Dokumen tersebut merangkum tentang praktek manajemen home industri peyek kacang yang dibuat oleh beberapa mahasiswa Universitas Methodist Indonesia. Dibahas tentang bahan-bahan dan proses pembuatan peyek kacang serta analisis usaha dan sisi ekonominya.
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Agribusiness management
1. ‘PRAKTEK MANAJEMEN AGRIBISNIS HOME
INDUSTRI PEYEK KACANG”
OLEH :
OKTAVIA ULI SIMANGUNSONG 214320002
ENDAH SAMARIA SARAGIH 214320023
RONI SAPUTRA SITOHANG 214320005
HELGA INGE C.TARIGAN 21432026
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
FAKULTAS PERTANIAN
AGRIBISNIS A
MEDAN
2017
2. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu adapun
tujuan pembuatan Laporan Home Industri ini yaitu sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Praktek Manajemen Agribisnis.
Penulis juga mengucapkan trimakasih kepada orang tua serta teman-teman
yang telah membantu terselesaikannya tugas laporan ini. Penulis juga menyadari
bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis meminta maaf
jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.
10 Januari, 2016.
Penulis
3. BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Kacang tanah dengan nama ilmiah Arachis hypogaea merupakan tanaman
polong-polongan yang termasuk anggota family Fabaceae. Kacang tanah ini
mengandung zat-zat yang penting bagi kesehatan tubuh. Oleh karena itu, kacang
tanah juga merupakan kacang-kacangan terpenting setelah kedelai. Kacang tanah
kaya akan lemak; protein yang tinggi bahkan jauh lebih tinggi dari protein pada
daging, telur dan kacang soya; zat besi; vitamin E; vitamin B kompleks; vitamin
A dan K; fosforus; lesitin, kolin dan kalsium.
Kacang tanah juga mengandung bahan yang dapat membina ketahanan
tubuh untuk mencegah beberapa macam penyakit. Mengkonsumsi satu ons kacang
tanah lima kali seminggu dapat mencegah penyakit jantung. Kacang tanah bekerja
meningkatkan kemampuan pompa jantung dan menurunkan resoki penyakit
jantung koroner. Memakan segenggam kacang tanah setiap hari terutama pesakit
kencing manis dapat membantu kekurangan zat. Selain itu banyak lagi manfaat
kacang tanah bagi kesehatan tubuh seperti membantu meningkatkan kesuburan,
membantu mengatur gula darah, membantu mencegah batu empedu, membantu
tingkat kolesterol rendah, dan lain-lain.
Sampai masalah ini diangkat, beralasan karena kacang tanah menjadi
sangat penting dan dibutuhkan bagi masyarakat untuk dipergunakan dengan
berbagai macam cara.
Pada makalah ini, bagaimana kacang tanah diolah menjadi olahan
makanan yaitu peyek. Produksi peyek dibutuhkan dalam pemamfaatan olahan
kacang tanah yang dapat membantu petani dalam memasarkan hasil pertanian
yaitu kacang tanah. Hal ini dapat dikatakan membangun masyarakat petani,
sehingga perekonomian petani dapat membaik.
4. Pembangunan masyarakat petani diperlukan mengingat Indonesia adalah
Negara agraris dimana kekayaan lebih banyak dari pengolahan lahan menjadi
lahan pertanian.
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembuatan peyek kacang
2. Bagaimana analisis usaha peyek kacang
3. Bagaimana sisi ekonomi dari produksi peyek
5. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rempeyek sebagai sejenis makanan pelengkap dari
kelompok gorengan. Secara umum, rempeyek adalah gorengan tepung
beras dan tepung tapioka yang dicampur dengan air hingga
membentuk adonan kental, diberi bumbu (terutama garam dan bawang
putih), dan banyak rempeyek yang diberi bahan pengisi yang khas,
biasanya biji kacang tanah, kacang ijo, kedelai, ketumbar, dan lain-
lain. Peran tepung di sini adalah sebagai pengikat, pengisi dapat juga
bahan pangan hewani berukuran kecil, seperti ikan
teri, ebi, udang kecil, jingking, atau laron (Ayi, 2008).
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan pada pembuatan
berbagai jenis rempeyek yaitu tekstur, warna, kandungan minyak dan
masa simpannya untuk mempertahankan mutu sensoriknya. Semua
faktor tersebut selain tergantung pada sifat bahan dasar juga
tergantung pada proses pengolahannya (Tursilawati, 1999).
Dalam pembuatan rempeyek adalah pembuatan adonan tepung
tapioka dan tepung beras berbentuk pasta cair atau encer. Pembuatan
adonan terdiri dari campuran tepung beras dan tapioka, bumbu seperti
bawang putih, ketumbar, kunyit, santan kelapa, kemiri, dan garam
halus (Sutrisniati et al., 1995). Pati tapioka dengan adanya sejumlah
air dingin dapat membentuk pasta, tetapi granula-granula patinya akan
segera mengendap secara perlahan dan tidak terdispersi terus menerus.
Menurut Herlina (1999) granula–granula pati akan mengembang
karena menyerap air dengan adanya pemanasan, sehingga tahap
selanjutnya yaitu penggorengan menjadi sangat penting dalam
menentukan kualitas rempeyek yang dihasilkan. Suhu penggorengan
yang digunakan dalam pembuatan rempeyeek yaitu suhu ruangan
selama proses pengorengan.
6. Bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan untuk proses
pembuatan bebrapa jenis rempeyek antara lain;
1. Tepung Beras
Tepung beras merupakan tepung yang diperoleh dari hasil
proses penggilingan beras. Beras sendiri adalah bagian butir padi atau
gaba yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa merang) secara
anatomi disebut palea yaitu bagian yang ditutupi dan lemma adalah
bagian yang menutupi. Tepung beras dapat digunakan sebagai bahan
baku pembuatan berbagai jesnis produk olahan yaitu pembuatan
bihun, roti, aneka macam kue kering, dan aneka macam makanan
kecil seperti kue mangkuk, putu, talam ebi, kue lapis dan serabi serta
beberapa jenis olahan termasuk rempeyek.
2. Tepung Tapioka
Tapioka merupakan tepung hasil olahan ubi kayu setelah
melalui proses pengupasan, penghancuran, ekstraksi, penyaringan,
pengendapan, dan pengeringan. Tapioka adalah granula pati yang
banyak terdapat dalam sel ubi kayu. Tapioka mengandung amilosa 17
% dan amilopektin 83 % dengan ukuran granula 3-35 μm. Selisih
antara amilosa dan amilopektin yang cukup tinggi ini, menyebabkan
proses penyerapan air selama pemasakan cukup tinggi. Berdasarkan
besar kecilnya air yang diserap dalam granula pati, akan menetukan
daya kembang pada saat pemasakan. Semakin tinggi air terikat,
semakin besar pula daya kembangnya. Kelebihan tapioka adalah
warnanya putih, mengandung mikroba rendah serta daya kembangnya
yang tinggi. (Ernawati, 2003).
Menurut Haryadi (1993), pengembangan kerupuk atau kerupuk
dipengaruhi oleh kadar amilopektin yang terdapat dalam pati tapioka.
Umumnya semakin tinggi kadar amilopektin, kerupuk makin besar
mengembang.
3. Garam
Garam berfungsi untuk menambah citarasa, meningkatkan
aroma, memperkuat komponen adonan dan memperlambat
7. pertumbuhan jamur hingga pada produksi akhir. Komponen utama
dari garam adalah natrium klorida (NaCl), (Winarno,1992). Garam
merupakan salah satu bahan pangan yang sangat berperang dalam
pengawetan pangan.
Garam mempunyai pengaruh penting dalam proses pengeringan
dan garam bertindak sebagai penyeleksi terhadap mikroba yang
tumbuh. Pertumbuhan mikroba di hambat oleh garam dengan kadar
garam di atas 5% (Desroiser, 1988). Garam juga dapat meningkatkan
suhu gelatinisasi karena dapat mengikat air sehingga pembengkakan
butir pati terlambat. (Winarno, 1992).
4. Bawang Putih
Bawang putih sebagai bumbu atau adonan masak dimana
hampir semua masakan mengunakan bawang putih (Wibowo, 1994).
Bawang putih yang paling utama di manfaatkan sebagai bahan
penyedap beberapa jenis makanan. Pengunaan bawang putih
mengandung zat anti biotik yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri dan cendawan tertentu (1985).
5. Kunyit
Kunyit yang memunyai nama latin Curcuma domestica
Val. merupakan tanaman yang mudah diperbanyak dengan stek
rimpang dengan ukuran 20-25 gram stek. Bibit rimpang harus cukup
tua.
Kunyit merupakan salah satu tumbuhan yang banyak digunakan
masyarakat. Rimpang kunyit terutama digunakan untuk keperluan
dapur sebagai bumbu, zat warna makanan, kosmetika maupun dalam
pengobatan tradisional.
6. Air
Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan
karena air dapat menpengaruhi kenampakan, tekstur serta citarasa
makanan. Bahkan dalam bahan makanan kering sekalipun seperti
buah kering tepung serta bijian yang terkandung dalam jumlah
tertentu (Winarno, 1989).
8. Air yaitu zat gizi yang tidak dapat di tinggalkan dalam
kehidupan sehari-hari air digunakan dalam jumlah besar baik dalam
bahan makanan maupun tubuh manusia di bandingakan dengan zat
gizi lainnya. Berdasarkan tubuh hampir 70 % tubuh manusia terdiri
dari air. Di dalam bahan makanan, air merupakan komponen
terpenting yang dapat mempengaruhi kenampakan, tekstur, serta cita
rasa makanan. (Winarno, 1989). Air untuk industri pangan setidaknya
harus memenuhi standard mutu yang di perlukan untuk air minum
pada kebutuhan sehari-hari. (Suharjo, 1980).
7. Kemiri
Kemiri termasuk bumbu dapur yang banyak dicari karena
memberi manfaat bagi kehidupan selain untuk pelezat masakan.
Kemiri (Aleurites moluccana),
adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai menambah lezat
masakan.
Rempah putih berbentuk bulat ini dapat dimanfaatkan sebagai
sumber minyak dan bumbu. Tumbuhan ini masih sekerabat
dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Dalam
perdagangan antar negara dikenal sebagai candleberry, Indian walnut,
serta candlenut. Pohonnya disebut sebagai varnish tree atau kukui nut
tree. Kemiri memang sering digunakan dalam masakan Indonesia dan
Malaysia.
Buah kemiri (Aleurites moluccana) juga diyakini berkhasiat
mengobati buang air besar yang berdarah, diare, disentri, sakit perut,
sembelit, demam, sariawan, dan sakit gigi. Kemiri mengandung zat
gizi dan nongizi. Kandungan zat gizi mikro yang terdapat dalam
kemiri contohnya protein, lemak, dan karbohidrat. Zat nongizi dalam
kemiri misalnya saponin, falvonoida, dan polifenol. Mineral yang
dominan dalam kemiri adalah kalium, fosfor, magnesium, dan
kalsium. Juga terkandung zat besi, seng, tembaga, dan selenium,
dalam jumlah sedikit. Protein pada biji kemiri terdiri dari asam amino
esensial maupun nonesensial. Fungsi asam amino esensial antara lain
untuk pertumbuhan karena asam amino terdapat di semua jaringan dan
membentuk protein dan antibodi. Asam amino nonesensial yang
9. menonjol pada kemiri, yaitu asam glutamat dan asam aspartat.
Keberadaan asam glutamat yang memberikan rasa nikmat ketika
kemiri digunakan sebagai bumbu.
8. Ketumbar
Ketumbar (Coriandum sativum) merupakan rempah yang
populer terutama daun dan bijinya (Williams et al., 1996). Ketumbar
merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang sangat dikenal di
dunia. Aroma dan rasa ketumbar sangat khas dan melezatkan
masakan, tetapi tidak terlalu tajam di lidah. Selain sebagai bumbu,
ketumbar juga dapat digunakan sebagai komponen obat
(Hadipoentyanti dan L.Udarno, 2002).
9. Minyak Goreng
Minyak Goreng merupakan medium pengorengan bahan pangan
dalam, pengorengan minyak berfungsi sebagai medium pengantar
panas, menambah citarasa gurih, meningkatkan nilai gizi dan kalori
dalam bahan pangan.
Sedangkan menurut Soetejo dan Damayanti (2000) minyak
goreng yang digunakan adalah minyak kelapa yang bermutu baik dan
kondisinya baru (Berwarna kuning jernih dan berbau tidak tengik) bila
minyak goreng yang digunakan berulang kali akan berpengaruh pada
warna produk (menjadi coklat), namun bila mengunakan minyak baru
maka rasanya akan gurih dan tidak akan menyebabkan rasa serah pada
kerongkongan. Pada pengolahan bahan pangan minyak goreng dapat
berfungsi sebagai media pengantar panas menambaha kalori
menperbaiki tekstur serta cita rasa bahan pangan.
Alat yang digunakan untuk proses pembuatan beberapa jenis
rempeyek antara lain;
1. Blender
Blender ini berfungsi untuk menghancurkan bumbu-bumbu
sampai halus dan berbentuk bubur yang digunakan sebagai bahan
penyedap rasa dalam pembuatan rempeyek.
10. 2. Nampam Plastik
Nampan plastik digunakan untuk menapung beberapa bahan
pengisi pempeyek yang telah dibersihkan dan bawah ke ruang
pengorengan dan juga bumbu-bumbu yang telah blender halus
dituangkan ke nampan plastik.
3. Serok
Serok digunakan untuk mengangkat dan meneteskan minyak
atau mengentas hasil pengorengan beberapa jenis rempeyek.
4. Baskom.
Beberapa baskom pelastik dipersiapkan untuk mewadahi bahan
baku serta untuk menampung tepung tapioka, tepung beras dan bumbu
yang telah diblender halus. Baskom digunakan untuk mencampur
adonan dalam proses pembuatan rempeyek. Baskom yang digunakan
terbuat dari plastik dan dibutuhkan sebanyak 2 atau 3 buah untuk
kebutuhan tersebut.
5. Gayung
Gayung digunakan untuk mengambil air untuk menakan
volume bahan-bahan yang bersifat cair.
6. Cobek
Cobek digunakan sebagai alat untuk menghancurkan bahan
pengisi rempeyek termasuk kacang tanah.
7. Irus Aluminium
Irus aluminium digunakan sebagai alat untuk menakar dan
menuang adonan rempeyek saat mengoreng
8. Pisau dan Talenan
Alat ini digunakan untuk membersihkan atau menguliti rimpang
kunyit.
11. 9. Kantong Plastik
Kantong plastik digunakan untuk mengemas produk rempeyek
siap jual. Gunakan plastik yang agak tebal agar kuat dan tidak mudah
bocor dan robek dan ukuran plastik sesuai dengan kebutuhan.
10. Wajan
Wajan digunakan untuk pengorengan adonan rempeyek yang
telah siap untuk digorengkan, dan wajan juga digunakan untuk
keperluan lain untuk masak.
11. Elpiji
Elpiji adalah sebagai bahan bakar yang mengatar panas untuk
digunakan saat melakukan pengorengan.
12. Keranjang
Kebanyak petani menggunakan keranjang sebagai alat untuk
menampung hasil pertanian seperti buah, sayuran dan bisa juga
digunakan untuk menampung rumput untuk ternak sapi para petani.
Maka keranjang juga digunakan untuk menampung rempeyek yang
telah digoreng. Keranjang yang dilapisi dengan plastik untuk
menampung rempeyek dan keripik tempe ke ruangan pengemasan.
13. Impulse sealer
Impulse sealer sebagai alat untuk pengepren kemas plastik
atau men-seal makanan snack yang di kemas dengan plastik. Men
seal cocok untuk membungkus makanan ringan seperti bermacam-
macam kripik dan lain-lain. makanan akan terkemas dengan rapi dan
aman sehingga terhindar dari lembek
12. BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Data Narasumber
Nama Narasumber : Suratman
Suku : Jawa
Alamat : Pasar I Setia Budi, Gg.Bahagia
Jenis Usaha : Pabrik Peyek Kacang Tanah
tahun berdiri : tahum 1995
Nama Pabrik : Usaha Mandiri Bangun 17
2. Analisis usaha home industri tempe per hari
Bahan Utama : Kacang tanah 50 kg @Rp 27.000 =Rp 1.350.000
Bahan Penolong : tepung sagu 2 karung @Rp 150.000 = Rp 300.000
minyak goreng 50 kg @Rp 10.000 = Rp 500.000
tepung beras 2 kotak @ Rp 112.000 = Rp 224.000
bumbu khusus =Rp 200.000
Tenaga kerja : 5 orang @Rp. 75.000/hari = Rp 375.000
Alat : kuali besar 3 @Rp. 600.000 = Rp 1.800.000
serokan besar 3 @Rp 25.000 = Rp 75.000
tampi bambu besar 5 @ Rp20.000 = Rp 100.000
baskom besar 2 @Rp 141.000 = Rp 282.000
baskom kecil 3 @Rp 15.000 = Rp 45.000
kardus bekas besar 16 @Rp 9.000 = Rp 144.000
sendok goreng 3 @Rp 22.000 = Rp 66.000
toples besar 10 @Rp 15.000 = Rp 150.000
toples kecil 192 @2.000 = Rp 384.000
13. Penyusutan : (Harga beli-harga jual) x Jumlah
Umur Pakai
Penyusutan Kuali besar = (Rp. 600.000 – Rp20.000) X @3 = Rp600,00
8 Tahun
Penyusutan serokan = (Rp25.000-Rp2500) X @3 = Rp 37,00
5 Tahun
Penyusutan tampi bambu = (Rp.20.000 – Rp0) X @3 = Rp55,00
3 Tahun
Penyusutan baskom besar = (Rp.141.000 – Rp5000) X @2 = Rp223,00
5 Tahun
Penyusutan baskom kecil = (Rp.15.000 – Rp 0) X @3 = Rp 41,00
3 Tahun
Penyusutan kardus besar = (Rp. 9.000 – Rp0) X @35 = Rp 431,00
2 Tahun
Penyusutan sendok goreng = (Rp. 22.000– Rp. 0) X @3 = Rp45,00
4 Tahun
Penyusutan toples besar = (Rp.15.000 – Rp 0) X @10 = Rp 82,00
5 Tahun
Penyusutan toples kecil = (Rp.2000 – Rp0) X @420 = Rp 460,00
5 Tahun
total biaya penyusutan = Rp 1.974
Hasil produksi per hari : 35 kardus
Harga peyek : Rp 144.000 / kardus
14. Nilai produk akhir = Rp 144.000 x 35 lusin = Rp5.040.000
Biaya antara (BA) = Bahan baku + bahan penolong
= Rp 1.350.000+ Rp 1.224.000
= Rp 2.574.000
Maka nilai tambahnya (NTX) = nilai produk akhir – biaya antara
= Rp 5.040.000 – Rp2.574.000
= Rp 2.466.000
Nilai penyusutan alat (NP) = Rp 1.974/ hari
Maka nilai tambah akibat penggunaan bahan baku dan alat
NTY = (NTX – NP)
= Rp 2.466.000 – Rp1.974
= Rp 2.464.026
= Nilai Tambah - Biaya Tenaga Kerja
= Rp 2.464.026 – Rp 375.000
= Rp 2.089.026
Jumlah bahan baku : 50 kg
Maka nilai tambah per bahan baku yaitu NTX : Bahan Baku
= Rp 2.089.026 : 50 kg
= Rp 41.780 /kg
NP =penerimaan/jumlah bahan baku
= Rp 5.040.000/50kg
= Rp 100.800/kg
NBB = Rp 27.000/kg
NBP = nilai bahan penunjang/jumlah bahan baku
= Rp1.224.000/50 kg
= Rp 24.480/kg
15. NPP = nilai penyusutan alat/ jumlah bahan baku
= Rp1.974/50 kg
= Rp39,48/kg
NT = NP – ( NBB+NBP+NPP)
= Rp 100.800/kg – (Rp 27.000/kg+ Rp 24.480/kg+ Rp39,48/kg)
= Rp 100.800/kg – Rp51.519,48
=Rp 49.280,52
Ratio nilai tambah = NT/NP X 100 %
= Rp 49.280,52 / Rp 100.800/kg X 100%
= 0,50X100%
= 50%
Kategori kemiskinan
Kategori kemiskinan diperlukan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan
yang tercapai dengan adanya produksi kacang peyek ini. Kategori kemiskinan
dalam makalah ini adalah kemampuan masyarakat yang ikut campur dalam
produksi dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan diindikatorkan
kedalam kemampuan mereka membeli beras.
Peneriman = Rp. 5.040.000
Biaya Produksi = Rp. 2..576.349
Keuntungan = penerimaan – biaya produksi
= Rp. 5.040.000 - Rp. 2..576.349
= Rp. 2.463.651/hari
Keuntungan/tahun = Rp. 2.463.651 x 365
= Rp. 899.232.615
Harga beras = Rp. 12.000/Kg
= (NT – NBB ) x jlh bahan baku x 365
Rp. 12.000
16. =( Rp. 49.280,52 – Rp 27.000 ) x 35 x 365
Rp. 12.000
= Rp. 23.719 (SEJAHTERA)
17.
18. BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Dengan penggunaan bahan baku sebesar 50 kg, maka kacang tanah
mendapatkan nilai tambah sebesar Rp 41.780 /kg. nilai ratio sama dengan
50% maka dikatakan nilai tambah sama dengan nilai output dan nilai
tambah tergolong normal. Perhitugan yang dilakukan untuk mengetahui
tingkat kesejahteraan, diperoleh hasil yaitu sebesar Rp. 23.719 dan
digolongkan sejahtera karena telah mampu mencukupi kebutuhan beras
per hari.
19. DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S 1980. Manajemen Produksi. Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas. Jakarta
Ayi. 2008. pembuat rempeyek yang di pasarkan di pasar, dan
menerima pesanan. Desa. Wanasari Kec. Wanaraja Kab. Garut.
Buckle, K.A. R.A.Edward, G.H.Fleet and Wootton., 1987. Ilmu
Pangan. Penerjemah H. Purnomo dan Adiono, UI-Pree, Jakarta.
Budi Santosa. 1988. Bawang Putih. Kanisius, Yogyakarta
Desrosier. Norman W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan.
Universitas Brawijaya Malang.
Ernawati, 2003. Pembuatan Patilo Ubi Kayu (Kajian Proporsi
Campuran Tepung tapioka Dengan Ampas Ubi Kayu Peram
Dan Tepung Beras Kentan Serta Konsentrasi Kuning Telur
Terhadap Sifat Fisik, Kimia, Dan Organoleptik). Publikasi
Ilmiah. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Universitas
Brawijaya. Malang.
Hadipoentyanti. E. dan L., Udarno, 2002. Karakteristik plasma nutfah
ketumbar (Coriandrum sativum L.). Prosiding Simposium
Nasional II Tumbuhan Obat dan Aromatik. hal. 357-361.
Herlina, L. 1999. Peran Tepung Kedelai, Tahu dan Variasi
Pengenceran Tepung Adonan Tempe Chips Dalam Upaya
Pengurangan Absorbsi Minyak Goreng. Skripsi. Fakultas
Pertanian UNSOED, Purwokerto. (Tidak dipublikasikan).
Rukmana. R. 2002. pengeringan energi sinar matahari . Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.
Syamsiah dan Tajudin. 2003. Khasiat & Manfaat Bawang Putih: Raja
20. Antibiotik Alam. Jakarta : PT Agro Media Pustaka.
Tjokroadikoesoemo. P. S. 1993. HFS dan Industri Ubi kayu lainnya.
Gramedia. Jakarta.
Weiss. T.J. 1983. Food Oils and Their Uses. The AVI Publishing
Co.,Inc. Westport. Connecticut.
Winarno. F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia. Jakarta.