Dokumen tersebut membahas tentang penelitian tindakan kelas mengenai konseling kelompok dengan pendekatan behavior yang dilakukan di SMK Negeri 1 Kualasimpang untuk siswa kelas X OTKP-01 selama satu bulan."
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
PTK Bimbingan Konseling Tahap 1 pendekatan metode Pembelajaran Daring dan Luring terhadap Siswa
1. 1
“KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN BEHAVIOR DALAM
PEMBELAJARAN DARING DI KELAS X OTKP-01 SMK NEGERI 1
KUALASIMPANG. KABUPATEN ACEH TAMIANG
TAHUN PELAJARAN 2020/2021”
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Kenaikan Pangkat Golongan
OLEH :
DEWI SURBANI, S.Pd
NIP. 197507072010032001
DINAS PENDIDIKAN ACEH
SMK NEGERI 1 KUALASIMPANG
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
2. 2
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah yang merupakan ulasan hasil
penelitian yang dipublikasikan dan didokumentasikan pada SMK Negeri 1 Kualasimpang
Kabupaten Aceh Tamiang hasil karya dari:
1. Identitas Peneliti :
Nama : Dewi Surbani, S.Pd
NIP : 197507072010032001
Unit Kerja : Guru Bimbingan Konseling
2. Lokasi Penelitian : SMK Negeri 1 Kualasimpang
3. Lama Penelitian : 1 Bulan
4. Judul : “Konseling Kelompok dengan Pendekatan Behavior dalam
Pembelajaran Daring di Kelas X OTKP-01 SMK Negeri 1
Kualasimpang. Kabupaten Aceh Tamiang Tahun Pelajaran 2020/2021”
Kualasimpang, September 2020
Kepala Sekolah
Fahmi Putra, S.Pd
NIP. 19791108 200904 1001
3. 3
HALAMAN PUBLIKASI
Setelah membaca dan mencermati karya ilmiah yang merupakan ulasan hasil
penelitian yang dipublikasikan dan didokumentasikan di perpustakaan SMK Negeri 1
Kualasimpang hasil karya dari:
Identitas Peneliti
Nama : Dewi Surbani, S. Pd
NIP : 19750707 201003 2001
Unit Kerja : SMK Negeri 1 Kualasimpang
Lokasi Penelitian : SMK Negeri 1 Kualasimpang
Lama Penelitian : 1 Bulan
Judul : “Konseling Kelompok dengan Pendekatan Behavior dalam
Pembelajaran Daring di Kelas X OTKP-01 SMK Negeri 1
Kualasimpang.Kabupaten Aceh Tamiang Tahun Pelajaran 2020/2021”
Karya Ilmiah ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi syarat kenaikan pangkat
golongan. Karya ilmiah ini dipublikasikan dan didokumentasikan di perpustakaan SMK
Negeri 1 Kualasimpang
Kualasimpang , September 2020
Ka. Perpustakaan
Rini Asmawati, S.Pd
NIP.19820602 200604 2006
4. 4
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan karya
ilmiah dengan judul “Konseling Kelompok dengan Pendekatan Behavior dalam
Pembelajaran Daring di Kelas X OTKP-01 SMK Negeri 1
Kualasimpang. Kabupaten Aceh Tamiang Tahun Pelajaran 2020/2021”, penulisan karya
ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat dipakai
sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak didik pada
latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada:
1. Yth. Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Kualasimpang
2. Yth. Kepala Perpustakaan SMK Negeri 1 Kualasimpang
3. Yth. Rekan-Rekan Guru SMK Negeri 1 Kualasimpang
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk itu
segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.
Penulis
5. 5
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ..................................................................................................................1
Halaman Pengesahan ........................................................................................................2
Halaman Publikasi.............................................................................................................3
Kata Pengantar ..................................................................................................................4
Daftar Isi ...........................................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................6
B. Perumusan Masalah.............................................................................8
C. Tujuan Penelitian ................................................................................8
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................8
E. Batasan Masalah .................................................................................8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konseling Kelompok ...........................................................................9
B. Pendekatan Behavior ..........................................................................10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian ..............................................................................13
B. Karakteristik Penelitian .....................................................................13
C. Variabel Penelitian.............................................................................13
D. Prosedur Penelitian............................................................................14
E. Tindakan Penelitian Siklus ................................................................14
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................18
B. Hasil Pembahasan ............................................................................18
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................19
B. Saran-saran .......................................................................................19
Daftar Pustaka..................................................................................................................20
6. 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berkaitan dengan tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar
berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih
berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan kepada siswa. Terutama guru BK
(Bimbingan dan Konseling) harus bisa menjalankan profesinya yaitu mengonseling siswa
yang “bermasalah” / atau butuh pemecahan masalah. Dan salah satu metode konseling adalah
metode konseling behavior yang tujuannya adalah untuk mengahapus/menghilangkan tingkah
laku maldaptif (masalah) untuk digantikan dengan tingkah laku baru yaitu tingkah laku
adaptif yang diinginkan siswa. Tujuan yang sifatnya umum harus dijabarkan ke dalam
perilaku yang spesifik : (a) diinginkan oleh klien; (b) konselor mampu dan bersedia
membantu mencapai tujuan tersebut; (c) klien dapat mencapai tujuan tersebut; (d) dirumuskan
secara spesifik. Konselor dan klien bersama-sama (bekerja sama) menetapkan/merumuskan
tujuan-tujuan khusus konseling.
Dalam pelaksanaan proses konseling, guru seringkali dihadapkan dengan
berbagai macam masalah, terutama masalah-masalah yang terkait dengan keberhasilan proses
konseling. Keberhasilan dalam konseling terlihat dari siswa yang menemukan solusi atas
masalahnya. Keberhasilan siswa dalam menyelesaikan masalahnya tidak terlepas dari peran
aktif guru BK, begitu juga dengan keberhasilan siswa dari segi emosional. Hal ini pun di
tentukan oleh guru, khususnya guru BP/BK yang mampu memberi motivasi dan dapat
menciptakan iklim / suasana yang harmonis, kondusif, menyenangkan dan mampu memberi
semangat kepada siswa. BP/BK (Bimbingan Penyuluhan / Konseling) sebagai salah satu
bagian di lembaga pendidikan formal merupakan wahana untuk meningkatkan ketrampilan,
sikap, dan nilai. Pendidikan yang di terapkan oleh BP/BK (Bimbingan Penyuluhan /
Konseling) menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Tujuan pendidikan
BP/BK (Bimbingan Penyuluhan / Konseling) adalah membantu siswa memahami
ketrampilan, sikap, dan nilai. dan saling keterkaitannya, mengembangkan ketrampilan dasar
untuk menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah, menerapkan konsep dan prinsip untuk
menghasilkan karya ketrampilan, sikap, dan nilai yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.
7. 7
Maka metode yang digunakan dalam pembelajaran BP/BK (Bimbingan
Penyuluhan / Konseling) harus merupakan metode yang mengandung esensi pendekatan-
pendekatan yang digunakan dalam pengetahuan ilmiah untuk meningkatkan kecerdasan
emosional siswa. Salah satu metode yang tepat yang digunakan dalam proses konseling
siswa untuk meningkatkan memberi solusi atas masalah siswa adalah metode behavior yaitu
metode yang menitik beratkan pada tingkah laku dipelajari ketika individu berinteraksi
dengan lingkungan melalui hukum-hukum belajar : (a) pembiasaan klasik; (b) pembiasaan
operan; (c) peniruan. Tingkah laku tertentu pada individu dipengaruhi oleh kepuasan dan
ketidak puasan yang diperolehnya. Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar
melainkan merupakan hasil belajar, sehingga ia dapat diubah dengan memanipulasi dan
mengkreasi kondisi-kondisi pembentukan tingkah laku.
Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan di SMK Negeri 1 Kualasimpang
Kabupaten Aceh Tamiang, untuk metode behavior dalam konseling kelompok di kelas X
OTKP-01 sudah pernah dilaksanakan namun belum terprogram. Oleh karena itu, penulis
merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam dengan judul “Konseling
Kelompok dengan Pendekatan Behavior dalam Pembelajaran Daring di Kelas X OTKP
SMK Negeri 1 Kualasimpang. Kabupaten Aceh Tamiang Tahun Pelajaran 2020/2021”,
8. 8
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka penulis menyusun beberapa
pertanyaan sebagai berikut :
Bagaimana gambaran konseling kelompok dengan pendekatan behavior di kelas X OTKP-01
SMK Negeri 1 Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut :
Untuk menggambarkan proses konseling kelompok dengan pendekatan behavior di kelas X
OTKP-01 SMK Negeri 1 Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa, perubahan perilaku dan sikap negatif ke positif akan terjadi jika metode
behavior ini dilaksanakan sesuai prosedur
2. Bagi guru, menambah pengetahuan dan hazanah kelmuan serta bisa juga dijadikan sebagai
refrensi.
3. Untuk memperbaiki mutu konseling pada siswa.
4. Menambah hasanah penelitian yang diharapkan dan dapat bermanfaat bagi civitas
akademik.
9. 9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSELING KELOMPOK
1. Pengertian Konseling Kelompok
Gerald Corey (2006) dalam buku nya Kamus Istilah Konseling & Terapi. Jakarta :
PT. Rajagrafindo Persada menjelaskan bahwa seorang ahli dalam konseling
kelompok mencoba membantu peserta untuk menyelesaikan kembali permasalahan hidup
yang umum dan sulit seperti: permasalahan pribadi, sosial, belajar/akademik, dan
karir. Konseling kelompok lebih memberikan perhatian secara umum pada permasalahan-
permasalahan jangka pendek dan tidak terlalu
memberikan perhatian pada treatmen gangguan perilaku dan psikologis.
Konseling kelompok memfokuskan diri pada proses interpersonal dan strategi penyelesaian
masalah yang berkaitan dengan pemikiran, perasaan, dan perilaku
yang disadari. Metode yang digunakan adalah dukungan dan umpan balik interaktif
dalam sebuah kerangka berpikir here and now (di sini dan saat ini).
2. Tujuan Konseling Kelompok
Tujuan umum dari layanan konseling kelompok dapat ditemukan dalam
sejumlah literatur profesional yang mengupas tentang tujuan konseling kelompok, sebagai
berikut.
1. Masing-masing konseli mampu menemukan dirinya dan memahami dirinya sendiri
dengan lebih baik. Berdasarkan pemahaman diri tersebut, konseli rela
menerima dirinya sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek-aspek positif
kepribadiannya.
2. Para konseli mengembangkan kemampuan berkomunikasi antara satu individu dengan
individu yang lain, sehingga mereka dapat saling memberikan
bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan yang khas pada setiap fase-
fase perkembangannya.
3. Para konseli memperoleh kemampuan mengatur dirinya sendiri dan
mengarahkan hidupnya sendiri, dimulai dari hubungan antarpribadi di dalam
kelompok dan dilanjutkan kemudian dalam kehidupan sehari-hari di luar lingkungan
kelompoknya.
10. 10
4. Para konseli menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan lebih
mampu menghayati/ memahami perasaan orang lain. Kepekaan dan pemahaman ini
akan membuat para konseli lebih sensitif terhadap kebutuhan psikologis diri sendiri dan
orang lain.
5. Masing-masing konseli menetapkan suatu sasaran/target yang ingin dicapai, yang
diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang lebih konstruktif.
6. Para konseli lebih menyadari dan menghayati makna dari kehidupan manusia sebagai
kehidupan bersama, yang mengandung tuntutan menerima orang lain dan harapan akan
diterima oleh orang lain.
7. Masing-masing konseli semakin menyadari bahwa hal-hal yang
memprihatinkan bagi dirinya kerap menimbulkan rasa prihatin dalam hati orang lain.
Dengan demikian, konseli tidak akan merasa terisolir lagi, seolah-olah hanya dirinyalah
yang mengalami masalah tersebut.
8. Para konseli belajar berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok secara
terbuka, dengan saling menghargai dan saling menaruh perhatian.
Pengalaman berkomunikasi tersebut akan membawa dampak positif dalam
kehidupannya dengan orang lain di sekitarnya.
B. PENDEKATAN BEHAVIOR
1. Latar Belakang
Pendekatan konseling behavioral ini berhubungan dengan skinner, Pavlov yang mana
pada penemuan itu selalu mengembangkan yang namanya stimulus dan respon. Pada tahun
1927 penerjemahan karya Pavlov kedalam bahasa Inggris mendorong pengambilalihan
pendekatan behavioristik dalam mempelajari psikologi amerika serikat. Salah satu study yang
paling penting adalah hal ini adalah yang dilakukan oleh Wathson dan Ray yang
menggunakan seorang anak kecil membuktikan bahwa rasa takut itu dipelajari.
2. Pendiri Dan Pengembang
John. D. Krumbolitz
Pengembang : 1. Carl E. Thoresen 2. Ray E. Hosford 3. Bandura 4. Wolfe
3. Orientasi Pendekatan
Tercapainya perubahan tingkah laku (action) dengan menekankan proses kognitif
4. Hakekat Manusia Kepribadian Dan Perkembangan
HAKEKAT MANUSIA:
● Prilaku manusia merupakan hasil dari belajar
11. 11
● Manusia bersifat mekanistik (merespon pada lingkungan dengan kontrol yang
terbatas)
● Hidup dalam alam deterministic
● Memiliki sedikit peran aktif dalam memilih martabatnya
● Manusia berorientasi dengan lingkungan
● Manusia memiliki kebutuhan bawaan yang dipelajari
● Manusia bersifat unik
● Tingkah laku manusia bertujuan untuk memperoleh kepuasan
● Manusia dapat berubah tingkah lakunya tanpa adanya pemahaman diri
● Dari sudut teori belajar manusia bersifat reaktif
● Reaksi individu dipengaruhi oleh aspek genetic
5. Pribadi Sehat Dan Malasuai
PRIBADI SEHAT :
● Dapat merespon stimulus yang ada di lingkungan secara cepat
● Tidak kurang dan tidak berlebihan dalam tingkah laku memenuhi kebutuhan
● Mempunyai derajat kepuasan yang tinggi atas tingkah laku ber tingkah laku dengan
tidak mengecewakan diri dan lingkungan
● Dapat mengambil keputusan yang tepat atas konflik yang dihadapi
● Mempunyai atau dapat mengembangkan reinforce internal disamping eksternal
● Mempunyai self kontrol yang memadai
PRIBADI MALASUAI
o Tingkah lakunya tidak memuaskan individu
o Tingkah lakunya akan membawa individu mengalami konflik dengan lingkungan
o Tingkah lakunya berlebihan
o Tingkah lakunya yang kurang
o Tingkah lakunya / respon yang tidak tepat
6. Karakteristik Konselor Dan Klien
KARAKTERISTIK KONSELOR
o Konselor harus aktif dan direktif
o Menerima dan memahami klien tanpa mengadili / mengkritik
o Hangat, empirik dan penghargaan kepada klien
o Memberikan kebebasan bagi klien untuk mengekspresikan diri
o Tanggap cepat dalam memberikan reinforcement
o Terbuka mengenai proses terapi
o Keinginan atau kesediaan untuk membantu klien
12. 12
KARAKTERISTIK KLIEN :
o Klien harus aktif dalam mencoba tingkah laku yang baru
o Kesadaran dan partisipasi klien dalam proses terapeutik
o Kesediaan bekerjasama dengan konselor selama proses terapi
o Berani menanggung resiko atas perubahan yang ingin dicapai
7. Hubungan Konselor Dan Klien
ü Hubungan personal
ü Keterlibatan
ü Kehangatan
ü Permisi
ü Keaslian
ü Empati
ü Kerjasama
ü Kesepakatan
ü Acception
ü Kehangatan
8. Peran Dan Fungsi Konselor
PERAN KONSELOR :
o Mengkomunikasikan pemahamannya pada klien
o Menyiapkan / membina hubungan dengan klien
o Bekerjasama mengatasi problem yang sesolik
o Memberi kuliah, informasi dan menjelaskan proses yang dibutuhkan anggota
untuk melakukan perubahan
o Memberikan reinforcement
o Mendorong klien mentransfer tingkah laku dalam kehidupan sehari - hari
FUNGSI KONSELOR :
o Sebagai guru / pelatih (dalam mempelajari tingkah laku yang efektif)
o Sebagai pemimpin kelompok
o Sebagai guru
13. 13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada kelas X OTKP-01 SMK Negeri 1
Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang .dengan jumlah peserta didik 26 siswa
B. Karakteristik Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMK Negeri 1 Kualasimpang Kabupaten
Aceh Tamiang pelajaran 2020-2021 dengan permasalahan “Konseling Kelompok dengan
Pendekatan Behavior dalam Pembelajaran Daring di Kelas X OTKP-01 SMK Negeri 1
Kualasimpang. Kabupaten Aceh Tamiang Tahun Pelajaran 2020/2021”,
C. Variable Penelitian
1. Konseling Kelompok
Konseling kelompok yang dimaksud disisni adalah suatu pemusatan hal peribadi, huungan
bersemuka antara dua manusia apabila seorang konselor dengan kemampuan yang ada
padanya menyediakan satu situasi pembelajaran yang membolehkan kliennya mengenali
dirinya sendiri, membuat keputusan dan pemilihan bagi memenuhi keperluan diri mereka
sendiri
2. Pendekatan Behavior
Pendekatan Behavior yang dikmaksud dalam penelitian ini adalah:metode mempelajari ,
memodifikasi tingkah tingkah laku tidak adaptif , Fokus tingkah laku yang laku melalui
penguatan melalui proses belajar yang tampak dan spesifik yang di lakukan pada siswa Kelas
X OTKP-01 SMK Negeri 1 Kualasimpang.
Dari kondisi awal pelaksanaan tindakan ini terekam data siswa di SMK Negeri 1
Kualasimpang sebagai berikut :
a. Ada sebagian siswa yang bermasalah dan membutuhkan konseling kelompok dengan
pendekatan behavior
b. Ada sebagian siswa yang harus di terapi dengan model pendekatan konseling behavior
14. 14
D. Prosedur Penelitian
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini direncanakan 3 siklus. Penelitian ini diawali
dengan kegiatan observasi sebagai penjajagan untuk memperoleh informasi dan gambaran
terhadap permasalahan yang sedang dihadapi, diteliti dan tindakan yang telah dilakukan oleh
guru. Dan dilanjutkan dengan membahas hasil observasi serta merencanakan dan menetapkan
tindakan.
Rencana penelitian ini menggunakan model proses yang berkesinambungan, mulai dari
proses penelitian siklus 1 , ditindaklanjuti proses penelitian siklus 2 dan seterusnya sampai
pada siklus 3. Dalam setiap siklus tindakan meliputi :
o Perencanaan (Planning)
o Pelaksanaan tindakan (acting)
o Pengamatan (Observing)
o Refleksi (Reflekting)
E. Tindakan Pada Setiap Sikulus
Secara terperinci, langkah-langkah tersebut dapat diuraikan dalam penjelasan berikut :
a. Perencanaan , kegiatan yang dilakukan :
o Membuat rencana penelitian dengan judul “Konseling Kelompok dengan
Pendekatan Behavior”
o Membuat lembar observasi untuk mengetahui kondisi masalah siswa yang harus di
konseling dengan teknik behavior
o Membuat alat evaluasi
b. Pelaksanaan tindakan (acting)
Pelaksanaan tindakan pada hakikatmya mengimplementasikan skenario Konseling
kelompok dengan pendekatan beavior. Sudah barang tentu pada setiap siklus mempunyai
langkah serta penekanan yang berbeda, tergantung pada fokus tujuan dan refleksi dari siklus
sebelumnya. Namun demikian, perlu dijelaskan dan ditegaskan dalam penelitian ini, bahwa
tujuan utama dengan menggunakan pendekatan behavior pada pkonseling kelompok ini
dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah siswa. Kelak pada gilirannya, dengan semakin
terselessaikannya masalah siswa maka akan diketahui akselerasi dalam menggunakan
pendekatan behavior dalam konseling kelompok.
15. 15
c. Pengamatan (Observing)
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan
menggunakan format pengamatan proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi pemantauan juga
dilakukan secara kolaboratif dengan mengolah data yang dapat di rekam dan memaknainya
serta menentukan keberhasilan dan ketercapaian tujuan tindakan ataupun hasil samping dari
pelaksanaan tindakan.
Pemantauan ini dilakukan oleh guru, kolaborator dan siswa untuk mendapatkan data-
data yang akurat secara secara kualitatif. Langkah ini juga difungsikan untuk mengukur
tingkat keberhasilan dan atau kegagalan dalam penelitian.
Hasil monitoring dapat dilihat dari hasil analisis data, tes, lembar observasi dan
pemantauan, catatan lapangan learning loads, wawancara dengan siswa dan atau guru sejawad
atau kolaborator baik dalam kelas ataupun luar kelas. Hasil kerja ini selanjutnya dianalisis dan
direfleksi untuk perencanaan pada siklus berikutnya.
d. Refleksi (Reflekting)
Dari hasil observasi dan evaluasi hasil pemantauan yang diperoleh , kemudian
dilakukan analisis. Hasil analisis ini kemudian menjadi dasar untuk melakukan refleksi diri
untuk menentukan tindakan dan perencanaan berikutnya.
e. Pengumpulan data
Jenis data yang dikumpulkan meliputi :
o Data siswa
o Data Penilaian masalah siswa
f. Alat pengumpul data meliputi :
o Lembar observasi untuk mengungkap masalah siswa
o Pedoman wawancara untuk mengungkap masalah siswa
o Learning loads untuk mengungkap pendapat, perasaan dan perbaikan perencanaan
berikutnya.
o Alat evaluasi berupa draft pertanyaan konseling
16. 16
g. Cara pengumpulan data
Dari hasil penelitian tindakan kelas ini akan dapat diperoleh beberapa data, yang meliputi :
o Berapa siswa yang mempunyai masalah dan membutuhkan konseling
o Berapa siswa yang harus diterapi behavior
f. Indikator Kinerja
Sesuai dengan tujuan penelitian yang dikemukakan pada bagian awal penelitian ini,
konseling kelompok dengan pendekatan behavior. Maka, yang menjadi indikator kinerja
dalam penelitian ini adalah pendekatan behavior dapat dilaksanakan secara efektif dalam
konseling kelompok. Dengan demikian, dampak pada meningkatnya kualitas konseling siswa.
Untuk mengukur keberhasilan ini, maka indikator kinerja berikutnya apabila hasil penelitian
ini dengan valid dapat menunjukkan :
f. Sekurang-kurangnya 65 % siswa dapat mengambil keputusan atas masalahnya
g. Terjadi kondusifitas suasana konseling kelompok disekolah
h. Sekurang-kurangnya 65% siswa mendapatkan relayanan konseling yang efektif
17. 17
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Guru BK selaku peneliti menyusun perencanaan penelitian tindakan kelas terhadap
siswa kelas Kelas X OTKP-01 SMK Negeri 1 Kualasimpang Peneliti melakukan empat
tahapan yaitu : perencanaan, implementasi, observasi, evaluasi dan refleksi.
1). Perencanaan, tahap perencanaan peneliti melakukan :
a. Menyiapkan alat ukur penelitian
b. Menyiapkan setting tempat sesuai
2). Implementasi
Konseling Kelompok dengan Pendekatan Behavior dilakukan di ruang kelas X OTKP-
01 SMK Negeri 1 Kualasimpang
a. Tahap Awal
Guru yang dalam hal ini berperan sebagai peneliti mengecek mana saja siswa yang
membutuhkan konseling kelompok dengan pendekatan behavior
b. Tahap pertengahan
Guru yang dalam hal ini berperan sebagai peneliti menerapkan pendekatan behavior
dalam konseling kelompok.
c. Tahap akhir
Guru melaksanakan konseling kelompok dengan efektif.
3). Observasi dan Evaluasi
Peneliti melakukan pengamatan, mengamati dan menilai respon siswa, melakukan
pemantauan hasil pengamatan dan wawancara.
4). Refleksi
Mengecek hasil pengamatan dan wawancara.Menggambarkan Konseling Kelompok
dengan Pendekatan Behavior di Kelas X OTKP-01 SMK Negeri 1 Kualasimpang
18. 18
A. HASIL PENELITIAN
Dari langkah penelitian di atas, maka hasil penelitian menggambarkan bagaimana
Konseling kelompok dengan metode behavior di kelas X OTKP-01 SMK Negeri 1
Kualasimpang dilaksanakan. Setelah di gunakan metode behavior maka siswa yang
membutuhkan konseling kelompok dengan masalah tertentu, akan dapat mengambil
keputusan terbaik atas masalahnya.
B. PEMBAHASAN
1. Siklus Pertama
Pada siklus pertama ini di dilaksanakan selama satu kali pertemuan. Pada pertemuan
pertama ini peneliti sudah langsung menerapkan pendekatan yang ditawarkan pendekatan
behavior dalam konseling kelompok. Dari hasil penelitian di pertemuan yang
pertama ini peneliti sudah menemukan hasil yang positif.
Hal ini terbukti dengan adanya tanggapan siswa terhadap pendekatan
behavior di aplikasikan dalam konseling kelompok siswa kelas X OTKP-01 SMK Negeri 1
Kualasimpang yang mendapat konseling kelompok dengan pendekatan behavior dengan
masalah tertentu dapat mengamil keputusan terbaik atas masalahnya.
2. Siklus Kedua
Siklus kedua ini adalah sebagai refleksi dari siklus yang pertama. Kesalahan yang
terjadi di siklus yang pertama, diharapkan tidak terulang lagi
pada siklus yang kedua ini. Pada siklus pertama ada permasalahan yaitu
tentang pemberian pendekatan behavior pada siswa kelas X OTKP SMK Negeri 1
Kualasimpang yang tidak tepat sasaran, artinya siswa dengan masalah tertentu yang
seharusnya tidak di konseling kelompok dengan menggunakan metode behavior maka tidak
akan memunculkan problem solving pada diri siswa. sehingga proses konseling kelompok
dengan pendekatan behavior kurang mengena. Jadi, pada siklus kedua ini diharapkan
pemberian pendekatan behavior pada konseling kelompok pada siswa kelas X OTKP SMK
Negeri 1 Kualasimpang tepat sasaran.
19. 19
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada BAB terdahulu, maka
penulis membuat kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 1
Kualasimpang yaitu: Penerapan pendekatan behavior dalam konseling kelompok
dapat membuat siswa kelas X-OTKP-01 Dengan masalah yang harus di terapi dengan
pendekatan behavior menghasilkan problem solving yang efektif.
B. Saran
Berrdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis membuat saran-saran berikut:
1. Untuk penerapan konseling kelompok dengan pendekatan behavior
Penerapan metode behavior ini harus tepat sasaran pada siswa yang memang
membutuhkan terapi behavior.
2. Konseling kelompok
Konseling kelompok ini juga harus tepat sasaran pada siswa yang membutuhkan konseling
kelompok.
3. Pendekatan Behavior
Begitu juga dengan Pendekatan Behavior harus tepat sasaran dalam penggunaaannya.
20. 20
DAFTAR PUSTAKA
Corey (2006) dalam buku Kamus Istilah Konseling & Terapi , Bandung
Corey, Gerald. (2013) .Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Terjemah E.
Koswara. Bandung. Refika Aditama.
S Lilienfeld, S Lynn, J Lohr (2003) -lmu dan pseudosains dalam psikologi klinis.
Guilford Press, 742-743I Boston
Damayanti, Annisa. (2013) . Study Tentang Perilaku Membolos pada Siswa SMA
Swasta di Surabaya The Study Of Bad Behavior Of Skipping The Class
Private School At Surabaya. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Surabaya. Jurnal Penelitian dan Pendidikan , 3( 1) , Hlm 459-
461.
Gunawan, Imam. (2013) . Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Bumi Aksara.
Hartono & Boy, Sudarmadji. (2013). Psikologi Konseling. Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup.
Handoko , Aris. (2013). Mengatasi Perilaku Membolos Melalui Konseling
Individual Menggunakan Pendekatan Behavior dengan Teknik Self
Management Pada Siswa Kelas X TKJ SMK Bina Karya Nusantara
Ungaran Tahun Ajaran 2012/2013. Semarang . FIP UNNES. Artikel .
Herdiansyah, Haris. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba
Humanika.
Komalasari, Eka Wahyuni & Karsih. (2011) . Teori dan Teknik Konseling.
Jakarta: PT Indeks.
Latipun . (2010). Psikologi Konseling. Malang: UMM Press.
Nursalim, Mochamad. Dkk. (2011). Strategi Konseling. Surabaya: Unnesa
University Press.
21. 21
Sudrajat , Akhmad, 2008, Prosedur Layanan Konseling
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com./2008/05/31/prosedur-umumpelayanan-bimbingan-
dan-konseling/, diakses tanggal 24 Agustus 2020.
Sutirna. (2013). Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal, Nonformal dan
formal . Yogyakarta: CV . Andi Offset.
Walgito, Bimo. (2010). Bimbingan dan Konseling Study & Karir. Yogyakarta :
Andi.
Willis, Sofyana S. (2010). Konseling Individual Konseling dan Praktek. Bandung: