2. DEFINISI EPIDEMIOLOGI
Asal kata
Epi = pada, di
Demos = penduduk, masyarakat
Logos = ilmu
WHO (Regional Meeting, 1989)
Ilmu yg m’pelajari distribusi & determinan
peristiwa kes & yg terkait dg kes, yg
menimpa masy, serta menerapkan ilmu
tsb utk m’mecahkan masalah kes.
3. Prinsip & Kata tanya
Unit studi = penduduk, bukan individu
Metode = perbandingan antar kelompok
Tempt = dlm klp yg jelas, subjek fenomena, klp
resiko tinggi
Kata tanya (5W + H)
what = apa? Where = dimana?
who = siapa? Why = mengapa?
when = kapan? How = bagaimana?
4. Tingkatan Epidemiologi
Epidemiologi Diskriptif
Tujuannya mendiskripsikan kejadian dan
penyebaran penyakit, menurut ciri-ciri orang,
tempat, dan waktu
Menjawab pertanyaan What, Who, When, dan
Where
Epidemiologi Analitik
Tujuannya menganalisa kejadian & penyebaran
penyakit, untuk mencari penyebab, faktor penentu
(determinan), dan faktor lain yg terkait
Menjawab pertanyaan Why dan How
5. Tingkatan Epidemiologi
Epidemiologi Konstruktif
Tujuannya menerapkan hasil studi diskriptif &
analitik untuk memecahkan masalah kesehatan
Dipakai dalam perencanaan program, melalui riset
operasional. Menjawab 5W + 1H
Epidemiologi Evaluatif
Tujuannya menilai keberhasilan program2
pemecahan masalah kesehatan. Menjawab
5W+1H
7. Konsep Terjadinya Penyakit
Faktor Jenis Contoh
Host Ciri orang Umur, sex, ras
Agent Penyebab Bioligis, kimia,
fisik, parasit,
Environment Ciri lingkungan Fisik, bio, kimia
8. Host
Mahluk hidup, khusunya manusia
Bisa diinfeksi agent spesifik
Faktor pd host (orang):
umur, jenis kelamin, ras, status sosial,
status perkawinan, riwayat penyakit, cara
hidup, genetik, gizi, pekerjaan, dll
10. Environment
Segala hal di luar host dan agent
Fisik, biologik, sosial budaya
Fisik : air, tanah, udara, perumahan, iklim,
cuasa, gejala alam lainnya
Biologik : tumbuhan, binatang, manusia lain
Sosial budaya: adat-istiadat, norma sosial,
kelompok sosial, agama, kepercayaan, dll
11. Riwayat alamiah penyakit
Interaksi host – agent – environment
Hal-hal terkait reservoir, port of exit, port of
entry, mode of transmission, & susceptibility
Dua tahap: prepethogenesis & pathogenesis
Prepathogenesis:
Penyakit belum terjadi, tapi sudah ada ineteraksi
triad faktor.
Dlm tubuh host telah diletakkan dasar2
timbulnya penyakit.
12. Tahap pathogenesis
Incubation period :
sejak agent masuk hingga timbul tanda dan gejala.
Prodromal period:
sejak timbul gejala samar hingga jelas dan dapat didiagnosa.
Fastigium:
kondisi sakit yang jelas, dapat didiagnosa secara nyata.
Defervescence: tubuh telah menguasai keadaan, dan awal proses
pemulihan.
Convalescence:
proses pemulihan, tapi belum sempurna.
Defection :
Kondisi sudah sembuh, tapi agent masih ada dalam tubuh.
14. Definitions
Public health surveillance is the ongoing systematic collection,
analysis, interpretation, and dissemination of health data
Public health surveillance is the ongoing,systematic collection,
analysis, and interpretation of data that is then disseminated to
those responsible for preventing diseases and other health
conditions.
Household surveys can be used to monitor diseases if the surveys are
consistent and repeated periodically,say every three to five years.
15. Definisi (1)
WHO (Last, 2001) dlm Bhisma Murti (2003)
Pengumpulan, pengolahan, dan analisa data scr sistematis
dan terus menerus, serta diseminasi info tepat waktu kpd
pihak2 yg perlu mengetahui shg dpt diambil tindakan tepat.
termasuk studi epidemiologi observasional krn memonitor
kejadian penyakit pd populasi tertentu scr terus menerus.
16. Definisi (2)
CDC (1996) dlm Bhisma Murti (2003)
pengumpulan, analisis & interpretasi data kes scr sistematis &
terus menerus yg diperlukan utk perenc, implementasi, & evaluasi
up. Kesmas, dipadukan dg diseminasi data tepatwaktu kpd pihak2
yg perlu mengetahui.
17. Definisi (3)
Vaughan & Morrow (1988)
SE digunakan dl 2 hal yg berbeda:
1. Pengawasan scr terus menerus thd faktor penyebab kejadian dan sebaran
penyakit, dan faktor yg terkait dg keadaan sehat dan sakit
kegiatan: pengumpulan, analisis, penafsiran dan penyebaran data terkait
kegunaan: penanggulangan dan pencegahan scr efektif
18. Vaughan & Morrow
2. Sistem pelaporan khusus yg diadakan utk menanggulangi msl kes
utama atau penyakit, seperti penyebaran penyakit menahun dlm
bencana alam, status gizi dlm bencana kelaparan, dll.
sistem ini dikelola scr terbatas sesuai kebutuhan (jika insidens sgt
diperlukan)
19. Tujuan surkes
WHO (2002) dlm Bhisma Murti (2003)
1. Prediksi & deteksi dini epidemi (wabah)
2. Monitor, evaluasi, & perbaiki prog penc & penangg peny
3. Input info utk tentukan prioritas, mengambil kebijakan, perenc,
implementasi, & alokasi resources kes
4. Monitor trend peny endemis & estimasi dampak peny dimasa datang.
5. Identifikasi kebutuhan riset & investigasi lanjutan.
20. Latar belakang surkes
Beban peny tinggi, shg jadi msl kesmas yg penting
Ada tindakan yg andal utk mengatasi
Tersedia data yg relevan
Hasil/manfaat tindakan sepadan dg upaya yg dilakukan (efisien)
21. Kegunaan Utama Surkes
Mendeteksi wabah & Evaluasi keberhasilan penanggulangannya
Memantau pelaks & efektifitas program khusus (membandingkan
kondisi sebelum & sesudah)
Membantu perenc prog kes (info jenis penyakit, frekuensi,
sebaran, & faktor lain yg terkait)
22. Kegunaan …
Indentifikasi klp risiko tinggi (berdsr usia, pekerjaan, dll),
distribusi geografis dan variasi menurut waktu (terkait perenc
program)
Mengenali vektor, bionomik, cara dan dinamika penularan
penyakit.
23. Kondisi yg perlu Surkes
Penyakit yg berpotensi wabah: Yellow fever, DHF,
(meningococcus) meningitis
Status gizi dan malagizi
Tandon air dan vektor penyakit
Polusi lingk, terutama air
Kejadian demografis: kelahiran, kematian, perpindahan.
25. Bentuk penyajian data
Angka Mutlak
Penyajian data dengan menampilkan jumlah kejadiannya saja, tanpa
diikuti keterangan lain. Contoh: jumlah kasus diare 100 orang.
Informasinya terbatas sekali: hasil tersebut sedikit atau banyak? Berapa
jumlah penduduknya? Itu kejadian baru atau lama? Atau keseluruhan?
26. Rate
Adalah perbandingan peristiwa (event) dibagi dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena peristiwa itu (population at
risk) dalam waktu yang sama, dinyatakan dalam persen atau
permil.
Jumlah peristiwa
Rate (t0 – t1) = ----------------------------------------- x 100% (1000‰)
Jumlah penduduk yang mungkin
terkena peristiwa itu (t0 – t1)
27. Ratio
Adalah perbandingan event yang satu dengan event lainnya yang
tidak berhubungan dengan event itu. Rumus:
Jumlah peristiwa A (t0 – t1)
Ratio (t0 – t1) = -----------------------------------------
Jumlah peristiwa B (t0 – t1)
28. Ukuran Incidence
Adalah gambaran frekuensi penderita baru suatu penyakit dalam
suatu waktu tertentu pada sekelompok masyarakat.
Untuk menghitung insiden diperlukan data kejadian baru dan
jumlah penduduk yang beresiko terhadap kejadian itu.
Pengukurannya bersifat longitudinal.
29. Langkah mengukur insidensi
Menghitung jumlah penderita baru
Criteria penderita baru suatu penyakit mengacu kepada: kapan saat pertama muncul
dan sifatnya akut atau kronis. Penyakit akut mudah diketahui kapan saat pertama
muncul, tetapi penyakit kronis tidak mudah.
Contoh: Penyakit kanker, Jantung Koroner, dan semacamnya susah diketahui kapan
mulainya.
Siapa yang termasuk penderita baru, juga tidak mudah ditentukan. Seseorang dapat
terkena penyakit yang sama 2 kali tau lebih dalam satu kurun waktu. Lalu orang
tersebut dihitung berapa kali (sebagai penderita baru)?
30. Langkah mengukur insidensi
Menghitung jumlah penduduk yang beresiko
Jumlah penduduk beresiko dapat dihitung dari jumlah seluruh penduduk
dikurang jumlah orang yang kebal.
harus diketahui dulu jumlah orang yang benar-benar tidak terserang
penyakit tersebut.
Datanya sering tidak tersedia, dan harus menghitung sendiri
31. Jenis-jenis ukuran insiden
Jumlah penderita baru (dlm 1 th)
Incidence rate (t0 – t1) = ----------------------------------------- x 100%
Jumlah penduduk yang mungkin
terkena pnyakit itu pada
pertengahan tahun(t0 – t1)
Jumlah penderita baru suatu saat
Attack rate = ----------------------------------------- x 100%
Jumlah penduduk yang mungkin
terkena pnyakit itu pada saat itu
32. Attack rate
Jumlah penderita baru serangan II
Secondary Attack rate = ----------------------------------------------- x 100%
Jumlah penduduk – jumlah penderita
serangan pertama
33. Ukuran Prevalence
Ada 2 macam prevalensi, yaitu period prevalence dan point prevalence
Period prevalence =jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit dibagi
jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
Rumus:
penderita lama + baru (t0 – t1)
Period prevalence (t0 – t1) = ----------------------- x 100%
penduduk pertengahan (t0 – t1)
34. Point prevalence
penderita lama + baru suatu saat
Point Prevalence (t0 – t1) = ------------------------ x 100%
penduduk pada suatu saat
35. Perhitungan yang berdasar prevalensi
CDR = Crude Death Rate
IMR = infant mortality rate
CSMR = cause specific mortality rate
CFR = case fatality rate
36. Public Health Definition
• Public Health is the science and art of :
– preventing diseases
– prolonging life, and
– promoting health and efficiency,
• through organized community effort for:
– the sanitation of the environment,
– the control if communicable infections,
– the education of the individual in personal hygiene,
– the organization of medical and nursing services for the early diagnosis
and preventive treatment of disease, and
– the development of social machinery to insure everyone a standart of
living adequate for the maintenance of health,
• so organizing these benefits as enable every citizen to realize his
birthright of health and longevity.
39. Sumber Data SE
• Laporan t4 yankes (pemerintah & swasta): pasif
- Register Penderita Rawat Jalan
- Hasil Px Laboratorium
- Data Cakupan Program
• Laporan instansi tertentu surv. aktif
- Hasil investigasi lap. (PE, PJR, Posyandu, dll)
• Laporan sektor terkait/SE terpadu (Kemendagri,
Kementan, Pemda, BPS)
– Food safety (zat adiktif,
40. Manajemen SE
• McNabb et al, 2002; WHO,2001)
Dua komponen penting SE:
1. Kegiatan inti
surveilens kesmas, mencakup: deteksi,
pencatatan, pelaporan, & analisis data;
konfirmasi epidemiologis &/ laboratoris,
& umpan balik.
41. Manajemen SE ….
- Tindakan kesmas, mencakup: respon
segera (typical), & respon terencana
(management)
2. Keg pendukung
pelatihan, supervisi, penyediaan SDM, lab,
manaj Sbrdaya, & komunikasi.
42. SE yg efektif
• Wuhib et al, 2002; McNabb et al, 2002; Tapla-Conyer et al, 2001;
Eylenbosch & Naoh, 1988)
1. Sederhana & praktis
- Struktur, prosedur, formulir
2. Fleksibel & akseptebel
- adaptatif thd perubahan, kebutuhan info, fokus
peny & kondisi lapangan
3. Tepat waktu
- diutamakan tepat waktu d/p akurasi &
kelengkapan data (utk tindakan segera &
investigasi lanjutan
43. SE Efektif….
agar tepat waktu:
- analisis di tk pengumpul data primer
- melembagakan lap wajib utk peny tertentu
- libatkan swasta dg per-UU
- fasilitasi agar keputusan berdsrkan analisis dan
prioritas
- implementasikan sistem umpan balik tunggal,
teratur, 2 arah & segera (ttg morbiditas &
mortalitas)
44. SE Efektif
4. Akurat
- mampu deteksi semua insidens penyakit
- mampu prediksi trend insidensi mendatang
Akurasi dipengaruhi:
- infrastruktur lab dilatih epidemiologi.
- kemampuan petugas dilatih teknis.
45. SE efektif
5. Representatif & lengkap
- data yg dicatat mewakili kejadian
sebenarnya
- data mencakup semua variabel yg
dibutuhkan
Kendala:
Petugas sering menutup-nutupi insidens krn
“sesuatu” penyebab.
46. Rumusan SE WHO
• S scientific (ilmiah)
• M measurable (terukur)
• A action oriented (berorientasi tindakan)
• R realistic (sebenarnya)
• T timely (tepat waktu)
48. Pendakatan SE ….
2. SE penyakit
- fokus: kejadian, sebaran, & faktor terkait dg
penyakit
- Dikelola vertikal/melekat program
- Kendala:
duplikasi informasi, fasilitas penunjang, &
dana
49. Pendekatan SE
3. SE terpadu
- menekankan koordinasi, integrasi, & sinergi
semua kegiatan SE
- Ciri-ciri: memonitor kumpulan gejala, bukan
penyakit
- Contoh: lumpuh layu (bukan polio), urethral
discharge (bukan gonorhoea)
- Keuntungan: px lintas penyakit cepat, hindari gap
SE antar penyakit, hindari stigmatisasi penderita