Makalah ini membahas tentang bahan pengawet pada makanan. Pengertian bahan pengawet makanan adalah bahan tambahan yang digunakan untuk mencegah rusaknya makanan. Beberapa bahan pengawet yang dilarang karena berbahaya adalah boraks, asam salisilat, dan formalin. Survei menunjukkan 45% jajanan sekolah mengandung bahan pengawet berbahaya seperti formalin yang dapat menyebabkan kanker.
1. i
MAKALAH
BAHAN PENGAWET PADA MAKANAN
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK:
1. YENI DWI LESTARI
2. SAFITRI YANI
3. RIKI RINANDO
4. LINA
5. RISKA
Kelas: XI IPS
SMA NEGERI 1 REBANG TANGKAS
KECAMATAN REBANG TANGKAS
KABUPATEN WAY KANAN
2. ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas semua rahmat
serta hidayah-Nya yang telah di limpahkan. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dalam bentuk dan isinya yang sangat sederhana tepat pada
waktunya. Dan kami beri judul “Bahan Pengawet pada Makanan”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu Kami harapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
demi kesempurnan makalah ini.
Akhir kata, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
bersangkutan dalam pembuatan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha yuang kita lakukan. Amin.
Rebang Tangkas, 05 Setpember 2014
Penyusun
3. iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................................................
Kata Pengantar ............................................................................................................
Daftar Isi ........................................................................................................................
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ......................................................................................................1
B. Pumusan Masalah ...............................................................................................1
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan ...............................................................................................2
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Bahan Pengawet Makanan..............................................................3
B. Pengawet yang Dilarang pada Makanan .........................................................4
C. Apakah jajanan sekolah banyak mengandung bahan pengawet yang
berbahaya ? ..........................................................................................................4
Bab III Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................................................7
B. Saran ......................................................................................................................7
Daftar Pustaka
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dengan berkembangnya jaman, saat ini sangat banyak produk pangan cepat saji
atau istilahnya makanan instan, tentu saja hal ini dipengaruhi oleh pola hidup
masyarakat yang menginginkan segalanya berjalan dengan cepat. Hal ini lah yang
menyebabkan digunakan bahan pengawet pada bahan pangan. Memang tidak
semua makanan instan menggunakan bahan pengawet tapi paling tidak sebagai
konsumen harus jeli memilih pangan yang sehat.
Belakangan ini banyak muncul berita-berita tentang bahan pengawet makanan,
seperti halnya didapat dalam minuman susu sebagaimana yang dilansir melalui
pemberitaan di berbagai mass media. Sebut saja susu impor dari negeri China.
Bahan pengawet makanan adalah bahan yang ditambahkan pada makanan untuk
mencegah atau menghambat menjadi rusak atau busuknya makanan.
Maksud dan tujuan dari pada penggunaan bahan pengawet makanan adalah
untuk memelihara kesegaran dan mencegah kerusakan makanan atau bahan
makanan. Beberapa pengawet yang termasuk antioksidan berfungsi mencegah
makanan menjadi tengik yang disebabkan oleh perubahan kimiawi dalam
makanan tersebut.
Ada bahan pengawet yang legal karena menurut BPOM (Badan Pengawas Obat
dan Makanan) dalam kadar tertentu aman di gunakan sebagai bahan tambahan
dalam makanan. ini dapat mengganggu kesehatan tentunya Misalnya: Benzoat,
propionat, nitrit, nitrat, sorbat dan sulfit. Namun, jika dikosumsi dalam waktu yang
lama, akumulasi bahan tersebut tetap rawan menimbulkan gangguan kesehatan.
Terlebih, ada beberapa pengawet yang statusnya masih syubhat seperti nisin dan
potasium nitrat. Hal ini terkait dengan media fermentasi dan asal bahannya.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang dapat diidentifikasikan penulis adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan bahan pengawet makanan ?
2. Apa saja bahan pengawet yang dilarang pada makanan ?
3. Apakah jajanan sekolah banyak yang mengandung bahan pengawet ?
5. 2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan bahan pengawet pada
makanan.
2. Untuk mengetahui bahan pengawet apa saja yang dilarang pada
makanan.
3. Untuk mengetahui apakah jajanan sekolah banyak yang mengandung
bahan pengawet.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
a) Menambah pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Kesehatan Lingkungan
b) Sebagai syarat tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Kesehatan Lingkungan
c) Melatih diri dalam menysusun dan mengerjakan karangan ilmiah.
2. Bagi Pembaca/Lembaga/Masyarakat
a) Menambah pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Kesehatan Lingkungan
b) Sebagai wacana bahan pengetahuan Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Kesehatan Lingkungan.
c) Makalah ini diharapkan berguna bagi pembaca untuk lebih berhati-hati
dalam memilih makanan, terutama makanan yang mengandung bahan
pengawet yang dilarang digunakan karena sangat membahayakan
kesehatan.
3. Bagi Perkembangan IPTEK
a) Sebagai rujukan dalam wacana tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Kesehatan Lingkungan.
b) Sebagai wacana untuk memahami konsep dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Bahan Pengawet Makanan
Bahan penghawet makanan merupakan bahan tambahan makanan yang
digunakan untuk mencegah atau menghambat terjadinya fermentasi, pengasaman
atau peruraian lain pada makanan yang disebabkan adanya mikriorganisme.
Pengawet pada makanan memiliki efektifitas yang berbeda-beda, ada yang efektif
terhadap bakteri, khamir/kapang, ada yang efektif terhadap aktifitas enzim. Jadi
pemakaian pengawet harus disesuaikan dengan kebutuhan. Jangan sampai salah
pilih pengawet karena ada pengawet yang dilarang ditambahkan pada makanan.
2. Bahan Pengawet yang Dilarang Pada Makanan
Pengawet yang dilarang ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Bahan
pengawet yang dilarang digunakan pada makanan meliputi:
Asam Borat: nama lainnya borak, gendar, obat puli dsb. Borak dapat
menyebabkan kerusakan pada ginjal. Borak sebenarnya merupakan bahan
antiseptik lantai, bahan untuk las tetapi disalahgunakan sebagai bahan
pengawet pada bakso, mie, kerupuk dsb, karena punya kelebihan selain
bisa mengawetkan juga dapat mengenyalkan.
Asam Salisilat: dahulu sering digunakan sebagai pengawet teh botol
Kloramfenikol: merupakan salah satu antibiotik yang disalahgunakan
sebagai pengawet udang segar. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
akan berdampak terjadinya resistensi pada pengobatan.
Formalin: nama lain formaldehyd beberapa waktu yang lalu heboh
diberitakan di media masa penyalahgunaan formalin. Formalin sebenarnya
digunakan sebagai pengawet manyat tetapi disalahgunakan sebagai
pengawet makanan., padahal formalin sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia karena bersifat karsinogenik.
Pengawet yang diizinkan (Permenkes No.722/1988) adalah : Asam Benzoat,
Asam Propionat. Asam Sorbat, Belerang Dioksida, Etil p-Hidroksi Benzoat, Kalium
Benzoat, Kalium Bisulfit, Kalium Meta Bisulfit, Kalkum Nitrat, Kalium Nitril, Kalium
Propionat, Kalium Sorbat, Kalium Sulfit, Kalsium Benzoit, Kalsium Propionat,
Kalsium Sorbat, Natrium Benzoat, Metil-p-hidroksi Benzoit, Natrium Bisulfit,
7. 4
Natrium Metabisulfit, Natrium Nitrat, Natrium Nitrit, Natrium PPropionat, Natrium
Sulfit, Nisin dan Propil-p-hidroksi-benzoit.
Bahaya penggunaan zat pengawet yang tidak diizinkan, sebagai contoh
penggunaan formalin yang sering digunakan untuk mengawetkan tahu dan mie
basah dapat menyebabkan : kanker paru-paru, gangguan pada jantung,
gangguan pada alat pencernaan, gangguan pada ginjal dll.
3. Apakah jajanan sekolah banyak mengandung bahan pengawet yang
berbahaya ?
Kantin sekolah masih menjadi tempat favorit bagi pelajar untuk memanfaatkan
waktu jeda sebelum menerima pelajaran berikutnya di dalam kelas. Ironisnya,
beragam jajanan yang berada di tempat itu, juga siap mengancam kesehatan,
bahkan jiwa para pelajar. Tak bisa dipungkiri, kebiasaan jajan sangat populer di
kalangan pelajar, baik di kantin maupun di sekitar areal sekolah. Biasanya jajanan
yang disukai adalah makanan dengan warna, penampilan, aroma dan rasa
menarik. Alhasil, kebiasaan jajan yang sangat sulit dihilangkan itu mengundang
banyak penjual makanan di sekitar maupun di luar sekolah. Hanya saja,
kebiasaan jajan itu tidak diiringi sajian sehat, sehingga banyak kasus keracunan
yang menimpa para pelajar, umumnya jenjang SD. Mengonsumsi makanan
khususnya yang dijual di sekitar lingkungan SD bisa menimbulkan berbagai
macam penyakit yang merugikan.
Hasil survei Badan Pengawasan Makanan Pusat mengungkapkan bahwa pada
4.500 sekolah di Indonesia, 45 persen jajanan anak berbahaya. Bahaya utama
yang ditimbulkan pada jajanan anak-anak itu umunya berasal dari mikrobiologi
dan zat kimia. Penjual jajanan umumnya menggunakan bahan tambahan
makanan berbahaya. Tambahan makanan tersebut berupa zat pewarna tekstil,
penyedap rasa, pemanis buatan, penambah aroma bahkan pengawet yang tak
lazim digunakan pada makanan yaitu formalin. Bahan tambahan makanan
berbahaya itu biasanya terdapat pada otak-otak, sosis, nugget, martabak telor,
lidi-lidian, makroni, basreng (baso goreng), batagor, siomay,bakso, mie.
Bukan kali pertama kalau diberitakan jajanan anak sekolah tidak menyehatkan.
Bahaya makanan jajanan sekolah dan makanan umum lainnya bisa muncul untuk
jangka pendek, bisa juga pada jangka panjang. Jangka pendek, terjadi keracunan
makanan sebab tercemar mikroorganisme, parasit, atau bahan racun kimiawi
(pestisida). Muntah dan diare sehabis mengonsumsi jajanan paling sering
ditemukan. Bahaya jangka panjang jajanan yang tidak menyehatkan apabila
8. 5
bahan tambahan dalam makanan dan minuman bersifat pemantik kanker, selain
kemungkinan gangguan kesehatan lainnya. Zat pengawet berbahaya seperti
formalin atau boraks dan zat pewarna tekstil apabila dikonsumsi dalam jangka
waktu lama akan menyebabkan kanker. Mie basah yang positif mengandung
formalin juga terbukti membahayakan. Formalin adalah larutan yang tidak
berwarna dan baunya sangat menusuk. Formalin biasanya digunakan sebagai
bahan perekat kayu lapis dan disinfektan untuk peralatan rumah sakit dan
pengawet mayat. Formalin sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan
tertelan. Akibat yang ditimbulkan berupa luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran
dan menyebabkan kanker.
Perhatian dari pihak sekolah terhadap pedagang jajanan juga sangat dibutuhkan,
misalnya dengan menyediakan fasilitas air bersih di tempat mereka berjualan,
sehingga dagangan mereka lebih higienis dan menyediakan kantin yang memadai
untuk siswa yang ingin memanfaatkan jam istirahat. Bercermin dari berbagai
peristiwa yang merugikan siswa, selayaknya pihak sekolah agar dapat lebih
berperan aktif mengawasi setiap pelajar dengan cara memerketat pengawasan
terhadap anak didik, bukan hanya terkait proses belajar mengajar, tetapi juga
aktivitasnya selama di areal sekolah. Demikian juga pengawasan yang ketat
terhadap para pedagang harus dilakukan untuk mengurangi kebiasaan anak agar
tidak jajan sembarangan. Sudah saatnya pihak sekolah mulai menghentikan teror
kantin sekolah melalui sejumlah langkah preventif, di antaranya, menghimbau
pedagang agar lebih selektif dalam menyediakan menu jajanan.
Bagi para pedagang yang ingin menjajakan jualannya untuk lingkungan sekolah
sebaiknya memperhatikan kesehatan makanan dan tidak hanya memikirkan
keuntungan ekonomi saja. Jika para pedagang mulai melakukan tindakan ini
untuk dimulai dari sekarang, maka bisa dipastikan bibit bangsa yakni khususnya
siswa SD dapat terhindar dari berbagai macam penyakit berbahaya. Para
pedagang juga diharapkan tidak menambahkan zat-zat tambahan makanan yang
berbahaya, sehingga siswa yang mengonsumsi merasa aman untuk membeli
makanan yang dijajakan pedagang.
Upaya lain yang dilakukan untuk melindungi siswa SD dari bahaya jajanan
sekolah juga seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah. Dimulai dari
melakukan pemantauan rutin tiap satu bulan sekali ke pedagang-pedagang di
sekolah juga melakukan sosialisasi atau penyuluhan secara langsung kepada
seluruh pedagang dan produsen makanan skala rumahan agar menggunakan
bahan baku jajanan yang lebih aman. Selain itu sudah seharusnya Kementerian
9. 6
Perdagangan untuk melakukan penyebaran leaflet mengenai bahan tambahan
pangan yang berbahaya serta memberikan zat pewarna yang tidak berbahaya.
Dengan menggunakan cara persuasif diharapkan para pedagang akan lebih
memerhatikan bahan baku dalam membuat makanan. Pemerintah juga perlu
mengadakan monitoring terhadap jajan anak sekolah dengan sampling dan uji
laboratorium terhadap bahan yang beresiko terhadap kesehatan. Bahkan ide
untuk mengoperasikan satu unit mobil laboratorium keliling yang dilengkapi alat uji
cepat untuk diteksi bahan berbahaya sudah sepatutnya direalisasikan. Pembuatan
kantin sehat di sejumlah SD, di mana penyediaan air bersih terpenuhi dan
makanan yang dijual memenuhi standar kesehatan merupakan langkah tepat
untuk menjamin kesehatan makanan.
Orangtua diharapkan berperan penting untuk menjaga anak dari jajanan tidak
sehat ini. Salah satunya peran-serta orang tua dalam upaya meminimalisir anak-
anak jajan secara sembarangan, dengan cara membekali anaknya dengan
makanan dari rumah. Sudah saatnya pula sebagai orangtua berperan aktif
menghimbau para pelajar untuk membeli jajanan yang sehat, meskipun
konsekuensinya uang jajan akan bertambah. Orangtua perlu juga memberikan
pengertian kepada anak-anaknya untuk bersikap waspada atau jangan membeli
makanan yang secara fisik berwarna mencolok.
Kerja sama serta peran serta dari pihak sekolah, pemerintah dan orangtua sangat
dibutuhkan dalam hal ini. Bukan hanya himbauan untuk anak atau siswa tetapi
tindakan nyata dan sanksi tegas untuk para pedagang patut dicontohkan kepada
siswa, sehingga kebiasaan jajan sembarangan dapat diminimalisir. Apabila siswa
dapat membedakan jajanan yang sehat atau tidak, tentu siswa dapat terhindar
dari berbagai macam penyakit dan memenuhi pola hidup sehat.
Semua harus berperan aktif demi kelangsungan hidup serta masa depan generasi
penerus bangsa. Kesadaran akan pentingnya mengonsumsi makanan sehat
harus ditumbuhkan mulai dari sekarang pada anak-anak, sehingga siswa dapat
belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencari ilmu secara maksimal tanpa
terhambat oleh adanya penyakit serius yang menjangkit tubuh siswa akibat jajan
sembarangan. Oleh karena itu, anak-anak Indonesia akan menjadi anak-
anakyang cerdas dimulai dari apa yang mereka makan setiap harinya dengan
ketentuan mengonsumsi makanan yang kaya akan gizi, serat, vitamin, mineral
dan protein. Jika semua bisa tercapai, dapat dipastikan Indonesia di masa depan
dengan tanggung jawab berada di pundak generasi muda bisa menjadi bangsa
yang besar dan terkenal oleh mancanegara.
10. 7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahan pengawet makanan adalah bahan yang ditambahkan pada makanan
untuk mencegah atau menghambat menjadi rusak atau busuknya makanan.
Bahan pengawet yang dilarang digunakan pada makanan meliputi:Asam
Borat, Asam Salisilat, Kloramfenikol, Formalin.
Beragam jajanan yang berada di sekolah juga siap mengancam kesehatan,
bahkan jiwa para pelajar. Hasil survei Badan Pengawasan Makanan Pusat
mengungkapkan bahwa pada 4.500 sekolah di Indonesia, 45 persen jajanan
anak berbahaya. Bahaya utama yang ditimbulkan pada jajanan anak-anak itu
umunya berasal dari mikrobiologi dan zat kimia.
B. Saran
Kerja sama serta peran serta dari pihak sekolah, pemerintah dan orangtua
sangat dibutuhkan dalam hal ini. Bukan hanya himbauan untuk anak atau
siswa tetapi tindakan nyata dan sanksi tegas untuk para pedagang patut
dicontohkan kepada siswa, sehingga kebiasaan jajan sembarangan dapat
diminimalisir.
Diharapkan orang tuamaumendidikanak agar lebih cerdas dalam memilih
jajanan yang sehat.