3. Kesehatan di Indonesia pada saat-saat belakangan ini terlihat
semakin memburuk. Salah satu yang menyebabkan menurunnya kualitas
kesehatan ini adalah kebiasaan orang Indonesia yang selalu ingin
mendapatkan sesuatu dengan cara mudah. Contohnya: mayoritas
penduduk Indonesia lebih suka membeli makanan dari pada membuat
makanan sendiri.
Kebiasaan tersebut sebenarnya adalah kebiasaan yang tidak baik.
Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, yaitu: keaslian bahan
mentah/baku pembuatan makanan, kebersihan cara pembuatan makanan,
keselamatan kerjanya, serta tingkat nutrisi pada makanan tersebut.
Dari faktor-faktor tersebut menyebabkan banyak masalah di
Indonesia dan Riau pada khususnya. Karena kebanyakan makanan cepat
saji yang di tawarkan mengandung banyak zat kimia yang sangat
membahayakan kesehatan. Kebanyakan remaja dan anak-anak zaman
sekarang menderita penyakit yang seharusnya tidak di derita oleh anak-
anak seumur mereka. Kebanyakan penyebab utama dari penyakit-
penyakit ini adalah karena mereka memakan makanan yang mengandung
banyak zat kimia dan tidak higienis.
Penjualan bakso sudah banyak ditemukan di Indonesia termasuk di
Riau. Kita dapat menemukan banyak hal yang berpotensi untuk
menyebabkan berbagai dampak negatif dalam proses pembuatannya.
4. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan
permasalahannya adalah bagaimana penerapan
kesehatan dan keselamatan kerja pada industri non
formal (pedagang bakso)?
5. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui penerapan kesehatan dan
keselamatan kerja pada industri non formal
(pedagang bakso).
6.
7. Industri pedagang bakso ini terdapat di
Pekanbaru, tepatnya di Jalan Kinibalu. Disamping
kanan lokasi terdapat percetakan dan fotocopy,
disamping kirinya terdapat rumah penduduk dan di
depannya adalah SMKN 1 Pekanbaru.
8. Pemotongan daging
Khusus di penjual bakso ini langsung membeli daging yang siap digiling
Penggilingan daging
Menggunakan mesin penggiling daging/meat mincer
Pengolahan bumbu
Mengupas bawang putih, bawang merah, daun bawang dan yang lainnya
Penghalusan daging giling
Sekaligus pencampuran dengan bahan pembantu dan bumbu,
pencampuran dengan tepung tapioka.
Pencetakan
Manual maupun secara otomatis memakai Mesin Pencetak Bakso.
Perebusan
Perebusan bakso dilakukan dalam dua tahap agar permukaan bakso yang
dihasilkan tidak keriput dan tidak pecah akibat perubahan suhu yang
terlalu cepat. Tahap pertama, bakso dipanaskan dalam panci berisi air
hangat sekitar 60ºC sampai 80ºC, sampai bakso mengeras dan terapung.
Tahap kedua, bakso direbus sampai matang dalam air mendidih.
9. NO KEGIATAN POTENSI HAZARDZ PENCEGAHAN
1 Pengolahan bumbu Luka / teriris Pakai sarung tangan atau tambahkan
pencahayaan
Mata perih Usahakan tdk terlalu lama mengiris
bumbunya karena dapat membuat
mata iritasi /kecamata
Sakit punggung Pakai papan yang datar dan
menghadap ke papan tidak
membungkuk
Kaki kesemutan Gunakan tempat duduk yang baik,
jangan jongkok
2 Penghalusan dan
pencampuran
Tangan menjadi kaku Gunakan sarung tangan yang anti air
Terhirup tepung Gunakan masker
Tangan lecet Berikan kain pada pengaduk adonan
3 Pencetakan Tangan pegal Bergantian dalam hal pencetakan
Kaki kesemutan Gunakan tempat duduk
Tangan terluka Gunakan sarung tangan
4 Perebusan Tangan melepuk Berikan kain pada pengangkat
adonan
Terpapar panas Gunakan kipas angin
Terkena asap panas Gunakan masker dan kecamata
10. Bakso atau baso adalah jenis bola daging yang paling lazim
dalam masakan Indonesia. Bakso umumnya dibuat dari
campuran daging sapi giling dan tepung tapioka, akan tetapi ada
juga baso yang terbuat dari daging ayam, ikan, atau udang. Dalam
penyajiannya, bakso umumnya disajikan panas-panas dengan
kuah kaldu sapi bening, dicampur mi, bihun, taoge,tahu, terkadang
telur, ditaburi bawang goreng dan seledri. Bakso sangat populer
dan dapat ditemukan di seluruh Indonesia; dari gerobak pedagang
kaki lima hingga restoran besar. Berbagai jenis bakso sekarang
banyak di tawarkan dalam bentuk makanan beku yang dijual
dipasar swalayan dan mall-mall. Irisan bakso dapat juga dijadikan
pelengkap jenis makanan lain seperti mi goreng, nasi goreng,
atau cap cai.( Wikipedia,2012)
11. Bakso memiliki akar dari seni kuliner Tionghoa
Indonesia hal ini ditunjukkan dari istilah Bakso berasal dari
kata Bak-So, dalam Bahasa Hokkien yang secara harfiah berarti
'daging babi giling'. Karena kebanyakan penduduk Indonesia
adalah muslim, maka bakso lebih umum terbuat dari
daging halal seperti daging sapi, ikan, atau ayam. Seiring
berkembangnya waktu, istilah bakso menjadi lebih dikenal dengan
'daging giling' saja.Kini, kebanyakan penjual bakso adalah orang
Jawa dari Wonogiri dan Malang.Tempat yang terkenal sebagai
pusat Bakso adalah Solo dan Malang yang disebut Bakso Malang.
(Wikipedia,2012 )
12. Bakso urat: bakso yang diisi irisan urat atau tendon dan daging
tetelan kasar
Bakso bola tenis atau bakso telur: bakso berukuran bola tenis
berisi telur ayam rebus
Bakso gepeng: bakso berbentuk pipih
Bakso ikan: bakso berbahan daging ikan
Bakso udang: bakso berbahan dari udang
Bakso Malang: hidangan bakso dari kota Malang , Jawa Timur;
lengkap dengan mi kuning, tahu, siomay, dan pangsit goring
Bakso keju: bakso resep baru berisi kejo
Bakso Bakar: bakso yang diolesi bumbu khusus dan dibakar
langsung (tanpa arang) dan disediakan bersama potongan ketupat
dan kuah kaldu yang hangat dan bumbu kacang. Biasanya bumbu
oles sebelum dibakar merupakan salah satu yang menentukan
enak atau tidaknya bakso bakar. ( Wikipedia,2012)
13. Daging
Menurut Varnam dan Sutherland (1996), daging adalah pangan
tinggi protein, kualitas proteinnya sangat tinggi, tipe dan perbandingan
asam aminonya menyetarai kebutuhan pertahanan dan pertumbuhan
jaringan tubuh manusia.Daging mengandung asam amino esensial seperti
lisin dan treonin dalam jumlah substansial serta metionin dan triptofan
dalam jumlah yang cukup.
Tepung tapioca
Bahan pengisi merupakan salah satu bahan baku yang digunakan
untuk membuat bakso yaitu tepung tapioka. Bahan pengisi yang
digunakan pada produkbertujuan untuk memperbaiki stabilitas emulsi,
meningkatkan rendemen, memperbaiki daya iris, memperbaiki flavor dan
juga mengurangi biaya produksi.Bahan pengisi mempunyai kandungan
karbohidrat yang tinggi dan protein rendah. Hal ini menyebabkan bahan
pengisi mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi, protein yang
rendah dan menyebabkan bahan pengisi memiliki kemampuan mengikat
air yang baik, tetapi tidak dapat mengemulsikan lemak (Sunarlim,1992).
14. Garam
Garam digunakan sebagai bahan pembuatan
bakso. Garam dapur berfungsiuntuk memberi cita rasa,
mengekstraksi miofibrial dan untuk meningkatkan
dayasimpan karena dapat menghambat
mikroorganisme pembusuk (Cross danOverby,1998).
Menurut Sunarlim (1992), penambahan garam
sebaiknya tidak kurangdari 2% dan lebih dari 4%,
karena konsentrasi garam kurang dari
1,8%menyebabkan rendahnya protein terlarut
15. Menurut Suma’mur, keselamatan kerja
merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana
kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang
bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan kerja adalah
kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan
kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang
kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan,
dan kondisi pekerja .
Mathis dan Jackson, menyatakan bahwa keselamatan kerja
adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan
fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan
pekerjaan.Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum
fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
16. Beban kerja
Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut memerlukan
kekuatan otot atau pemikiran adalah merupakan beban bagi yang
melakukan.Dengan sendirinya beban ini dapat berupa beban fisik, beban mental,
maupun beban sosial sesuai dengan jenis pekerjaan si pelaku.
Beban tambahan
Beban tambahan ini dapat dikelompokkan manjadi 5 faktor yakni :
Faktor fisik, misalnya: penerangan/pencahayaan yang tidak cukup, suhu udara
yang panas, kelemahan yang tinggi atau rendah, suara yang bising dan sebaginya
Faktor kimia, yaitu bahan-bahan kimia yang menimbulkan gangguan kerja,
misalnya bau gas, uap atau asap, debu dan sebagainya
Faktor biologi, yaitu binatang atau hewan dan tumbuhan-tumbuhan yang
menyebabkan pendangan tidak enak atau menggangggu misalnya : nyamuk, kecoa,
lumut, taman yang tidak teratur dan sebagainya
Faktor fisiologis, yakni peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh atau
anggota badan (ergonomic), misalnya: meja atau kursi yang terlalu tinggi atau
pendek
Faktor sosial-psikologis, yaitu suasana kerja yang tidak harmonis, misalnya:
adanya klik, gossip, stress, cemas, cemburu dan sebagainya.
17. Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan
berbeda dengan seseorang yang lain, meskipun pendidikan
dan pengalamannya sama, dan bekerja pada suatu pekerjaan
atau tugas yang sama. Kemampuan ini dapat dipengaruhi
oleh berbagai factor antara lain gizi dan kesehatan ibu,
genetik dan lingkungan.
Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja
adalah sebagai berikut:
Kelelahan (fatigue)
Kondisi tempat kerja (enviromental aspects) dan pekerjaan
yang tidak aman (unsafe working condition)
Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan,
ditengarai penyebab awalnya (pre-cause) adalah kurangnya
training
Karakteristik pekerjaan itu sendiri.
18. Hubungan antara karakter pekerjaan dan
kecelakaan kerja menjadi fokus bahasan yang cukup
menarik dan membutuhkan perhatian tersendiri.
Kecepatan kerja (paced work), pekerjaan yang
dilakukan secara berulang (short-cycle repetitive
work), pekerjaan-pekerjaan yang harus diawali dengan
"pemanasan prosedural", beban kerja (workload), dan
lamanya sebuah pekerjaan dilakukan (workhours)
adalah beberapa karakteristik pekerjaan yang
dimaksud. Penyebab-penyebab di atas bisa terjadi
secara tunggal, simultan, maupun dalam sebuah
rangkain sebab-akibat (cause consequences chain).
19. Manajemen BahayaAktifitas, situasi, kondisi, kejadian, gejala,
proses, material, dan segala sesuatu yang ada di tempat kerja atau
berhubungan dengan pekerjaan yang menjadi/ berpotensi menjadi
sumber kecelakaan/cedera/penyakit/kematian disebut dengan
Bahaya/ Resiko. Secara garis besar, bahaya/resiko dikelompokkan
menjadi tiga kelompok yaitu:
Bahaya/ resiko lingkungan
Termasuk di dalamnya adalah bahaya-bahaya biologi, kimia,
ruang kerja, suhu, kualitas udara, kebisingan, panas/termal, cahaya
dan pencahayaan.dll.
Bahaya/resiko pekerjaan
Misalnya: pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan secara manual,
peralatan dan perlengkapan dalam pekerjaan, getaran, faktor
ergonomi, bahan/material kerja (PERATURAN PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2001 Tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan lain-lain.
Bahaya/ resiko manusia
20. Kejahatan di tempat kerja, termasuk
kekerasan, sifat pekerjaan itu sendiri yang
berbahaya, umur pekerja, Personal Protective
Equipment, kelelahan dan stress dalam pekerjaan,
pelatihan, dan sebagainya.
21. Menurut Mangkunegara, bahwa indikator
penyebab keselamatan kerja adalah:
Keadaan tempat lingkungan kerja
Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang
berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya.
Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak
Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada
tempatnya.
Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:
Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman
yang baik Pengaturan penerangan.
22. Upaya-Upaya yang dapat dilakukan dalam
Pengendalian Lingkungan Kerja yaitu:
Desain dan tata letak yg adekuat (konstruksi bangunan
dan tata letak peralatan/material yang baik dan sesuai)
sehingga pekerja dpt bekerja efisien & efektif serta
dapat memberikan perlindungan yang optimal dan
tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja.
Penghilangan atau pengurangan bahan berbahaya pada
sumbernya, antara lain; penghentian proses, substitusi,
isolasi, ventilasi, metode basah dan tata
kerumahtanggaan yang baik
23. Upaya-Upaya yang dapat dilakukan dalam
Pengendalian Perorangan yaitu Melalui peningkatan
pengetahuan, sikap dan perilaku serta disiplin kerja
para pekerja dengan:
Cara kerja yang baik dan benar.
Tersedianya Alat Pelindung Diri dan ketaatan dalam
pemakaiannya.
Pembatasan waktu pajanan (Jam Kerja, Cuti, dll)
Kebersihan perorangan.
Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja dan secara
berkala untuk penemuan dini gangguan kesehatan.
Penerapan prinsip K3 dan ergonomi.
24. Selain pengendalian Lingkungan dan
Perorangan, maka dalam menghadapi bahaya yang
timbul ditempat kerja perlu diadakan Program
Pelayanan Kesehatan kerja yang meliputi
Pelayanan Promotif, Preventif, Kuratif dan
Rehabilitatif.
25.
26. Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti
mendapatkan bahwa ternyata pekerja yang ada di
jalan poros sungguhminasa tidak mengetahui
istilah kesehatan dan keselamatan kerja atau K3
namun pekerjamengetahui sebagian tentang hal-hal
yang harus dia lakukan untuk mencegah hal-hal
yang kemungkinan akan terjadi di lingkungan
kerja. Meski demikian masih ada beberapa hal
yang belum mereka pahami sehingga
penerapannya masih kurang.
27. Potensi hazardz pada lingkungan fisik
Dalam hal pencahayaan masih sangat kurang di
bagian dapur sehingga potensi hazardznya sangat
tinggi.
Potensi hasardz pada lingkungan kimia
Dalam hal ini peneliti tidak menemukan zat–zat
kimia yang berbahaya. Namun jika dalam bahan
tambahan makanan (BTM) diberikan secara berlebihan
akan menimbulkan masalah bagi kesehatan.
Contohnya Sodium Tripolifosfat (STPP) yg
berfungsi untuk meningkatkan daya mengikat air oleh
protein daging, mereduksi pengerutan daging dan
menghambat ketengikan.0,3%
28. Potensi hazardz pada lingkungan biologis
Yaitu Shaphylococus eureus (keracunan makanan)
yang terdapat pada daging yang telah dimasak atau
diolah.Pencegahan keracunan staphylococcus tindakan
utama yang harus dilakukan adalah mencegah terjadinya
kontaminasi makanan oleh staphylococcus dengan
mengahmbat pertumbuhan atau membunauh bakteri yang
telah terlanjur mencemari makanan. Kontaminasi dapat
dicegah dengan menjaga kebersihan atau sanitasi yang baik
dengan menggunakan bahan mentah yang tidak
terkontaminasi. Shalmonella (tipus) Pencegahannya
dengan cara memasak makanan yang dibuat dri daging
dengan pemanasan yang sempurna, penyimpanan makanan
pada suhu yang sesuai, melindungi makanan
darikontaminasi lalat, dan pemeriksaan berkala pada orang
yang menangani makanan
29. Potensi hazardz pada lingkungan fisiologis
Di dalam ruangan itu terdapat gerobak tempat
penyimpanan makanan. Meskipun demikian mereka
masih tetap mengeluh jika sewaktu – waktu banyak
pelanggang sehingga mereka pegal karena harus berdiri
melayaninya.
Potensi hazardz pada lingkungan psikologis
Setiap pekerjaan akan ada perasaan psikologis
terutama pada pedagang bakso. Pekerja atau pun
pemilik stress jika sewaktu – waktu konsumen kurang
sehingga makanan yang sudah di olah banyak yang
tersisa.Dan hal ini mengakibatkan banyak kerugian
bagi pemilik.Satu – satu jalan yang mereka lakukan
adalah memanaskannya kembali.
30. Dari awal peneliti telah menjelaskan bahwa
pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan
kerja masih sangat kurang.Hal ini dibuktikan oleh
peneliti ketika sedang melakukan observasi,
terutama dibagian dapur.Namun dibagian luar
tempat pelanggang menikmati makanan sudah
cukup lumayan karena di lengkapi dengan
berbagai fasilitas yang dapat membuat pelanggan
nyaman.
31. Selama pekerja bekerja disana mereka sering
mengalami luka – luka ringan seperti luka teriris
pisau dan itu terjadi karena mereka masih kurang
mengetahui tentang kesehatan dan keselamatan
kerja. Tapi mereka selalu menanggapi luka –
lukanya dengan melakukan P3K (pertolongan
pertama pada kecelakaan)
33. (3)
Pengaru
h
ringan
Terhirup
tepung karena
tidak memakai
masker
(3)
1.) Tangan
menjadi kaku
karena terlalu
lama mengolah
bakso
(9)
*Tangan
menjadi
pegal
karena
terlalu
lama
membungk
us bakso
*Terhirup
asap
kompor
karena
tidak
memakai
masker
(9)
Berdiri
membungku
k terlalu
lama pada
saat
mengolah
adonan
bakso.
(15)
34. (4)
Pengaru
h serius
Pengolahan
bakso yang
tidak memakai
sarung tangan
Kurang
baiknya
komunikasi
antara penjual
dengan pembeli
(4)
Peralatan
pengolah
adonan
yang
kurang
steril yang
bisa
menyebar
kan
penyakit
(8)
1.) Karena
tidak
memakai
sarung
tangan
tangan bisa
teriiris.
(12)
* Bakteri
menempel pada
makanan karena
tidak mencuci
tangan dengan
bersih
(16)
(5)
Pengaru
h fatal
Jari
terpotong
saat
mengolah
bakso
35. N
O
.
HAZARD SK
O
R
TAFSIRAN
1
.
Virus, bakteri, jamur 16 Sangat mungkin terjadi
Pengaruh serius
2
.
Duduk membungkuk terlalu lama. 15 Hampir pasti terjadi
3
.
Pencahayaan yang kurang/terlalu
kontras
Suhu panas
9 Mungkin terjadi
Pengaruh ringan
4
.
Perangai pengguna jasa warnet
yang bermacam-macam
4 Kurang mungkin terjadi
Pengaruh sangat ringan
5
.
Jam kerja yang lama/ istirahat
kurang.
2 Jarang terjadi
Pengaruh sangat ringan
36. N
O
.
HAZARD PENGENDALIAN
1
.
Virus, bakteri,jamur Membersihkan semua
ruangan sehingga dapat
meminimalisir penyakit
akibat virus,bakteri,jamur
2
.
Duduk membungkuk terlalu lama. Wajib sesekali duduk
dengan tegak.
3
.
Pencahayaan yang kurang/terlalu kontras
Suhu panas
Dipasang lampu listrik yang
memadai dan mengatur
kontras pada komputer
secukupnya.
Minimal harus ada kipas
angin.
37. Perangai pengguna jasa warnet yang bermacam-
macam
Operator dan yang melayani harus
dibekali juga dengan ilmu
psikologi.
Jam kerja yang lama/ istirahat kurang. Buka warnet dengan memakai
jadwal, dan selalu ada jadwal
istirahat atau relaksasi.
38.
39. Kebiasaan membeli makanan cepat saji sebenarnya
adalah kebiasaan yang tidak baik. Hal ini disebabkan karena
berbagai faktor, yaitu: keaslian bahan mentah/baku
pembuatan makanan, kebersihan cara pembuatan makanan,
keselamatan kerjanya, serta tingkat nutrisi pada makanan
tersebut.
Dari faktor-faktor tersebut menyebabkan banyak
masalah di Indonesia dan Riau pada khususnya. Karena
kebanyakan makanan cepat saji yang di tawarkan
mengandung banyak zat kimia yang sangat membahayakan
kesehatan. Kebanyakan remaja dan anak-anak zaman
sekarang menderita penyakit yang seharusnya tidak di derita
oleh anak-anak seumur mereka. Kebanyakan penyebab
utama dari penyakit-penyakit ini adalah karena mereka
memakan makanan yang mengandung banyak zat kimia dan
tidak higienis.