3. Visi Dan Misi FIKES Universitas Esa Unggul
Visi
• Menjadi fakultas ilmu-ilmu kesehatan yang kompeten di bdang kesehatan
masyarakat, ilmu gizi dan ilmu keperawatan, manajemen informasi
kesehatan dan rekam medis dan informasi kesehatan berbasis
intelektualitas, inovasi dan kewirausahaan yang unggul serta mampu
bersaing secara global
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bidang ilmu-ilmu kesehatan
(manajemen informasi kesehatan, kesehatan masyaraka, ilmu gizi dan ilmu
Ners, serta rekam medis dan informasi kesehatan) secara efisien dan
efektif berbasis pada teknologi informasi
2. Menyelenggarakan program-program penelitian dan pengembangan guna
menghasilkan konsep-konsep, teori dan hasil kajian yang secara fungsional
dapat mendukung pengembangan kehidupan bermasyarakat
3. Melaksanakan dan mengembangkan program-program pengabdian kepada
masyarakat melalui inovasi di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa Indonesia
4. Visi dan Misi Program Studi Ners
Visi:
• Menjadi pusat pendidikan Ners yang kompeten berbasis intelektualitas, kreatifitas,
dan kewirausahaan, dengan keunggulan dibidang nursing home care serta berdaya
saing global pada tahun 2020
Misi:
• Mengembangkan Program Pendidikan Ners dengan keunggulan nursing home care
yang berwawasan global dan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
• Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan dengan
keunggulan nursing home care melalui kegiatan penelitian.
• Menerapkan dan mengembangkan ilmu keperawatan dengan keunggulan nursing
home care melalui pengabdian masyarakat.
• Menyiapkan sumber daya manusia keperawatan dengan keunggulan nursing home
care yang berdaya saing global dan menciptakan calon pemimpin yang berkarakter
bagi bangsa dan negara.
• Mengelola sarana dan prasarana yang menunjang program akademik dan profesi
keperawatan dengan keunggulan nursing home care.
• Berperan aktif dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu keperawatan dengan
keunggulan nursing home care yang bermanfaat bagi organisasi profesi, bagi bangsa
dan negara Indonesia serta segenap umat manusia.
5. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
• Mahasiswa mampu manganalisis konsep komunikasi
terapeutik dan helping relationship dalam konteks
hubungan terapeutik perawat klien dan melakukan
simulasi penerapannya dalam membantu memecahkan
masalah yang sedang dihadapi
6. Pendahuluan
• Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti
dalam hubungan antar manusia
• Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna
karena merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan
proses keperawatan
• Komunikasi dalam aktivitas keperawatan adalah hal yang paling
mendasar dan menjadi alat kerja utama bagi setiap perawat
untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan karena
perawat secara terus menerus selama 24 jam bersama pasien.
• Pengetahuan tentang komunikasi dan komunikasi terapeutik
sangat penting terkait dengan tugas-tugas anda dalam
melakukan asuhan keperawatan dan dalam melakukan
hubungan profesional dengan tim kesehatan lainnya
7. Pengertian
• Komunikasi berasal dari bahasa latin communicare-
communicatio dan communicatus yang berarti suatu alat yang
berhubungan dengan sistem penyampaian dan penerimaan
berikut, seperti telepon, telegraf, radio, dan sebagainya.
• Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan
perilaku dan memungkin individu untuk berhubungan dengan
orang lain dan dunia sekitarnya.
• Menurut Potter & Perry, komunikasi terjadi pada tiga tingkatan
yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik
8. Tujuan Komunikasi
• Menyampaikan ide/informasi/berita
• Mempengaruhi orang lain
• Mengubah perilaku orang lain
• Memberikan pendidikan
• Memahami (ide) orang lain
10. 1. Komunikator (sender)
Komunikator adalah orang atau kelompok yang menyampaikan
pesan/ide/informasi kepada orang/pihak lain sebagai lawan
bicara. Seorang komunikator beraksi dan bereaksi secara utuh
meliputi fisik dan kognitif, emosional, dan intelektual
2. Informasi/pesan/berita
Pesan adalah keseluruhan yang disampaikan oleh komunikator,
disadari atau tidak disadari, secara langsung atau tidak
langsung. Pesan yang disadari adalah segala ucapan (bahasa
verbal) yang disampaikan komunikator secara sengaja dan
sudah dipersiapkan. Pesan yang tidak disadari adalah pesan
yang muncul beriringan atau bersamaan dengan pesan yang
yang disampaikan pada saat komunikator berbicara.
11. 3. Komunikan (receiver)
Komunikan adalah orang atau sekelompok orang yang
menerima pesan yang disampaikan komunikator. Komunikan
yang efektif adalah komunikan yang bersikap kooperatif, penuh
perhatian, jujur, serta bersikap terbuka terhadap komunikator
dan pesan yang disampaikan.
4. Umpan Balik
Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke
sumbernya (Clement dan Frandsen, 1976, dalam DeVito, 1997).
Umpan balik bisa berasal dari diri sendiri ataupun orang lain.
12. 5. atmosfer/konteks
Atmosfer adalah lingkungan ketika komunikasi terjadi terdiri atas
tiga dimensi, yaitu dimensi fisik, sosial-psikologis, dan temporal
yang mempunyai pengaruh terhadap pesan yang disampaikan.
Ketiga dimensi lingkungan ini saling berinteraksi dan saling
memengaruhi satu dengan lainnya. Perubahan dari salah satu
dimensi akan memengaruhi dimensi yang lain.
14. Dasar-dasar komunikasi terapeutik
• Hubungan terapeutik antara perawat klien adalah hubungan
kerja sama yang ditandai dengan tukar-menukar perilaku,
perasaan, pikiran, dan pengalaman ketika membina
hubungan intim yang terapeutik
• Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi interpersonal
dengan fokus adanya saling pengertian antarperawat dengan
pasien. Komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan
antara perawat dan pasien sehingga dapat dikategorikan
dalam komunikasi pribadi antara perawat dan pasien, perawat
membantu dan pasien menerima bantuan (Indrawati, 2003).
15. Tujuan Komunikasi Terapeutik
• Membantu mengatasi masalah klien untuk mengurangi beban
perasaan dan pikiran
• Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk
klien/pasien
• Memperbaiki pengalaman emosional klien
• Mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan
16. Kegunaan komunikasi terapeutik
• Merupakan sarana terbina hubungan yang baik antara pasien
dan tenaga kesehatan
• Mengetahui perubahan perilaku yang terjadi pada individu
atau pasien
• Mengetahui keberhasilan tindakan kesehatan yang telah
dilakukan
• Sebagai tolok ukur kepuasan pasien
• Sebagai tolak ukur komplain tindakan dan rehabilitasi
17. Perbedaan komunikasi terapeutik dan
komunikasi sosial
• Komunikasi terapeutik dalam konteks hubungan saling
membantu (the helping relationship) adalah ubungan saling
membantu antara perawat-klien yang berfokus pada
hubungan untuk memberikan bantuan yang dilakukan oleh
perawat kepada klien yang membutuhkan pencapaian tujuan.
• Tujuan hubungan saling membantu (helping relationship),
adalah memenuhi kebutuhan klien dan meningkatkan
kemandirian, perasaan berharga, dan kesejahteraan.
18. Tujuan helping relationship
• Memperoleh realisasi diri (self realization), penerimaan diri
(self acceptance), dan meningkatkan tanggung jawab diri (self
respect)
• Memperjelas identitas personal (personal identity) dan
meningkatkan integritas personal (personal integration)
• Meningkatkan keintiman (intimate), saling ketergantungan
(interdependent), serta hubungan interpersonal (interpersonal
relationship) dengan kemampuan memberi dan menerima
penuh kasih sayang.
• Meningkatkan fungsi kehidupan dan kepuasan serta
pencapaian tujuan personal secara realistis
19. Hubungan terapeutik Hubungan sosial
1. Terjadi untuk tujuan yang
spesifik
1. Terjadi secara spontan/tidak
direncanakan secara spesifik
2. Orang terlibat jelas spesifik 2.Orang yang terlibat bebas
3. perawat-klien memberikan
informasi yang berbeda
3. Informasi yang disampaikan
hampir sama antara pihak-
pihak yang terlibat
4. Dibangun atas dasar untuk
memenuhi kebutuhan klien
4. Dibangun atas dasar
kebutuhan bersama (semua
pihak yang terlibat)
20. Faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi terapeutik
• Spesifikasi tujuan komunikasi
Komunikasi akan berhasil jika tujuan telah direncanakan
dengan jelas. Misalnya, tujuan komunikasi adalah mengubah
perilaku klien, maka komunikasi diarahkan untuk mengubah
perilaku dari yang malaadaptif ke adaptif
• Lingkungan nyaman
lingkungan nyaman adalah lingkungan yang kondusif untuk
terjalinnya hubungan dan komunikasi antara pihak-pihak yang
terlibat. Lingkungan yang tenang/tidak gaduh atau lingkungan
yang sejuk/tidak panas adalah lingkungan yang nyaman untuk
berkomunikasi. Lingkungan yang dapat melindungi privasi akan
memungkinkan komunikan dan komunikator saling terbuka dan
bebas untuk mencapai tujuan.
21. • Privasi (terpeliharanya privasi kedua belah pihak)
Kemampuan komunikator dan komunikan untuk menyimpan
privasi masingmasing lawan bicara serta dapat menumbuhkan
hubungan saling percaya yang menjadi kunci efektivitas
komunikasi.
• Percaya diri
Kepercayaan diri masing-masing komunikator dan komunikan
dalam komunikasi dapat menstimulasi keberanian untuk
menyampaikan pendapat sehingga komunikasi efektif.
• Berfokus kepada klien
Komunikasi terapeutik dapat mencapai tujuan jika komunikasi
diarahkan dan berfokus pada apa yang dibutuhkan klien. Segala
upaya yang dilakukan perawat adalah memenuhi kebutuhan
klien.
22. • Stimulus yang optimal
Stimulus yang optimal adalah penggunaan dan pemilihan
komunikasi yang tepat sebagai stimulus untuk tercapainya
komunikasi terapeutik.
• Mempertahankan jarak personal
Jarak komunikasi yang nyaman untuk terjalinnya komunikasi
yang efektif harus diperhatikan perawat. Jarak untuk terjalinnya
komunikasi terapeutik adalah satu lengan (± 40 cm). Jarak
komunikasi ini berbeda-beda tergantung pada keyakinan
(agama), budaya, dan strata sosial.
23. Penggunaan diri secara terapeutik dan
analisis diri perawat
• Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, diri perawat
adalah alat yang terapeutik untuk penyembuhan klien.
Sebagai alat, perawat harus mampu menggunakan dirinya
secara terapeutik. Cara menggunakan diri secara terapeutik
(bagi perawat), yaitu mengembangkan kesadaran diri
(developing self awareness), mengembangkan kepercayaan
(developing trust), menghindari pengulangan (avoiding
stereotypes), dan tidak menghakimi (becoming
nonjudgmental)
24. Cara melakukan analisis diri
a. Kesadaran diri (self awareness) dan pengungkapan diri
Cara meningkatkan kesadaran diri dapat menggunakan johary
window. Ada dua aspek self yang harus dilakukan perawat, yaitu
kesadaran diri dan pengungkapan diri. Johary window
terdiri dari 4 quadrant:
1. Quadrant I > disebut daerah terbuka (diketahui oleh diri
sendiri dan orang lain
2. Quadrant II > daerah buta (hanya diketahui oleh orang lain)
3. Quadrant III > daerah tertutup/rahasia (hanya diketahui oleh
diri sendiri
4. Quadrant IV > daerah gelap/tidak dikenal (tidak diketahui
baik oleh diri kita sendiri maupun orang lain
25. • DeVito (1997) menjelaskan bahwa untuk meningkat
kesadaran diri dapat dilakukan dengan cara berikut.
a) Dialog dengan diri sendiri, melakukan komunikasi
intrapersonal dengan diri sendiri untuk mengenal aspek-
aspek diri.
b) Mendengarkan pendapat orang lain tentang diri kita.
c) Mengurangi daerah buta dengan terus belajar dari
lingkungan sekitar kita.
d) Amatilah diri Anda dari pandangan yang berbeda/dari
sumber yang berbeda.
e) Memperluas daerah terbuka dengan terus-menerus menjalin
komunikasi dan interaksi dengan orang lain.
26. • Klarifikasi nilai (clarification of value )
Perawat melakukan klarifikasi terhadap nilai-nilai yang diyakini yang
mendasari sikap dan tingkah lakunya, misalnya nilai kebersamaan,
kekeluargaan, religi, kebersihan, keindahan, dan lain-lain.
• Eksplorasi perasaan (feeling exploration)
Perawat harus mampu mengekspresikan perasaan secara jujur. Hal
ini penting dalam rangka meningkatkan kesadaran kita terhadap
perasaan yang disadari atau tidak yang dapat berpengaruh terhadap
keberhasilan hubungan dengan klien
• Perawat sebagai model peran (nurses as role model)
Perawat sebagai role model maksudnya adalah perawat harus
menjadi contoh yang baik bagi klien. Perawat dengan nilai-nilai yang
dimilikinya harus bersikap dan bertingkah laku yang dapat dicontoh
secara baik oleh klien. Peran ini harus disadari oleh perawat
sehingga perawat harus selalu mengontrol perilakunya.
27. • Berorientasi untuk kepentingan orang lain (altruism)
Perawat harus berorientasi untuk kepentingan orang lain, bukan
dirinya sendiri. Perawat dapat meningkatkan kesadaran diri
secara terus-menerus untuk menyelami masalah klien dan
berpikir untuk selalu berbuat baik kepada klien. Segala aktivitas
yang dilakukan perawat adalah kepentingan kesembuhan klien
atau mencapai tujuan yang diinginkan klien.
• Ethic dan responsibility
Perawat harus mengedepankan nilai-nilai dan etika yang
disadarinya serta menunjukkan tanggung jawab yang tinggi.
30. Tugas Praktikum
• Komunikasi sebagai elemen terapi, coba jelaskan dan berikan
contohnya, didukung dengan penelitian terkait
31. Tugas Akhir MA Komunikasi dalam
Keperawatan II
• Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok, kemudian
membuat komunikasi terapeutik dengan berbagai tingkat usia
mulai dengan anak, dewasa, lansia, IGD, ICU dan handling
complain
• Bagi kelompok yang mendapatkan nilai paling tinggi, akan
diberikan poin tambahan sebesar 5 poin untuk nilai MA
Komunikasi dalam keperawatan
• Banner dikumpul sebelum UAS
• Banner dibuat semenarik mungkin dan kreatif.