Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...
SEMHAS minggu.pptx
1. Yuliana
Pembimbing 1 : drg. Badai Septa, M.Kes
Pembimbing II : drg. Lucia Yauri, M. MKes
PERANAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM
PELAYANAN KESEHATAN GIGI TERHADAP
TINGKAT KECEMASAN PASIEN POLIKLINIK
RSUD HAJI MAKASSAR
S T A R T
Seminar Hasil
2. Latar Belakang
• Komunikasi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial
yang tidak bisa diabaikan. Manusia dapat berhubungan satu sama lain dengan cara berkomunikasi,
baik di rumah, di tempat kerja, di pasar, di masyarakat, atau dimanapun manusia berada
• Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik yaitu suatu strategi penyusunan dan pelaksanaan asuhan
keperawatan yang tahapannya dilakukan secara metodis dan wajar agar bisa mengelola masalah yang
dihadapi pasien dengan memahami masalah kesehatannya
• Tingkat Kecemasan
Tingkat kecemasan pasien terdiri dari 4 tingkatan kecemasan yaitu : tingkat kecemasan
ringan, tingkat kecemasan sedang, tingkat kecemasan berat dan tingkat kecemasan panik.
• Untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut seperti pelayanan
pada pasien yang ingin melakukan scalling atau pembersihan karang gigi,
pencabutan gigi maupun pasien yang ingin melakukan penambalan gigi
diperlukan yang namanya komunikasi.
3. Rumusan Masalah
Apakah komunikasi terapeutik dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien
poliklinik Gigi RSUD Haji Makassar?
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui peranan komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan pasien.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui peran komunikasi terapeutik terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Untuk mengetahui peran komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan pasien
4. Tinjauan Pustaka
• Komunikasi yaitu salah satu cara agar kita bisa saling berinteraksi dengan yang lain dengan
tujuan agar bisa mengetahui atau memprediksi orang lain, bisa mengetahui bagaimanan posisi diri
sendiri agar bisa tercipta suatu keseimbangan dalam masyarakat.
• Ketika kita ingin berkomunikasi tentunya kita memerlukan empat tindakan, tindakan yang
pertama yang harus kita lakukan yaitu membentuk suatu ide yang akan di sampaikan nantinya,
kemudian tindakan yang kedua yaitu menyampaikan suatu ide yang telah dibentuk
sebelumnya, tindakan yang ketiga yaitu menerima dan mengolah pesan. Hal ini akan
terjadi secara terurut hingga pada akhirnya membentuk pesan.
5. Tinjauan Pustaka
• Komunikasi terapeutik terhadap pelayanan kesgilut:
- Scalling gigi
- Pencabutan gigi
- Penambalan gigi
• Tingkatan kecemasan:
1. Kecemasan Ringan,
2. Kecemasan Sedang
3. Kecemasan Berat
4. Panik
6. Metode Penelitian
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
menghasilkan data deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan
lembar quesioner. Metode pengukuran dilakukan dengan pengisian FIS atau facial
image scale.
• Skor 1 senang (gambar 1)
• Skor 2 tidak cemas (gambar 2)
• Skor 3 sedikit cemas (gambar 3)
• Skor 4 cemas (gambar 4)
• Skor 5 sangat cemas / panik (gambar 5)
7. Populasi & Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang berkunjung ke poli gigi
RSUD Haji Makassar pada saat penelitian berlangsung.
2. Sampel
Sampel penelitian diambil secara kebetulan (Accidental Sampling) di poli gigi
RSUD Haji Makassar. Setiap pasien yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan
dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu.
8. Tempat dan Waktu
1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik gigi RSUD Haji Makassar
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2022
9. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki – laki 19 32,8%
Perempuan 39 67,2%
Total 58 100 %
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
10. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Alasan
Berkunjung ke Poli Gigi
Kriteria Frekuensi Persentase (%)
Ingin Dicabut 16 27,6%
Ingin Ditambal 11 18,9%
Gigi Sakit 23 39,6%
Hanya Kontrol Rutin 3 5,3%
Membersihkan Gigi 5 8,6%
Total 58 100 %
Kriteria Frekuensi Persentase (%)
Baik 48 82,7%
Kurang Baik 10 17,3%
Total 58 100 %
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kriteria
Komunikasi Terapeutik Dalam Pelayanan Kesehatan Gigi
11. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat
Kecemasan Pasien Saat Berada Di Ruang Tungg Dengan
Menggunakan Face Image Scale.
Kriteria Frekuensi Persentase (%)
Ringan 50 86,2%
Sedang 5 8,5%
Berat 3 4,1%
Panik 1 1,2%
Total 58 100 %
Kriteria Frekuensi Persentase (%)
Ringan 21 36,3%
Sedang 23 38,6%
Berat 9 15,6%
Panik 6 9,5%
Total 58 100 %
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat
Kecemasan Pasien Di Poli Gigi RSUD Haji Makassar
Sebelum Naik di Dental Chair Dengan Menggunakan
Face Image Scale
12. Dapat kita lihat bahwa jumlah responden dengan tingkat kecemasan ringan saat di ruang tunggu sebanyak 50 orang,
akan tetapi setelah dilakukan komunikasi terapeutik sebelum naik ke dental unit jumlah responden dengan
kecemasan ringan turun menjadi 21 orang, hal ini menunjukkan tingkat kecemasan responden meningkat sebelum
naik ke dental unit, hal yang bisa memicu salah satunya yaitu responden melihat alat alat kedokteran gigi yang
menakutkan bagi mereka sehingga yang awalnya saat di ruang tunggu tidak merasakan kecemasan yang berat
menjadi sangat cemas setelah melihat alat-alat yang terdapat di dental unit.
Begitupun jumlah responden dengan tingkat kecemasan sedang, berat dan panik meningkat sesaat
sebelum mereka naik ke dental unit. Hal ini berarti tidak ada hubungan peranan komunikasi terapeutik
terhadap tingkat kecemasan pasien di poliklinik RSUD Haji Makassar
13. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai peranan komunikasi terapeutik dalam
pelayanan kesehatan gigi terhadap tingkat kecemasan pasien yang dilakukan di poli
gigi RSUD Haji Makassar pada bulan Mei dengan responden sebanyak 48 orang,
dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh peranan komunikasi terapeutik dalam
pelayanan kesehatan gigi terhadap tingkat kecemasan pasien poliklinik gigi RSUD
Haji Makassar.
14. Saran
1. Bagi perawat di poli gigi RSUD Haji Makassar agar bisa tetap mempertahankan
komunikasi terapeutiknya sehingga pasien tidak merasa cemas dalam
melaksanakan pemeriksaan atau perawatan.
2. Bagi pasien di poli gigi RSUD Haji Makassar harus tetap berfikir yang positif
terhadap pemeriksaan atau perawatan yang akan dilakukan oleh perawat gigi agar
perasaanya bisa lebih tenang dan tidak merasa cemas sehingga proses pemeriksaan
atau perawatan bisa berjalan dengan baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat meneliti variabel lain yang berhubungan
dengan tingkat kecemasan pasien pada saat melakukan pelayanan kesehatan gigi.