Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)NajMah Usman
Mahasiswa mampu menjelaskan perhitungan angka kematian dan interpretasi hasil perhitungan
�
Mampu menjelaskan perbedaan prevalensi dan insidensi
�
Mampu menjelaskan perhitungan odd rasio, risk rasio dan prevalensi rasio.
�
REFERENSI
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)NajMah Usman
Mahasiswa mampu menjelaskan perhitungan angka kematian dan interpretasi hasil perhitungan
�
Mampu menjelaskan perbedaan prevalensi dan insidensi
�
Mampu menjelaskan perhitungan odd rasio, risk rasio dan prevalensi rasio.
�
REFERENSI
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)NajMah Usman
Prevalensi adalah proporsi orang yang berpenyakit dari suatu populasi pada satu titik waktu atau periode waktu. Prevalensi juga dapat menunjukkanmasalah kesehatan lainnya atau kondisi tertentu misalnya prevalensi perilaku merokok. Prevalensi dapat dirumuskan sebagai berikut (2, 6, 8):
Prevalensi terbagi menjadi 2 jenis yaitu prevalens titik (point prevalence) dan prevalens periodik (periodic prevalance). Prevalens titik adalah Prevalensi yang menunjukkan proporsi individu yang sakit pada satu titik waktu tertentu. Sedangkan prevalens periodik adalah prevalens yang memuat prevalensi titik dan juga kasus baru (insidensi).
Prevalensi titik menggambarkan jumlah kasus (individu yang sakit) dibandingkan dengan populasi berisiko pada satu titik waktu tertentu(5, 8).
Misalnya hasil riset kesehatan dasar tahun 2007, menunjukkan prevalensi penderita hipertensi usia 18 sampai dengan 24 tahun berdasarkan hasil pengukuran pada riset ini adalah 12,2(9). Dari contoh ini terlihat bahwa numerator prevalensi titik adalah orang yang menderita hipertensi pada saat riset ini dilakukan. Titik waktu tidak hanya terbatas pada waktu berdasarkan kalender yang sama tetapi dapat juga berdasarkan peristiwa yang penting.Misalnya waktu hamil anak terakhir, saat diimunisasi, dan lain sebagainya.
Contoh prevalensi periode adalah prevalensi periode penyakit TB Paru yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan pada kelompok masyarakat yang tinggal di pedesaan pada tahun 2010 adalah 0,75 %(10). Numerator pada contoh ini merupakan orang yang sakit TB Paru selama tahun 2010 baik kasus lama maupun kasus baru.
Insidensi menunjukkan kasus baru yang ada dalam populasi. Insidensi juga merupakan kejadian (kasus) yang baru saja memasuki fase klinik dalam riwayat alamiah penyakit. Insiden juga terbagi menjadi dua yaitu indensi kumulatif dan laju insidensi. Adapun rumus insiden adalah jumlah kejadian baru dibagi jumlah populasi berisiko dikali 1000.
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologiNajMah Usman
Introduksi Konsep RR, OR, dan PR
Aplikasi STATA pada perhitungan Risk Rasio serta interpretasi
Aplikasi STATA pada perhitungan Odds Rasio serta interpretasi
Aplikasi STATA pada perhitungan Prevalens Rasio serta interpretasi
BUKU STATISTIKA KESEHATAN
APLIKASI STATA DAN SPSS
NAJMAH
EDITOR DR BESRAL, SKM, MSI
PENERBIT SALEMBA MEDIKA
http://najmah-buku.blogspot.co.nz/
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologiNajMah Usman
kita akan mempelajari tentang Skrining atau penapisan dalam Epidemiologi. Apa itu skrining ? Bagaimana melakukan skrining dalam kesehatan ? Dan bagaimana perhitungan dalam skrining berguna dalam mengkonfirmasi orang sakit ? Kita akan mengetahinya.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)NajMah Usman
Prevalensi adalah proporsi orang yang berpenyakit dari suatu populasi pada satu titik waktu atau periode waktu. Prevalensi juga dapat menunjukkanmasalah kesehatan lainnya atau kondisi tertentu misalnya prevalensi perilaku merokok. Prevalensi dapat dirumuskan sebagai berikut (2, 6, 8):
Prevalensi terbagi menjadi 2 jenis yaitu prevalens titik (point prevalence) dan prevalens periodik (periodic prevalance). Prevalens titik adalah Prevalensi yang menunjukkan proporsi individu yang sakit pada satu titik waktu tertentu. Sedangkan prevalens periodik adalah prevalens yang memuat prevalensi titik dan juga kasus baru (insidensi).
Prevalensi titik menggambarkan jumlah kasus (individu yang sakit) dibandingkan dengan populasi berisiko pada satu titik waktu tertentu(5, 8).
Misalnya hasil riset kesehatan dasar tahun 2007, menunjukkan prevalensi penderita hipertensi usia 18 sampai dengan 24 tahun berdasarkan hasil pengukuran pada riset ini adalah 12,2(9). Dari contoh ini terlihat bahwa numerator prevalensi titik adalah orang yang menderita hipertensi pada saat riset ini dilakukan. Titik waktu tidak hanya terbatas pada waktu berdasarkan kalender yang sama tetapi dapat juga berdasarkan peristiwa yang penting.Misalnya waktu hamil anak terakhir, saat diimunisasi, dan lain sebagainya.
Contoh prevalensi periode adalah prevalensi periode penyakit TB Paru yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan pada kelompok masyarakat yang tinggal di pedesaan pada tahun 2010 adalah 0,75 %(10). Numerator pada contoh ini merupakan orang yang sakit TB Paru selama tahun 2010 baik kasus lama maupun kasus baru.
Insidensi menunjukkan kasus baru yang ada dalam populasi. Insidensi juga merupakan kejadian (kasus) yang baru saja memasuki fase klinik dalam riwayat alamiah penyakit. Insiden juga terbagi menjadi dua yaitu indensi kumulatif dan laju insidensi. Adapun rumus insiden adalah jumlah kejadian baru dibagi jumlah populasi berisiko dikali 1000.
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologiNajMah Usman
Introduksi Konsep RR, OR, dan PR
Aplikasi STATA pada perhitungan Risk Rasio serta interpretasi
Aplikasi STATA pada perhitungan Odds Rasio serta interpretasi
Aplikasi STATA pada perhitungan Prevalens Rasio serta interpretasi
BUKU STATISTIKA KESEHATAN
APLIKASI STATA DAN SPSS
NAJMAH
EDITOR DR BESRAL, SKM, MSI
PENERBIT SALEMBA MEDIKA
http://najmah-buku.blogspot.co.nz/
Bab v skrining penapisan dalam epidemiologiNajMah Usman
kita akan mempelajari tentang Skrining atau penapisan dalam Epidemiologi. Apa itu skrining ? Bagaimana melakukan skrining dalam kesehatan ? Dan bagaimana perhitungan dalam skrining berguna dalam mengkonfirmasi orang sakit ? Kita akan mengetahinya.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
2. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
2
Definisi Epidemiologi
• Last (1988)
– Epidemiologi adalah studi distribusi dan
determinan kesehatan yang terkait keadaan atau
peristiwa dalam populasi tertentu, dan aplikasi
studi ini untuk mengendalikan masalah kesehatan
3. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
3
Distribusi
• Epidemiologi peduli dengan frekuensi dan
pola peristiwa kesehatan dalam suatu
populasi
4. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
4
Ukuran-ukuran penyakit
• Kuantifikasi kejadian penyakit
• Hitung individu yang terinfeksi, yang sakit dan
yang meninggal
• Menggunakan kata-kata
– Biasanya, kadang-kadang, jarang.
– Kesepakatan kecil tentang arti umumnya yang
digunakan kata-kata untuk frekuensi
• “biasanya” 0,5 – 0,8
• “Kadang-kadang” 0,2 – 0,6
• “jarang” 0,01 – 0,2
5. krisbantas/ukuran frekwensi/epid 5
UKURAN FREKWENSI KEJADIAN PENYAKIT
• Secara garis besar kejadian penyakit dapat berupa :
• Morbiditas /kesakitan
• Mortalitas / kematian
• Ada 3 macam parameter matematis yang digunakan
untuk menggambarkan hubungan antara
• jumlah kejadian penyakit dengan
• besarnya populasi dari mana kejadian penyakit
terjadi
• Parameter tersebut adalah
• Ratio
• Proporsi
• Rate
6. Measures of health status convey information
about the occurrence of disease. They
include:
• Counts
• Ratios
• Proportion
• Rates
Quantitative Measures of Health Status
7. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
7
Tipe kuantitas matematis
• Rasio
– nilai yang didapat dengan pembagian suatu
kuantitas dengan kuantitas yang lain.
– kuantitas numerator (pembilang) boleh
berbeda dari kuantitas denominator
(penyebut) atau denominator mungkin tidak
memuat numerator
– Contoh: b
a
8. 02/04/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
8
= 5 / 2 = 2.5 / 1
• The quotient of 2 numbers
• Numerator NOT necessarily INCLUDED in the
denominator
• Allows to compare quantities of different nature
Ratio
9. 02/04/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
9
Ratio, Examples
• # beds per doctor
– 850 beds/10 doctors
– R = 85 beds for 1 doctor
• # participants per facilitator
• # inhabitants per latrine
• Sex ratio: Male / Female
Female / Male
• Odds ratio
• Rate ratio
• Prevalence ratio
11. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
11
Tipe kuantitas matematis
• Proporsi
– suatu fraksi atau tipe rasio yang unsur numerator
adalah bagian dari denominator
• Bila dikalikan dengan 100, biasanya disebut suatu
persentase.
• Contoh: 28/56 = 0,5; 0,5 x 100% = 50%
– Ada 28 kasus dari 56 orang. Berarti proporsi kasus adalah 50%.
12. 02/04/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
12
2
--- = 0.5 = 50%
4
Proportion
• The quotient of 2 numbers
• Numerator NECESSARELY INCLUDED
in the denominator
• Quantities have to be of same nature
• Proportion always ranges between 0 and 1
• Percentage = proportion x 100
13. Proportions - Example
A B Total (A + B)
# persons with
hypertension
# persons
without
hypertension
Total study
population
1,400 9,650 11,050
P = A / (A + B) = (1,400 / 11,050) = 0.127
14. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
14
Tipe kuantitas matematis
• Rate
– Tipe spesifik dari rasio yang digunakan
mengkuantifikasi proses dinamik seperti
pertumbuhan dan kecepatan
15. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
15
Tipe kuantitas matematis
• Rate
– pernyataan numeris dari frekuensi suatu peristiwa
– dihitung dengan cara pembagian antara
jumlah individu yang mengalami peristiwa (numerator)
dengan
jumlah total (keseluruhan) yang mungkin dapat
(kapabel) mengalami peristiwa (denominator atau
populasi berisiko) dan
perkalian dengan suatu konstanta (tetapan)
16. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
16
Tipe kuantitas matematis
• Rate
– Format umum dari rate adalah
Fx
atorDeno
Numerator
Rate
min
Numerator adalah jumlah orang atau individu yang mengalami peristiwa.
Denominator adalah jumlah populasi berisiko (jumlah total orang atau
keseluruhan individu yang mungkin mengalami peristiwa).
F adalah faktor pengali, biasanya kelipatan 10, mengkonversi rate dari suatu
fraksi ke suatu jumlah keseluruhan.
17. • A ratio in which TIME forms part of the
denominator
• Epidemiologic rates contain the following
elements:
• disease frequency (in the numerator)
• unit size of population
• time period during which an event occurs
Rates
18. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
18
Tipe kuantitas matematis
• Rate
– Dapat berarti
• suatu pernyataan numeris dari frekuensi kejadian yang
terjadi dalam suatu kelompok orang tertentu
(didefinisikan) di dalam satu periode waktu tertentu
– Sinonim
• Tingkat
• Laju
– Contoh: Pada tahun 2004, ada 100 kasus demam
berdarah di suatu kota yang berpenduduk
1.250.000 orang. Berapa rate kasus demam
berdarah di kota itu ?
19. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
19
Tipe kuantitas matematis
orang100.000perkasus8Rate berdarahdemam
orang
kasus
orang
kasus
Populasi
kasus
Rate
12500
1
000.250.1
100
20. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
20
Tipe kuantitas matematis
• Rate
– Bentuk khusus dari suatu proporsi yang
memuat waktu (atau faktor lain) dalam
denominator
– Contoh
• Incidence rate = 3 kasus per 100 orang per
tahun
• kematian per 1000 penumpang - kilometer
21. Calculate crude annual death rate in the US:
Annual death count
Crude death rate = ----------------------- x 1,000
Reference population
(during midpoint of year)
Death count in U.S. during 1990:2,148,463
U.S. population on June 30, 1990: 248,709,873
2,148,463
Crude death rate = -------------- x 1,000 = 8.64 per 1,000
248,709,873
Rates – Example
22. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
22
Tipe ukuran yang digunakan dalam
epidemiologi
• Ukuran frekuensi penyakit
– Merefleksikan besar kejadian penyakit (morbiditas)
atau kematian karena penyakit (mortalitas) dalam
suatu populasi
– Biasanya diukur sebagai suatu rate atau proporsi
23. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
23
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
• Insidens (incidence)
• Prevalens (prevalens)
• Mortalitas (mortality)
24. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
24
Ukuran-ukuran frekeunsi penyakit
• Insidens
– merefleksikan jumlah kasus baru (insiden) yang
berkembang dalam suatu periode waktu di antara
populasi yang berisiko
• Yang dimaksud kasus baru adalah perubahan status dari
sehat menjadi sakit
• Periode Waktu adalah jumlah waktu yang diamati
selama sehat hingga menjadi sakit
25. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
25
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
• Insidens
– Insidens kumulatif (Cumulative Incidence)
• Nama lain: Risk, proporsi insidens
– Densitas insidens (Incidence Density)
• Nama lain: insidens orang – waktu (Person – Time
Incidence), Tingkat insidens (Incidence rate)
26. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
26
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
• Insidens kumulatif = Risk = Proporsi Insidens
– Berarti rata-rata risiko seorang individu terkena
penyakit
– Orang-orang yang berada dalam denominator
haruslah terbebas dari penyakit pada permulaan
periode (observasi atau tindak lanjut)
27. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
27
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
• Insidens kumulatif = Risk = Proporsi Insidens
– Metode ini hanya layak bila ada sedikit atau tidak
ada kasus yang lolos dari pengamatan karena
kematian, tidak lama berisiko, hilang dari
pengamatan
– Memerlukan bahwa semua non-kasus diamati
selama seluruh periode pengamatan
28. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
28
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
• Insidens kumulatif = Risk = Proporsi Insidens
– Probabilitas individu berisiko berkembang menjadi
penyakit dalam periode waktu tertentu
– menyatakan individu tidak meninggal karena
sebab lain selama periode itu
29. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
29
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
• Insidens kumulatif = Risk = Proporsi Insidens
– Tidak berdimensi, dinilai dari nol sampai satu
– Merujuk pada individu
– Mempunyai periode rujukan waktu yang
ditentukan dengan baik
30. 02/04/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
30
Cumulative Incidence (CI)=
Incidence Proportion
Number of NEW cases of disease during a period
Population exposed during this period
Incidence Proportion
Example of bilharziasis in Guadeloupe in 1979:
Population 350,000
New cases 1,250
Cumulative incidence 3.6/1000 per year
31. 02/04/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
31
Cumulative Incidence
Incidence proportion
CI assumes that entire population at risk
followed up for specified time period
x
x
x
x
x
x
x
x disease onset
Month 1 Month12
CI = 7/12 per year
= 0.58 per year
32. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
32
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
• Attack rate
– jenis khusus insidens kumulatif yang berguna selama epidemik
– Contoh
Makanan Makan ARM
Tidak Makan ARTM
Sakit Tidak
sakit
Sakit Tidak
Sakit
Salad 30 70 30/100 5 35 5/40
Krecek 16 84 16/100 4 21 4/25
ARM = Attack Rate Makan
ARMTM = Attack Rate tidak makan
33. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
33
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
• Prevalens
– Merefleksikan jumlah kasus yang ada (kasus lama
maupun kasus baru) dalam populasi dalam suatu
waktu atau periode waktu tertentu
– probabilitas bahwa seorang individu menjadi
kasus (atau menjadi sakit) dalam waktu atau
periode waktu tertentu
36. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
36
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
• Prevalens
– Prevalens titik (Point of Prevalence)
• Nama lain: prevalens, proporsi prevalens
– Prevalens periode (Periode of Prevalence)
• Prevalens tahunan (Annual of Prevalence)
• Prevalens selama hidup (Lifetime of Prevalence)
37. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
37
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
• Prevalens = prevalens titik = proporsi prevalens
– probabilitas bahwa seorang individu menjadi
kasus (atau menjadi sakit) pada suatu titik waktu
– Tidak mempunyai dimensi
– Variasi nilai antara nol dan satu
38. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
38
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
• Rumus Prevalens = prevalens titik
(Point Prevalence) = proporsi prevalens
TwaktupadaorangjumlahTotal
TwaktudalamtitiksatupadaadayangkasusJumlah
titikPrevalens
39. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
39
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
• Prevalens periode
– probabilitas seorang individu berada dalam keadaan
sakit kapan saja selama suatu periode waktu.
periodeselamaorangJumlah
waktuperiodesuatuselamaadayangkasusJumlah
PeriodePrevalens
40. 4/2/2015
Ukuran-ukuran frekuensi yang digunakan
dalam epidemiologi
40
Dinamik prevalens
Kasus Lama
Kasus Baru
Prevalens
(Permukaan air)
Insidens (aliran masuk)
Bekas-bekas kasus
Sembuh
atau meninggal
44. krisbantas/ukuran frekwensi/epid 44
HUBUNGAN ANTARA PREVALENS DAN INSIDENS
P = I X Rata-rata lamanya sakit (durasi)
P = prevalens I = insidens D = durasi
P = I x D
• Prevalens yang tinggi dapat oleh karena :
• insidens yang tinggi
• durasi sakit yang panjang
• Contoh :
• penggunaan insulin menyebabkan penderita DM
bertahan hidup lama durasi sakit menjadi
panjang prevalens meningkat
45. krisbantas/ukuran frekwensi/epid 45
Prevalens yang rendah dapat oleh karena :
• insidens yang rendah
• durasi sakit yang pendek
•pengobatan yang baik
• meningkatnya virulensi penyakit sehingga
pasien cepat meninggal
• atau keduanya
• Contoh :
• pada kasus-kasus yang mudah sembuh,
• atau pada kasus-kasus yang cepat meninggal
46. krisbantas/ukuran frekwensi/epid 46
MANFAAT DARI PENGUKURAN TERHADAP
FREKWENSI PENYAKIT
Insidens
• Merupakan alat ukur untuk penelitian etiologi
suatu penyakit baik akut maupun kronis
• Merupakan indikator yang baik untuk mengestimasi
suatu “resiko” oleh karena insidens mengukur
• secara langsung peluang bahwa seseorang yang
sehat akan menjadi sakit
• Insidens rate yang tinggi dari suatu penyakit
menunjukkan resiko yang tinggi untuk mendapatkan
penyakit tersebut
• Insidens memberikan informasi mengenai efektifitas
dari suatu pencegahan atau intervensi terhadap
suatu penyakit
47. krisbantas/ukuran frekwensi/epid 47
Prevalens
• Suatu prevalens rate yang tinggi dari suatu
penyakit belum tentu menunjukkan adanya resiko
yang tinggi untuk mendapatkan penyakit tersebut,
oleh karena dapat saja oleh karena :
• survival rate yang meningkat
• medical care yang meningkat
• Suatu prevalens rate yang rendah dari suatu penyakit
dapat merefleksikan kondisi-kondisi :
• proses fatal yang cepat
• proses penyembuhan yang cepat
48. krisbantas/ukuran frekwensi/epid 48
·
• Data dari pengukuran prevalens tidak dapat
dipakai untuk meneliti etiologi penyakit dan
mengukur resiko
• Data dari pengukuran prevalens dapat digunakan
untuk :
• mengestimasi kebutuhan atas personel dan fasilitas
kesehatan,
•juga untuk mengestimasi beban dari suatu penyakit
terhadap sistem pelayanan kesehatan.
49. Ukuran-ukuran frekuensi penyakit
• Perbandingan Insidens dan Prevalens
Insidens Prevalens
Hanya menghitung kasus baru
Tingkat tidak bergantung durasi
rata-rata penyakit
Dapat diukur sebagai rate atau
proporsi
Merefleksikan kemungkinan
menjadi penyakit sepanjang waktu
Lebih disukai bila melakukan
studi etiologi penyakit
Menghitung kasus yang ada
(kasus baru dan lama)
Bergantung pada rata-rata lama
(durasi) sakit
Selalu diukur sebagai proporsi
Merefleksikan kemungkinan
terjadi penyakit pada satu waktu
tertentu
Lebih disukai bila studi utilisasi
pelayanan kesehatan