kelompok ikan permukaan yang sedang berkumpul kemudian dikejutkan sehingga ikan-ikan tersebut terkejut dan menabrak jaring, untuk menarik perhatian agar ikan-ikan dapat terkonsentrasi/terkumpul biasanya menggunakan rumpon atau lampu. Gambar 3. Jarring insang lingkar 4. Jaring klitik Jaring insang yang dipasang pada dasar perairan menetap kira-kira lima jam. Jaring ini biasanya dari monofilament nylon dan khusus untuk menangkap udang. Sementara itu, Nomura dan Yamazaki (1977), menggolongkan jenis-jenis Gillnet berdasarkan daerah operasinya menjadi: 1. Surface Gillnet (jaring insang permukaan)
  • 8. 5 Misalnya: - fixed surface Gillnet - Drift Gillnet - midwater Gillnet 2. Bottom Gillnet (jaring insang dasar) Misalnya: - fixed bottom Gillnet - Trammel Net 3. Encircling Gillnet (jaring insang lingkar) 4. Sweeping Gillnet (jaring insang yang ditarik atau disapukan) Adapun Sadhori (1985), mengelompokkan Gillnet kedalam empat kelompok besar, yaitu: 1. Berdasarkan letak alat dalam perairan, Gillnet dikelompokkan menjadi Gillnet permukaan (surface Gillnet), Gillnet pertengahan (midwater Gillnet), dan Gillnet dasar (bottom Gillnet) 2. Berdasarkan kedudukan alat waktu dipasang, Gillnet dikelompokkan menjadi Gillnet hanyut dan Gillnet tetap. 3. Berdasarkan bentuk alat waktu dioperasikan, Gillnet dikelompokkan menjadi Gillnet melingkar (encircling Gillnet) dan Gillnet mendatar (Drift Gillnet). 4. Berdasarkan jumlah lembaran jaring, Gillnet dikelompokkan menjadi Gillnet rangkap (Trammel Net) dan Gillnet tunggal. Menurut Ayodhyoa (1981) dan Nomura (1978), Gillnet dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: 1. Surface Gillnet 2. Bottom Gillnet
  • 9. 6 3. Drift Gillnet 4. Encricling Gillnet atau surrounding Gillnet Menurut Anonim ( 1975), Gillnet dibagi menjadi beberapa jenis yaitu: 1. Surface Gillnet 2. Mid water Gillnet 3. Bottom Gillnet Pemakaian Gillnet tergantung daerah penangkapannya dan jenis ikan yang ingin di tangkap. Penamaan Gillnet pun dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan nelayan setempat, ada yang memberi nama sesuai jenis ikan yang tertangkap, adapula yang memberi nama sesuai dengan letak fihing ground. Jenis-jenis ikan yang umumnya tertangkap denga Gillnet ini ialah jenis ikan yang berenang dekat permukaan laut (cakalang, jenis-jenis tuna, saury, fying fish, dll), jenis-jenis ikan demersal (flat fish, sea bream, katamba, dll), juga jenis- jenis udang, lobster, kepiting, dan lain-lain. Dengan mempertimbangkan tingkah laku ikan yang akan menjadi tujuan penangkapan, lalu menyesuaikannya dengan dalam/dangkal dan renang ruaya ikan-ikan tersebut. Dengan penghadangan tersebut diharapkan ikan-ikan itu akan menerobos jaring, dan terjerat (gilled) pada mata jaring ataupun terbelit-belit (entangled) pada tubuh jaring. Pada umumnya, yang disebut dengan Gillnet adalah jaring yang berbentuk persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya. Dengan perkataan lain, jumlahmesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size padaarah panjang jaring (Ayodhyoa, 1981).
  • 10. 7 Pada lembaran jaring, bagian atas diletakkan pelampung (float) dan bagian bawah diletakkan pemberat (sinker). Dengan menggunakan kedua gaya yang berlawanan arah,yaitu bouyancy dan float yang bergerak menuju ke atas dan singker ditambah dengan berat jaring yang bergerak menuju ke bawah, maka jaring akan terentang.Perimbangan dua gaya inilah yang akan menentukan baik buruknya rentangan vertikal sesuatu gill dalam air, sehubungan pula dengan gaya dari angin, arus, gerak delombang, dan sebagainya. B. TUJUAN Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Memberikan pengetahuan tentang Manajemen Operasi Penangkapan Ikan di Indonesia dengan menggunakan alat tangkap Gillnet 2. Mengenal alat tangkap Gillnet serta teknik penangkapan menggunakan Gillnet 3. Mengenal jenis ikan yang dapat di jerat dengan alat tangkap Gillnet. C. MANFAAT Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan, informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa/ mahasiswi dan juga mengetahui, memahami pengertian dari alat tangkap Gillnet itu sendiri.
  • 11. 8 BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Alat Tangkap Gillnet Dalam bahasa Jepang Gillnet disebut dengan istilah sasi ami, yang berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada Gillnet ialah dengan proses bahwa ikan-ikan tersebut menusukkan diri pada jaring-ami. Di Indonesia penamaan Gillnet ini beraneka ragam, ada yang menyebutkannya berdasarkan jenis ikan yang tertangkap (jaring kuro, jaring udang dsbnya), ada pula yang disertai dengan nama tempat (jaring udang Bayeman), dan lain sebagainya. Tertangkapnya ikan ikan-ikan dengan Gillnet ialah dengan cara bahwa ikan-ikan tersebut terjerat (gilled) pada mata jaring atupun terbelit-belit (entangled) pada tubuh jaring. B. Definisi Alat Tangkap Gillnet sering diterjemahkan dengan “jaring insang”, “jaring rahang”, dan lain sebagainya. Istilah “Gillnet” didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang tertangkap “gilled-terjerat” pada sekitar operculum nya pada mata jaring. Sedangkan “Gillnet dasar” atau “bottom Gillnet” adalah jaring insang, jaring rahang yang cara operasinya ataupun kedudukan jaring pada fishing ground direntangkan pada dasar laut, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal, dengan bahan jaring terbuat dari multi fibre.
  • 12. 9 Jaring Insang (Gillnet) adalah suatu jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana mata jaring dari bagian jaring utama ukurannya sama. Jumlah mata jaring ke arah panjang / horizontal (Mesh Length/ML) jauh lebih banyak dari pada jumlah mata jaring ke arah vertikal atau ke arah dalam (Mesh Depth/MD). Pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa pelampung (floats) dan dibagian bawahnya dilengkapi dengan beberapa pemberat (sinkers), sehingga dengan adanya dua gaya yang berlawanan memungkinkan jaring insang dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak. Dalam pengoprasian Gillnet biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring yang digabung menjadi satu unit jaring yang panjang, dioperasikan dengan dihanyutkan, dipasang secara menetap pada suatu perairan dengan cara dilingkarkan atau menyapu dasar perairan. Contohnya jaring insang hanyut (Drift Gillnet), jaring insang tetap(set Gillnet), jaring insang lingkar (encircling Gillnet), jaring insang klitik (shrimp Gillnet),dan Trammel Net. Metode pengoperasian dari jaring insang pada umumnya dilakukan. secara pasif, tetapi ada juga yang dioperasikan secara semi aktif atau dioperasikan secara aktif. Untuk jenis jaring yang dioperasikan secara pasif umumnya dilakukan pada malam hari, baik itu dioperasikan dengan alat bantu cahaya atau tanpa alat bantu cahaya dengan cara dipasang di perairan/daerah penangkapan yang diperkirakan akan dilewati oleh ikan atau hewan air lainnya, kemudian dibiarkan untuk beberapa lama supaya ikan mau memasuki mata jaring.
  • 13. 10 Lamanya pemasangan jaring insang di daerah penangkapan disesuaikan dengan jenis ikan yang akan dijadikan target tangkapan atau menurut kebiasaan nelayan yang mengoperasikannya. Untuk jaring insang yang dioperasikan secara semi aktif atau yang dioperasikan secara aktif, pemasangan jaring di daerah penangkapan umumnya dilakukan pada siang hari yaitu dengan mengaktifkan jaring supaya ikan tertangkap atau dengan kata lain tidak menunggu supaya ikan memasuki mata jaring. Untuk jenis jaring insang yang konstruksinya hanya terdiri dari satu lembar, ikan yang memasuki mata jaring biasanya hanya ikan yang mempunyai ukuran keliling belakang penutup insang (operculum girth) lebih kecil dari keliling mata jaring dan keliling tinggi maksimum (maksimum body girth) dari ikan lebih besar dari keliling mata jaring (mesh size). Cara tertangkapnya ikan pada mata jaring biasanya terjerat pada bagian belakang penutup insang (operculum) atau terjerat di antara operculum dan bagian tinggi maksimum (maximum body) ikan. Gambar 4. Ikan tertangkap Gillnet
  • 14. 11 Untuk jenis jaring insang yang konstruksinya terdiri dari dua lembar dan tiga lembar, ikan yang memasuki mata jaring biasanya selain ikan yang mempunyai ukuran keliling bagian belakang penutup insang lebih kecil dan keliling tinggi maksimum lebih besar darui keliling mata jaring bagian dalam (inner net). Cara tertangkapnya ikan pada kedua jenis jaring ini, selain terjerat pada bagian belakang operculum atau terjerat di antara operculum dan bagian tinggi maksimum pada mata jaring bagian dalam, juga tertangkap secara terpuntal, maka ikan yang tertangkap dapat dengan terjerat atau juga terpuntal pada jaring. Target tertangkapnya ikan sebagai berikut : a. Targer tertangkapnya ikan oleh jaring satu lembar : - Ikan-ikan yang mempunyai bentuk streamline, seperti bentuk ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis), Kembung (Rasreliger spp), Sarden (Sardinella spp) dan Ikan Salem (Onchorhynchus spp). - Ikan-ikan yang mempunyai sifat bergerombol, baik itu bergerombol secara agregation, school atau bergerombol secara food. - Besar individu dari gerombolan ikan hampir merata, - Mempunyai kecepatan/kekuatan untuk menusuk mata jaring dan - Jenis ikan yang mempunyai model berenang (mode of swimming) seperti model berenang subcarangiform, carangiform, thunniform dan yang menyerupainya. b. Target tertangkapnya ikan dengan jaring insang dua lembar dan tiga lembar : - Ikan-ikan yang menjadi target tertangkapnya jaring satu lembar,
  • 15. 12 - Ikan-ikan yang tidak mempunyai bentuk sreamline, seperti bentuk beberapa jenis ijkan dasar, ikan lindung, kepiting, udang dan jenis lainnya, - Ikan yang mempunyai sifat soliter, - Ikan yang mempunyai ukuran besar, seperti layaran, hiu, tuna dan jenis lainnya, - Besar individu dan gerombolan ikan tidak merata dan - Tidak mempunyai kecepatan/kekuatan untuk memasuki dan menusuk mata jaring seperti jenis ikan yang mempunyai model berenang (mode of swimming) seperti model berenang angiulsform, balistiform, gymnotiform dan rajiform dan yang menyerupainya. Jenis jaring insang di Indonesia: 1) Jaring insang satu lembar (single Gillnet) 2) Jaring insang dua lembar (Double Gillnet atau semi Trammel Net) 3) Jaring insang tiga lembar (Trammel Net). Gambar 5. Jenis jaring-jaring insang
  • 16. 13 Penamaan dari ketiga jaring ini bisa berbeda menurut daerah atau penamaannya menurut daerah atau penamaannya disesuaikan dengan nama ikan yang akan dijadikan target tangkapan. C. KLASIFIKASI GILLNET Konstruksi jaring insang ada yang terdiri dari satu lembar jaring, dua lembar jaring, dan ada juga yang terdiri dari tiga lembar jaring. Untuk jaring insang yang konstruksinya hanya terdiri dari satu lembar disebut dengan “Jaring insang satu lembar (Gillnet)”, yang konstruksinya terdiri dari dua lembar disebut dengan “Jaring insang dua lembar atau jaring insang lapis dua (Double Gillnet atau Semi Trammel Net)” dan untuk yang konstruksinya terdiri dari tiga lembar disebut dengan “ jaring insang tiga lembar (Trammel Net) ”. Penamaan dari ketiga jenis jaring insang ini dapat berbeda menurut daerah, target tangkapan dan nelayan yang mengoperasikannya. Menurut Sudirman, (2004) berdasarkan kontruksinya, jaring insang dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu berdasarkan jumlah lembar jaring utama dan cara pemasangan tali ris. Klasifikasi berdasarkan jumlah lembar jaring utama ialah sebagai berikut: 1. Jaring insang satu lembar (Single Gillnet) Jaring insang satu lembar adalah jaring insang yang jaring utamanya terdiri dari hanya satu jaaring, tinggi jaring ke arah dalam atau mesh depth dan ke arah panjang atau mesh length disesuaikan dengan target tangkapan, daerah penangkapan, dan metode pengoperasian.
  • 17. 14 Gambar 6. Jaring insang satu lembar (Single Gillnet) 2. Jaring insang Double lembar (Double Gillnet atau Semi Trammel Net) Jaring insang dua lembar adalah jaring insang yang jaring utamanya terdiri dari dua lembar jaring, ukuran mata jaring dan tinggi jaring dari masing-masing lembar jaring, bisa sama atau berbeda antara satu dengan yang lainnya. Gambar 7. Jaring insang Double lembar (Double Gillnet atau Semi Trammel Net)
  • 18. 15 3. Jaring insang tiga lembar (Trammel Net) Jaring insang tiga lembar adalah jaring insang yang jaring utamanya terdiri dari tiga lembar jaring, yaitu dua lembar jaring bagian luar (outter net) dan satu lembar jaring bagian dalam (inner net). Gambar 8. Jaring insang tiga lembar (Trammel Net) Sedangkan menurut Sadhori (1985), berdasarkan kontruksi dari cara pemasangan tali ris, jaring insang dibagi ke dalam 4 (empat) jenis yaitu: 1. Pemasangan jaring utama bagian atas dengan tali ris atas dan jaring utama bagian bawah dengan tali ris bawah disambungkan secara langsung. 2. Jaring utama bagian atas disambungkan secara langsung dengan tali ris atas dan bagian jaring utama bagian bawah disambungkan melalui tali penggantung (hanging twine) dengan tali ris bawah. 3. Pemasangan jaring utama bagian atas dengan tali ris atas disambungkan melalui tali penggantung dan bagian bawah dari jaring utama disambungkan secara langsung dengan tali ris bawah.
  • 19. 16 4. Jaring utama bagian atas dengan tali ris atas dan bagian jaring utama bagian bawah dengan tali ris bawah disambungkan melalui tali penggantung. Penamaan Gillnet berdasarkan cara operasi ataupun kedudukan jaring dalam perairan maka Ayodhyoa (1981) membedakan antara: 1. Gillnet Permukaan (Surface Gillnet) Pada salah satu ujung jaring ataupun pada kedua ujungnya diikatkan tali jangkar, sehingga letak (posisi) jaring jadi tertentu oleh letak jangkar. Beberapa piece digabungkan menjadi satu, dan jumlah piece harus disesuaikan dengan keadaanfishing ground. Float line (tali pelampung, tali ris atas) akan berada di permukaan air (sea surface). Dengan begitu arah rentangan dengan arah arus, angin dan sebagainya akan dapat terlihat. Gerakan turun naik dari gelombang akan menyebabkan pula gerakan turun naik dari pelampung, kemudian gerakan ini akan ditularkan ke tubuh jaring. Jika irama gerakan ini tidak seimbang, juga tension yang disebabkan float line juga besar, ditambah oleh pengaruh-pengaruh lainnya. Kemungkinan akan terjadi peristiwa the rolling up of Gillnet yaitu peristiwa dimana tubuh jaring tidak lagi terentang lebar, jaring tidak berfungsi lagi sebagai penghalang/penjerat ikan. Ciri-ciri Gillnet Permukaan (Surface Gillnet) adalah ada salah satu ujung jaring ataupun pada kedua ujungnya diikatkan tali jangkar, sehingga letak jaring menjadi tertentu oleh letak jangkar. Beberapa piece digabungkan menjadi satu, dan jumlah piece harus disesuaikan dengan keadaan fishing ground. Float line (tali pelampung) akan berada di permukaan air (sea surface). Dengan demikian, arah rentangan dengan arah arus, angin dan sebagainya akan dapat terlihat.
  • 20. 17 Pengoperasian Gillnet Permukaan (Surface Gillnet) yaitu setelah tiba pada fishing ground yang telah ditentukan (sebainya bukan derah pelayaran) maka yang pertama diturunkan adalah pelampung tanda dan jangkar, selanjutnya dilakukan penurunan jaring (setting). Setelah semua jaring telah diturunkan dan telah terentang dengan sempurna, maka dalam jangka waktu tertentu dilakukan penarikan jaring (hauling). Pada saat hauling, jaring diatur dengan baik seperti semula, sehingga memudahkan untuk operasi berikutnya. Operasi penangkapan banyak dilakukan pada malam hari, tetapi pada pagi hari penangkapan juga bisa dilakukan. Yan penting, bagaimana warna jaring tidak terlihat oleh ikan. Oleh sebab itu, warna jaring sering sama dengan warna perairan. Jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan umumnya berupa jenis- jenis ikan dasar atau jenis-jenis ikan pelagis. Misalnya: cakalang, jenis-jenis tuna, saury, flying fish, dll Gambar 9. Gillnet Permukaan (Surface Gillnet)
  • 21. 18 2. Gillnet Permukaan (Bottom Gillnet) Pada kedua ujung jaring diikatkan jangkar, sehingga letak jaring akan tertentu. Hal ini sering disebut set bottom Gillnet. Jaring ini direntangkan dekat dengan dasar laut, sehingga dinamakan bottom Gillnet, berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan demersal. Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera/bertanda yang diletakkan pada kedua belah pihak ujung jaring. Pada umumnya yang menjadi fishing ground adalah daerah pantai, teluk, muara yang mengakibatkan pula jenis ikan yang tertangkap dapat berbagai jenis, misalnya hering, cod, flat fish, halbut, mackerel, yellow tail, sea bream, udang, lobster dan sebagainya. Ciri-ciri Gillnet Permukaan (Bottom Gillnet) adalah pada kedua ujung jaringdiikatkan jangkar, sehingga letak jaring akan tertentu. Hal ini juga sering disebut set bottom Gillnet. Karena jaring ini direntangkan dekat pada dasar laut, maka dinamakan bottom Gillnet, berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan demersal. Posisi jaringa dapat diperkirakan pada pelampung bendera/pertanda yang diletakkan pada kedua ujung jaring, tetapi tidak dapat diperkirakan keadaan baik dan buruknya rentangan jaring itu sendiri. Pengoperasian penangkapannya sama dengan surface Gillnet (Gillnet permukaan).Perbedaannya hanya posisi jaring dalam air. Pada umumnya yang menjadi fishing ground adalah daerah pantai, teluk, muara yang mengakibatkan pula jensis ikan yang tertangkap dapat menjadi berbagai jenis, misalnya herring, cod, flat fish, halbut, mackerel, yellow tail, sea bream, dsb.
  • 22. 19 Gambar 10. Gillnet Permukaan (Bottom Gillnet) 3. Gillnet Pertengahan (Drift Gillnet) Sering juga disebut dengan Drift net saja, atau ada juga yang memberi nama lebih jelas misalnya ”salmon Drift Gillnet”, atau ”salmon Drift Trammel Net”, dan ada pula yang menerjemahkannya ”jaring hanyut”. Posisi jaring ini tidak ditentukan oleh adanya jangkar, tetapi bergerak hanyut bebas mengikuti arah gerakan arus. Pada satu pihak dari ujung jaring diletakkan tali, dan tali ini dihubungkan dengan kapal, gerakan hanyut dari kapal sedikit banyak juga dapat mempengaruhi posisi jaring. Selain dari gaya-gaya arus, gelombang, maka kekuatan angin juga akan mempengaruhi keadaan hanyut jaring. Drift Gillnet juga dapat digunakan untuk mengejar gerombolan ikan, dan merupakan alat penangkap yang penting untuk perikanan laut bebas. Karena posisinya tidak ditentukan oleh jangkar, maka pengaruh dari kekuatan arus
  • 23. 20 terhadap tubuh jaring dapat diabaikan. Gerakan jaring bersamaan dengan gerakan arus sehingga besarnya tahanan dari jaring terhadap arus dapat diabaikan. Ikan-ikan yang menjadi tujuan penangkapan antara lain saury, mackarel, flying fish, skip jack, tuna, salmon, hering, dan lain-lain. Ciri-ciri dan cara pengoperasian Gillnet jenis ini tidak jauh beda dengan Gillnet jenis permukaan (surface Gillnet). Namun yang membedakan adalah posisi jaring yang tidak rapat di permukaan dan tidak rapat di dasar perairan. Posisinya melayang-layang di dalam air tetapi tetap terentang secara sempurna. Gambar 11. Gillnet Pertengahan (Drift Gillnet) 4. Encircling Gillnet atau Surrounding Gillnet Gerombolan ikan dilingkari dengan jaring, antara lain digunakan untuk menghadang arah lari ikan. Supaya gerombolan ikan dapat dilingkari/ditangkap dengan sempurna, maka bentuk jaring sewaktu operasi ada yang berbentuk lingkaran, setengah lingkaran, bentuk huruf V atau U, bengkok-bengkok seperti alun gerombolan dan masih banyak jenisnya lagi.
  • 24. 21 Ikan setelah terkurung dalam lingkaran jaring, dikejuti, sehingga ikan-ikan akan terjerat pada mata jaring. Tinggi jaring diusahakan sesuai dengan kedalaman perairan. Oleh sebab itu pada saat operasi keadaan pasang/surut perlulah diperhatikan. Alat tangkap ini juga banyak digunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan-ikan yang hidup di perairan karang, yaitu dengan memasang alat tangkap di sekitar atau melingkari karang. Berdasarkan bentuk alat waktu dioperasikan 1. Gillnet melingkar (encirling Gillnet), yaitu Gillnet yang cara pemasanggannya dengan melingkarkan jaring pada gerombolan ikan. Setelah jaring melingkar dan mengurung gerombolan ikan, maka ikan dikejutkan agar menabrak jaring dan tersangkut pada mata jaring. Gambar 12. Gillnet melingkar (encirling Gillnet)
  • 25. 22 2. Gillnet mendatar (Drift net), Seperti yang dijelaskan diatas. Gambar 13. Gillnet mendatar (Drift net) Berdasarkan kedudukan alat waktu dipasang yaitu: 1. Gillnet hanyut (Drift Gillnet), yaitu jaring insang yang pemasangannya dibiarkan hanyut mengikuti arus. Salah satu ujung tali risnya diikatkan pada perahu/kapal 2. Gillnet tetap (set Gillnet), yaitu jaring insang yang dipasang secara menetap untuk sementara waktu dengan menggunakan jangkar. Dalam hal ini kadang-kadang jaring diberi jangkar atau diikatkan pada suatu tempat yang tetap.
  • 26. 23 Gambar 14. Gillnet hanyut (Drift Gillnet) dan Gillnet tetap (set Gillnet) D. Metode Penangkapan Gillnet 1. Metode penangkapan surface Gillnet (jaring insang permukaan) a. Setelah tiba pada suatu fishing ground Yang telah ditentukan maka yang pertama diturunkan adalah pelampung tanda dan jangkar, selanjutnya dilakukan penurunan jaring (setting). Setelah semua jaring telah diturunkan dan telah terentang dengan sempurna, maka dalam jangka waktu tertentu, biasanya 2-5 jam dilakukan penarikan jaring (hauling). Pada saat hauling, jaring diatur dengan baik sehingga memudahkan untuk operasi berikutnya Operasi penangkapan banyak dilakukan pada malam hari, tetapi pada pagi hari penangkapan bisa pula dilakukan, yang penting bagaimana warna jaring tidak terlihat oleh ikan. Oleh sebab itu warna jaring sering sama dengan warna perairan. b. jaring ditebar melintang melawan arus
  • 27. 24 c. Surface Gillnet akan berada di permukaan air, sampai lapisan pertengahan perairan. Daerah penangkapan: - Sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikutikeberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudiandiperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses penangkapan tersebut. - Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian Gillnet adalah perairan luas tak Berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk mancari makan ataupun untuk baerpijah - Daerah perikanan di Indonesia yang banyak menggunakan Gillnet dalam usaha penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua, Minahasa Selatan,Bali, Jawa Barat dan Ambon. Kemungkinan hasil: Ikan-ikan pelagis kecil (c/ sarden, baby tuna, rucah, dll) tergantung ukuran mesh size jaring itu sendiri. 2. Metode penangkapan Midwater Gillnet (jaring insang pertengahan): Hampir sama seperti surface Gillnet, yang berbeda hanyalah posisi di dalam lapisan perairannya. Midwater Gillnet , atau biasa disebut juga dengan floating net inikarena posisinya yang mengapung di lapisan tengah perairan laut yang disebabkan oleh berat jangkar dan pelampung yang disesuaikan supaya Gillnet ini dapat terapung. Daerah penangkapan:
  • 28. 25 Sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikuti keberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudian diperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses penangkapan tersebut Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian Gillnet adalah perairan luastak berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk makan atau untuk memijah. Kemungkinan hasil: Ikan-ikan pelagis kecil (sarden, baby tuna, layur, dll) tergantung ukuran meshsize jaring itu sendiri. Jenis-jenis ikan demersal atau bottom fish (flat fish,sea bream, dan lain-lain) 3. Metode penangkapan bottom Gillnet( jaring insang dasar) : Hampir sama seperti surface Gillnet, yang berbeda hanyalah posisi di dalam lapisan perairannya. Bottom Gillnet ini dibuat supaya terbentang dibawah/dasar laut. Dengan cara bobot pemberat/jangkar dibuat lebih berat sehingga Gillnet dapat tenggelam tetapi tetap terbentang dengan adanya pelampung dibagian atas Gillnet. Daerah penangkapan: - Sebaiknya bukan daerah pelayaran, biasanya daerah penangkapan mengikuti keberadaan ikan dan perhitungan ekonomi kegiatan penangkapan ini. Kemudian diperhitungkan juga jarak, dan kekuatan kapal dalam melakukan proses penangkapan tersebut.
  • 29. 26 - Daerah yang sebenarnya ideal untuk pengoprasian Gillnet adalah perairan luas tak berkarang, yang merupakan tempat gerombolan ikan bermigrasi baik untuk makan atau untuk memijah - Daerah perikanan Indonesia yang banyak menggunakan Gillnet dalam usaha penangkapan antara lain: Samarinda, Jawa Timur, Papua, Minahasa Selatan,Bali, Jawa Barat dan Ambon Kemungkinan hasil: Jenis- jenis ikan demersal atau bottom fish (flat fish, sea bream, dan lain- lain). Jenis-jenis lobster dan lain sebagainya. E. Cara Pengoperasian Gillnet Sebelum operasi penangkapan di mulai, semua peralatan dan perbekalan yang diperlukan untuk menangkap ikan dengan menggunakan Gillnet harus dipersiapkan dengan teliti. Jaring harus disusun di atas kapal dengan memisahkan antara pemberat dan pelampung supaya mudah menurunkannya dan tidak kusut. Metode operasi penangkapan ikan dengan menggunakan Gillnet dibagi menjadi tiga tahap, yaitu “setting”, “immersing”, dan “hauling” (Sadhori, 1985). 1. Lama penebaran jaring “setting” Bila kapal telah mencapai di daerah penangkapan, segera persiapan penebaran jaring dimulai. a. Mula–mula posisi kapal ditempatkan sedemikian rupa agar arah angin datangnya dari tempat penurunan jaring. b. Setelah kedudukan atau posisi kapal sesuai dengan yang dikehendaki, jaring dapat diturunkan. Penurunan jaring dimulai dari penurunan pelampung tanda ujung jaring atau lampu kemudian tali selambar depan,
  • 30. 27 lalu jaring dan yang terakhir kali selambar pada ujung akhir jaring atau selambar belakang yang biasanya terus di ikatkan pada kapal. c. Pada waktu penurunan jaring yang harus diperhatikan adalah arah arus laut, karena kedudukan jaring yang paling baik adalah memotong arus antara 450-900. 2. Lama perendaman jaring “immersing” Gillnet didiamkan terendam dalam perairan sampai kira–kira selama 3–5 jam. 3. Lama penarikan jaring “hauling” Setelah jaring dibiarkan di dalam perairan selama ± 3–5 jam, jaring dapat di angkat (dinaikkan) ke atas kapal untuk diambil ikannya. Urutan penarikan jaring ini merupakan kebalikan dari urutan penebaran jaring, yaitu dimulai dari tali selambar belakang, baru jaring, tali selambar muka, dan terakhir pelampung tanda. Penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap Gillnet umumnya dilakukan pada waktu malam hari (Waluyo, 1972). Spesies ikan sasaran dari alat tangkap Gillnet adalah tetengkek (Megalacpis cordyla), ikan terbang (Cypselurus sp), ikan belanak (Mugil sp), ikan kuro (Polynemussp), ikan alu–alu (Sphyraena sp), ikan tenggiri (Scromberomorus commersoni), dan lain-lain. Teknik operasi Gillnet adalah sebagai berikut: 1. Setting Pada saat melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian dilakukan pemasangan jaring bottom Gillnet oleh Anak Buah Kapal ( ABK). Jaring bottom Gillnet dipasang tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya akan
  • 31. 28 dapat menghadang gerombolan ikan yang sebelumnya telah dipasangi rumpon, dan gerombolan ikan pada tertarik lalu mengumpul disekitar rumpon maupun light fishing dan akhirnya tertagkapkarena terjerat bagian operculum (penutup insang) atau dengan caraterpuntal. 2. Holling Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul dirasa sudah cukup banyak, maka dilkukan holling dengan menarik jaring botol Gillnet dari dasar perairan kepermukaan (jaring di tarik keatas kapal). Setelah semua hasil tangkap dan jaring ditarik ke atas kemudian baru dilakukan kegiatan penyortiran. 3. Persiapan Alat Sebelum operasi dimulai semua peralatan dan perbekalan harus dipersiapkandengan teliti. Jaring harus disusun di atas kapal dengan memisahkan antara pemberat dan pelampung supaya mudah menurunkannya dan tidak kusut. Penyusunan Gillnet diatas kapal penangkpan ikan disesuaikan dengan susunan peralatandi atas kapal atau tipe kapal yang dipergunakan. Sehingga dengan demikian Gillnetdapat disusun di atas kapal pada : a. buritan kapal b.samping kiri kapal c. samping kanan kapal 4. Waktu Penangkapan Penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap Gillnet umumnya dilakukan pada waktu malam hari terutama pada saat gelap bulan. Dalam satu malam bila bulan gelap penuh operasi penangkapan aatau penurunan alat dapat
  • 32. 29 dilakukan sampai dua kali karena dalam sekali penurunan alat, Gillnet didiamkan terpasang dalam perairan sampai kira-kira selam 3-5 jam. 4. Daerah Penangkapan (Fishing Ground) Setelah semua peralatan tersusun rapi maka kapal dapat dilayarkan menuju kedaerah penangkapan (fishing ground). Syarat-syarat daerah penangkapan yang baik untuk penangkapan ikan dengan menggunakan Gillnet adalah :  bukan daerah alur pelayaran umum dan  arus arahnya beraturan dan paling kuat sekitar 4 knots  dasar perairan tidak berkarang 5. Penurunan Alat Bila kapal telah sampai di daerah penangkapan, segera persiapan alat dimulai.  mula-mula posisi kapal ditempatkan sedemikian rupa agar arah angin datangnyadari tempat penurunan alat  setelah kedudukan/ posisi kapal sesuai dengan yang dikehendaki, jaring dapatditurunkan. Penurunan jaring dimulai dari penurunan jangkar, pelampung tandaujung jaring atau lampu, kemudian tali slambar depan, lalu jaring, tali slambar pada ujung akhir jaring atau tali slambar belakang, dan terakhir pelampungtanda.  pada saat penurunan jaring, yang harus diperhatikan adalah arah arus laut. Karena kedudukan jaring yang paling baik adalah memotong arus antara 45-90.
  • 33. 30 6. Penarikan Alat dan Pengambilan Ikan Setelah jaring dibiarkan di dalam perairan sekitar 3-5 jam, jaring dapat diangkat (dinaikkan) ke atas kapal untuk diambil ikannya. Bila hasil penangkapan baik, jaring dapat didiamkan selama kira-kira 3 jam sedangkan bila hasil penangkapan sangat kuran jaring dapat lebih lama didiamkan di dalam perairan yaitu sekitar 5 jam. Bila lebih lama dari 5 jam akan mengakibatkan ikan-ikan yangtertangkap sudah mulai membusuk atau kadang-kadang dimakan oleh ikan yang lebih besar. Urutan pengangkatan alat ini adalah merupakan kebalikan dari urutan penurunan alatyaitu dimulai dari pelampung tanda, tali selambar belakang, baru jaring, tali slambar muka dan terakhir pelampung tanda.Apabila ada ikan yang tertangkap, lepaskan ikan tersebut dari jaring dengan hati-hatiagar ikan tidak sampai terluka. Untuk hal tersebut bila perlu dengan cara memotong satu atau dua kaki (bar) pada mata jarring agar ikan dilepas tidak sampai luka/rusak. Ikan- ikan yang sudah terlepas dari jaring segera dicuci dengan air laut yang bersih danlangsung dapat disimpan ke dalam palka, dengan dicampur pecahan es atau garam secukupnya agar ikan tidak lekas membusuk. F. KONSTRUKSI ALAT TANGKAP ( BOTTOM GILLNET ) 1. Konstruksi Umum Pada umumnya yang disebutkan dengan Gillnet dasar ialah jaring dengan bentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya, dengan perkataan lain, jumlah mesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring.
  • 34. 31 Pada lembaran-lembaran jaring, pada bagian atas dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah dilekatkan peemberat (sinker). Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari float yang bergerak menuju keatas dan sinking force dari sinker ditambah dengan berat jaring didalam air yang bergerak menuju kebawah, maka jaring akan terentang. Ayodhyoa (1974) menyatakan bahwa pada konstruksi umum, yang disebutkan dengan Gillnet ialah jaring yang berbentuk persegi panjang yang mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya, dengan kata lain, jumlah mezh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mezh size pada arah panjang jaring. Pada lembaran-lembaran jaring, pada bagian atas dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah diletakkan pemberat (sinker). Dengan menggunakan gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari float yang bergerak menuju ke atas dan sinking force dari sinker ditambah dengan berat jaring di dalam air yang bergerak menuju ke bawah, maka jaring akan terlentang. Detail konstruksi, kedua ujung jaring diikatkan pemberat. Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera atau bertanda yang dilekatkan pada kedua belah pihak ujung jaring. Karakteristik Gillnet berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung yang terbuat dari plastik, pemberat pemberat yang terbuat dari timah, tali ris atas dan tali ris bawah yang bahannya terbuat dari plastik. Besarnya mata jaring bervariasi tergantung sasaran yang akan ditangkap baik udang maupun ikan. Jaring insang pada umumnya berbentuk empat persegi panjang. Ukuran mata jaring (mesh size) seluruh bagian jaring adalah sama. Ukuran mata jaring
  • 35. 32 yang digunakan disesuaikan dengan jenis dan ukuran ikan yang menjadi target tangkapan. Konstruksi jaring insang terdiri dari: 1) Badan jaring (webbing). 2) Tali ris atas. 3) Tali ris bawah. 4) Pelampung. 5) Pemberat. 6) Tali slambar (tali penghubung antar pis. Jaring insang termasuk kelompok alat penangkap yang selektif, ukuran minimum ikan yang menjadi target tangkapan dapat diatur dengan cara mengatur ukuran mata jaring yang digunakan. Ikan-ikan yang menabrak jaring. Ukurannya mata jaring dan bukaannya sangat ditentukan oleh ikan yang menjadi tujuan penanangkapan. Ikan yang akan dijerat pada overculumnya adalah ikan yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Ikan dijerat dengan mengggunakan mata jaring yang dibuat terbuka. Terbukanya mata jaring ditentukan oleh bentuk dan ukuran potongan melintang di bagian overculum spesies tujuan penangkapan. Bagaimana potongan melintang ikan dan mata jaringnya perhatikan gambar 2. Gambar 2 adalah cara mengukur bagian insang ikan dengan menggunakan benang jaring dan hasil pengukuran. Panjang tali tersebut adalah ukuran mata jaring dibagi dua atau setengan panjang tali Adalah ukuran mata jaring.
  • 36. 33 Gambar 15. Jaring Insang Secara umum bentuk potongan melintang ikan terbagi menjadi tiga, yaitu bentuk bulat, bentuk pipih vertikal dan bentuk pipih horisontal. Sebagai patokan pertama adalah ikan yang berpotongan melintang bulat (gambar 3 B), maka bentuk bukaan mata jaringnya mirip belah ketupat. Demikian pula untuk potongan melintang ikan pada gambar 3 A, B dan C dapat menggambarkan bagaimana besranya bukaan mata jaring insang. Bentuk segiempat pada gambar 3.A adalah bentuk bukaan mata jaring untuk menjerat ikan yang berbentuk melebar, seperti ikan sebelah dan cucut. Segiempat pada gambar 3.A adalah bentuk bukaan mata jaring yang digunakan untuk menangkap ikan yang berbentuk bulat seperti ikan tongkol atau cakalang.
  • 37. 34 Sedangkan segiempat pada gambar 3.C adalah bentuk bukaan mata jaring yang digunakan untuk mennagkan ikan berbentuk pipih seperti ikan tenggiri atau kwee. Gambar 16. Bentuk potongan tubuh ikan Ukuran mata jaring adalah sama dengan panjang tali hasil pengukuran Gambar 17. Mengukur Mata Jaring 2. Detail Konstruksi Pada kedua ujung jaring diikatkan jangkar, yang dengan demikian letak jaring akan telah tertentu. Karena jaring ini direntang pada dasar laut, maka dinamakan bottom Gillnet, yang demikian berarti jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal. Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera atau bertanda
  • 38. 35 yang dilekatkan pada kedua belah pihak ujung jaring, tetapi tidaklah dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan jaring itu sendiri. 3. Karakteristik  Set bottom Gillnet direntang pada dasar laut, sehingga yang menjadi tujuan penangkapan adalah ikan-ikan damersal.  Bottom Gillnet berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung, pemberat, ris atas dan ris bawah serta dilengkapi dengan jangkar.  Besarnya mata jaring bervariasi tergantung sasaran yang akan ditangkap baik udang maupun ikan.  Jaring Gillnet direntangkan pada float berbendera yang diletakkan pada kedua belah pihak ujung jaring tetapi tidak dapat diketahui keadaan baik buruknya rentangan itu sendiri. 3. Bahan Dan Spesifikasinya Pengenalan bahan jaring sintetis dengan mutu yang tinggi telah merangsang perkembangan pemakaian alat ini. Hal ini disebabkan efisiensi penangkapan yang jauh lebih baik yakni 2-13 kali lebih tinggi pada PA monofillament yang transparant (jernih) dibanding dengan bahan serat alami (kapas, rami, rami halus). a. Persyaratan Persyaratan efisiensi penangkapan yang baik memerlukan rendahnya daya rangsang alat untuk organ penglihatan atau organ lateral line sebelum ikan terkait atau terjerat dalam jaring Gillnet harus disesuaikan dengan kebiasaan hidup ikan melebihi trawl dan purse seine.
  • 39. 36 Bahan dari Gillnet harus mempunyai daya tampak sekecil mungkin dalam air, terutama sekali untuk penangkapan di siang hari pada air jernih. Serat jaring juga harus sehalus dan selunak mungkin untuk mengurangi daya penginderaan dengan organ side line. Serat jaring yang lebih tipis juga kurang terlihat. Sebaliknya bahan harus cukup kuat untuk menahan rontaan ikan yaang tertangkap dan dalam upayanya untuk membebaskan diri. Lebih lanjut diperlukan kemuluran dan elastisitas yang tepat untuk menahan ikan yang terjerat atau terpuntal sewaktu alat dalam air atau sewaktu penarikan keatas kapal tetapi tidak menyulitkan sewaktu ikan itu diambil dari jaring. Bahan yang daya mulurnya tinggi untuk beban kecil tidak sesuai untuk gull net karena ukuran ikan yang terjerat pada insang tergantung pada ukuran mata jaring. Jaring perlu memiliki kekuatan simpul yang stabil dan ukuran mata jaring tidak boleh dipengaruhi air. b. Macam dan ukuran benang Jaring insang pada umumnya terbuat dari bahan Polyamide mono-filamen atau dikenaldjuga dengan nama benang senar. Benang jaring ini paling banyak digunakan sebagai bahan pembuat jaring. Benang ini berbentuk bulat, licin dan transparan. Diperlukan benang yang licin dan berbentuk bulat agar ikan mudah terpeleset masuk ke dalam mata jaring, dan elastis agar benang dengan sendirinya akan menjerat ikan. PA continous filament adalah bahan yang paling lunak dari semua bahan sintetis dalam kondisi basah, warna putih mengkilat yang alami adalah jauh lebih terlihat dalam air jernih. Warna hijau, biru, abu-abu dan kecoklatan merupakan warna-warna yang nampak digunakan paling umum pada perikanan komersial.
  • 40. 37 Sebab banyaknya macam dari Gillnet sesuai dengan ukuran, ukuran mata jaring, jenis ikan, pola operasi, kondisi penangkapan, dll tidak mungkin memberi rekomendasi yang menyeluruh untuk seleksi bahan jaring. Semua nilai R tex adalah nominal dan berkenaan dengan netting yarn yang belum diselup dan belum diolah. Gambar 18. Benang Jaring Insang c. Warna Jaring Warna jaring yang dimaksudkan disini adalah terutama dari webbing. Warna float, ropes, sinkers dan lain-lain diabaikan, mengingat bahwa bagian terbesar dari Gillnet adalah webbing. Pada synthetic fibres, net preservation dalam bentuk pencelupan telah tidak diperlukan, kemudian pula warna dari twine dapat dibuat sekehendak hati, yang dengan demikian kemungkinan mengusahakan warna jaring untuk memperbesar fishing ability ataupun catch akan dapat lebih diusahakan. Dengan perkataan lain, warna jaring yang sesuai untuk tujuan menangkap jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan dapat diusahakan. Warna jaring dalam air akan dipengaruhi oleh faktor-faktor depth dari perairan, transparancy, sinar matahari, sinar bulan dan lain-lain faktor, dan pula sesuatu warna akan
  • 41. 38 mempunyai perbedaan derajat “terlihat” oleh ikan –ikan yang berbeda-beda. Karena tertangkapnya ikan-ikan pada Gillnet ini ialah dengan cara gilled dan entangled, yang kedua-duanya ini barulah akan terjadi jika ikan tersebut menubruk atau menerobos jaring, maka hendaklah diusahakan bahwa efek jaring sebagai penghadang, sekecil mungkin. d. Pelampung Pelampung buatan pabrik (gambar 5) umunya mahal, sehingga nelayan banyak mennggunakan pelampiung alternatif seperti dari karet sendal jepit. Karet ini mudah didapat dari sisa pabrik pembuatan sandal jepit. Kadang juga diperoleh dari para pemulung barang bekas. Pelampung utama menggunakan botol plastik bekas akua, atau menggunakan stereoform bekas yang dibungks denga lembaran jaring. Gambar 19. Bentuk-bentuk Pelampung Buatan Pabrik
  • 42. 39 Gambar 20. Pelampung Utama Gambar 21. Pelampung dari Kayu e. Pemberat Bahan pemberat jaring insang umumnya menggunakan timah hitam. Timah yang dibentuk dengan cara dicor. Pemberat umumnya memiliki lubang di tengahnya (arah mendatar). Bahkan ada juga yang menggunakan batu kecil bulat yang dibungkus dengan jaring.
  • 43. 40 f. Webbing Istilah yang umum digunakan untuk badan jaring adalah webbing. Umumnya jika benang jaring yang dibuat oleh pabrik Indonesia menggunakan nomor benang(60 s/d 2000) atau 210/d/6 maka panjang weebing adalah ± 90 meter atau 100 yard. Jumlah kedalaman mata jaring adalah 70 mata. Gambar 22. Jaring insang dengan pelampung bekas sandal jepit 4. Bagian-Bagian Jaring a. Badan Jaring Bagian utama jaring insang Gambar 23. Mengukur jumlah mata jaring
  • 44. 41 b. Tali Ris Atas dan Bawah Tali ris atas merupakan komponen pembentuk jaring dan sekaligus pengatur bukaan mata jaring. Pada ris atas inilah dipasangkan pelampung dan jaring. Diantara jaring umumnya menggunakan srampad (selvedge) yang berfungsi sebagai peredam beban tegangan dari dua tali ris yang berukuran besar dan kuat yang harus diterima oleh benang jaring jauh lebih kecil dan lemah. Namun demikian, para anelayan kurang memperhatikan hal ini, sehingga webbing langsung dipasangkan pada ris. Tali ris atas sering juga disebut sebagai tali pelampung adalah tali yang terdapat pada bagian atas jaring insang. Tali ris atas terdiri dari dua utas tali. Satu utas tali untuk tempat memasang pelampung dan disebut dengan tali ris utama. Tali yang kedua digunakan untuk memasang (menggantungkan) badan jaring insang. Kedua tali ris atas biasanya berukuran sama tetapi berbeda arah pintalannya yaitu pintal kanan dan pintal kiri. Lihat gambar di bawah kedua tali memiliki arah pintalan yang berbeda. Gunanya adalah agar saat tali ditarik tidak melintir, sehingga jaring ikut pula terpintal. Pemasangan pelampung dipasang pada jarak yang sama sepanjang ris atas, sama juga dengan pemsangan pemberat pada ris bawah. Tujuannya adalah daya apung dan daya tenggelam merata pada seluruh badan jaring insang. Atau dengan kata lain, bukaan mata jaring akan sama disemua tempat di seluruh permukaan webbing. Ukuran maupun konstruksi ris bawah maupun bahan tali ris bawah sama halnya dengan ris atas. Juga terdiri dari dua utas tali yang diikat menjadi satu sehingga berperan menjadi satu tali ris bawah. Satu diantara tali ris bawah
  • 45. 42 digunakan untuk memasang pemberat dan yang lainnya sebagai tumpuan webbing. Gambar 24. Ris bawah dan pemberat c. Tali Pelampung Utama dan Jangkar Tali pelampung utama sangat berguna jika akan mengoperasikan jaring insang di lapisan perairan pertengahan atau di lapisan dasar (perhatikan gambar di bawah) Gambar 25. Tali jangkar yang diperlukan pada jaring insang permukaan tetap
  • 46. 43 Gambar 26. Tali pelampung utama dan tali jangkar yang dipasang pada Gillnet yang dipasang pada jaring insang yang diharapkan Gambar 27. Tali pelampung utama pada jarig insang dasar
  • 47. 44 d. Tali Selambar Tali slambar terdiri dari tiga jenis. Jenis yang pertama adalah tali yang menghubungkan antara jaring insang yang terpasang di air dengan kapal. Jenis yang kedua adalah yang menghubungan natara satu pis jaring insang dengan pis lainnya. Sedangkan jenis yang ketiga adalah yang dipasangkan di ujung terakhir jaring insang yang dipasangi pelampung utama dan lampu (jika dioperasikan malam hari). Gambar 28. Tali Selambar 5. Disain Jaring Insang Disain atau gambar rancangan jaring insang suatu gambar atau pola dan uraian rinci suatu alat penangkap ikan (perhatikan gambar di bawah), yang memuat:
  • 48. 45 1) Jenis dan ukuran webbing yang digunakan 2) Jumlah mata jaring ke bawah. 3) Panjang tali ris atas. 4) Panjang tali ris bawah. 5) Ukuran dan jenis tali serta bahan jaring yang digunakan. 6) Jenis dan jumlah pelampung. 7) Jenis dan jumlah pemberat serta perlengkapan lainnya. Gambar 29. Disain Jaring Insang
  • 49. 46 G. Prospektif Alat Tangkap Prospektif Gillnet dasar atau bottom Gillnet di Indonesia sangat baik, hal ini dikarenakan secara kuantitatif, jumlahnya cukup besar di Indonesia. Hal-hal yang mempengaruhi besarnya bottom Gillnet secara kuantitatif di Indonesia : · Bahan dasar (material) pembuatan bottom Gillnet mudah diperoleh · Proses pembuatan bottom Gillnet mudah · Harganya relatif murah · Fishing method dari bottom Gillnet mudah · Biaya relatif murah sehingga dapat dimilliki oleh siapa saja. H. Operasi Penangkapan Ikan Dengan Menggunakan Gillnet/ Jaring Insang 1. Persiapan Alat Sebelum operasi dimulai semua peralatan dan perbekalan harus dipersiapkan dengan teliti. Jaring harus disusun di atas kapal dengan memisahkan antara pemberat dan pelampung supaya mudah menurunkannya dan tidak kusut. Penyusunan Gillnet d atas kapal penangkpan ikan disesuaikan dengan susunan peralatan di atas kapal atau tipe kapal yang dipergunakan. Sehingga dengan demikian Gillnet dapat disusun di atas kapal pada : a. buritan kapal b.samping kiri kapal c. samping kanan kapal 2. Waktu Penangkapan
  • 50. 47 Penangkapan ikan denan menggunakan alat tangkap Gillnet umumnya dilakukan pada waktu malam hari terutama pada saat gelap bulan. Dalam satu malam bila bulan elap penuh operasi penangkapan aatau penurunan alat dapat dilakukan sampai dua kali karena dalam sekali penurunan alat, Gillnet didiamkan terpasang dalam perairan sampai kira-kira selam 3-5 jam. 3. Daerah Penangkapan (Fishing Ground) Setelah semua peralatan tersusun rapi maka kapal dapat dilayarkan menuju ke daerah penangkapan (fishing ground). Syarat-syarat daerah penangkapan yang baik untuk penangkapan ikan dengan menggunakan Gillnet adalah :  bukan daerah alur pelayaran umum dan  arus arahnya beraturan dan paling kuat sekitar 4 knots  dasar perairan tidak berkarang 4. Penurunan Alat Bila kapal telah sampai di daerah penangkapan, segera persiapan alat dimulai. 1) mula-mula posisi kapal ditempatkan sedemikian rupa agar arah angin datangnya dari tempat penurunan alat 2) setelah kedudukan/ posisi kapal sesuai dengan yang dikehendaki, jaring dapat diturunkan. Penurunan jaring dimulai dari penurunan jangkar, pelampung tanda ujung jaring atau lampu, kemudian tali slambar depan, lalu jaring, tali slambar pada ujung akhir jaring atau tali slambar belakang, dan terakhir pelampung tanda. 3) pada saat penurunan jaring, yang harus diperhatikan adalah arah arus laut. Karena kedudukan jaring yang paling baik adalah memotong arus antara 450-900
  • 51. 48 5. Penarikan Alat dan Pengambilan Ikan Setelah jaring dibiarkan di dalam perairan sekitar 3-5 jam, jaring dapat diangkat (dinaikkan) ke atas kapal untuk diambil ikannya. Bila hasil penangkapan baik, jarin dapat didiamkan selama kira-kira 3 jam sedangkan bila hasil penangkapan sangat kuran jaring dapat lebih lama didiamkan di dalam perairan yaitu sekitar 5 jam. Bila lebih lama dari 5 jam akan mengakibatkan iakan-ikan yang tertangkap sudah mulai membusuk atau kadang-kadang dimakan oleh ikan lain yang lebih besar. Urutan pengangkatan alat ini adalah merupakan kebalikan dari urutan penurunan alat yaitu dimulai dari pelampung tanda, tali selambar belakang, baru jaring, tali slambar muka dan terakhir pelampung tanda. Apabila ada ikan yang tertangkap, lepaskan ikan tersebut dari jaring dengan hati-hati agar ikan tidak sampai terluka. Untuk hal tersebut bila perlu dengan cara memotong satu atau dua kaki (bar) pada mata jaring agar ikan dilepas tidak sampai luka/ rusak. Ikan-ikan yang sudah terlepas dari jaring segera dicuci dengan air laut yang bersih dan langsung dapat disimpan ke dalam palka, dengan dicampur peahan es atau garam secukupnya agar iakn tidak lekas membusuk. I. Hasil Tangkapan Karena jaring ini direntang pada dasar laut, yang demikian berarti jenis- jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan-ikan damersal. Jenis-jenis ikan seperti cucut, tuna, yang mempunyai tubuh sangat besar sehingga tak mungkin terjerat pada mata jaring ataupun ikan- ikan seperti flat fish yang mempunyai tubuh gepeng lebar, yang bentuk tubuhnya
  • 52. 49 sukar terjerat pada mata jaring, ikan-ikan seperti ini akan tertangkap dengan cara terbelit-belit (entangled). Jenis ikan yang tertangkap berbagai jenis, misalnya herring, cod, halibut, mackerel, yellow tail, sea bream, tongkol, cakalang, kwe, layar, selar, dan lain sebagainya. Jenis-jenis udang, lobster juga menjadi tujuan penangkapan jaring ini. Hal–hal yang mempengaruhi keberhasilan penangkapan 1. Faktor Luar a. Keadaan Musim (cuaca) Karena fishing ground atau daerah penangkapan merupakan daerah teluk, sehingga baik buruknya musim atau cuaca akan mempengaruhi keberhasilan suatu penangkapan. b. Keberadaan Resources (sumber daya ikan) Makin banyak jumlah unit dari suatu alat tangkap, maka akan tejadi over fishing sehingga keberadaan resources akan terancam. Hal ini akan mengurangi jumlah penagkapan di suatu daerah penangkapan. Untuk mengatasinya maka dilakukan pembatasan ukuran mesh size Gillnet itu sendiri. c. Teknik Penangkapan Apabila salah dalam pengoperasian alat tangkap maka akan didapatkan hasil tangkapan (catch) yang minimum. d. Market (Pemasaran) Pemasaran atau market ke daerah konsumsi atau tujuan juga mempengaruhi keberhasilan suatu penangkapan. 2. Faktor Dalam a. Bahan Jaring
  • 53. 50 Supaya ikan mudah dapat terjerat pada mata jaring, maka bahan jaring harus dibuat sebaik mungkin. Bahan atau twine yang paling banyak digunakan adalah yang terbuat dari syntetis. Twine yang dipergunakan hendaklah “lembut tidak kaku, pliancy, suppleness”. Dengan demikian maka twine yang digunakan adalah cotton, hennep, linen, amylan, nylon, kremona, dan lain-lain sebagainya, dimana twine ini mempunyai fibres yang lembut. Bahan-bahan dari manila hennep, sisal, jerami dan lain-lain yang fibres-nya keras tidak digunakan. Untuk mendapatkan twine yang lembut, ditempuh cara yang antara lain dengan memperkecil diameter twine ataupun jumlah pilin per-satuan panjang dikurangi, ataupun bahan-bahan celup pemberi warna ditiadakan. b. Ketegangan rentangan tubuh jaring Yang dimaksud rentangan disini ialah baik rentangan ke arah lebar demikian pula rentangan ke arah panjang. Ketegangan rentangan ini, akan mengakibatkan terjadinya tension baik pada float line ataupun pada tubuh jaring. Dengan perkataan lain, jika jaring direntang terlalu tegang maka ikan akan sukar terjerat, dan ikan yang telah terjeratpun akan mudah lepas. Ketegangan rentangan tubuh jaring akan ditentukan terutama oleh bouyancy dari float, berat tubuh jaring, tali temali, sinking force dari sinker dan juga shortening yang digunakan. c. Shortening atau shrinkage Supaya ikan-ikan mudah terjerat (gilled) pada mata jaring dan juga supaya ikan-ikan tersebut setelah sekali terjerat pada jaring tidak akan mudah terlepas, maka pada jaring perlulah diberikan shortening yang cukup. d. Tinggi Jaring
  • 54. 51 Yang dimaksud dengan istilah tinggi jaring disini ialah jarak antara float line ke sinker line pada saat jaring tersebut terpasang di perairan. Jenis jaring yang tertangkapnya ikan secara gilled, lebih lebar jika dibandingkan dengan jaring yang tertangkapnya ikan secara entangled. Hal ini tergantung pada swimming layer dari pada jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan. e. Mesh size Dari percobaan-percobaan terdapat kecenderungan bahwa sesuatu mesh size mempunyai sifat untuk menjerat ikan hanya pada ikan-ikan yang besarnya tertentu batas-batasnya. Dengan perkataan lain, Gillnet akan bersikap selektif terhadap besar ukuran dari catch yang diperoleh. Oleh sebab itu untuk mendapatkan catch yang besar jumlahnya pada pada suatu fishing ground, hendaklah mesh size disesuaikan besarnya dengan besar badan ikan yang jumlahnya terbanyak pada fishing ground tersebut. I. Alat Bantu Penangkapan Alat bantu penangkapan merupakan faktor penting untuk mengumpulkan ikan pada suatu tempat yang kemudian dilakukan operasi penangkapan. Alat bantu yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan dengan menggunakan bottom Gillnet adalah : 1. Lampu/Light Fishing Kegunaan lampu untuk alat penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian melakukan operasi penangkapan dengan menggunakan Gillnet. Jenis-jenis lampu yang digunakan bermacam-macam antara lain : - Ancor/obor
  • 55. 52 - Lampu petromak/starmking - Lampu listrik ( penggunaannya masih terbetas) Gambar 30. Lampu ancor/obor Faktor yang paling berpengaruh dalam penggunaan lampu adalah kekuatan cahaya lampu yang digunakan, selain itu juga ada beberapa faktor lain : · Kecerahan : Jika kecerahan kecil, berarti banyak partikel-partikel dalam air maka pembiasan cahaya terserap dan akhirnya tidak menarik perhatian dari ikan yang ada disekitarnya. Jadi kecerahan menentukan kekuatan lampu. · Gelombang, angin, arus : Akan mempengaruhi kedudukan lampu. Adanya faktor-fakttor itu menyebabkan kondisi sinar yang semula lurus menjadi bengkok. · Sinar bulan : Pada waktu bulan purnama sukar sekali mengadakan penangkapan menggunakan lampu karena cahaya terbagi rata, sadangkan penangkapan menggunakan lampu diperlukan keadaan gelap agar cahaya lampu terbias sempurna dalam air.
  • 56. 53 2. Payaos (rumpon laut/rebo) Payaos merupakan rumpon laut dalam yang berperan dalam pengumpulan ikan pada tempat tertentu dan dilakukan operasi penangkapan. Payaos pelampungnya terdiri dari 60-100 batang bambu yang disusun dan diikat menjadi satu sehingga membentuk rakit (raft), selain dari bambu pelampung juga terbuat dari alumunium. Tali pemberat (tali yang menghubungkan antara pelampung dan pemberat) mencapai 1000-1500 m, terbuat dari puntalan rotan, bahan syntetik seperti polyethylene, nylon, polyester, polypropylene. Sedangkan pemberat berkisar 1000-3500 kg yang terbuat dari batu dimasukkan dalam keranjang rotan dan cor-coran semen. Dan untuk rumbai-rumbainya digunakan daun nyiur dan bekas tali polyethylene dan ban bekas. Gambar 31. Payaos (rumpon laut/rebo)
  • 57. 54 Gambar desain Gillnet Keterangan: 1. Ukuran mesh size : 4,32 cm 11. Panjang tali ris bawah : 1030 cm 2. Hanging ratio : 0,59 12. Diameter tali ris bawah : 2 cm 3. Panjang tali ris atas : 1030 cm 13. Panjang pelampung : 5,26 cm 4. Diameter tali ris atas : 2 cm 14. Panjang pemberat : 2,18 cm 5. Bahan pelampung : PVC 6. Panjang pelampung : 5,26 cm 7. Diameter pelampung : 3,776 cm 8. Bahan pemberat : Pb 9. Panjang pemberat : 2,18 cm 10. Diameter pemberat : 1 cm
  • 58. 55 Gambar konstruksi Gillnet 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Keterangan: 1. Bendera 7. Mata jaring 13. Tali selambar 2. Pelampung besar 8. Serampat bawah 3. Pelampung kecil 9. Tali ris bawah 4. Tali pelampung 10. Tali pemberat 5. Tali ris atas 11. Pemberat 6. Serampat atas 12. Jangkar
  • 59. 56 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Gillnet merupakan salah satu jenis alat untuk menangkap ikan dari bahan jarring yang bentuknya empat persegi panjang dimana mata jaring (mesh) dari bagian jaring utamaukurannya sama, biasa disebut dengan jarring insang. Alat ini dapat dioperasikan didaerah daerah teluk, pantai-pantai, dan muara, karena daerah tersebut adalah. fishing ground yang umum dan jaring ini disesuai untuk area fishing ground yang sempit. Pemakaian Gillnet tergantung daerah penangkapannya dan jenis ikan yang ingin ditangkap. Penamaan Gillnet pun dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan nelayan setempat, ada yang memberi nama sesuai jenis ikan yang tertangkap, adapula yang memberi nama sesuai dengan letak fihing ground. Pengertian dari jaring insang adalah salah satu dari jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring monofilamen atau multifilamen yang dibentuk menjadi empat persegi panjang, pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa pelampung (floats) dan pada bagian bawahnya dilengkapi dengan beberapa pemberat (singkers) sehingga dengan adanya dua gaya yang berlawanan memungkinkan jaring insang dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak menghadang biota perairan. Jumlah mata jaring ke arah horisontal atau ke arah Mesh length (ML) jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah mata jaring ke arah vertikal atau ke arah Mesh depth (MD).
  • 60. 57 Konstruksi jaring insang ada yang terdiri dari satu lembar jaring, dua lembar jaring, dan ada juga yang terdiri dari tiga lembar jaring. Untuk jaring insang yang konstruksinya hanya terdiri dari satu lembar disebut dengan “Jaring insang satu lembar (Gill net)”, yang konstruksinya terdiri dari dua lembar disebut dengan “Jaring insang dua lembar atau jaring insang lapis dua (Double gill net atau Semi trammel net)” dan untuk yang konstruksinya terdiri dari tiga lembar disebut dengan “ jaring insang tiga lembar (Trammel net) ”. Penamaan dari ketiga jenis jaring insang ini dapat berbeda menurut daerah, target tangkapan dan nelayan yang mengoperasikannya. Metode pengoperasian dari jaring insang biasanya dilakukan secara pasif meskipun ada juga yang dilakukan secara semi aktif atau dioperasikan secara aktif. Untuk yang pasif biasanya dioperasikan pada malam hari baik itu dioperasikan dengan memakai alat bantu cahaya (light fishing) atau tanpa memakai alat bantu cahaya. Pemasangan jaring insang biasanya dilakukan di daerah penangkapan yang diperkirakan akan dilewati oleh biota perairan yang menjadi terget tangkapan, kemudian dibiarkan beberapa lama supaya biota perairan memasuki atau terpuntal pada mata jaring. Lamanya perendaman jaring insang di daerah penangkapan akan berbeda menurut target tangkapan atau menurut kebiasaan nelayan yang mengoperasikannya. Untuk jaring insang yang dioperasikan secara semi aktif atau aktif, biasanya dioperasikan pada siang hari yaitu dengan cara mengaktifkan jaring insang supaya biota perairan yang menjadi target tangkapan dapat dengan cepat tertangkap, atau dengan kata lain tidak menunggu biota perairan memasuki mata jaring atau terpuntal pada jaring. Lamanya pengoperasian biasanya tidak
  • 61. 58 memakan waktu yang lama atau hanya memakan waktu antara 2-3 jam, bahkan ada yang kurang dari satu jam. Ikan yang tertangkap pada mata jaring (mesh size) jaring insang satu lembar, adalah ikan yang keliling bagian belakang penutup insangnya (operculum girth) lebih kecil, dan keliling badan maksimal nya (maximum body girth) lebih besar dari keliling mata jaring. Untuk jaring insang dua lembar dan tiga lembar, ikan yang memasuki mata jaring, selain ikan yang operculum girth lebih kecil dan maximum body girth nya lebih besar dari keliling mesh size jaring bagian dalam (inner net), juga ikan yang mempunya keliling operculum girth nya lebih besar dari keliling mata jaring bagian dalam inner net, tetapi keliling Maximum body girth nya lebih kecil dari keliling mata jaring bagian luar (outer net). Cara tertangkapnya ikan pada ke dua jenis jaring ini, selain terjerat pada mata jaring bagian inner net juga tertangkap secara terpuntal pada mata jaring bagian inner net dan outer net. Dalam pengoprasian Gillnet biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring yang digabung menjadi satu unit jaring yang panjang, pada umumnya metode dioperasikan Gillnet dengan dihanyutkan, dipasang secara menetap pada suatu perairan dengan cara dilingkarkan atau menyapu dasar perairan. Contohnya jaring insang hanyut (Drift Gillnet), jaring insang tetap(set Gillnet), jaring insang lingkar (encircling Gillnet), jaringinsang klitik (shrimp Gillnet), dan Trammel Net Teknik pengoperasian Gillnet, lebih difokuskan kepada : a. Setting b. Holling c. Persiapan Alat
  • 62. 59 d. Waktu Penangkapan e. Daerah Penangkapan (Fishing Ground) f. Penurunan Alat g. Penarikan Alat dan Pengambilan Ikan Jenis ikan yang dihasilkan menggunakan alat ini adalah jenis ikan ikan yang berenang dekat permukaan laut, dan ikan ikan demersal. Misalnya saury, sardine, salmon, layang, tembang kembung, dan lain-lain membentuk suatu gerobolan (shoal) dan ikatakan setiap individu mempunyai ukuran yang hampir sama. Jenis ikan yang seperti cucut, tuna yang mempunyai tubuh yang sangat besar tak mungkin terjerat pada mata jaring ataupun ikan-ikan seperti flat fish yang mempunyai bentuk tubuh gepeng lebar, sehingga sukar terjerat pada mata jaring, ikan-ikan seperti ini akan tertangkap dengan cara terbelit-belit (entangled).
  • 63. 60 DAFTAR PUSTAKA Anonymous,1981. Meningkatkan Keterampilan Dalam Teknik Moderisasi Bertahap Penangkapan ikan. Correspondence Couse DITJENIKAN, 1981. Ardidja Supardi, 2011. Usaha Penangkapan Ikan dengan Gillnet. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. Ayodhyoa,A.U. Fishing Methods. Bagian Penangkapan Ikan , Fakultas Perikanan IPB. Bogor. 1975. Ayodhyoa,A.U. Metode Penangkapan Ikan. Fakiltas Perikanan IPB. Bogor. 1974. Barus, HR,1983. Penelitian Alat Tangkap Pasang Surut ‘’tidak Trap’’ Dan Aspeknya Di Perairan Selat Malaka, Laporan Penelitian Perikanan Laut No. 25 tahun 1983,BPPL, Jakarta. FAO Catalogue of Small Scale Fishing Gear. Published by arrangement with the Food and Agriculture Organization of the United Nations by Fishing New . Fisherman’s Manual. Published by World Fishing. London. 1976. Klust,Gerhard. Bahan Jaring Untuk Alat Penangkap Ikan. Team Penerjemah BPPI Semarang. Balai Pengembangan Penangkapan Ikan. Semarang. 1987. Nomura, Masatsune dan Tomeyoshi Yamazaki. Fishing Techniques (1). Japan International Cooperation Agency. Tokyo. 1977. Rasdani, M, dkk.,1988. Kumpulan Desain Alat Tangkap Tradisional, BPPI Semarang. Subani, W,1972. Alat Dan Tjara Penangkapan Ikan Di Indonesia, LPPI, Jakarta. Umali, A. F, 1950. Guido To The Classification Of Fishing Gear In The Philippnes.Illustrations by S.G.Duran.Res.Rep. U.S.Fish. Wildl. Serv.,(17): 165 p.