Tugas ini membahas perkembangan anak pada masa pubertas dan remaja. Karakteristik masa pubertas meliputi perubahan fisik, psikis, dan seksual antara usia 8-16 tahun. Ciri-ciri pubertas meliputi pertumbuhan rambut dan organ reproduksi, perubahan suara, dan mimpi basah. Orang tua disarankan memberikan pengertian sejak dini tentang perubahan fisik dan seksualitas selama masa pubertas. Perkembangan
Kegiatan pembelajaran pada aksi I disusun dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis STEAM. Melalui pembelajaran berbasis masalah, siswa diharapkan mampu aktif untuk melatih kemapuannya dalam berpikir kritis. Kegaiatan pembelajaran ini juga dikemas dalam bentuk kelompok kelompok kecil, yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar siswa secara berkelompk, membangun pengetahuannya dari diskusi antar individu. Di akhir kegiatan pemebalajran siswa diminta untuk membuat produk berupa poster, melalui kegiatan ini siswa diharapkan mampu berkreatifitas serta berinovasi sejalan dengan materi yang sedang dipelajari.
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Kegiatan pembelajaran pada aksi I disusun dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis STEAM. Melalui pembelajaran berbasis masalah, siswa diharapkan mampu aktif untuk melatih kemapuannya dalam berpikir kritis. Kegaiatan pembelajaran ini juga dikemas dalam bentuk kelompok kelompok kecil, yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar siswa secara berkelompk, membangun pengetahuannya dari diskusi antar individu. Di akhir kegiatan pemebalajran siswa diminta untuk membuat produk berupa poster, melalui kegiatan ini siswa diharapkan mampu berkreatifitas serta berinovasi sejalan dengan materi yang sedang dipelajari.
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Revisi makalah Psikologi Perkembangan dengan tema "Periode Perkembangan Masa Remaja Awal" kelas PAI II Siang
diupload oleh:
1. Nurul Awwalina
2. Ahmad Mubarok P.
3. Khoirul Anam
4. Wahyu Hidayat
PERKEMBANGAN MASA REMAJA AWAL DAN MASA REMAJA AKHIRKANGIRFAI
Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian peride yang berurutan, mulai periode prenatal hingga usia lanjut. Semua individu mengikuti pola perkembangan dengan pasti dan dapat diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan dan tidak dapat diulang kembali. Hal-hal yang terjadi dimasa awal perkembangan individu akan memberikan pengaruh terhadap tahap-tahap selanjutnya. Salah satu tahap yang akan dilalui oleh individu tersebut adalah masa lanjut usia atau lansia.
Proses perkembangan manusia setelah dilahirkan secara fisiologis adalah semakin lama menjadi lebih tua. Dengan bertambahnya usia, maka jaringan-jaringan dan sel-sel menjadi tua, sebagian regenerasi dan sebagian yang lain akan mati, dan pada usia lanjut ini akan menghadapi berbagai pwrsoalan, persoalan pertama adalah penurunan kemampuan fisik sehingga kekuatan fisik berkurang, aktivitas menurun, sering mengalami gangguan kesehatan yang menyebankan mereka kehilangan semangat. Pengaruh dari semua itu mereka yang berada dalam usia kanjut merasa bahwa dirinya sudah tidak berharga lagi atau kurang dihargai.
Dalam makalah ini ada dijelaskan mengenai masa atau fase remaja awal (pubertas) sampai remaja akhir atau menginjak dewasa akan dijelaskan meliputi fase-fase remaja, faktor lingkungan yang memengaruhi pubertas, perkembangan fisik, sosial, bahasa, dan seksual masa puber, perkembangan remaja yang sekolah dan bekerja, kedewasaan keadaan mondig dan emansipasi remaja, hubungan remaja dan pekerjaan, remaja dan masyarakat, dan tugas-tugas remaja.
Similar to Tugas mata kuliah perkembangan peserta didik (20)
bahan presentasi slide yang oleh Prof. Zulkardi dalam rangkah SEA-DR Conference yang diadakan di Universitas Sriwijaya 22 April 2013 dengan salah satu pembicara
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. TUGAS MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
MASA PUBERTAS DAN CIRI-CIRINYA
Tugas ini dibuat merupakan tugas dalam mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
Semester II tahun pelajaran 2011-2012
Oleh:
ADRIANA DWI ISMITA
Nomor Induk Mahasiswa 06111008032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012
2. MASA PUBERTAS
A. Pengertian Masa Pubertas
Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis,
dan pematangan fungsi seksual. Masa puber merupakan suatu peralihan antara
masa anak dan masa dewasa. Masa pubertas dalam kehidupan kita biasanya dimulai
saat berumur delapan hingga sepuluh tahun dan berakhir lebih kurang di usia 15
hingga 16 tahun.
Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan
cepat. Pada anak perempuan, biasanya akan mengalami pubertas yang lebih dahulu
dibandingkan dengan anak laki-laki, yakni pada saat anak berusia 8 sampai 18
tahun.Proses pubertas pada anak perempuan ini timbul karena keluarnya hormon
estrogen yang diproduksi tubuh yang akan mengubah bentuk luar dari tubuh anak
perempuan dan membuat organ-organ genitalnya berkembang. Pada perempuan
pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki
ditandai dengan mimpi basah.
B. Ciri-ciri masa pubertas
1. Pada masa puber, anak gadis akan mengalami perubahan yang merupakan ciri-
ciri normal saat pubertas terjadi. Antara lain pinggul yang mulai melebar ke
samping, mulai mengalami menstruasi pada usia 12 atau 13 tahun setiap bulan,
tumbuhnya rambut di daerah ketiak dan area genital. Dada yang semakin
membesar serta perasaan tertarik terhadap lawan jenis.
2. Pada anak laki-laki masa puber akan ditandai dengan suara yang semakin nge-
bass (membesar), tumbuhnya rambut di daerah ketiak dan kelamin, munculnya
kumis dan janggut, munculnya jakun pada tenggorokan dan timbulnya perasaan
tertarik pada lawan jenis. Mimpi basah yang merupakan ciri-ciri dari masa puber
juga akan dialami pada anak laki-laki.
3. Banyak remaja baik laki-laki maupun perempuan yang akan memiliki masalah
dengan jerawat saat masa puber terjadi. Namun tidak ada yang perlu
dikhawatirkan dengan tumbuhnya jerawat tersebut. Banyak perawatan yang bisa
dilakukan untuk menghilangkannya dan merupakan hal yang lumrah bagi remaja
untuk tumbuh jerawat. Semua ini adalah perubahan yang terjadi di luar tubuh.
3. 4. Meski masa puber identik dengan perubahan dari bentuk tubuh luar, namun
masa puber sebenarnya juga terjadi pada psikologis anak. Seperti perasaan
tertarik terhadap lawan jenis yang bisa berakhir pada cinta monyet seusia
remaja, perubahan perilaku yang mencolok dari terbuka menjadi sangat tertutup,
mulai timbul rasa tanggung jawab, ego akan mulai terlihat, perilaku yang sudah
bisa dimodifikasi (beradaptasi dengan lingkungan) yang mengakibatkan anak
sudah tidak “sepolos” pada masa kecil.
C. Penyebab munculnya pubertas
1. Penyebab munculnya pubertas ini adalah hormon yang dipengaruhi oleh
hipofisis (pusat dari seluruh sistem kelenjar penghasil hormon tubuh). Berkat
kerja hormon ini, remaja memasuki masa pubertas sehingga mulai muncul ciri-
ciri kelamin sekunder yang dapat membedakan antara perempuan dan laki-laki.
Dengan kata lain, pubertas terjadi karena tubuh mulai memproduksi hormon-
hormon seks sehingga alat reproduksi telah berfungsi dan tubuh mengalami
perubahan.
2. Hormon seks yang memengaruhi perempuan adalah estrogen dan progesteron
yang diproduksi di indung telur, sedangkan pada laki-laki diproduksi oleh testis
dan dinamakan testosteron. Hormon-hormon tersebut ada di dalam darah dan
memengaruhi alat-alat dalam tubuh sehingga terjadilah beberapa pertumbuhan.
D. Penyebab perubahan pubertas
1. Peran Kelenjar Pituitary – Kelenjar pituitary mengeluarkan dua hormon yaitu
hormon pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan besarnya individu,
dan hormon gonadotrofik yang merangsang gonad untuk meningkatkan
kegiatan. Sebelum masa puber secara bertahap jumlah hormon gonadotrofik
semakin bertambah dan kepekaan gonad terhadap hormon gonadotrofik dan
peningkatan kepekaan juga semakin bertambah, dalam keadaan demikian
perubahan-perubahan pada masa puber mulai terjadi.
2. Peran Gonad- Dengan pertumbuhan dan perkembangan gonad, organ-organ seks
yaitu ciri-ciri seks primer : bertambah besar dan fungsinya menjadi matang, dan
ciri-ciri seks sekunder, seperti rambut kemaluan mulai berkembang.
3. Interaksi Kelenjar Pituitary dan Gonad – Hormon yang dikeluarkan oleh gonad,
yang telah dirangsang oleh hormon gonadotrofik yang dikeluarkan oleh kelenjar
pituitary, selanjutnya bereaksi terhadap kelenjar ini dan menyebabkan secara
4. berangsur-angsur penurunan jumlah hormon pertumbuhan yang dikeluarkan
sehingga menghentikan proses pertumbuhan, interaksi antara hormon
gonadotrofik dan gonad berlangsung terus sepanjang kehidupan reproduksi
individu, dan lambat laun berkurang menjelang wanita mendekati menopause
dan pria mendekati climacteric.
4. Seorang remaja gadis mulai mengeluhkan akan pinggulnya yang mulai melebar
ke samping. Sedangkan teman cowoknya mengaku suaranya terasa lebih nge-
bass ketimbang adiknya. Keanehan yang wajar ini bisa disebut masa puber,
masa normal dimana semua remaja pasti akan mengalaminya.
E. Menghadapi Anak yang Memasuki Masa Puber
Tugas paling sulit yang sering dihadapi oleh orang tua dalam membesarkan
anak adalah pada saat anak berangkat dewasa ( usia remaja / belasan tahun ). Di
satu sisi anak masih berada dalam dunia kanak-kanaknya tetapi di sisi lainnya ia
mulai masuk ke alam kedewasaan. Suasana peralihan seperti ini sering
membingungkan para orang tua karena berubahnya sikap anak. Ia bukan anak kecil
yang dapat “dikendalikan” oleh orang tuanya malah kadang cenderung untuk
melawan setiap pendapat orang tuanya.
Dua issue utama pada remaja yang terkait dengan perkembangan adalah
masalah individu dan seksualitas. Umumnya para remaja mulai “menarik diri” dari
banyak nilai-nilai ( values) yang selama ini didapatkannya. Pada tahun-tahun
“rawan” ini para remaja malah mengambil nilai-nilai dari kelompoknya dan budaya
pop yang melingkar disekitar hidupnya. Ia mulai enggan untuk bergabung dengan
acara-acara keluarga dan malah lebih sering bergabung dengan teman-temannya.
Dalam hal seksualitas, para remaja sering menerima pesan-pesan yang
beragam. Dari orang tuanya atau Agamawan ia menerima satu pesan, tetapi di lain
pihak ia menerima pesan dari berbagai media seperti tv, film, teman
sekelompoknya. Untuk itu resep jitu bagi orang tua adalah mau terbuka terhadap
anak remajanya agar ia dapat menyerap pesan yang baik dan jika ia bingung ia
hanya berpaling kepada orang tuanya. Bagi kita orang Indonesia, pesan-pesan
relijius dan moral dapat mencegah anak menyalah artikan pesan-pesan yang
5. berhubungan dengan masalah seksualitas tersebut. Misalnya berbagai film di tv,
terutama film-film seri remaja dari luar, disitu digambarkan bahwa berhubungan
intim sebelum menikah adalah sah-sah saja.
Disinilah tugas orang tua untuk menyiapkan dan melatih daya serap anaknya
sedini mungkin. Jika sejak awal anak diberi pengertian yang memadai baik dari
aspek rohani maupun kesehatan mungkin ia akan terhindari dari pengaruh negatif.
Walaupun bukan tak mungkin lingkungan di luar rumah juga dapat
mempengaruhinya. Meskipun begitu bukan berarti acara-acara televisi seperti itu
tidak boleh ditonton sama sekali. Ambil segi positifnya seperti pesan tentang
kesetiakawanan, gotong royong, kasih sayang.
Meskipun dikatakan bahwa masa remaja adalah “masa-masa penuh chaos”
tetapi umunya para remaja dapat melewati fase ini dengan selamat. Meskipun
begitu ada beberapa perilaku yang membutuhkan perhatian orang tua seperti : nilai
pelajaran yang menurun, menarik diri dari pergaulan, gangguan pola makan dan
yang berbahaya adalah penyalah gunaan obat-obatan dan alkohol. Untuk kedua hal
ini orang tua harus menerapkan “zero tolerancy policy” ( tiada toleransi ).
Konsep egaliterisme memang menempatkan manusia sederajat tetapi bukan
berarti orang tua dan anaknya selalu sederajat. Mereka sederajat dalam pengertian
sebagai umat manusia tetapi dalam bidang otoritas orang tua tentu tidak sama
dengan anaknya. Ini yang harus disadari oleh orang tua walaupun bukan berarti
orang tua harus menjadi otoriter.
6. PERKEMBANGAN ANAK USIA SD SAMPAI SMP (REMAJA)
A. Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD
Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan
usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa
yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini
seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara
optimal.
Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya
pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol
tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara
bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah
berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun
memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia
kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis
kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat,
telah mampu berbagi, dan mandiri.
Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat
mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah
mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah.
Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan
kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat
terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara,
memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan
waktu.
Orang tua mempunyai aturan-aturan, keputusan-keputusan dimana sang anak
harus menghormatinya. Jika anak remaja dan anda terlibat konflik sehubungan
dengan keputusan dan aturan yang anda buat yakinkan bahwa anda tidak setuju
tanpa harus menjadi tidak dihormati oleh anak anda. Jika anak remaja anda makin
kurang ajar, akhiri diskusi dengan mengatakan, “Bapak / Ibu tidak menganggap
kamu secara tidak hormat tetapi bapak / ibu tidak mau kamu tidak menghormati
kami. Diskusi ini selesai sampai kamu dapat menghormati kami dan berpikir secara
7. jernih!” Sikap tegas dari orang tua dapat mengajarkan anak remaja anda untuk lebih
menghormati orang tuanya selain menerapkan aturan dan keputusan orang tuanya
tersebut. Karena itu sikap tegas orang tua memang diperlukan untuk menjadikan
pribadi anak remaja mereka lebih dewasa dan tidak salah melangkah di alam
kedewasaan. Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada
rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: (1)
Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek
lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir
secara operasional, (3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk
mengklasifikasikan benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan
keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan
hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair,
panjang, lebar, luas, dan berat.
B. Karakteristik Perkembangan Anak Usia SMP(Remaja)
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasan
usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Masa remaja ini sering
dianggap sebagai masa peralihan, dimana saat-saat ketika anak tidak mau lagi
diperlakukan sebagai anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisiknya ia belum
dapat dikatakan orang dewasa.
Menurut Anna Freud (dalam Yusuf. S, 2004) masa remaja juga dikenal dengan
masa strom and stress dimana terjadi pergolakan emosi yang diiringi pertumbuhan
fisik yang pesat dan pertumbuhan psikis yang bervariasi. Pada masa ini remaja
mudah terpengaruh oleh lingkungan dan sebagai akibatnya akan muncul kekecewaan
dan penderitaan, meningkatnya konflik dan pertentangan, impian dan khayalan,
pacaran dan percintaan, keterasinagan dari kehidupan dewasa dan norma kebudayaan
(Gunarsa, 1986).
Masa remaja merupakan masa untuk mencari identitas/jati diri. Individu ingin
mendapat pengakuan tentang apa yang dapat ia hasilkan bagi orang lain. Apabila
individu berhasil dalam masa ini maka akan diperoleh suatu kondisi yang disebut
identity reputation (memperoleh identitas). Apabila mengalami kegagalan, akan
mengalami Identity Diffusion (kekaburan identitas). Masa remaja termasuk masa
yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak
perubahan pada psikis dan fisiknya.
8. Fase-fase masa remaja (pubertas) menurut Monks dkk (2004) yaitu antara umur
12 – 21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun termasuk masa remaja awal, 15-18
tahun termasuk masa remaja pertengahan, 18-21 tahun termasuk masa remaja akhir.
1. Pertumbuhan fisik
Pada masa remaja, pertumbuhan fisik mengalami perubahan lebih cepat
dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa. Pada fase ini remaja
memerlukan asupan gizi yang lebih, agar pertumbuhan bisa berjalan secara
optimal. Perkembangan fisik remaja jelas terlihat pada tungkai dan tangan, tulang
kaki dan tangan, serta otot-otot tubuh berkembang pesat.
2. Perkembangan seksual
Terdapat perbedaan tanda-tanda dalam perkembangan seksual pada remaja.
Tanda-tanda perkembangan seksual pada anak laki-laki diantaranya alat
reproduksi spermanya mulai berproduksi, ia mengalami masa mimpi yang
pertama, yang tanpa sadar mengeluarkan sperma. Sedangkan pada anak
perempuan, bila rahimnya sudah bisa dibuahi karena ia sudah mendapatkan
menstruasi yang pertama.
3. Cara berfikir kausalitas
Hal ini menyangkut tentang hubungan sebab akibat. Remaja sudah mulai
berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan, masih
menganggapnya sebagai anak kecil. Mereka tidak akan terima jika dilarang
melakukan sesuatu oleh orang yang lebih tua tanpa diberikan penjelasan yang
logis. Misalnya, remaja makan didepan pintu, kemudian orang tua melarangnya
sambil berkata “pantang”. Sebagai remaja mereka akan menanyakan mengapa
hal itu tidak boleh dilakukan dan jika orang tua tidak bisa memberikan jawaban
yang memuaskan maka dia akan tetap melakukannya. Perkembangan kognitif
remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif)
merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi
formal (period of formal operations).
Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri
dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak.
Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka
dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah
beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan
abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi
9. seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi
mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan
pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman
masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan
rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para
remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka.
4. Emosi yang meluap-meluap
Emosi pada remaja masih labil, karena erat hubungannya dengan keadaan
hormon. Mereka belum bisa mengontrol emosi dengan baik. Dalam satu waktu
mereka akan kelihatan sangat senang sekali tetapi mereka tiba-tiba langsung bisa
menjadi sedih atau marah. Contohnya pada remaja yang baru putus cinta atau
remaja yang tersinggung perasaannya. Emosi remaja lebih kuat dan lebih
menguasai diri mereka daripada pikiran yang realistis. Saat melakukan sesuatu
mereka hanya menuruti ego dalam diri tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi.
5. Perkembangan Sosial
Sebagai makhluk sosial, individu dituntut untuk mampu mengatasi segala
permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial
dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku.
Oleh karena itu setiap individu dituntut untuk menguasai ketrampilan-ketrampilan
sosial dan kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya yang
disebut aspek psikososial.
6. Perkembangan Moral
Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai
berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi
pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para
remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah
populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik,
kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb.
7. Perkembangan Kepribadian
Secara umum penampilan sering diindentikkan dengan manifestasi dari
kepribadian seseorang, namun sebenarnya tidak. Karena apa yang tampil tidak
selalu mengambarkan pribadi yang sebenarnya (bukan aku yang sebenarnya).