Laporan Hasil Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di PT. Pertamina Geothermal Energi, Kamojang.
silakan dikoreksi andai ada kesalahan dalam penulisan, semoga bermanfaat bagi semua..
Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang
1. LAPORAN PRAKTIKUM
PANAS BUMI
(PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGI KAMOJANG)
Disusun Oleh
Manajemen Pertambangan dan Energi I 2014/2015 :
Eko Minarto / 14153001 Suyadi / 14153005
Farog hidayat / 14153002 Totok Prasetyo / 14153006
Naryo / 14153003 Villy Pramudya / 14153007
Nur Ardiansah / 14153004
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
SEKOLAH TINGGI ENERGI MINERAL – AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI
STEM “Akamigas”
2. BAB 1
PENDAHULUAN
A. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud pelaksanaan praktikum ini adalah untuk memenuhi jadwal praktikum yang
sudah diagendakan program studi Manajemen Pertambangan dan Energi Diploma I pada
semester ganjil. Secara garis besar tujuan dari praktikum ini adalah supaya mahasiswa
mengetahui aplikasi teori dengan keadaan di lingkungan kerja, khususnya di PLTP PT.
Pertamina Geothermal Energi (PGE), Kamojang.
Adapun secara lebih detail kerja praktek dan penelitian ini bertujuan :
1. Bagi mahasiswa :
a) Untuk memperoleh pengalaman operasional dalam suatu industri mengenai
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan bidang yang di
ambil oleh penulis.
b) Untuk memperoleh kesempatan dalam menganalisa permasalahan yang ada di
lapangan berdasarkan teori yang diperoleh selama proses belajar.
c) Untuk memperoleh wawasan tentang dunia kerja, khususnya di PLTP PT. PGE
Kamojang.
2. Bagi institusi pendidikan
a) Menjalin kerjasama antara pihak Akamigas dengan dunia industri.
b) Mendapatkan bahan masukan pengembangan teknis pengajaran antara link and
match dunia pendidikan dan dunia kerja.
c) Untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi.
3. Bagi perusahaan :
a) Membina hubungan baik dengan pihak instituisi pendidikan dan siswanya.
b) Untuk merealisasikan partisipasi dunia usaha terhadap pengembangan dunia
pendidikan.
3. B. KESAMPAIAN LOKASI PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan di PLTP PT. PGE Pembangkitan Kamojang, Desa Laksana
Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung. Pelaksanaanya dilakukan dari tanggal 12 Desember
2014. Dalam pencapaian lokasi praktikum mahasiswa menggunakan moda transportasi darat
dari Cepu-Madiun dengan Bus umum, dilanjutkan dengan perjalanan kereta api Madiun-
Bandung. Sesampainya di Banudng mahasiswa beristirahat menginap di wisma Pusdiklat
Geologi (Gambar I.1) Jl. Cisitu Lama nomor 37 Dago Bandung, dan dilakjutkan perjalanan
pada esok pagi dengan mobil sewaan (Gambar I.2) dari Pusdiklat Geologi-PLTP Kamojang.
Tiba di PGE Kamojang jam 08.45 WIB (Gambar I.3). Sedangkan kepulangan mahasiswa dari
PLTP Kamojang-Pusdiklat Geologi menggunakan mobil sewaan pada hari yang sama, dan
beristirahat di wisma Pusdiklat Geologi. Perjalanan kepulangan dilanjutkan pada esok hari
dengan perjalanan kereta “Harina” Bandung-Cepu.
Gambar I.3 :
Tiba di PGE
Kamojang
Gambar I.1 : Wisma Pusdiklat Geologi
Gambar I.2 : Mobil Sewaan “Kang Denny”
4. BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. MANIFESTASI PANAS BUMI
Pada lokasi panas bumi daerah perasi PGE Kamojang terdapat beberapa manifestasi
panas bumi yang bisa dikunjungi, antara lain :
1. Kubangan Lumpur Panas (Mud Polls)
Kubangan lumpur panas (Gambar II.1), Lumpur terdapat dalam keadaan cair karena
kondensasi uap panas. Sedangkan letupan-letupan yang terjadi adalah karena pancaran
CO2
Gambar II.1 : Kubangan Lumpur Panas
2. Permukaan Tanah beruap (Steaming Ground)
Permukaan tanah beruap (Gambar II.2) adalah daerah dimana uap panas (steam) nampak
keluar dari permukaan tanah.
Gambar II.2 : Permukaan tanah beruap
5. Tingkat Kekuatan Laju Aliran Panas (J/s.m2)
Sangat kuat 500-5000
Kuat 50-500
Lemah <50
Steam ground sangat berbahaya bagi makluk hidup karena temperatur di daerah tersebut
cukup tinggi (Gradien temperatur >30⁰C/m)
3. Mata Air Panas atau Hangat (Hot or Warm Spring)
Mata air panas/hangat (Gambar II.3) terbentuk karena adanya aliran air panas/hangat dari
bawah permukaan melalui rekahan batuan. Disebut “hangat” bila temperatur <50⁰C dan
disebut “panas” bila temperatur >50⁰C. Sifat air permukaan digunakan untuk
memperkirakan jenis reservoar di bawah permukaan :
Mata air panas bersifat asam, merupakan manifestasi permukaan dari sistem panas
bumi yang didominasi uap
Mata air panas bersifat netral, merupakan manifestasi permukaan dari sistem
pannas bumi yang didominasi air
Beberaapa daerah di kaki gunung terdapat mata air panas bersifat netral
merupakan manifestasi permukaan siistem panas bumi dominasi uap
Bila aliran air panas tidak terlalu besar, disekitar mata air terbentuk teras silika
yang berwarna keperakan (silica sinter terraces), bila air panas mengandung
carbonat terbentuk teras travertine (travertine terraces)
Gambar II.3 : Mata Air Panas/Hangat
6. 4. Batuan Teralterasi (Gambar II.4)
Alterasi hidrotermal merupakan proses yang terjadi akibat adanya reaksi antara batuan
asal dengan fluida panas bumi. Batuan yang bereaksi dengan air jenis klorida
menyebabkan pengendapan dan pertukaran elemen batuan dengan fluida, menghasilkan
mineral chlorit, adularia, epidote. Batuan yang bereaksi dengan air yang bersifat asam
mengubah batuan asal menjadi mineral clay dan mineral lainnya. Mineral hidrotermal di
zona permukaan antara lain kaolin, alutlite, sulphur, residue silika, dan gypsum.
Gambar II.4 : Batuan Teralterasi
5. Geyser
Geyser (Gambar II.5) adalah mata air panas yang menyembur ke udara secara intermitent
(pada selang waktu tertentu), merupakan manifestasi permukaan dari sistem dominasi air.
Gambar II.5 : Geyser
7. B. PEMANFAATAN PANAS BUMI
Pemanfaatan fluida panas bumi dapat dilakukan dengan berbagai cara, bisa dengan
pemanfaatan langsung maupun tidak langsung atau melalui konversi energi yang apa pada
fluida panas bumi.
1. Pemanfaatan Langsung
Pemanfaatan langsung fluida panas bumi pada daerah panas bumi Kamojang antara lain :
a) Budidaya jamur
b) Pertanian (greenhouse)
c) Kolam renang air panas
d) Penginapan (hotspring)
e) Pemandian air panas
f) Wisata alam
2. Pemanfatan langsung
Pemanfatan langsung fluida panas bumi Kamojang yang diusahakan adalah fluida
gas/uap, dimana energi kinetik yang dimiliki uap panas dikonversi menjadi energi listrik
dengan menggunakan turbin yang dihubungkan dengan generator.
8. C. UNIT PRODUKSI PGE KAMOJANG
Pada Pemerintahan Hindia Belanda tahun 1926-1928 sudah dimulai penelitian di
Kamojang Garut dengan dilakukan pengeboran sumur KMJ 3, hal tersebut untuk mencari
pembangkit listrik alternatif seperti yang di kembangkan di negara Italia, akan tetapi seiring
Perang Dunia II maka kegiatan tersebut sempat dihentikan. Pada tahun 1971-1979, dengan
bekerjasama dengan Pemerintah New Zealand, Pemerintah Indonesia melanjutkan eksplorasi
panas bumi di Kamojang.
Pengusahaan Pertambangan Panas Bumi membutuhkan waktu persiapan relatif singkat
dari pada usaha pertambangan yang lain, pada umumnya rentan waktu usaha pertambangan
panas bumi dibagi :
Eksplorasi (2 tahun)
Pengembangan (2-3 tahun)
Komersial kontrol/produksi (25-30)
Pada masa komersial kontrol diikuti dengan kegiatan evaluasi produksi untuk kelayakan
produksi yang akan datang, apabila layak dilanjutkan maka kontrak akan diperpanjang apabila
tidak layak kontrak akan dihentikan/diselesaikan.
Pada 29 Januari 1983 Unit Bisnis Pembangkit Kamojang mulai beroperasi dengan
diresmikannya Unit 1 oleh Presiden Soeharto. Pengembangan unit 2 dan 3 dilaksanakan tahun
1979-2003. Dalam usahanya unit 1,2,3 PGE menjual Uap ke PLN untuk dilakukan
pembangkitan listrik oleh PJB. Pada tahun 2003-2008 dilakukan pengembangan unit 4, pada
unit ini PGE menjual listrik ke PLN dengan dibangkitkan sendiri melalui unit pembangkit
Listrik PGE, harga jual listrik PGE ke PLN Rp 950,- /kwh. Pada tahun 2011-20015 dilakukan
pengembangan unit 5, rencananya unit ini akan menjual listrik ke PLN seperti unit 4. PLTP
Kamojang telah lulus uji standart perusahaan tingkat international antara lain :
ISO 14001 tentang Lingkungan pada tahun 2003
ISO 9001 tentang Mutu pada tahun 2006
ISO 18001 tentang K3 pada tahun 2009
PGE Kamojang telah berhasil mempertahankan Proper Emas dari Kementerian
Lingkungan Hidup selama 3 tahun berturut-turut, antara lain :
Penghargaan Proper Perak tahun 2006-2010
Penghargaan Proper Emas tahun 2010-2011
Penghargaan Proper Emas tahun 2011-2012
Penghargaan Proper Emas tahun 2012-2013
Pada pelaksanaan produksi PGE Kamojang pada masing-masing unit produksi
menghasilkan pembangkitan yang berbeda, unit 1 menghasilkan 30 MW, unit 2 menghasilkan
55 MW, unit 3 menghasilkan 55 MW, dan unit 4 menghasilkan 60 MW serta pengembangan
unit 5 rencananya akan menghasilkan 35 MW. Dalam pelaksanaan produksi PGE Kamojang
sangat memperhatikan faktor lingkungan dan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) antara
lain :
9. Lingkungan
Kegiatan pengelolaan lingkungan dilaksanakan sejak awal, mulai tahap pra-konstruksi,
konstruksi, hingga operasi, serta telah disetujui , komisi amdal. Tujuan kegiatan ini
adalah ikut menjaga pelestarian lingkungan melalui penghematan pemanfaatan sumber
daya alam, mengurangi efek negatif keberadaan unit pembangkit dengan senantiasa
memantau kualitas limbah, serta memanfaatkan tenaga kerja lokal dan ikut membantu
dalam berbagai kegiatan sosial masyarakat sekitar. Pemantauan kualitas lingkungan
yang dilakukan secara rutin adalah kualitas air, udara dan tingkat kebisingan (noise)
berdasarkan standard baku mutu yang di tetapkan pemerintah.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bertujuan untuk menjamin
keselamatan karyawan dan keutuhan Unit Pembangkit yang ada melalui beberapa
langkah pencegahan antara lain : pemasangan rambu-rambu keselamatan kerja,
penyediaan peralatan keselamatan kerja (sepatu, helm, ear-plug, ear protector , sabuk
pengaman, pagar pengaman, pemadam kebakaran, dll), pembinaan SDM (melalui
training baik di lapangan, maupun ruang kelas) dan pemeliharaan fasilitas keselamatan
yang ada sehingga selalu dalam kondisi siap pakai. Kegiatan pemantauan dan
pengelolaan lingkungan sudah di laksanakan sejak awal baik mulai dari tahap pra-
konstruksi, kontruksi maupun tahap operasi dan telah mendapat persetujuan komisi
amdal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Beberapa kegiatan pemantauan
kualitas lingkungan yang dilakukan secara rutin setiap 3 bulan sekali adalah
pemantauan kualitas air, udara, cuaca, dan kebisingan (noise). Untuk parameter
terukur dari hasil pemantauan terseut dibandingkan dengan baku mutu yang telah
ditetapkan oleh menteri KLH no.kep 03/MENKLH//II/1991. Perkembangan lain yang
memberikan dampak positif terhadap upaya pengelolaan lingkungan dan keuntungan
secara ekonomi adalah kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan Non
Condesable Gas (NCG)
STRUKTUR ORGANISASI
BAB 3
SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
10. BAB III
KEGIATAN PRODUKSI PGE KAMOJANG
A. SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
1. Proses Produksi Listrik Tenaga Panas Bumi
Reservoir
Energi panas yang dimiliki oleh uap air pada dasarnya berasal dari magma yang
bertemperatur lebih dari 1200oC ini mengalirkan energi panasnya secara konduksi pada
lapisan batuan impermeable (tidak dapat mengalirkan air) yang disebut bedrock. Diatas
bedrock terdapat bantuan permeable yang berfungsi sebagai aquifer yang berasal dari
air hujan, mengambil energi panas dari bedrock secara konveksi dan induksi. Air panas
itu cenderung bergerak naik ke permukaan bumi akibat perbedaan berat jenis. Pada saat
itu air panas bergerak ke atas, tekanan hidrostatisnya turun, dan terjadilah penguapan.
Karena diatas aquifer terdapat batuan impermeable, yang disebut caprock, maka
terbentuklah sistem vapor dominated reservoir. Pada lapangan PGE Kamojang suhu
pada reservoar 190⁰C-255⁰C dan bertekanan 20-30 Kg/cm2. Rata-rata kedalaman sumur
1200 MD – 2500 MD.
Proses Produksi Listrik Tenaga Panas Bumi
1) Uap dari sumur (Gambar III.1) mula-mula dialirkan ke steam gathering sistem,
yang berfungsi menjamin pasokan uap tidak akan mengalami gangguan meskipun
terjadi perubahan pasokan dari sumur produksi.
Gambar III.1 : Sumur KMJ 56
11. 2) Selanjutnya setelah melalui flow-meter (Gambar III.2), uap dialirkan ke separator
dan demister (Gambar III.3) untuk memisahkan zat padat, silika, dan bintik-bintik
air yang terbawa di dalamnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
vibrasi, erosi dan pembentukan kerak pada sudu dan nozzle turbin.
3) Uap yang telah bersih itu dialirkan melalui Main Steam Valve / Electrical Control
Valve / Governor Valve menuju ke turbin (Gambar III.4). Di dalam turbin uap itu
berfungsi untuk memutar sudu turbin yang dikopel dengan generator (Gambar III.5)
pada kecepatan 3000 rpm. Proses ini menghasilkan energi listrik dengan arus 3
phase, frekuensi 50 Hz dan tegangan 13,8 kV.
Gambar III.2 : Flow Meter
Gambar III.4 : Turbin
Gambar III.3 : Separator
Gambar III.5 : Generator
12. 4) Melalui step-up transformer (Gambar III.6), arus listrik dinaikkan tegangannya dari
13,8 kV - 150 kV, selanjutnya dihubungan dengan sistem penyaluran Jawa-Bali.
5) Agar turbin bekerja secara efisien, maka exhaust steam yang keluar dari turbin
harus dalam kondisi vakum 0,10 bar, dengan mengkondensasikan uap dalam
kondensator kontak langsung yang dipasang di bawah turbin. Exhaust steam dari
turbin masuk dari sisi atas kondenser, kemudian terkondensasi sebagai akibat
penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan oleh spray-nozzle. Level
kondensat dijaga selalu dalam kondisi normal oleh dua buah cooling water pump,
lalu didinginkan dalam cooling tower (Gambar III.7) sebelum disirkulasikan
kembali.
6) Prinsip penyerapan energi panas dari air yang disirkulasikan adalah dengan
mengalirkan udara pendingin secara paksa dengan arah aliran tegak lurus,
menggunakan 5 forced drain fan. Proses ini terjadi dalam cooling tower.
Gambar III.6 : Unit Transformator dan Saluran PJB
Gambar III.7 : Cooling Tower
13. 7) Untuk menjaga kevakuman kondenser, gas yang tak terkondensasi harus
dikeluarkam secara kontinyu oleh sistem ekstraksi gas. Gas-gas ini mengandung
CO2 85-90% wt, H2S 3,5% wt, sisanya adalah N2 dan gas-gas lainnya. Di
Kamojang sistem ekstraksi gas terdiri atas first-stage, second-stage dan liquid ring
vacum pump. Sistem pendinginan di PLTP merupakan sistem pendingin dengan
sirkulasi tertutup dari hasil kondensasi uap, dimana kelebihan kondensat yang
terjadi direinjeksikan kembali ke dalam sumur reinjeksi (14).
8) Prinsip penyerapan energi panas dari air yang disirkulasikan adalah dengan
mengalirkan udara pendingin secara paksa dengan arah aliran tegak lurus,
menggunakan 5 forced drain fan. Proses ini terjadi dalam cooling tower.
9) Sekitar 70% uap yang terkondensasi akan hilang karena penguapan dalam cooling
water, sedangkan sisanya diinjeksikan kembali ke dalam reservoir. Reinjeksi
dilakukan untuk mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan, mengurangi
ground subsidance, menjaga tekanan, serta recharge water bagi reservoir. Aliran
air dari reservoir disirkulasikan kembali oleh primary pump.
10) Kemudian melalui after condenser dan inter condenser dimasukkan kembali ke
dalam reservoir.
Pada prinsipnya cara kerja PLTP hampir sama dengan cara kerja PLTU, tetapi pada
PLTP tidak menggunakan boiler karena uapnya sudah ada dari alam. Oleh karena itu,
uap yang didapat dari alam maka uap tersebut mengandung zat-zat yang sebenarnya
tidak diperlukan untuk menggerakkan turbin dan zat-zat tersebut kemungkinan dapat
mengganggu kerja turbin dan akhirnya dapat merusakkan turbin. Oleh karena itu di
PLTP Kamojang ada pemeliharaan secara periodik untuk memelihara dan
membersihkan sudu-sudu turbin agar turbin tersebut dapat terus beroperasi.
Gambar III.8 : Sumur Injeksi
14. Prinsip kerjanya adalah uap yang didapat dari sumur pengeboran pertama ditampung di
receiving header kemudian dibagi untuk setiap unitnya tergantung dari beban yang
dibutuhkan. Kemudian untuk mendapatkan uap kering, uap tersebut disalurkan ke
separator dan demister melalui isolation valve. Kemudian uap tersebut disalurkan ke
pipa pancar untk memutar turbin. Turbin tersebut dikopel dengan generator, maka
generatorpun turut berputar. Dengan berputarnya generator dan terpenuhi persyaratan
listriknya, maka generator akan menghasilkan tenaga listrik sesuai dengan kebutuhan
yang diperlukan. Selanjutnya dari generator disalurkan ke transformator untuk
kemudian tegangan listrik yang diperoleh dapat disalurkan ke switch-yard untuk
selanjutnya disambungkan ke jaringan listrik interkoneksi.
Uap bekas turbin selanjutnya didinginkan dengan air pendingin supaya mengembun dan
menjadi air kondensat. Karena pembangkit listrik berada di daerah pegunugan, untuk
mendinginkan air dipakailah suatu cooling tower, sehingga nantinya air tersebut dapat
dipergunakan kembali untuk mendinginkan uap bekas tersebut. Sehingga dapat kita
lihat bahwa sistem pendinginannya tersebut merupakan sistem tertutup dimana air hasil
kondensasi, didinginkan dan kemudian dipergunakan kembali untuk mengkondensasi
uap bekas selanjutnya. Sehingga dalam proses tersebut tidak perlu mengambil air dari
persediaan sungai atau danau, kecuali pada saat memulai pengoperasian pembangkit.
2. Komponen-Komponen Utama Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Berikut pengelompokan proses pembangkit listrik secara garis besar pada
beberapa komponen utamanya.
Sistem Pasokan Uap (Sumur Uap)
Produksi sumur uap yang dikelola Pertamina disalurkan ke unit pembangkit
melalui pipa-pipa, dan peralatan tambahan seperti katup-katup. Katup-katup dapat
berada di kepala sumur seperti : master-valve, service-valve, vertical-discharge-valve,
orifice, bleed-valve, cellar dan repture dice.
Master-valve dan service-valve dioperasikan pada posisi penuh (dibuka) bila unit
beroperasi dan ditutup bila unit tidak beroperasi.
Orifice berfungsi untuk membatasi tekanan dan jumlah uap, sesuai dengan
kebutuhan.
Bleed-valve berfungsi untuk pemanasan pipa sehingga tidak menimbulkan korosi
dan mencegah matinya sumur uap.
Repture dice, berfungsi sebagai pengaman akhir dari kepala sumur bila terjadi
kelebhan tekanan dalam pipa transmisi, karena sistem pelepasan uap tidak
bekerja.
Vertical-discharge-valve, berfungsi untuk membersihkan uap dari partikel-
partikel / kotoran-kotoran dari dalam sumur uap masuk unit pembangkit, hal ini
dilakukan apabila sumur uap lama tidak dioperasikan atau baru dioperasikan.
Cellar berfungsi untuk menahan berat peralatan dan sebagai tempat dimana katup
kepala sumur dipasang setelah pengeboran selesai.
Pipa transmisi berfungsi untuk menyalurkan uap dari kepala sumur ke
pembangkit.
15. Untuk menghasilkan daya listrik sebesar 140 MW, maka secara keseluruhan
diperlukan uap sebayak 1024,19 ton/jam. Untuk mendapatkan uap sebanyak itu telah
tersedia 25 buah sumur uap dengan total produksi uap 1453 ton/jam.
Unit 1 : 30 MW = 244,19 ton/jam
Unit 2 dan 3 : 2 x 55 MW = 2 x 390 = 780 ton/jam
Tekanan uap masing-masing = 6.5 bar absolut dengan temperatur 161,9oC
Vent Structure
Pada sistem penyaluran uap untuk keperluan PLTP dilengkapi dengan bangunan
pelepasan uap dengan peredam suara. Alat ini dilengkapi dengan katup-katup pengatur
yang sistem kerjanya secara pneumatic, biasanya dioperasikan secara manual maupun
otomatis dari ruang kontrol.
Peralatan ini berfungsi :
Pengatur tekanan agar tekanan uap yang masuk ke turbin selalu konstan.
Katup pengamannya yang akan membuang tekanan lebih, apabila terjadi-sudden
trip.
Receiving Header
Steam header adalah merupakan tabung silinder berdiameter 1.800 mm dan
panjang 19.500 mm. Alat tersebut dipergunakan untuk menampung uap dari beberapa
sumur produksi melalui pipa transmisi, dengan demikian apabia diluar dugaan ada
kerusakan atau perbaikan salah satu sumur, tidak akan mengganggu operasi dari unit
pembangkit.
Pada tabung receiver juga dilengkapi dengan pengendalian tekanan uap, ini
dimaksudkan agar tekanan uap yang diperlukan untuk memutar sudu-sudu turbin
senantiasa tetap. Sehingga apabila terjadi kelebihan uap akan membuang kelebihan uap
secara otomatis, melalui katup pengatur uap.
Jalan masuk header yaitu jalur pipa kepusat katup pengatur berdiameter 800
mm, sedangkan untuk yang suplai uap berdiameter 600 mm.
Separator
Separator berfungsi untuk membersihkan / menyaring uap dari partikel-partikel
berat, karena uap yang untuk keperluan benar-benar harus terbebas dari kontaminasi.
Separator yang digunakan adalah jenis “Cyclon”, artinya aliran uap yang masuk
ke separator akan berputar kemudian dengan pengaruh gaya sentrifugal partikel-
partikel berat akan terlempar jatuh ke bawah, sementara uap yang sudah bersih akan
mengalir ke demister (mist eliminator).
16. Demister (Mist Eliminator)
Demister adalah sebuah peralatan berupa tabung berukuran 14,5 m3, di
dalamnya terdapat kisi-kisi dari baja yang berfungsi untuk mengeliminasi butir-butir air
yang terbawa oleh uap dari sumur-sumur panas bumi.
Demister berfungsi sebagai penyaring untuk mencegah terjadinya masalah
dalam turbin, penyaringan ini sangat efektif dan efisien untukmengurangi terjadinya
carry-over Cl, SiO2, Fe, Fe2O3, masuk kedalam turbin. Beberapa alasan untuk
mengurangi defosit dalam turbin penyaringan (corrugated plate) ini adalah sebagai
berikut:
1) Pada separator yang menggunakan sistem cyclone-centrifugal-type, pemisah
antara uap dan air panas didasarkan pada perbedaan yang terjadi gaya sentrifugal
dan berat jenis antara air dan uap jenuh, akan tetapi pemisahan tersebut tidak
dapat secara sempurna memisahkan moisture (uap lembab) dari uap jenuh
tersebut.
2) Dengan mempergunakan corrugated-plate (penyaring) moisture dapat dipisahkan
dengan uap jenuh sedemikian rupa sehingga kebasahan uap dapat diperkecil.
Dengan cara ini pemisahan didasarkan dari perbedaan inersia antara air dan uap,
dan juga didasarkan dari daya lekat permukaan basah dari corrugated-plate
tersebut. Di dalam demister ini kecepatan uap menurun sehingga didapat efek
pemisahan yang bertambah baik.
Katup Pengatur (Governor Valve)
Dua katup pengatur dipasang pada masing-masing pipa uap masuk kiri dan kanan
dari turbin. Katup bekerja dengan sistem hidraulik, yang diatur oleh pengatur governor
turbin sebagai respon dari putaran turbin atau adanya perubahan beban. Sedangkan
dalam keadaan darurat, katup-katup tersebut dapat segera menutup secara otomatis.
Pada peralatan katup pengatur ini dilengkapi dengan suatu sistem untuk
melakukan “steam free test”, yakni suatu kegiatan menutup atau membuka katup yang
dilakukan secara periodik pada saat operasi dengan maksud agar tidak terjadi kemacetan
pada katup.
Pada saat unit trip dalam keadaan darurat, governor valve tertutup secara
otomatis, katup ini juga dapat dibuka dan ditutup secara manual pada katup sesuai
keinginan kita. Steam free test ini dapat dioperasikan secara otomatis, pada saat steam
free test dioperasikan dari pengatur saklar, swing-check-valve dan main-stop-valve akan
tertutup secara berurutan setelah governor valve menutup, sehingga semua katup-katup
tersebut tertutup, dan berarti semua ECV dan MSV telah selesai ditest.
17. Katup Utama (MSV dan ECV)
Suplai uap yang menuju ke kedua governor valve terlebh dahulu melalui 2 buah
stop valve (MSV dan ECV) yang terpasang berderetan, seperti telah dijelaskan di atas,
katup-katup tersebut dioperasikan secara hidraulik, katup-katup ini dapat dibuka dan
ditutup secara manual dengan saklar-saklar pada Turbine Control Panel (TCP) atau
pada katup itu sendiri dengan cara memasukkan handle dan memutar sesuai dengan
keinginan kita. Katup tersebut akan bekerja secara otomatis yang akan menutup pada
saat unit trip secara darurat.
Pada waktu turbin start, katup-katup ini harus dioperasikan secara manual untuk
operasi turbin. Katup-katup ini dapat ditest terhadap kemungkinan adanya kemacetan
(akibat kotoran/kerak) dengan menggunakan steam-free-test, pengoperasian alat ini
akan menyebabkan tertutupnya secara berurutan governor valve, kemudian ECV. Pada
saat pengoperasian steam-free-test operator dapat mengecek apakah terjadi kemacetan
dengan memperhatikan posisi katup seperti diperlihatkan sinyal berupa lampu di
Turbine Control Panel (TCP).
Beberapa fungsi dari katup utama adalah :
Mengisolasi uap dengan katup pengatur.
Mengatur putaran turbin pada saat mulai dijalankan.
Sebagai pengaman dalam keadaan darurat.
Konstruksi dari katup utama adalah “Swing Check Valve Type” yang dapat
dioperasikan secara remote dari ruang control maupun lokal dan manual. Pada saat
keadaan darurat katup ini dapat menutup secara otomatis.
Rock Muffler
Rock Muffler berfungsi sebagai saluran buangan uap apabila terjadi keadaan
darurat pada turbin, sehingga tekanan pada mine line tetap terjaga.
Turbin
PLTP Kamojang menggunakan turbin jenis silinder tunggal 2 aliran (single
cylinder double flow) yang terdiri dari masing-masing lima tingkat, 2 tingkat pertama
turbin aksi dan 3 tingkat berikutnya turbin reaksi. Yang membedakan tingkat aksi dan
reaksi adalah pada tingkat aksi, ekspansi uap atau penurunan tekanan terjadi pada sudu
tetapya saja, sedangkan turbin tingkat reaksi ekspansi uap terjadi pada sudu tetap
maupun pada sudu geraknya.
Turbin dilengkapi dengan :
1) Main Stop Valve dan Governor Valve, yang berguna untuk mengatur jumlah aliran
uap.
2) Barring Gear (Turning Gear), berguna untuk memutar poros turbin sewaktu unit
dalam keadaan berhenti agar tidak terjadi distorsi pada rotor akibat pendinginan
yang tidak merata.
3) Bantalan aksial, yang berguna untuk menahan gaya aksial yang terjadi.
18. Selain itu walaupun turbin sudah di desain dan dibuat dengan pertimbangan yang
menyangkut keamanan dan kehandalan alat, tetapi kemungkinan terjadinya kerusakan
karena kesalahan operasi atau gangguan-gangguan yang tidak diharapkan akan merusak
unit, maka turbin dilengkapi dengan alat-alat pengaman, seperti over-speed trip, lub-oil
trip dan lain-lain.
Sistem Uap Bantu
Yang dimaksud dengan sistem uap bantu disini adalah penyediaan uap untuk
mengoperasikan alat penghampa gas (Jet Gas Ejector) dan sistem uap perapat (Gland
Steam System). Alat penghampa gas berfungsi mengeluarkan gas-gas yang tidak
terkondensasi yang berasal dari sumur-sumur panas bumi dan terakumulasi dalam
kondensor pada mode operasi normal.
Sedangkan sistem uap perapat pada ujung-ujung poros turbin, dimana disini
terdapat suatu alat untuk menghisap uap perapat dari udara. Uap bantu tersebut berasal
dari salah satu pipa utama, kemudian dialirkan pada sistem penghampa gas dan sistem
dari penghisap uap perapat udara.
1) Sistem alat penghampa gas (Gas Ejector System)
Seperti telah diketahui uap panas bumi mengandung gas-gas yang tidak
dapat terkondensasi di dalam kondensor (uap di Kamojang mengandung gas-gas
yang tidak terkondensasi kurang lebih 1,5 % per satuan berat dari uap yang
dialirkan), fungsi dari gas ejector ini untuk mengeluarkan gas-gas tersebut dari
dalam kondensor kemudian membuangnya ke atmosfer, sebab bila misalnya gas-
gas tersebut tidak dikeluarkan, gas-gas yang tidak terkondensasi akan
mengakibatkan tekanan kondensor naik.
Pembuangan gas-gas yang tidak terkondensasi tersebut sangat penting untuk
mempertahankan tekanan vakum di dalam kondensor.
Alat penghampa gas yang digunakan terdiri dari 2 tingkat :
Tingkat 1 : Yaitu yang berkemampuan hisap sampai 0,093 bar absolut dan
tekanan keluar 0,435 bar absolut.
Tingkat 2 : Yaitu yang berkemampuan hisap 0,41 bar absolut dan tekanan
keluar 0,99 bar absolut.
Campuran uap yang tidak terkondensasi dari alat penghampa gas tingkat I,
didinginkan dengan air dari pompa-pendingin antar primer (Primary Inter Cooler
Pump). Air dan uap yang terkondensasi masuk ke dalam kondensor karena beda
tekanan. Sedangkan gas yang tidak terkondensasi terhisap oleh alat penghampa
gas tingkat II.
Campuran uap penggerak alat pelepas dengan gas didinginkan dalam
kondensor tingkat II (After Condensor), dengan air pompa pendingin-antara
primer. Air dan hasil kondensasi tahap ini juga masuk dalam kondenser karena
beda tekanan dan gas yang tak terkondensasi di buang ke udara bebas.
19. 2) Sistem uap preparat (Gland Steam System)
Yang di maksud dengan uap preparat adalah sistem penyediaan uap pada
ujung-ujung poros turbin untuk menjaga agar udara tidak masuk ke dalam turbin,
karena kondisinya yang hampa. Agar uap yang berada di dalam ruang preparat
tidak keluar dan selanjutnya tidak mencemari ruang gedung pembangkit (power
house), maka uap tersebut di hisap oleh penghisap uap preparat dan udara akan di
buang ke udara melalui cerobong pipa.
Ejector Gland Steam menjaga adanya vakum pada saluran masuk uap
preparat yang masuk pada ruang turbin. Mengalirnya uap ke gland dan ke ejektor
hanya dapat diatur secara lokal membuka dan menutup katup yang di putar
dengan tangan pada saluran pipa. Lampu announciator di TCP atau UCD akan
menyala bila gland steam tekanannya terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Penggunaan steam ejector sebagai alat untuk mengeluarkan gas-gas yang
tidak mengembun di dalam kondensor pada PLTP, mempunyai kuntungan-
keuntungan sebagai berikut :
a) Kehandalan tinggi.
b) Konstruksinya sederhana.
c) Mudah pengoperasiannya.
d) Mudah pemeliharannya
e) Harganya efisien.
Beberapa kerugian adalah tidak cocok untuk di gunakan pada PLTP yang
mempunyai kandungan gas-gas yang besar, karena efisiensi steam ejektor menjadi
rendah. Pada suatu pembangkit listrik tenaga panas bumi tekanan kerja sumur
semakin lama semakin menurun, sehingga energi akan menjadi rendah pula,
begitu pula tekanan di kondensor akan semakin rendah karena melemahnya
tekanan uap steam ejector. Dengan menurunkan steam ejector 1 tingkat maka
Mitshubisi berhasil membuat ejector dengan tekanan uap hanya 2-4 kg/cm2
dengan hasil tekanan hampa di kondensor 100-200 mmHg abs. apabila
dibutuhkan hampa yang lebih tinggi dapat dgunakan untuk sistem ejektor tingkat
II.
Dalam hal ini PLTP kamojang mempergunakan 2 tingkat maka dibutuhkan
interkondenser yang di maksudkan untuk memperkecil kebutuhan uap bagi steam
ejector tingkat II, juga dibutuhkan after condensor untuk mengurangi suara
bising.
Generator
Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik. Sistem penguatan generator dapat berupa sistem penguatan sediri
maupun sistem penguatan terpisah.
20. Generator itu sendiri terdiri dari 2 kumparan utama, yaitu kumparan rotor dan
kumparan stator. Kumparan rotor berfungsi untuk untuk membangkitkan medan magnet
setelah diberi arus penguat dari main exciter. Kumparan stator akan menimbulkan
tegangan yang bermanfaat sebagai sumber listrik bila kumparan rator yang bermuatan
medan magnet terbuka berputar.
Sistem pendinginan pada generator digunakan udara yang disirkulasi oleh fan ke
kumparan stator dan rotor. Udara yag dipakai untuk sistem pendingin mempunyai
temperatur kurang lebih 430C. Setelah udara tersebut mendinginkan generator
kemudian di alirkan ke radiator untuk didinginkan kembali, sebagai media
pendinginnya adalah air.
Tranformator
Transformator tenaga berfungsi untuk menaikkan (step-up) dan menurunkan (step
down) tegangan. Untuk mengurangi kerugian tegangan pada transmisi.
Tegangan output dari power plant yang akan di transmisi melalui jarak yang jauh
harus di naikkan dahulu melalui transformator step-up. Dengan demikian pada daya
yang konstan, tegangan di naikkan maka arus akan menjadi kecil, dalam hal ini dapat
memperkecil kerugian tegangan.
Perlengkapan Transformator
1) Bushing transformator
Suatu tranformator tegangan tinggi harus diberi alat untuk mencegah
timbulnya flash-over. Bushing dipakai untuk mengamankan flash-over
tersebut dalam hal ini dipergunakan berupa peralatan porselen isolator dengan
kualitas yang baik, dengan penghantar di tengahnya. Porselen tersebut harus
bebas dari lubang-lubang kecil dalam hal ini lubang-lubang yang akan
menyebabkan awal terjadinya kerusakan pada isolator.
2) Thermometer Trap
Thermometer trap terdiri dari beberapa bagian yaitu :
a) Stick thermometer
Stick thermometer di rencanakan untuk pemasangan tak langsung yang
dipindahkan bila minyak di tabung berubah.
b) Dial Thermometer
c) Resistance Remote Thermometer
Untuk mengukur suhu minyak trafo atau suhu belitan melalui
switchboard.
d) Thermal Relay
Dipakai untuk menunjukkan suhu belitan maksimum atau suhu minyak
trafo dan untuk melengkapi operasi pengaman dari trip, alarm, dan lain-
lain. Alat ini sebagaimana kontrol otomatis dari peralatan trafo.
21. 3. Sistem Pendinginan
Sistem pendingin di sini meliputi sistem pendingin utama dan sistem pendingin
pembantu,
Sistem pendingin utama (Main Cooling Water System)
Sistem pendingin utama terdiri dari condenser, cooling-water-pump (CWP) dan
cooling tower. Sistem ini mempertahan vakum, dengan cara mengkondensasikan uap
bekas turbin dengan air dingin juga mendinginkan non-condnesable gas di kondensor
oleh ejektor tingkat satu dan dua.
Kondensor (Condensor)
Kondensor adalah alat untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin dengan
kondisi yang hampa. Jenis kondensor yang dipakai adalah jenis kondensor kontak
langsung, artinya uap bekas bersentuhan lansung dengan air sebagai media kondensasi.
Campuran air kondensat dengan air suhu 490 C yang merupakan hasil kondensasi di
pompa ke menara pendingin melalui pipa dan katup kontrol serta nozzle sprayer. Pada
kondisi normal, tekanan dalam kondensor adalah 0,133 bar abs dan kebutuhan air
pendingin adalah 11.800 m3/jam.
Air pedingin di semprotkan langsung pada uap bekas di turbin, dan pada gas-gas
dalam kondensor yang vakum, uap akan terkondensasi dan di keluarkan kondensor
bersama-sama dengan air pendinginnya. Non condensable gas dikeluarkan dari
kondensor melalui ejektor yang di kerjakan oleh uap. Pada keadaan operasi normal,
perbedaan tekanan antara basin menara pendingin dengan vakum di kondensor cukup
besar untuk untuk mengalirkan air pendingin dari basin cooling tower menuju
kondensor tanpa pompa-pompa. Terlalu tinggi level akan mengganggu sistem spray
pada noozle, terlalu rendah akan mengganggu kinerja CWP.
Pada saat turbin dan ejektor di matikan, tekanan di dalam kondensor kembali pada
tekanan atmosfer. Cooling water startup valve, adalah katup pneumatic yang dapat di
buka dari tombol tekan TCP. Pada saat start bila perbedaan tekanan pada basin dan
kondensor tidak cukup besar menekan air di nosel-nosel, maka start valve ini akan di
buka scara manual dari TCP supaya air tidak melalui nosel.dengan adanya cara tersebut
pompa utama dapat di start sebelum vakum terjadi dan air akan mengalir melalui pipa
air. Start up ini juga berfungsi secara otomatis dan katup di kontrol lewat level kontroler
yang secara otomatis juga dapat membuka katup supaya aliran bertambah ke dalam
kondensor, bila level kondensor terlalu rendah. Tapi dalam keadaan normal operasi
katup tidak terbuka, karena bila terbuka air tidak melalui kondenser spray sistem, dan
akibat yang terjadi pengaruh air pendingin yang seharusnya ada pada kondensor akan
berkurang sekali. Pada saat CWP berhenti/stop, start-valve akan tertutup, air pendingin
akan masuk kedalam kondensor melalui CW valve. Katup ini akan terbuka bila tombol
on pada cooling water di TCP di operasikan dan katup akan tertutup secara otomatis
saat CWP stop atau saat level air di kondensor mencapai level paling tinggi. Pada saat
operasi normal tercapai setelah turbin start, level air kondensor di pertahankan secara
otomatis oleh “cooling water pump discarge valve” yang akan mengatur jumlah air
yang akan di keluarkan dari kondensor melalui pompa tersebut, katup-katup ini dapat
diset secara otomatis oleh tombol on (reset) pada TCP. Kemudian katup-katup akan
terbuka dan menutup secara otomatis (oleh condenser level transmitter) agar level air
pada kondensor berada dalam kondisi yang benar.
22. Katup vacuum breaker di pasang untuk meniadakan vakum secara otomatis bila
level air di kondensor mencapai level yang tinggi sekali. Katup-katup ini di switch
secara otomatis melalui saklar pengatur di TCP. Katup ini dapat di tutup dan di buka
secara manual pada saklar yang sama seperti tersebut di atas.
Pada saat posisi otomatis, vacuum breaker akan terbuka secara otomatis bila
turbin trip atau pada saat level air di kondensor tinggi sekali. Air pendingin untuk gas
masuk melalui “gas cooling valve” yang di opeasikan secara pneumatic, yang akan
membuka dan menutup setelah mendapat sinyal yang sama seperti pada cooling-water
valve.
Pompa air pendingin utama (Main Cooling Water Pump)
Main Cooling Water Pump (MCWP) atau pompa air pendingin utama adalah
suatu pompa air sentrifugal dengan konstruksi vertikal yang dilengkapi dengan
mangkok besar (can) sebagai penampung air yang akan dihisap pompa diatur oleh katup
pengatur yang di setting dengan pengatur pembukaan air di dalam kondensor. Pada saat
unit beroperasi normal sekitar 12.500 m3/jam air dengan temperatur 470C di alirkan dari
kondensor menara pendingin bagian atas dengan dua buah pompa air pendingin utama.
Pompa-pompa tersebut diputar dengan motor listrik yang dapat dikendalikan dari ruang
kendali. Motor tersebut di lengkapi dengan alat pengaman dimana motor tersebut akan
stop (berhenti) apabila suhu bantalan pompa panas, adanya getaran yang tinggi,
pembukaan air dalam kondensor amat rendah dan tegangan listrik motor rendah.
Dua pompa sentrifugal air pendingin tipe can dipergunakan untuk mengalirkan air
pendingin dari kondensor menuju cooling water. Pompa tersebut di start dan di stop
switch di TCP (control panel), pompa-pompa tersebut membutuhkan air pendingin
untuk preparat porosnya. Saat pompa CWP di start sebuah solenoid valve secara
otomatis akan memasukkan air dari primary intercooler ke perapat-perapat.
Bila pompa CWP telah beroperasi, solenoid valve akan menutup dan air yang
keluar dari dari pompa sebagian kecil akan di gunakan untuk perapat, flow switch akan
mendeteksi aliran-aliran rendah (insufficient), secara otomatis pompa akan berhenti.
Pompa ini harus selalu ada aliran air yang melalui bila sedang beroperasi. Untuk
memastikan di pasangkan sebuah recirculating valve. Katup-katup ini akan selalu dalam
posisi terbuka kecuali katup-katup buang CWP sudah pada posisi terbuka. Oleh karena
aliran sirkulasi selalu di pertahankan pada saat pompa sedang beroperasi, kedua motor
pompa interlock dengan alat pengaman yang mendeteksi suhu bantalan tinggi, getaran,
getaran yang berlebihan, gangguan listrik pada motor atau tegangan terlau rendah, dan
level air kondenser yang terlalu rendah dan bila ada sinyal dari salah satu alat pengaman
tersebut, maka motor pompa akan berhenti. Tombol tekan lokal (setempat) di dekat
motor dipergunakan untuk menghentikan pompa bila keadaan darurat.
23. Menara Pendingin (Cooling Tower)
Konstruksi bangunan cooling tower yang digunakan terbuat dari kayu merah (red
wood) yang telah di awetkan dengan CDA (copper dichidromate arsenic), sedangkan
untuk ventstock (menara) nya terbuat dari PVC (poly vinil chloride).
Cooling tower ini di lengkapi dengan kipas isap paksa yang berfungsi untuk
membantu proses pendinginan air kondensat yang mempunyai temperatur kurang lebih
490C, kemudian diturunkan menjadi kurang lebih 270C. Air hasil pendinginan dipakai
untuk pendinginan uap bekas.
Apabila terjadi over flow air pada cooling tower, air dari cooling tower akan
dialirkan ke paritan yang terhubung dengan kolam whater treadment setelah melalui
treadment dan lulus uji keamanan kandungan air, air tersebut dialirkan ke sungai.
B. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
Tujuan pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) oleh PGE Kamojang antara
lain untuk mewujudkan masyarakat mandiri membangun kekuatan ekonomi, serta menjaga
hubungan yang harmonis dengan steakholder. Wujud pelaksanaan CSR dilaksanakan dalam
berbagai bidang kemasyarakatan, antara lain :
1. Bidang Pendidikan
Adapun CSR yang diwujudkan dalam bidang pendidikan antara lain :
a) Mengajarkan Green School kepada sekolah disekitar PGE Kamojang
b) Memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi
c) Memberikan peralatan yang dibutuhkan sekolah
d) Program magang, penelitian, dan praktek kerja lapangan untuk mahasiswa
SMA/SMK
e) Bantuan kursus dan sarana komputer
f) Pembangunan gedung sekolah
2. Bidang Kesehatan
Untuk pelaksanaan CSR di bidang kesehatan antara lain :
a) Memberikan bantuan pada pelasanaan POSYANDU
b) Peningkatan taraf kesehatan masyarakat sekitar
3. Bidang Lingkungan
Pelaksanaan CSR di bidang lingkungan antara lain ikut melaksanakan kegiatan
pelatarian flora dan fauna, berupa penanaman pohon dan penghijauan lahan gundul.
24. 4. Bidang Ekonomi
Pelaksanaan CSR pada bidang ekonomi antara lain :
a) Memberikan uap gratis kepada petani jamur
b) Memberikan penyuluhan kepada petani ikan air tawar
c) Memberikan pelatihan kerja pada pemuda
d) Membantu memberikan modal usaha pada UKM
5. Bidang Insfrastruktur
Pelaksanaan CSR pada bidang ekonomi antara lain :
a) Membangun tempat peribadatan
b) Memperbaiki jalan umum
c) Memperbaiki saluran air umum
d) Membangun sarana berkumpul masyarakat
25. C. DAFTAR FOTO KEGIATAN
Penjelasan Produksi Sumur Panas Bumi
Mengamati Pariwisata Sumur “Kereta Api”
Atraksi Pariwisata Sumur “Kereta Api”
Mengamati Manifestasi Uap Panas
Penjelasan Lapangan Sumur Panas Bumi
27. BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Energi Panas Bumi merupakan Sumber Energi Baru yang memiliki potensi besar untuk
dikembangkan di Indonesia, pemanfatannya bisa secara langsung berupa pertanian maupun
pariwisata, sedangkan pemanfaatan secara tidak langsung yaitu melalui konversi energi.
Kamojang merupakan daerah potensi panas bumi dimana pemanfatannya dilaksanakan
secara langsung untuk pertanian dan pemandian, maupun secara tidak langsung yaitu melalui
konversi energi kinetik pada fluida panas bumi menjadi energi listrik.
Energi panas bumi merupakan sumber energi yang sangat ramah lingkungan, ini terbukti
dengan penghargaan yang diraih oleh PGE Kamojang berupa Proper Emas dari Kemeterian
Lingkungan Hidup selama 3 tahun berturut-turut.
B. SARAN
Pada pemanfatan fluida panas bumi harus dilakukan secara hati-hati. Karena jenis fluida
panas bumi selain memiliki energi kinetik juga memiliki energi thermal/panas yang sangat besar.
Sehingga sangat berbahaya bila terjadi kecelakaan kerja.
.
Untuk pemanfaatan panas bumi secara langsung berupa Pariwisata, pemerintah harus lebih
aktif dalam promosi pariwisata alam panas bumi, selain itu perbaikan insfrastruktur harus diperbaiki
dan dimaksimalkan terutama akses menuju daerah pariwisata.