SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kata “dermatitis” berarti adanya inflamasi pada kulit. Ekzema merupakan bentuk
khusus dari dermatitis. Beberapa ahli memanfaatkan kata ekzema untuk menjelaskan
inflamasi yang dicetuskan dari dalam pada kulit. Prevalensi dari semua bentuk ekzema
adalah 4,66%, termasuk dermatitis atopik 0,69%, eczema numular 0,17%, dan dermatitis
seboroik 2,32% yang menyerang 2% hingga 5% dari penduduk.
Eksim atau Dermatitis adalah istilah kedokteran untuk kelainan kulit yang mana kulit
tampak meradang dan iritasi. Keradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang paling
sering terkena adalah tangan dan kaki. Jenis eksim yang paling sering dijumpai adalah
eksim atopik atau dermatitis atopik. Gejala eksim akan mulai muncul pada masa anak
anak terutama saat mereka berumur diatas 2 tahun. Pada beberapa masalah, eksim akan
menghilang dengan bertambahnya usia, namun tidak sedikit pula yang akan menderita
seumur hidupnya. Dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan
baik sehingga mengurangi angka kekambuhan.
Dimanapun lokasi timbulnya eksim, gejala utama yang dirasakan pasien adalah gatal.
Terkadang rasa gatal sudah muncul sebelum ada tanda kemerahan pada kulit. Gejala
kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut, tangan dan kaki, namun tidak
menutup kemungkinan kemerahan muncul di daerah lain.
Daerah yang terkena akan terasa sangat kering, menebal atau keropeng. Pada orang
kulit putih, daerah ini pada mulanya akan berwarna merah muda lalu berubah menjadi
cokelat. Sementara itu pada orang dengan kulit lebih gelap, eksim akan mempengaruhi
pigmen kulit sehingga daerah eksim akan tampak lebih terang atau lebih gelap.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu penyakit Dermatitis, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik,
pemeriksaan penunjang dan diagnostik, penatalaksanaan medis dan keperawatan,
serta komplikasi Dermatitis?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien Dermatitis Kontak?
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu memahami definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi
klinik, pemeriksaan penunjang dan diagnostik, penatalaksanaan medis dan keperawatan,
serta komplikasi Dermatitis.
2. Mahasiswa mampu melakukan askep kepada klien Dermatitis kontak.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama) dan keluhan
gatal ( Djuanda, Adhi, 2007 ).
Dermatitis adalah peradangan pada kulit ( imflamasi pada kulit ) yang disertai
dengan pengelupasan kulit ari dan pembentukkan sisik ( Brunner dan Suddart 2000 ). Jadi
dermatitis adalah peradangan kulit yang ditandai oleh rasa gatal.
2. Klasifikasi
a) 1.Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan
bahan iritan eksternal yang mengenai kulit.
Dermatitis kontaki terbagi 2 yaitu :
 Dermatitis kontak iritan (mekanisme non imunologik)
 Dermatitis kontak alergik (mekanisme imunologik spesifik)
Perbedaan Dermatitis kontak iritan dan kontak alergik
No. Dermatitis kontak iritan Dermatitis kontak alergik
1. Penyebab Iritan primer Alergen kontak S.sensitizer
2. Permulaan Pada kontak pertama Pada kontak ulang
3. Penderita Semua orang Hanya orang yang alergik
4. Lesi Batas lebih jelas
Eritema sangat jelas
Batas tidak begitu jelas
Eritema minus jelas
5. Uji Tempel Sesudah ditempel 24 jam,
bila iritan di angkat reaksi
akan segera
Bila sesudah 24 jam bahan allergen di
angkat, reaksi menetap atau meluas
berhenti.
2. Dermatitis atopik
Dermatitis atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal
dan umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan
dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau
penderita. Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan
likenifikasi, tempatnya dilipatan atau fleksural.
c) 3. Dermatitis numularis
Merupakan dermatitis yang bersifat kronik residif dengan lesi berukuran sebesar uang
logam dan umumnya berlokasi pada sisi ekstensor ekstremitas.
d) 4. Dermatitis seboroik
Merupakan golongan kelainan kulit yang didasari oleh factor konstitusi, hormon,
kebiasaan buruk dan bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit dibedakan. Pada
muka terdapat di sekitar leher, alis mata dan di belakang telinga.
3. Etiologi
Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan respon
kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi makanan
juga bisa menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi. (
Arief Mansjoer.1998.”Kapita selekta” )
Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
1. Luar ( eksogen ) misalnya bahan kimia ( deterjen, oli, semen, asam, basa ),
fisik ( sinar matahari, suhu ), mikroorganisme ( mikroorganisme, jamur).
2. Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik.
4. Patofisiologi
5. Manifestasi klinis
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut terutama
pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada muka (
terutama palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.
a) Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi
dan eksudasi sehingga tampak basah.
b) Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi
kusta.
c) Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan
likenefikasi.
Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis sejak awal
memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis.
6. Pemeriksaan penunjang dan diagnostic
1. Pemeriksaan penunjang :
a) Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000).
b) Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi
2. Laboratorium
a) Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin,
globulin
b) Urin : pemerikasaan histopatologi
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis dan keperawatan dermatitis melalui terapi yaitu :
a) Terapi sitemik à Pada dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi
antihistamin, antiserotonin, antigraditinin, arit – SRS – A dan pada masalah berat
dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
b) Terapi topical à Dermatitis akut diberi kompres bila sub akut cukup diberi bedak
kocok bila kronik diberi saleb.
c) Diet à Tinggi kalori dan tinggi protein ( TKTP ) Contoh : daging, susu, ikan, kacang-
kacangan, jeruk, pisang, dan lain-lain
Manajemem keperawatan pada pasien Dermatitis seboroik
a. Sarankan pada pasien untuk menghindari iritasai dari luar, factor pemicu yang
menyebabkan muncul lagi dermatitis seboroik ulangan, dan menyarankan
untuk tidak sering menggaruk area yang gatal.
b. Diskusikan pada pasien untuk menghindari udara ke kulit dan selalu menjaga
kebersihan pelipatan pada kulit dan usahakan supaya tetap kering.
c. Instruksikan untuk memanfaatkan shampoo dan menghindari kebiasaan yang
buruk
d. Beritahu pasien bahwa dermatitis seboroik adalah masalah yang sangat kronik
dan tidak tertutup kemungkinan untuk muncul lagi.
e. Ajarkan pada pasien menempelkan cara-cara untuk mengghindari dermatitis.
8. Komplikasi
a. Infeksi saluran nafas atas
b. Bronkitis
c. Infeksi kulit
B. Asuha keperawatan pada klien dermatitis kontak
a. Pengkajian Identitas Klien
Nama :
MR :
Masuk ke RS :
Tanggal Lahir :
Umur :
Jenis kelamin :
Agama :
Alamat :
b. Pengkajian Riwayat Kesehatan
 Riwayat kesehatan dahulu
 Riwayat kesehatan keluarga
 Riwayat kesehatan sekarang
c. Pemerikasaan Penunjang
1. Pemeriksaan penunjang :
a. Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000).
b. Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi
2. Laboratorium
a. Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin,
globulin
b. Urin : pemerikasaan histopatologi
Pengkajian 11 Funggsional Gordon
1. Pola Persepsi Kesehatan
 Adanya riwayat infeksi sebelumya.
 Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.
 Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, mis., vitamin; jamu.
 Adakah konsultasi rutin ke Dokter.
 Hygiene personal yang minus.
 Lingkungan yang minus sehat, tinggal berdesak-desakan.
2. Pola Nutrisi Metabolik
 Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari
makan.
 Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas.
 Jenis makanan yang disukai.
 Nafsu makan menurun.
 Muntah-muntah.
 Penurunan berat badan.
 Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.
 Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar atau
perih.
3. Pola Eliminasi
 Sering berkeringat.
 tanyakan pola berkemih dan bowel.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
 Pemenuhan sehari-hari terganggu.
 Kelemahan umum, malaise.
 Toleransi terhadap aktivitas rendah.
 Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan
 Perubahan pola napas saat melakukan aktivitas.
5. Pola Tidur dan Istirahat
 Kesulitan tidur pada malam hari karena stres.
 Mimpi buruk.
6. Pola Persepsi Kognitif
 Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.
 Pengetahuan akan penyakitnya.
7. Pola Persepsi dan Konsep Diri
 Perasaan tidak percaya diri atau minder.
 Perasaan terisolasi.
8. Pola Hubungan dengan Sesama
 Hidup sendiri atau berkeluarga
 Frekuensi interaksi berkurang
 Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran
9. Pola Reproduksi Seksualitas
 Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.
 Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.
10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress
 Emosi tidak stabil
 Ansietas, takut akan penyakitnya
 Disorientasi, gelisah
11. Pola Sistem Kepercayaan
 Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah
 Agama yang dianut
2. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit
Sasaran : pemeliharaan integritas kulit
Hasil yang diharapkan :
 Mempertahankan integritas kulit
 Tidak ada laserasi
 Tidak ada tanda – tanda cedera termal
 Tidak ada infeksi
 Memberikan obat topical yang diprogramkan
 Memanfaatkan obat yang diresepkan sesuai jadwal.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri:
1. pantau keadaan kulit pasien
2. Jaga dengan cermat terhadap resiko
terjadinya cedera termal akibat
penggunaan kompres hangat dengan
suhu yang terlalu tinggi dan akibat
cidera panas yang tidak terasa ( bantalan
 Mengetahui kondisi kulit untuk
dilakukan pilihan intervensi
yang tepat
 Penderita dermatosis dapat
mengalami penurunan
sensitivitas terhadap panas.
 Banyak masalah kosmetika
pemanasan, radiator )
HE:
1. Anjurkan pasien untuk memanfaatkan
kosmetik dan preparat tabir surya.
kolaborasi
1. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat anti histamine dan salep
kulit
pada hakekatnya semua
kelainan malignitas kulit dapat
dikaitkan dengan kerusakan
kulit kronik.
 Penggunaan anti histamine
dapat mengurangi respon gatal
serta mempercepat proses
pemulihan
2. Nyeri dan yang berhubungan dengan lesi kulit
Sasaran : peredaan ketidaknyamanan
Hasil yang diharapkan :
 Mencapai peredaan gangguan rasa
 Mengutarakan dengan kata – kata bahwa gatal telah reda
 Memperlihatkan tidak adanya gejala ekskoriasi kulit karena garukan
 Mematuhi terapi yang diprogramkan
 Pertahankan keadekuatan hidrasi dan lubrikasi kulit.
 Menunjukkan kulit utuh ; kulit menunjukkan, kemajuan dalam penampilan
yang sehat.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri:
1. Periksa daerah yang terlibat
2. Upaya untuk menemukan
penyebab gangguan rasa
nyaman
3. Mencatat hasil – hasil
observasi secara rinci dengan
memakai terminology
deskriptif
4. Mengantisipasi reaksi alergi
yang mungkin terjadi ;
mendapatkan riwayat
penggunaan obat.
5. Kendalikan factor – factor
iritan
6. Pertahankan kelembaban kira – kira
60 % ; gunakan alat pelembab.
7. Pertahankan lingkungan dingin
8. Gunakan sabun ringan ( Dove
) atau sabun yang dibuat
 Pemahaman tentang luas dan karakteristik
kulit meliputi bantuan dalam menyusun
rencana intervensi.
 Membantu mengidentifikasi tindakan
yang tepat untuk memberikan
kenyamanan.
 Deskripsi yang akurat tentang erupsi kulit
diperlukan untuk diagnosisi dan
pengobatan. Banyak kondisi kulit tampak
serupa tetapi mempunyai etiologi yang
berbeda. Respons inflamasi kutan
mungkin mati pada pasien lansia.
 Ruam menyeluruh terutama dengan aeitan
yang mendadak dapat mennjukkan reaksi
alergi terhadap obat.
 Rasa gatal diperburuk oleh panas, kimia,
dan fisik.
·
· Dengan kelembaban yang rendah, kulit akan
kehilangan air.
 Kesejukan mengurangi gatal
untuk kulit sensitive (
Neutrogena, Avveno ).
9. Lepaskan kelebihan pakaian
atau peralatan di tempat tidur.
10. Cuci linen tempat tidur dan
pakaian dengan sabun ringan
11. Hentikan pemajanan berulang
terhadap detergen, pembersih,
dan pelarut.
12. Gunakan tindakan perawatan
kulit untuk mempertahankan
integritas kulit dan
meningkatkan kenyamanan
pasien.
13. lakukan kompres penyejuk
dengan air suam – suam kuku
ataukompres dingin guna
meredakan rasa gatal.
13. Atasi kekeringan ( serosis )
sebagaimana dipreskripsikan.
 Upaya ini mencakup tidak adanya larutan
detegen, zat pewarna atau bahan
pengeras.
 Meningkatkan lingkungan yang sejuk
 Sabun yang keras dapat menimbulkan
iritasi kulit.
 Setiap substansi yang mneghilangkan air,
lipid atau protein dari epidermis akan
mengubah fungsi barier kulit.
 Kulit merupakan barier yang penting
yang wajib dipertahankan keutuhannya
agar dapat berfungsi dengan benar.
 Penghisapan air yang bertahap dari kasa
kompres akan menyejukkan kulit dan
meredakan pruritus.
· Kulit yang kering dapat
menimbulkan daerah dermatitis dengan
kemerahan, gatal, deskuamasi dan pada bentuk
yang lebih berat, pembengkakan, pembentukan
lepuh, keretakan dan eksudat.
Kolaborasi:
1. Oleskan lotion dan krim kulit
segera setelah mandi
2. 2. Gunakan terapi topical seperti
yang dipreskripsikan.
3. Anjurkan pasien untuk
menghindari penggunaan
salep ayau lotion yang dibeli
tanpa resep dokter.
4. Jaga agar kuku selalu
terpangkas.
 Hidrasi yang efektif pada stratum
korneum mencegah gangguan lapisan
barier pada kulit.
 Tindakan ini membantu meredakan gejala
 Masalah pasien dapat dikarenakan oleh
iritasi atau sensitisasi karena pengobatan
sendiri.
 Pemotongan kuku akan mengurangi
kerusakan kulit karena garukan.
3. perubahan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus
Sasaran : Pencapaian tidur yang nyenyak.
Hasil yang diharapkan :
 Mencapai tidur yang nyenyak
 Melaporkan peredaan rasa gatal
 Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat
 Menghindari konsumsi kafein pada sore gari dan menjelang tidur pada malam
hari.
 Mengenali tindakan untuk mneingkatkan tidur.
 Mengalami pola tidur / istirahat yang memuaskan.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri :
1. Bantu pasien melakukan gerak
badan secara teratur
2. Jaga kamar tidur agar tetap
memiliki ventilasi dan
kelembaban yang baik.
Kolaborasi:
Cegah dan obati kulit yang
kering
HE:
1. Anjurkan kepada klien menjaga
kulit selalu lembab
2. Anjurkan klien Menghindari
minuman yang mengandung
kafein menjelang tidur di malam
hari.
3. Anjurkan klien Mengerjakan hal
 Gerak badan memberikan efek yang
menguntungkan untuk tidur jika
dilaksanakan pada sore hari.
 Udara yang kering membuat kulit
terasa gatal. Lingkungan yang nyaman
meningkatkan relaksasi.
 Pruritus noeturnal mengganggu tidur
yang normal.
 Tindakan ini mencegah kehilangan air.
Kulit yang kering dan gatal biasanya
tidak dapat disembuhkan tetapi bisa
dikendalikan.
 Kafein memiliki efek puncak 2 – 4 jam
sesudah dikonsumsi
 Tindakan ini memudahkan peralihan
dari keadaan terjaga menjadi keadaan
tertidur.
– hal yang ritual dan rutin
menjelang tidur.
4. Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik.
Sasaran : Pengembangan peningkatan penerimaan diri.
Hasil yang diharapkan :
 Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.
 Mengikuti dan turut berpatisipasi dalam tindakan perawatan – mandiri.
 Melaporkan perasaan dalam penegndalian situasi.
 Menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri.
 Mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat.
 Tampak tidak begitu memperhatikan kondisi.memanfaatkan teknik
menyembunyikan kekurangan dan menekankan teknik untuk meningkatkan
penampilan.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri:
1. Kaji adanya gangguan pada citra
diri pasien ( menghindari kontak
mata, ucapan yang merendahkan
diri sendiri, ekpresi keadaan
muak terhadap kondisi kulitnya
).
2. Identifikasi stadium psikososial
tahap perkembangan.
3. Berikan kesempatan untuk
pengungkapan. Dengarkan (
dengan cara yang terbuka, tidak
menghakimi ) untuk
mengekspresikan berduka /
ansietas tentang perubahan citra
tubuh.
4. Nilai rasa keprihatinan dan
ketakutan pasien. Bantu pasien
yang cemas dalam
mengembangkan kemampuan
untuk menilai diri dan
 Gangguan citra diri akan menyertai
setiap penyakit atau keadaan yang
tampak nyata bagi pasien. Kesan
sesorang terhadap dirinya sendiri akan
berpengaruh pada konsep diri.
 Terhadap hubungan antara stadium
perkembangan, citra diri dan reaksi
serta pemahaman pasien terhadap
kondisi kulitnya.
 Pasien membutuhkan pengalaman
yang wajib didengarkan dan dipahami.
 Tindakan ini memberikan kesempatan
pada petugas kesehatan untuk
menetralkan kecemasan yang tidak
perlu terjadi dan memulihkan realitas
situasi. Ketakutan merupakan unsure
yang merusak adaptasi pasien.
 Meningkatkan penerimaan diri dan
sosialisasi.
mengenali serta mengatasi
masalah.
5. dorong sosialisasi dengan orang
lain
5. Minus pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara – cara menangani kelainan kulit.
Sasaran : Pemahaman terhadap perawatan kulit
Hasil yang diharapkan :
 Memiliki pemahaman terhadap perawatan diri
 Mengikuti terapi seperti yang diprogramkan dan dapat mengungkapkan
rasional tindakan yang dilakukan.
 Menjalankan mandi, pencucian, dan balutan basah sesuai yang diprogramkan.
 Gunakan obat topical dengan tepat
 Memahami pentingnya nutrisi unutk kesehatan kulit.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri :
1. Tentukan apakah pasien
mnegetahui ( memahami dan
salah mengerti ) tentang
kondisi dirinya.
2. Jaga agar pasien mendapatkan
informasi yang benar ;
memperbaiki kesalahan
konsepsi / informasi
3. Peragakan penerapan terapi
yang diprogramkan ( kompres
basah ; obat topical )
4. Berikan nasihat kepada pasien
untuk menjaga agar kulit tetap
lembab dan fleksibel dengan
tindakan hidrasi dan
pengolesan krim serta lotion
kulit
5. Dorong pasien untuk
 Memberikan data dasar untuk
mengembangkan rencana penyuluhan.
 Pasien wajib memiliki perasaan bahwa ada
sesuatu yang dapat mereka perbuat.
Kebanyakan pasien merasakan manfaatnya.
 Memungkinkan pasien memperoleh
kesempatan untuk menunjukkan cara yang
tepat unutk melakukan terapi.
 Stratum korneum memerlukan air agar
fleksibilitas kulit tetap terjaga. Pengolesan
krim atau lotion untuk melembabkan kulit
akan memcegah agar kulit tidak menjadi
kering, kasar, retak, dan bersisik.
 Penampakan kulit mencerminkan
kesehatan umum seseorang. Perubahan
pada kulit dapat menandakan status nutrisi
yang abnormal.
mendapatkan status nutrisi
yang sehat.
6. Resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak – bercak merah pada kulit
Sasaran : tidak adanya komplikasi
Hasil yang diharapkan :
 Tetap bebas dari infeksi
 Mengungkapakn tindakan perawatan kulit yang mneingktakan kebersihan dan
mencegah kerusakan.
 Mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi untuk dilaporkan
 Mengidentifikasi efek merugikan dari obat yang wajib dilaporkan ke petugas
perawatan kesehatan
 Berpartisipasi dalam tindakan perawatan kulit ( mis : penggantian balutan,
mandi )
INTERVENSI RASIONAL
1. Miliki indeksi kecurigaan
yang tinggi terhadap suatu
infeksi pada pasien yang
system kekebalannya
teganggu.
2. Berikan petunjuk yagn jelas
dan rinci kepada pasien
1. Setiap keadaan yang mneggangu status
imun akan memperbesar resiko terjadinya
infeksi kulit.
2. Pendidikan pasien yang efektif
bergantung pada ketrampilan –
ketrampilan interpersonal professional
kesehatan dan pada pemberian instruksi
mengenai program terapi
3. Laksanakan penggunaan
kompres basah seperti yang
diprogramkan untuk
mengurangi intensitas
inflamasi
yang jelas yang diperkuat dengan
instruksi tertulis.
3. Kompres basah akan menghasilkan
pendinginan lewat pengisatan yang
menimbulkan vasokontriksi pembuluh
drah kulit dan dengan demikian
mengurangi eritema serta produksi
serum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama) dan keluhan
gatal. Klasifikasi Dermatitis adalah dermatitis kontak, dermatitis atopik, dermatitis
numularis dan demertitis soboik. Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti.
Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri
dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis. Manifestasi klinis
dermatitis adanya tanda-tanda radang akut terutama pruritus ( gatal ), kenaikan suhu
tubuh, kemerahan, edema misalnya pada muka ( terutama palpebra dan bibir ), gangguan
fungsi kulit dan genitalia eksterna. Pemeriksaan penunjang dan lab dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosa medis maupun keperawatan, komlikasi yang mungkin muncul
pada penatalaksaan medis dan keperawatan adalah infeksi.
Askep yang dapat dilakukan mencakup beberapa diagnosa yaitu Kerusakan
integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit, nyeri dan gatal
yang berhubungan dengan lesi kulit, perubahan pola tidur yang berhubungan dengan
pruritus, perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak
baik, minus pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara – cara menangani kelainan
kulit, resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak – bercak merah pada kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth’s. 2008. Textbook of Medical-Surgical Nursing. Penerbit :
LWW, Philadelphia.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.
Penerbit : EGC, Jakarta.
Doenges, Marilynn E, et all. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.
Penerbit: EGC, Jakarta
Djuanda, Adhi. 2005i Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Penerbit : Balai Penerbit
FK UI, Jakarta.
Mansoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid 2. Edisi 3. Penerbit :
Media Aesculapius FK UI, Jakarta.

More Related Content

What's hot

Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatanpjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAmee Hidayat
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatanpjj_kemenkes
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakarAsuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakarSeptian Muna Barakati
 
Konsep Asuhan Keperawatan Dermatitis
Konsep Asuhan Keperawatan DermatitisKonsep Asuhan Keperawatan Dermatitis
Konsep Asuhan Keperawatan DermatitisVerar Oka
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasLSIM
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAMas Mawon
 
Woc diabetes-melitus
Woc diabetes-melitusWoc diabetes-melitus
Woc diabetes-melitusdian sanjaya
 
Askep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiAskep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiSulistia Rini
 
Askep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis UlseratifAskep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis UlseratifSri Nala
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAmalia Senja
 

What's hot (20)

Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan Infeksi
 
Pembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMBPembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMB
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakarAsuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
 
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
 
Konsep Asuhan Keperawatan Dermatitis
Konsep Asuhan Keperawatan DermatitisKonsep Asuhan Keperawatan Dermatitis
Konsep Asuhan Keperawatan Dermatitis
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitas
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Woc diabetes-melitus
Woc diabetes-melitusWoc diabetes-melitus
Woc diabetes-melitus
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Askep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisiAskep kebutuhan nutrisi
Askep kebutuhan nutrisi
 
Askep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis UlseratifAskep Kolitis Ulseratif
Askep Kolitis Ulseratif
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Askep gigitan ular AKPER PEMKAB MUNA
Askep gigitan ular  AKPER PEMKAB MUNA Askep gigitan ular  AKPER PEMKAB MUNA
Askep gigitan ular AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
 

Similar to Askep dermatitis

Makalah demartitis
Makalah demartitisMakalah demartitis
Makalah demartitisMJM Networks
 
Ilmu Penyakit - Dermatitis
Ilmu Penyakit - DermatitisIlmu Penyakit - Dermatitis
Ilmu Penyakit - DermatitisEncepal Cere
 
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01Teye Onti
 
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01Teye Onti
 
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01Teye Onti
 
79836959 makalah-dermatitis-kontak
79836959 makalah-dermatitis-kontak79836959 makalah-dermatitis-kontak
79836959 makalah-dermatitis-kontakWilliam Tasidjawa
 
Saad dermatitis atopik & urtikaria AKPER PEMKAB MUNA
Saad dermatitis atopik & urtikaria AKPER PEMKAB MUNA Saad dermatitis atopik & urtikaria AKPER PEMKAB MUNA
Saad dermatitis atopik & urtikaria AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Dermatitis atopik & urtikaria AKPER PEMKAB MUNA
Dermatitis atopik & urtikaria AKPER PEMKAB MUNA Dermatitis atopik & urtikaria AKPER PEMKAB MUNA
Dermatitis atopik & urtikaria AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Askep dermatitis (20)

Satpel alergi (dermatitis)
Satpel  alergi (dermatitis)Satpel  alergi (dermatitis)
Satpel alergi (dermatitis)
 
Satpel alergi (dermatitis)
Satpel  alergi (dermatitis)Satpel  alergi (dermatitis)
Satpel alergi (dermatitis)
 
Satpel alergi (dermatitis)
Satpel  alergi (dermatitis)Satpel  alergi (dermatitis)
Satpel alergi (dermatitis)
 
Dermatitis r i3
Dermatitis r i3Dermatitis r i3
Dermatitis r i3
 
Makalah demartitis
Makalah demartitisMakalah demartitis
Makalah demartitis
 
Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA
Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA
Kmb emy AKPER PEMKAB MUNA
 
Bab i AKPER PEMKAB MUNA
Bab i AKPER PEMKAB MUNA Bab i AKPER PEMKAB MUNA
Bab i AKPER PEMKAB MUNA
 
Ilmu Penyakit - Dermatitis
Ilmu Penyakit - DermatitisIlmu Penyakit - Dermatitis
Ilmu Penyakit - Dermatitis
 
Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA
Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA
Dermatitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
 
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
 
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
Dermatitisatopikurtikaria 131005104736-phpapp01
 
Lp eritroderma
Lp eritrodermaLp eritroderma
Lp eritroderma
 
Dermatitis
DermatitisDermatitis
Dermatitis
 
Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
 
79836959 makalah-dermatitis-kontak
79836959 makalah-dermatitis-kontak79836959 makalah-dermatitis-kontak
79836959 makalah-dermatitis-kontak
 
Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroikDermatitis seboroik
Dermatitis seboroik
 
Saad dermatitis atopik & urtikaria AKPER PEMKAB MUNA
Saad dermatitis atopik & urtikaria AKPER PEMKAB MUNA Saad dermatitis atopik & urtikaria AKPER PEMKAB MUNA
Saad dermatitis atopik & urtikaria AKPER PEMKAB MUNA
 
Dermatitis atopik & urtikaria AKPER PEMKAB MUNA
Dermatitis atopik & urtikaria AKPER PEMKAB MUNA Dermatitis atopik & urtikaria AKPER PEMKAB MUNA
Dermatitis atopik & urtikaria AKPER PEMKAB MUNA
 
Dermatitis atopik & urtikaria
Dermatitis atopik & urtikariaDermatitis atopik & urtikaria
Dermatitis atopik & urtikaria
 

More from Sulai Sulaiman

contoh-teks-laporan-percobaan
contoh-teks-laporan-percobaancontoh-teks-laporan-percobaan
contoh-teks-laporan-percobaanSulai Sulaiman
 
Sistem dan dinamika demokrasi pancasila blog dikonversi
Sistem dan dinamika demokrasi pancasila blog dikonversiSistem dan dinamika demokrasi pancasila blog dikonversi
Sistem dan dinamika demokrasi pancasila blog dikonversiSulai Sulaiman
 
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluargaTips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluargaSulai Sulaiman
 
313325827 penyuluhan-anemia
313325827 penyuluhan-anemia313325827 penyuluhan-anemia
313325827 penyuluhan-anemiaSulai Sulaiman
 
Otoritas jasa keuangan (ojk)
Otoritas jasa keuangan (ojk)Otoritas jasa keuangan (ojk)
Otoritas jasa keuangan (ojk)Sulai Sulaiman
 
Proposal wisuda santri
Proposal wisuda santriProposal wisuda santri
Proposal wisuda santriSulai Sulaiman
 

More from Sulai Sulaiman (10)

Lapangan volly
Lapangan vollyLapangan volly
Lapangan volly
 
Greeting
GreetingGreeting
Greeting
 
contoh-teks-laporan-percobaan
contoh-teks-laporan-percobaancontoh-teks-laporan-percobaan
contoh-teks-laporan-percobaan
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Sistem dan dinamika demokrasi pancasila blog dikonversi
Sistem dan dinamika demokrasi pancasila blog dikonversiSistem dan dinamika demokrasi pancasila blog dikonversi
Sistem dan dinamika demokrasi pancasila blog dikonversi
 
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluargaTips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
Tips untuk memfasilitasi komunikasi dalam keluarga
 
313325827 penyuluhan-anemia
313325827 penyuluhan-anemia313325827 penyuluhan-anemia
313325827 penyuluhan-anemia
 
Otoritas jasa keuangan (ojk)
Otoritas jasa keuangan (ojk)Otoritas jasa keuangan (ojk)
Otoritas jasa keuangan (ojk)
 
Kartu parkir
Kartu parkirKartu parkir
Kartu parkir
 
Proposal wisuda santri
Proposal wisuda santriProposal wisuda santri
Proposal wisuda santri
 

Recently uploaded

BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 

Recently uploaded (20)

BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 

Askep dermatitis

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kata “dermatitis” berarti adanya inflamasi pada kulit. Ekzema merupakan bentuk khusus dari dermatitis. Beberapa ahli memanfaatkan kata ekzema untuk menjelaskan inflamasi yang dicetuskan dari dalam pada kulit. Prevalensi dari semua bentuk ekzema adalah 4,66%, termasuk dermatitis atopik 0,69%, eczema numular 0,17%, dan dermatitis seboroik 2,32% yang menyerang 2% hingga 5% dari penduduk. Eksim atau Dermatitis adalah istilah kedokteran untuk kelainan kulit yang mana kulit tampak meradang dan iritasi. Keradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang paling sering terkena adalah tangan dan kaki. Jenis eksim yang paling sering dijumpai adalah eksim atopik atau dermatitis atopik. Gejala eksim akan mulai muncul pada masa anak anak terutama saat mereka berumur diatas 2 tahun. Pada beberapa masalah, eksim akan menghilang dengan bertambahnya usia, namun tidak sedikit pula yang akan menderita seumur hidupnya. Dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik sehingga mengurangi angka kekambuhan. Dimanapun lokasi timbulnya eksim, gejala utama yang dirasakan pasien adalah gatal. Terkadang rasa gatal sudah muncul sebelum ada tanda kemerahan pada kulit. Gejala kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut, tangan dan kaki, namun tidak menutup kemungkinan kemerahan muncul di daerah lain. Daerah yang terkena akan terasa sangat kering, menebal atau keropeng. Pada orang kulit putih, daerah ini pada mulanya akan berwarna merah muda lalu berubah menjadi
  • 2. cokelat. Sementara itu pada orang dengan kulit lebih gelap, eksim akan mempengaruhi pigmen kulit sehingga daerah eksim akan tampak lebih terang atau lebih gelap. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu penyakit Dermatitis, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan penunjang dan diagnostik, penatalaksanaan medis dan keperawatan, serta komplikasi Dermatitis? 2. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien Dermatitis Kontak? C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa mampu memahami definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan penunjang dan diagnostik, penatalaksanaan medis dan keperawatan, serta komplikasi Dermatitis. 2. Mahasiswa mampu melakukan askep kepada klien Dermatitis kontak.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 1. Definisi Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama) dan keluhan gatal ( Djuanda, Adhi, 2007 ). Dermatitis adalah peradangan pada kulit ( imflamasi pada kulit ) yang disertai dengan pengelupasan kulit ari dan pembentukkan sisik ( Brunner dan Suddart 2000 ). Jadi dermatitis adalah peradangan kulit yang ditandai oleh rasa gatal. 2. Klasifikasi a) 1.Dermatitis kontak Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan bahan iritan eksternal yang mengenai kulit. Dermatitis kontaki terbagi 2 yaitu :  Dermatitis kontak iritan (mekanisme non imunologik)  Dermatitis kontak alergik (mekanisme imunologik spesifik) Perbedaan Dermatitis kontak iritan dan kontak alergik No. Dermatitis kontak iritan Dermatitis kontak alergik 1. Penyebab Iritan primer Alergen kontak S.sensitizer 2. Permulaan Pada kontak pertama Pada kontak ulang
  • 4. 3. Penderita Semua orang Hanya orang yang alergik 4. Lesi Batas lebih jelas Eritema sangat jelas Batas tidak begitu jelas Eritema minus jelas 5. Uji Tempel Sesudah ditempel 24 jam, bila iritan di angkat reaksi akan segera Bila sesudah 24 jam bahan allergen di angkat, reaksi menetap atau meluas berhenti. 2. Dermatitis atopik Dermatitis atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal dan umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, tempatnya dilipatan atau fleksural. c) 3. Dermatitis numularis Merupakan dermatitis yang bersifat kronik residif dengan lesi berukuran sebesar uang logam dan umumnya berlokasi pada sisi ekstensor ekstremitas. d) 4. Dermatitis seboroik Merupakan golongan kelainan kulit yang didasari oleh factor konstitusi, hormon, kebiasaan buruk dan bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit dibedakan. Pada muka terdapat di sekitar leher, alis mata dan di belakang telinga.
  • 5. 3. Etiologi Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi. ( Arief Mansjoer.1998.”Kapita selekta” ) Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu 1. Luar ( eksogen ) misalnya bahan kimia ( deterjen, oli, semen, asam, basa ), fisik ( sinar matahari, suhu ), mikroorganisme ( mikroorganisme, jamur). 2. Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik. 4. Patofisiologi
  • 6. 5. Manifestasi klinis Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut terutama pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada muka ( terutama palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna. a) Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi sehingga tampak basah.
  • 7. b) Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi kusta. c) Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi. Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis sejak awal memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis. 6. Pemeriksaan penunjang dan diagnostic 1. Pemeriksaan penunjang : a) Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000). b) Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi 2. Laboratorium a) Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin b) Urin : pemerikasaan histopatologi 7. Penatalaksanaan Penatalaksanaan medis dan keperawatan dermatitis melalui terapi yaitu : a) Terapi sitemik à Pada dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi antihistamin, antiserotonin, antigraditinin, arit – SRS – A dan pada masalah berat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid. b) Terapi topical à Dermatitis akut diberi kompres bila sub akut cukup diberi bedak kocok bila kronik diberi saleb.
  • 8. c) Diet à Tinggi kalori dan tinggi protein ( TKTP ) Contoh : daging, susu, ikan, kacang- kacangan, jeruk, pisang, dan lain-lain Manajemem keperawatan pada pasien Dermatitis seboroik a. Sarankan pada pasien untuk menghindari iritasai dari luar, factor pemicu yang menyebabkan muncul lagi dermatitis seboroik ulangan, dan menyarankan untuk tidak sering menggaruk area yang gatal. b. Diskusikan pada pasien untuk menghindari udara ke kulit dan selalu menjaga kebersihan pelipatan pada kulit dan usahakan supaya tetap kering. c. Instruksikan untuk memanfaatkan shampoo dan menghindari kebiasaan yang buruk d. Beritahu pasien bahwa dermatitis seboroik adalah masalah yang sangat kronik dan tidak tertutup kemungkinan untuk muncul lagi. e. Ajarkan pada pasien menempelkan cara-cara untuk mengghindari dermatitis. 8. Komplikasi a. Infeksi saluran nafas atas b. Bronkitis c. Infeksi kulit B. Asuha keperawatan pada klien dermatitis kontak a. Pengkajian Identitas Klien Nama : MR :
  • 9. Masuk ke RS : Tanggal Lahir : Umur : Jenis kelamin : Agama : Alamat : b. Pengkajian Riwayat Kesehatan  Riwayat kesehatan dahulu  Riwayat kesehatan keluarga  Riwayat kesehatan sekarang c. Pemerikasaan Penunjang 1. Pemeriksaan penunjang : a. Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin 1/5000). b. Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi 2. Laboratorium a. Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulin b. Urin : pemerikasaan histopatologi Pengkajian 11 Funggsional Gordon 1. Pola Persepsi Kesehatan  Adanya riwayat infeksi sebelumya.  Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.
  • 10.  Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, mis., vitamin; jamu.  Adakah konsultasi rutin ke Dokter.  Hygiene personal yang minus.  Lingkungan yang minus sehat, tinggal berdesak-desakan. 2. Pola Nutrisi Metabolik  Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari makan.  Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas.  Jenis makanan yang disukai.  Nafsu makan menurun.  Muntah-muntah.  Penurunan berat badan.  Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.  Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar atau perih. 3. Pola Eliminasi  Sering berkeringat.  tanyakan pola berkemih dan bowel. 4. Pola Aktivitas dan Latihan  Pemenuhan sehari-hari terganggu.  Kelemahan umum, malaise.  Toleransi terhadap aktivitas rendah.
  • 11.  Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan  Perubahan pola napas saat melakukan aktivitas. 5. Pola Tidur dan Istirahat  Kesulitan tidur pada malam hari karena stres.  Mimpi buruk. 6. Pola Persepsi Kognitif  Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.  Pengetahuan akan penyakitnya. 7. Pola Persepsi dan Konsep Diri  Perasaan tidak percaya diri atau minder.  Perasaan terisolasi. 8. Pola Hubungan dengan Sesama  Hidup sendiri atau berkeluarga  Frekuensi interaksi berkurang  Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran 9. Pola Reproduksi Seksualitas  Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.  Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon. 10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress  Emosi tidak stabil  Ansietas, takut akan penyakitnya  Disorientasi, gelisah
  • 12. 11. Pola Sistem Kepercayaan  Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah  Agama yang dianut 2. Diagnosa Keperawatan 1. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit Sasaran : pemeliharaan integritas kulit Hasil yang diharapkan :  Mempertahankan integritas kulit  Tidak ada laserasi  Tidak ada tanda – tanda cedera termal  Tidak ada infeksi  Memberikan obat topical yang diprogramkan  Memanfaatkan obat yang diresepkan sesuai jadwal. INTERVENSI RASIONAL Mandiri: 1. pantau keadaan kulit pasien 2. Jaga dengan cermat terhadap resiko terjadinya cedera termal akibat penggunaan kompres hangat dengan suhu yang terlalu tinggi dan akibat cidera panas yang tidak terasa ( bantalan  Mengetahui kondisi kulit untuk dilakukan pilihan intervensi yang tepat  Penderita dermatosis dapat mengalami penurunan sensitivitas terhadap panas.  Banyak masalah kosmetika
  • 13. pemanasan, radiator ) HE: 1. Anjurkan pasien untuk memanfaatkan kosmetik dan preparat tabir surya. kolaborasi 1. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti histamine dan salep kulit pada hakekatnya semua kelainan malignitas kulit dapat dikaitkan dengan kerusakan kulit kronik.  Penggunaan anti histamine dapat mengurangi respon gatal serta mempercepat proses pemulihan 2. Nyeri dan yang berhubungan dengan lesi kulit Sasaran : peredaan ketidaknyamanan Hasil yang diharapkan :  Mencapai peredaan gangguan rasa  Mengutarakan dengan kata – kata bahwa gatal telah reda  Memperlihatkan tidak adanya gejala ekskoriasi kulit karena garukan  Mematuhi terapi yang diprogramkan  Pertahankan keadekuatan hidrasi dan lubrikasi kulit.  Menunjukkan kulit utuh ; kulit menunjukkan, kemajuan dalam penampilan yang sehat. INTERVENSI RASIONAL
  • 14. Mandiri: 1. Periksa daerah yang terlibat 2. Upaya untuk menemukan penyebab gangguan rasa nyaman 3. Mencatat hasil – hasil observasi secara rinci dengan memakai terminology deskriptif 4. Mengantisipasi reaksi alergi yang mungkin terjadi ; mendapatkan riwayat penggunaan obat. 5. Kendalikan factor – factor iritan 6. Pertahankan kelembaban kira – kira 60 % ; gunakan alat pelembab. 7. Pertahankan lingkungan dingin 8. Gunakan sabun ringan ( Dove ) atau sabun yang dibuat  Pemahaman tentang luas dan karakteristik kulit meliputi bantuan dalam menyusun rencana intervensi.  Membantu mengidentifikasi tindakan yang tepat untuk memberikan kenyamanan.  Deskripsi yang akurat tentang erupsi kulit diperlukan untuk diagnosisi dan pengobatan. Banyak kondisi kulit tampak serupa tetapi mempunyai etiologi yang berbeda. Respons inflamasi kutan mungkin mati pada pasien lansia.  Ruam menyeluruh terutama dengan aeitan yang mendadak dapat mennjukkan reaksi alergi terhadap obat.  Rasa gatal diperburuk oleh panas, kimia, dan fisik. · · Dengan kelembaban yang rendah, kulit akan kehilangan air.  Kesejukan mengurangi gatal
  • 15. untuk kulit sensitive ( Neutrogena, Avveno ). 9. Lepaskan kelebihan pakaian atau peralatan di tempat tidur. 10. Cuci linen tempat tidur dan pakaian dengan sabun ringan 11. Hentikan pemajanan berulang terhadap detergen, pembersih, dan pelarut. 12. Gunakan tindakan perawatan kulit untuk mempertahankan integritas kulit dan meningkatkan kenyamanan pasien. 13. lakukan kompres penyejuk dengan air suam – suam kuku ataukompres dingin guna meredakan rasa gatal. 13. Atasi kekeringan ( serosis ) sebagaimana dipreskripsikan.  Upaya ini mencakup tidak adanya larutan detegen, zat pewarna atau bahan pengeras.  Meningkatkan lingkungan yang sejuk  Sabun yang keras dapat menimbulkan iritasi kulit.  Setiap substansi yang mneghilangkan air, lipid atau protein dari epidermis akan mengubah fungsi barier kulit.  Kulit merupakan barier yang penting yang wajib dipertahankan keutuhannya agar dapat berfungsi dengan benar.  Penghisapan air yang bertahap dari kasa kompres akan menyejukkan kulit dan meredakan pruritus. · Kulit yang kering dapat menimbulkan daerah dermatitis dengan kemerahan, gatal, deskuamasi dan pada bentuk yang lebih berat, pembengkakan, pembentukan lepuh, keretakan dan eksudat.
  • 16. Kolaborasi: 1. Oleskan lotion dan krim kulit segera setelah mandi 2. 2. Gunakan terapi topical seperti yang dipreskripsikan. 3. Anjurkan pasien untuk menghindari penggunaan salep ayau lotion yang dibeli tanpa resep dokter. 4. Jaga agar kuku selalu terpangkas.  Hidrasi yang efektif pada stratum korneum mencegah gangguan lapisan barier pada kulit.  Tindakan ini membantu meredakan gejala  Masalah pasien dapat dikarenakan oleh iritasi atau sensitisasi karena pengobatan sendiri.  Pemotongan kuku akan mengurangi kerusakan kulit karena garukan. 3. perubahan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus Sasaran : Pencapaian tidur yang nyenyak. Hasil yang diharapkan :  Mencapai tidur yang nyenyak  Melaporkan peredaan rasa gatal  Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat  Menghindari konsumsi kafein pada sore gari dan menjelang tidur pada malam hari.  Mengenali tindakan untuk mneingkatkan tidur.
  • 17.  Mengalami pola tidur / istirahat yang memuaskan. INTERVENSI RASIONAL Mandiri : 1. Bantu pasien melakukan gerak badan secara teratur 2. Jaga kamar tidur agar tetap memiliki ventilasi dan kelembaban yang baik. Kolaborasi: Cegah dan obati kulit yang kering HE: 1. Anjurkan kepada klien menjaga kulit selalu lembab 2. Anjurkan klien Menghindari minuman yang mengandung kafein menjelang tidur di malam hari. 3. Anjurkan klien Mengerjakan hal  Gerak badan memberikan efek yang menguntungkan untuk tidur jika dilaksanakan pada sore hari.  Udara yang kering membuat kulit terasa gatal. Lingkungan yang nyaman meningkatkan relaksasi.  Pruritus noeturnal mengganggu tidur yang normal.  Tindakan ini mencegah kehilangan air. Kulit yang kering dan gatal biasanya tidak dapat disembuhkan tetapi bisa dikendalikan.  Kafein memiliki efek puncak 2 – 4 jam sesudah dikonsumsi  Tindakan ini memudahkan peralihan dari keadaan terjaga menjadi keadaan tertidur.
  • 18. – hal yang ritual dan rutin menjelang tidur. 4. Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik. Sasaran : Pengembangan peningkatan penerimaan diri. Hasil yang diharapkan :  Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.  Mengikuti dan turut berpatisipasi dalam tindakan perawatan – mandiri.  Melaporkan perasaan dalam penegndalian situasi.  Menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri.  Mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat.  Tampak tidak begitu memperhatikan kondisi.memanfaatkan teknik menyembunyikan kekurangan dan menekankan teknik untuk meningkatkan penampilan. INTERVENSI RASIONAL
  • 19. Mandiri: 1. Kaji adanya gangguan pada citra diri pasien ( menghindari kontak mata, ucapan yang merendahkan diri sendiri, ekpresi keadaan muak terhadap kondisi kulitnya ). 2. Identifikasi stadium psikososial tahap perkembangan. 3. Berikan kesempatan untuk pengungkapan. Dengarkan ( dengan cara yang terbuka, tidak menghakimi ) untuk mengekspresikan berduka / ansietas tentang perubahan citra tubuh. 4. Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan pasien. Bantu pasien yang cemas dalam mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan  Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit atau keadaan yang tampak nyata bagi pasien. Kesan sesorang terhadap dirinya sendiri akan berpengaruh pada konsep diri.  Terhadap hubungan antara stadium perkembangan, citra diri dan reaksi serta pemahaman pasien terhadap kondisi kulitnya.  Pasien membutuhkan pengalaman yang wajib didengarkan dan dipahami.  Tindakan ini memberikan kesempatan pada petugas kesehatan untuk menetralkan kecemasan yang tidak perlu terjadi dan memulihkan realitas situasi. Ketakutan merupakan unsure yang merusak adaptasi pasien.  Meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.
  • 20. mengenali serta mengatasi masalah. 5. dorong sosialisasi dengan orang lain 5. Minus pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara – cara menangani kelainan kulit. Sasaran : Pemahaman terhadap perawatan kulit Hasil yang diharapkan :  Memiliki pemahaman terhadap perawatan diri  Mengikuti terapi seperti yang diprogramkan dan dapat mengungkapkan rasional tindakan yang dilakukan.  Menjalankan mandi, pencucian, dan balutan basah sesuai yang diprogramkan.  Gunakan obat topical dengan tepat
  • 21.  Memahami pentingnya nutrisi unutk kesehatan kulit. INTERVENSI RASIONAL Mandiri : 1. Tentukan apakah pasien mnegetahui ( memahami dan salah mengerti ) tentang kondisi dirinya. 2. Jaga agar pasien mendapatkan informasi yang benar ; memperbaiki kesalahan konsepsi / informasi 3. Peragakan penerapan terapi yang diprogramkan ( kompres basah ; obat topical ) 4. Berikan nasihat kepada pasien untuk menjaga agar kulit tetap lembab dan fleksibel dengan tindakan hidrasi dan pengolesan krim serta lotion kulit 5. Dorong pasien untuk  Memberikan data dasar untuk mengembangkan rencana penyuluhan.  Pasien wajib memiliki perasaan bahwa ada sesuatu yang dapat mereka perbuat. Kebanyakan pasien merasakan manfaatnya.  Memungkinkan pasien memperoleh kesempatan untuk menunjukkan cara yang tepat unutk melakukan terapi.  Stratum korneum memerlukan air agar fleksibilitas kulit tetap terjaga. Pengolesan krim atau lotion untuk melembabkan kulit akan memcegah agar kulit tidak menjadi kering, kasar, retak, dan bersisik.  Penampakan kulit mencerminkan kesehatan umum seseorang. Perubahan pada kulit dapat menandakan status nutrisi yang abnormal.
  • 22. mendapatkan status nutrisi yang sehat. 6. Resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak – bercak merah pada kulit Sasaran : tidak adanya komplikasi Hasil yang diharapkan :  Tetap bebas dari infeksi  Mengungkapakn tindakan perawatan kulit yang mneingktakan kebersihan dan mencegah kerusakan.  Mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi untuk dilaporkan  Mengidentifikasi efek merugikan dari obat yang wajib dilaporkan ke petugas perawatan kesehatan  Berpartisipasi dalam tindakan perawatan kulit ( mis : penggantian balutan, mandi ) INTERVENSI RASIONAL 1. Miliki indeksi kecurigaan yang tinggi terhadap suatu infeksi pada pasien yang system kekebalannya teganggu. 2. Berikan petunjuk yagn jelas dan rinci kepada pasien 1. Setiap keadaan yang mneggangu status imun akan memperbesar resiko terjadinya infeksi kulit. 2. Pendidikan pasien yang efektif bergantung pada ketrampilan – ketrampilan interpersonal professional kesehatan dan pada pemberian instruksi
  • 23. mengenai program terapi 3. Laksanakan penggunaan kompres basah seperti yang diprogramkan untuk mengurangi intensitas inflamasi yang jelas yang diperkuat dengan instruksi tertulis. 3. Kompres basah akan menghasilkan pendinginan lewat pengisatan yang menimbulkan vasokontriksi pembuluh drah kulit dan dengan demikian mengurangi eritema serta produksi serum.
  • 24. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama) dan keluhan gatal. Klasifikasi Dermatitis adalah dermatitis kontak, dermatitis atopik, dermatitis numularis dan demertitis soboik. Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis. Manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut terutama pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada muka ( terutama palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna. Pemeriksaan penunjang dan lab dibutuhkan untuk menegakkan diagnosa medis maupun keperawatan, komlikasi yang mungkin muncul pada penatalaksaan medis dan keperawatan adalah infeksi. Askep yang dapat dilakukan mencakup beberapa diagnosa yaitu Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit, nyeri dan gatal yang berhubungan dengan lesi kulit, perubahan pola tidur yang berhubungan dengan pruritus, perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik, minus pengetahuan tentang perawatan kulit dan cara – cara menangani kelainan kulit, resiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak – bercak merah pada kulit.
  • 25. DAFTAR PUSTAKA Brunner and Suddarth’s. 2008. Textbook of Medical-Surgical Nursing. Penerbit : LWW, Philadelphia. Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Penerbit : EGC, Jakarta. Doenges, Marilynn E, et all. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Penerbit: EGC, Jakarta Djuanda, Adhi. 2005i Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Penerbit : Balai Penerbit FK UI, Jakarta. Mansoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid 2. Edisi 3. Penerbit : Media Aesculapius FK UI, Jakarta.