SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Syadza Adila Putri
X IPA 6
Kesehatan di Indonesia pada saat-saat belakangan ini terlihat
semakin memburuk. Salah satu yang menyebabkan menurunnya kualitas
kesehatan ini adalah kebiasaan orang Indonesia yang selalu ingin
mendapatkan sesuatu dengan cara mudah. Contohnya: mayoritas
penduduk Indonesia lebih suka membeli makanan dari pada membuat
makanan sendiri.
Kebiasaan tersebut sebenarnya adalah kebiasaan yang tidak baik.
Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, yaitu: keaslian bahan
mentah/baku pembuatan makanan, kebersihan cara pembuatan makanan,
keselamatan kerjanya, serta tingkat nutrisi pada makanan tersebut.
Dari faktor-faktor tersebut menyebabkan banyak masalah di
Indonesia dan Riau pada khususnya. Karena kebanyakan makanan cepat
saji yang di tawarkan mengandung banyak zat kimia yang sangat
membahayakan kesehatan. Kebanyakan remaja dan anak-anak zaman
sekarang menderita penyakit yang seharusnya tidak di derita oleh anak-
anak seumur mereka. Kebanyakan penyebab utama dari penyakit-
penyakit ini adalah karena mereka memakan makanan yang mengandung
banyak zat kimia dan tidak higienis.
Penjualan bakso sudah banyak ditemukan di Indonesia termasuk di
Riau. Kita dapat menemukan banyak hal yang berpotensi untuk
menyebabkan berbagai dampak negatif dalam proses pembuatannya.
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan
permasalahannya adalah bagaimana penerapan
kesehatan dan keselamatan kerja pada industri non
formal (pedagang bakso)?
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui penerapan kesehatan dan
keselamatan kerja pada industri non formal
(pedagang bakso).
Industri pedagang bakso ini terdapat di
Pekanbaru, tepatnya di Jalan Kinibalu. Disamping
kanan lokasi terdapat percetakan dan fotocopy,
disamping kirinya terdapat rumah penduduk dan di
depannya adalah SMKN 1 Pekanbaru.
 Pemotongan daging
Khusus di penjual bakso ini langsung membeli daging yang siap digiling
 Penggilingan daging
Menggunakan mesin penggiling daging/meat mincer
 Pengolahan bumbu
Mengupas bawang putih, bawang merah, daun bawang dan yang lainnya
 Penghalusan daging giling
Sekaligus pencampuran dengan bahan pembantu dan bumbu,
pencampuran dengan tepung tapioka.
 Pencetakan
Manual maupun secara otomatis memakai Mesin Pencetak Bakso.
 Perebusan
Perebusan bakso dilakukan dalam dua tahap agar permukaan bakso yang
dihasilkan tidak keriput dan tidak pecah akibat perubahan suhu yang
terlalu cepat. Tahap pertama, bakso dipanaskan dalam panci berisi air
hangat sekitar 60ºC sampai 80ºC, sampai bakso mengeras dan terapung.
Tahap kedua, bakso direbus sampai matang dalam air mendidih.
NO KEGIATAN POTENSI HAZARDZ PENCEGAHAN
1 Pengolahan bumbu Luka / teriris Pakai sarung tangan atau tambahkan
pencahayaan
Mata perih Usahakan tdk terlalu lama mengiris
bumbunya karena dapat membuat
mata iritasi /kecamata
Sakit punggung Pakai papan yang datar dan
menghadap ke papan tidak
membungkuk
Kaki kesemutan Gunakan tempat duduk yang baik,
jangan jongkok
2 Penghalusan dan
pencampuran
Tangan menjadi kaku Gunakan sarung tangan yang anti air
Terhirup tepung Gunakan masker
Tangan lecet Berikan kain pada pengaduk adonan
3 Pencetakan Tangan pegal Bergantian dalam hal pencetakan
Kaki kesemutan Gunakan tempat duduk
Tangan terluka Gunakan sarung tangan
4 Perebusan Tangan melepuk Berikan kain pada pengangkat
adonan
Terpapar panas Gunakan kipas angin
Terkena asap panas Gunakan masker dan kecamata
Bakso atau baso adalah jenis bola daging yang paling lazim
dalam masakan Indonesia. Bakso umumnya dibuat dari
campuran daging sapi giling dan tepung tapioka, akan tetapi ada
juga baso yang terbuat dari daging ayam, ikan, atau udang. Dalam
penyajiannya, bakso umumnya disajikan panas-panas dengan
kuah kaldu sapi bening, dicampur mi, bihun, taoge,tahu, terkadang
telur, ditaburi bawang goreng dan seledri. Bakso sangat populer
dan dapat ditemukan di seluruh Indonesia; dari gerobak pedagang
kaki lima hingga restoran besar. Berbagai jenis bakso sekarang
banyak di tawarkan dalam bentuk makanan beku yang dijual
dipasar swalayan dan mall-mall. Irisan bakso dapat juga dijadikan
pelengkap jenis makanan lain seperti mi goreng, nasi goreng,
atau cap cai.( Wikipedia,2012)
Bakso memiliki akar dari seni kuliner Tionghoa
Indonesia hal ini ditunjukkan dari istilah Bakso berasal dari
kata Bak-So, dalam Bahasa Hokkien yang secara harfiah berarti
'daging babi giling'. Karena kebanyakan penduduk Indonesia
adalah muslim, maka bakso lebih umum terbuat dari
daging halal seperti daging sapi, ikan, atau ayam. Seiring
berkembangnya waktu, istilah bakso menjadi lebih dikenal dengan
'daging giling' saja.Kini, kebanyakan penjual bakso adalah orang
Jawa dari Wonogiri dan Malang.Tempat yang terkenal sebagai
pusat Bakso adalah Solo dan Malang yang disebut Bakso Malang.
(Wikipedia,2012 )
 Bakso urat: bakso yang diisi irisan urat atau tendon dan daging
tetelan kasar
 Bakso bola tenis atau bakso telur: bakso berukuran bola tenis
berisi telur ayam rebus
 Bakso gepeng: bakso berbentuk pipih
 Bakso ikan: bakso berbahan daging ikan
 Bakso udang: bakso berbahan dari udang
 Bakso Malang: hidangan bakso dari kota Malang , Jawa Timur;
lengkap dengan mi kuning, tahu, siomay, dan pangsit goring
 Bakso keju: bakso resep baru berisi kejo
 Bakso Bakar: bakso yang diolesi bumbu khusus dan dibakar
langsung (tanpa arang) dan disediakan bersama potongan ketupat
dan kuah kaldu yang hangat dan bumbu kacang. Biasanya bumbu
oles sebelum dibakar merupakan salah satu yang menentukan
enak atau tidaknya bakso bakar. ( Wikipedia,2012)
 Daging
Menurut Varnam dan Sutherland (1996), daging adalah pangan
tinggi protein, kualitas proteinnya sangat tinggi, tipe dan perbandingan
asam aminonya menyetarai kebutuhan pertahanan dan pertumbuhan
jaringan tubuh manusia.Daging mengandung asam amino esensial seperti
lisin dan treonin dalam jumlah substansial serta metionin dan triptofan
dalam jumlah yang cukup.
 Tepung tapioca
Bahan pengisi merupakan salah satu bahan baku yang digunakan
untuk membuat bakso yaitu tepung tapioka. Bahan pengisi yang
digunakan pada produkbertujuan untuk memperbaiki stabilitas emulsi,
meningkatkan rendemen, memperbaiki daya iris, memperbaiki flavor dan
juga mengurangi biaya produksi.Bahan pengisi mempunyai kandungan
karbohidrat yang tinggi dan protein rendah. Hal ini menyebabkan bahan
pengisi mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi, protein yang
rendah dan menyebabkan bahan pengisi memiliki kemampuan mengikat
air yang baik, tetapi tidak dapat mengemulsikan lemak (Sunarlim,1992).
 Garam
Garam digunakan sebagai bahan pembuatan
bakso. Garam dapur berfungsiuntuk memberi cita rasa,
mengekstraksi miofibrial dan untuk meningkatkan
dayasimpan karena dapat menghambat
mikroorganisme pembusuk (Cross danOverby,1998).
Menurut Sunarlim (1992), penambahan garam
sebaiknya tidak kurangdari 2% dan lebih dari 4%,
karena konsentrasi garam kurang dari
1,8%menyebabkan rendahnya protein terlarut
 Menurut Suma’mur, keselamatan kerja
merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana
kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang
bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
 Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan kerja adalah
kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan
kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang
kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan,
dan kondisi pekerja .
 Mathis dan Jackson, menyatakan bahwa keselamatan kerja
adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan
fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan
pekerjaan.Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum
fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
Beban kerja
Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut memerlukan
kekuatan otot atau pemikiran adalah merupakan beban bagi yang
melakukan.Dengan sendirinya beban ini dapat berupa beban fisik, beban mental,
maupun beban sosial sesuai dengan jenis pekerjaan si pelaku.
Beban tambahan
Beban tambahan ini dapat dikelompokkan manjadi 5 faktor yakni :
 Faktor fisik, misalnya: penerangan/pencahayaan yang tidak cukup, suhu udara
yang panas, kelemahan yang tinggi atau rendah, suara yang bising dan sebaginya
 Faktor kimia, yaitu bahan-bahan kimia yang menimbulkan gangguan kerja,
misalnya bau gas, uap atau asap, debu dan sebagainya
 Faktor biologi, yaitu binatang atau hewan dan tumbuhan-tumbuhan yang
menyebabkan pendangan tidak enak atau menggangggu misalnya : nyamuk, kecoa,
lumut, taman yang tidak teratur dan sebagainya
 Faktor fisiologis, yakni peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh atau
anggota badan (ergonomic), misalnya: meja atau kursi yang terlalu tinggi atau
pendek
 Faktor sosial-psikologis, yaitu suasana kerja yang tidak harmonis, misalnya:
adanya klik, gossip, stress, cemas, cemburu dan sebagainya.
Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan
berbeda dengan seseorang yang lain, meskipun pendidikan
dan pengalamannya sama, dan bekerja pada suatu pekerjaan
atau tugas yang sama. Kemampuan ini dapat dipengaruhi
oleh berbagai factor antara lain gizi dan kesehatan ibu,
genetik dan lingkungan.
Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja
adalah sebagai berikut:
 Kelelahan (fatigue)
 Kondisi tempat kerja (enviromental aspects) dan pekerjaan
yang tidak aman (unsafe working condition)
 Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan,
ditengarai penyebab awalnya (pre-cause) adalah kurangnya
training
 Karakteristik pekerjaan itu sendiri.
Hubungan antara karakter pekerjaan dan
kecelakaan kerja menjadi fokus bahasan yang cukup
menarik dan membutuhkan perhatian tersendiri.
Kecepatan kerja (paced work), pekerjaan yang
dilakukan secara berulang (short-cycle repetitive
work), pekerjaan-pekerjaan yang harus diawali dengan
"pemanasan prosedural", beban kerja (workload), dan
lamanya sebuah pekerjaan dilakukan (workhours)
adalah beberapa karakteristik pekerjaan yang
dimaksud. Penyebab-penyebab di atas bisa terjadi
secara tunggal, simultan, maupun dalam sebuah
rangkain sebab-akibat (cause consequences chain).
Manajemen BahayaAktifitas, situasi, kondisi, kejadian, gejala,
proses, material, dan segala sesuatu yang ada di tempat kerja atau
berhubungan dengan pekerjaan yang menjadi/ berpotensi menjadi
sumber kecelakaan/cedera/penyakit/kematian disebut dengan
Bahaya/ Resiko. Secara garis besar, bahaya/resiko dikelompokkan
menjadi tiga kelompok yaitu:
 Bahaya/ resiko lingkungan
Termasuk di dalamnya adalah bahaya-bahaya biologi, kimia,
ruang kerja, suhu, kualitas udara, kebisingan, panas/termal, cahaya
dan pencahayaan.dll.
 Bahaya/resiko pekerjaan
Misalnya: pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan secara manual,
peralatan dan perlengkapan dalam pekerjaan, getaran, faktor
ergonomi, bahan/material kerja (PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2001 Tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan lain-lain.
 Bahaya/ resiko manusia
Kejahatan di tempat kerja, termasuk
kekerasan, sifat pekerjaan itu sendiri yang
berbahaya, umur pekerja, Personal Protective
Equipment, kelelahan dan stress dalam pekerjaan,
pelatihan, dan sebagainya.
Menurut Mangkunegara, bahwa indikator
penyebab keselamatan kerja adalah:
 Keadaan tempat lingkungan kerja
 Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang
berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya.
 Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak
 Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada
tempatnya.
 Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:
 Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
 Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman
yang baik Pengaturan penerangan.
Upaya-Upaya yang dapat dilakukan dalam
Pengendalian Lingkungan Kerja yaitu:
 Desain dan tata letak yg adekuat (konstruksi bangunan
dan tata letak peralatan/material yang baik dan sesuai)
sehingga pekerja dpt bekerja efisien & efektif serta
dapat memberikan perlindungan yang optimal dan
tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja.
 Penghilangan atau pengurangan bahan berbahaya pada
sumbernya, antara lain; penghentian proses, substitusi,
isolasi, ventilasi, metode basah dan tata
kerumahtanggaan yang baik
Upaya-Upaya yang dapat dilakukan dalam
Pengendalian Perorangan yaitu Melalui peningkatan
pengetahuan, sikap dan perilaku serta disiplin kerja
para pekerja dengan:
Cara kerja yang baik dan benar.
 Tersedianya Alat Pelindung Diri dan ketaatan dalam
pemakaiannya.
 Pembatasan waktu pajanan (Jam Kerja, Cuti, dll)
 Kebersihan perorangan.
 Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja dan secara
berkala untuk penemuan dini gangguan kesehatan.
 Penerapan prinsip K3 dan ergonomi.
Selain pengendalian Lingkungan dan
Perorangan, maka dalam menghadapi bahaya yang
timbul ditempat kerja perlu diadakan Program
Pelayanan Kesehatan kerja yang meliputi
Pelayanan Promotif, Preventif, Kuratif dan
Rehabilitatif.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti
mendapatkan bahwa ternyata pekerja yang ada di
jalan poros sungguhminasa tidak mengetahui
istilah kesehatan dan keselamatan kerja atau K3
namun pekerjamengetahui sebagian tentang hal-hal
yang harus dia lakukan untuk mencegah hal-hal
yang kemungkinan akan terjadi di lingkungan
kerja. Meski demikian masih ada beberapa hal
yang belum mereka pahami sehingga
penerapannya masih kurang.
 Potensi hazardz pada lingkungan fisik
Dalam hal pencahayaan masih sangat kurang di
bagian dapur sehingga potensi hazardznya sangat
tinggi.
 Potensi hasardz pada lingkungan kimia
Dalam hal ini peneliti tidak menemukan zat–zat
kimia yang berbahaya. Namun jika dalam bahan
tambahan makanan (BTM) diberikan secara berlebihan
akan menimbulkan masalah bagi kesehatan.
Contohnya Sodium Tripolifosfat (STPP) yg
berfungsi untuk meningkatkan daya mengikat air oleh
protein daging, mereduksi pengerutan daging dan
menghambat ketengikan.0,3%
 Potensi hazardz pada lingkungan biologis
Yaitu Shaphylococus eureus (keracunan makanan)
yang terdapat pada daging yang telah dimasak atau
diolah.Pencegahan keracunan staphylococcus tindakan
utama yang harus dilakukan adalah mencegah terjadinya
kontaminasi makanan oleh staphylococcus dengan
mengahmbat pertumbuhan atau membunauh bakteri yang
telah terlanjur mencemari makanan. Kontaminasi dapat
dicegah dengan menjaga kebersihan atau sanitasi yang baik
dengan menggunakan bahan mentah yang tidak
terkontaminasi. Shalmonella (tipus) Pencegahannya
dengan cara memasak makanan yang dibuat dri daging
dengan pemanasan yang sempurna, penyimpanan makanan
pada suhu yang sesuai, melindungi makanan
darikontaminasi lalat, dan pemeriksaan berkala pada orang
yang menangani makanan
 Potensi hazardz pada lingkungan fisiologis
Di dalam ruangan itu terdapat gerobak tempat
penyimpanan makanan. Meskipun demikian mereka
masih tetap mengeluh jika sewaktu – waktu banyak
pelanggang sehingga mereka pegal karena harus berdiri
melayaninya.
 Potensi hazardz pada lingkungan psikologis
Setiap pekerjaan akan ada perasaan psikologis
terutama pada pedagang bakso. Pekerja atau pun
pemilik stress jika sewaktu – waktu konsumen kurang
sehingga makanan yang sudah di olah banyak yang
tersisa.Dan hal ini mengakibatkan banyak kerugian
bagi pemilik.Satu – satu jalan yang mereka lakukan
adalah memanaskannya kembali.
Dari awal peneliti telah menjelaskan bahwa
pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan
kerja masih sangat kurang.Hal ini dibuktikan oleh
peneliti ketika sedang melakukan observasi,
terutama dibagian dapur.Namun dibagian luar
tempat pelanggang menikmati makanan sudah
cukup lumayan karena di lengkapi dengan
berbagai fasilitas yang dapat membuat pelanggan
nyaman.
Selama pekerja bekerja disana mereka sering
mengalami luka – luka ringan seperti luka teriris
pisau dan itu terjadi karena mereka masih kurang
mengetahui tentang kesehatan dan keselamatan
kerja. Tapi mereka selalu menanggapi luka –
lukanya dengan melakukan P3K (pertolongan
pertama pada kecelakaan)
Tingkat
Keparahan
Kemungkinan Terjadi
Jarang
Terjadi
(1)
Kurang
mungkin
terjadi
(2)
Mungkin
terjadi
(3)
Sangat
Mungki
n terjadi
(4)
Hampir
Pasti
terjadi
(5)
(1)
Tidak ada
pengaruh
(2)
Pengaruh
sangat
ringan
 Jam kerja
yang lama/
istirahat
kurang.
(2)
 Mata
menjadi
perih
karena
kurang
hati hati
dalam
membuka
bungkis
bumbu
(4)
*Kaki
kesemut
an
karena
terlalu
lama
berdiri
(3)
Pengaru
h
ringan
 Terhirup
tepung karena
tidak memakai
masker
(3)
1.) Tangan
menjadi kaku
karena terlalu
lama mengolah
bakso
(9)
*Tangan
menjadi
pegal
karena
terlalu
lama
membungk
us bakso
*Terhirup
asap
kompor
karena
tidak
memakai
masker
(9)
 Berdiri
membungku
k terlalu
lama pada
saat
mengolah
adonan
bakso.
(15)
(4)
Pengaru
h serius
 Pengolahan
bakso yang
tidak memakai
sarung tangan
 Kurang
baiknya
komunikasi
antara penjual
dengan pembeli
(4)
Peralatan
pengolah
adonan
yang
kurang
steril yang
bisa
menyebar
kan
penyakit
(8)
1.) Karena
tidak
memakai
sarung
tangan
tangan bisa
teriiris.
(12)
* Bakteri
menempel pada
makanan karena
tidak mencuci
tangan dengan
bersih
(16)
(5)
Pengaru
h fatal
Jari
terpotong
saat
mengolah
bakso
N
O
.
HAZARD SK
O
R
TAFSIRAN
1
.
 Virus, bakteri, jamur 16  Sangat mungkin terjadi
 Pengaruh serius
2
.
 Duduk membungkuk terlalu lama. 15  Hampir pasti terjadi
3
.
 Pencahayaan yang kurang/terlalu
kontras
 Suhu panas
9  Mungkin terjadi
 Pengaruh ringan
4
.
 Perangai pengguna jasa warnet
yang bermacam-macam
4  Kurang mungkin terjadi
 Pengaruh sangat ringan
5
.
 Jam kerja yang lama/ istirahat
kurang.
2  Jarang terjadi
 Pengaruh sangat ringan
N
O
.
HAZARD PENGENDALIAN
1
.
 Virus, bakteri,jamur  Membersihkan semua
ruangan sehingga dapat
meminimalisir penyakit
akibat virus,bakteri,jamur
2
.
 Duduk membungkuk terlalu lama.  Wajib sesekali duduk
dengan tegak.
3
.
 Pencahayaan yang kurang/terlalu kontras
 Suhu panas
 Dipasang lampu listrik yang
memadai dan mengatur
kontras pada komputer
secukupnya.
 Minimal harus ada kipas
angin.
 Perangai pengguna jasa warnet yang bermacam-
macam
 Operator dan yang melayani harus
dibekali juga dengan ilmu
psikologi.
 Jam kerja yang lama/ istirahat kurang.  Buka warnet dengan memakai
jadwal, dan selalu ada jadwal
istirahat atau relaksasi.
Kebiasaan membeli makanan cepat saji sebenarnya
adalah kebiasaan yang tidak baik. Hal ini disebabkan karena
berbagai faktor, yaitu: keaslian bahan mentah/baku
pembuatan makanan, kebersihan cara pembuatan makanan,
keselamatan kerjanya, serta tingkat nutrisi pada makanan
tersebut.
Dari faktor-faktor tersebut menyebabkan banyak
masalah di Indonesia dan Riau pada khususnya. Karena
kebanyakan makanan cepat saji yang di tawarkan
mengandung banyak zat kimia yang sangat membahayakan
kesehatan. Kebanyakan remaja dan anak-anak zaman
sekarang menderita penyakit yang seharusnya tidak di derita
oleh anak-anak seumur mereka. Kebanyakan penyebab
utama dari penyakit-penyakit ini adalah karena mereka
memakan makanan yang mengandung banyak zat kimia dan
tidak higienis.
Untuk dapat meminimalisir risiko
terhadap pembuatan bakso, sebaiknya
lakukan pengendalian di atas
Kesehatan Bakso

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPASLaporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoLaporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoErnalia Rosita
 
Laporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiLaporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiErnalia Rosita
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum Foaming Buah Naga
Laporan Praktikum Foaming Buah NagaLaporan Praktikum Foaming Buah Naga
Laporan Praktikum Foaming Buah NagaErnalia Rosita
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPASLaporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Laporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherLaporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherErnalia Rosita
 
PEMBUKA (PEMBUATAN ROTI PISANG)
PEMBUKA (PEMBUATAN ROTI PISANG)PEMBUKA (PEMBUATAN ROTI PISANG)
PEMBUKA (PEMBUATAN ROTI PISANG)Phaphy Wahyudhi
 
Laporan Praktikum Hard Candy
Laporan Praktikum Hard CandyLaporan Praktikum Hard Candy
Laporan Praktikum Hard CandyErnalia Rosita
 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisErnalia Rosita
 
BAB I - IV (PEMBUATAN ROTI PISANG)
BAB I - IV (PEMBUATAN ROTI PISANG)BAB I - IV (PEMBUATAN ROTI PISANG)
BAB I - IV (PEMBUATAN ROTI PISANG)Phaphy Wahyudhi
 
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan ConfectionaryAcara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan ConfectionaryMelina Eka
 
Laporan Praktikum Ice Cream
Laporan Praktikum Ice CreamLaporan Praktikum Ice Cream
Laporan Praktikum Ice CreamErnalia Rosita
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPASRahma Sagistiva Sari
 
Agribusiness management
Agribusiness managementAgribusiness management
Agribusiness managementroni09071995
 
Laporan Praktikum Sorbet
Laporan Praktikum SorbetLaporan Praktikum Sorbet
Laporan Praktikum SorbetErnalia Rosita
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Mie Instan - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tahu - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPASLaporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Nugget - UNPAS
 
Laporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum BaksoLaporan Praktikum Bakso
Laporan Praktikum Bakso
 
Laporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiLaporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum Selai
 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Mentega - UNPAS
 
Laporan Praktikum Foaming Buah Naga
Laporan Praktikum Foaming Buah NagaLaporan Praktikum Foaming Buah Naga
Laporan Praktikum Foaming Buah Naga
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Tempe - UNPAS
 
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPASLaporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Dendeng - UNPAS
 
Laporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherLaporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit Leather
 
PEMBUKA (PEMBUATAN ROTI PISANG)
PEMBUKA (PEMBUATAN ROTI PISANG)PEMBUKA (PEMBUATAN ROTI PISANG)
PEMBUKA (PEMBUATAN ROTI PISANG)
 
Laporan Praktikum Hard Candy
Laporan Praktikum Hard CandyLaporan Praktikum Hard Candy
Laporan Praktikum Hard Candy
 
Minuman Umbi Garut
Minuman Umbi GarutMinuman Umbi Garut
Minuman Umbi Garut
 
Laporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum SosisLaporan Praktikum Sosis
Laporan Praktikum Sosis
 
BAB I - IV (PEMBUATAN ROTI PISANG)
BAB I - IV (PEMBUATAN ROTI PISANG)BAB I - IV (PEMBUATAN ROTI PISANG)
BAB I - IV (PEMBUATAN ROTI PISANG)
 
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan ConfectionaryAcara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
Acara 1 roti tawar Teknologi Bakery dan Confectionary
 
Laporan Praktikum Ice Cream
Laporan Praktikum Ice CreamLaporan Praktikum Ice Cream
Laporan Praktikum Ice Cream
 
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars  - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 2 Food Bars - UNPAS
 
Agribusiness management
Agribusiness managementAgribusiness management
Agribusiness management
 
Laporan Praktikum Sorbet
Laporan Praktikum SorbetLaporan Praktikum Sorbet
Laporan Praktikum Sorbet
 

Similar to Kesehatan Bakso

100 Tips Memilih Makanan Sehat
100 Tips Memilih Makanan Sehat 100 Tips Memilih Makanan Sehat
100 Tips Memilih Makanan Sehat Gerard Prastudya
 
DONAT KENTANG.docx
DONAT KENTANG.docxDONAT KENTANG.docx
DONAT KENTANG.docxmamanriyadi
 
REFLEKSI PASTRY YIM.docx
REFLEKSI PASTRY YIM.docxREFLEKSI PASTRY YIM.docx
REFLEKSI PASTRY YIM.docxFatinAliana
 
REFLEKSI PASTRY YIM.docx
REFLEKSI PASTRY YIM.docxREFLEKSI PASTRY YIM.docx
REFLEKSI PASTRY YIM.docxFatinAliana
 
Kwh kd 3.3 indah permata sari xi ak 2
Kwh kd 3.3 indah permata sari xi ak 2Kwh kd 3.3 indah permata sari xi ak 2
Kwh kd 3.3 indah permata sari xi ak 2indahamoyy
 
Kewirausahaan Healthy Seafood "Bandeng Healfood".
Kewirausahaan Healthy Seafood "Bandeng Healfood".Kewirausahaan Healthy Seafood "Bandeng Healfood".
Kewirausahaan Healthy Seafood "Bandeng Healfood".DwianaSiswiyati
 
TREND KULINER NUSANTARA MASA KINI.pdf
TREND KULINER NUSANTARA MASA KINI.pdfTREND KULINER NUSANTARA MASA KINI.pdf
TREND KULINER NUSANTARA MASA KINI.pdfDodikPrakoso1
 
Makalah kelompok 3 pengembang mata kuliah krt
Makalah kelompok 3  pengembang mata kuliah krtMakalah kelompok 3  pengembang mata kuliah krt
Makalah kelompok 3 pengembang mata kuliah krtNurHikmah94
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docxLAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docxShafrinaLee
 
Laporan praktikum pembuatan telur asin
Laporan praktikum pembuatan telur asinLaporan praktikum pembuatan telur asin
Laporan praktikum pembuatan telur asinHajraAminah
 
PPT Dastek Telur(Bioaktif)_K2_2B 2020.pptx
PPT Dastek Telur(Bioaktif)_K2_2B 2020.pptxPPT Dastek Telur(Bioaktif)_K2_2B 2020.pptx
PPT Dastek Telur(Bioaktif)_K2_2B 2020.pptxSalvianSetyoPrayitno
 
Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5
Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5
Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5Dina Hanani
 
Kelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdf
Kelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdfKelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdf
Kelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdfnahdi1
 
Penambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatan
Penambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatanPenambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatan
Penambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatanasriss
 

Similar to Kesehatan Bakso (20)

100 Tips Memilih Makanan Sehat
100 Tips Memilih Makanan Sehat 100 Tips Memilih Makanan Sehat
100 Tips Memilih Makanan Sehat
 
Makalah bahan pengawet 1
Makalah bahan pengawet 1Makalah bahan pengawet 1
Makalah bahan pengawet 1
 
DONAT KENTANG.docx
DONAT KENTANG.docxDONAT KENTANG.docx
DONAT KENTANG.docx
 
REFLEKSI PASTRY YIM.docx
REFLEKSI PASTRY YIM.docxREFLEKSI PASTRY YIM.docx
REFLEKSI PASTRY YIM.docx
 
REFLEKSI PASTRY YIM.docx
REFLEKSI PASTRY YIM.docxREFLEKSI PASTRY YIM.docx
REFLEKSI PASTRY YIM.docx
 
Kwh kd 3.3 indah permata sari xi ak 2
Kwh kd 3.3 indah permata sari xi ak 2Kwh kd 3.3 indah permata sari xi ak 2
Kwh kd 3.3 indah permata sari xi ak 2
 
BAPER
BAPERBAPER
BAPER
 
Kewirausahaan Healthy Seafood "Bandeng Healfood".
Kewirausahaan Healthy Seafood "Bandeng Healfood".Kewirausahaan Healthy Seafood "Bandeng Healfood".
Kewirausahaan Healthy Seafood "Bandeng Healfood".
 
TREND KULINER NUSANTARA MASA KINI.pdf
TREND KULINER NUSANTARA MASA KINI.pdfTREND KULINER NUSANTARA MASA KINI.pdf
TREND KULINER NUSANTARA MASA KINI.pdf
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 
Makalah kelompok 3 pengembang mata kuliah krt
Makalah kelompok 3  pengembang mata kuliah krtMakalah kelompok 3  pengembang mata kuliah krt
Makalah kelompok 3 pengembang mata kuliah krt
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docxLAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI.docx
 
Laporan praktikum pembuatan telur asin
Laporan praktikum pembuatan telur asinLaporan praktikum pembuatan telur asin
Laporan praktikum pembuatan telur asin
 
Keamanan Pangan Restaurant
Keamanan Pangan RestaurantKeamanan Pangan Restaurant
Keamanan Pangan Restaurant
 
PPT Dastek Telur(Bioaktif)_K2_2B 2020.pptx
PPT Dastek Telur(Bioaktif)_K2_2B 2020.pptxPPT Dastek Telur(Bioaktif)_K2_2B 2020.pptx
PPT Dastek Telur(Bioaktif)_K2_2B 2020.pptx
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptxPPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
 
Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5
Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5
Iklim Ternakan, Sains pertanian tingkatan 5
 
Kelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdf
Kelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdfKelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdf
Kelompok 05_PPT_Peranan Mikroorganisme dalam Pembuatan Makanan Fermentasi.pdf
 
Penambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatan
Penambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatanPenambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatan
Penambahan bahan plastik dalam proses penggorengan berdampak bagi kesehatan
 

Kesehatan Bakso

  • 2.
  • 3. Kesehatan di Indonesia pada saat-saat belakangan ini terlihat semakin memburuk. Salah satu yang menyebabkan menurunnya kualitas kesehatan ini adalah kebiasaan orang Indonesia yang selalu ingin mendapatkan sesuatu dengan cara mudah. Contohnya: mayoritas penduduk Indonesia lebih suka membeli makanan dari pada membuat makanan sendiri. Kebiasaan tersebut sebenarnya adalah kebiasaan yang tidak baik. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, yaitu: keaslian bahan mentah/baku pembuatan makanan, kebersihan cara pembuatan makanan, keselamatan kerjanya, serta tingkat nutrisi pada makanan tersebut. Dari faktor-faktor tersebut menyebabkan banyak masalah di Indonesia dan Riau pada khususnya. Karena kebanyakan makanan cepat saji yang di tawarkan mengandung banyak zat kimia yang sangat membahayakan kesehatan. Kebanyakan remaja dan anak-anak zaman sekarang menderita penyakit yang seharusnya tidak di derita oleh anak- anak seumur mereka. Kebanyakan penyebab utama dari penyakit- penyakit ini adalah karena mereka memakan makanan yang mengandung banyak zat kimia dan tidak higienis. Penjualan bakso sudah banyak ditemukan di Indonesia termasuk di Riau. Kita dapat menemukan banyak hal yang berpotensi untuk menyebabkan berbagai dampak negatif dalam proses pembuatannya.
  • 4. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan permasalahannya adalah bagaimana penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada industri non formal (pedagang bakso)?
  • 5. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada industri non formal (pedagang bakso).
  • 6.
  • 7. Industri pedagang bakso ini terdapat di Pekanbaru, tepatnya di Jalan Kinibalu. Disamping kanan lokasi terdapat percetakan dan fotocopy, disamping kirinya terdapat rumah penduduk dan di depannya adalah SMKN 1 Pekanbaru.
  • 8.  Pemotongan daging Khusus di penjual bakso ini langsung membeli daging yang siap digiling  Penggilingan daging Menggunakan mesin penggiling daging/meat mincer  Pengolahan bumbu Mengupas bawang putih, bawang merah, daun bawang dan yang lainnya  Penghalusan daging giling Sekaligus pencampuran dengan bahan pembantu dan bumbu, pencampuran dengan tepung tapioka.  Pencetakan Manual maupun secara otomatis memakai Mesin Pencetak Bakso.  Perebusan Perebusan bakso dilakukan dalam dua tahap agar permukaan bakso yang dihasilkan tidak keriput dan tidak pecah akibat perubahan suhu yang terlalu cepat. Tahap pertama, bakso dipanaskan dalam panci berisi air hangat sekitar 60ºC sampai 80ºC, sampai bakso mengeras dan terapung. Tahap kedua, bakso direbus sampai matang dalam air mendidih.
  • 9. NO KEGIATAN POTENSI HAZARDZ PENCEGAHAN 1 Pengolahan bumbu Luka / teriris Pakai sarung tangan atau tambahkan pencahayaan Mata perih Usahakan tdk terlalu lama mengiris bumbunya karena dapat membuat mata iritasi /kecamata Sakit punggung Pakai papan yang datar dan menghadap ke papan tidak membungkuk Kaki kesemutan Gunakan tempat duduk yang baik, jangan jongkok 2 Penghalusan dan pencampuran Tangan menjadi kaku Gunakan sarung tangan yang anti air Terhirup tepung Gunakan masker Tangan lecet Berikan kain pada pengaduk adonan 3 Pencetakan Tangan pegal Bergantian dalam hal pencetakan Kaki kesemutan Gunakan tempat duduk Tangan terluka Gunakan sarung tangan 4 Perebusan Tangan melepuk Berikan kain pada pengangkat adonan Terpapar panas Gunakan kipas angin Terkena asap panas Gunakan masker dan kecamata
  • 10. Bakso atau baso adalah jenis bola daging yang paling lazim dalam masakan Indonesia. Bakso umumnya dibuat dari campuran daging sapi giling dan tepung tapioka, akan tetapi ada juga baso yang terbuat dari daging ayam, ikan, atau udang. Dalam penyajiannya, bakso umumnya disajikan panas-panas dengan kuah kaldu sapi bening, dicampur mi, bihun, taoge,tahu, terkadang telur, ditaburi bawang goreng dan seledri. Bakso sangat populer dan dapat ditemukan di seluruh Indonesia; dari gerobak pedagang kaki lima hingga restoran besar. Berbagai jenis bakso sekarang banyak di tawarkan dalam bentuk makanan beku yang dijual dipasar swalayan dan mall-mall. Irisan bakso dapat juga dijadikan pelengkap jenis makanan lain seperti mi goreng, nasi goreng, atau cap cai.( Wikipedia,2012)
  • 11. Bakso memiliki akar dari seni kuliner Tionghoa Indonesia hal ini ditunjukkan dari istilah Bakso berasal dari kata Bak-So, dalam Bahasa Hokkien yang secara harfiah berarti 'daging babi giling'. Karena kebanyakan penduduk Indonesia adalah muslim, maka bakso lebih umum terbuat dari daging halal seperti daging sapi, ikan, atau ayam. Seiring berkembangnya waktu, istilah bakso menjadi lebih dikenal dengan 'daging giling' saja.Kini, kebanyakan penjual bakso adalah orang Jawa dari Wonogiri dan Malang.Tempat yang terkenal sebagai pusat Bakso adalah Solo dan Malang yang disebut Bakso Malang. (Wikipedia,2012 )
  • 12.  Bakso urat: bakso yang diisi irisan urat atau tendon dan daging tetelan kasar  Bakso bola tenis atau bakso telur: bakso berukuran bola tenis berisi telur ayam rebus  Bakso gepeng: bakso berbentuk pipih  Bakso ikan: bakso berbahan daging ikan  Bakso udang: bakso berbahan dari udang  Bakso Malang: hidangan bakso dari kota Malang , Jawa Timur; lengkap dengan mi kuning, tahu, siomay, dan pangsit goring  Bakso keju: bakso resep baru berisi kejo  Bakso Bakar: bakso yang diolesi bumbu khusus dan dibakar langsung (tanpa arang) dan disediakan bersama potongan ketupat dan kuah kaldu yang hangat dan bumbu kacang. Biasanya bumbu oles sebelum dibakar merupakan salah satu yang menentukan enak atau tidaknya bakso bakar. ( Wikipedia,2012)
  • 13.  Daging Menurut Varnam dan Sutherland (1996), daging adalah pangan tinggi protein, kualitas proteinnya sangat tinggi, tipe dan perbandingan asam aminonya menyetarai kebutuhan pertahanan dan pertumbuhan jaringan tubuh manusia.Daging mengandung asam amino esensial seperti lisin dan treonin dalam jumlah substansial serta metionin dan triptofan dalam jumlah yang cukup.  Tepung tapioca Bahan pengisi merupakan salah satu bahan baku yang digunakan untuk membuat bakso yaitu tepung tapioka. Bahan pengisi yang digunakan pada produkbertujuan untuk memperbaiki stabilitas emulsi, meningkatkan rendemen, memperbaiki daya iris, memperbaiki flavor dan juga mengurangi biaya produksi.Bahan pengisi mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi dan protein rendah. Hal ini menyebabkan bahan pengisi mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi, protein yang rendah dan menyebabkan bahan pengisi memiliki kemampuan mengikat air yang baik, tetapi tidak dapat mengemulsikan lemak (Sunarlim,1992).
  • 14.  Garam Garam digunakan sebagai bahan pembuatan bakso. Garam dapur berfungsiuntuk memberi cita rasa, mengekstraksi miofibrial dan untuk meningkatkan dayasimpan karena dapat menghambat mikroorganisme pembusuk (Cross danOverby,1998). Menurut Sunarlim (1992), penambahan garam sebaiknya tidak kurangdari 2% dan lebih dari 4%, karena konsentrasi garam kurang dari 1,8%menyebabkan rendahnya protein terlarut
  • 15.  Menurut Suma’mur, keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.  Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .  Mathis dan Jackson, menyatakan bahwa keselamatan kerja adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan.Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
  • 16. Beban kerja Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut memerlukan kekuatan otot atau pemikiran adalah merupakan beban bagi yang melakukan.Dengan sendirinya beban ini dapat berupa beban fisik, beban mental, maupun beban sosial sesuai dengan jenis pekerjaan si pelaku. Beban tambahan Beban tambahan ini dapat dikelompokkan manjadi 5 faktor yakni :  Faktor fisik, misalnya: penerangan/pencahayaan yang tidak cukup, suhu udara yang panas, kelemahan yang tinggi atau rendah, suara yang bising dan sebaginya  Faktor kimia, yaitu bahan-bahan kimia yang menimbulkan gangguan kerja, misalnya bau gas, uap atau asap, debu dan sebagainya  Faktor biologi, yaitu binatang atau hewan dan tumbuhan-tumbuhan yang menyebabkan pendangan tidak enak atau menggangggu misalnya : nyamuk, kecoa, lumut, taman yang tidak teratur dan sebagainya  Faktor fisiologis, yakni peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh atau anggota badan (ergonomic), misalnya: meja atau kursi yang terlalu tinggi atau pendek  Faktor sosial-psikologis, yaitu suasana kerja yang tidak harmonis, misalnya: adanya klik, gossip, stress, cemas, cemburu dan sebagainya.
  • 17. Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan berbeda dengan seseorang yang lain, meskipun pendidikan dan pengalamannya sama, dan bekerja pada suatu pekerjaan atau tugas yang sama. Kemampuan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain gizi dan kesehatan ibu, genetik dan lingkungan. Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah sebagai berikut:  Kelelahan (fatigue)  Kondisi tempat kerja (enviromental aspects) dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working condition)  Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab awalnya (pre-cause) adalah kurangnya training  Karakteristik pekerjaan itu sendiri.
  • 18. Hubungan antara karakter pekerjaan dan kecelakaan kerja menjadi fokus bahasan yang cukup menarik dan membutuhkan perhatian tersendiri. Kecepatan kerja (paced work), pekerjaan yang dilakukan secara berulang (short-cycle repetitive work), pekerjaan-pekerjaan yang harus diawali dengan "pemanasan prosedural", beban kerja (workload), dan lamanya sebuah pekerjaan dilakukan (workhours) adalah beberapa karakteristik pekerjaan yang dimaksud. Penyebab-penyebab di atas bisa terjadi secara tunggal, simultan, maupun dalam sebuah rangkain sebab-akibat (cause consequences chain).
  • 19. Manajemen BahayaAktifitas, situasi, kondisi, kejadian, gejala, proses, material, dan segala sesuatu yang ada di tempat kerja atau berhubungan dengan pekerjaan yang menjadi/ berpotensi menjadi sumber kecelakaan/cedera/penyakit/kematian disebut dengan Bahaya/ Resiko. Secara garis besar, bahaya/resiko dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu:  Bahaya/ resiko lingkungan Termasuk di dalamnya adalah bahaya-bahaya biologi, kimia, ruang kerja, suhu, kualitas udara, kebisingan, panas/termal, cahaya dan pencahayaan.dll.  Bahaya/resiko pekerjaan Misalnya: pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan secara manual, peralatan dan perlengkapan dalam pekerjaan, getaran, faktor ergonomi, bahan/material kerja (PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan lain-lain.  Bahaya/ resiko manusia
  • 20. Kejahatan di tempat kerja, termasuk kekerasan, sifat pekerjaan itu sendiri yang berbahaya, umur pekerja, Personal Protective Equipment, kelelahan dan stress dalam pekerjaan, pelatihan, dan sebagainya.
  • 21. Menurut Mangkunegara, bahwa indikator penyebab keselamatan kerja adalah:  Keadaan tempat lingkungan kerja  Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya.  Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak  Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.  Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:  Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.  Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik Pengaturan penerangan.
  • 22. Upaya-Upaya yang dapat dilakukan dalam Pengendalian Lingkungan Kerja yaitu:  Desain dan tata letak yg adekuat (konstruksi bangunan dan tata letak peralatan/material yang baik dan sesuai) sehingga pekerja dpt bekerja efisien & efektif serta dapat memberikan perlindungan yang optimal dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja.  Penghilangan atau pengurangan bahan berbahaya pada sumbernya, antara lain; penghentian proses, substitusi, isolasi, ventilasi, metode basah dan tata kerumahtanggaan yang baik
  • 23. Upaya-Upaya yang dapat dilakukan dalam Pengendalian Perorangan yaitu Melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku serta disiplin kerja para pekerja dengan: Cara kerja yang baik dan benar.  Tersedianya Alat Pelindung Diri dan ketaatan dalam pemakaiannya.  Pembatasan waktu pajanan (Jam Kerja, Cuti, dll)  Kebersihan perorangan.  Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja dan secara berkala untuk penemuan dini gangguan kesehatan.  Penerapan prinsip K3 dan ergonomi.
  • 24. Selain pengendalian Lingkungan dan Perorangan, maka dalam menghadapi bahaya yang timbul ditempat kerja perlu diadakan Program Pelayanan Kesehatan kerja yang meliputi Pelayanan Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif.
  • 25.
  • 26. Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti mendapatkan bahwa ternyata pekerja yang ada di jalan poros sungguhminasa tidak mengetahui istilah kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 namun pekerjamengetahui sebagian tentang hal-hal yang harus dia lakukan untuk mencegah hal-hal yang kemungkinan akan terjadi di lingkungan kerja. Meski demikian masih ada beberapa hal yang belum mereka pahami sehingga penerapannya masih kurang.
  • 27.  Potensi hazardz pada lingkungan fisik Dalam hal pencahayaan masih sangat kurang di bagian dapur sehingga potensi hazardznya sangat tinggi.  Potensi hasardz pada lingkungan kimia Dalam hal ini peneliti tidak menemukan zat–zat kimia yang berbahaya. Namun jika dalam bahan tambahan makanan (BTM) diberikan secara berlebihan akan menimbulkan masalah bagi kesehatan. Contohnya Sodium Tripolifosfat (STPP) yg berfungsi untuk meningkatkan daya mengikat air oleh protein daging, mereduksi pengerutan daging dan menghambat ketengikan.0,3%
  • 28.  Potensi hazardz pada lingkungan biologis Yaitu Shaphylococus eureus (keracunan makanan) yang terdapat pada daging yang telah dimasak atau diolah.Pencegahan keracunan staphylococcus tindakan utama yang harus dilakukan adalah mencegah terjadinya kontaminasi makanan oleh staphylococcus dengan mengahmbat pertumbuhan atau membunauh bakteri yang telah terlanjur mencemari makanan. Kontaminasi dapat dicegah dengan menjaga kebersihan atau sanitasi yang baik dengan menggunakan bahan mentah yang tidak terkontaminasi. Shalmonella (tipus) Pencegahannya dengan cara memasak makanan yang dibuat dri daging dengan pemanasan yang sempurna, penyimpanan makanan pada suhu yang sesuai, melindungi makanan darikontaminasi lalat, dan pemeriksaan berkala pada orang yang menangani makanan
  • 29.  Potensi hazardz pada lingkungan fisiologis Di dalam ruangan itu terdapat gerobak tempat penyimpanan makanan. Meskipun demikian mereka masih tetap mengeluh jika sewaktu – waktu banyak pelanggang sehingga mereka pegal karena harus berdiri melayaninya.  Potensi hazardz pada lingkungan psikologis Setiap pekerjaan akan ada perasaan psikologis terutama pada pedagang bakso. Pekerja atau pun pemilik stress jika sewaktu – waktu konsumen kurang sehingga makanan yang sudah di olah banyak yang tersisa.Dan hal ini mengakibatkan banyak kerugian bagi pemilik.Satu – satu jalan yang mereka lakukan adalah memanaskannya kembali.
  • 30. Dari awal peneliti telah menjelaskan bahwa pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan kerja masih sangat kurang.Hal ini dibuktikan oleh peneliti ketika sedang melakukan observasi, terutama dibagian dapur.Namun dibagian luar tempat pelanggang menikmati makanan sudah cukup lumayan karena di lengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat membuat pelanggan nyaman.
  • 31. Selama pekerja bekerja disana mereka sering mengalami luka – luka ringan seperti luka teriris pisau dan itu terjadi karena mereka masih kurang mengetahui tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Tapi mereka selalu menanggapi luka – lukanya dengan melakukan P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)
  • 32. Tingkat Keparahan Kemungkinan Terjadi Jarang Terjadi (1) Kurang mungkin terjadi (2) Mungkin terjadi (3) Sangat Mungki n terjadi (4) Hampir Pasti terjadi (5) (1) Tidak ada pengaruh (2) Pengaruh sangat ringan  Jam kerja yang lama/ istirahat kurang. (2)  Mata menjadi perih karena kurang hati hati dalam membuka bungkis bumbu (4) *Kaki kesemut an karena terlalu lama berdiri
  • 33. (3) Pengaru h ringan  Terhirup tepung karena tidak memakai masker (3) 1.) Tangan menjadi kaku karena terlalu lama mengolah bakso (9) *Tangan menjadi pegal karena terlalu lama membungk us bakso *Terhirup asap kompor karena tidak memakai masker (9)  Berdiri membungku k terlalu lama pada saat mengolah adonan bakso. (15)
  • 34. (4) Pengaru h serius  Pengolahan bakso yang tidak memakai sarung tangan  Kurang baiknya komunikasi antara penjual dengan pembeli (4) Peralatan pengolah adonan yang kurang steril yang bisa menyebar kan penyakit (8) 1.) Karena tidak memakai sarung tangan tangan bisa teriiris. (12) * Bakteri menempel pada makanan karena tidak mencuci tangan dengan bersih (16) (5) Pengaru h fatal Jari terpotong saat mengolah bakso
  • 35. N O . HAZARD SK O R TAFSIRAN 1 .  Virus, bakteri, jamur 16  Sangat mungkin terjadi  Pengaruh serius 2 .  Duduk membungkuk terlalu lama. 15  Hampir pasti terjadi 3 .  Pencahayaan yang kurang/terlalu kontras  Suhu panas 9  Mungkin terjadi  Pengaruh ringan 4 .  Perangai pengguna jasa warnet yang bermacam-macam 4  Kurang mungkin terjadi  Pengaruh sangat ringan 5 .  Jam kerja yang lama/ istirahat kurang. 2  Jarang terjadi  Pengaruh sangat ringan
  • 36. N O . HAZARD PENGENDALIAN 1 .  Virus, bakteri,jamur  Membersihkan semua ruangan sehingga dapat meminimalisir penyakit akibat virus,bakteri,jamur 2 .  Duduk membungkuk terlalu lama.  Wajib sesekali duduk dengan tegak. 3 .  Pencahayaan yang kurang/terlalu kontras  Suhu panas  Dipasang lampu listrik yang memadai dan mengatur kontras pada komputer secukupnya.  Minimal harus ada kipas angin.
  • 37.  Perangai pengguna jasa warnet yang bermacam- macam  Operator dan yang melayani harus dibekali juga dengan ilmu psikologi.  Jam kerja yang lama/ istirahat kurang.  Buka warnet dengan memakai jadwal, dan selalu ada jadwal istirahat atau relaksasi.
  • 38.
  • 39. Kebiasaan membeli makanan cepat saji sebenarnya adalah kebiasaan yang tidak baik. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, yaitu: keaslian bahan mentah/baku pembuatan makanan, kebersihan cara pembuatan makanan, keselamatan kerjanya, serta tingkat nutrisi pada makanan tersebut. Dari faktor-faktor tersebut menyebabkan banyak masalah di Indonesia dan Riau pada khususnya. Karena kebanyakan makanan cepat saji yang di tawarkan mengandung banyak zat kimia yang sangat membahayakan kesehatan. Kebanyakan remaja dan anak-anak zaman sekarang menderita penyakit yang seharusnya tidak di derita oleh anak-anak seumur mereka. Kebanyakan penyebab utama dari penyakit-penyakit ini adalah karena mereka memakan makanan yang mengandung banyak zat kimia dan tidak higienis.
  • 40. Untuk dapat meminimalisir risiko terhadap pembuatan bakso, sebaiknya lakukan pengendalian di atas