1. e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
389
Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ZAKAT DI SMAN 3 BUNTOK.
RUSINAH
Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya
Email: nisamahfuzah@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan: untuk mengetahui hasil belajar siswa pada
materi zakat kelas X SMAN 3 Buntok Desa Baru dengan penerapan model PBL
atau problem based learning. Subjek penelitian ini adalah 12 peserta didik di
kelas X IPA SMAN 3 Buntok. Dan metode yang digunakan dalam pelaksanaan
penelitian ini adalah metode PTK atau penelitian tindakan kelas. PTK
dilaksanakan karena rendahnya hasil belajar siswa kelas X IPA dalam kegiatan
pembelajaran PAI pada pokok bahasan zakat. PTK ini dilaksanakan sebagai
upaya dan usaha untuk mengatasi problematika yang muncul dan terjadi di
dalam kelas. PTK ini dilakukan melalui 2 siklus. Dan tiap siklus terdiri dari
empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Tahapan-tahapan siklus tersebut merupakan tindakan yang berlangsung dan
dilaksanakan secara berulang dengan langkah-langkah pembelajaran yang
sama dan lebih difokuskan kepada kegiatan pembelajaran dalam bentuk
diskusi sebagai bagian dari praktik dalam ranah keterampilan peserta didik
untuk memecahkan masalah melalui modl PBL atau problem based learning.
Hasil dati penelitian ini telah menunjukkan bahwa adanya peningkatan yang
signifikan pada hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model problem
based learning. Terjadinya peningkatan hasil belajar tersebut dapat dilihat dan
diamati melalui kegiatan belajar pada siklus yang telah dilakukan. Pada siklus
I, nilai rata-rata pretest adalah 46,66 dan nilai rata-rata posttest adalah 79,16.
Untuk siklus II, nilai rata-rata pretest yaitu 51,25 dan nilai rata-rata posttest yaitu
86,66. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat pada nilai N-gain, yakni N-gain
siklus I adalah 0,62 atau kategori sedang sedangkan N-gain siklus II adalah 0,72
atau kategori tinggi. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI pada pokok
bahasan zakat dengan menerapkan model PBL atau problem based learning
dirasa dan dapat dikatakan sudah maksimal karena pencapaian ketuntasan
nilai KKM mencapai 91,66%.
Kata Kunci: Zakat, Problem Based Learning, Hasil Belajar.
PENDAHULUAN
2. e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
390
Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
Salah satu strategi dalam pembelajaran adalah memilih model
pembelajaran yang tepat dan harus sesuai dengan karakteristik kompetensi
dasar atau KD materi pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik.
Dengan memilih suatu model pembelajaran yang tepat, tentu saja akan
berdampak pada kegiatan pembelajaran yang mana akan menciptakan suasana
belajar yang berkesan dan kegiatan proses pembelajaran di kelas akan
berlangsung lebih interaktif, menyenangkan, inspiratif, menantang, serta akan
memberikan stimulus kepada siswa, agar mereka menjadi lebih aktif, mandiri,
dan kreatif sesuai dengan karakter, bakat, minat dan perkembangan kondisi
fisik siswa sesuai dengan mata pelajaran yang mereka terima didalam
pembelajaran. Namun ternyata untuk mewujudkan dan mencapai kondisi yang
diharapkan tersebut, nyatanya tidak mudah. Malah sebaliknya, ketika
penerapan dan pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat, akan
memberi dampak pada siswa, baik dilihat dari segi aktivitas maupun juga dari
hasil belajar siswa itu sendiri.
Hal inilah yang terjadi pada kegiatan pembelajaran di kelas X IPA
SMAN 3 Buntok. Salah satunya pada bidang studi PAI pada pokok bahasan
ketentuan zakat, yang dilaksanakan pada tahun pelajaran 2022/2023, yang
menjadi penyebabnya adalah karena pembelajaran yang diberikan hanya
terpusat pada guru (teacher centered), metode ceramah terlalu dominan dalam
kegiatan belajar,serta model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi.
Penulis amati melalui tindakan pra penelitian, ternyata pembelajaran PAI di
kelas, dengan metode caramah yang diterapkan guru, dan terkadang
dikombinasikan dengan tugas dan tanya jawab, yang selama ini dilaksanakan,
hasilnya belum menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dan juga
hasil belajar secara optimal karena sebagian besar nilai siswa masih berada jauh
dibawah KKM (kriteria ketuntasan minimal)yang telah ditentukan yaitu 75.
Suwarna, (2006: 54) mengatakan, mengajar itu merupakan kegiatan yang
mesti dilakukan oleh guru untuk menciptakan suatu sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya suatu proses pembelajaran bagi siswa dan siswi atau
peserta didik. Jadi dalam mengajar, pada dasarnya guru tidak hanya sekedar
menyampaikan dan menerangkan materi pelajaran kepada peserta didik,
namun guru hendaknya selalu bisa memberikan stimulus dan dorongan, agar
pada diri peserta terjadi proses belajar. Oleh sebab itu, setiap guru perlu
menguasai berbagai metode dan model mengajar dan dapat mengelola kelas
secara baik sehingga mampu menciptakan iklim kondusif.
Disamping problem diatas, satu problem atau masalah, yang sering
mengemuka dan dihadapi oleh dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses kegiatan pembelajaran. Dalam proses kegiatan pembelajaran,
3. e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
391
Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
peserta didik kurang didorong agar mereka mengembangkan kemampuan
berpikir mereka. Proses kegiatan pembelajaran di dalam kelas, hanya
diarahkan kepada kemampuan peserta didik untuk memahami dan menghafal
informasi; jadi otak peserta didik atau anak dipaksa untuk mengingat dan
menimbun berbagai ilmu dan informasi, dituntut pula untuk memahami ilmu
dan informasi yang diingatnya itu, agar menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari mereka. Akibatnya? Ketika anak didik kita lulus dari
sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi. Oleh
karena itu, pendidik atau guru harus mengutamakan keterampilan dasar dan
meningkatkan tingkat berpikir kritis yang harus dimiliki peserta didik agar
mereka dapat memahami konsep dengan sistematis, baik secara teoritis
maupun aplikasinya.(Wina Sanjaya, 2009: 1).
Masalah rendahnya hasil belajar peserta didik dan aktivitas mereka,
tentu sangat tidak diharapkan dalam kegiatan proses belajar dan mengajar dan
ini segera, harus dicarikan jalan alternatif pemecahannya. Untuk mengatasi
adanya ketimpangan kondisi nyata atau real di lapangan, dengan kondisi yang
diinginkan dan diharapkan, guru dituntut dan diharapkan untuk memiliki
skill dan ketrampilan serta kreativitas dalam hal pemilihan, juga melakukan
penerapan model pembelajaran yang variatif serta mampu mengombinasikan
beberapa cara atau metode pembelajaran dalam setiap pertemuan atau tatap
muka. Penulis yakin, sebagai akibat dari penerapan dan penggunaan model
pembelajaran yang tepat sasaran dan sesuai dengan karakteristik kompetensi
dasar atau KD dan materi pelajaran, pasti dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa.
Melihat fakta problematika atau permasalahan yang terjadi di kelas dan
dampak yang timbul, yaitu aktivitas dan hasil belajar peserta didik yang masih
rendah dan tidak sesuai dengan KKM, maka langkah penyelesaian masalah di
atas, merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak dan harus segera
dicarikan alternatif solusinya. Maka dari itu melalui PTK atau Penelitian
Tindakan Kelas, penulis akan mencoba menggunakan suatu model
pembelajaran yaitu PBL atau lebih dikenal dengan Problem Based Learning,
yaitu suatu model pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas, dimana siswa
dihadapkan pada permasalahan-permasalahan nyata (real) yang mungkin saja
membingungkan atau kurang jelas, dan untuk menyelesaikannya, siswa
dituntut untuk berpartisipasi aktif dan ini akan membangkitkan rasa
penasaran dan rasa ingin tahu peserta didik sehingga ini akan membuat
mereka tertarik untuk menyelidiki, menganalisis, mencari informasi dan data
yang akurat untuk memecahkan masalah yang disuguhkan dalam
pembelajaran.
4. e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
392
Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
Penulis selaku peneliti dalam hal ini adalah Guru PAI, mendorong
peserta didik untuk lebih aktif dalam rangka mereka mengeksplorasi sumber
belajar yang disuguhkan guru dan sumber belajar lain dengan tujuan
mencarikan solusi terhadap permasalahan nyata pada materi ketentuan zakat
yang sering terjadi dilingkungkan kita, dan sesuai dengan tingkat dan pola
perkembangan intelektual peserta didik dalam bentuk tugas kelompok, dengan
tujuan dan harapan agar hasil belajar peserta didik meningkat. guru dalam
penerapan model kegiatan pembelajaran PBL atau Problem Based
Learning memiliki peran yaitu membimbing dan sebagai fasilitator kegiatan
pembelajaran sehingga peserta didik bisa belajar untuk berfikir kritis dan
mampu menyelesaikan permasalahan ketentuan zakat secara mandiri dan
tepat.
Berpijak pada fakta terkait dengan potensi model penerapan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk
mengetahui hasil belajar siswa pada materi zakat kelas X SMAN 3 Buntok Desa
Baru dengan penerapan model PBL atau problem based learning.
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang didapat dan dimiliki
siswa, setelah mereka menerima pengalaman belajarnya.(Nana Sudjana, 2006:
22) “Hasil belajar pada dasarnya merupakan prestasi belajar siswa secara
keseluruhan, yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan
perilaku yang bersangkutan.” (E. Mulyasa, 2009: 212). Sedangkan Djamroh
mengatakan bahwa “hasil belajar adalah apa yang diperoleh oleh siswa setelah
dilakukan aktivitas belajar.” (Dimyati & Mudjiono, 2002:10)
Materi Pelajaran PAI Tentang Zakat
Salah satu kewajiban umat muslim adalah membayar Zakat. Zakat
adalah ibadah yang tercantum di dalam rukun islam. Bagi setiap muslim yang
memiliki finansial yang stabil, atau mampu, wajib baginya untuk membayar
zakat kepada orang yang membutuhkan..
Dari segi bahasa, Zakat itu mempunyai pengertian suci, tumbuh, dan
berkah. Kata ‘zakat’ ini juga di gunakan sebagai ungkapan berupa pujian,
keshalehan, kesucian, dan keberkahan. (Sa’ad Yusuf Abdul Aziz, 2008: 345).
Adapun bagi Saaikh Taqiyudin, beliau mengatakan bahwa, “Lafaz zakat bila
diterjemahkan dari segi bahasa itu mengandung arti tumbuh.” (Abdullah bin
Abdurrahman, 2006: 308)
Di dalam Al-Quran, amalan tentang zakat disebutkan beberapa kali.
Salah satunya seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 43, dan Allah menyatakan
5. e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
393
Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
bahwa hukum “wajib” atas zakat. Hal tersebut dijelaskan di dalam Al-Qur’an,
sunnah rasul dan Ijma Ulama.
Zakat terbagi kepada 2 macam , yaitu : ada yang disebut dengan zakat
fitrah (zakat jiwa) dan adapula yang disebut dengan zakat harta (zakat mal).
Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran adalah kerangka kerja yang memberikan gambaran
sistematis untuk melaksanakan pembelajaran agar membantu belajar siswa
dalam tujuan tertentu yang ingin dicapai. Artinya, model pembelajaran
merupakan gambaran umum namun tetap mengerucut pada tujuan khusus.
(Gamal Thabroni, 2022).
Model pembelajaran PBL (problem based learning) adalah sistem
pembelajaran yang berpijak pada masalah yang dihadapi siswa pada saat
proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Ini berfungsi agar siswa bisa mandiri
dalam menemukan solusi berdasarkan masalah yang ada. (Harisah Anis, 2022).
Aris Shoimin (2014:131) mengemukakan bahwa langkah-langkah dalam
model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang
dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah yang dipilih.
2) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik,
tugas, jadwal, dll).
3) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah,
pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah.
4) Guru membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan karya
yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagai tugas dengan
temannya.
5) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian ini, termasuk penelitian tindakan kelas, pada umumnya
bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang menggambarkan
penyebab dan akibat tindakan, menggambarkan apa yang terjadi ketika
tindakan diberikan, dan menggambarkan proses dari awal tindakan sampai
setelah tindakan. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang menggambarkan proses dan hasil. (Arikunto, 2017: 1).
6. e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
394
Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif karena
penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian ini bersifat deskriptif karena hanya
mendeskripsikan tentang situasi atau keadaan penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (kualitatif) dan hasil belajar siswa ( kuantitatif ) pada
mata pelajaran PAI materi Zakat di SMAN 3 Dusun Selatan Desa Baru.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan nopember-desember semester
ganjil tahun ajaran 2022/2023 di kelas X IPA SMAN 3 Buntok Desa Baru yang
beralamat di Jalan Pakusualam No. 58 RT 08 RW. 03 - Desa Baru - Kecamatan
Dusun Selatan - Buntok. Kodepos 73751.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, yang menjadi subjek dalam penelitian
adalah siswa kelas X IPA SMAN 3 Buntok Desa Baru Semester ganjil Tahun
Ajaran 2022/2023 yang berjumlah 12 orang. Dan Pihak yang terkait dalam
pelaksanaan penelitian ini adalah Guru Mapel PAI, observer, serta seluruh
siswa kelas X IPA SMAN 3 Buntok Desa Baru, dan objek penelitian ini adalah
model pembelajaran PBL dan hasil belajar siswa kelas X SMAN IPA 3 Buntok
Desa Baru.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan dua siklus. Adapun
model penelitian yang digunakan ialah model penelitian Kemmis dan
McTaggart. Setiap siklus meliputi fase perencanaan (planning), fase
pelaksanaan (action), fase pengamatan (observing) dan fase refleksi (reflecting).
Dalam pelaksanaa penelitian ini, adapun peran dan posisi saya selaku
peneliti dalam penelitian ini adalah bertindak sebagai guru PAI yang
melakukan proses pembelajaran materi zakat dengan menerapkan model
pembelajaran berbasis masalah (PBL). Sedangkan guru bidang studi PAI yang
mengajar dikelas X dalam pelaksanaan penelitian ini, terlibat sebagai
kolaborator dan observer. Dimana guru PAI tersebut, membantu saya sebagai
peneliti dalam hal membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
membantu peneliti untuk melakukan refleksi dan menentukan tindakan-
tindakan yang nantinya akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya. kemudian,
guru bidang studi PAI sebagai pemberi penilaian terhadap saya selaku peneliti
dalam mengajar PAI materi zakat dengan menerapkan kegiatan belajar yang
berorientasi kepada model pembelajaran berbasis masalah atau (PBL) dan
mengamati seluruh aktivitas belajar Zakat para peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung nantinya.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, adapun data yang diperoleh dari
instrumen tes berupa nilai-nilai tes hasil belajar peserta didik yang mencakup
nilai hasil tes belajar pada pretest dan juga posttest dan aktivitas peserta didik
didalam pembelajaran dengan penerapan model problem based learning. Selain
itu juga data-data yang didapatkan dari instrumen non tes, seperti proses
wawancara, lembar observasi dan catatan lapangan baik dari guru dan siswa.
7. e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
395
Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
N-Gain =
Adapun pengujian pada teknik analisis data, menggunakan analisis
deskriptif dari tiap siklus dan dengan menggunakan N-Gain untuk melihat
selisih antara pretest dan posttest pada setiap siklus, untuk melihat perbedaan
hasil belajar pada setiap siklus. Pelaksanaan penelitian ini dianggap berhasil
apabila setelah dilakukan tindakan, terdapat atau terjadi peningkatan hasil
belajar pada pembelajaran PAI materi zakat.
Gain adalah selisih antara nilai pretest dan posttest, gain akan
menunjukan peningkatan atau penguasaan konsep peserta didik setelah
kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru. Untuk perhitungan N-Gain. Uji
normal gain digunakan untuk menghindari bias pada penelitian dan
menggunakan rumus menurut Meltzer.
Skor Posttes—Skor Pretest
Skormaksimal—Skor Pretest
Dengan kategorisasi perolehan : g tinggi : nilai (g) > 0,70 g sedang : 0,70 >
(g) > 0,3 g rendah : nilai (g) < 0,3
HASIL PENELITIAN
Yang menjadi tempat / lokasi penelitan ini adalah, di Sekolah Menegah
Atas Negeri 3 Buntok yang terletak di Jalan Pakusualam RT.08 RW.III Desa
Baru Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito selatan.
Letak dan keadaan bangunan Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Buntok,
Kabupaten Barito Selatan. Letaknya cukup jauh dari jalanan umum sehingga
mendukung proses belajar mengajar yang tenang.
Adapun kegiatan pra penelitian pada tindakan kelas ini dilakukan
dengan maksud agar mendapatkan data awal yang terkait dengan keadaan
sekolah, kelas dan peserta didik yang akan dijadikan sebagai objek dalam
penelitian ini. Jadi, kegiatan pra penelitian yang akan dilakukan ini, meliputi
kegiatan wawancara peneliti dengan guru dan peserta didik serta pelaksanaan
kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan di dalam kelas.
Siklus 1
Penelitian PTK ini, dilaksanakan di kelas X IPA SMAN 3 Buntok yang
berjumlah 12 peserta didik. Peserta didik yang mengikuti pembelajaran, di
bentuk menjadi 3 group / kelompok dengan masing-masing jumlah anggota
group / kelompok adalah berjumlah 4 orang. Adapun penentuan group /
kelompok ini, dilaksanakan secara bersama-sama oleh guru dan peserta didik
dengan tujuan terciptanya koordinasi dan kerjasama serta diharapkan tidak
ada saling iri dinatara peserta didik. Pengelompokan ini juga nantinya
dipergunakan pada saat peserta didik melaksanakan kegiatan diskusi
8. e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
396
Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
kelompok, yang mana diskusi ini nantinya, berlangsung dan dilaksanakan di
dalam kelas.
Pada siklus pertama ini tentunya dilakukan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran, yaitu hanya satu kali pertemuan. Pada Pertemuan
siklus 1, peserta didik mengerjakan pretest atau soal test awal yang diikuti oleh
12 peserta didik dengan tujuan untuk menyiapkan peserta didik dalam proses
kegiatan belajar. kemudian setelah mengadakan pretest terhadap peserta didik,
kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan membahas pokok bahasan atau
materi tentang zakat yaitu ketentuan-ketentuan zakat fitrah(jiwa). Sedangkan
untuk pelaksanaan kegiatan posttest atau tes akhir dilakukan pada akhir
pertemuan siklus 1.
Pengamatan / observasi dilakukan selama proses kegiatan belajar
mengajar pada bidang studi PAI dengan menggunakan model PBL atau
problem based learning pada pokok bahasan atau materi zakat fitrah. Observasi
dilaksanakan oleh observer (guru mata pelajaran PAI) dengan menyalin atau
mencatat seluruh aktivitas di ruang kelas dengan berbagai aktifitas yang
dilaksanakan guru selama proses pembelajaran. Pada pertemuan siklus 1
didapatkan hasil presentase siklus 82,5%, Hal tersebut tentu saja menunjukkan
bahwa adanya kesesuaian cara atau pola mengajar guru dalam menerapkan
model pembelajaran PBL atau problem based learning pada proses kegiatan
pembelajaran dengan predikat atau kategori sangat baik. Observasi juga
dilakukan oleh observer (guru mata pelajaran PAI) dengan menyalin atau
mencatat seluruh aktivitas di ruang kelas dengan berbagai aktifitas atau
kegiatan yang dilakukan peserta didik selama proses kegiatan pembelajaran.
Pada pertemuan siklus I didapatkan rata-rata presentase 80%. Hal ini
mengindikasikan bahwa ada kecocokan dan kesesuaian cara mengajar guru
didalam mengaplikasikan model pembelajaran PBL atau problem based learning
pada proses kegiatan pembelajaran denganpredikat atau kategori baik.
Observasi yang dilakukan selama proses kegatan pembelajaran
berlangsung dimuat oleh guru didalam catatan lapangan. Berdasarkan pada
hasil catatan lapangan tersebut, aktifitas peserta didik,ternyata masih
didapatkan hasil yang belum maksimal. Hal ini disebabkan karena beberapa
hal, diantaranya peserta didik masih kurang mengenal guru, dan belum
mengerti serta belum terbiasa dengan model pembelajaran PBL atau problem
based learning.
Ketika penerapan model pembelajaran PBL atau problem based learning
pada siklus I selesai dilaksanakan peneliti, lalu untuk mendapatkan keterangan
tambahan, maka teknik wawancara pun dilaksanakan dengan guru mata
pelajaran PAI. Dari hasil wawancara tersebut, peneliti mendapatkan
kesimpulan, ternyata masih terdapat banyak kekurangan dalam pelaksanaan
9. e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
397
Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
pembelajaran dengan model PBL atau problem based learning pada siklus I
diantaranya peserta didik masih ada yang kurang serius atau bercanda disaat
kegiatan diskusi kelompok, peserta didik juga masih ada yang belum berani
atau merasa canggung dalam mempresentasikan hasil diskusi di kelompoknya
masing-masing. Selain itu juga, kalau dilihat dari pihak guru, juga ternyata
belum mampu secara maksimal mengendalikan peserta didik.
Untuk mengetahui adanya peningkatan pada hasil belajar peserta didik
dari aspek kognitif peserta didik pada siklus I, maka guru melakukan tes hasil
belajar peserta didik. Terkait hasil dari tes hasil belajar peserta didik dapat
peneliti paparkan adalah sebagai berikut:
Pretest Postest N-Gain
Jumlah 560 950 7.44080087
Rata-rata 46.66667 79.1666667 0.62006674
Pada pertemuan siklus I, sebelum dilaksanakan tindakan, hasil pretest
mendapatkan skor dengan rata- rata 46,66. Tapi pada akhirnya skor rata-rata
mengalami peningkatan menjadi 79,16 setelah dilaksanakan tindakan. Agar
mengetahui tingkat efektifitas pada pelaksanaan tindakan dalam penelitian
tindakan kelas (PTK) pada siklus I, maka untuk data skor peserta didik
dianalisis dengan menggunakan N-Gain. selisih dari skor rata-rata hasil pretest
dan rata-rata hasil postest, maka didapatkan nilai N-Gain sebesar 0,62 dengan
predikat atau kategori sedang (g sedang : 0,70 > (g) > 0,3). Namun hasil dari
posttest siklus I, hanya mencapai diangka 66,66% peserta didik yang mencapai
KKM dan belum mampu memenuhi indikator keberhasilan belajar, dimana
75% peserta didik harus mampu mencapai nilai KKM.
Dari hasil analisis observasi, catatan lapangan serta kegiatan wawancara,
peneliti menemukan beberapa kekurangan yang terdapat pada pertemuan
siklus I dan tentu saja masti diperlukan adanya tindakan perbaikan di
pertemuan siklus berikutnya diantaranya Perhatian peserta didik masih belum
sepenuhnya fokus di kelas, Peserta didik masih gaduh dalam
pembagian kelompok, Peserta didik belum mengerti sepenuhnya terkait soal-
soal LKPD yang berbasis masalah, Sebagaian besar peserta didik masih tampak
terlihat bercanda dan mengobrol hal yang bukan ada kaitannya dengan belajar
saat kegiatan diskusi dengan teman sekelompok, dan Peserta didik masih
canggung dan malu-malu serta kurang mau mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas. Dan untuk mengatasi hal tersebut, adapun perbaikan yang
dilakukan yaitu : Guru melakukan ice breaking dengan tujuan agar bisa
memfokuskan perhatian peserta didik, Guru ikut andil dalam mengatur
pembagian kelompok peserta didik dan memberikan batas waktu pembagian
kelompok agar cepat, tenang dan rapi, Berkeliling dan mendatangi setiap
10. e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
398
Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
kelompok peserta didik serta memberikan arahan-arahan agar peserta didik
memahami cara mengerjakan soal – soal LKPD berbasis masalah, Mendatangi
kelompok peserta didik yang bercanda dan mengobrol, dan memberikan
teguran dan nasihat serta motivasi kepada peserta didik agar serius dalam
melaksanakan kegiatan diskusi, dan Guru memberikan motivasi dan hadiah
agar peserta didik jadi lebih semangat untuk berlomba- lomba mepresentasikan
hasil diskusi mereka.
Siklus 2
Terkait dengan pertemuan siklus kedua ini dilakukan, tentu saja sesuai
dengan yang telah direncanakan, yaitu satu kali pertemuan. Pada Pertemuan
siklus 2 ini, sesuai dengan rencana yakni dengan mengadakan soal test awal
(pretest) yang diikuti 12 peserta didik agar menyiapkan peserta didik dalam
proses kegiatan pembelajaran. Setelah dilaksanakan pretest, maka dilanjutkan
dengan membahas pokok bahasan atau materi terkait dengan ketentuan-
ketentuan zakat harta atau mal. Sedangkan untuk pelaksanaan kegiatan postest,
diakhir pertemuan siklus 2.
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh guru, selama proses kegiatan
pembelajaran yang diamati, adalah dengan menggunakan lembar
observasi/pengamatan. Hasil observasi/pengamatan pada aktifitas guru, di
pertemuan siklus 2 didapatkan hasil presentase rata-rata presentase 90%. Hal
ini tentu saja menunjukkan ternyata ada kesesuaian metode atau cara mengajar
guru didalam melaksanakan model pembelajaran PBL atau problem based
learning pada proses kegiatan pembelajaran dengan predikat / kategori sangat
baik.
Adapun hasil observasi / pengamatan pada aktifitas peserta didik pada
pertemuan siklus II didapatkan rata-rata presentase 92,5%. Hal tersebut tentu
saja menunjukkan bahwa adanya kesesuaian metode atau cara mengajar guru
dalam melaksanakan model pembelajaran PBL / problem based learning pada
proses kegiatan pembelajaran dengan predikat / kategori sangat baik.
Observasi atau pengamatan selama proses kegiatan pembelajaran siklus
II berlangsung, dari hasil catatan lapangan, dapat peneliti sampaikan pada
aktifitas peserta didik, telah jauh meningkat dari sebelumnya, tampaknya
peserta didik sudah mulai memahami dan mengerti serta mulai terbiasa
dengan model pembelajaran PBL atau problem based learning.
Setelah penerapan model pembelajaran PBL atau problem based learning
pada siklus 2 selesai dilaksanakan, untuk mendapatkan keterangan atau data
tambahan, maka dilakukanlah teknik wawancara dengan guru mata pelajaran
PAI. Dan melalui teknik wawancara dengan guru mata pelajaran PAI
didapatkan hasil dan kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran mata pelajaran
11. e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
399
Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
PAI pada materi zakat dengan model pembelajaran PBL atau problem based
learning telah berjalan dengan baik seperti yang diharapkan.
Untuk mengetahui adanya peningkatan pada hasil belajar peserta didik
dari aspek kognitif pada pertemuan siklus 2, maka guru melakukan tes hasil
belajar peserta didik. Terkait hasil dari tes hasil belajar peserta didik dapat
peneliti paparkan adalah sebagai berikut:
Pretest Postest N-Gain
Jumlah 615 1040 8.71818182
Rata-rata 51,25 86,666 0.72651515
Pada pertemuan siklus II, sebelum dilaksanakan tindakan, mendapatkan
skor dengan rata- rata 51,25. Tapi pada akhirnya, skor rata-rata mengalami
peningkatan menjadi 86,666 setelah dilaksanakan tindakan. agar mengetahui
tingkat efektifitas pada pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas
(PTK) pada pertemuan siklus II, maka untuk data skor peserta ddik di analisis
dengan menggunakan N-Gain. selisih dari skor rata-rata hasil pretest dan rata-
rata hasil posttest, maka diperoleh nilai N-Gain diangka 0.72651515 dengan
predikat atau kategori tinggi (g tinggi : nilai (g) > 0,70). Dari hasil tes posttest
pertemuan siklus II, telah mencapai keberhasilan dingaka 91,66% peserta didik
yang mencapai KKM dan telah memenuh angka indikator keberhasilan sebesar
75%.
Dari hasil analisis observasi, catatan lapangan serta kegiatan wawancara,
peneliti dapat sampaikan bahwa peran guru pada kegiatan pembelajaran
siklus 2 ini, benar-benar tidak dominan di kelas (teacher centered ) seperti pada
pertemuan siklus 1. Waktu banyak diberikan kepada peserta didik untuk
mereka terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik tampak
lebih serius dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran karena
mereka termotivasi dengan masalah atau problem kehidupan sehari-hari pada
pembahasan materi zakat. Peserta didik juga telah mulai fokus dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu mereka sudah berani dengan
penuh percaya diri untuk presentasi dan tampil di depan kelas menyampaikan
hasil diskusi kelompok mereka.
KESIMPULAN
Model pembelajaran berbasis masalah atau lebih dikenal dengan PBL
(problem based learning) adalah merupakan suatu model pembelajaran yang
memanfaatkan masalah yang nyata, dengan maksud dan tujuan untuk
mempersiapkan dan membiasakan peserta didik untuk menghadapi
permasalahan yang akan mereka hadapi didalam kehidupannya.
12. e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
400
Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat
peneliti simpulkan bahwa pelaksanaan dan penerapan model pembelajaran
PBL atau problem based learning pada pokok bahasan atau materi ketentuan
zakat, terbukti dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas X IPA
SMAN 3 Buntok Desa Baru. Adanya peningkatan tersebut dapat terlihat dari
nilai rata-rata posttest pertemuan siklus 1 yaitu 79,16 dengan persentase nilai
ketuntasan diangka 66,66%. Sedangkan untuk nilai rata-rata posttest pertemuan
siklus 2 yaitu 86,66 dengan persentase nilai ketuntasan diangka 91,66%. Dengan
demikian pelaksanaan dan penerapan model pembelajaran PBL atau problem
based learning, peneliti anggap berhasil dalam upaya meningkatkan hasil belajar
peserta didik dalam pokok bahasan atau materi ketentuan zakat dikarenalan
telah mencapai KKM atau indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Jadi
kegiatan penelitian ini tidak perlu lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Abdurrahman, Syarah Bulughul Marom, alih bahasa oleh Thahirin
Suparta dkk, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006 ) , Cet. 1, h. 308
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
Cet.2, h.10
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), h. 212
Gamal Thabroni, “Model Pembelajaran: Pengertian, Ciri, Jenis & Macam
Contoh” Diakses tanggal 29 Nopember 2022, https://serupa.id/model-
pembelajaran-pengertian-ciri-jenis-macam-contoh/
Harisah Anis, “Problem Based Learning” Diakses Tanggal 29 Nopember 2022
https://www.tripven.com/problem-based-learning.
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006), cet.10, h. 22
Sa’ad Yusuf Abdul Aziz, Sunnah Dan Bid’ah, alih bahasa oleh H. Masturi Irham
Lc,dkk, (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2008), Cet. 4, h. 345
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017),
hlm. 1
Suwarna, Pengajarnan Mikro Pendekatan Praktis Menyiapkan Pendidikan
Profesional, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), h. 54
13. e-ISSN: 2807-8632
Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
401
Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2009), h. 1