SlideShare a Scribd company logo
1 of 80
Download to read offline
KEMENTERIAN ESDM
1
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI
DOING BUSINESS IN GEOTHERMALDOING BUSINESS IN GEOTHERMAL
Jakarta, Agustus 2017
KEMENTERIAN ESDM
2
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, Tim Penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan Buku ”Pengembangan Panas Bumi Indonesia”, dalam bentuk capaian, program,
dan kebijakan, serta rencana pengembangan panas bumi.
Penyusunan buku ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih lengkap terkait
pengelolaan panas bumi kepada stakeholders dan dapat menjadi pegangan bagi pengambil
kebijakan. Agar mudah dipahami oleh para pembaca, buku ini disusun secara singkat, padat,
dan sederhana. Buku ini akan selalu diperbarui secara berkala mengikuti dinamika dan
kemajuan pengembangan panas bumi di Indonesia.
Kami menyadari bahwa penyusunan buku ini masih jauh dari yang diharapkan, oleh karena itu
kritik dan saran sangat diharapkan sebagai bahan penyempurnaan dalam penyusunan pada
edisi selanjutnya.
Semoga bermanfaat.
Jakarta, Agustus 2017
KEMENTERIAN ESDM
3
OUTLINE
I. Pendahuluan 5
II. Pengembangan Energi Baru Terbarukan 7
III. Gambaran Umum Panas Bumi 11
IV. Potensi Panas Bumi di Indonesia 20
V. Kondisi Saat Ini 24
VI. Regulasi di Bidang Panas Bumi 34
VII. Kebijakan Pengembangan Panas Bumi 38
VIII. Perizinan dan Non Perizinan Sub Sektor Panas Bumi 47
IX. Alur Proses Pengusahaan Panas Bumi 50
X. Investasi Panas Bumi 61
XI. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL) 69
Lampiran 73
KEMENTERIAN ESDM
4
DOING BUSINESS IN GEOTHERMAL
IPJLPB (56 hari kerja)
(jika menggunakan
kawasan hutan
konservasi)
IPJLPB : (Izin Pemanfaatan Jasa Lingkungan
Panas Bumi)
KEMENTERIAN ESDM
5
I. Pendahuluan
KEMENTERIAN ESDM
6
I. PENDAHULUAN
1. Penyediaan energi nasional masih didominasi oleh energi fosil, sementara energi
terbarukan yang low carbon belum banyak dimanfaatkan;
2. Potensi panas bumi Indonesia berupa sumber daya sebesar 11.073 MW dan
cadangan sebesar 17.506 MW sementara pemanfaatan panas bumi tidak langsung
untuk ketenagalistrikan baru mencapai 1.698,5 MW atau sekitar 9,3% dari total
cadangan panas bumi;
3. Energi panas bumi merupakan energi setempat dan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda untuk setiap lokasi (site specific);
4. Peraturan Pemerintah No. 79/2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN)
menetapkan target pangsa energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025,
dimana energi panas bumi ditargetkan memberikan kontribusi sebesar 5,4% terhadap
konsumsi energi nasional;
5. Program percepatan pembangkit listrik 10.000 MW Tahap II dengan kontribusi panas
bumi sebesar 4.825 MW (Permen ESDM No. 40/2014);
a. Mempercepat diversifikasi energi untuk pembangkit tenaga listrik ke bahan bakar
non minyak dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga listrik melalui
percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi
terbarukan, batubara, dan gas;
b. Mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi untuk mendukung pembangunan
nasional.
KEMENTERIAN ESDM
7
II. Pengembangan Energi Baru Terbarukan
 Bauran Energi Primer Berdasarkan PP No.79/2014 tentang KEN
 Bauran Energi Primer 2025 dan 2050
 Skenario Pengembangan EBT Sesuai KEN
KEMENTERIAN ESDM
8
23%
25%30%
22%5%
46%
31%
18%
31%
20%
25%
24%
194
MTOE
405
MTOE
1.031
MTOE
Energi Baru dan Terbarukan
Minyak Bumi
Gas Bumi
Batubara
2015 2025 2050
Total Pembangkit
Listrik
51 GW 135 GW 444 GW
Pembangkit EBT
9,6 GW
(19%)
45 GW
(34%)
169 GW
(38%)
II. PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN
BAURAN ENERGI PRIMER BERDASARKAN PP NO. 79/2014 TENTANG KEN
*MTOE: Million Tonnes of Oil Equivalent
KEMENTERIAN ESDM
9
Pembangkit EBT 45 GW
Pembangkit Fosil 90 GW
MTOE %
Minyak
bumi
99 24,6%
Gas
bumi
90 22,1%
Batubara 123 30,3%
EBT 93 23,1%
Total 405 100%
2025
Pembangkit
135 GW
Pembangkit EBT 169 GW
Pembangkit Fosil 275 GW
MTOE %
Minyak
bumi
204 19,8%
Gas
bumi
246 23,8%
Batubara 260 25,3%
EBT 321 31,1%
Total 1.031 100%
Pembangkit
444 GW
2050
II. PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN
BAURAN ENERGI PRIMER 2025 DAN 2050
*MTOE: Million Tonnes of Oil Equivalent
KEMENTERIAN ESDM
10
2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050
PLT Arus Laut
PLT Bayu
PLTS
PLTD BBN
PLT Bioenergi
PLTA dan PLTMH
PLTP
KEN
45 GW
169 GW
II. PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN
SKENARIO PENGEMBANGAN EBT SESUAI KEN dan RUEN
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2025 2030 2040 2050
Panas Bumi 1.439 1.654 1.909 2.134 2.494 3.110 7.242 9.300 13.423 17.546
Air & Mikrohidro 5.024 5.119 5.236 5.491 7.008 7.889 20.960 25.844 35.611 45.379
Bioenergi 1.740 1.886 2.093 2.359 2.674 3.024 5.532 9.651 17.887 26.123
Surya 79 229 429 679 979 1.379 6.379 14.103 29.551 45.000
Angin 7 57 107 207 307 507 1.807 7.167 17.887 28.607
EBT Lainnya 372 1.860 1.860 1.860 1.861 1.863 3.128 3.779 5.081 6.383
Total 8.660 10.804 11.728 12.939 15.807 18.475 45.044 69.843 119.440 169.038
Satuan: MW
KEMENTERIAN ESDM
11
III. Gambaran Umum Panas Bumi
 Definisi
 Sistem Panas Bumi
 Skema Operasi PLTP
 Risiko Pengembangan Panas Bumi
 Sistem Berkelanjutan Panas Bumi
 Time Table Pengembangan Panas Bumi 2 x 55 MW
 Perbandingan Emisi PLTP dan Pembangkit Lainnya
KEMENTERIAN ESDM
12
III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
DEFINISI
• PANAS BUMI ATAU GEOTHERMAL ADALAH :
• Berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan thermal yang berarti panas, jadi
secara umum geothermal adalah sumber energi yang berasal dari panas alamiah
di dalam bumi.
• HOCHSTEIN DALAM ENCYCLOPEDIA VOLCANEOUS 2000 :
• Mendiskripsikan sebagai proses transfer panas dari tempat tertentu dari kerak
bumi yang berasal dari sumber panas (heat source) ke permukaan
• BERDASARKAN UU NO. 21/2014 TENTANG PANAS BUMI:
• bahwa energi panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam
air panas, uap air, serta batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang
secara genetik tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi.
KEMENTERIAN ESDM
13
 Panas bumi merupakan sumber energi terbarukan yang terbentuk secara alami di bawah
permukaan bumi;
 Pemanfaatan panas bumi relatif ramah lingkungan dan tidak memberikan kontribusi gas
rumah kaca;
 Energi panas bumi bersifat site specific, tidak dapat disimpan, dan juga tidak dapat
ditransportasikan;
 Pengusahaan panas bumi dapat berupa pemanfaatan langsung dan pemanfaatan tidak
langsung;
 Tahapan kegiatan usaha panas bumi meliputi Survei Pendahuluan (Penugasan Survei
Pendahuluan (PSP)/Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE)), Penetapan
dan Pelelangan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), Eksplorasi, Studi Kelayakan,
Eksploitasi, dan Pemanfaatan;
 Survei pendahuluan dapat dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan/atau Bupati/Walikota;
 Menteri melakukan penawaran Wilayah PSP, Wilayah PSPE, dan WKP;
 Pemerintah dapat memberikan penugasan langsung kepada BUMN/BLU untuk
pengembangan panas bumi;
 Izin Panas Bumi diterbitkan oleh Badan Koordinasi Pananaman Modal atas nama
Menteri ESDM.
III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
14
SISTEM PANAS BUMI
III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
15
SKEMA OPERASI PLTP
Fluida yang diperoleh dari sumur produksi akan dialirkan ke dalam separator untuk dipisahkan antara uap
dan air. Fluida cair (brine) direinjeksikan ke dalam bumi reinjeksi agar sistem panas bumi tetap
berkelanjutan, sedangkan uap dialirkan ke pembangkit untuk memutar turbin untuk menghasilkan listrik.
Listrik tersebut dialirkan menuju transformer dan kemudian ditransmisikan. Uap yang telah melalui turbin
dikondensasikan menjadi air pada kondensor, dan selanjutnya diiinjeksikan ke dalam bumi.
III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
16
RISIKO PENGEMBANGAN PANAS BUMI
Pengembangan panas bumi mempunyai beberapa
risiko yang berbeda-beda di setiap tahapan.
Semakin tinggi tahapan pengembangan, risiko
akan semakin kecil. Grafik risiko pengembangan
menunjukkan bahwa pada tahap rekonaisan risiko
pengembangan dapat mencapai 100 %.
Selanjutnya pada tahap Survei Detil, risiko
pengembangan akan turun hingga 60% dan pada
tahap pengeboran sumur Landaian Suhu tingkat
risiko pengembangan akan turun menjadi 50%.
Pada tahap pengeboran eksplorasi, pengeboran
sumur pertama akan menurunkan risiko menjadi
40% dan pengeboran sumur kedua akan
menurunkan risiko menjadi 30%. Selanjutnya
pengeboran sumur ketiga hingga kelima akan
semakin memperkecil risiko pengembangan
menjadi hanya sebesar 20%.
Sumber: S. Sudarman
III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
17
BERTAHAP, sistem tertutup dan BERKELANJUTAN,
menjaga keseimbangan fluida dan panas

?
?
?
?
Impermeabel clay
cap alteration
Energi Panas Bumi bersumber dari energi
panas yang terkandung dalam perut bumi
dan pada umumnya berasosiasi dengan
keberadaan gunung api. Air yang bersumber
diantaranya dari hujan, akan meresap ke
dalam batuan di bawah tanah hingga
mencapai batuan reservoir. Air ini kemudian
terpanaskan oleh magma yang menjadi
sumber panas utama sehingga berubah
menjadi air panas atau uap panas (fluida
thermal) dengan kisaran temperatur 240-
310 OC.
Fluida thermal tersebut dapat digunakan
untuk membangkitkan energi listrik dengan
cara melakukan pengeboran (drilling) dan
mengalirkan fluida thermal untuk
menggerakkan turbin dan memutar
generator sehingga dihasilkan energi listrik.
Fluida thermal selanjutnya diinjeksikan kembali
ke dalam reservoir melalui sumur reinjeksi untuk
menjaga keseimbangan fluida dan panas
sehingga sistem panas bumi berkelanjutan.
III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
18
Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7
0. Sosialisasi dan Perizinan
1. HoA /PPA
2. Survai, UKL/UPL, Jln & Cluster
3. Bor E/P/R + Uji produksi
4. FS, Amdal & Lahan
5. EPC (PLTP + PH, Fasprod)
6. Uji Coba & Commisioning
Produksi 30 thn
TIME TABLE PENGEMBANGAN PANAS BUMI 2 x 55 MW
III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
11055
KEMENTERIAN ESDM
19
Ramah Lingkungan
(CO2 Panas Bumi = 1.5% Batubara, 2.7% Gas)
Sumber: IGA Paper
PERBANDINGAN EMISI PLTP DAN PEMBANGKIT LAINNYA
Pengembangan 250 MWe dalam (1000 Ton / Tahun)
Residu
Coal
(desulfurization)
Gas
(combine cycle)
Panas Bumi
CO2 1,700 973 26
SO2 4.1 0.003 0
NOx 2.4 1.4 0
Lumpur 168 0 0
Abu 60 0 0
III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
20
IV. Potensi Panas Bumi di Indonesia
 Sebaran Potensi Panas Bumi Indonesia
 Sebaran Potensi Panas Bumi Per Pulau
 Pemanfaatan Energi Panas Bumi di Negara-Negara Dunia
KEMENTERIAN ESDM
21
IV. POTENSI PANAS BUMI INDONESIA
KEMENTERIAN ESDM
22
Sumber : Badan Geologi Kementerian ESDM, 2016
*) Status : Juni 2017
NO PULAU
JUMLAH
LOKASI
ENERGI POTENSI (MWE)
TERPASANGSUMBER DAYA CADANGAN
SPEKULATIF HIPOTETIS TERDUGA MUNGKIN TERBUKTI
1 Sumatera 97 2.893 1.935 5.097 930 917 342
2 Jawa 73 1.410 1.689 3.949 1.373 1.865 1.224
3 Bali 6 70 22 122 110 30 0
4 Nusa Tenggara 27 225 409 848 0 15 12,5
5 Kalimantan 14 152 17 13 0 0 0
6 Sulawesi 78 1.221 314 1.242 80 140 120
7 Maluku 33 560 91 775 0 0 0
8 Papua 3 75 0 0 0 0 0
TOTAL 331 6.596 4.477 12.046 2.493 2.967 1.698,5 *)
11.073 17.506
IV. POTENSI PANAS BUMI INDONESIA
SEBARAN POTENSI PANAS BUMI PER PULAU
KEMENTERIAN ESDM
23
PEMANFAATAN ENERGI PANAS BUMI DI NEGARA – NEGARA DUNIA
CATATAN:
• DUNIA BARU MEMANFAATKAN 9,92 % (11,7 GW) DARI POTENSI PANAS BUMI YANG ADA (119,3 GW);
• INDONESIA MENEMPATI URUTAN KEDUA DARI SISI POTENSI PANAS BUMI ATAU 24,77 %;
• INDONESIA BERADA DI PERINGKAT KETIGA DARI SISI PEMANFAATAN PANAS BUMI (14,47 %);
• FILIPINA MERUPAKAN NEGARA PALING OPTIMUM MEMANFAATKAN PANAS BUMI (46,75 %) DAN BANYAK PLTP BERADA DI AREA CAGAR ALAM;
• JEPANG LEBIH BANYAK MENGGUNAKAN SUMBER PANAS BUMINYA UNTUK PEMANFAATAN LANGSUNG.
Sumber: IGA Paper dengan modifikasi
NO NEGARA POTENSI (MW)
KAPASITAS TERPASANG
(MW)
RASIO
1 AMERIKA SERIKAT 30.000 25,15 % 3.450 29,40% 11,5 %
2 FILIPINA 4.000 3,35 % 1.870 15,93% 46,75 %
3 INDONESIA 28.579 24,77 % 1.698,5 14,47% 5,94 %
4 SELANDIA BARU 3.650 3,06 % 1.005 8,56% 27,53 %
5 MEKSIKO 4.600 3,86 % 1.017 8,67% 22,1 %
6 ITALIA 3.270 2,74 % 916 7,80% 28,01 %
7 ISLANDIA 5.800 4,86 % 665 5,67% 11,47 %
8 KENYA 15.000 12,58 % 594 5,06% 3,96 %
9 JEPANG 23.400 19,62 % 519 4,42% 2,22 %
JUMLAH 119.263,5 100 % 11.734,5 100 % 9,92 %
IV. POTENSI PANAS BUMI INDONESIA
KEMENTERIAN ESDM
24
V. Kondisi Saat Ini
 Capaian Kinerja Bidang Panas Bumi
 Kapasitas Terpasang PLTP
 Sebaran Kapasitas Terpasang PLTP
 Road Map Panas Bumi
 Peta Rencana Pengembangan 70 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP)
 Status Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP)
 Kondisi Penyediaan Listrik & Pengembangan Panas Bumi di Indonesia Timur
KEMENTERIAN ESDM
25
Potensi Panas Bumi
Wilayah Kerja Panas Bumi
Regulasi (2017)
70 WKP
• Eksisting 19 WKP
• Baru 51 WKP
Resources 11.073 MW
Reserves 17.506 MW
Badan Geologi, Desember 2016
• PP 7 Tahun 2017  Pemanfaatan Tidak Langsung
• Permen ESDM No. 21/2017  Limbah Lumpur
dan Sumur Bor
• Permen ESDM No. 23/2017  Bonus Produksi
• Peraturan Menteri ESDM No. 36/2017  PSP dan
PSPE
• Peraturan Menteri ESDM No. 37/2017  WKP
Kapasitas Terpasang
1.698,5 MW
• 12 PLTP pada 10 WKP
• Pemanfaatan 9,3% dari cadangan
panas bumi Indonesia
Produksi Listrik
5,98 GWh
• 51% dari target 11,6 GWH di
tahun 2017 (data per Juni 2017)
PNBP
Investasi
USD 0,44 Miliar
• 39,6% dari target USD 1,104 M di
tahun 2017 (data per Juni 2017)
Rp 0,25 Triliun
• 37,6 % dari target Rp 0,66 Triliun
di tahun 2017 (data per Juni 2017)
Produksi Uap
44,50 Juta Ton
• 51% dari target 86,72 Juta Ton
di tahun 2017 (data per Juni
2017)
V. KONDISI PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
26
CAPAIAN KINERJA SEKTOR PANAS BUMI TAHUN 2017
Telah ditetapkan 70 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP)
yang terdiri dari:
 19 WKP Eksisting
 51 WKP setelah UU No .27/2003
V. KONDISI PANAS BUMI
2013 2014 2015 2016 2017*
867
756
886
933
256
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017*
1.698,5
670
KAPASITAS TERPASANG (MW)
1.858,5
2013 2014 2015 2016 2017*
5.5 5.49
5.68 5.86
7.31
SETARA PRODUKSI MINYAK (JUTA SBM)
9,25
PRODUKSI LISTRIK (GWh)
2013 2014 2015 2016 2017*
9,332
9,651 9,964
10,632
5,989
11.658
REALISASI INVESTASI (JUTA USD)
2013 2014 2015 2016 2017*
349
594
877
1,133
437
1.104
REALISASI PNBP (MILYAR RUPIAH)
PENETAPAN WKP
KEMENTERIAN ESDM
27
KAPASITAS TERPASANG PLTP PER JUNI 2017
No. WKP, Lokasi PLTP
Pengembang/
Operator
Kapasitas Turbin
Kapasitas Total
(MW)
1 Sibayak – Sinabung, SUMUT Sibayak
PT. Pertamina
Geothermal Energy
1 x 10 MW;
2 MW(monoblok)
12
2 Cibeureum – Parabakti, JABAR Salak
Chevron Geothermal
Salak, Ltd
3 x 60 MW;
3 x 65,6 MW
377
3 Pangalengan, JABAR
Wayang
Windu
Star Energy
Geothermal Wayang
Windu
1 x 110 MW;
1 x 117 MW
227
Patuha PT Geo Dipa Energi 1 x 55 MW 55
4 Kamojang – Darajat, JABAR
Kamojang
PT. Pertamina
Geothermal Energy
1 x30 MW;
2 x 55 MW;
1 x 60 MW;
1 x 35 MW
235
Darajat
Chevron Geothermal
Indonesia, Ltd
1 x 55 MW;
1 x 94 MW;
1 x 121 MW
270
5 Dataran Tinggi Dieng, JATENG Dieng PT. Geo Dipa Energi 1 x 60 MW 60
6 Lahendong – Tompaso, SULUT Lahendong
PT. Pertamina
Geothermal Energy
6 x 20 MW 120
7 Waypanas – LAMPUNG Ulubelu
PT. Pertamina
Geothermal Energy
4 x 55 MW 220
8 Ulumbu - NTT Ulumbu PT. PLN (Persero) 4 x 2,5 MW 10
9 Mataloko - NTT Mataloko PT. PLN (Persero) 1 x 2,5 MW 2,5
10 Sibual-Buali - SUMUT Sarulla Sarulla Operation Ltd. 1 x 110 MW 110
TOTAL 1.698,5
V. KONDISI PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
28
PLTP SIBAYAK: 12 MW
PLTP SARULLA: 110 MW
PLTP GUNUNG SALAK: 377 MW
PLTP WAYANG WINDU: 227 MW
PLTP KAMOJANG: 235 MW
PLTP DARAJAT: 270 MW
PLTP DIENG: 60 MW
PLTP LAHENDONG: 120 MW
PLTP ULUBELU: 220 MW
PLTP ULUMBU: 10 MW
PLTP MATALOKO: 2,5 MW
PLTP PATUHA: 55 MW
SEBARAN KAPASITAS TERPASANG PER JUNI 2017
V. KONDISI PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
29
ROAD MAP PANAS BUMI
V. KONDISI PANAS BUMI
*Asumsi: Filipina (1.870 MW) dan Amerika (3.450 MW) tidak mengalami penambahan kapasitas
0 37
110
7.5 60 35
205 215 165 220
866
450
858
650
1,175
999
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
-
1,000.0
2,000.0
3,000.0
4,000.0
5,000.0
6,000.0
7,000.0
8,000.0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
TambahanKapasitas(MW)
RencanaKapasitas(MW)
Rencana Kapasitas Tambahan Kapasitas
Kapasditas Terpasang (per Juli 2017) :
1.698,5 MW Penambahan kapasitas
terpasang 2017 terdiri dari:
1.PLTP Ulubelu Unit 4 (55 MW) (COD
25 April 2017)
2.PLTP Karaha Unit 1 (30 MW)
3.PLTP Sorik Marapi (Modular, 20 MW)
4.PLTP Sarulla Unit 2 (110 MW)
Indonesia
peringkat ke-2
dunia melampaui
Filipina
Indonesia
peringkat ke-1
dunia melampaui
Amerika
KEMENTERIAN ESDM
30
RENCANA PENGEMBANGAN PANAS BUMI SAMPAI TAHUN 2025
Road map pengembangan panas bumi s.d. Tahun 2025 dapat diuraikan dalam tabel berikut:
Rencana
Pengembangan
Status April
2017
Rencana Pengembangan (MW)
Total
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Tambahan
Kapasitas (MW)
1,698.5 35 205.0 215.0 195.0 235.0 291.0 350.0 755.0 280.0 968.0 2,375.0 7,241.5
Investasi (Juta
USD)
6,794 140 820 860 780 940 1,164 1,400 3,020 1,120 3,872 9,500 28,966
Serapan Tenaga
Kerja (Orang)
5,096 105 615 645 585 705 873
1,050
2,265 840 2,904 7,125 21,725
Setara Produksi
Minyak
(BOE/YEAR)
7,310,581 150,645 882,349 925,390 839,307 1,011,473 1,252,505 1,506,449 3,249,625 1,205,159 4,166,407 10,222,331 31,168,426
CO2 Reduction 10,177,140 209,714 1,228,327 1,288,246 1,168,409 1,408,082 1,743,625 2,097,144 4,523,839 1,677,715 5,800,101 14,230,620 43,389,909
Target pengembangan panas bumi tersebut dapat dicapai
dengan catatan diperlukan:
1. Adanya regulasi yang harmonis antar sektor (KESDM,
Kehutanan, Keuangan, Pemerintah Daerah, dll);
2. Penyederhanaan perizinan di sektor panas bumi;
3. Pemberian insentif untuk pengembangan panas bumi (tax
holiday, pembebasan bea masuk impor dan PPN, dll);
4. Mengoptimalkan potensi panas bumi pada lapangan-lapangan
besar khususnya WKP yang dikelola PGE;
5. Harga listrik dari panas bumi sesuai dengan keekonomian
pengembangan lapangan;
6. Adanya kebijakan perbankan nasional yang mendukung.
Keterangan:
1 MW = USD 4 Juta
1 MW = 3 Orang Tenaga Kerja
1 SBM = 1,628.2 KWh
Penurunan Emisi CO2 = Produksi Listrik (MWh) x Faktor
Emisi Jaringan
Sumber: Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
Sistem Kelistrikan
Faktor Emisi (tonCO2/MWh)
2010 2011 2012 2013
Sistem Interkoneksi Jawa - Madura - Bali 0,730 0,778 0,823 0,855
Sistem Interkoneksi Sumatera 0,749 0,724 0,687 0,668
Sistem Interkoneksi Sulawesi Utara,
Tengah, dan Gorontalo 0,332 0,480 0,600 0,737
Maluku, Nusa Tenggara dan Papua 0,800 0,717
V. KONDISI PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
31
NAD 3 WKP
 Jaboi: 10 MW
 Seulawah Agam: 110 MW
 Gn.Geureudong: 55 MW
NAD 3 WKP
 Jaboi: 10 MW
 Seulawah Agam: 110 MW
 Gn.Geureudong: 55 MW
SUMUT 5 WKP
 Sibayak – Sinabung: -
 Sibual – Buali: 220 MW (Sarulla 1); 220 MW
(Sarulla 2)
 Sipaholon Ria-ria: 20 MW
 Sorik Marapi: 240 MW
 Simbolon Samosir: 110 MW
SUMUT 5 WKP
 Sibayak – Sinabung: -
 Sibual – Buali: 220 MW (Sarulla 1); 220 MW
(Sarulla 2)
 Sipaholon Ria-ria: 20 MW
 Sorik Marapi: 240 MW
 Simbolon Samosir: 110 MW
JAMBI 2 WKP
 Sungai Penuh: 145 MW
 Graho Nyabu: 110 MW
JAMBI 2 WKP
 Sungai Penuh: 145 MW
 Graho Nyabu: 110 MW
SUMSEL 3 WKP
 Lumut Balai: 285 MW
 Rantau Dedap: 220 MW
 Danau Ranau: 40 MW
SUMSEL 3 WKP
 Lumut Balai: 285 MW
 Rantau Dedap: 220 MW
 Danau Ranau: 40 MW
SUMBAR 3 WKP
 Gn Talang-Bukit Kili: 20 MW
 Liki Pinangawan: 220 MW
 Bonjol: 60 MW
SUMBAR 3 WKP
 Gn Talang-Bukit Kili: 20 MW
 Liki Pinangawan: 220 MW
 Bonjol: 60 MW
BENGKULU 3 WKP
 Tmbg Sawah-Hululais: 340 MW
 Kepahiang: 110 MW
 Tanjung Sakti: 55 MW
BENGKULU 3 WKP
 Tmbg Sawah-Hululais: 340 MW
 Kepahiang: 110 MW
 Tanjung Sakti: 55 MW
LAMPUNG 5 WKP
 Gn.Rajabasa: 220 MW
 Sekincau: 220 MW
 Waypanas – Ulubelu: -
 Danau Ranau: 110 MW
 Way Ratai: 55 MW
LAMPUNG 5 WKP
 Gn.Rajabasa: 220 MW
 Sekincau: 220 MW
 Waypanas – Ulubelu: -
 Danau Ranau: 110 MW
 Way Ratai: 55 MW
JABAR 10 WKP
Cibeureum–Parabakti: -
Cibuni: 10 MW
Cisolok Cisukarame: 45 MW
Gn. Tampomas: 45 MW
Gn. Tgkuban Perahu: 60 MW
Kamojang: 55 MW
Darajat: 270 MW
Karaha Cakrabuana: 50 MW
Pangalengan: 110 MW (Patuha)
Pangalengan: 173 MW (Wayang
Windu unit 3&4)
G. Ciremai: 110 MW
Gn. Gede Pangrango: 55 MW
Gn. Galunggung: 110 MW
JABAR 10 WKP
Cibeureum–Parabakti: -
Cibuni: 10 MW
Cisolok Cisukarame: 45 MW
Gn. Tampomas: 45 MW
Gn. Tgkuban Perahu: 60 MW
Kamojang: 55 MW
Darajat: 270 MW
Karaha Cakrabuana: 50 MW
Pangalengan: 110 MW (Patuha)
Pangalengan: 173 MW (Wayang
Windu unit 3&4)
G. Ciremai: 110 MW
Gn. Gede Pangrango: 55 MW
Gn. Galunggung: 110 MW
JATENG 6 WKP
 Baturaden: 180 MW
 Dataran Tinggi Dieng: 265 MW
 Guci: 55 MW
 Gn. Ungaran: 55 MW
 Candi Umbul Telomoyo: 55 MW
 Gunung Lawu : 110 MW
JATENG 6 WKP
 Baturaden: 180 MW
 Dataran Tinggi Dieng: 265 MW
 Guci: 55 MW
 Gn. Ungaran: 55 MW
 Candi Umbul Telomoyo: 55 MW
 Gunung Lawu : 110 MW
BALI 1 WKP
 Tabanan: 65 MW
BALI 1 WKP
 Tabanan: 65 MW
NTB 2 WKP
 Hu'u Daha: 20 MW
 Sembalun: 20 MW
NTB 2 WKP
 Hu'u Daha: 20 MW
 Sembalun: 20 MW
NTT 5 WKP
 Atadei: 10 MW
 Sokoria: 30 MW
 Ulumbu: 40 MW (unit 5)
 Mataloko: 20 MW
 Oka Ile Ange: 10 MW
 Gunung Sirung: 5 MW
NTT 5 WKP
 Atadei: 10 MW
 Sokoria: 30 MW
 Ulumbu: 40 MW (unit 5)
 Mataloko: 20 MW
 Oka Ile Ange: 10 MW
 Gunung Sirung: 5 MW
MALUKU 1 WKP
 Tulehu: 20 MW
 Wapsalit: -
MALUKU 1 WKP
 Tulehu: 20 MW
 Wapsalit: -
MALUT 4 WKP
 Jailolo: 20 MW
 Songa Wayaua: 10 MW
 Gn.Hamiding: 20 MW
 Telaga Ranu: 5 MW
MALUT 4 WKP
 Jailolo: 20 MW
 Songa Wayaua: 10 MW
 Gn.Hamiding: 20 MW
 Telaga Ranu: 5 MW
SULUT 2 WKP
 Kotamobagu: 80 MW
 Lahendong-Tompaso: 50 MW
SULUT 2 WKP
 Kotamobagu: 80 MW
 Lahendong-Tompaso: 50 MW
GORONTALO 1 WKP
 Suwawa: 20 MW
GORONTALO 1 WKP
 Suwawa: 20 MW
SULTENG 2 WKP
 Marana: 20 MW
 Bora Pulu: 40 MW
SULTENG 2 WKP
 Marana: 20 MW
 Bora Pulu: 40 MW
JATIM 7 WKP
 Blawan – Ijen: 110 MW
 Gn. Iyang Argopuro: 55 MW
 Telaga Ngebel: 165 MW
 Arjuno Welirang: 110 MW
 Gunung Pandan: 40 MW
 Gunung Wilis: 20 MW
 Songgoriti: 20 MW
JATIM 7 WKP
 Blawan – Ijen: 110 MW
 Gn. Iyang Argopuro: 55 MW
 Telaga Ngebel: 165 MW
 Arjuno Welirang: 110 MW
 Gunung Pandan: 40 MW
 Gunung Wilis: 20 MW
 Songgoriti: 20 MW
Keterangan:
Program FTP II dan 35 GW
Program FTP II
Program 35 GW
SULAWESI TENGGARA 1 WKP
 Lainea: 20 MW
SULAWESI TENGGARA 1 WKP
 Lainea: 20 MW
BANTEN 2 WKP
 Kaldera Danau Banten: 110 MW
 G. Endut: 40 MW
BANTEN 2 WKP
 Kaldera Danau Banten: 110 MW
 G. Endut: 40 MW
V. KONDISI PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
32
70 WKP
(7.521,5 MW)
Telah Beroperasi:
10 WKP (1.698,5 MW)
Rencana Pengembangan (1.153 MW)
1. Sibayak (12 MW)
2. Ulubelu (220 MW)
3. Cibeureum-Parabakti (377 MW)
4. Pangalengan (282 MW)
5. Kamojang-Darajat (505 MW)
6. Dieng (60 MW)
7. Lahendong-Tompaso (120 MW)
8. Ulumbu (10 MW)
9. Mataloko (2,5 MW)
10.Sibual-Buali (110 MW)
PRODUKSI:
10 WKP (1.698,5 MW)
Rencana Pengembangan
(1.153 MW)
EKSPLORASI:
21 WKP (1.915 MW)
EKSPLOITASI:
8 WKP (1.135 MW)
1.Sungai Penuh (145 MW)
2.Lumut Balai (285 MW)
3.Hululais (340 MW)
4.Karaha Cakrabuana (50 MW)
5.Cibuni (10 MW)
6.Tabanan (65 MW)
7.Tulehu (20 MW)
8.Muaralaboh (220 MW)
EKSPLORASI & EKPLOITASI:
29 WKP ( 3.050 MW)
PERSIAPAN
PENUGASAN/LELANG WKP:
30 WKP (1.510 MW)
Proses Tanda Tangan PPA/PJBL:
8 WKP (430 MW)
1. Gn. Talang - B. Kili (20 MW)
2. Gn. Lawu (110 MW)
3. Way. Ratai (55 MW)
4. Candi Umbul Telomoyo (55 MW)
5. Gn. Arjuno Welirang (110 MW)
6. Songa Wayaua (10 MW)
7. Tangkuban Perahu (60 MW)
8. Atedai (10 MW)
PROSES PENERBITAN IPB:
1 WKP (110 MW)
1. Seulawah Agam (110 MW)
Telah Tanda Tangan PPA/PJBL
13 WKP (1.485 MW)
1. Gn. Rajabasa (220 MW)
2. Rantau Dedap (220 MW)
3. Blawan-Ijen (110 MW)
4. Gn.Ungaran (55 MW)
5. Telaga Ngebel (165 MW)
6. Baturaden (180 MW)
7. Guci (55 MW)
8. Kaldera Danau Banten (110 MW)
9. Cisolok Sukarame (45 MW)
10. Tampomas (45 MW)
11. Sorik Marapi (240 MW)
12. Jaboi (10 MW)
13. Sokoria (30 MW)
V. KONDISI PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
33
KETERANGAN
2016 2025
Rasio Elektrifikasi
Kapasitas Terpasang
Kebutuhan Listrik
Biaya Pokok Penyediaan Listrik (BPP)
Sumberdaya / Cadangan Panas Bumi
Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP)
KONDISI PENYEDIAAN LISTRIK &
PENGEMBANGAN PANAS BUMI DI
INDONESIA TIMUR
GORONTALO
2016 2025
87,66% 100%
84,1 MW 509,1 MW
154 MW 532 MW
Rp. 1.696 / 12,75 USD cents
140 MW/ 20 MW
WKP Suwawa: 20 MW
SULUT
2016 2025
91,31% 100%
393 MW 1.487 MW
491 MW 1.094 MW
Rp. 1.696 / 12,75 USD cents
128 MW/ 880 MW
WKP Kotamobagu: 80 MW
WKP Lahendong-Tompaso:
70 MW
MALUT
2016 2025
98,08% 100%
88,7 MW 468,7 MW
93 MW 224 MW
Rp. 2.305/ 17,32 USD cents
197 MW/ 580 MW
WKP Jailolo: 40 MW
WKP Songa Wayaua: 5 MW
WKP Gn.Hamiding: 20 MW
WKP Telaga Ranu: 5 MW
SULTRA
2016 2025
74,47% 100%
233,9 MW 852,9 MW
256 MW 767 MW
Rp1.078/ 8,10 USD cents
225MW/ 93MW
WKP Lainea: 20 MW
SULSEL
2016 2025
92,09% 100%
1.366,9 MW 5.921,9 MW
2.963 MW 7.371 MW
Rp1.078/ 8,10 USD cents
280MW/ 189MW
BELUM ADA WKP
NTB
2016 2025
77,22% 100%
359,7 MW 1.553,7 MW
796 MW 2.371 MW
Rp. 1.821/ 13,68 USD cents
6 MW/ 169 MW
WKP Hu'u Daha: 20 MW
WKP Sembalun: 20 MW
NTT
2016 2025
58,93% 100%
290,7 MW 1.027,7 MW
306 MW 1.275 MW
Rp. 2.332/ 17,52 USD cents
628MW/ 694MW
WKP Atadei: 5 MW
WKP Sokoria: 30 MW
WKP Ulumbu: 40 MW (unit 5)
WKP Mataloko: 20 MW
WKP Oka Ile Ange: 10 MW
WKP Gunung Sirung: 10 MW
MALUKU
2016 2025
87,12% 100%
151,4MW 687,4 MW
208 MW 793 MW
Rp. 2.305/ 17,32 USD cents
454MW/ 195MW
Tulehu: 20 MW
Wapsalit
PAPUA BARAT
2016 2025
88,24% 100%
129,8 MW 493,8 MW
530 MW 734 MW
Rp. 1.802/ 13,54 USD cents
75 MW/ 0 MW
BELUM ADA WKP
SULBAR
2016 2025
78,65% 100%
8,4 MW 433,4 MW
126 MW 353 MW
Rp1.078/ 8,10 USD cents
369 MW / 32 MW
BELUM ADA WKP
SULTENG
2016 2025
79,9% 100%
338,2 MW 933,2 MW
355 MW 936 MW
Rp. 1.696 / 12,75 USD cents
367MW / 394 MW
WKP Marana: 20 MW
WKP Bora Pulu: 40 MW
KEMENTERIAN ESDM
34
VI. Regulasi di Bidang Panas Bumi
 Daftar Regulasi di Bidang Panas Bumi
 Permen ESDM No. 12 Tahun 2017
KEMENTERIAN ESDM
35
VI. REGULASI DI BIDANG PANAS BUMI
1. Undang-undang No. 21 Tahun 2014 Tentang Panas Bumi;
2. Peraturan Pemerintah No. 28/2016 Tentang Bonus Produksi;
3. Peraturan Pemerintah No. 7/2017 Tentang Panas Bumi Untuk Pemanfaatan Tidak Langsung;
4. Peraturan Presiden No. 22/2017 Tentang Rencana Umum Energi Nasional;
5. Peraturan Pemerintah No. 9/2012 Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
6. Peraturan Pemerintah No. 79/2014 Tentang Kebijakan Energi Nasional;
7. Peraturan Presiden No. 4/2010 Tentang Penugasan kepada PT. PLN untuk Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik
Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara, dan Gas;
8. Peraturan Menteri:
 Peraturan Menteri ESDM No. 10/2017 tentang Pokok-Pokok Dalam Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik
 Peraturan Menteri ESDM No. 12/2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik
 Peraturan Menteri ESDM No. 21/2017 tentang Pengelolaan Limbah Lumpur dan Serbuk Bor pada Pemboran Panas Bumi
 Peraturan Menteri ESDM No. 23/2017 tentang Tata Cara Rekonsiliasi, Penyetoran dan Pelaporan Bonus Produksi Panas
Bumi
 Peraturan Menteri ESDM No. 36/2017 Tentang Tata Cara PSP dan PSPE Panas Bumi;
 Peraturan Menteri ESDM No. 37/2017 Tentang Wilayah Kerja Panas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung;
 Peraturan Menteri ESDM No. 44/2016 Tentang Bentuk dan Tata Cara Penempatan Serta Pencairan Komitmen Eksplorasi
Panas Bumi
 Peraturan Menteri ESDM No. 17/2014 Tentang Pembelian Tenaga Listrik dari PLTP dan Uap Panas Bumi untuk PLTP oleh
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero);
 Peraturan Menteri ESDM No. 40/2014 Tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Daftar Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik
Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas Bumi serta Transmisi Terkait;
 Peraturan Menteri ESDM No. 11/2009 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Panas Bumi;
KEMENTERIAN ESDM
36
6,51
B-B
6,51
B-B
6,54
B-B
6,52
B-B
6,62
B-B
7,77
max 7,77
8,07
max 8,07
10,39
max 10,39
BPP Regional
 Pembelian dari PLTP dan PLTSa
 B-B (Kesepakatan Para Pihak)
1
2
3
4
5
6
7
8
5
5
5
5
5
5
9,28
max 9,28
10,14
max 10,14
13,66
max 13,66
12,43
max 12,43
9,04
Max 9,04
10,20
max 10,20
12,75
max 12,75
8,10
max 8,10
17,52
max 17,52
13,68
max 13,68
17,32
max 17,32
13,54
max 13,54
7,86
max 7,86
Wilayah kelistrikan:
1.Nanggroe Aceh Darussalam
2.Sumatera Utara
3.Riau
4.Sumatera Barat
5.Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu
(S2JB)
6. Bangka Belitung
7.Lampung
8.DKI
9.Jawa Barat
10.Jawa Tengah
11.Jawa Timur
12.Bali
13.Kalimantan Barat
14.Kalimantan Selatan dan Tengah
15.Kalimantan Timur
16.Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat
17. Sulawesi Utara dan Gorontalo
18.Nusa Tenggara Barat
19.Nusa Tenggara Timur
20.Maluku
21.Papua
9
10 11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Keterangan:
- Berdasarkan BPP Tahun 2017.
Keterangan:
- Berdasarkan BPP Tahun 2017.
“Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan
untuk Penyediaan Tenaga Listrik”
VI. REGULASI DI BIDANG PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
37
6.51
6.51
6.52
6.54
6.62
7.77
7.86
8.07
8.1
9.04
9.28
10.14
10.2
10.39
12.43
12.75
13.54
13.66
13.68
17.32
17.52
Jabar
Jakarta
Jateng
Jati,
Bali
Lampung
S2JB
Sumbar
Sulselbar
Kalselteng
Sumut
Riau
Kalitim
Aceh
Kalbar
Sultenggo
Papua
Babel
NTB
Maluku
NTT
“Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan
untuk Penyediaan Tenaga Listrik”
VI. REGULASI DI BIDANG PANAS BUMI
6.51 6.51 6.52 6.54 6.62
7.77 7.86 8.07 8.10
9.04 9.28
10.14 10.20 10.39
12.43
12.75
13.54 13.66 13.68
17.32 17.52
Wilayah dengan pembelian harga tenaga listrik 100% BPP* | PLT Panas bumi
*Apabila BPP setempat < BPP nasional, maka B to B
BPP Setempat
Harga Beli Listrik
100% BPP*
BPP Nasional:
7,36 cent/kWh
Fokus pengembangan pada wilayah yang
keekonomiannya menarik
(BPP setempat > BPP nasional)“
Harga Beli Listrik | cent/kWh
Potensi | GWh
PLT Panas Bumi 6,6 - 1,4 1,9 0,4 4,3 2,6 1,8 1,3 0,1 0,0 0,1 1,9 2,8 0,2 0,1 1,3 0,1 0,1 1,5 1,4
KEMENTERIAN ESDM
38
VII. Kebijakan Pengembangan Panas Bumi
 Kebijakan Pemerintah dalam Pengembangan Panas Bumi
 Alur Proses Pengusahaan Panas Bumi
 Insentif dalam Pengusahaan Panas Bumi
 Penerapan Kebijakan dalam Pengusahaan Panas Bumi
 Rencana Pengembangan Panas Bumi Sampai Tahun 2025
 Milestone Perkembangan Teknologi Panas Bumi
 Program Pengembangan Panas Bumi
 Daftar Proyek PLTP yang Masuk dalam Crash Program 10.000 MW Tahap II
(berdasarkan Permen ESDM No. 40/2014)
 Penetapan WKP Tahun 2015 dan 2016 serta Rencana Penetapan WKP Tahun 2017
KEMENTERIAN ESDM
39
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PANAS BUMI
1. Peningkatan dan harmonisasi kebijakan dan peraturan di bidang panas bumi antara lain:
 Menerbitkan UU No. 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi dan PP No. 28 Tahun 2016 tentang
Besaran dan Tata Cara Pemberian Bonus Produksi Panas Bumi dan PP No. 7 Tahun 2017
tentang Panas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung.
 Menyusun PP Pemanfaatan Langsung.
 Menyempurnakan peraturan Menteri ESDM terkait.
2. Kontribusi panas bumi pada Crash Program 10.000 MW Tahap II yaitu 4.825 MW pada 51 PLTP yang
ditegaskan dalam Perpres No. 04/2010 dan Permen ESDM No. 40/2014.
3. Pemerintah memberikan insentif fiskal bagi pengembangan panas bumi berupa fasilitas pajak
penghasilan (tax allowance) dan fasilitas bea masuk dan pajak dalam rangka impor (bea masuk, PPN
dan PPNBm, PPh atas impor).
4. Untuk mempercepat pengembangan panas bumi, Pemerintah menawarkan Penugasan Survei
Pendahuluan dan Ekpslorai kepada pihak ketiga (investor) dengan melakukan penawaran terbatas
pada tahap pelelangan WKP.
5. Menyesuaikan harga jual listrik panas bumi dengan keekonomian melalui penerbitan Peraturan
Menteri ESDM No. 17/2014 tentang Pembelian Tenaga Listrik dari PLTP dan Uap Panas Bumi untuk
PLTP oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) bagi pemegang IPB yang telah mempunyai PPA
sebelum terbitnya Permen ESDM No. 12 Tahun 2017.
6. Menerbitkan Permen ESDM No. 12 Tahun 2017 dengan spirit penyediaan listrik yang efisien
sehingga subsidi listrik tidak membebani APBN dan masyarakat mendapatkan tarif listrik yang lebih
baik termasuk pengusahaan Panas Bumi harus lebih efisien agar harga listrik Panas Bumi dapat
bersaing.
VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
40
PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
+ 10 bulan
Eksplorasi: 3+1+1 Tahun
Dan 2 Tahun FS
BERDASARKAN PP 59/2007 jo 75/2014:
Penugasan Kepada
BUMN
BERDASARKAN PP 7 TAHUN 2017
Pelelangan WKP:
• Pelelangan Terbuka
(Survey oleh
Pemerintah)
• Pelelangan Terbatas
(Survey oleh Swasta)
30 Tahun
30 Tahun
PSP Swasta
Penetapan
WKP
Pelelangan
WKP
(Lelang Harga)
Penerbitan
IPB
PJBL
FS
Pemanfaatan
SP
Pemerintah
/ Pemda Tidak dilanjutkan
karena harga PJBL
tidak ekonomis
Penetapan
WKP
Penerbitan
IPB
PJBL PemanfaatanPenugasan
kepada PLN
utk membeli
Penerbitan
IUPTL
SP & SPE
Pemerintah
PSP & PSPE
Swasta
Tidak dilanjutkan
krn tidak ekonomis
IPB = Izin Panas Bumi IUPTL = Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PJBL = Perjanjian Jual Beli Listrik FS = Feasibility StudySP = Survey Pendahuluan PSP = Penugasan Survey Pendahuluan
Penugasan
kepada PLN
utk membeli
Penerbitan
IUPTL
Eksplorasi: 5+1+1
Tahun
Biaya diganti
Pemerintah.?
Subsidi (pengganti energi
yang lebih mahal) ?
FS
VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
41
1. Peraturan Pemerintah No 18
Tahun 2015
2. Peraturan Menteri ESDM No
Tahun 2015
3. Peraturan Menteri Keuangan
No 89 Tahun 2015
Fasilitas:
1. Pengurangan PPh Neto 30%
dari nilai investasi selama 6
tahun (investment tax credit)
2. Penyusutan dan amortisasi
dipercepat
3. Pengenaan PPh Dividen 10%
4. Kompensasi Kerugian 5-10
tahun
Panas Bumi: KBLI 06202
Min. Investasi: Rp 100 Milyar
TAX
ALLOWANCE
1. Peraturan Menteri Keuangan
No 177 Tahun 2007
2. Peraturan Menteri Keuangan
No 142 Tahun 2015
3. Peraturan Menteri Keuangan
No 107 Tahun 2016
Pengoperasian barang dan mesin
pada pengusahaan Panas Bumi
Syarat:
1. Barang belum dapat
diproduksi di dalam negeri
2. Barang sudah diproduksi di
dalam negeri namun belum
memenuhi spesifikasi yang
dibutuhkan
3. Barang sudah diproduksi di
dalam negeri namun
jumlahnya belum mencukupi
kebutuhan industri
FASILITAS BEA
MASUK
FASILITAS BEA
MASUK
Peraturan Menteri
Keuangan No 172 Tahun
2016
Pengurangan PBB atas
tubuh bumi sampai 100%
untuk tahap Eksplorasi
Fasilitas dapat diperoleh
untuk pemegang IPB
selama 5 tahun dan
perpanjangan 2 tahun
Dimulai tahun 2017
PEMBEBASAN
PBB
VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
INSENTIF DALAM PENGUSAHAAN PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
42
No. Uraian
WKP Sebelum UU
No.27/2003
WKP Setelah
UU No.27 Tahun 2003
WKP Setelah
UU No.21 Tahun 2014
1 Struktur
Pengusahaan
JOC dan ESC Izin Usaha Pertambangan
Panas Bumi (IUP)
Izin Usaha
Ketenagalistrikan untuk
Umum (IUKU)
Izin Panas Bumi (IPB)
2 Pola
Pengusahaan
Total project dan Partial
project
Total project Total project
3 Bagian
Pemerintah
34% dari Net Operating
Income (NOI) termasuk
semua pajak-pajak
kecuali pajak
perseorangan
Bagian Pemerintah berupa
pajak dan PNBP
Bagian Pemerintah berupa
pajak dan PNBP
4 Manajemen
Proyek
Pertamina (JOC)
PLN (ESC)
Pemegang IUP Pemegang IPB
PENERAPAN KEBIJAKAN DALAM PENGUSAHAAN PANAS BUMI
VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
43
• Fast Track Program (FTP) II (51 proyek)
Jangka Waktu s.d. 2025
• Pengembangan Lapangan Eksisting yang Sudah Berproduksi : 405 MW
• Pengembangan Lapangan Eksisting yang Belum Berproduksi : 1520 MW
• Pengembangan WKP Baru : 2900 MW
Total Pengembangan Panas Bumi 4825 MW
• Program 35 GW (16 proyek)
Jangka Waktu: 2015 - 2019
• Konstruksi : 70 MW
• Eksplorasi : 635 MW
• Pengadaan : 20 MW
Total Pengembangan Panas Bumi 725 MW
• 7 GW Program (11 projects)
Jangka Waktu: 2015 - 2019
• Konstruksi : 565 MW
• Commercial Operation Date : 85 MW
Total Pengembangan Pans Bumi 650 MW
VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
44
Daftar Proyek PLTP yang Masuk dalam Crash Program 10.000 MW Tahap II
(berdasarkan Permen ESDM No. 40/2014)
NO. NAMAPROYEKPEMBANGKIT PROVINSI
ESTIMASI
KAPASITAS
(MW)
RENCANA
KAPASITAS
TERPASANG
TARGET
COD
1 PLTPSungai Penuh Jambi 2x55 110 2019
2 PLTPHululais Bengkulu 2x55 110 2018,2019
3 PLTPKotamobagu Sulawesi Utara 80(Total) 80 2019,2022
4 PLTPSembalun NusaTenggaraBarat 2x10 20 2018
5 PLTPTulehu Maluku 2x10 20 2018
6 PLTPTangkubanPerahuI JawaBarat 2x55 110 2017
7 PLTPKamojang5 JawaBarat 1x30 30 2015
8 PLTPIjen JawaTimur 2x55 110 2019
9 PLTPIyangArgopuro JawaTimur 1x55 55 2019
10 PLTPWilis/Ngebel JawaTimur 3x55 165 2018,2019
11 PLTPGunungEndut Banten 40(Total) 40 2020
12 PLTPRawaDano Banten 1x110 110 2019
13 PLTPCibuni JawaBarat 1x10 10 2014,2017
14 PLTPCisolok-Cisukarame JawaBarat 1x50 50 2017
15 PLTPKarahaBodas JawaBarat 1x302x55 140 2016,2019
16 PLTPPatuha JawaBarat 3x55 165 2014,2019
17 PLTPTampomas JawaBarat 1x45 45 2018
18 PLTPTangkubanPerahuII JawaBarat 2x30 60 2019
19 PLTPWayangWinduUnit3dan4 JawaBarat 2x110 220 2020,2021
20 PLTPGunungCiremai JawaBarat 2x55 110 2020
21 PLTPBaturaden JawaTengah 2x110 220 2018,2021
22 PLTPDieng JawaTengah 1x551x60 115 2018,2019
23 PLTPGuci JawaTengah 1x55 55 2019
24 PLTPUngaran JawaTengah 1x55 55 2017
25 PLTPSeulawahAgam Aceh 110 110 2020
NO.NAMA PROYEKPEMBANGKIT PROVINSI
ESTIMASI
KAPASITAS
(MW)
RENCANA
KAPASITAS
TERPASANG
TARGET
COD
26 PLTP Jaboi Aceh 2x5 10 2018
27 PLTP Sarulla1 SumateraUtara 3x110 330
2016,2017,
2018
28 PLTP Sarulla2 SumateraUtara 2x55 110 2022
29 PLTP UmbulTelumoyo Jawa Tengah 1x55 55 2020
30 PLTP SimbolonSamosir SumateraUtara 2x55 110 2020
31 PLTP SipoholonRia-Ria SumateraUtara 20 (Total) 20 2020
32 PLTP Sorik Marapi SumateraUtara 240(Total) 240 2018,2019
33 PLTP Muaralaboh SumateraBarat 2x110 220 2017,2018
34 PLTP Bonjol SumateraBarat 60 (Total) 60 2020
35 PLTP Lumut Balai SumateraSelatan 4x55 220
2016,2018,
2019
36 PLTP RantauDadap SumateraSelatan 2x110 220 2018
37 PLTP Rajabasa Lampung 2x110 220 2018,2019
38 PLTP Ulubelu 3dan4 Lampung 2x55 110 2016,2017
39 PLTP SuohSekincau Lampung 4x55 220 2018,2019
40 PLTP WaiRatai Lampung 1x55 55 2020
41 PLTP DanauRanau Lampung 2x55 110 2020
42 PLTP Lahendong5dan 6 SulawesiUtara 2x20 40 2016,2017
43 BoraPulu SulawesiTengah 40 (Total) 40 2020
44 PLTP Marana/Masaingi SulawesiTengah 2x10 20 2018
45 PLTP Hu'u Nusa TenggaraBarat 2x10 20 2018
46 PLTP Atadei Nusa TenggaraTimur 2x2,5 5 2016
47 PLTP Sokoria Nusa TenggaraTimur 30 (Total) 30 2017,2018
48 PLTP Mataloko Nusa TenggaraTimur 20 (Total) 20 2018
49 PLTP OkaIleAnge Nusa TenggaraTimur 10 10 2021
50 PLTP Jailolo MalukuUtara 10 10 2019
51 PLTP Songa Wayaua MalukuUtara 1x5 5 2017
4.825TOTAL RENCANA KAPASITAS TERPASANG
VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
45
Penugasan kepada BUMN
Pemerintah akan memberikan penugasan kepada BUMN Panas Bumi dalam rangka pengembangan hulu
dan hilir panas bumi berdasarkan UU 21 tahun 2014
Penugasan Survei Pendahuluan + Eksplorasi
Investor yang memenuhi persyaratan memiliki kesempatan untuk mendapatkan Penugasan Survei
Pendahuluan hingga tahap eksplorasi. Sebagai insentif wilayah kerja akan dilelang melalui mekanisme
penunjukan langsung
Penyederhanaan Perizinan
Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di BKPM, pemangkasan waktu dan jenis perizinan. Peluncuran 3
aplikasi pelayanan publik berbasis online untuk rekomendasi izin tenaga kerja asing, sertifikat kelayakan
penggunaan peralatan, dan penyampaian laporan berkala perkembangan WKP.
Insentif (fiskal & non-fiskal)
Tax allowance & tax holiday
Pengeboran Eksplorasi oleh Pemerintah & Geothermal Fund
Mengoptimalkan pemanfaatan dana Geothermal Fund sebesar USD 300 juta yang dikelola oleh PT. SMI
untuk melakukan eksplorasi sebelum pelelangan WKP. Hal ini juga sebagai upaya mitigasi risiko untuk
menurunkan risiko kegagalan dalam pengembangan panas bumi.
Pelelangan WKP Indonesia Timur
Pemerintah akan fokus melakukan pelelangan WKP di wilayah Indonesia Timur khususnya di daerah yang
memiliki BPP setempat lebih tinggi dari BPP Nasional
VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
46
Panas Bumi di
Kawasan Hutan
Harga
Pendanaan
Perizinan
Penolakan Masyarakat
KENDALA UTAMA PENGEMBANGAN PANAS BUMI
VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
47
VIII. Perizinan dan Non Perizinan Sub Sektor
Panas Bumi
 Alur Proses Perizinan Investasi Sektor Panas Bumi Melalui Penugasan Survei Pendahuluan dan
Eksplorasi (PSPE)
 Perizinan dan Non Perizinan Sub Sektor Panas Bumi
KEMENTERIAN ESDM
48
KESDM DJEBTKE
Penyampaian
Feasibility Study
(FS)
Termasuk AMDAL*
untuk Kegiatan
Eksploitasi
INVESTOR
Izin Prinsip
Penanaman
Modal
KEMENKUMHA
M
Pengesahan
Pendirian Badan
Usaha
KESDM DJEBTKE
Permohonan
Penugasan Survei
Pendahuluan dan
Eksplorasi (PSPE)
Izin Usaha
Penyediaan Tenaga
Listrik Sementara
(IUPTLS)
(3 jam)
KEMEN PUPR
Izin Pengusahaan
Sumber Daya Air
(SIPA)
(7 hari kerja)
PEMERINTAH DAERAH
1. Izin Lokasi
(14 hari kerja)
2. Izin Lingkungan
(UKL/UPL)*
3. Izin Gangguan
(HO)
4. Izin Pendirian
Bangunan (IMB)
KEMEN
LINGKUNGAN
HIDUP DAN
KEHUTANAN (KLHK)
1. Izin Pinjam Pakai
Kawasan Hutan
(IPPKH) untuk
Hutan Lindung/
Produksi
(52 Hari Kerja)
2. Izin Pemanfaatan
Jasa Lingkungan
Panas Bumi
(IPJLPB) untuk
Hutan Konservasi
(56 Hari kerja)
PTSP BKPM
KESDM DJEBTKE
Penyampaian
Financial
Closed
PT PLN (PERSERO)
Perjanjian Jual
Beli Tenaga
Listrik
(PJBL/PPA)
Izin Usaha
Penyediaan Tenaga
Listrik (IUPTL)
PEMERINTAH
DAERAH
1. Izin Lokasi
(14 hari kerja)
2. Izin Gangguan
(HO)
3. Izin Pendirian
Bangunan (IMB)
SERTIFIKAT LAIK
OPERASI (SLO)
COMMERCIAL
OPERATION DATE (COD)
EKSPLORASI
EKSPLOITASI
KONSTRUKSI
PT PLN (PERSERO)
Surat Penetapan
sebagai Calon
Pengembang Usaha
Penyediaan Listrik
FINISH
* Apabila melibatkan
IPPKH dan/ atau
IPJLPB maka Izin
Lingkungan (UKL/UPL
dan AMDAL) berasal
dari KLHK
KESDM DJEBTKE
PELELANGAN
TERBATAS
IZIN PANAS BUMI
(IPB)
DASAR HUKUM
1. Izin Prinsip
(Perka BKPM No
15/2015)
2. IUPTLS
(Permen ESDM No
15/2016)
3. UKL/UPL dan AMDAL
(Permen LHK No
5/2012)
4. SIPA
(Permen PUPR No
1/2016)
5. IPJLPB
(Permen LHK No
46/2016)
6. IPPKH
(Permen LHK No
50/2016)
7. PJBL
(Permen ESDM No
10/2017)
8. IUPTL
(Permen ESDM
35/2014)
9. SLO
(Permen ESDM No
10/2016)
161
2
3
4
5
10
117
8
9
6
18
17
14
15
13
12
VIII. PERIZINAN DAN NON PERIZINAN SUB SEKTOR PANAS BUMI
ALUR PROSES PERIZINAN MELALUI PSPE
KEMENTERIAN ESDM
49
No. Perizinan dan Non Perizinan Waktu PenerbitanPerizinan/Non Perizinan
1. Izin Panas Bumi (IPB) 7 hari kerja
2. Penugasan Survei Pendahuluan (PSP) Panas Bumi 7 hari kerja
3. Izin Penggunaan Gudang Bahan Peledak Panas Bumi 7 hari kerja
4. Persetujuan Usaha Penunjang Panas Bumi/SKT Panas Bumi 7 hari kerja
5. Rekomendasi Persetujuan Perubahan Penanaman Modal 8 hari kerja
6. Rekomendasi Persetujuan Perubahan Pemegang Saham 8 hari kerja
7. Rekomendasi Persetujuan Perubahan Investasi dan Pembiayaan 8 hari kerja
8. Rekomendasi Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan 8 hari kerja
9. Rekomendasi Persetujuan Perubahan Direksi dan Komisaris 8 hari kerja
10. Rekomendasi Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) 8 hari kerja
11. Rekomendasi Kompetensi Tenaga Kerja Asing 8 hari kerja
12. Rekomendasi Pembelian dan Penggunaan Bahan Peledak Panas Bumi 5 hari kerja
13. Rekomendasi Pemusnahan Bahan Peledak Panas Bumi 5 hari kerja
14. Penerbitan Sertifikat Kelayakan Penggunaan Peralatan Panas Bumi 7 hari kerja
15. Penerbitan Sertifikat Kelayakan Penggunaan Instalasi Panas Bumi 7 hari kerja
16. Persetujuan Spesifikasi Prosedur Las dan Rekaman Kualifikasi Prosedur Las (WPS/PQR)
serta Kualifikasi Juru Las
7 hari kerja
17. Rekomendasi Rencana Impor Barang Panas Bumi 14 hari kerja
VIII. PERIZINAN DAN NON PERIZINAN SUB SEKTOR PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
50
IX. Alur Proses Pengusahaan Panas Bumi
 Mekanisme PSP
 Mekanisme PSPE
 Dokumen Persyaratan PSPE
 Penyiapan WK dari Hasil SP, SPE, PSP, dan PSPE
 Penyiapan WK dari WK yang IPBnya Berakhir
 Penetapan dan Pelelangan WKP
 Bagian Pemerintah dari Pengusahaan Panas Bumi
 Proporsi Penerimaan Negara
 Penerimaan Negara Bukan Pajak di Bidang Panas Bumi
KEMENTERIAN ESDM
51
Menteri
Penetapan Wilayah Penugasan Survei
Pendahuluuan (WPSP) atau Wilayah
Penugasan Survei Pendahuluan dan
Eksplorasi (WPSPE) dilakukan dengan
ketentuan:
a. apabila suatu wilayah diperkirakan
terdapat potensi Panas Bumi untuk
pemanfaatan tidak langsung; dan
b. setelah berkoordinasi dengan Badan
Geologi.
Bupati/Walikota
mengusulkan
Penetapan
WPSP
Penetapan
WPSPE
Gubernur
Pihak Lain
Penetapan Wilayah
Penugasan
Penawaran
WPSP
Penawaran
WPSPE
Penugasan Survei
Pendahuluan
Penugasan Survei
Pendahuluan dan
Eksplorasi
Perguruan Tinggi dan
Lembaga Penelitian
Badan Usaha
IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
52
 Penugasan Survei Pendahuluan yang selanjutnya disingkat PSP adalah penugasan yang diberikan oleh Menteri untuk
melaksanakan kegiatan Survei Pendahuluan.
 Kegiatan PSP meliputi:
a. survei geologi;
b. survei geokimia;
c. survei geofisika; dan
d. evaluasi terpadu.
Dalam hal diperlukan, terhadap kegiatan PSP dapat dilakukan survei landaian suhu.
 1 (satu) WPSP dapat dilakukan PSP oleh lebih dari 1 (satu) perguruan tinggi atau lembaga peneitian.
 PSP dilaksanakan atas biaya perguruan tinggi atau lembaga penelitian dan tidak diberikan penggantian.
Menteri
 Survei Pendahuluan; dan
 Survei Pendahuluan dan Eksplorasi.
Pihak Lain
WILAYAH
TERBUKA
 Penugasan Survei Pendahuluan
Perguruan Tinggi, Lembaga
Penelitian
(Berbadan Hukum Indonesia)
Penyiapan
Wilayah Kerja
Menugasi
IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
53
Permohonan PSP
dilengkapi Dokumen
Persyaratan
Evaluasi
terhadap
Permohonan
PSP
Lengkap
Tidak
Penetapan Pelaksana PSP
Perguruan Tinggi
Lembaga Penelitian
Perguruan tinggi atau lembaga penelitian mengajukan
permohonan kepada Menteri melalui Direktur
Jenderal dengan dilengkapi:
1. Persyaratan administratif terdiri atas:
a. identitas pemohon;
b. profil pemohon; dan
c. struktur organisasi.
2. Persyaratan teknis terdiri atas:
a. program kerja untuk pelaksanaan PSP; dan
b. mempunyai tenaga ahli di bidang geologi,
geokimia, dan geofisika.
4. Persyaratan keuangan terdiri atas:
a. surat pernyataan kepemilikan dana untuk
kegiatan PSP; dan
b. surat dukungan pendanaan untuk kegiatan PSP.
• Selain berdasarkan penawaran Wilayah Penugasan, perguruan tinggi atau lembaga penelitian dapat mengajukan
permohonan PSP untuk wilayah yang merupakan Wilayah Terbuka Panas Bumi dan belum ditetapkan sebagai WPSP.
• PSP diberikan untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 6 (enam) bulan.
Dokumen Persyaratan
Menteri melalui
Direktur Jenderal
7 hari kerja
3 hari kerja
IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
54
 Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi yang selanjutnya disingkat PSPE adalah penugasan yang diberikan oleh
Menteri untuk melaksanakan kegiatan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi.
 Kegiatan PSPE meliputi:
a. survei geologi, geokimia, geofisika, dan evaluasi terpadu;
b. pengeboran Sumur Eksplorasi; dan
c. perhitungan cadangan Panas Bumi.
Dalam hal diperlukan, terhadap kegiatan PSPE dapat dilakukan survei landaian suhu.
 1 (satu WPSPE) hanya dilakukan PSPE oleh 1 (satu) Badan Usaha.
 PSPE dilaksanakan atas biaya Badan Usaha dan tidak diberikan penggantian.
Menteri
Pihak Lain
(Badan Usaha)
WILAYAH
TERBUKA
Penugasan Survei Pendahuluan dan
Eksplorasi
Penyiapan
Wilayah Kerja
Mekanisme
Kontes
 Survei Pendahuluan; dan
 Survei Pendahuluan dan Eksplorasi.
Menugasi
IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
55
IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
56
Badan Usaha mengajukan permohonan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal dengan dilengkapi:
1. Persyaratan administratif, paling sedikit meliputi:
a. akta pendirian Badan Usaha dan/atau akta perubahan Badan Usaha terakhir;
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
c. profil Perusahaan.
2. Persyaratan teknis, paling sedikit meliputi:
a. program Kerja untuk pelaksanaan PSPE paling sedikit meliputi:
1) tata waktu pelaksanaan PSPE;
2) rencana pembiayaan pelaksanaan PSPE;
3) rencana desain Sumur Eksplorasi;
4) rencana jumlah pengeboran Sumur Eksplorasi;
5) rencana uji sumur; dan
6) rencana penerapan kaidah keteknikan yang baik dan benar, keselamatan dan kesehatan kerja serta perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
b. kemampuan teknis operasional dengan menunjukkan pengalaman di bidang Panas Bumi.
c. mempunyai tenaga ahli di bidang Panas Bumi.
3. Persyaratan keuangan, paling sedikit meliputi:
a. laporan keuangan tahunan untuk 3 (tiga) tahun terakhir dari Badan Usaha, atau induk perusahaan yang telah diaudit oleh akuntan
publik dengan opini minimum wajar; dan
b. surat pernyataan kesanggupan menyediakan pendanaan untuk melaksanakan PSPE paling sedikit sebesar US$10.000.000 (sepuluh
juta dolar Amerika Serikat) sebagai Komitmen Eksplorasi.
Dokumen Persyaratan
Sebagian Komitmen Eksplorasi sebesar 5% (lima persen) dari Komitmen Eksplorasi dalam bentuk rekening bersama (escrow account) atau
standby letter of credit pada bank yang berstatus badan usaha milik negara yang berkedudukan di Jakarta.
IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
57
IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
58
IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
59
MEKANISME PENGHITUNGAN BAGIAN PEMERINTAH
DARI PENGUSAHAAN PANAS BUMI (KEPPRES 49/1991)
SESUAI UU NO. 21/2014
WKP EKSISTING:
66% PENGEMBANG
PENERIMAAN
BIAYA
OPERASIONAL
PENERIMAAN BERSIH
34% PEMERINTAH
PNBP
Catatan :
Pehitungan Bonus Produksi
Uap : 1% * Gross Revenue
Listrik : 0,5% * Gross Revenue
Penerimaan Bersih
Pengembang
PBB
Reimbursement
PPN
Pengembalian
Bonus Produksi
Bonus
Produksi
( - )
( + )
IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
60
WKP IPB:
PROPORSI PENERIMAAN NEGARA PENGUSAHAAN PANAS BUMI
(UU NO. 21/2014)
IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
61
X. Investasi Panas Bumi
 Kondisi Umum Investasi Panas Bumi
 Peluang Investasi Pengembangan Panas Bumi
 Proses Pengembangan Lapangan Uap Geothermal
 Estimasi Biaya Investasi Panas Bumi
 Daftar WKP yang akan dilelang dan Penugasan
KEMENTERIAN ESDM
62
 Pertumbuhan yang besar pada penjualan tenaga listrik (rata-rata 8,1%/tahun);
 Potensi Panas Bumi sumber daya sebesar 11.073 MW dan cadangan sebesar 17.506 MW
yang tersebar hampir di seluruh Indonesia (331 titik potensi);
 Pemerintah telah menggulirkan program FTP Tahap 2 dengan porsi PLTP sebesar 4.825 MW
pada 51 proyek PLTP;
 Kebijakan Energi Nasional telah mentargetkan sebesar 7.241,5 MW pada 2025 dari
Pembangkit Listrik dari Panas Bumi;
 Harga Minyak bumi akan meningkat seiring dengan berkurangnya cadangan minyak bumi;
 Pemanfaatan panas bumi akan mengurangi emisi CO2 yang menyebabkan efek gas rumah
kaca;
 Meningkatnya pemahaman masyarakat dunia akan pentingnya penggunaan energi yang
bersih dan ramah lingkungan;
X. INVESTASI PANAS BUMI
KONDISI UMUM INVESTASI PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
63
 Dibutuhkan Investasi mencapai USD 20 Milyar untuk pengembangan 4.825 MW pembangkitan
tenaga listrik panas bumi pada program FTP II 10.000 MW;
 Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan dukungan internasional dalam konteks pembiayaan,
teknologi, sumber daya manusia dan bantuan teknis;
 Kepemilikan saham asing dalam bisnis panas bumi di perbolehkan hingga 95%;
 Kesempatan pengusahaan lain dalam bidang panas bumi:
 Pemanfaatan langsung panas bumi;
 Potensi panas bumi entalphi rendah;
 Pembangkit listrik kapasitas kecil;
 Services company untuk mendukung usaha inti panas bumi;
 Akses pengusahaan panas bumi dapat melalui tahapan:
 Penugasan Survei Pendahuluan panas bumi dan PSP + Eksplorasi;
 Partisipasi melalui proses lelang WKP Panas Bumi.
PELUANG INVESTASI PANAS BUMI
X. INVESTASI PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
64
Sumber : Asosiasi Panas Bumi Indonesia
X. INVESTASI PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
65
Biaya Eksporasi = 8-9% biaya Total Proyek
Sumber: S. Sudarman, 2009
Struktur Biaya Pengembangan > 110 MW
Estimasi Investasi US$ 4 juta/MW
Survei
Eksplorasi
1 - 2%
Sumur
Eksplorasi
7%
Sumur
Pengemba
ngan
27 - 28%
Fas.
Produksi
SAGS
12 - 13%
PLTP
53 - 55%
ESTIMASI BIAYA EKSPLORASI (3 LUBANG BOR)
NO JENIS KEGIATAN
ESTIMASI BIAYA
(US$) juta
1. Survey Geologi, Geofisika, Geokimia
(meneNtukan tapak bor)
7
2. AMDAL, SIPPA, IPPKH 0,1
3. Pembebasan lahan 1
4. Well Pad + Jalan Masuk
(Asumsi 6 km)
5
5. Sumur 21
TOTAL 34,1
Sumber: diolah dari PT Pertamina Geothermal Energy 2013
X. INVESTASI PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM
66
No WKP
Cadangan
(MW)
Rencana
Pengembangan
(MW)
PSP Rencana DJEBTKE
LELANG TAHUN 2017 (425 MW)
1 Simbolon Samosir, Sumut 150 2 x 55 PT Optima Nusantara Energi -
2 Gunung Hamiding, Maluku
Utara
265 2 x 10 PT Star Energy Geothermal
Indonesia
-
3 Oka-Ile Ange, NTT 40 10 - -
4 Bora Pulu, Sulawesi Tengah 123 40 - -
5 Kepahiang, Bengkulu 180 110 - -
6 Gn. Sirung, NTT 125 5 - -
7 Gn. Geureudong, NAD 130 110 PT Chevron Geothermal -
PENUGASAN TAHUN 2017 TAHAP 1 (210 MW)
8 Gn. Arjuno Welirang, Jatim 185 2 x 55 - PT Geo Dipa Energi
9 Candi Umbul Telomoyo,
Jateng
72 55 - PT Geo Dipa Energi
10 Songa Wayaua, Maluku Utara 140 5 - PT PLN (Persero)
11 Gn. Tangkuban Perahu
1/Ciater, Jawa Barat
140 30 - PT PLN (Persero)
12 Atadei, NTT 40 10 - PT PLN (Persero)
X. INVESTASI PANAS BUMI
DAFTAR WKP YANG AKAN DI LELANG DAN PENUGASAN
KEMENTERIAN ESDM
67
No WKP
Cadangan
(MW)
Rencana
Pengembangan
(MW)
PSP Rencana DJEBTKE
PENUGASAN 2017 Tahap 2 (60 MW)
13 Sipaholon Ria-Ria, Sumut 75 20 - PT PLN (Persero)
14 Gn. Endut, Banten 80 40 - PT PLN (Persero)
Government Drilling 2017 (140 MW)
15 Jailolo, Maluku Utara 75 40 - -
16 Bonjol, Sumatera Barat 200 60 - -
17 Danau Ranau, Sumsel-
Lampung
210 40 - -
Lainnya 2018 (1.070 MW)
18 Gn. Gede Pangrango 85 55 PT Pertamina Geothermal
Energy
PT Pertamina Geothermal
Energy
19 Suwawa, Gorontalo 110 20 - -
20 Sembalun, NTB 100 20 PT PLN (Persero) PT PLN (Persero)
21 Gn. Pandan, Jawa Timur 60 40 - -
22 Graho Nyabu, Jambi 200 2 x 55 PT EDC -
23 Gn. Galunggung, Jawa Barat 160 110 PT Energi Kinan Internasional -
X. INVESTASI PANAS BUMI
DAFTAR WKP YANG AKAN DI LELANG DAN PENUGASAN
KEMENTERIAN ESDM
68
No WKP
Cadangan
(MW)
Rencana
Pengembangan
(MW)
PSP Rencana DJEBTKE
24 Gn. Wilis, Jawa Timur 50 2 x 10 PT MRI Energy -
25 Gn. Ciremai, Jawa Barat 150 2 x 55 - -
26 Marana, Sulawesi Tengah 36 2 x 10 - -
27 Telaga Ranu, Maluku Utara 85 1 x 5 PT Star Energy Geothermal
Indonesia
-
28 Tanjung Sakti, Sumatera Barat 70 1 x 55 PT Hitay Tanjung Sakti Energi -
29 Sekincau, Lampung 378 110 PT Chevron Geothermal -
30 Hu’u Daha, NTB 65 20 - -
31 Lainea, Sulawesi Tenggara 60 1 x 55 - -
32 Songgoriti, Jawa Timur 60 35 - -
33 Kotamobagu, Sulawesi Utara 410 80 PT Pertamina Geothermal
Energy
-
34 Iyang Argapuro, Jawa Timur 230 220 - -
35 Wapsalit, Maluku 26 5 - -
Government Drilling 2017
36 Waesano, NTT - - - -
37 Bittuang, Sulawesi Utara - - - -
38 Nage, NTT - - - -
X. INVESTASI PANAS BUMI
DAFTAR WKP YANG AKAN DI LELANG DAN PENUGASAN
KEMENTERIAN ESDM
69
XI. Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lindungan Lingkungan
 Paradigma Keselamatan Kerja
 Kerangka Keteknikan Panas Bumi
 Peningkatan Keselamatan Panas Bumi
KEMENTERIAN ESDM
70
&SNI WAJIB, SKKNI DAN SNI
KESELAMATAN
PEKERJA
KESELAMATAN
UMUM
KESELAMATAN
LINGKUNGAN
KESELAMATAN
INSTALASI
KEAMANAN DAN KESEHATAN
PEKERJA
KECELAKAAN KERJA
KEAMANAN
MASYARAKAT UMUM
LINGKUNGAN
SEKITAR INSTALASI
PENCEMARAN
• BAHAN DAN BAHAN KIMIA YANG
DIGUNAKAN DALAM KEGIATAN
PANAS BUMI
• DESAIN PERALATAN
• TEKNOLOGI (OPERASI, PENGELOLAAN
LINGKUNGAN)
• MATERIAL YANG DIGUNAKAN
• PERALATAN, BAHAN DAN BAHAN
KIMIA PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN PENCEMARAN
LINGKUNGAN
• BAKU MUTU LINGKUNGAN
• SDM
• SISTEM TANGGAP DARURAT
• SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
INSTALASI
PANAS BUMI
KERUSAKAN
INSTALASI
• STANDARDISASI KOMPETENSI
• TEMPAT KERJA
• LINGKUNGAN KERJA
• PROSEDUR KERJA (SOP)
• NILAI AMBANG BATAS (NAB)
• ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
• TANDA PERINGATAN/LARANGAN
• PEMERIKSAAN KESELAMATAN KERJA
• SERTIFIKAT PERALATAN BERBAHAYA
• TANDA KESELAMATAN PRODUK
• SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
• PENYULUHAN BAHAYA
PANAS
• TANDA PERINGATAN/
LARANGAN
• SERTIFIKAT KELAIKAN
• SERTIFIKAT KOMPETENSI
• TANDA KESELAMATAN
PRODUK
• PROSEDUR OPERASI
DAN PERAWATAN
• SERTIFIKAT KELAIKAN
PERALATAN DAN
INSTALASI
• SERTIFIKAT
KOMPETENSI
• TANDA KESESUAIAN SNI
• KESIAPAN ALAT
PEMADAM
• LATIHAN PEMADAMAN
• TANDA KESELAMATAN
PRODUK
REGULASI
STANDAR
WUJUD
PERLINDUNGAN
PENCEGAHAN
PERSYARATAN
PENGATURAN DAN PENGAWASAN KETEKNIKAN DALAM KEGIATAN USAHA PANAS BUMI
KECELAKAAN
MASY.UMUM
VISI INSTALASI PANAS BUMI YANG AMAN, ANDAL DAN AKRAB LINGKUNGAN (PRINSIP 3A)
PARADIGMA KESELAMATAN KERJA PANAS BUMI
XI. KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINDUNGAN
LINGKUNGAN
KEMENTERIAN ESDM
71
KETEKNIKAN PANAS BUMI
Kaidah Keteknikan yang Baik
 Produk
 Bahan
 Instalasi
 Peralatan
 Instrumentasi
Teknologi Tenaga TeknikAspek
 Spesifikasi
 Standardisasi
 Sertifikasi
 Akreditasi
 Pemeriksaan Teknis
 Uji Fungsi
 Seleksi
 Audit
 standardisasi
 Sertifikasi
 Akreditasi
Alat
Kualitas Handal Efisien KompetenSasaran
KERANGKA KETEKNIKAN PANAS BUMI
XI. KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINDUNGAN
LINGKUNGAN
KEMENTERIAN ESDM
72
PENINGKATAN KESELAMATAN PANAS BUMI
Pemanfaatan di
Sektor Transportasi
Pemanfaatan di
Sektor Industri
Pemanfaatan di
Sektor Komersial
PEMANFAATANPENYEDIAAN
HULU HILIR
SUMBER
DAYA
KLUSTER
PROSES/
TAHAPAN
Pemroduksian
(Eksploitasi)
Pengolahan
Pembangkitan
Penyaluran Penyimpanan
Pencarian
(Eskplorasi)
Sumber
Energi
Pemanfaatan di
Sektor Rumah
Tangga
Pendistribusian
Handal, Aman,
Akurat, Efisien,
Effektif dan
Akrab
Lingkungan
ZERO
ACCIDENT
Penerapan Kaidah Keteknikan
dan Keselamatan Panas Bumi
Penerapan Sanksi Yang Tegas
dan Penghargaan
Monitoring dan Pelaporan
XI. KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINDUNGAN
LINGKUNGAN
KEMENTERIAN ESDM
73
Go Green Indonesia !
energi hijau, energi masa depan
www.ebtke.esdm.go.id www.energiterbarukan.net www.konservasienergi.net
Jalan Pegangsaan Timur No. 1 Jakarta 10320; Telp/Faks : 021-39830077/ 021-31901087
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI
Terima Kasih
KEMENTERIAN ESDM
74
LAMPIRAN
 Tabel Roadmap Pengembangan Panas Bumi sampai Tahun 2026
 Tabel Produksi Uap Panas Bumi
 Tabel Produksi Listrik Panas
 Tabel Kapasitas Terpasang PLTP
KEMENTERIAN ESDM
75
ROADMAP PENGEMBANGAN PANAS BUMI SAMPAI 2026
No. WKP Kap Terpasang (MW) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
1 Arjuno Welirang 110
2 Atadei 10
3 Baturaden 180
4 Bedugul 10 55
5 Blawan Ijen 55 55
6 Bonjol 60
7 Bora Pulu 40
8 Candi Umbul Telomoyo 55
9 Cibeurem-Parabakti 377
10 Cibuni 10
11 Cisolok Cisukarame 45
12 Danau Ranau 40
13 Dieng 60 10 55 65 40 95
14 Gn. Ciremai 110
15 Gn. Endut 40
16 Gn. Galunggung 110
17 Gn. Gede Pangrango 55
18 Gn. Geureudong 55
19 Gn. Hamiding 20
20 Gn. Lawu 55 55
21 Gn. Pandan 40
22 Gn. Rajabasa 110 110
23 Gn. Sirung 5
24 Gn. Talang-B. Kili 20
25 Gn. Tangkuban Perahu 60
26 Gn. Ungaran 55
27 Gn. Way Panas 165 55
28 Gn. Wilis 20
29 Graho Nyabu 110
30 Guci 55
31 Hululais 55 85 85 30 85
32 Hu'u Daha 20
33 Iyang Argopuro 55
34 Jaboi 10
35 Jailolo 20
36 Kaldera Danau Banten 110
KEMENTERIAN ESDM
76
No. WKP Kap Terpasang 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
37 Kamojang-Darajat 505 55
38 Karaha Bodas 30 20
39 Kepahiang 110
40 Kotamobagu 80
41 Laenia 20
42 Lahendong 120 5 20 25
43 Liki Pinangawan Muaralaboh 80 140
44 Lumut Balai 55 55 5 55 30 85
45 Marana 20
46 Mataloko 2.5 20
47 Oka Ile Ange 10
48 Pangalengan 282 115 55 113
49 Rantau Dedap 86 134
50 Sekincau 220
51 Sembalun 20
52 Seulawah Agam 55 55
53 Sibayak-Sinabung 12
54 Sibual Buali 110 110 110 220
55 Simbolon Samosir 110
56 Sipoholon Ria-Ria 20
57 Sokoria 5 5 10 10
58 Songa Wayaua 10
59 Songgoriti 20
60 Sorik Marapi 20 20 40 160
61 Sungai Penuh 60 55 30
62 Suwawa 20
63 Tampomas 45
64 Tanjung Sakti 55
65 Telaga Ngebel 55 110
66 Telaga Ranu 5
67 Tulehu 20
68 Ulumbu 10 20 20
69 Way Ratai 55
70 Wapsalit
Total Renc. Pengembangan (MW) 1643.5 215 195 235 291 350 755 280 968 2295 294
Total Target Kap. Terpasang (MW) 1643.5 1858,5 2053,5 2288,5 2579,5 2929,5 3684,5 3964,5 4932,5 7227,5 7521,5
ROADMAP PENGEMBANGAN PANAS BUMI SAMPAI 2026
KEMENTERIAN ESDM
77
PRODUKSI UAP PANAS BUMI TAHUN 2006-2017
No. Area
Kapasitas
(MW)
Produksi Uap (Ton)
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017*
1 Kamojang 235 8.121.327 12.099.515 12.612.255 12.446.133 12.470.000 10.878.385 11.255.702 10.488.889 11.974.084 12.678.717 6.257.760
2 Lahendong 120 1.311.021 2.349.480 2.664.546 2.964.180 2.510.000 3.261.669 3.840.627 4.138.172 4.692.807 3.294.503 3.095.357
3 Sibayak 12 84.312 288.761 497.918 548.411 310.000 160.362 238.668 183.978 365 0 0
4 G. Salak 377 24.345.680 24.481.941 24.538.210 24.271.622 24.673.075 24.513.426 23.728.305 24.306.890 24.754.949 24.575.445 12.189.036
5 Darajat 270 10.321.836 13.487.496 13.977.250 14.264.431 14.131.343 14.282.785 10.678.225 13.856.258 13.916.103 13.952.107 7.065.897
6 W. Windu 227 6.523.861 6.665.057 12.989.353 13.675.168 13.523.002 13.232.806 13.378.140 13.143.323 7.850.235 13.612.639 6.649.616
7 Dieng 60 1.209.048 1.644.159 780.457 1.221.297 1.106.000 1.047.181 347.934 205.097 1.769.566 1.392.685 1.340.994
8 Ulubelu 165 0 0 0 0 0 1.393.111 5.574.848 6.174.098 6.044.075 6.718.309 4.951.963
9 Ulumbu 10 0 0 0 0 0 0 253.180 261.409 382.281 339.276 342.991
10 Mataloko 2,5 0 0 0 0 0 0 0 0 41.184 0 0
11 Patuha 55 0 0 0 0 0 0 0 839.913 2.837.432 3.153.181 1.407.623
12 Sarulla 110 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.204.013
Total 1643,5 51.917.085 61.016.409 68.059.989 69.391.242 68.723.420 68.769.726 69.295.630 73.598.027 74.263.079 79.666.861 44.505.249
Keterangan:
• *Realisasi s.d. Juli 2017
• PLTP Sibayak Unit 1 mengalami kerusakan turbin pada gland seal/labirin sehingga tidak berproduksi sejak 6
Januari 2015, Unit 2 mengalami kerusakan turbin sejak tahun 2013. Saat ini sedang diperbaiki oleh Taka
Turbo Machinery.
• PLTP Mataloko tidak beroperasi, karena mengalami vibrasi turbin pada bearing No. 2.
KEMENTERIAN ESDM
78
No. Area
Kapasitas
(MW)
Produksi Listrik (MWh)
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017*
1 Kamojang 235 1.049.419 1.609.373 1.680.029 1.652.600 1.647.000 1.455.356 1.588.124 1.401.307 1.590.817 1.649.456 825.727
2 Lahendong 120 176.907 319.232 362.198 402.736 338.000 446.808 523.613 504.820 589.877 434.719 407.656
3 Sibayak 12 2.636 25.399 54.182 59.589 31.000 15.959 27.534 13.939 26 0 0
4 G. Salak 377 2.963.170 2.979.596 2.987.759 2.852.232 3.011.104 2.995.961 2.917.903 2.723.248 3.012.734 2.925.309 1.439.141
5 Darajat 270 1.605.255 2.092.918 2.130.624 2.196.000 2.190.422 2.212.786 1.497.875 2.123.620 2.144.701 2.082.822 1.081.446
6 W. Windu 227 938.108 951.307 1.876.260 1.921.403 1.878.319 1.872.449 1.878.273 1.845.866 1.111.243 1.924.378 947.391
7 Dieng 60 163.121 235.170 92.970 174.471 158.000 149.597 49.705 22.515 189.063 150.849 147.337
8 Ulubelu 165 0 0 0 0 0 206.988 819.809 911.334 876.007 958.652 700.920
9 Ulumbu 10 0 0 0 0 0 0 29.481 22.737 29.929 32.827 19.303
10 Mataloko 2,5 0 0 0 0 0 0 0 0 3.133 0 0
11 Patuha 55 0 0 0 0 0 0 0 81.593 416.125 464.062 198.481
12 Sarulla 110 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 222.422
Total 1.643,5 6.898.616 8.212.995 9.184.022 9.259.031 9.253.845 9.355.904 9.332.317 9.650.979 9.963.655 10.623.073 5.989.822
PRODUKSI LISTRIK PANAS BUMI TAHUN 2006 - 2017
Keterangan:
• *Realisasi s.d. Juli 2017
• PLTP Sibayak Unit 1 mengalami kerusakan turbin pada gland seal/labirin sehingga tidak berproduksi sejak 6
Januari 2015, Unit 2 mengalami kerusakan turbin sejak tahun 2013. Saat ini sedang diperbaiki oleh Taka
Turbo Machinery.
• PLTP Mataloko tidak beroperasi, karena mengalami vibrasi turbin pada bearing No. 2.
KEMENTERIAN ESDM
79
No. PLTP
Kapasitas Terpasang (MW)
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017(*)
1 Kamojang 140 140 200 200 200 200 200 200 200 235 235 235
2 Lahendong 20 40 40 60 60 80 80 80 80 80 120 120
3 Sibayak 2 2 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
4 G. Salak 375 375 375 375 375 377 377 377 377 377 377 377
5 Darajat 145 255 255 255 255 270 270 270 270 270 270 270
6 W. Windu 110 110 110 227 227 227 227 227 227 227 227 227
7 Dieng 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
8 Ulubelu 0 0 0 0 0 0 110 110 110 110 165 220
9 Ulumbu 0 0 0 0 0 0 0 5 10 10 10 10
10 Mataloko 0 0 0 0 0 0 0 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
11 Patuha 0 0 0 0 0 0 0 0 55 55 55 55
12 Sarulla 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 110 110
Total 852 982 1052 1189 1189 1226 1336 1343,5 1403,5 1438,5 1643,5 1698,5
KAPASITAS TERPASANG PLTP 2006 – 2017
Keterangan:
*Realisasi s.d. Juni 2017
Direktorat Panas Bumi
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan
dan Konservasi Energi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

More Related Content

What's hot

Tahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologiTahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologiIndahPasaribu1
 
Slide energi panas bumi (geothermal) ...
Slide energi panas bumi (geothermal) ...Slide energi panas bumi (geothermal) ...
Slide energi panas bumi (geothermal) ...Rayhan Muhammad
 
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesarMateri Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesarMario Yuven
 
Pengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambangPengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambangIpung Noor
 
Permen pu pr no.28 tahun 2016 - bidang umum
Permen pu pr no.28 tahun 2016   - bidang umumPermen pu pr no.28 tahun 2016   - bidang umum
Permen pu pr no.28 tahun 2016 - bidang umumgirindra_dam
 
Buku geologi sulawesi armstrong sompotan
Buku geologi sulawesi armstrong sompotanBuku geologi sulawesi armstrong sompotan
Buku geologi sulawesi armstrong sompotanArmstrong Sompotan
 
Prospek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethod
Prospek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethodProspek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethod
Prospek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethodKevin Pratama
 
Metode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiMetode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiRidwan Tedjokusumo
 
Sifat Batuan dan Fluida Panas Bumi
Sifat Batuan dan Fluida Panas BumiSifat Batuan dan Fluida Panas Bumi
Sifat Batuan dan Fluida Panas BumiEstrela Bellia Muaja
 
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineralrramdan383
 
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadanganLaporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadanganSylvester Saragih
 
Resume metode geomagnet
Resume metode geomagnetResume metode geomagnet
Resume metode geomagnetMuhammad Arief
 
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )Armstrong Sompotan
 
Kebijakan Energi Nasional Menuju Tahun 2050, Peran Batubara Mendukung Ketahan...
Kebijakan Energi Nasional Menuju Tahun 2050, Peran Batubara Mendukung Ketahan...Kebijakan Energi Nasional Menuju Tahun 2050, Peran Batubara Mendukung Ketahan...
Kebijakan Energi Nasional Menuju Tahun 2050, Peran Batubara Mendukung Ketahan...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 

What's hot (20)

Tahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologiTahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologi
 
Slide energi panas bumi (geothermal) ...
Slide energi panas bumi (geothermal) ...Slide energi panas bumi (geothermal) ...
Slide energi panas bumi (geothermal) ...
 
Studi Kelayakan Tambang: Pengantar
Studi Kelayakan Tambang: PengantarStudi Kelayakan Tambang: Pengantar
Studi Kelayakan Tambang: Pengantar
 
Geores
GeoresGeores
Geores
 
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesarMateri Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
 
Pengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambangPengantar perencanaan tambang
Pengantar perencanaan tambang
 
Sistem Penambangan
Sistem PenambanganSistem Penambangan
Sistem Penambangan
 
Permen pu pr no.28 tahun 2016 - bidang umum
Permen pu pr no.28 tahun 2016   - bidang umumPermen pu pr no.28 tahun 2016   - bidang umum
Permen pu pr no.28 tahun 2016 - bidang umum
 
Komposisi magma
Komposisi magmaKomposisi magma
Komposisi magma
 
Buku geologi sulawesi armstrong sompotan
Buku geologi sulawesi armstrong sompotanBuku geologi sulawesi armstrong sompotan
Buku geologi sulawesi armstrong sompotan
 
Prospek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethod
Prospek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethodProspek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethod
Prospek Migas cekungan Jatim dengan GravityMethod
 
Metode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasiMetode eksplorasi dengan gravitasi
Metode eksplorasi dengan gravitasi
 
Sifat Batuan dan Fluida Panas Bumi
Sifat Batuan dan Fluida Panas BumiSifat Batuan dan Fluida Panas Bumi
Sifat Batuan dan Fluida Panas Bumi
 
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
 
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadanganLaporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
Laporan akhir perhitungan penaksiran cadangan
 
Resume metode geomagnet
Resume metode geomagnetResume metode geomagnet
Resume metode geomagnet
 
Istilah-istilah Pertambangan
Istilah-istilah  PertambanganIstilah-istilah  Pertambangan
Istilah-istilah Pertambangan
 
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
 
Definisi tereka, terukur dll
Definisi tereka, terukur dllDefinisi tereka, terukur dll
Definisi tereka, terukur dll
 
Kebijakan Energi Nasional Menuju Tahun 2050, Peran Batubara Mendukung Ketahan...
Kebijakan Energi Nasional Menuju Tahun 2050, Peran Batubara Mendukung Ketahan...Kebijakan Energi Nasional Menuju Tahun 2050, Peran Batubara Mendukung Ketahan...
Kebijakan Energi Nasional Menuju Tahun 2050, Peran Batubara Mendukung Ketahan...
 

Similar to Proses Bisnis Panas Bumi Indonesia

Potensi pembangkit listrik tenaga panas bumi sebagai energi baru terbarukan d...
Potensi pembangkit listrik tenaga panas bumi sebagai energi baru terbarukan d...Potensi pembangkit listrik tenaga panas bumi sebagai energi baru terbarukan d...
Potensi pembangkit listrik tenaga panas bumi sebagai energi baru terbarukan d...Muhammad Nur Fikri
 
Renewable Energy Resources in Indonesia.pptx
Renewable Energy Resources in Indonesia.pptxRenewable Energy Resources in Indonesia.pptx
Renewable Energy Resources in Indonesia.pptxMekarMeina
 
Energi Panas Bumi Kelompok 2 REG 18
Energi Panas Bumi Kelompok 2 REG 18Energi Panas Bumi Kelompok 2 REG 18
Energi Panas Bumi Kelompok 2 REG 18JionHermawan
 
1. makalah pb potensi dan wkp panas bumi
1. makalah pb potensi dan wkp panas bumi1. makalah pb potensi dan wkp panas bumi
1. makalah pb potensi dan wkp panas bumiAhmad Fitra Ritonga
 
Buku 3 : Geothermal capital overview
Buku 3 : Geothermal  capital overviewBuku 3 : Geothermal  capital overview
Buku 3 : Geothermal capital overviewKgsRidwan
 
Energy roadmap to net-zero transmissions: MEMR, Indonesia
Energy roadmap to net-zero transmissions: MEMR, IndonesiaEnergy roadmap to net-zero transmissions: MEMR, Indonesia
Energy roadmap to net-zero transmissions: MEMR, IndonesiaOECD Environment
 
Substitusi proses konvensional pada pembangkit listrik dengan proses teknolog...
Substitusi proses konvensional pada pembangkit listrik dengan proses teknolog...Substitusi proses konvensional pada pembangkit listrik dengan proses teknolog...
Substitusi proses konvensional pada pembangkit listrik dengan proses teknolog...Pambudi Pajar Pratama
 
Paper Ilmiah Manfaat Energi Geothermal
Paper Ilmiah Manfaat Energi GeothermalPaper Ilmiah Manfaat Energi Geothermal
Paper Ilmiah Manfaat Energi Geothermal'Oke Aflatun'
 
Lmcp 1532 tugasan 8
Lmcp 1532 tugasan 8Lmcp 1532 tugasan 8
Lmcp 1532 tugasan 8MuniraElon
 
Membangun desa-mandiri-energi
Membangun desa-mandiri-energiMembangun desa-mandiri-energi
Membangun desa-mandiri-energiSaoloan Naiborhu
 
Bunaken Island | Nov-15 | Various new and renewable energies, (Kebijakan dan ...
Bunaken Island | Nov-15 | Various new and renewable energies, (Kebijakan dan ...Bunaken Island | Nov-15 | Various new and renewable energies, (Kebijakan dan ...
Bunaken Island | Nov-15 | Various new and renewable energies, (Kebijakan dan ...Smart Villages
 
PPT-Seminar-Optimalisasi-Energi-29-Februari-2016-Presentasi-Cukup-Mulyana.ppt
PPT-Seminar-Optimalisasi-Energi-29-Februari-2016-Presentasi-Cukup-Mulyana.pptPPT-Seminar-Optimalisasi-Energi-29-Februari-2016-Presentasi-Cukup-Mulyana.ppt
PPT-Seminar-Optimalisasi-Energi-29-Februari-2016-Presentasi-Cukup-Mulyana.pptDennisAryoHerbaBaran
 
Makalah softskill pk
Makalah softskill pkMakalah softskill pk
Makalah softskill pkvjdwi13
 
Energi alternatif_20231017_102026_0000.pptx
Energi alternatif_20231017_102026_0000.pptxEnergi alternatif_20231017_102026_0000.pptx
Energi alternatif_20231017_102026_0000.pptxsyatruliman41
 
KEL.10 PLTU DKE(2).pptx
KEL.10 PLTU DKE(2).pptxKEL.10 PLTU DKE(2).pptx
KEL.10 PLTU DKE(2).pptxLeeIchsan
 
Proposal program kreativitas mahasiswa- Penelitian
Proposal program kreativitas mahasiswa- PenelitianProposal program kreativitas mahasiswa- Penelitian
Proposal program kreativitas mahasiswa- PenelitianRenny Lidya
 
Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang
Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE KamojangLaporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang
Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojangvilly pramudya
 

Similar to Proses Bisnis Panas Bumi Indonesia (20)

Kuliah Panas Bumi_UnDip
Kuliah Panas Bumi_UnDipKuliah Panas Bumi_UnDip
Kuliah Panas Bumi_UnDip
 
Potensi pembangkit listrik tenaga panas bumi sebagai energi baru terbarukan d...
Potensi pembangkit listrik tenaga panas bumi sebagai energi baru terbarukan d...Potensi pembangkit listrik tenaga panas bumi sebagai energi baru terbarukan d...
Potensi pembangkit listrik tenaga panas bumi sebagai energi baru terbarukan d...
 
Renewable Energy Resources in Indonesia.pptx
Renewable Energy Resources in Indonesia.pptxRenewable Energy Resources in Indonesia.pptx
Renewable Energy Resources in Indonesia.pptx
 
Energi Panas Bumi Kelompok 2 REG 18
Energi Panas Bumi Kelompok 2 REG 18Energi Panas Bumi Kelompok 2 REG 18
Energi Panas Bumi Kelompok 2 REG 18
 
1. makalah pb potensi dan wkp panas bumi
1. makalah pb potensi dan wkp panas bumi1. makalah pb potensi dan wkp panas bumi
1. makalah pb potensi dan wkp panas bumi
 
Buku 3 : Geothermal capital overview
Buku 3 : Geothermal  capital overviewBuku 3 : Geothermal  capital overview
Buku 3 : Geothermal capital overview
 
Energy roadmap to net-zero transmissions: MEMR, Indonesia
Energy roadmap to net-zero transmissions: MEMR, IndonesiaEnergy roadmap to net-zero transmissions: MEMR, Indonesia
Energy roadmap to net-zero transmissions: MEMR, Indonesia
 
Substitusi proses konvensional pada pembangkit listrik dengan proses teknolog...
Substitusi proses konvensional pada pembangkit listrik dengan proses teknolog...Substitusi proses konvensional pada pembangkit listrik dengan proses teknolog...
Substitusi proses konvensional pada pembangkit listrik dengan proses teknolog...
 
Paper Ilmiah Manfaat Energi Geothermal
Paper Ilmiah Manfaat Energi GeothermalPaper Ilmiah Manfaat Energi Geothermal
Paper Ilmiah Manfaat Energi Geothermal
 
Lmcp 1532 tugasan 8
Lmcp 1532 tugasan 8Lmcp 1532 tugasan 8
Lmcp 1532 tugasan 8
 
Membangun desa-mandiri-energi
Membangun desa-mandiri-energiMembangun desa-mandiri-energi
Membangun desa-mandiri-energi
 
Bunaken Island | Nov-15 | Various new and renewable energies, (Kebijakan dan ...
Bunaken Island | Nov-15 | Various new and renewable energies, (Kebijakan dan ...Bunaken Island | Nov-15 | Various new and renewable energies, (Kebijakan dan ...
Bunaken Island | Nov-15 | Various new and renewable energies, (Kebijakan dan ...
 
PPT-Seminar-Optimalisasi-Energi-29-Februari-2016-Presentasi-Cukup-Mulyana.ppt
PPT-Seminar-Optimalisasi-Energi-29-Februari-2016-Presentasi-Cukup-Mulyana.pptPPT-Seminar-Optimalisasi-Energi-29-Februari-2016-Presentasi-Cukup-Mulyana.ppt
PPT-Seminar-Optimalisasi-Energi-29-Februari-2016-Presentasi-Cukup-Mulyana.ppt
 
Makalah softskill pk
Makalah softskill pkMakalah softskill pk
Makalah softskill pk
 
Energi alternatif_20231017_102026_0000.pptx
Energi alternatif_20231017_102026_0000.pptxEnergi alternatif_20231017_102026_0000.pptx
Energi alternatif_20231017_102026_0000.pptx
 
KEL.10 PLTU DKE(2).pptx
KEL.10 PLTU DKE(2).pptxKEL.10 PLTU DKE(2).pptx
KEL.10 PLTU DKE(2).pptx
 
Energi Terbarukan
Energi TerbarukanEnergi Terbarukan
Energi Terbarukan
 
PLTU
PLTU PLTU
PLTU
 
Proposal program kreativitas mahasiswa- Penelitian
Proposal program kreativitas mahasiswa- PenelitianProposal program kreativitas mahasiswa- Penelitian
Proposal program kreativitas mahasiswa- Penelitian
 
Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang
Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE KamojangLaporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang
Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang
 

Recently uploaded

Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"HaseebBashir5
 
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)DenniPratama2
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfPritaRatuliu
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangRadhialKautsar
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptxerlyndakasim2
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehFORTRESS
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelHaseebBashir5
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaHaseebBashir5
 
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptxPPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptxYasfinaQurrotaAyun
 
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOKEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOANNISAUMAYAHS
 
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptxAndiAzhar9
 
Investment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 MaterialInvestment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 MaterialValenciaAnggie
 
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYAPRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYALex PRTOTO
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...gamal imron khoirudin
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...HaseebBashir5
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptxPCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptxmuhammadfajri44049
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxerlyndakasim2
 

Recently uploaded (20)

Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
 
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
 
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdfKELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
KELOMPOK 7_ANALISIS INVESTASI PUBLIK.pdf
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
 
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptxPPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
PPT Presentasimatkul Hukum Komersial.pptx
 
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOKEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
 
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
1.-Ruang-Lingkup-Studi-Kelayakan-Bisnis-2.pptx
 
Investment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 MaterialInvestment Analysis Chapter 5 and 6 Material
Investment Analysis Chapter 5 and 6 Material
 
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYAPRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
PRTOTO SITUS SPORTING BET DAN TOGEL TERPERCAYA
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
 
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
WA/TELP : 0822-3006-6162, Toko Box Delivery Sayur, Toko Box Delivery Donat, T...
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptxPCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
 

Proses Bisnis Panas Bumi Indonesia

  • 1. KEMENTERIAN ESDM 1 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI DOING BUSINESS IN GEOTHERMALDOING BUSINESS IN GEOTHERMAL Jakarta, Agustus 2017
  • 2. KEMENTERIAN ESDM 2 KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, Tim Penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Buku ”Pengembangan Panas Bumi Indonesia”, dalam bentuk capaian, program, dan kebijakan, serta rencana pengembangan panas bumi. Penyusunan buku ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih lengkap terkait pengelolaan panas bumi kepada stakeholders dan dapat menjadi pegangan bagi pengambil kebijakan. Agar mudah dipahami oleh para pembaca, buku ini disusun secara singkat, padat, dan sederhana. Buku ini akan selalu diperbarui secara berkala mengikuti dinamika dan kemajuan pengembangan panas bumi di Indonesia. Kami menyadari bahwa penyusunan buku ini masih jauh dari yang diharapkan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan sebagai bahan penyempurnaan dalam penyusunan pada edisi selanjutnya. Semoga bermanfaat. Jakarta, Agustus 2017
  • 3. KEMENTERIAN ESDM 3 OUTLINE I. Pendahuluan 5 II. Pengembangan Energi Baru Terbarukan 7 III. Gambaran Umum Panas Bumi 11 IV. Potensi Panas Bumi di Indonesia 20 V. Kondisi Saat Ini 24 VI. Regulasi di Bidang Panas Bumi 34 VII. Kebijakan Pengembangan Panas Bumi 38 VIII. Perizinan dan Non Perizinan Sub Sektor Panas Bumi 47 IX. Alur Proses Pengusahaan Panas Bumi 50 X. Investasi Panas Bumi 61 XI. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL) 69 Lampiran 73
  • 4. KEMENTERIAN ESDM 4 DOING BUSINESS IN GEOTHERMAL IPJLPB (56 hari kerja) (jika menggunakan kawasan hutan konservasi) IPJLPB : (Izin Pemanfaatan Jasa Lingkungan Panas Bumi)
  • 6. KEMENTERIAN ESDM 6 I. PENDAHULUAN 1. Penyediaan energi nasional masih didominasi oleh energi fosil, sementara energi terbarukan yang low carbon belum banyak dimanfaatkan; 2. Potensi panas bumi Indonesia berupa sumber daya sebesar 11.073 MW dan cadangan sebesar 17.506 MW sementara pemanfaatan panas bumi tidak langsung untuk ketenagalistrikan baru mencapai 1.698,5 MW atau sekitar 9,3% dari total cadangan panas bumi; 3. Energi panas bumi merupakan energi setempat dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda untuk setiap lokasi (site specific); 4. Peraturan Pemerintah No. 79/2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) menetapkan target pangsa energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025, dimana energi panas bumi ditargetkan memberikan kontribusi sebesar 5,4% terhadap konsumsi energi nasional; 5. Program percepatan pembangkit listrik 10.000 MW Tahap II dengan kontribusi panas bumi sebesar 4.825 MW (Permen ESDM No. 40/2014); a. Mempercepat diversifikasi energi untuk pembangkit tenaga listrik ke bahan bakar non minyak dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga listrik melalui percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan, batubara, dan gas; b. Mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi untuk mendukung pembangunan nasional.
  • 7. KEMENTERIAN ESDM 7 II. Pengembangan Energi Baru Terbarukan  Bauran Energi Primer Berdasarkan PP No.79/2014 tentang KEN  Bauran Energi Primer 2025 dan 2050  Skenario Pengembangan EBT Sesuai KEN
  • 8. KEMENTERIAN ESDM 8 23% 25%30% 22%5% 46% 31% 18% 31% 20% 25% 24% 194 MTOE 405 MTOE 1.031 MTOE Energi Baru dan Terbarukan Minyak Bumi Gas Bumi Batubara 2015 2025 2050 Total Pembangkit Listrik 51 GW 135 GW 444 GW Pembangkit EBT 9,6 GW (19%) 45 GW (34%) 169 GW (38%) II. PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN BAURAN ENERGI PRIMER BERDASARKAN PP NO. 79/2014 TENTANG KEN *MTOE: Million Tonnes of Oil Equivalent
  • 9. KEMENTERIAN ESDM 9 Pembangkit EBT 45 GW Pembangkit Fosil 90 GW MTOE % Minyak bumi 99 24,6% Gas bumi 90 22,1% Batubara 123 30,3% EBT 93 23,1% Total 405 100% 2025 Pembangkit 135 GW Pembangkit EBT 169 GW Pembangkit Fosil 275 GW MTOE % Minyak bumi 204 19,8% Gas bumi 246 23,8% Batubara 260 25,3% EBT 321 31,1% Total 1.031 100% Pembangkit 444 GW 2050 II. PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN BAURAN ENERGI PRIMER 2025 DAN 2050 *MTOE: Million Tonnes of Oil Equivalent
  • 10. KEMENTERIAN ESDM 10 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 PLT Arus Laut PLT Bayu PLTS PLTD BBN PLT Bioenergi PLTA dan PLTMH PLTP KEN 45 GW 169 GW II. PENGEMBANGAN ENERGI BARU TERBARUKAN SKENARIO PENGEMBANGAN EBT SESUAI KEN dan RUEN 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2025 2030 2040 2050 Panas Bumi 1.439 1.654 1.909 2.134 2.494 3.110 7.242 9.300 13.423 17.546 Air & Mikrohidro 5.024 5.119 5.236 5.491 7.008 7.889 20.960 25.844 35.611 45.379 Bioenergi 1.740 1.886 2.093 2.359 2.674 3.024 5.532 9.651 17.887 26.123 Surya 79 229 429 679 979 1.379 6.379 14.103 29.551 45.000 Angin 7 57 107 207 307 507 1.807 7.167 17.887 28.607 EBT Lainnya 372 1.860 1.860 1.860 1.861 1.863 3.128 3.779 5.081 6.383 Total 8.660 10.804 11.728 12.939 15.807 18.475 45.044 69.843 119.440 169.038 Satuan: MW
  • 11. KEMENTERIAN ESDM 11 III. Gambaran Umum Panas Bumi  Definisi  Sistem Panas Bumi  Skema Operasi PLTP  Risiko Pengembangan Panas Bumi  Sistem Berkelanjutan Panas Bumi  Time Table Pengembangan Panas Bumi 2 x 55 MW  Perbandingan Emisi PLTP dan Pembangkit Lainnya
  • 12. KEMENTERIAN ESDM 12 III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI DEFINISI • PANAS BUMI ATAU GEOTHERMAL ADALAH : • Berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan thermal yang berarti panas, jadi secara umum geothermal adalah sumber energi yang berasal dari panas alamiah di dalam bumi. • HOCHSTEIN DALAM ENCYCLOPEDIA VOLCANEOUS 2000 : • Mendiskripsikan sebagai proses transfer panas dari tempat tertentu dari kerak bumi yang berasal dari sumber panas (heat source) ke permukaan • BERDASARKAN UU NO. 21/2014 TENTANG PANAS BUMI: • bahwa energi panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, serta batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi.
  • 13. KEMENTERIAN ESDM 13  Panas bumi merupakan sumber energi terbarukan yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi;  Pemanfaatan panas bumi relatif ramah lingkungan dan tidak memberikan kontribusi gas rumah kaca;  Energi panas bumi bersifat site specific, tidak dapat disimpan, dan juga tidak dapat ditransportasikan;  Pengusahaan panas bumi dapat berupa pemanfaatan langsung dan pemanfaatan tidak langsung;  Tahapan kegiatan usaha panas bumi meliputi Survei Pendahuluan (Penugasan Survei Pendahuluan (PSP)/Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE)), Penetapan dan Pelelangan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), Eksplorasi, Studi Kelayakan, Eksploitasi, dan Pemanfaatan;  Survei pendahuluan dapat dilakukan oleh Menteri, Gubernur, dan/atau Bupati/Walikota;  Menteri melakukan penawaran Wilayah PSP, Wilayah PSPE, dan WKP;  Pemerintah dapat memberikan penugasan langsung kepada BUMN/BLU untuk pengembangan panas bumi;  Izin Panas Bumi diterbitkan oleh Badan Koordinasi Pananaman Modal atas nama Menteri ESDM. III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
  • 14. KEMENTERIAN ESDM 14 SISTEM PANAS BUMI III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
  • 15. KEMENTERIAN ESDM 15 SKEMA OPERASI PLTP Fluida yang diperoleh dari sumur produksi akan dialirkan ke dalam separator untuk dipisahkan antara uap dan air. Fluida cair (brine) direinjeksikan ke dalam bumi reinjeksi agar sistem panas bumi tetap berkelanjutan, sedangkan uap dialirkan ke pembangkit untuk memutar turbin untuk menghasilkan listrik. Listrik tersebut dialirkan menuju transformer dan kemudian ditransmisikan. Uap yang telah melalui turbin dikondensasikan menjadi air pada kondensor, dan selanjutnya diiinjeksikan ke dalam bumi. III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
  • 16. KEMENTERIAN ESDM 16 RISIKO PENGEMBANGAN PANAS BUMI Pengembangan panas bumi mempunyai beberapa risiko yang berbeda-beda di setiap tahapan. Semakin tinggi tahapan pengembangan, risiko akan semakin kecil. Grafik risiko pengembangan menunjukkan bahwa pada tahap rekonaisan risiko pengembangan dapat mencapai 100 %. Selanjutnya pada tahap Survei Detil, risiko pengembangan akan turun hingga 60% dan pada tahap pengeboran sumur Landaian Suhu tingkat risiko pengembangan akan turun menjadi 50%. Pada tahap pengeboran eksplorasi, pengeboran sumur pertama akan menurunkan risiko menjadi 40% dan pengeboran sumur kedua akan menurunkan risiko menjadi 30%. Selanjutnya pengeboran sumur ketiga hingga kelima akan semakin memperkecil risiko pengembangan menjadi hanya sebesar 20%. Sumber: S. Sudarman III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
  • 17. KEMENTERIAN ESDM 17 BERTAHAP, sistem tertutup dan BERKELANJUTAN, menjaga keseimbangan fluida dan panas  ? ? ? ? Impermeabel clay cap alteration Energi Panas Bumi bersumber dari energi panas yang terkandung dalam perut bumi dan pada umumnya berasosiasi dengan keberadaan gunung api. Air yang bersumber diantaranya dari hujan, akan meresap ke dalam batuan di bawah tanah hingga mencapai batuan reservoir. Air ini kemudian terpanaskan oleh magma yang menjadi sumber panas utama sehingga berubah menjadi air panas atau uap panas (fluida thermal) dengan kisaran temperatur 240- 310 OC. Fluida thermal tersebut dapat digunakan untuk membangkitkan energi listrik dengan cara melakukan pengeboran (drilling) dan mengalirkan fluida thermal untuk menggerakkan turbin dan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik. Fluida thermal selanjutnya diinjeksikan kembali ke dalam reservoir melalui sumur reinjeksi untuk menjaga keseimbangan fluida dan panas sehingga sistem panas bumi berkelanjutan. III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
  • 18. KEMENTERIAN ESDM 18 Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7 0. Sosialisasi dan Perizinan 1. HoA /PPA 2. Survai, UKL/UPL, Jln & Cluster 3. Bor E/P/R + Uji produksi 4. FS, Amdal & Lahan 5. EPC (PLTP + PH, Fasprod) 6. Uji Coba & Commisioning Produksi 30 thn TIME TABLE PENGEMBANGAN PANAS BUMI 2 x 55 MW III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI 11055
  • 19. KEMENTERIAN ESDM 19 Ramah Lingkungan (CO2 Panas Bumi = 1.5% Batubara, 2.7% Gas) Sumber: IGA Paper PERBANDINGAN EMISI PLTP DAN PEMBANGKIT LAINNYA Pengembangan 250 MWe dalam (1000 Ton / Tahun) Residu Coal (desulfurization) Gas (combine cycle) Panas Bumi CO2 1,700 973 26 SO2 4.1 0.003 0 NOx 2.4 1.4 0 Lumpur 168 0 0 Abu 60 0 0 III. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI
  • 20. KEMENTERIAN ESDM 20 IV. Potensi Panas Bumi di Indonesia  Sebaran Potensi Panas Bumi Indonesia  Sebaran Potensi Panas Bumi Per Pulau  Pemanfaatan Energi Panas Bumi di Negara-Negara Dunia
  • 21. KEMENTERIAN ESDM 21 IV. POTENSI PANAS BUMI INDONESIA
  • 22. KEMENTERIAN ESDM 22 Sumber : Badan Geologi Kementerian ESDM, 2016 *) Status : Juni 2017 NO PULAU JUMLAH LOKASI ENERGI POTENSI (MWE) TERPASANGSUMBER DAYA CADANGAN SPEKULATIF HIPOTETIS TERDUGA MUNGKIN TERBUKTI 1 Sumatera 97 2.893 1.935 5.097 930 917 342 2 Jawa 73 1.410 1.689 3.949 1.373 1.865 1.224 3 Bali 6 70 22 122 110 30 0 4 Nusa Tenggara 27 225 409 848 0 15 12,5 5 Kalimantan 14 152 17 13 0 0 0 6 Sulawesi 78 1.221 314 1.242 80 140 120 7 Maluku 33 560 91 775 0 0 0 8 Papua 3 75 0 0 0 0 0 TOTAL 331 6.596 4.477 12.046 2.493 2.967 1.698,5 *) 11.073 17.506 IV. POTENSI PANAS BUMI INDONESIA SEBARAN POTENSI PANAS BUMI PER PULAU
  • 23. KEMENTERIAN ESDM 23 PEMANFAATAN ENERGI PANAS BUMI DI NEGARA – NEGARA DUNIA CATATAN: • DUNIA BARU MEMANFAATKAN 9,92 % (11,7 GW) DARI POTENSI PANAS BUMI YANG ADA (119,3 GW); • INDONESIA MENEMPATI URUTAN KEDUA DARI SISI POTENSI PANAS BUMI ATAU 24,77 %; • INDONESIA BERADA DI PERINGKAT KETIGA DARI SISI PEMANFAATAN PANAS BUMI (14,47 %); • FILIPINA MERUPAKAN NEGARA PALING OPTIMUM MEMANFAATKAN PANAS BUMI (46,75 %) DAN BANYAK PLTP BERADA DI AREA CAGAR ALAM; • JEPANG LEBIH BANYAK MENGGUNAKAN SUMBER PANAS BUMINYA UNTUK PEMANFAATAN LANGSUNG. Sumber: IGA Paper dengan modifikasi NO NEGARA POTENSI (MW) KAPASITAS TERPASANG (MW) RASIO 1 AMERIKA SERIKAT 30.000 25,15 % 3.450 29,40% 11,5 % 2 FILIPINA 4.000 3,35 % 1.870 15,93% 46,75 % 3 INDONESIA 28.579 24,77 % 1.698,5 14,47% 5,94 % 4 SELANDIA BARU 3.650 3,06 % 1.005 8,56% 27,53 % 5 MEKSIKO 4.600 3,86 % 1.017 8,67% 22,1 % 6 ITALIA 3.270 2,74 % 916 7,80% 28,01 % 7 ISLANDIA 5.800 4,86 % 665 5,67% 11,47 % 8 KENYA 15.000 12,58 % 594 5,06% 3,96 % 9 JEPANG 23.400 19,62 % 519 4,42% 2,22 % JUMLAH 119.263,5 100 % 11.734,5 100 % 9,92 % IV. POTENSI PANAS BUMI INDONESIA
  • 24. KEMENTERIAN ESDM 24 V. Kondisi Saat Ini  Capaian Kinerja Bidang Panas Bumi  Kapasitas Terpasang PLTP  Sebaran Kapasitas Terpasang PLTP  Road Map Panas Bumi  Peta Rencana Pengembangan 70 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP)  Status Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP)  Kondisi Penyediaan Listrik & Pengembangan Panas Bumi di Indonesia Timur
  • 25. KEMENTERIAN ESDM 25 Potensi Panas Bumi Wilayah Kerja Panas Bumi Regulasi (2017) 70 WKP • Eksisting 19 WKP • Baru 51 WKP Resources 11.073 MW Reserves 17.506 MW Badan Geologi, Desember 2016 • PP 7 Tahun 2017  Pemanfaatan Tidak Langsung • Permen ESDM No. 21/2017  Limbah Lumpur dan Sumur Bor • Permen ESDM No. 23/2017  Bonus Produksi • Peraturan Menteri ESDM No. 36/2017  PSP dan PSPE • Peraturan Menteri ESDM No. 37/2017  WKP Kapasitas Terpasang 1.698,5 MW • 12 PLTP pada 10 WKP • Pemanfaatan 9,3% dari cadangan panas bumi Indonesia Produksi Listrik 5,98 GWh • 51% dari target 11,6 GWH di tahun 2017 (data per Juni 2017) PNBP Investasi USD 0,44 Miliar • 39,6% dari target USD 1,104 M di tahun 2017 (data per Juni 2017) Rp 0,25 Triliun • 37,6 % dari target Rp 0,66 Triliun di tahun 2017 (data per Juni 2017) Produksi Uap 44,50 Juta Ton • 51% dari target 86,72 Juta Ton di tahun 2017 (data per Juni 2017) V. KONDISI PANAS BUMI
  • 26. KEMENTERIAN ESDM 26 CAPAIAN KINERJA SEKTOR PANAS BUMI TAHUN 2017 Telah ditetapkan 70 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang terdiri dari:  19 WKP Eksisting  51 WKP setelah UU No .27/2003 V. KONDISI PANAS BUMI 2013 2014 2015 2016 2017* 867 756 886 933 256 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017* 1.698,5 670 KAPASITAS TERPASANG (MW) 1.858,5 2013 2014 2015 2016 2017* 5.5 5.49 5.68 5.86 7.31 SETARA PRODUKSI MINYAK (JUTA SBM) 9,25 PRODUKSI LISTRIK (GWh) 2013 2014 2015 2016 2017* 9,332 9,651 9,964 10,632 5,989 11.658 REALISASI INVESTASI (JUTA USD) 2013 2014 2015 2016 2017* 349 594 877 1,133 437 1.104 REALISASI PNBP (MILYAR RUPIAH) PENETAPAN WKP
  • 27. KEMENTERIAN ESDM 27 KAPASITAS TERPASANG PLTP PER JUNI 2017 No. WKP, Lokasi PLTP Pengembang/ Operator Kapasitas Turbin Kapasitas Total (MW) 1 Sibayak – Sinabung, SUMUT Sibayak PT. Pertamina Geothermal Energy 1 x 10 MW; 2 MW(monoblok) 12 2 Cibeureum – Parabakti, JABAR Salak Chevron Geothermal Salak, Ltd 3 x 60 MW; 3 x 65,6 MW 377 3 Pangalengan, JABAR Wayang Windu Star Energy Geothermal Wayang Windu 1 x 110 MW; 1 x 117 MW 227 Patuha PT Geo Dipa Energi 1 x 55 MW 55 4 Kamojang – Darajat, JABAR Kamojang PT. Pertamina Geothermal Energy 1 x30 MW; 2 x 55 MW; 1 x 60 MW; 1 x 35 MW 235 Darajat Chevron Geothermal Indonesia, Ltd 1 x 55 MW; 1 x 94 MW; 1 x 121 MW 270 5 Dataran Tinggi Dieng, JATENG Dieng PT. Geo Dipa Energi 1 x 60 MW 60 6 Lahendong – Tompaso, SULUT Lahendong PT. Pertamina Geothermal Energy 6 x 20 MW 120 7 Waypanas – LAMPUNG Ulubelu PT. Pertamina Geothermal Energy 4 x 55 MW 220 8 Ulumbu - NTT Ulumbu PT. PLN (Persero) 4 x 2,5 MW 10 9 Mataloko - NTT Mataloko PT. PLN (Persero) 1 x 2,5 MW 2,5 10 Sibual-Buali - SUMUT Sarulla Sarulla Operation Ltd. 1 x 110 MW 110 TOTAL 1.698,5 V. KONDISI PANAS BUMI
  • 28. KEMENTERIAN ESDM 28 PLTP SIBAYAK: 12 MW PLTP SARULLA: 110 MW PLTP GUNUNG SALAK: 377 MW PLTP WAYANG WINDU: 227 MW PLTP KAMOJANG: 235 MW PLTP DARAJAT: 270 MW PLTP DIENG: 60 MW PLTP LAHENDONG: 120 MW PLTP ULUBELU: 220 MW PLTP ULUMBU: 10 MW PLTP MATALOKO: 2,5 MW PLTP PATUHA: 55 MW SEBARAN KAPASITAS TERPASANG PER JUNI 2017 V. KONDISI PANAS BUMI
  • 29. KEMENTERIAN ESDM 29 ROAD MAP PANAS BUMI V. KONDISI PANAS BUMI *Asumsi: Filipina (1.870 MW) dan Amerika (3.450 MW) tidak mengalami penambahan kapasitas 0 37 110 7.5 60 35 205 215 165 220 866 450 858 650 1,175 999 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 - 1,000.0 2,000.0 3,000.0 4,000.0 5,000.0 6,000.0 7,000.0 8,000.0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 TambahanKapasitas(MW) RencanaKapasitas(MW) Rencana Kapasitas Tambahan Kapasitas Kapasditas Terpasang (per Juli 2017) : 1.698,5 MW Penambahan kapasitas terpasang 2017 terdiri dari: 1.PLTP Ulubelu Unit 4 (55 MW) (COD 25 April 2017) 2.PLTP Karaha Unit 1 (30 MW) 3.PLTP Sorik Marapi (Modular, 20 MW) 4.PLTP Sarulla Unit 2 (110 MW) Indonesia peringkat ke-2 dunia melampaui Filipina Indonesia peringkat ke-1 dunia melampaui Amerika
  • 30. KEMENTERIAN ESDM 30 RENCANA PENGEMBANGAN PANAS BUMI SAMPAI TAHUN 2025 Road map pengembangan panas bumi s.d. Tahun 2025 dapat diuraikan dalam tabel berikut: Rencana Pengembangan Status April 2017 Rencana Pengembangan (MW) Total 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Tambahan Kapasitas (MW) 1,698.5 35 205.0 215.0 195.0 235.0 291.0 350.0 755.0 280.0 968.0 2,375.0 7,241.5 Investasi (Juta USD) 6,794 140 820 860 780 940 1,164 1,400 3,020 1,120 3,872 9,500 28,966 Serapan Tenaga Kerja (Orang) 5,096 105 615 645 585 705 873 1,050 2,265 840 2,904 7,125 21,725 Setara Produksi Minyak (BOE/YEAR) 7,310,581 150,645 882,349 925,390 839,307 1,011,473 1,252,505 1,506,449 3,249,625 1,205,159 4,166,407 10,222,331 31,168,426 CO2 Reduction 10,177,140 209,714 1,228,327 1,288,246 1,168,409 1,408,082 1,743,625 2,097,144 4,523,839 1,677,715 5,800,101 14,230,620 43,389,909 Target pengembangan panas bumi tersebut dapat dicapai dengan catatan diperlukan: 1. Adanya regulasi yang harmonis antar sektor (KESDM, Kehutanan, Keuangan, Pemerintah Daerah, dll); 2. Penyederhanaan perizinan di sektor panas bumi; 3. Pemberian insentif untuk pengembangan panas bumi (tax holiday, pembebasan bea masuk impor dan PPN, dll); 4. Mengoptimalkan potensi panas bumi pada lapangan-lapangan besar khususnya WKP yang dikelola PGE; 5. Harga listrik dari panas bumi sesuai dengan keekonomian pengembangan lapangan; 6. Adanya kebijakan perbankan nasional yang mendukung. Keterangan: 1 MW = USD 4 Juta 1 MW = 3 Orang Tenaga Kerja 1 SBM = 1,628.2 KWh Penurunan Emisi CO2 = Produksi Listrik (MWh) x Faktor Emisi Jaringan Sumber: Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Sistem Kelistrikan Faktor Emisi (tonCO2/MWh) 2010 2011 2012 2013 Sistem Interkoneksi Jawa - Madura - Bali 0,730 0,778 0,823 0,855 Sistem Interkoneksi Sumatera 0,749 0,724 0,687 0,668 Sistem Interkoneksi Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo 0,332 0,480 0,600 0,737 Maluku, Nusa Tenggara dan Papua 0,800 0,717 V. KONDISI PANAS BUMI
  • 31. KEMENTERIAN ESDM 31 NAD 3 WKP  Jaboi: 10 MW  Seulawah Agam: 110 MW  Gn.Geureudong: 55 MW NAD 3 WKP  Jaboi: 10 MW  Seulawah Agam: 110 MW  Gn.Geureudong: 55 MW SUMUT 5 WKP  Sibayak – Sinabung: -  Sibual – Buali: 220 MW (Sarulla 1); 220 MW (Sarulla 2)  Sipaholon Ria-ria: 20 MW  Sorik Marapi: 240 MW  Simbolon Samosir: 110 MW SUMUT 5 WKP  Sibayak – Sinabung: -  Sibual – Buali: 220 MW (Sarulla 1); 220 MW (Sarulla 2)  Sipaholon Ria-ria: 20 MW  Sorik Marapi: 240 MW  Simbolon Samosir: 110 MW JAMBI 2 WKP  Sungai Penuh: 145 MW  Graho Nyabu: 110 MW JAMBI 2 WKP  Sungai Penuh: 145 MW  Graho Nyabu: 110 MW SUMSEL 3 WKP  Lumut Balai: 285 MW  Rantau Dedap: 220 MW  Danau Ranau: 40 MW SUMSEL 3 WKP  Lumut Balai: 285 MW  Rantau Dedap: 220 MW  Danau Ranau: 40 MW SUMBAR 3 WKP  Gn Talang-Bukit Kili: 20 MW  Liki Pinangawan: 220 MW  Bonjol: 60 MW SUMBAR 3 WKP  Gn Talang-Bukit Kili: 20 MW  Liki Pinangawan: 220 MW  Bonjol: 60 MW BENGKULU 3 WKP  Tmbg Sawah-Hululais: 340 MW  Kepahiang: 110 MW  Tanjung Sakti: 55 MW BENGKULU 3 WKP  Tmbg Sawah-Hululais: 340 MW  Kepahiang: 110 MW  Tanjung Sakti: 55 MW LAMPUNG 5 WKP  Gn.Rajabasa: 220 MW  Sekincau: 220 MW  Waypanas – Ulubelu: -  Danau Ranau: 110 MW  Way Ratai: 55 MW LAMPUNG 5 WKP  Gn.Rajabasa: 220 MW  Sekincau: 220 MW  Waypanas – Ulubelu: -  Danau Ranau: 110 MW  Way Ratai: 55 MW JABAR 10 WKP Cibeureum–Parabakti: - Cibuni: 10 MW Cisolok Cisukarame: 45 MW Gn. Tampomas: 45 MW Gn. Tgkuban Perahu: 60 MW Kamojang: 55 MW Darajat: 270 MW Karaha Cakrabuana: 50 MW Pangalengan: 110 MW (Patuha) Pangalengan: 173 MW (Wayang Windu unit 3&4) G. Ciremai: 110 MW Gn. Gede Pangrango: 55 MW Gn. Galunggung: 110 MW JABAR 10 WKP Cibeureum–Parabakti: - Cibuni: 10 MW Cisolok Cisukarame: 45 MW Gn. Tampomas: 45 MW Gn. Tgkuban Perahu: 60 MW Kamojang: 55 MW Darajat: 270 MW Karaha Cakrabuana: 50 MW Pangalengan: 110 MW (Patuha) Pangalengan: 173 MW (Wayang Windu unit 3&4) G. Ciremai: 110 MW Gn. Gede Pangrango: 55 MW Gn. Galunggung: 110 MW JATENG 6 WKP  Baturaden: 180 MW  Dataran Tinggi Dieng: 265 MW  Guci: 55 MW  Gn. Ungaran: 55 MW  Candi Umbul Telomoyo: 55 MW  Gunung Lawu : 110 MW JATENG 6 WKP  Baturaden: 180 MW  Dataran Tinggi Dieng: 265 MW  Guci: 55 MW  Gn. Ungaran: 55 MW  Candi Umbul Telomoyo: 55 MW  Gunung Lawu : 110 MW BALI 1 WKP  Tabanan: 65 MW BALI 1 WKP  Tabanan: 65 MW NTB 2 WKP  Hu'u Daha: 20 MW  Sembalun: 20 MW NTB 2 WKP  Hu'u Daha: 20 MW  Sembalun: 20 MW NTT 5 WKP  Atadei: 10 MW  Sokoria: 30 MW  Ulumbu: 40 MW (unit 5)  Mataloko: 20 MW  Oka Ile Ange: 10 MW  Gunung Sirung: 5 MW NTT 5 WKP  Atadei: 10 MW  Sokoria: 30 MW  Ulumbu: 40 MW (unit 5)  Mataloko: 20 MW  Oka Ile Ange: 10 MW  Gunung Sirung: 5 MW MALUKU 1 WKP  Tulehu: 20 MW  Wapsalit: - MALUKU 1 WKP  Tulehu: 20 MW  Wapsalit: - MALUT 4 WKP  Jailolo: 20 MW  Songa Wayaua: 10 MW  Gn.Hamiding: 20 MW  Telaga Ranu: 5 MW MALUT 4 WKP  Jailolo: 20 MW  Songa Wayaua: 10 MW  Gn.Hamiding: 20 MW  Telaga Ranu: 5 MW SULUT 2 WKP  Kotamobagu: 80 MW  Lahendong-Tompaso: 50 MW SULUT 2 WKP  Kotamobagu: 80 MW  Lahendong-Tompaso: 50 MW GORONTALO 1 WKP  Suwawa: 20 MW GORONTALO 1 WKP  Suwawa: 20 MW SULTENG 2 WKP  Marana: 20 MW  Bora Pulu: 40 MW SULTENG 2 WKP  Marana: 20 MW  Bora Pulu: 40 MW JATIM 7 WKP  Blawan – Ijen: 110 MW  Gn. Iyang Argopuro: 55 MW  Telaga Ngebel: 165 MW  Arjuno Welirang: 110 MW  Gunung Pandan: 40 MW  Gunung Wilis: 20 MW  Songgoriti: 20 MW JATIM 7 WKP  Blawan – Ijen: 110 MW  Gn. Iyang Argopuro: 55 MW  Telaga Ngebel: 165 MW  Arjuno Welirang: 110 MW  Gunung Pandan: 40 MW  Gunung Wilis: 20 MW  Songgoriti: 20 MW Keterangan: Program FTP II dan 35 GW Program FTP II Program 35 GW SULAWESI TENGGARA 1 WKP  Lainea: 20 MW SULAWESI TENGGARA 1 WKP  Lainea: 20 MW BANTEN 2 WKP  Kaldera Danau Banten: 110 MW  G. Endut: 40 MW BANTEN 2 WKP  Kaldera Danau Banten: 110 MW  G. Endut: 40 MW V. KONDISI PANAS BUMI
  • 32. KEMENTERIAN ESDM 32 70 WKP (7.521,5 MW) Telah Beroperasi: 10 WKP (1.698,5 MW) Rencana Pengembangan (1.153 MW) 1. Sibayak (12 MW) 2. Ulubelu (220 MW) 3. Cibeureum-Parabakti (377 MW) 4. Pangalengan (282 MW) 5. Kamojang-Darajat (505 MW) 6. Dieng (60 MW) 7. Lahendong-Tompaso (120 MW) 8. Ulumbu (10 MW) 9. Mataloko (2,5 MW) 10.Sibual-Buali (110 MW) PRODUKSI: 10 WKP (1.698,5 MW) Rencana Pengembangan (1.153 MW) EKSPLORASI: 21 WKP (1.915 MW) EKSPLOITASI: 8 WKP (1.135 MW) 1.Sungai Penuh (145 MW) 2.Lumut Balai (285 MW) 3.Hululais (340 MW) 4.Karaha Cakrabuana (50 MW) 5.Cibuni (10 MW) 6.Tabanan (65 MW) 7.Tulehu (20 MW) 8.Muaralaboh (220 MW) EKSPLORASI & EKPLOITASI: 29 WKP ( 3.050 MW) PERSIAPAN PENUGASAN/LELANG WKP: 30 WKP (1.510 MW) Proses Tanda Tangan PPA/PJBL: 8 WKP (430 MW) 1. Gn. Talang - B. Kili (20 MW) 2. Gn. Lawu (110 MW) 3. Way. Ratai (55 MW) 4. Candi Umbul Telomoyo (55 MW) 5. Gn. Arjuno Welirang (110 MW) 6. Songa Wayaua (10 MW) 7. Tangkuban Perahu (60 MW) 8. Atedai (10 MW) PROSES PENERBITAN IPB: 1 WKP (110 MW) 1. Seulawah Agam (110 MW) Telah Tanda Tangan PPA/PJBL 13 WKP (1.485 MW) 1. Gn. Rajabasa (220 MW) 2. Rantau Dedap (220 MW) 3. Blawan-Ijen (110 MW) 4. Gn.Ungaran (55 MW) 5. Telaga Ngebel (165 MW) 6. Baturaden (180 MW) 7. Guci (55 MW) 8. Kaldera Danau Banten (110 MW) 9. Cisolok Sukarame (45 MW) 10. Tampomas (45 MW) 11. Sorik Marapi (240 MW) 12. Jaboi (10 MW) 13. Sokoria (30 MW) V. KONDISI PANAS BUMI
  • 33. KEMENTERIAN ESDM 33 KETERANGAN 2016 2025 Rasio Elektrifikasi Kapasitas Terpasang Kebutuhan Listrik Biaya Pokok Penyediaan Listrik (BPP) Sumberdaya / Cadangan Panas Bumi Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) KONDISI PENYEDIAAN LISTRIK & PENGEMBANGAN PANAS BUMI DI INDONESIA TIMUR GORONTALO 2016 2025 87,66% 100% 84,1 MW 509,1 MW 154 MW 532 MW Rp. 1.696 / 12,75 USD cents 140 MW/ 20 MW WKP Suwawa: 20 MW SULUT 2016 2025 91,31% 100% 393 MW 1.487 MW 491 MW 1.094 MW Rp. 1.696 / 12,75 USD cents 128 MW/ 880 MW WKP Kotamobagu: 80 MW WKP Lahendong-Tompaso: 70 MW MALUT 2016 2025 98,08% 100% 88,7 MW 468,7 MW 93 MW 224 MW Rp. 2.305/ 17,32 USD cents 197 MW/ 580 MW WKP Jailolo: 40 MW WKP Songa Wayaua: 5 MW WKP Gn.Hamiding: 20 MW WKP Telaga Ranu: 5 MW SULTRA 2016 2025 74,47% 100% 233,9 MW 852,9 MW 256 MW 767 MW Rp1.078/ 8,10 USD cents 225MW/ 93MW WKP Lainea: 20 MW SULSEL 2016 2025 92,09% 100% 1.366,9 MW 5.921,9 MW 2.963 MW 7.371 MW Rp1.078/ 8,10 USD cents 280MW/ 189MW BELUM ADA WKP NTB 2016 2025 77,22% 100% 359,7 MW 1.553,7 MW 796 MW 2.371 MW Rp. 1.821/ 13,68 USD cents 6 MW/ 169 MW WKP Hu'u Daha: 20 MW WKP Sembalun: 20 MW NTT 2016 2025 58,93% 100% 290,7 MW 1.027,7 MW 306 MW 1.275 MW Rp. 2.332/ 17,52 USD cents 628MW/ 694MW WKP Atadei: 5 MW WKP Sokoria: 30 MW WKP Ulumbu: 40 MW (unit 5) WKP Mataloko: 20 MW WKP Oka Ile Ange: 10 MW WKP Gunung Sirung: 10 MW MALUKU 2016 2025 87,12% 100% 151,4MW 687,4 MW 208 MW 793 MW Rp. 2.305/ 17,32 USD cents 454MW/ 195MW Tulehu: 20 MW Wapsalit PAPUA BARAT 2016 2025 88,24% 100% 129,8 MW 493,8 MW 530 MW 734 MW Rp. 1.802/ 13,54 USD cents 75 MW/ 0 MW BELUM ADA WKP SULBAR 2016 2025 78,65% 100% 8,4 MW 433,4 MW 126 MW 353 MW Rp1.078/ 8,10 USD cents 369 MW / 32 MW BELUM ADA WKP SULTENG 2016 2025 79,9% 100% 338,2 MW 933,2 MW 355 MW 936 MW Rp. 1.696 / 12,75 USD cents 367MW / 394 MW WKP Marana: 20 MW WKP Bora Pulu: 40 MW
  • 34. KEMENTERIAN ESDM 34 VI. Regulasi di Bidang Panas Bumi  Daftar Regulasi di Bidang Panas Bumi  Permen ESDM No. 12 Tahun 2017
  • 35. KEMENTERIAN ESDM 35 VI. REGULASI DI BIDANG PANAS BUMI 1. Undang-undang No. 21 Tahun 2014 Tentang Panas Bumi; 2. Peraturan Pemerintah No. 28/2016 Tentang Bonus Produksi; 3. Peraturan Pemerintah No. 7/2017 Tentang Panas Bumi Untuk Pemanfaatan Tidak Langsung; 4. Peraturan Presiden No. 22/2017 Tentang Rencana Umum Energi Nasional; 5. Peraturan Pemerintah No. 9/2012 Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; 6. Peraturan Pemerintah No. 79/2014 Tentang Kebijakan Energi Nasional; 7. Peraturan Presiden No. 4/2010 Tentang Penugasan kepada PT. PLN untuk Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara, dan Gas; 8. Peraturan Menteri:  Peraturan Menteri ESDM No. 10/2017 tentang Pokok-Pokok Dalam Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik  Peraturan Menteri ESDM No. 12/2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik  Peraturan Menteri ESDM No. 21/2017 tentang Pengelolaan Limbah Lumpur dan Serbuk Bor pada Pemboran Panas Bumi  Peraturan Menteri ESDM No. 23/2017 tentang Tata Cara Rekonsiliasi, Penyetoran dan Pelaporan Bonus Produksi Panas Bumi  Peraturan Menteri ESDM No. 36/2017 Tentang Tata Cara PSP dan PSPE Panas Bumi;  Peraturan Menteri ESDM No. 37/2017 Tentang Wilayah Kerja Panas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung;  Peraturan Menteri ESDM No. 44/2016 Tentang Bentuk dan Tata Cara Penempatan Serta Pencairan Komitmen Eksplorasi Panas Bumi  Peraturan Menteri ESDM No. 17/2014 Tentang Pembelian Tenaga Listrik dari PLTP dan Uap Panas Bumi untuk PLTP oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero);  Peraturan Menteri ESDM No. 40/2014 Tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Daftar Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas Bumi serta Transmisi Terkait;  Peraturan Menteri ESDM No. 11/2009 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Panas Bumi;
  • 36. KEMENTERIAN ESDM 36 6,51 B-B 6,51 B-B 6,54 B-B 6,52 B-B 6,62 B-B 7,77 max 7,77 8,07 max 8,07 10,39 max 10,39 BPP Regional  Pembelian dari PLTP dan PLTSa  B-B (Kesepakatan Para Pihak) 1 2 3 4 5 6 7 8 5 5 5 5 5 5 9,28 max 9,28 10,14 max 10,14 13,66 max 13,66 12,43 max 12,43 9,04 Max 9,04 10,20 max 10,20 12,75 max 12,75 8,10 max 8,10 17,52 max 17,52 13,68 max 13,68 17,32 max 17,32 13,54 max 13,54 7,86 max 7,86 Wilayah kelistrikan: 1.Nanggroe Aceh Darussalam 2.Sumatera Utara 3.Riau 4.Sumatera Barat 5.Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu (S2JB) 6. Bangka Belitung 7.Lampung 8.DKI 9.Jawa Barat 10.Jawa Tengah 11.Jawa Timur 12.Bali 13.Kalimantan Barat 14.Kalimantan Selatan dan Tengah 15.Kalimantan Timur 16.Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat 17. Sulawesi Utara dan Gorontalo 18.Nusa Tenggara Barat 19.Nusa Tenggara Timur 20.Maluku 21.Papua 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Keterangan: - Berdasarkan BPP Tahun 2017. Keterangan: - Berdasarkan BPP Tahun 2017. “Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik” VI. REGULASI DI BIDANG PANAS BUMI
  • 37. KEMENTERIAN ESDM 37 6.51 6.51 6.52 6.54 6.62 7.77 7.86 8.07 8.1 9.04 9.28 10.14 10.2 10.39 12.43 12.75 13.54 13.66 13.68 17.32 17.52 Jabar Jakarta Jateng Jati, Bali Lampung S2JB Sumbar Sulselbar Kalselteng Sumut Riau Kalitim Aceh Kalbar Sultenggo Papua Babel NTB Maluku NTT “Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik” VI. REGULASI DI BIDANG PANAS BUMI 6.51 6.51 6.52 6.54 6.62 7.77 7.86 8.07 8.10 9.04 9.28 10.14 10.20 10.39 12.43 12.75 13.54 13.66 13.68 17.32 17.52 Wilayah dengan pembelian harga tenaga listrik 100% BPP* | PLT Panas bumi *Apabila BPP setempat < BPP nasional, maka B to B BPP Setempat Harga Beli Listrik 100% BPP* BPP Nasional: 7,36 cent/kWh Fokus pengembangan pada wilayah yang keekonomiannya menarik (BPP setempat > BPP nasional)“ Harga Beli Listrik | cent/kWh Potensi | GWh PLT Panas Bumi 6,6 - 1,4 1,9 0,4 4,3 2,6 1,8 1,3 0,1 0,0 0,1 1,9 2,8 0,2 0,1 1,3 0,1 0,1 1,5 1,4
  • 38. KEMENTERIAN ESDM 38 VII. Kebijakan Pengembangan Panas Bumi  Kebijakan Pemerintah dalam Pengembangan Panas Bumi  Alur Proses Pengusahaan Panas Bumi  Insentif dalam Pengusahaan Panas Bumi  Penerapan Kebijakan dalam Pengusahaan Panas Bumi  Rencana Pengembangan Panas Bumi Sampai Tahun 2025  Milestone Perkembangan Teknologi Panas Bumi  Program Pengembangan Panas Bumi  Daftar Proyek PLTP yang Masuk dalam Crash Program 10.000 MW Tahap II (berdasarkan Permen ESDM No. 40/2014)  Penetapan WKP Tahun 2015 dan 2016 serta Rencana Penetapan WKP Tahun 2017
  • 39. KEMENTERIAN ESDM 39 KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PANAS BUMI 1. Peningkatan dan harmonisasi kebijakan dan peraturan di bidang panas bumi antara lain:  Menerbitkan UU No. 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi dan PP No. 28 Tahun 2016 tentang Besaran dan Tata Cara Pemberian Bonus Produksi Panas Bumi dan PP No. 7 Tahun 2017 tentang Panas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung.  Menyusun PP Pemanfaatan Langsung.  Menyempurnakan peraturan Menteri ESDM terkait. 2. Kontribusi panas bumi pada Crash Program 10.000 MW Tahap II yaitu 4.825 MW pada 51 PLTP yang ditegaskan dalam Perpres No. 04/2010 dan Permen ESDM No. 40/2014. 3. Pemerintah memberikan insentif fiskal bagi pengembangan panas bumi berupa fasilitas pajak penghasilan (tax allowance) dan fasilitas bea masuk dan pajak dalam rangka impor (bea masuk, PPN dan PPNBm, PPh atas impor). 4. Untuk mempercepat pengembangan panas bumi, Pemerintah menawarkan Penugasan Survei Pendahuluan dan Ekpslorai kepada pihak ketiga (investor) dengan melakukan penawaran terbatas pada tahap pelelangan WKP. 5. Menyesuaikan harga jual listrik panas bumi dengan keekonomian melalui penerbitan Peraturan Menteri ESDM No. 17/2014 tentang Pembelian Tenaga Listrik dari PLTP dan Uap Panas Bumi untuk PLTP oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) bagi pemegang IPB yang telah mempunyai PPA sebelum terbitnya Permen ESDM No. 12 Tahun 2017. 6. Menerbitkan Permen ESDM No. 12 Tahun 2017 dengan spirit penyediaan listrik yang efisien sehingga subsidi listrik tidak membebani APBN dan masyarakat mendapatkan tarif listrik yang lebih baik termasuk pengusahaan Panas Bumi harus lebih efisien agar harga listrik Panas Bumi dapat bersaing. VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
  • 40. KEMENTERIAN ESDM 40 PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI + 10 bulan Eksplorasi: 3+1+1 Tahun Dan 2 Tahun FS BERDASARKAN PP 59/2007 jo 75/2014: Penugasan Kepada BUMN BERDASARKAN PP 7 TAHUN 2017 Pelelangan WKP: • Pelelangan Terbuka (Survey oleh Pemerintah) • Pelelangan Terbatas (Survey oleh Swasta) 30 Tahun 30 Tahun PSP Swasta Penetapan WKP Pelelangan WKP (Lelang Harga) Penerbitan IPB PJBL FS Pemanfaatan SP Pemerintah / Pemda Tidak dilanjutkan karena harga PJBL tidak ekonomis Penetapan WKP Penerbitan IPB PJBL PemanfaatanPenugasan kepada PLN utk membeli Penerbitan IUPTL SP & SPE Pemerintah PSP & PSPE Swasta Tidak dilanjutkan krn tidak ekonomis IPB = Izin Panas Bumi IUPTL = Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PJBL = Perjanjian Jual Beli Listrik FS = Feasibility StudySP = Survey Pendahuluan PSP = Penugasan Survey Pendahuluan Penugasan kepada PLN utk membeli Penerbitan IUPTL Eksplorasi: 5+1+1 Tahun Biaya diganti Pemerintah.? Subsidi (pengganti energi yang lebih mahal) ? FS VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
  • 41. KEMENTERIAN ESDM 41 1. Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 2015 2. Peraturan Menteri ESDM No Tahun 2015 3. Peraturan Menteri Keuangan No 89 Tahun 2015 Fasilitas: 1. Pengurangan PPh Neto 30% dari nilai investasi selama 6 tahun (investment tax credit) 2. Penyusutan dan amortisasi dipercepat 3. Pengenaan PPh Dividen 10% 4. Kompensasi Kerugian 5-10 tahun Panas Bumi: KBLI 06202 Min. Investasi: Rp 100 Milyar TAX ALLOWANCE 1. Peraturan Menteri Keuangan No 177 Tahun 2007 2. Peraturan Menteri Keuangan No 142 Tahun 2015 3. Peraturan Menteri Keuangan No 107 Tahun 2016 Pengoperasian barang dan mesin pada pengusahaan Panas Bumi Syarat: 1. Barang belum dapat diproduksi di dalam negeri 2. Barang sudah diproduksi di dalam negeri namun belum memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan 3. Barang sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya belum mencukupi kebutuhan industri FASILITAS BEA MASUK FASILITAS BEA MASUK Peraturan Menteri Keuangan No 172 Tahun 2016 Pengurangan PBB atas tubuh bumi sampai 100% untuk tahap Eksplorasi Fasilitas dapat diperoleh untuk pemegang IPB selama 5 tahun dan perpanjangan 2 tahun Dimulai tahun 2017 PEMBEBASAN PBB VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI INSENTIF DALAM PENGUSAHAAN PANAS BUMI
  • 42. KEMENTERIAN ESDM 42 No. Uraian WKP Sebelum UU No.27/2003 WKP Setelah UU No.27 Tahun 2003 WKP Setelah UU No.21 Tahun 2014 1 Struktur Pengusahaan JOC dan ESC Izin Usaha Pertambangan Panas Bumi (IUP) Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk Umum (IUKU) Izin Panas Bumi (IPB) 2 Pola Pengusahaan Total project dan Partial project Total project Total project 3 Bagian Pemerintah 34% dari Net Operating Income (NOI) termasuk semua pajak-pajak kecuali pajak perseorangan Bagian Pemerintah berupa pajak dan PNBP Bagian Pemerintah berupa pajak dan PNBP 4 Manajemen Proyek Pertamina (JOC) PLN (ESC) Pemegang IUP Pemegang IPB PENERAPAN KEBIJAKAN DALAM PENGUSAHAAN PANAS BUMI VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
  • 43. KEMENTERIAN ESDM 43 • Fast Track Program (FTP) II (51 proyek) Jangka Waktu s.d. 2025 • Pengembangan Lapangan Eksisting yang Sudah Berproduksi : 405 MW • Pengembangan Lapangan Eksisting yang Belum Berproduksi : 1520 MW • Pengembangan WKP Baru : 2900 MW Total Pengembangan Panas Bumi 4825 MW • Program 35 GW (16 proyek) Jangka Waktu: 2015 - 2019 • Konstruksi : 70 MW • Eksplorasi : 635 MW • Pengadaan : 20 MW Total Pengembangan Panas Bumi 725 MW • 7 GW Program (11 projects) Jangka Waktu: 2015 - 2019 • Konstruksi : 565 MW • Commercial Operation Date : 85 MW Total Pengembangan Pans Bumi 650 MW VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
  • 44. KEMENTERIAN ESDM 44 Daftar Proyek PLTP yang Masuk dalam Crash Program 10.000 MW Tahap II (berdasarkan Permen ESDM No. 40/2014) NO. NAMAPROYEKPEMBANGKIT PROVINSI ESTIMASI KAPASITAS (MW) RENCANA KAPASITAS TERPASANG TARGET COD 1 PLTPSungai Penuh Jambi 2x55 110 2019 2 PLTPHululais Bengkulu 2x55 110 2018,2019 3 PLTPKotamobagu Sulawesi Utara 80(Total) 80 2019,2022 4 PLTPSembalun NusaTenggaraBarat 2x10 20 2018 5 PLTPTulehu Maluku 2x10 20 2018 6 PLTPTangkubanPerahuI JawaBarat 2x55 110 2017 7 PLTPKamojang5 JawaBarat 1x30 30 2015 8 PLTPIjen JawaTimur 2x55 110 2019 9 PLTPIyangArgopuro JawaTimur 1x55 55 2019 10 PLTPWilis/Ngebel JawaTimur 3x55 165 2018,2019 11 PLTPGunungEndut Banten 40(Total) 40 2020 12 PLTPRawaDano Banten 1x110 110 2019 13 PLTPCibuni JawaBarat 1x10 10 2014,2017 14 PLTPCisolok-Cisukarame JawaBarat 1x50 50 2017 15 PLTPKarahaBodas JawaBarat 1x302x55 140 2016,2019 16 PLTPPatuha JawaBarat 3x55 165 2014,2019 17 PLTPTampomas JawaBarat 1x45 45 2018 18 PLTPTangkubanPerahuII JawaBarat 2x30 60 2019 19 PLTPWayangWinduUnit3dan4 JawaBarat 2x110 220 2020,2021 20 PLTPGunungCiremai JawaBarat 2x55 110 2020 21 PLTPBaturaden JawaTengah 2x110 220 2018,2021 22 PLTPDieng JawaTengah 1x551x60 115 2018,2019 23 PLTPGuci JawaTengah 1x55 55 2019 24 PLTPUngaran JawaTengah 1x55 55 2017 25 PLTPSeulawahAgam Aceh 110 110 2020 NO.NAMA PROYEKPEMBANGKIT PROVINSI ESTIMASI KAPASITAS (MW) RENCANA KAPASITAS TERPASANG TARGET COD 26 PLTP Jaboi Aceh 2x5 10 2018 27 PLTP Sarulla1 SumateraUtara 3x110 330 2016,2017, 2018 28 PLTP Sarulla2 SumateraUtara 2x55 110 2022 29 PLTP UmbulTelumoyo Jawa Tengah 1x55 55 2020 30 PLTP SimbolonSamosir SumateraUtara 2x55 110 2020 31 PLTP SipoholonRia-Ria SumateraUtara 20 (Total) 20 2020 32 PLTP Sorik Marapi SumateraUtara 240(Total) 240 2018,2019 33 PLTP Muaralaboh SumateraBarat 2x110 220 2017,2018 34 PLTP Bonjol SumateraBarat 60 (Total) 60 2020 35 PLTP Lumut Balai SumateraSelatan 4x55 220 2016,2018, 2019 36 PLTP RantauDadap SumateraSelatan 2x110 220 2018 37 PLTP Rajabasa Lampung 2x110 220 2018,2019 38 PLTP Ulubelu 3dan4 Lampung 2x55 110 2016,2017 39 PLTP SuohSekincau Lampung 4x55 220 2018,2019 40 PLTP WaiRatai Lampung 1x55 55 2020 41 PLTP DanauRanau Lampung 2x55 110 2020 42 PLTP Lahendong5dan 6 SulawesiUtara 2x20 40 2016,2017 43 BoraPulu SulawesiTengah 40 (Total) 40 2020 44 PLTP Marana/Masaingi SulawesiTengah 2x10 20 2018 45 PLTP Hu'u Nusa TenggaraBarat 2x10 20 2018 46 PLTP Atadei Nusa TenggaraTimur 2x2,5 5 2016 47 PLTP Sokoria Nusa TenggaraTimur 30 (Total) 30 2017,2018 48 PLTP Mataloko Nusa TenggaraTimur 20 (Total) 20 2018 49 PLTP OkaIleAnge Nusa TenggaraTimur 10 10 2021 50 PLTP Jailolo MalukuUtara 10 10 2019 51 PLTP Songa Wayaua MalukuUtara 1x5 5 2017 4.825TOTAL RENCANA KAPASITAS TERPASANG VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
  • 45. KEMENTERIAN ESDM 45 Penugasan kepada BUMN Pemerintah akan memberikan penugasan kepada BUMN Panas Bumi dalam rangka pengembangan hulu dan hilir panas bumi berdasarkan UU 21 tahun 2014 Penugasan Survei Pendahuluan + Eksplorasi Investor yang memenuhi persyaratan memiliki kesempatan untuk mendapatkan Penugasan Survei Pendahuluan hingga tahap eksplorasi. Sebagai insentif wilayah kerja akan dilelang melalui mekanisme penunjukan langsung Penyederhanaan Perizinan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di BKPM, pemangkasan waktu dan jenis perizinan. Peluncuran 3 aplikasi pelayanan publik berbasis online untuk rekomendasi izin tenaga kerja asing, sertifikat kelayakan penggunaan peralatan, dan penyampaian laporan berkala perkembangan WKP. Insentif (fiskal & non-fiskal) Tax allowance & tax holiday Pengeboran Eksplorasi oleh Pemerintah & Geothermal Fund Mengoptimalkan pemanfaatan dana Geothermal Fund sebesar USD 300 juta yang dikelola oleh PT. SMI untuk melakukan eksplorasi sebelum pelelangan WKP. Hal ini juga sebagai upaya mitigasi risiko untuk menurunkan risiko kegagalan dalam pengembangan panas bumi. Pelelangan WKP Indonesia Timur Pemerintah akan fokus melakukan pelelangan WKP di wilayah Indonesia Timur khususnya di daerah yang memiliki BPP setempat lebih tinggi dari BPP Nasional VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
  • 46. KEMENTERIAN ESDM 46 Panas Bumi di Kawasan Hutan Harga Pendanaan Perizinan Penolakan Masyarakat KENDALA UTAMA PENGEMBANGAN PANAS BUMI VII. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
  • 47. KEMENTERIAN ESDM 47 VIII. Perizinan dan Non Perizinan Sub Sektor Panas Bumi  Alur Proses Perizinan Investasi Sektor Panas Bumi Melalui Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE)  Perizinan dan Non Perizinan Sub Sektor Panas Bumi
  • 48. KEMENTERIAN ESDM 48 KESDM DJEBTKE Penyampaian Feasibility Study (FS) Termasuk AMDAL* untuk Kegiatan Eksploitasi INVESTOR Izin Prinsip Penanaman Modal KEMENKUMHA M Pengesahan Pendirian Badan Usaha KESDM DJEBTKE Permohonan Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE) Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Sementara (IUPTLS) (3 jam) KEMEN PUPR Izin Pengusahaan Sumber Daya Air (SIPA) (7 hari kerja) PEMERINTAH DAERAH 1. Izin Lokasi (14 hari kerja) 2. Izin Lingkungan (UKL/UPL)* 3. Izin Gangguan (HO) 4. Izin Pendirian Bangunan (IMB) KEMEN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN (KLHK) 1. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk Hutan Lindung/ Produksi (52 Hari Kerja) 2. Izin Pemanfaatan Jasa Lingkungan Panas Bumi (IPJLPB) untuk Hutan Konservasi (56 Hari kerja) PTSP BKPM KESDM DJEBTKE Penyampaian Financial Closed PT PLN (PERSERO) Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBL/PPA) Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL) PEMERINTAH DAERAH 1. Izin Lokasi (14 hari kerja) 2. Izin Gangguan (HO) 3. Izin Pendirian Bangunan (IMB) SERTIFIKAT LAIK OPERASI (SLO) COMMERCIAL OPERATION DATE (COD) EKSPLORASI EKSPLOITASI KONSTRUKSI PT PLN (PERSERO) Surat Penetapan sebagai Calon Pengembang Usaha Penyediaan Listrik FINISH * Apabila melibatkan IPPKH dan/ atau IPJLPB maka Izin Lingkungan (UKL/UPL dan AMDAL) berasal dari KLHK KESDM DJEBTKE PELELANGAN TERBATAS IZIN PANAS BUMI (IPB) DASAR HUKUM 1. Izin Prinsip (Perka BKPM No 15/2015) 2. IUPTLS (Permen ESDM No 15/2016) 3. UKL/UPL dan AMDAL (Permen LHK No 5/2012) 4. SIPA (Permen PUPR No 1/2016) 5. IPJLPB (Permen LHK No 46/2016) 6. IPPKH (Permen LHK No 50/2016) 7. PJBL (Permen ESDM No 10/2017) 8. IUPTL (Permen ESDM 35/2014) 9. SLO (Permen ESDM No 10/2016) 161 2 3 4 5 10 117 8 9 6 18 17 14 15 13 12 VIII. PERIZINAN DAN NON PERIZINAN SUB SEKTOR PANAS BUMI ALUR PROSES PERIZINAN MELALUI PSPE
  • 49. KEMENTERIAN ESDM 49 No. Perizinan dan Non Perizinan Waktu PenerbitanPerizinan/Non Perizinan 1. Izin Panas Bumi (IPB) 7 hari kerja 2. Penugasan Survei Pendahuluan (PSP) Panas Bumi 7 hari kerja 3. Izin Penggunaan Gudang Bahan Peledak Panas Bumi 7 hari kerja 4. Persetujuan Usaha Penunjang Panas Bumi/SKT Panas Bumi 7 hari kerja 5. Rekomendasi Persetujuan Perubahan Penanaman Modal 8 hari kerja 6. Rekomendasi Persetujuan Perubahan Pemegang Saham 8 hari kerja 7. Rekomendasi Persetujuan Perubahan Investasi dan Pembiayaan 8 hari kerja 8. Rekomendasi Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan 8 hari kerja 9. Rekomendasi Persetujuan Perubahan Direksi dan Komisaris 8 hari kerja 10. Rekomendasi Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) 8 hari kerja 11. Rekomendasi Kompetensi Tenaga Kerja Asing 8 hari kerja 12. Rekomendasi Pembelian dan Penggunaan Bahan Peledak Panas Bumi 5 hari kerja 13. Rekomendasi Pemusnahan Bahan Peledak Panas Bumi 5 hari kerja 14. Penerbitan Sertifikat Kelayakan Penggunaan Peralatan Panas Bumi 7 hari kerja 15. Penerbitan Sertifikat Kelayakan Penggunaan Instalasi Panas Bumi 7 hari kerja 16. Persetujuan Spesifikasi Prosedur Las dan Rekaman Kualifikasi Prosedur Las (WPS/PQR) serta Kualifikasi Juru Las 7 hari kerja 17. Rekomendasi Rencana Impor Barang Panas Bumi 14 hari kerja VIII. PERIZINAN DAN NON PERIZINAN SUB SEKTOR PANAS BUMI
  • 50. KEMENTERIAN ESDM 50 IX. Alur Proses Pengusahaan Panas Bumi  Mekanisme PSP  Mekanisme PSPE  Dokumen Persyaratan PSPE  Penyiapan WK dari Hasil SP, SPE, PSP, dan PSPE  Penyiapan WK dari WK yang IPBnya Berakhir  Penetapan dan Pelelangan WKP  Bagian Pemerintah dari Pengusahaan Panas Bumi  Proporsi Penerimaan Negara  Penerimaan Negara Bukan Pajak di Bidang Panas Bumi
  • 51. KEMENTERIAN ESDM 51 Menteri Penetapan Wilayah Penugasan Survei Pendahuluuan (WPSP) atau Wilayah Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (WPSPE) dilakukan dengan ketentuan: a. apabila suatu wilayah diperkirakan terdapat potensi Panas Bumi untuk pemanfaatan tidak langsung; dan b. setelah berkoordinasi dengan Badan Geologi. Bupati/Walikota mengusulkan Penetapan WPSP Penetapan WPSPE Gubernur Pihak Lain Penetapan Wilayah Penugasan Penawaran WPSP Penawaran WPSPE Penugasan Survei Pendahuluan Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian Badan Usaha IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
  • 52. KEMENTERIAN ESDM 52  Penugasan Survei Pendahuluan yang selanjutnya disingkat PSP adalah penugasan yang diberikan oleh Menteri untuk melaksanakan kegiatan Survei Pendahuluan.  Kegiatan PSP meliputi: a. survei geologi; b. survei geokimia; c. survei geofisika; dan d. evaluasi terpadu. Dalam hal diperlukan, terhadap kegiatan PSP dapat dilakukan survei landaian suhu.  1 (satu) WPSP dapat dilakukan PSP oleh lebih dari 1 (satu) perguruan tinggi atau lembaga peneitian.  PSP dilaksanakan atas biaya perguruan tinggi atau lembaga penelitian dan tidak diberikan penggantian. Menteri  Survei Pendahuluan; dan  Survei Pendahuluan dan Eksplorasi. Pihak Lain WILAYAH TERBUKA  Penugasan Survei Pendahuluan Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian (Berbadan Hukum Indonesia) Penyiapan Wilayah Kerja Menugasi IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
  • 53. KEMENTERIAN ESDM 53 Permohonan PSP dilengkapi Dokumen Persyaratan Evaluasi terhadap Permohonan PSP Lengkap Tidak Penetapan Pelaksana PSP Perguruan Tinggi Lembaga Penelitian Perguruan tinggi atau lembaga penelitian mengajukan permohonan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal dengan dilengkapi: 1. Persyaratan administratif terdiri atas: a. identitas pemohon; b. profil pemohon; dan c. struktur organisasi. 2. Persyaratan teknis terdiri atas: a. program kerja untuk pelaksanaan PSP; dan b. mempunyai tenaga ahli di bidang geologi, geokimia, dan geofisika. 4. Persyaratan keuangan terdiri atas: a. surat pernyataan kepemilikan dana untuk kegiatan PSP; dan b. surat dukungan pendanaan untuk kegiatan PSP. • Selain berdasarkan penawaran Wilayah Penugasan, perguruan tinggi atau lembaga penelitian dapat mengajukan permohonan PSP untuk wilayah yang merupakan Wilayah Terbuka Panas Bumi dan belum ditetapkan sebagai WPSP. • PSP diberikan untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 6 (enam) bulan. Dokumen Persyaratan Menteri melalui Direktur Jenderal 7 hari kerja 3 hari kerja IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
  • 54. KEMENTERIAN ESDM 54  Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi yang selanjutnya disingkat PSPE adalah penugasan yang diberikan oleh Menteri untuk melaksanakan kegiatan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi.  Kegiatan PSPE meliputi: a. survei geologi, geokimia, geofisika, dan evaluasi terpadu; b. pengeboran Sumur Eksplorasi; dan c. perhitungan cadangan Panas Bumi. Dalam hal diperlukan, terhadap kegiatan PSPE dapat dilakukan survei landaian suhu.  1 (satu WPSPE) hanya dilakukan PSPE oleh 1 (satu) Badan Usaha.  PSPE dilaksanakan atas biaya Badan Usaha dan tidak diberikan penggantian. Menteri Pihak Lain (Badan Usaha) WILAYAH TERBUKA Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi Penyiapan Wilayah Kerja Mekanisme Kontes  Survei Pendahuluan; dan  Survei Pendahuluan dan Eksplorasi. Menugasi IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
  • 55. KEMENTERIAN ESDM 55 IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
  • 56. KEMENTERIAN ESDM 56 Badan Usaha mengajukan permohonan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal dengan dilengkapi: 1. Persyaratan administratif, paling sedikit meliputi: a. akta pendirian Badan Usaha dan/atau akta perubahan Badan Usaha terakhir; b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan c. profil Perusahaan. 2. Persyaratan teknis, paling sedikit meliputi: a. program Kerja untuk pelaksanaan PSPE paling sedikit meliputi: 1) tata waktu pelaksanaan PSPE; 2) rencana pembiayaan pelaksanaan PSPE; 3) rencana desain Sumur Eksplorasi; 4) rencana jumlah pengeboran Sumur Eksplorasi; 5) rencana uji sumur; dan 6) rencana penerapan kaidah keteknikan yang baik dan benar, keselamatan dan kesehatan kerja serta perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. b. kemampuan teknis operasional dengan menunjukkan pengalaman di bidang Panas Bumi. c. mempunyai tenaga ahli di bidang Panas Bumi. 3. Persyaratan keuangan, paling sedikit meliputi: a. laporan keuangan tahunan untuk 3 (tiga) tahun terakhir dari Badan Usaha, atau induk perusahaan yang telah diaudit oleh akuntan publik dengan opini minimum wajar; dan b. surat pernyataan kesanggupan menyediakan pendanaan untuk melaksanakan PSPE paling sedikit sebesar US$10.000.000 (sepuluh juta dolar Amerika Serikat) sebagai Komitmen Eksplorasi. Dokumen Persyaratan Sebagian Komitmen Eksplorasi sebesar 5% (lima persen) dari Komitmen Eksplorasi dalam bentuk rekening bersama (escrow account) atau standby letter of credit pada bank yang berstatus badan usaha milik negara yang berkedudukan di Jakarta. IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
  • 57. KEMENTERIAN ESDM 57 IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
  • 58. KEMENTERIAN ESDM 58 IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
  • 59. KEMENTERIAN ESDM 59 MEKANISME PENGHITUNGAN BAGIAN PEMERINTAH DARI PENGUSAHAAN PANAS BUMI (KEPPRES 49/1991) SESUAI UU NO. 21/2014 WKP EKSISTING: 66% PENGEMBANG PENERIMAAN BIAYA OPERASIONAL PENERIMAAN BERSIH 34% PEMERINTAH PNBP Catatan : Pehitungan Bonus Produksi Uap : 1% * Gross Revenue Listrik : 0,5% * Gross Revenue Penerimaan Bersih Pengembang PBB Reimbursement PPN Pengembalian Bonus Produksi Bonus Produksi ( - ) ( + ) IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
  • 60. KEMENTERIAN ESDM 60 WKP IPB: PROPORSI PENERIMAAN NEGARA PENGUSAHAAN PANAS BUMI (UU NO. 21/2014) IX. ALUR PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
  • 61. KEMENTERIAN ESDM 61 X. Investasi Panas Bumi  Kondisi Umum Investasi Panas Bumi  Peluang Investasi Pengembangan Panas Bumi  Proses Pengembangan Lapangan Uap Geothermal  Estimasi Biaya Investasi Panas Bumi  Daftar WKP yang akan dilelang dan Penugasan
  • 62. KEMENTERIAN ESDM 62  Pertumbuhan yang besar pada penjualan tenaga listrik (rata-rata 8,1%/tahun);  Potensi Panas Bumi sumber daya sebesar 11.073 MW dan cadangan sebesar 17.506 MW yang tersebar hampir di seluruh Indonesia (331 titik potensi);  Pemerintah telah menggulirkan program FTP Tahap 2 dengan porsi PLTP sebesar 4.825 MW pada 51 proyek PLTP;  Kebijakan Energi Nasional telah mentargetkan sebesar 7.241,5 MW pada 2025 dari Pembangkit Listrik dari Panas Bumi;  Harga Minyak bumi akan meningkat seiring dengan berkurangnya cadangan minyak bumi;  Pemanfaatan panas bumi akan mengurangi emisi CO2 yang menyebabkan efek gas rumah kaca;  Meningkatnya pemahaman masyarakat dunia akan pentingnya penggunaan energi yang bersih dan ramah lingkungan; X. INVESTASI PANAS BUMI KONDISI UMUM INVESTASI PANAS BUMI
  • 63. KEMENTERIAN ESDM 63  Dibutuhkan Investasi mencapai USD 20 Milyar untuk pengembangan 4.825 MW pembangkitan tenaga listrik panas bumi pada program FTP II 10.000 MW;  Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan dukungan internasional dalam konteks pembiayaan, teknologi, sumber daya manusia dan bantuan teknis;  Kepemilikan saham asing dalam bisnis panas bumi di perbolehkan hingga 95%;  Kesempatan pengusahaan lain dalam bidang panas bumi:  Pemanfaatan langsung panas bumi;  Potensi panas bumi entalphi rendah;  Pembangkit listrik kapasitas kecil;  Services company untuk mendukung usaha inti panas bumi;  Akses pengusahaan panas bumi dapat melalui tahapan:  Penugasan Survei Pendahuluan panas bumi dan PSP + Eksplorasi;  Partisipasi melalui proses lelang WKP Panas Bumi. PELUANG INVESTASI PANAS BUMI X. INVESTASI PANAS BUMI
  • 64. KEMENTERIAN ESDM 64 Sumber : Asosiasi Panas Bumi Indonesia X. INVESTASI PANAS BUMI
  • 65. KEMENTERIAN ESDM 65 Biaya Eksporasi = 8-9% biaya Total Proyek Sumber: S. Sudarman, 2009 Struktur Biaya Pengembangan > 110 MW Estimasi Investasi US$ 4 juta/MW Survei Eksplorasi 1 - 2% Sumur Eksplorasi 7% Sumur Pengemba ngan 27 - 28% Fas. Produksi SAGS 12 - 13% PLTP 53 - 55% ESTIMASI BIAYA EKSPLORASI (3 LUBANG BOR) NO JENIS KEGIATAN ESTIMASI BIAYA (US$) juta 1. Survey Geologi, Geofisika, Geokimia (meneNtukan tapak bor) 7 2. AMDAL, SIPPA, IPPKH 0,1 3. Pembebasan lahan 1 4. Well Pad + Jalan Masuk (Asumsi 6 km) 5 5. Sumur 21 TOTAL 34,1 Sumber: diolah dari PT Pertamina Geothermal Energy 2013 X. INVESTASI PANAS BUMI
  • 66. KEMENTERIAN ESDM 66 No WKP Cadangan (MW) Rencana Pengembangan (MW) PSP Rencana DJEBTKE LELANG TAHUN 2017 (425 MW) 1 Simbolon Samosir, Sumut 150 2 x 55 PT Optima Nusantara Energi - 2 Gunung Hamiding, Maluku Utara 265 2 x 10 PT Star Energy Geothermal Indonesia - 3 Oka-Ile Ange, NTT 40 10 - - 4 Bora Pulu, Sulawesi Tengah 123 40 - - 5 Kepahiang, Bengkulu 180 110 - - 6 Gn. Sirung, NTT 125 5 - - 7 Gn. Geureudong, NAD 130 110 PT Chevron Geothermal - PENUGASAN TAHUN 2017 TAHAP 1 (210 MW) 8 Gn. Arjuno Welirang, Jatim 185 2 x 55 - PT Geo Dipa Energi 9 Candi Umbul Telomoyo, Jateng 72 55 - PT Geo Dipa Energi 10 Songa Wayaua, Maluku Utara 140 5 - PT PLN (Persero) 11 Gn. Tangkuban Perahu 1/Ciater, Jawa Barat 140 30 - PT PLN (Persero) 12 Atadei, NTT 40 10 - PT PLN (Persero) X. INVESTASI PANAS BUMI DAFTAR WKP YANG AKAN DI LELANG DAN PENUGASAN
  • 67. KEMENTERIAN ESDM 67 No WKP Cadangan (MW) Rencana Pengembangan (MW) PSP Rencana DJEBTKE PENUGASAN 2017 Tahap 2 (60 MW) 13 Sipaholon Ria-Ria, Sumut 75 20 - PT PLN (Persero) 14 Gn. Endut, Banten 80 40 - PT PLN (Persero) Government Drilling 2017 (140 MW) 15 Jailolo, Maluku Utara 75 40 - - 16 Bonjol, Sumatera Barat 200 60 - - 17 Danau Ranau, Sumsel- Lampung 210 40 - - Lainnya 2018 (1.070 MW) 18 Gn. Gede Pangrango 85 55 PT Pertamina Geothermal Energy PT Pertamina Geothermal Energy 19 Suwawa, Gorontalo 110 20 - - 20 Sembalun, NTB 100 20 PT PLN (Persero) PT PLN (Persero) 21 Gn. Pandan, Jawa Timur 60 40 - - 22 Graho Nyabu, Jambi 200 2 x 55 PT EDC - 23 Gn. Galunggung, Jawa Barat 160 110 PT Energi Kinan Internasional - X. INVESTASI PANAS BUMI DAFTAR WKP YANG AKAN DI LELANG DAN PENUGASAN
  • 68. KEMENTERIAN ESDM 68 No WKP Cadangan (MW) Rencana Pengembangan (MW) PSP Rencana DJEBTKE 24 Gn. Wilis, Jawa Timur 50 2 x 10 PT MRI Energy - 25 Gn. Ciremai, Jawa Barat 150 2 x 55 - - 26 Marana, Sulawesi Tengah 36 2 x 10 - - 27 Telaga Ranu, Maluku Utara 85 1 x 5 PT Star Energy Geothermal Indonesia - 28 Tanjung Sakti, Sumatera Barat 70 1 x 55 PT Hitay Tanjung Sakti Energi - 29 Sekincau, Lampung 378 110 PT Chevron Geothermal - 30 Hu’u Daha, NTB 65 20 - - 31 Lainea, Sulawesi Tenggara 60 1 x 55 - - 32 Songgoriti, Jawa Timur 60 35 - - 33 Kotamobagu, Sulawesi Utara 410 80 PT Pertamina Geothermal Energy - 34 Iyang Argapuro, Jawa Timur 230 220 - - 35 Wapsalit, Maluku 26 5 - - Government Drilling 2017 36 Waesano, NTT - - - - 37 Bittuang, Sulawesi Utara - - - - 38 Nage, NTT - - - - X. INVESTASI PANAS BUMI DAFTAR WKP YANG AKAN DI LELANG DAN PENUGASAN
  • 69. KEMENTERIAN ESDM 69 XI. Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lindungan Lingkungan  Paradigma Keselamatan Kerja  Kerangka Keteknikan Panas Bumi  Peningkatan Keselamatan Panas Bumi
  • 70. KEMENTERIAN ESDM 70 &SNI WAJIB, SKKNI DAN SNI KESELAMATAN PEKERJA KESELAMATAN UMUM KESELAMATAN LINGKUNGAN KESELAMATAN INSTALASI KEAMANAN DAN KESEHATAN PEKERJA KECELAKAAN KERJA KEAMANAN MASYARAKAT UMUM LINGKUNGAN SEKITAR INSTALASI PENCEMARAN • BAHAN DAN BAHAN KIMIA YANG DIGUNAKAN DALAM KEGIATAN PANAS BUMI • DESAIN PERALATAN • TEKNOLOGI (OPERASI, PENGELOLAAN LINGKUNGAN) • MATERIAL YANG DIGUNAKAN • PERALATAN, BAHAN DAN BAHAN KIMIA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENCEMARAN LINGKUNGAN • BAKU MUTU LINGKUNGAN • SDM • SISTEM TANGGAP DARURAT • SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN INSTALASI PANAS BUMI KERUSAKAN INSTALASI • STANDARDISASI KOMPETENSI • TEMPAT KERJA • LINGKUNGAN KERJA • PROSEDUR KERJA (SOP) • NILAI AMBANG BATAS (NAB) • ALAT PELINDUNG DIRI (APD) • TANDA PERINGATAN/LARANGAN • PEMERIKSAAN KESELAMATAN KERJA • SERTIFIKAT PERALATAN BERBAHAYA • TANDA KESELAMATAN PRODUK • SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN • PENYULUHAN BAHAYA PANAS • TANDA PERINGATAN/ LARANGAN • SERTIFIKAT KELAIKAN • SERTIFIKAT KOMPETENSI • TANDA KESELAMATAN PRODUK • PROSEDUR OPERASI DAN PERAWATAN • SERTIFIKAT KELAIKAN PERALATAN DAN INSTALASI • SERTIFIKAT KOMPETENSI • TANDA KESESUAIAN SNI • KESIAPAN ALAT PEMADAM • LATIHAN PEMADAMAN • TANDA KESELAMATAN PRODUK REGULASI STANDAR WUJUD PERLINDUNGAN PENCEGAHAN PERSYARATAN PENGATURAN DAN PENGAWASAN KETEKNIKAN DALAM KEGIATAN USAHA PANAS BUMI KECELAKAAN MASY.UMUM VISI INSTALASI PANAS BUMI YANG AMAN, ANDAL DAN AKRAB LINGKUNGAN (PRINSIP 3A) PARADIGMA KESELAMATAN KERJA PANAS BUMI XI. KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN
  • 71. KEMENTERIAN ESDM 71 KETEKNIKAN PANAS BUMI Kaidah Keteknikan yang Baik  Produk  Bahan  Instalasi  Peralatan  Instrumentasi Teknologi Tenaga TeknikAspek  Spesifikasi  Standardisasi  Sertifikasi  Akreditasi  Pemeriksaan Teknis  Uji Fungsi  Seleksi  Audit  standardisasi  Sertifikasi  Akreditasi Alat Kualitas Handal Efisien KompetenSasaran KERANGKA KETEKNIKAN PANAS BUMI XI. KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN
  • 72. KEMENTERIAN ESDM 72 PENINGKATAN KESELAMATAN PANAS BUMI Pemanfaatan di Sektor Transportasi Pemanfaatan di Sektor Industri Pemanfaatan di Sektor Komersial PEMANFAATANPENYEDIAAN HULU HILIR SUMBER DAYA KLUSTER PROSES/ TAHAPAN Pemroduksian (Eksploitasi) Pengolahan Pembangkitan Penyaluran Penyimpanan Pencarian (Eskplorasi) Sumber Energi Pemanfaatan di Sektor Rumah Tangga Pendistribusian Handal, Aman, Akurat, Efisien, Effektif dan Akrab Lingkungan ZERO ACCIDENT Penerapan Kaidah Keteknikan dan Keselamatan Panas Bumi Penerapan Sanksi Yang Tegas dan Penghargaan Monitoring dan Pelaporan XI. KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINDUNGAN LINGKUNGAN
  • 73. KEMENTERIAN ESDM 73 Go Green Indonesia ! energi hijau, energi masa depan www.ebtke.esdm.go.id www.energiterbarukan.net www.konservasienergi.net Jalan Pegangsaan Timur No. 1 Jakarta 10320; Telp/Faks : 021-39830077/ 021-31901087 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI Terima Kasih
  • 74. KEMENTERIAN ESDM 74 LAMPIRAN  Tabel Roadmap Pengembangan Panas Bumi sampai Tahun 2026  Tabel Produksi Uap Panas Bumi  Tabel Produksi Listrik Panas  Tabel Kapasitas Terpasang PLTP
  • 75. KEMENTERIAN ESDM 75 ROADMAP PENGEMBANGAN PANAS BUMI SAMPAI 2026 No. WKP Kap Terpasang (MW) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 1 Arjuno Welirang 110 2 Atadei 10 3 Baturaden 180 4 Bedugul 10 55 5 Blawan Ijen 55 55 6 Bonjol 60 7 Bora Pulu 40 8 Candi Umbul Telomoyo 55 9 Cibeurem-Parabakti 377 10 Cibuni 10 11 Cisolok Cisukarame 45 12 Danau Ranau 40 13 Dieng 60 10 55 65 40 95 14 Gn. Ciremai 110 15 Gn. Endut 40 16 Gn. Galunggung 110 17 Gn. Gede Pangrango 55 18 Gn. Geureudong 55 19 Gn. Hamiding 20 20 Gn. Lawu 55 55 21 Gn. Pandan 40 22 Gn. Rajabasa 110 110 23 Gn. Sirung 5 24 Gn. Talang-B. Kili 20 25 Gn. Tangkuban Perahu 60 26 Gn. Ungaran 55 27 Gn. Way Panas 165 55 28 Gn. Wilis 20 29 Graho Nyabu 110 30 Guci 55 31 Hululais 55 85 85 30 85 32 Hu'u Daha 20 33 Iyang Argopuro 55 34 Jaboi 10 35 Jailolo 20 36 Kaldera Danau Banten 110
  • 76. KEMENTERIAN ESDM 76 No. WKP Kap Terpasang 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 37 Kamojang-Darajat 505 55 38 Karaha Bodas 30 20 39 Kepahiang 110 40 Kotamobagu 80 41 Laenia 20 42 Lahendong 120 5 20 25 43 Liki Pinangawan Muaralaboh 80 140 44 Lumut Balai 55 55 5 55 30 85 45 Marana 20 46 Mataloko 2.5 20 47 Oka Ile Ange 10 48 Pangalengan 282 115 55 113 49 Rantau Dedap 86 134 50 Sekincau 220 51 Sembalun 20 52 Seulawah Agam 55 55 53 Sibayak-Sinabung 12 54 Sibual Buali 110 110 110 220 55 Simbolon Samosir 110 56 Sipoholon Ria-Ria 20 57 Sokoria 5 5 10 10 58 Songa Wayaua 10 59 Songgoriti 20 60 Sorik Marapi 20 20 40 160 61 Sungai Penuh 60 55 30 62 Suwawa 20 63 Tampomas 45 64 Tanjung Sakti 55 65 Telaga Ngebel 55 110 66 Telaga Ranu 5 67 Tulehu 20 68 Ulumbu 10 20 20 69 Way Ratai 55 70 Wapsalit Total Renc. Pengembangan (MW) 1643.5 215 195 235 291 350 755 280 968 2295 294 Total Target Kap. Terpasang (MW) 1643.5 1858,5 2053,5 2288,5 2579,5 2929,5 3684,5 3964,5 4932,5 7227,5 7521,5 ROADMAP PENGEMBANGAN PANAS BUMI SAMPAI 2026
  • 77. KEMENTERIAN ESDM 77 PRODUKSI UAP PANAS BUMI TAHUN 2006-2017 No. Area Kapasitas (MW) Produksi Uap (Ton) 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017* 1 Kamojang 235 8.121.327 12.099.515 12.612.255 12.446.133 12.470.000 10.878.385 11.255.702 10.488.889 11.974.084 12.678.717 6.257.760 2 Lahendong 120 1.311.021 2.349.480 2.664.546 2.964.180 2.510.000 3.261.669 3.840.627 4.138.172 4.692.807 3.294.503 3.095.357 3 Sibayak 12 84.312 288.761 497.918 548.411 310.000 160.362 238.668 183.978 365 0 0 4 G. Salak 377 24.345.680 24.481.941 24.538.210 24.271.622 24.673.075 24.513.426 23.728.305 24.306.890 24.754.949 24.575.445 12.189.036 5 Darajat 270 10.321.836 13.487.496 13.977.250 14.264.431 14.131.343 14.282.785 10.678.225 13.856.258 13.916.103 13.952.107 7.065.897 6 W. Windu 227 6.523.861 6.665.057 12.989.353 13.675.168 13.523.002 13.232.806 13.378.140 13.143.323 7.850.235 13.612.639 6.649.616 7 Dieng 60 1.209.048 1.644.159 780.457 1.221.297 1.106.000 1.047.181 347.934 205.097 1.769.566 1.392.685 1.340.994 8 Ulubelu 165 0 0 0 0 0 1.393.111 5.574.848 6.174.098 6.044.075 6.718.309 4.951.963 9 Ulumbu 10 0 0 0 0 0 0 253.180 261.409 382.281 339.276 342.991 10 Mataloko 2,5 0 0 0 0 0 0 0 0 41.184 0 0 11 Patuha 55 0 0 0 0 0 0 0 839.913 2.837.432 3.153.181 1.407.623 12 Sarulla 110 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.204.013 Total 1643,5 51.917.085 61.016.409 68.059.989 69.391.242 68.723.420 68.769.726 69.295.630 73.598.027 74.263.079 79.666.861 44.505.249 Keterangan: • *Realisasi s.d. Juli 2017 • PLTP Sibayak Unit 1 mengalami kerusakan turbin pada gland seal/labirin sehingga tidak berproduksi sejak 6 Januari 2015, Unit 2 mengalami kerusakan turbin sejak tahun 2013. Saat ini sedang diperbaiki oleh Taka Turbo Machinery. • PLTP Mataloko tidak beroperasi, karena mengalami vibrasi turbin pada bearing No. 2.
  • 78. KEMENTERIAN ESDM 78 No. Area Kapasitas (MW) Produksi Listrik (MWh) 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017* 1 Kamojang 235 1.049.419 1.609.373 1.680.029 1.652.600 1.647.000 1.455.356 1.588.124 1.401.307 1.590.817 1.649.456 825.727 2 Lahendong 120 176.907 319.232 362.198 402.736 338.000 446.808 523.613 504.820 589.877 434.719 407.656 3 Sibayak 12 2.636 25.399 54.182 59.589 31.000 15.959 27.534 13.939 26 0 0 4 G. Salak 377 2.963.170 2.979.596 2.987.759 2.852.232 3.011.104 2.995.961 2.917.903 2.723.248 3.012.734 2.925.309 1.439.141 5 Darajat 270 1.605.255 2.092.918 2.130.624 2.196.000 2.190.422 2.212.786 1.497.875 2.123.620 2.144.701 2.082.822 1.081.446 6 W. Windu 227 938.108 951.307 1.876.260 1.921.403 1.878.319 1.872.449 1.878.273 1.845.866 1.111.243 1.924.378 947.391 7 Dieng 60 163.121 235.170 92.970 174.471 158.000 149.597 49.705 22.515 189.063 150.849 147.337 8 Ulubelu 165 0 0 0 0 0 206.988 819.809 911.334 876.007 958.652 700.920 9 Ulumbu 10 0 0 0 0 0 0 29.481 22.737 29.929 32.827 19.303 10 Mataloko 2,5 0 0 0 0 0 0 0 0 3.133 0 0 11 Patuha 55 0 0 0 0 0 0 0 81.593 416.125 464.062 198.481 12 Sarulla 110 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 222.422 Total 1.643,5 6.898.616 8.212.995 9.184.022 9.259.031 9.253.845 9.355.904 9.332.317 9.650.979 9.963.655 10.623.073 5.989.822 PRODUKSI LISTRIK PANAS BUMI TAHUN 2006 - 2017 Keterangan: • *Realisasi s.d. Juli 2017 • PLTP Sibayak Unit 1 mengalami kerusakan turbin pada gland seal/labirin sehingga tidak berproduksi sejak 6 Januari 2015, Unit 2 mengalami kerusakan turbin sejak tahun 2013. Saat ini sedang diperbaiki oleh Taka Turbo Machinery. • PLTP Mataloko tidak beroperasi, karena mengalami vibrasi turbin pada bearing No. 2.
  • 79. KEMENTERIAN ESDM 79 No. PLTP Kapasitas Terpasang (MW) 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017(*) 1 Kamojang 140 140 200 200 200 200 200 200 200 235 235 235 2 Lahendong 20 40 40 60 60 80 80 80 80 80 120 120 3 Sibayak 2 2 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 4 G. Salak 375 375 375 375 375 377 377 377 377 377 377 377 5 Darajat 145 255 255 255 255 270 270 270 270 270 270 270 6 W. Windu 110 110 110 227 227 227 227 227 227 227 227 227 7 Dieng 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 8 Ulubelu 0 0 0 0 0 0 110 110 110 110 165 220 9 Ulumbu 0 0 0 0 0 0 0 5 10 10 10 10 10 Mataloko 0 0 0 0 0 0 0 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 11 Patuha 0 0 0 0 0 0 0 0 55 55 55 55 12 Sarulla 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 110 110 Total 852 982 1052 1189 1189 1226 1336 1343,5 1403,5 1438,5 1643,5 1698,5 KAPASITAS TERPASANG PLTP 2006 – 2017 Keterangan: *Realisasi s.d. Juni 2017
  • 80. Direktorat Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral