3. Ukuran Epidemiologi
Ukuran epidemiologi rata (angka, rasio, dan
proporsi) adalah tiga serangkai bentuk dasar
ukuran epidemiologi.
Ketiga bentuk dasar perhitungan ini merupakan
bentuk yang paling sering dipakai untuk
mengukur dan menjelaskan peristiwa
kesakitan, kematian, dan nilai statistik vital
(vital statistic), misalnya kesakitan bila diukur
dengan angka insidensi dan angka seraman,
dan kematian dengan angka kematian
(mortality rate).
4. Penggunaan perhitungan ini dimaksudkan
untuk memberi ukuran yang lebih objektif
terhadap peristiwa terhadap yang diukur.
Dengan hanya mengetahui jumlah bilangan
angka mutlak kasus atau kematian, maka tidak
cukup untuk memberikan gambaran ukuran
suatu masalah epidemiologis, terlebih jika
dimaksudkan untuk menentukan peluang (risk)
infeksi/kematian anggota populasi. Disini rate
(angka) yang lebih tepat dipakai.
5. Ukuran Angka
Angka merupakan proporsi dalam bentuk
khusus perbandingan antara pembilang dan
penyebut dinyatakan dalam batas waktu
tertentu.
Insidensi merupakan kasus baru suatu penyakit
yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Ini
merupakan cara terbaik untuk menentukan
resiko tingginya penyakit.
Rumus:
𝑋
𝑌
=
𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 (𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛)
𝐾
6. Beberapa contoh ukuran angka:
1. Angka insidensi (incidence rate)
Angka insidensi adalah suatu ukuran frekuensi
kejadian kasus baru penyakit dalam suatu
populasi tertentu selama suatu periode waktu
tertentu.
Rumus yang diapakai untuk menghitung
angka insidensi adalah:
Angka =
𝑋
𝑌
𝑥 𝐾
X = Jumlah orang dalam suatu populasi
ditetapkan
Y = Jumlah orang dalam suatu populasi
tertentu selama interval
7. 2. Angka serangan (Attack rate)
Angka serangan adalah angka insidensi,
biasanya dinyatakan dalam persen dan
diterapkan terhada populasi tertentu yang
sempit dan terbatas pada suatu periode
misalnya dalam suatu wabah (epidemic).
Rumus angka serangan adalah:
Angka =
𝑋
𝑌
𝑥 𝐾
X = angka insidensi
Y = angka insidensi
k = hampir selalu 100
8. 3. Angka kematian
Angka kematian adalah suatu ukuran
frekuensi terjadinya kematian dalam suatu
popoulasi tertentu selama suatu masa jeda
tertentu.
Angka =
𝑋
𝑌
𝑥 𝐾
X = Banyak orang dalam suatu populasi
tertentu selama suatu waktu jeda tertentu
Y = Angka insidensi
k = biasanya dinyatakan bernilai 1.000
9. Ukuran Proporsi
Proporsi adalah suatu persen (yakni, proporsi
dari jumlah peristiwa-peristiwa dalam
kelompok data yang mengenai masing-masing
kategori atau sub kelompok) dari kelompok itu.
Rumus yang dipakai dalam menghitung
proporsi adalah:
Persen =
𝑋
𝑌
𝑥 𝐾
X = banyaknya peristiwa atau orang dan lain-
lain, yang terjadi dalam kategori tertentu
Y = jumlah peristiwa atau orang dan lain-lain,
yang terjadi dalam semua kategori
k = selalu sama dengan 100
10. Proporsi umumnya dipakai dalam keadaan
dimana tidak mungkinmenghitung angka
insidensi;
Karena X dan Y berada pada tempat yang
sama, berbagai persen dalam kelompok data
yang ada dapat dan seharusnya saling
ditambahkan bersama semua kategori data,
dan jumlah harus menjadi 100%.
Sedangkan angka (rate) kalau tidak
dijumlahkan tidaklah demikian.
11. Ukuran Rasio
Rasio adalah suatu pernyataa frekuensi mutlak
kejadian suatu peristiwa terhadap peristiwa
lainnya.
Rumus rasio adalah =
𝑿
𝒀
𝒙 𝑲
X = banyaknya peristiwa atau orang yang
mempunyai satu atau lebih atribut tertentu.
Y = banyaknya peristiwa atau orang yang
mempunyai satu atau lebih antribut tertentu,
tetapi dalam hal berbeda atributnya dengan
anggota x.
K = 1
Karena k = 1, rumus ratio dapat
12. Ukuran Deskriptif
Ukuran deskriptif meliputi orang, tempat dan
waktu.
1. Orang
Perbedaan sifat atau keadaan karakteristik
individu secara tidak langsung dapat
memberikan perbedaan pada sifat atau
keadaan keterpaparan maupun derajat risk
(relative exposure) dan reaksi individu
terhadap setiap keadaan keterpaparan
tertentu.
2. Tempat
Keterangan tentang tempat dapat bersifat
keadaan geografi. Umpamanya daerah
pegunungan, pantai, dataran rendah dan
sebagainya; batas administratif/politik
umpamanya batas negara, kabupaten, dan
13. 3. Waktu
Proses perubahan yang berhubungan dengan
perjalanan waktu membutuhkan
pertimbangan tentang variabel dalam analisis
berbagai faktor yang berhubungan dengan
tempat dan orang. Di samping itu, faktor
waktu merupakan faktor yang cukup penting
dalam menentukan definisi setiap ukuran
epidemiologis dan merupakan komponen
dasar dalam konsep penyebab.
14. Standardisasi Ukuran
Epidemiologi
1. Prevalensi
Prevalensi merupakan ukuran tentang jumlah
atau proporsi dari kasus atau masalah
kesehatan pada suatu populasi tertentu.
Prevalensi rate menunjukkan proporsi person
yang mempunyai penyakit tertentu pada suatu
titik waktu tertentu atau suatu periode waktu
pada populasi yang diamati. Karena itu dikenal
2 macam prevalence rate, yaitu point
prevalence rate dan periode pravelence rate.
15. a. Point Prevalence Rate
Point Prevalence Rate adalah jumlah kasus
yang ditemukan pada suatu titik waktu
tertentu dibagi dengan populasi beresiko
pada suatu waktu tertentu dikali konstante.
Titik waktu tertentu ini biasanya dalam
minggu atau bulan pengamatan atau
penelitian dilakukan. Jika dikatakan
prevalence rate maka biasanya yang
dimaksud adalah point prevalence rate ini.
Nilai prevalensi ini dapat diperoleh dari suatu
penelitian cross-sectional.
16. b. Period Prevalence Rate
Period prevalence rate adalah banyaknya
kasus yang ditemukan pada suatu periode
waktu tertentu dibagi dengan besarnya
populasi yang diamati. Periode waktu disini
biasanya setahun atau lebih.
faktor-faktor yang menyebabkan prevalence
rate meningkat adalah jika:
Perlangsungan penyakit lebih lama
Perpanjangan hidup pasien yang tidak
sembuh
Bertambahnya kasus baru (insidensi
meningkat)
Terdapat kasus imigrasi
Migrasi keluar orang sehat
17. Sebaliknya prevalensi bisa menurun jika
terjadi:
Perlangsungan penyakit yang lebih singkat
Tinggi angka fatalitas kasus
Berkurang kasus baru
Imigrasi penduduk sehat
Migrasi keluar kasus
Perbaikan dalam kesembuhan kasus
18. 2. Insidensi
Kalau prevalensi diperoleh dari penelitian
prevalensi maka insidensi diperoleh dari suatu
penelitian kotor.
Insidensi dirumuskan sebagai banyaknya
kasus baru yang ditemukan pada suatu
periode waktu tertentu dibagi dengan populasi
beresiko. Dikenal 2 jenis insidensi yaitu
Incidence Rate (IR) dan Incidence Density (ID).
19. a. Incidence Rate
IR dihitung berdasarkan jumlah penderita
yang jatuh sakit (kasus baru) pada suatu
waktu tertentu dibagi dengan banyaknya
populasi sehat yang diamati dari awal
penelitian.
Waktu pengumpulan data atau penelitian
biasanya setahun atau bisa bertahun-tahun
kalau mengenai penyakit kronik, karena itu
dalam menyatakan nilai IR perlu
ditambahkan masa pengamatan misalnya
four-year atau ten-year periods. Dari sini bisa
dilakukan rata-rata IR (average annual IR)
yang biasa disebut Cumulative Incidence
(CI).
20. b. Incidence Density (ID)
Beda ID dengan IR disebabkan oleh
penyebutannya. Pada ID ini penyebutannya
adalah jumlah periode waktu dari tiap person
dalam penelitian. Tiap person waktu dari tiap
person dalam penelitian. Tiap person akan
memberikan kontribusi bukan sebagai satu
orang tetapi lamanya waktu yang diberikan,
misalnya jika dihitung dalam tahun disebut
person-years atau tahun-orang. Bisa juga
dinyatakan dalam person-weeks atau person-
months.