SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
1




                                      BAB I
                                 PENDAHULUAN




1.1    Latar Belakang
       Bijih merupakan bahan galian mengandung sejumlah mineral yang dapat
dimanfaatkan secara ekonomis dengan menggunakan teknologi yang ada pada
saat itu dalam waktu tertentu. Bijih besi adalah campuran mineral berharga yang
mengandung besi dengan mineral-mineral lainnya yang kurang berharga yang
disebut gangue. Meskipun dapat digunakan langsung sebagai bahan baku dalam
pembuatan besi, bijih besi tersebut biasanya diolah dahulu untuk memperbaiki
karakteristik kimia dan fisikanya.
       Untuk memperbaiki karakteristik atau meningkatkan kandungan (kadar)
mineral berharga dalam bijih, maka dilakukan pengolahan bahan galian yang
disebut proses benefisiasi bijih. Rod Mill merupakan salah satu alat yang dapat
digunakan dalam proses benefisiasi bijih, yaitu pada proses penggerusan
(grinding). Dengan menggunakan Rod Mill, akan diperoleh bijih dengan ukuran
yang lebih kecil dan halus, sehingga kadar mineral berharga dalam bijih akan
meningkat.


1.2    Tujuan Percobaan
       Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh waktu
dan jumlah media penggerus pada proses Rod Mill.


1.3    Batasan Masalah
       Pada percobaan ini, permasalahan dibatasi mengenai lamanya waktu
proses penggerusan dengan variasi 6, 8, dan 10 menit serta       jumlah media
penggerus yang digunakan dengan variasi jumlah 12, 14, dan batang 16 pada
proses Rod Mill, sehingga dapat diketahui perolehan fraksi ukuran bijih setelah



                                         1
2




dilakukan proses Rod Mill dan pemisahan ukuran bijih dengan menggunakan alat
screening.

1.4    Sistematika Penulisan
       Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari lima bab sebagai kajian
utama. Bab I menjelaskan latar belakang, tujuan percobaan, batasan masalah, dan
sistematika penulisan laporan yang digunakan. Bab II merupakan tinjauan pustaka
yang berisi mengenai teori singkat yang terkait dengan percobaan yang dilakukan.
Bab III menjelaskan mengenai metode penelitian yang dilakukan. Bab IV
menjelaskan mengenai data percobaan, dan pembahasan berdasarkan tinjauan
pustaka dari data yang telah diperoleh. Bab V menjelaskan mengenai kesimpulan
dari percobaan yang telah dilakukan, yang dilengkapi dengan saran seputar
percobaan. Sebagai kajian tambahan, di akhir laporan terdapat lampiran yang
memuat contoh perhitungan, jawaban pertanyaan dan tugas, gambar alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum serta blanko percobaaan.
3




                                           BAB II
                              TINJAUAN PUSTAKA




2.1    Pengolahan Bahan Galian
       Pengolahan Bahan Galian atau Mineral Dressing adalah istilah umum
yang biasa dipergunakan untuk proses pengolahan semua jenis bahan galian atau
mineral yang berasal dari endapan-endapan alam pada kulit bumi, untuk
dipisahkan menjadi produk-produk berupa satu macam atau lebih mineral
berharga dan sisanya dianggap sebagai mineral kurang berharga, yang terdapat
bersama-sama dalam alam. [Sudarsono, 1999]
       Secara umum Mineral Dressing adalah suatu proses pengolahan bahan
galian hasil penambangan guna memisahkan mineral berharga dari mineral
pengotornya yang kurang berharga, yang terdapat bersama-sama (gangue
mineral). Khusus untuk batubara, proses pengolahan itu disebut pencucian
batubara (coal washing) atau preparasi batubara (coal preparation). Proses
pengolahan berlangsung secara mekanis tanpa merubah sifat-sifat kimia dan fisik
dari mineral-mineral tersebut atau hanya sebagian dari sifat fisik saja yang
berubah. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan :
       1. Memperkecil ukuran bahan atau mineral-mineral tersebut, sehingga
            terjadi liberasi sempurna dari partikel-partikel yang tidak sejenis satu
            sama lain.
       2. Memisahkan partikel-partikel yang tidak sama komposisi kimianya
            atau berbeda sifat fisiknya.
       Proses pemisahan mineral berharga dari mineral pengotornya (gangue
mineral) yang kurang berharga merupakan inti dari proses pengolahan bahan
galian. Proses ini terdiri dari beberapa langkah :
       1.   Communition (Pengecilan ukuran dengan alat crushing dan grinding).
       2.   Sizing (Penyeragaman ukuran dengan screening dan classifier).



                                               3
4




       3.     Concentration (Pemisahan mineral berharga dari pengotornya).
       4.     Dewatering (Pengeringan).


2.2    Fine Crushing (Grinding Mill)
       Milling merupakan proses kelanjutan dari primary crushing dan secondary
crushing sebagai tahapan awal dari proses kominusi. Proses penghancuran dalam
milling menggunakan shearing stress.
       Milling diklasifikasikan menjadi beberapa macam berdasarkan :
       1. Bentuk cell
            1.   Cylinder (produk yang ada masih kasar)
                    Contoh untuk mill bentuk silinder adalah tube mill. Pada tube
                 mill ini produknya masih agak kasar dan dalam proses
                 penghancurannya perlu ditambahkan air sehingga bercampurnya
                 dengan material menjadi pulp.
            2.   Conical (produk halus)
                    Contoh untuk mill bentuk conical adalah hardinge conical mill.
                 Produknya halus, lebih halus dari pada produk yang dihasilkan
                 cylinder mill. Untuk akhir penghancuran memerlukan bola baja
                 dengan diameter 2 – 3 inchi. Jumlah bola-bola baja dalam ball mill
                 berkisar antara 50% - 60% dari volume mill dan kadang-kadang
                 mencapai 80%.
            3.   Cylindro Conical
                    Mill jenis ini produknya ada yang halus dan ada yang kasar,
                 bentuk cell merupakan penggabungan antara bentuk cylinder dan
                 conical.


       2. Grinding Media
            1.   Ball Mill (bola-bola baja)
                    Contoh untuk mill ini adalah ball mill, yang telah diuraikan
                 pada keterangan conical mill.
              2. Peable Mill (batu api/flint)
5




    3. Rod Mill (batang-batang Baja).
             Grinding media pada rod mill adalah batang-batang baja,
    umpan yang dimasukkan ukurannya lebih kecil dari ¾ inchi dan
    produknya berukuran -14 sampai -18 mesh. Umpan berukuran kecil,
    karena bila materialnya terlalu besar maka akan menimbulkan
    cataracting akibatnya batangan baja akan patah.
             Dengan adanya rod maka tidak akan mengalami over
    grinding, hal ini karena rod tersebut saling sejajar sehingga umpan
    yang telah halus tidak akan mengalami penghancuran lagi.




                     Gambar 1. Skematis Rod Mill


3. Cara Memasukkan Umpan
  Terdiri dari tiga cara, yaitu Scoop Feeder, Drum Feeder, dan Scoop and
Drum Feeder (Cara pemasukan umpan melalui kombinasi antara scoop
dan drum).
6




4. LubangPengeluaran
   1. Grate Discharge
       Proses penghancurannya dilakukan dalam keadaan basah dan pada
    lubang pengeluaran diberi saringan sehingga diharapkan hasilnya
    seragam. Kelemahanya kemungkinan grinding media yang kecil
    menutupi lubang saringan sehingga saringan tersumbat.
   2. Overflow Discharge
       Mill jenis ini mirip dengan grate mill di atas, hanya saja pada mill
    ini tidak dilengkapi dengan saringan sehingga hasilnya tidak seragam.


5. Kecepatan Putar Cell
   1. Kecepatan Kritis
       Yaitu kecepatan putar cell pada operasi milling di mana pada saat
    itu grinding media menempel pada dinding cell sehingga tidak terjadi
    proses abrasi maupun impak.
   2. Cataracting
       Adalah kecepatan putar dari cell mill di mana grinding media akan
    menimbukan impak yang lebih besar dibandingkan abrasi.
   3. Cascading
       Yaitu kecepatan putar pada cell mill pada operasi milling yang
    mengakibatkan grinding media lebih dominan bekerja secara abrasi
    maupun impak.
7




                                     BAB III
                           METODE PERCOBAAN




3.1    Diagram Alir Percobaan
       Percobaan ini secara umum digambarkan dalam bentuk diagram alir
sehingga memudahkan pelaksanaan percobaan yang dilakukan seperti gambar 2.


                              Sampel Batubara




            Penimbangan sampel dan membagi rata berat sampel
                         masing-masing 150 gram



          Pemasukkan sampel ke Rod Mill dan penggerusan dengan
                 waktu dan jumlah media penggerus tertentu



                 Pengeluaran hasil penggerusan dari Rod Mill



             Pemisahan hasil Rod Mill berdasarkan fraksi ukuran
                          mengunakan screening



      Penimbangan berat masing-masing fraksi ukuran hasil penggerusan




                                     7
8




                                                            Literatur
                                   Data
                            Pembahasan


                              Pembahasan



                                  Kesimpulan



                         Gambar 2. Diagram Alir Percobaan




3.2   Alat dan Bahan
  3.2.1 Alat yang digunakan
       1. Neraca teknis atau Neraca Ohaus
       2. Media penggerus
       3. Rod mill
       4. Screening
       5. Stopwatch
       6. Peralatan penunjang praktikum

  3.2.2 Bahan yang digunakan
       1. Batubara ukuran kerikil

3.3   Prosedur Percobaan
       1. Menyiapkan bongkahan mineral batubara dan menghancurkan menjadi
         lebih kecil (kerikil).

       2. Menimbang sampel dan membagi rata berat sampel.
9




3. Memasukan     bongkahan     kedalam    rod      mill   dan   menggerus
  bongkahandengan      waktu   dan   jumlah     media     penggerus   yang
  ditentukan.

4. Mengeluarkan hasil penggerusan bongkahan.

5. Memisahkan hasil dari proses rod mill berdasarkan fraksi ukuran
  menggunakan screening.

6. Menimbang berat dari tiap–tiap fraksi ukuran.




                                                   .
10




                                        BAB IV
                         HASILDAN PEMBAHASAN




4.1    Hasil Percobaan
       Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data percobaan
yang ditunjukkan dalam tabel 1.

       Tabel 1. Variasi Waktu Penggerusan dan Jumlah Penggerus yang
                  digunakan

  Berat Awal (gram)                Waktu (menit)              Jumlah Penggerus
                                            10                       12
          150                               8                        14
                                            6                        16


                              Tabel 2. Data Hasil Percobaan



                                                    Berat (gram)
  Fraksi Ukuran (#)
                                  Berat I          Berat II          Berat III

          +10#                     71,002           75,571            98,05
        -10+18#                    25,03            30,995            20,06
        -18+40#                    23,045           20,003            10,091
        -40+60#                    8,039            6,057             3,994
          -60#                     20,53            15,044            14,006




                                             10
11




4.2    Pembahasan
       Mengacu pada tabel 1 dan 2 tentang hasil percobaan, dapat dibuat grafik
hubungan antara waktu dan jumlah media penggerus yang digunakan dalam rod
mill terhadap berat masing-masing fraksi ukuran yang diperoleh, sehingga
pengaruh antara variabel-variabel tersebut terhadap perolehan fraksi ukuran dapat
diketahui.




       Gambar 3. Grafik pengaruh waktu penggerusan terhadap perolehan berat
                   berdasarkan fraksi ukuran

       Berdasarkan gambar 3, dapat diketahui nilai perolehan berat fraksi ukuran
setelah dilakukan proses rod mill dengan waktu proses tertentu. Perolehan fraksi
ukuran +10 mesh dengan variasi waktu 6, 8, dan 10 menit mengalami penurunan
berat produk sedangkan pada fraksi ukuran produk yang lebih halus, rata-rata
perolehan beratnya meningkat. Hal ini dapat terjadi karena proses penggerusan
yang dilakukan lebih lama menyebabkan sampel mengalami abrasi semakin lama,
sehingga ukuran produk rod mill menjadi yang lebih halus semakin banyak.
Dengan kecepatan rod mill yang dibuat tetap, maka pengaruh waktu penggerusan
12




terhadap perolehan berat fraksi ukuran produk dapat diketahui dengan jelas karena
pengaruh gaya abrasi maupun impak akibat kecepatan putar (RPM) tidak perlu
dipertimbangan secara menyeluruh.




       Gambar 4. Grafik pengaruh jumlah media penggerusan terhadap
                      perolehan berat berdasarkan fraksi ukuran

       Berdasarkan gambar 4, data menunjukan bahwa perolehan berat
berdasarkan fraksi ukuran produk mempunyai kecenderungan menurun terhadap
penambahan jumlah media penggerus yang digunakan. Pada fraksi ukuran produk
rod mill dari -10+18 mesh hingga yang paling halus -60 mesh, semua mengalami
penurunan perolehan berat. Hal ini berkebalikan dengan teori bahwa semakin
banyak jumlah media penggerus yang digunakan, maka perolehan produk halus
akan semakin banyak. Berdasarkan pengamatan yang praktikan lakukan, ini dapat
terjadi karena waktu penggerusan tidak dibuat konstan dalam artian jumlah media
penggerus yang banyak digunakan pada waktu yang lebih singkat, dan sebaliknya
jumlah penggerus yang lebih sedikit digunakan pada waktu proses yang lebih
lama. Dengan demikian waktu proses lebih berpengaruh terhadap perolehan berat
fraksi ukuran produk yang lebih halus.
13




                                       BAB V
                         KESIMPULAN DAN SARAN




5.1    Kesimpulan
       Setelah melakukan praktikum Rod Mill di Laboratorium Metalurgi I
didapat kesimpulan sebagai berikut :

       1. Semakin banyak jumlah media penggerus yang digunakan, maka fraksi
           ukuran produk yang diperoleh akan semakin halus.
       2. Semakin banyak lama yang digunakan, maka fraksi ukuran produk
           yang diperoleh akan semakin halus.



5.2    Saran
       Saran yang dapat diberikan untuk praktikum pada kesempatan selanjutnya,
seperti menggunakan variasi waktu dan jumlah media penggerus dalam rod mil
untuk percobaan yang terpisah, sehingga praktikan dapat mengetahui secara jelas
hubungan antara waktu proses dan jumlah media penggerus yang digunakan
terhadap perolehan berat dari masing-masing fraksi ukuran produk rod mil.




                                       13
14




                          DAFTAR PUSTAKA




1. Sudarsono, Arief, dkk,. 1999. Perubahan Struktur Kristal dan Indeks Kerja
   Bijih Emas Cimanggu, Jawa Barat Akibat Pemanasan Gelombang Mikro.
   http://arief_files/emas.htm. [Diakses tanggal 12 November 2011 pukul
   14.30 WIB]
2. http://laporanp.blogspot.com/2010/02/bab-ii-kominusi-kominusi-adalah-
   proses.html. [Diakses tanggal 12 November 2011 pukul 14.40 WIB]
3. http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQDSVuOCLX3eIhrODX73Q
   WFebCRZdaFnZMzvYtiACo5RwYmsKxl.               [Diakses     tanggal    10
   November 2011 pukul 13.30 WIB]




                                  14
15




LAMPIRAN




  15
16




Lampiran 1. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus

1. Buat tabel dan susun data hasil percobaan !
   Jawab :
       Tabel 1. Variasi Waktu Penggerusan dan Jumlah Penggerus yang
                   digunakan

  Berat Awal (gram)               Waktu (menit)              Jumlah Penggerus
                                           10                       12
            150                            8                        14
                                           6                        16


                               Tabel 2. Data Hasil Percobaan


                                                   Berat (gram)
  Fraksi Ukuran (#)
                                 Berat I          Berat II          Berat III

            +10#                   71,002          75,571            98,05
        -10+18#                    25,03           30,995            20,06
        -18+40#                    23,045          20,003            10,091
        -40+60#                    8,039           6,057             3,994
            -60#                   20,53           15,044            14,006


2. Jelaskan pengaruh banyaknya media penggerus, waktu dan kecepatan rod mill
  tehadap hasil produk!
  Jawab :
       1. Semakin banyak jumlah media penggerus yang digunakan, maka fraksi
            ukuran produk yang diperoleh akan semakin halus.
       2. Semakin lama waktu proses penggerusan, maka fraksi ukuran produk
            yang diperoleh akan semakin halus.
17




      3. Semakin tinggi kecepatan putar rod mill, maka akan terjadi cataracting
            sehingga fraksi ukuran produk yang diperoleh lebih kasar akibat gaya
            impak yang dominan dibanding gaya abrasinya.
3. Buat grafik antara berat sampel berdasarkan fraksi ukuran terhadap waktu
  penggerusan!

  Jawab :




      Gambar3. Grafik pengaruh waktu penggerusan terhadap perolehan berat
                    berdasarkan fraksi ukuran
18




      Gambar 4. Grafik pengaruh jumlah media penggerusan terhadap
                     perolehan berat berdasarkan fraksi ukuran

5. Jelaskan secara singkat proses penggerussan dengan menggunakan Rod Mill
   serta pengaruh gaya sentrifugal terhadap hasil produk yang didapatkan!

   Jawab :

      Proses penggerusan dengan rod mill. Menyiapkan sampel batubara ukuran
  kerikil, kemudian menimbangnya, memasukkan kedalam rod mill dan gerus
  dengan media penggerus berupa batangan baja dalam waktu tertentu, lalu
  sampel batubara dikeluarkan dan dipisahkan berdasarkan fraksi ukuran dengan
  screening dan timbang berat masing–masing fraksi ukuran. Pengaruh gaya
  sentrifugal yaitu mempengaruhi kecepatan putar pada milling (RPM).
19




6. Apa yang dimaksud dengan Vkritis dan jelaskan apabila diketahui gaya
   sentrifugal sama dengan gaya gravitasi!
  Jawab :
        V kritis adalah kecepatan putar cell pada operasi milling di mana pada saat
  itu grinding media menempel pada dinding cell sehingga tidak terjadi proses
  abrasi maupun impak. Apabila gaya sentrifugal sama dengan gaya gravitasi,
  maka akan terjadi Vkritis.
20




Lampiran 2. Gambar Alat dan Bahan




         Gambar 5. Neraca teknis       Gambar 6. Screening




        Gambar 7. Mesin Rod Mill    Gambar 8. Media Penggerus




        Gambar 9. Batubara

More Related Content

What's hot

Makalah pengolahan mineral magnetic separation
Makalah pengolahan mineral magnetic separationMakalah pengolahan mineral magnetic separation
Makalah pengolahan mineral magnetic separationActur Saktianto
 
laporan modul 1- kominusi - grinding
laporan modul 1- kominusi - grindinglaporan modul 1- kominusi - grinding
laporan modul 1- kominusi - grindingFathur Rozaq
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1wahyuddin S.T
 
Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizingIffa M.Nisa
 
Prinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filterPrinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filterAhmadjuni1
 
laporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushinglaporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushingFathur Rozaq
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaAli Hasimi Pane
 
Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)
Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)
Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)RafidimSeptian
 
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panasPenerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panasiwandra doank
 
Proses pembuatan keramik - bahan galian industri
Proses pembuatan keramik - bahan galian industriProses pembuatan keramik - bahan galian industri
Proses pembuatan keramik - bahan galian industriBonita Susimah
 
Filtration (penyaringan)
Filtration (penyaringan)Filtration (penyaringan)
Filtration (penyaringan)nurul isnaini
 

What's hot (20)

Makalah pengolahan mineral magnetic separation
Makalah pengolahan mineral magnetic separationMakalah pengolahan mineral magnetic separation
Makalah pengolahan mineral magnetic separation
 
Filtrasi
FiltrasiFiltrasi
Filtrasi
 
Mekanika Batuan
Mekanika BatuanMekanika Batuan
Mekanika Batuan
 
laporan modul 1- kominusi - grinding
laporan modul 1- kominusi - grindinglaporan modul 1- kominusi - grinding
laporan modul 1- kominusi - grinding
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 
Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizing
 
Prinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filterPrinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filter
 
Preparasi bahan galian
Preparasi bahan galianPreparasi bahan galian
Preparasi bahan galian
 
laporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushinglaporan modul 1- kominusi - crushing
laporan modul 1- kominusi - crushing
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
Screening
ScreeningScreening
Screening
 
Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)
Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)
Laporan praktikum aliran fluida praktikum instruksional i (1)
 
Struktur Kristal
Struktur KristalStruktur Kristal
Struktur Kristal
 
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panasPenerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
 
Proses pembuatan keramik - bahan galian industri
Proses pembuatan keramik - bahan galian industriProses pembuatan keramik - bahan galian industri
Proses pembuatan keramik - bahan galian industri
 
47156730 flotasi
47156730 flotasi47156730 flotasi
47156730 flotasi
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
 
Filtration (penyaringan)
Filtration (penyaringan)Filtration (penyaringan)
Filtration (penyaringan)
 
Kristalisasi 2
Kristalisasi 2Kristalisasi 2
Kristalisasi 2
 

Similar to Isi laporan rod mill

Modul 2 praktikum pbg
Modul 2 praktikum pbgModul 2 praktikum pbg
Modul 2 praktikum pbgCandraNishfa
 
Makalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingMakalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingActur Saktianto
 
Makalah pengolahan mineral crushing
Makalah pengolahan mineral crushingMakalah pengolahan mineral crushing
Makalah pengolahan mineral crushingActur Saktianto
 
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Sylvester Saragih
 
TUGAS BESAR_PARALEL D_KELOMPOK 1_PPT.pdf
TUGAS BESAR_PARALEL D_KELOMPOK 1_PPT.pdfTUGAS BESAR_PARALEL D_KELOMPOK 1_PPT.pdf
TUGAS BESAR_PARALEL D_KELOMPOK 1_PPT.pdfTeodoraMerry
 
AIK KEL 1 GARAM_20231212_234929_0000_compressed (1).pdf
AIK KEL 1 GARAM_20231212_234929_0000_compressed (1).pdfAIK KEL 1 GARAM_20231212_234929_0000_compressed (1).pdf
AIK KEL 1 GARAM_20231212_234929_0000_compressed (1).pdfTeodoraMerry
 
Tradisional Mining gold bussines plan
Tradisional Mining gold bussines planTradisional Mining gold bussines plan
Tradisional Mining gold bussines planKhairul Fadli
 
Abdulkader samal (11.2015.1.00548)
Abdulkader samal (11.2015.1.00548)Abdulkader samal (11.2015.1.00548)
Abdulkader samal (11.2015.1.00548)abdulkadersamal
 
Pengecoran logam
Pengecoran logamPengecoran logam
Pengecoran logamVJ Asenk
 
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Sylvester Saragih
 
Makalah pengolahan mineral gravity separation
Makalah pengolahan mineral gravity separationMakalah pengolahan mineral gravity separation
Makalah pengolahan mineral gravity separationActur Saktianto
 
metalurgi serbuk
metalurgi serbukmetalurgi serbuk
metalurgi serbukMega Audina
 
Pengasahan dan Pengerjaan Halus
Pengasahan dan Pengerjaan HalusPengasahan dan Pengerjaan Halus
Pengasahan dan Pengerjaan HalusEssyKarundeng
 
Penghancuran dan pengayakan
Penghancuran dan pengayakanPenghancuran dan pengayakan
Penghancuran dan pengayakanHilya Fithri
 
Pengaruh permintaan konsumen terhadap preparasi dan pencucian batubara dari r...
Pengaruh permintaan konsumen terhadap preparasi dan pencucian batubara dari r...Pengaruh permintaan konsumen terhadap preparasi dan pencucian batubara dari r...
Pengaruh permintaan konsumen terhadap preparasi dan pencucian batubara dari r...Dayat Hidayatullah
 

Similar to Isi laporan rod mill (20)

Modul 2 praktikum pbg
Modul 2 praktikum pbgModul 2 praktikum pbg
Modul 2 praktikum pbg
 
Makalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingMakalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grinding
 
Acara 1
Acara 1Acara 1
Acara 1
 
Makalah pengolahan mineral crushing
Makalah pengolahan mineral crushingMakalah pengolahan mineral crushing
Makalah pengolahan mineral crushing
 
Hgi
HgiHgi
Hgi
 
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
Tugas Kelompok II Operasi kominusi dan operasi pengayakan Dalam pencucian bat...
 
TUGAS BESAR_PARALEL D_KELOMPOK 1_PPT.pdf
TUGAS BESAR_PARALEL D_KELOMPOK 1_PPT.pdfTUGAS BESAR_PARALEL D_KELOMPOK 1_PPT.pdf
TUGAS BESAR_PARALEL D_KELOMPOK 1_PPT.pdf
 
AIK KEL 1 GARAM_20231212_234929_0000_compressed (1).pdf
AIK KEL 1 GARAM_20231212_234929_0000_compressed (1).pdfAIK KEL 1 GARAM_20231212_234929_0000_compressed (1).pdf
AIK KEL 1 GARAM_20231212_234929_0000_compressed (1).pdf
 
Laporan kp pengeboran
Laporan kp pengeboranLaporan kp pengeboran
Laporan kp pengeboran
 
Tradisional Mining gold bussines plan
Tradisional Mining gold bussines planTradisional Mining gold bussines plan
Tradisional Mining gold bussines plan
 
Abdulkader samal (11.2015.1.00548)
Abdulkader samal (11.2015.1.00548)Abdulkader samal (11.2015.1.00548)
Abdulkader samal (11.2015.1.00548)
 
Pengecoran logam
Pengecoran logamPengecoran logam
Pengecoran logam
 
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
Pencucian batubara kel 4 Operasi pemisahan bak media berat dan operasi siklon...
 
Makalah pengolahan mineral gravity separation
Makalah pengolahan mineral gravity separationMakalah pengolahan mineral gravity separation
Makalah pengolahan mineral gravity separation
 
metalurgi serbuk
metalurgi serbukmetalurgi serbuk
metalurgi serbuk
 
Pengasahan dan Pengerjaan Halus
Pengasahan dan Pengerjaan HalusPengasahan dan Pengerjaan Halus
Pengasahan dan Pengerjaan Halus
 
Laporan setria
Laporan setriaLaporan setria
Laporan setria
 
otk
otkotk
otk
 
Penghancuran dan pengayakan
Penghancuran dan pengayakanPenghancuran dan pengayakan
Penghancuran dan pengayakan
 
Pengaruh permintaan konsumen terhadap preparasi dan pencucian batubara dari r...
Pengaruh permintaan konsumen terhadap preparasi dan pencucian batubara dari r...Pengaruh permintaan konsumen terhadap preparasi dan pencucian batubara dari r...
Pengaruh permintaan konsumen terhadap preparasi dan pencucian batubara dari r...
 

More from Irwin Maulana

Presentasi kp edwar technology
Presentasi kp edwar technologyPresentasi kp edwar technology
Presentasi kp edwar technologyIrwin Maulana
 
Fenomena overpotensial hidrogen
Fenomena overpotensial hidrogenFenomena overpotensial hidrogen
Fenomena overpotensial hidrogenIrwin Maulana
 
Isi laporan pengelasan oksi-asetilen
Isi laporan pengelasan oksi-asetilenIsi laporan pengelasan oksi-asetilen
Isi laporan pengelasan oksi-asetilenIrwin Maulana
 
Isi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasiIsi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasiIrwin Maulana
 
Corrosion in the muffler
Corrosion in the mufflerCorrosion in the muffler
Corrosion in the mufflerIrwin Maulana
 

More from Irwin Maulana (7)

Presentasi kp edwar technology
Presentasi kp edwar technologyPresentasi kp edwar technology
Presentasi kp edwar technology
 
Fenomena overpotensial hidrogen
Fenomena overpotensial hidrogenFenomena overpotensial hidrogen
Fenomena overpotensial hidrogen
 
Isi laporan pengelasan oksi-asetilen
Isi laporan pengelasan oksi-asetilenIsi laporan pengelasan oksi-asetilen
Isi laporan pengelasan oksi-asetilen
 
Isi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasiIsi laporan kalsinasi
Isi laporan kalsinasi
 
This is my revision
This is my revisionThis is my revision
This is my revision
 
V103n02p093
V103n02p093V103n02p093
V103n02p093
 
Corrosion in the muffler
Corrosion in the mufflerCorrosion in the muffler
Corrosion in the muffler
 

Isi laporan rod mill

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bijih merupakan bahan galian mengandung sejumlah mineral yang dapat dimanfaatkan secara ekonomis dengan menggunakan teknologi yang ada pada saat itu dalam waktu tertentu. Bijih besi adalah campuran mineral berharga yang mengandung besi dengan mineral-mineral lainnya yang kurang berharga yang disebut gangue. Meskipun dapat digunakan langsung sebagai bahan baku dalam pembuatan besi, bijih besi tersebut biasanya diolah dahulu untuk memperbaiki karakteristik kimia dan fisikanya. Untuk memperbaiki karakteristik atau meningkatkan kandungan (kadar) mineral berharga dalam bijih, maka dilakukan pengolahan bahan galian yang disebut proses benefisiasi bijih. Rod Mill merupakan salah satu alat yang dapat digunakan dalam proses benefisiasi bijih, yaitu pada proses penggerusan (grinding). Dengan menggunakan Rod Mill, akan diperoleh bijih dengan ukuran yang lebih kecil dan halus, sehingga kadar mineral berharga dalam bijih akan meningkat. 1.2 Tujuan Percobaan Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh waktu dan jumlah media penggerus pada proses Rod Mill. 1.3 Batasan Masalah Pada percobaan ini, permasalahan dibatasi mengenai lamanya waktu proses penggerusan dengan variasi 6, 8, dan 10 menit serta jumlah media penggerus yang digunakan dengan variasi jumlah 12, 14, dan batang 16 pada proses Rod Mill, sehingga dapat diketahui perolehan fraksi ukuran bijih setelah 1
  • 2. 2 dilakukan proses Rod Mill dan pemisahan ukuran bijih dengan menggunakan alat screening. 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari lima bab sebagai kajian utama. Bab I menjelaskan latar belakang, tujuan percobaan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan yang digunakan. Bab II merupakan tinjauan pustaka yang berisi mengenai teori singkat yang terkait dengan percobaan yang dilakukan. Bab III menjelaskan mengenai metode penelitian yang dilakukan. Bab IV menjelaskan mengenai data percobaan, dan pembahasan berdasarkan tinjauan pustaka dari data yang telah diperoleh. Bab V menjelaskan mengenai kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan, yang dilengkapi dengan saran seputar percobaan. Sebagai kajian tambahan, di akhir laporan terdapat lampiran yang memuat contoh perhitungan, jawaban pertanyaan dan tugas, gambar alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum serta blanko percobaaan.
  • 3. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengolahan Bahan Galian Pengolahan Bahan Galian atau Mineral Dressing adalah istilah umum yang biasa dipergunakan untuk proses pengolahan semua jenis bahan galian atau mineral yang berasal dari endapan-endapan alam pada kulit bumi, untuk dipisahkan menjadi produk-produk berupa satu macam atau lebih mineral berharga dan sisanya dianggap sebagai mineral kurang berharga, yang terdapat bersama-sama dalam alam. [Sudarsono, 1999] Secara umum Mineral Dressing adalah suatu proses pengolahan bahan galian hasil penambangan guna memisahkan mineral berharga dari mineral pengotornya yang kurang berharga, yang terdapat bersama-sama (gangue mineral). Khusus untuk batubara, proses pengolahan itu disebut pencucian batubara (coal washing) atau preparasi batubara (coal preparation). Proses pengolahan berlangsung secara mekanis tanpa merubah sifat-sifat kimia dan fisik dari mineral-mineral tersebut atau hanya sebagian dari sifat fisik saja yang berubah. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan : 1. Memperkecil ukuran bahan atau mineral-mineral tersebut, sehingga terjadi liberasi sempurna dari partikel-partikel yang tidak sejenis satu sama lain. 2. Memisahkan partikel-partikel yang tidak sama komposisi kimianya atau berbeda sifat fisiknya. Proses pemisahan mineral berharga dari mineral pengotornya (gangue mineral) yang kurang berharga merupakan inti dari proses pengolahan bahan galian. Proses ini terdiri dari beberapa langkah : 1. Communition (Pengecilan ukuran dengan alat crushing dan grinding). 2. Sizing (Penyeragaman ukuran dengan screening dan classifier). 3
  • 4. 4 3. Concentration (Pemisahan mineral berharga dari pengotornya). 4. Dewatering (Pengeringan). 2.2 Fine Crushing (Grinding Mill) Milling merupakan proses kelanjutan dari primary crushing dan secondary crushing sebagai tahapan awal dari proses kominusi. Proses penghancuran dalam milling menggunakan shearing stress. Milling diklasifikasikan menjadi beberapa macam berdasarkan : 1. Bentuk cell 1. Cylinder (produk yang ada masih kasar) Contoh untuk mill bentuk silinder adalah tube mill. Pada tube mill ini produknya masih agak kasar dan dalam proses penghancurannya perlu ditambahkan air sehingga bercampurnya dengan material menjadi pulp. 2. Conical (produk halus) Contoh untuk mill bentuk conical adalah hardinge conical mill. Produknya halus, lebih halus dari pada produk yang dihasilkan cylinder mill. Untuk akhir penghancuran memerlukan bola baja dengan diameter 2 – 3 inchi. Jumlah bola-bola baja dalam ball mill berkisar antara 50% - 60% dari volume mill dan kadang-kadang mencapai 80%. 3. Cylindro Conical Mill jenis ini produknya ada yang halus dan ada yang kasar, bentuk cell merupakan penggabungan antara bentuk cylinder dan conical. 2. Grinding Media 1. Ball Mill (bola-bola baja) Contoh untuk mill ini adalah ball mill, yang telah diuraikan pada keterangan conical mill. 2. Peable Mill (batu api/flint)
  • 5. 5 3. Rod Mill (batang-batang Baja). Grinding media pada rod mill adalah batang-batang baja, umpan yang dimasukkan ukurannya lebih kecil dari ¾ inchi dan produknya berukuran -14 sampai -18 mesh. Umpan berukuran kecil, karena bila materialnya terlalu besar maka akan menimbulkan cataracting akibatnya batangan baja akan patah. Dengan adanya rod maka tidak akan mengalami over grinding, hal ini karena rod tersebut saling sejajar sehingga umpan yang telah halus tidak akan mengalami penghancuran lagi. Gambar 1. Skematis Rod Mill 3. Cara Memasukkan Umpan Terdiri dari tiga cara, yaitu Scoop Feeder, Drum Feeder, dan Scoop and Drum Feeder (Cara pemasukan umpan melalui kombinasi antara scoop dan drum).
  • 6. 6 4. LubangPengeluaran 1. Grate Discharge Proses penghancurannya dilakukan dalam keadaan basah dan pada lubang pengeluaran diberi saringan sehingga diharapkan hasilnya seragam. Kelemahanya kemungkinan grinding media yang kecil menutupi lubang saringan sehingga saringan tersumbat. 2. Overflow Discharge Mill jenis ini mirip dengan grate mill di atas, hanya saja pada mill ini tidak dilengkapi dengan saringan sehingga hasilnya tidak seragam. 5. Kecepatan Putar Cell 1. Kecepatan Kritis Yaitu kecepatan putar cell pada operasi milling di mana pada saat itu grinding media menempel pada dinding cell sehingga tidak terjadi proses abrasi maupun impak. 2. Cataracting Adalah kecepatan putar dari cell mill di mana grinding media akan menimbukan impak yang lebih besar dibandingkan abrasi. 3. Cascading Yaitu kecepatan putar pada cell mill pada operasi milling yang mengakibatkan grinding media lebih dominan bekerja secara abrasi maupun impak.
  • 7. 7 BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Diagram Alir Percobaan Percobaan ini secara umum digambarkan dalam bentuk diagram alir sehingga memudahkan pelaksanaan percobaan yang dilakukan seperti gambar 2. Sampel Batubara Penimbangan sampel dan membagi rata berat sampel masing-masing 150 gram Pemasukkan sampel ke Rod Mill dan penggerusan dengan waktu dan jumlah media penggerus tertentu Pengeluaran hasil penggerusan dari Rod Mill Pemisahan hasil Rod Mill berdasarkan fraksi ukuran mengunakan screening Penimbangan berat masing-masing fraksi ukuran hasil penggerusan 7
  • 8. 8 Literatur Data Pembahasan Pembahasan Kesimpulan Gambar 2. Diagram Alir Percobaan 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat yang digunakan 1. Neraca teknis atau Neraca Ohaus 2. Media penggerus 3. Rod mill 4. Screening 5. Stopwatch 6. Peralatan penunjang praktikum 3.2.2 Bahan yang digunakan 1. Batubara ukuran kerikil 3.3 Prosedur Percobaan 1. Menyiapkan bongkahan mineral batubara dan menghancurkan menjadi lebih kecil (kerikil). 2. Menimbang sampel dan membagi rata berat sampel.
  • 9. 9 3. Memasukan bongkahan kedalam rod mill dan menggerus bongkahandengan waktu dan jumlah media penggerus yang ditentukan. 4. Mengeluarkan hasil penggerusan bongkahan. 5. Memisahkan hasil dari proses rod mill berdasarkan fraksi ukuran menggunakan screening. 6. Menimbang berat dari tiap–tiap fraksi ukuran. .
  • 10. 10 BAB IV HASILDAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data percobaan yang ditunjukkan dalam tabel 1. Tabel 1. Variasi Waktu Penggerusan dan Jumlah Penggerus yang digunakan Berat Awal (gram) Waktu (menit) Jumlah Penggerus 10 12 150 8 14 6 16 Tabel 2. Data Hasil Percobaan Berat (gram) Fraksi Ukuran (#) Berat I Berat II Berat III +10# 71,002 75,571 98,05 -10+18# 25,03 30,995 20,06 -18+40# 23,045 20,003 10,091 -40+60# 8,039 6,057 3,994 -60# 20,53 15,044 14,006 10
  • 11. 11 4.2 Pembahasan Mengacu pada tabel 1 dan 2 tentang hasil percobaan, dapat dibuat grafik hubungan antara waktu dan jumlah media penggerus yang digunakan dalam rod mill terhadap berat masing-masing fraksi ukuran yang diperoleh, sehingga pengaruh antara variabel-variabel tersebut terhadap perolehan fraksi ukuran dapat diketahui. Gambar 3. Grafik pengaruh waktu penggerusan terhadap perolehan berat berdasarkan fraksi ukuran Berdasarkan gambar 3, dapat diketahui nilai perolehan berat fraksi ukuran setelah dilakukan proses rod mill dengan waktu proses tertentu. Perolehan fraksi ukuran +10 mesh dengan variasi waktu 6, 8, dan 10 menit mengalami penurunan berat produk sedangkan pada fraksi ukuran produk yang lebih halus, rata-rata perolehan beratnya meningkat. Hal ini dapat terjadi karena proses penggerusan yang dilakukan lebih lama menyebabkan sampel mengalami abrasi semakin lama, sehingga ukuran produk rod mill menjadi yang lebih halus semakin banyak. Dengan kecepatan rod mill yang dibuat tetap, maka pengaruh waktu penggerusan
  • 12. 12 terhadap perolehan berat fraksi ukuran produk dapat diketahui dengan jelas karena pengaruh gaya abrasi maupun impak akibat kecepatan putar (RPM) tidak perlu dipertimbangan secara menyeluruh. Gambar 4. Grafik pengaruh jumlah media penggerusan terhadap perolehan berat berdasarkan fraksi ukuran Berdasarkan gambar 4, data menunjukan bahwa perolehan berat berdasarkan fraksi ukuran produk mempunyai kecenderungan menurun terhadap penambahan jumlah media penggerus yang digunakan. Pada fraksi ukuran produk rod mill dari -10+18 mesh hingga yang paling halus -60 mesh, semua mengalami penurunan perolehan berat. Hal ini berkebalikan dengan teori bahwa semakin banyak jumlah media penggerus yang digunakan, maka perolehan produk halus akan semakin banyak. Berdasarkan pengamatan yang praktikan lakukan, ini dapat terjadi karena waktu penggerusan tidak dibuat konstan dalam artian jumlah media penggerus yang banyak digunakan pada waktu yang lebih singkat, dan sebaliknya jumlah penggerus yang lebih sedikit digunakan pada waktu proses yang lebih lama. Dengan demikian waktu proses lebih berpengaruh terhadap perolehan berat fraksi ukuran produk yang lebih halus.
  • 13. 13 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan praktikum Rod Mill di Laboratorium Metalurgi I didapat kesimpulan sebagai berikut : 1. Semakin banyak jumlah media penggerus yang digunakan, maka fraksi ukuran produk yang diperoleh akan semakin halus. 2. Semakin banyak lama yang digunakan, maka fraksi ukuran produk yang diperoleh akan semakin halus. 5.2 Saran Saran yang dapat diberikan untuk praktikum pada kesempatan selanjutnya, seperti menggunakan variasi waktu dan jumlah media penggerus dalam rod mil untuk percobaan yang terpisah, sehingga praktikan dapat mengetahui secara jelas hubungan antara waktu proses dan jumlah media penggerus yang digunakan terhadap perolehan berat dari masing-masing fraksi ukuran produk rod mil. 13
  • 14. 14 DAFTAR PUSTAKA 1. Sudarsono, Arief, dkk,. 1999. Perubahan Struktur Kristal dan Indeks Kerja Bijih Emas Cimanggu, Jawa Barat Akibat Pemanasan Gelombang Mikro. http://arief_files/emas.htm. [Diakses tanggal 12 November 2011 pukul 14.30 WIB] 2. http://laporanp.blogspot.com/2010/02/bab-ii-kominusi-kominusi-adalah- proses.html. [Diakses tanggal 12 November 2011 pukul 14.40 WIB] 3. http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQDSVuOCLX3eIhrODX73Q WFebCRZdaFnZMzvYtiACo5RwYmsKxl. [Diakses tanggal 10 November 2011 pukul 13.30 WIB] 14
  • 16. 16 Lampiran 1. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus 1. Buat tabel dan susun data hasil percobaan ! Jawab : Tabel 1. Variasi Waktu Penggerusan dan Jumlah Penggerus yang digunakan Berat Awal (gram) Waktu (menit) Jumlah Penggerus 10 12 150 8 14 6 16 Tabel 2. Data Hasil Percobaan Berat (gram) Fraksi Ukuran (#) Berat I Berat II Berat III +10# 71,002 75,571 98,05 -10+18# 25,03 30,995 20,06 -18+40# 23,045 20,003 10,091 -40+60# 8,039 6,057 3,994 -60# 20,53 15,044 14,006 2. Jelaskan pengaruh banyaknya media penggerus, waktu dan kecepatan rod mill tehadap hasil produk! Jawab : 1. Semakin banyak jumlah media penggerus yang digunakan, maka fraksi ukuran produk yang diperoleh akan semakin halus. 2. Semakin lama waktu proses penggerusan, maka fraksi ukuran produk yang diperoleh akan semakin halus.
  • 17. 17 3. Semakin tinggi kecepatan putar rod mill, maka akan terjadi cataracting sehingga fraksi ukuran produk yang diperoleh lebih kasar akibat gaya impak yang dominan dibanding gaya abrasinya. 3. Buat grafik antara berat sampel berdasarkan fraksi ukuran terhadap waktu penggerusan! Jawab : Gambar3. Grafik pengaruh waktu penggerusan terhadap perolehan berat berdasarkan fraksi ukuran
  • 18. 18 Gambar 4. Grafik pengaruh jumlah media penggerusan terhadap perolehan berat berdasarkan fraksi ukuran 5. Jelaskan secara singkat proses penggerussan dengan menggunakan Rod Mill serta pengaruh gaya sentrifugal terhadap hasil produk yang didapatkan! Jawab : Proses penggerusan dengan rod mill. Menyiapkan sampel batubara ukuran kerikil, kemudian menimbangnya, memasukkan kedalam rod mill dan gerus dengan media penggerus berupa batangan baja dalam waktu tertentu, lalu sampel batubara dikeluarkan dan dipisahkan berdasarkan fraksi ukuran dengan screening dan timbang berat masing–masing fraksi ukuran. Pengaruh gaya sentrifugal yaitu mempengaruhi kecepatan putar pada milling (RPM).
  • 19. 19 6. Apa yang dimaksud dengan Vkritis dan jelaskan apabila diketahui gaya sentrifugal sama dengan gaya gravitasi! Jawab : V kritis adalah kecepatan putar cell pada operasi milling di mana pada saat itu grinding media menempel pada dinding cell sehingga tidak terjadi proses abrasi maupun impak. Apabila gaya sentrifugal sama dengan gaya gravitasi, maka akan terjadi Vkritis.
  • 20. 20 Lampiran 2. Gambar Alat dan Bahan Gambar 5. Neraca teknis Gambar 6. Screening Gambar 7. Mesin Rod Mill Gambar 8. Media Penggerus Gambar 9. Batubara