SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
TINDAK PIDANA
ILLEGAL FISHING DI
WILAYAH PERAIRAN
INDONESIA
PENGERTIAN ILLEGAL FISHING
Illegal Fishing berasal dari kata illegal yang berarti tidak sah atau tidak resmi. Sedangkan Fishing
merupakan kata benda yang berarti perikanan, diartikan sebagai kegiatan mengambil, merogoh, mengail,
atau memancing.
Menurut Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan,
memberikan batasan definisi untuk Illegal Fishing sebagai pengertian illegal, unreported dan unregulated
(IUU) fishing secara harfiah diartikan sebagai kegiatan perikanan yang tidak sah, kegiatan perikanan yang
tidak diatur oleh peraturan yang ada, atau aktivitasnya tidak dilaporkan kepada suatu institusi atau
lembaga pengelola perikanan yang tersedia.
Merujuk kepada International Plan of Action (IPAO), Illegal Fishing adalah:
I. Kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh suatu negara tertentu atau kapal asing di perairan
yang bukan yurisdiksinya tanpa izin dari negara yang memiliki yurisdiksi atau kegiatan penangkapan
ikan tersebut bertentangan dengan hukum dan peraturan negara itu.
II. Kegiatan penangkapan ikan yang bertentangan dengan perundang-undangan suatu negara atau
ketentuan internasional, termasuk aturan-aturan yang ditetapkan negara anggota RFMO.
Penangkapan
ikan tanpa izin
Penangkapan ikan
dengan
menggunakan alat
terlarang
I
Penangkapan
ikan dengan izin
palsu
II
III IV
BENTUK TINDAK PIDANA ILLEGAL FISHING DI
WILAYAH PERAIRAN INDONESIA
Penangkapan ikan
dengan jenis
(spesies) yang tidak
sesuai dengan izin
Bentuk-Bentuk Illegal Fishing
Unreported fishing
Tidak dilaporkannya kepada
instansi yang berwenang dan
tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Unregulated fishing
Tidak melaporkan hasil tangkapan
yang sesungguhnya atau
pemalsuan data penangkapan
Unregulated fishing masih terjadi karena:
1
Belum diaturnya
Mekanisme pencatatan
data hasil tangkapan ikan
yang ada
2
Belum diaturnya kegiatan
menangkap ikan dengan
alat yang dilarang
3
• Belum diaturnya
wilayah perairan yang
diperbolehkan dan
yang dilarang
KEJAHATAN
Illegal Fishing dikategorikan sebagai
kejahatan sebgaimana diatur dalam UU
No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan jo.
UU No. 45 Tahun 2009 yang
mengidentifikasi tindak pidana di bidang
perikanan dikatakan sebagai kejahatan
sesuai dengan Pasal 103
1. Setiap orang
2. Nahkoda
3. Ahli penangkapan ikan
4. Anak buah kapal
5. pemilik kapal perikanan
6. pemilik perusahaan perikanan
● 7. penanggung jawab perusahaan
perikanan
8. operator kapal perikanan
9. pemilik perusahaan
pembudidayaan ikan
10. kuasa pemilik perusahaan
pembudidaya ikan
11. penanggung jawab
pembudidayaan ikan di wilayah
pengelolaan perikanan RI
PELAKU KORPORASI
Berikut beberapa pelaku yang dicantumkan
sebagaimana UU No. 31 Tahun 2004 jo. UU No. 45
Tahun 2009 adalah:
KORPORASI SEBAGAI PELAKU ILLEGAL
FISHING
Di Indonesia korporasi sudah dicantumkan sebagai salah satu subjek pelaku pidana di
berbagai perundang-undangan tindak pidana khusus, termasuk dalam Undang-Undang
Perikanan.
Berikut tahap perkembangan korporasi sebagai subjek hukum dalam hukum pidana.
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
Ditandai dengan
usaha-usaha agar sifat
delik yang dilakukan
korporasi dibatasi pada
perorangan.
Ditandai dengan
pengakuan yang timbul
sesudah PD I, yaitu
dengan dicantumkannya
UU bahwa suatu
perbuatan pidana dapat
dilakukan oleh korporasi
Merupakan permulaan
adanya tanggung
jawab langsung dari
korporasi.
Setelah konsep illegal fishing
yang dibuat oleh lembaga
yang berwenang kemudian
disinkronkan dengan konsep
“perikanan” menurut UU No.
31 Tahun 2004 Tentang
Perikanan jo. UU No. 45
Tahun 2009, dapat ditarik
sebuah kesimpulan bahwa
semua bentuk-bentuk tindak
pidana, baik yang
dikategorikan sebagai
“kejahatan” maupun
“pelanggaran” dapat disebut
sebagai ILLEGAL FISHING.
SIMAK YUK !
Jadi Apakah Illegal Fishing Dapat Dikatakan
Sebagai Suatu Tindak Pidana?
UU No. 31 Tahun 2004 jo.
UU No. 45 Tahun 2009
YA, TENTU
SAJA
Karena illegal fishing
adalah suatu tindakan
yang masuk kategori
kejahatan dan
pelanggaran.
Siapa
Pelakunya?
Baik perseorangan atau
korporasi bisa menjadi
pelaku tindak pidana ini.
Dasar Hukum
Bagaimana
Sanksinya?
Jika dilakukan oleh
korporasi sanksi pidana
dijatuhkan kepada
pengurus, dan denda
ditambah sepertiga dari
pidana yang dijatuhkan.
THANK
YOU !

More Related Content

What's hot

P. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korbanP. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korbanyudikrismen1
 
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanKebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanDidi Sadili
 
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1PT. SASA
 
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..yudikrismen1
 
Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Masyarakat Pesisir dan PemberdayaannyaMasyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Masyarakat Pesisir dan PemberdayaannyaAinun Dita Febriyanti
 
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYANPPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYANMOH AFIFI A. JAMI'
 
Perbedaan hukum laut internasional dan nasional
Perbedaan hukum laut internasional dan nasionalPerbedaan hukum laut internasional dan nasional
Perbedaan hukum laut internasional dan nasionalRizal Fahmi
 
Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air Aguss Aja
 
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...Didi Sadili
 
Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...
Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...
Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...yudha_a
 
Pim1221 2 sejarah menangkap ikan
Pim1221 2 sejarah menangkap ikanPim1221 2 sejarah menangkap ikan
Pim1221 2 sejarah menangkap ikanPT. SASA
 
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISnautika
 
Aturan, Regulasi: Perlindungan dan Pemanfaatan Hiu di Indonesia
Aturan, Regulasi: Perlindungan  dan Pemanfaatan Hiu di IndonesiaAturan, Regulasi: Perlindungan  dan Pemanfaatan Hiu di Indonesia
Aturan, Regulasi: Perlindungan dan Pemanfaatan Hiu di IndonesiaDidi Sadili
 

What's hot (20)

Konservasi laut
Konservasi lautKonservasi laut
Konservasi laut
 
P. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korbanP. 6 tipologi korban
P. 6 tipologi korban
 
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis IkanKebijakan Konservasi Jenis Ikan
Kebijakan Konservasi Jenis Ikan
 
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
 
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan IkanBiologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
 
Ekosistem pesisir
Ekosistem pesisirEkosistem pesisir
Ekosistem pesisir
 
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
 
Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Masyarakat Pesisir dan PemberdayaannyaMasyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
Masyarakat Pesisir dan Pemberdayaannya
 
Ekosistem Perairan Menggenang
Ekosistem Perairan MenggenangEkosistem Perairan Menggenang
Ekosistem Perairan Menggenang
 
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYANPPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
 
Perbedaan hukum laut internasional dan nasional
Perbedaan hukum laut internasional dan nasionalPerbedaan hukum laut internasional dan nasional
Perbedaan hukum laut internasional dan nasional
 
Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air
 
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
Pengelompokan Pulau-Pulau Kecil Berdasarkan Letak Geografis dan Status Perunt...
 
Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...
Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...
Peran Serta Pokmaswas dalam Mendukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Per...
 
Makalah Hukum Laut
Makalah Hukum LautMakalah Hukum Laut
Makalah Hukum Laut
 
Pim1221 2 sejarah menangkap ikan
Pim1221 2 sejarah menangkap ikanPim1221 2 sejarah menangkap ikan
Pim1221 2 sejarah menangkap ikan
 
21. penangkapan
21.  penangkapan21.  penangkapan
21. penangkapan
 
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
 
Aturan, Regulasi: Perlindungan dan Pemanfaatan Hiu di Indonesia
Aturan, Regulasi: Perlindungan  dan Pemanfaatan Hiu di IndonesiaAturan, Regulasi: Perlindungan  dan Pemanfaatan Hiu di Indonesia
Aturan, Regulasi: Perlindungan dan Pemanfaatan Hiu di Indonesia
 

Similar to Illegal Fishing di Wilayah Perairan Indonesia

PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptxPPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptxWira589766
 
Permen kp-nomor-35-tahun-2015-tentang-sistem-dan-sertifikasi-ham-
Permen kp-nomor-35-tahun-2015-tentang-sistem-dan-sertifikasi-ham-Permen kp-nomor-35-tahun-2015-tentang-sistem-dan-sertifikasi-ham-
Permen kp-nomor-35-tahun-2015-tentang-sistem-dan-sertifikasi-ham-sapriyun sihotang
 
Uu no. 45 tahun 2009 ttg perikanan
Uu no. 45 tahun 2009 ttg perikananUu no. 45 tahun 2009 ttg perikanan
Uu no. 45 tahun 2009 ttg perikananSei Enim
 
Uu perikanan no. 45 tahun 2009
Uu perikanan no. 45 tahun 2009Uu perikanan no. 45 tahun 2009
Uu perikanan no. 45 tahun 2009Mes Ry
 
Hukum laut presentation
Hukum laut presentationHukum laut presentation
Hukum laut presentationjerii
 

Similar to Illegal Fishing di Wilayah Perairan Indonesia (8)

PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptxPPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
PPT Kel. 3 Kebijakan Pembangunan Perikanan.pptx
 
Permen kp-nomor-35-tahun-2015-tentang-sistem-dan-sertifikasi-ham-
Permen kp-nomor-35-tahun-2015-tentang-sistem-dan-sertifikasi-ham-Permen kp-nomor-35-tahun-2015-tentang-sistem-dan-sertifikasi-ham-
Permen kp-nomor-35-tahun-2015-tentang-sistem-dan-sertifikasi-ham-
 
Uu 2009 45
Uu 2009 45Uu 2009 45
Uu 2009 45
 
Uu no. 45 tahun 2009 ttg perikanan
Uu no. 45 tahun 2009 ttg perikananUu no. 45 tahun 2009 ttg perikanan
Uu no. 45 tahun 2009 ttg perikanan
 
Uu perikanan no. 45 tahun 2009
Uu perikanan no. 45 tahun 2009Uu perikanan no. 45 tahun 2009
Uu perikanan no. 45 tahun 2009
 
Uu 2009 45
Uu 2009 45Uu 2009 45
Uu 2009 45
 
Uu no 31 2004_perikanan
Uu no 31 2004_perikananUu no 31 2004_perikanan
Uu no 31 2004_perikanan
 
Hukum laut presentation
Hukum laut presentationHukum laut presentation
Hukum laut presentation
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 

Illegal Fishing di Wilayah Perairan Indonesia

  • 1. TINDAK PIDANA ILLEGAL FISHING DI WILAYAH PERAIRAN INDONESIA
  • 2. PENGERTIAN ILLEGAL FISHING Illegal Fishing berasal dari kata illegal yang berarti tidak sah atau tidak resmi. Sedangkan Fishing merupakan kata benda yang berarti perikanan, diartikan sebagai kegiatan mengambil, merogoh, mengail, atau memancing. Menurut Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, memberikan batasan definisi untuk Illegal Fishing sebagai pengertian illegal, unreported dan unregulated (IUU) fishing secara harfiah diartikan sebagai kegiatan perikanan yang tidak sah, kegiatan perikanan yang tidak diatur oleh peraturan yang ada, atau aktivitasnya tidak dilaporkan kepada suatu institusi atau lembaga pengelola perikanan yang tersedia. Merujuk kepada International Plan of Action (IPAO), Illegal Fishing adalah: I. Kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh suatu negara tertentu atau kapal asing di perairan yang bukan yurisdiksinya tanpa izin dari negara yang memiliki yurisdiksi atau kegiatan penangkapan ikan tersebut bertentangan dengan hukum dan peraturan negara itu. II. Kegiatan penangkapan ikan yang bertentangan dengan perundang-undangan suatu negara atau ketentuan internasional, termasuk aturan-aturan yang ditetapkan negara anggota RFMO.
  • 3. Penangkapan ikan tanpa izin Penangkapan ikan dengan menggunakan alat terlarang I Penangkapan ikan dengan izin palsu II III IV BENTUK TINDAK PIDANA ILLEGAL FISHING DI WILAYAH PERAIRAN INDONESIA Penangkapan ikan dengan jenis (spesies) yang tidak sesuai dengan izin
  • 4. Bentuk-Bentuk Illegal Fishing Unreported fishing Tidak dilaporkannya kepada instansi yang berwenang dan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Unregulated fishing Tidak melaporkan hasil tangkapan yang sesungguhnya atau pemalsuan data penangkapan
  • 5. Unregulated fishing masih terjadi karena: 1 Belum diaturnya Mekanisme pencatatan data hasil tangkapan ikan yang ada 2 Belum diaturnya kegiatan menangkap ikan dengan alat yang dilarang 3 • Belum diaturnya wilayah perairan yang diperbolehkan dan yang dilarang
  • 6. KEJAHATAN Illegal Fishing dikategorikan sebagai kejahatan sebgaimana diatur dalam UU No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan jo. UU No. 45 Tahun 2009 yang mengidentifikasi tindak pidana di bidang perikanan dikatakan sebagai kejahatan sesuai dengan Pasal 103
  • 7. 1. Setiap orang 2. Nahkoda 3. Ahli penangkapan ikan 4. Anak buah kapal 5. pemilik kapal perikanan 6. pemilik perusahaan perikanan ● 7. penanggung jawab perusahaan perikanan 8. operator kapal perikanan 9. pemilik perusahaan pembudidayaan ikan 10. kuasa pemilik perusahaan pembudidaya ikan 11. penanggung jawab pembudidayaan ikan di wilayah pengelolaan perikanan RI PELAKU KORPORASI Berikut beberapa pelaku yang dicantumkan sebagaimana UU No. 31 Tahun 2004 jo. UU No. 45 Tahun 2009 adalah:
  • 8. KORPORASI SEBAGAI PELAKU ILLEGAL FISHING Di Indonesia korporasi sudah dicantumkan sebagai salah satu subjek pelaku pidana di berbagai perundang-undangan tindak pidana khusus, termasuk dalam Undang-Undang Perikanan. Berikut tahap perkembangan korporasi sebagai subjek hukum dalam hukum pidana. Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Ditandai dengan usaha-usaha agar sifat delik yang dilakukan korporasi dibatasi pada perorangan. Ditandai dengan pengakuan yang timbul sesudah PD I, yaitu dengan dicantumkannya UU bahwa suatu perbuatan pidana dapat dilakukan oleh korporasi Merupakan permulaan adanya tanggung jawab langsung dari korporasi.
  • 9. Setelah konsep illegal fishing yang dibuat oleh lembaga yang berwenang kemudian disinkronkan dengan konsep “perikanan” menurut UU No. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan jo. UU No. 45 Tahun 2009, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa semua bentuk-bentuk tindak pidana, baik yang dikategorikan sebagai “kejahatan” maupun “pelanggaran” dapat disebut sebagai ILLEGAL FISHING. SIMAK YUK !
  • 10. Jadi Apakah Illegal Fishing Dapat Dikatakan Sebagai Suatu Tindak Pidana? UU No. 31 Tahun 2004 jo. UU No. 45 Tahun 2009 YA, TENTU SAJA Karena illegal fishing adalah suatu tindakan yang masuk kategori kejahatan dan pelanggaran. Siapa Pelakunya? Baik perseorangan atau korporasi bisa menjadi pelaku tindak pidana ini. Dasar Hukum Bagaimana Sanksinya? Jika dilakukan oleh korporasi sanksi pidana dijatuhkan kepada pengurus, dan denda ditambah sepertiga dari pidana yang dijatuhkan.