SlideShare a Scribd company logo
• Pubertas merupakan proses dimana seorang individu
  yang belum dewasa akan mendapatkan ciri-ciri fisik dan
  sifat yang memungkinkannya mampu bereproduksi.
• Pada anak laki-laki, pubertas sebagian besar merupakan
  respon tubuh terhadap kerja androgen yang meluas,
  disekresi oleh testis yang baru aktif dibawah pengaruh
  gonadotropin yang disekresi oleh hipofisis anterior.
• Pada anak perempuan, pubertas sebagian besar
  merupakan respon tubuh terhadap kerja estrogen yang
  meluas, yang disekresi oleh ovarium dibawah pengaruh
  gonadotropin yang disekresi oleh hipofisis anterior.
• Tanda-tanda progresi perkembangan pubertas mudah
  diprediksi, namun onset usia pubertas diseluruh belahan
  dunia berbeda karena dipengaruhi oleh etnik,nutrisi,
  genetik dan faktor lingkungan lainnya.
• Tanda pubertas male dilihat dari pembesaran testis
  pada usia 9-14 tahun (Amerika Utara dan Eropa).
• Ciri-ciri sekunder lainnya akan tampak dalam 2-2.5
  tahun kemudian.
• Rambut wajah tampak paling akhir belum tumbuh
  sempurna sampai usia 20-25 tahun.
• Perubahan fisik pada pubertas male dibagi
  berdasarkan 5 tahap menurut sistem Tanner dan
  Marshall.
• Adrenarke adalah istilah yang menggambarkan peran
  kelenjar adrenal terhadap pubertas.
• Pada pria perngaruh kelenjar adrenal dalam pubertas
  sebesar 5%.
• Mekanisme kerja:
  Kelenjar adrenal mensekresi dan mensintesis androgen
  seperti; androstenedion, dehidroepiandrosteron (DHEA),
  dan dehidroepiandrosteron sulfat (DHEAS)  dikonversi
  diperifer menjadi testosteron (T) dan dihidrotestosteron
  (DHT).
• Pengaruh (T) dan (DHT): menstimulasi pertumbuhan
  rambut pubis, rambut aksila dan perkembangan kelenjar
  sebasea aksila.
• Adrenarke tidak dipengaruhi oleh ACTH dan tidak saling
  bergantung dengan proses pubarke.
• Pematangan testis:
  Produksi androgen oleh sel leydig (massanya < 10 %)  testosteron
    yang dihasilkan pada masa pubertas meningkat 10 kali dibandingkan
    sebelumnya.
  Pertumbuhan tubulus seminiferus  massa tubulus seminiferus
    mempengaruhi ukuran testis.
  Dimulainya spermatogenesis.
• Proses ini dipengaruhi oleh aksis HHG melibatkan GnRH.
• Juvenil pause : Perlambatan kerja generator pulse GnRH di hipotalamus,
  yang menyebabkan kadar FSH dan LH rendah di hipofisis dan plasma,
  yang terjadi pada usia kanak-kanak sebelum pubertas.
• Awal pubertas terjadi karena:
  Lepasnya inhibisi SSP terhadap generator pulse GnRH (mekanisme dan
    lokasinya belum jelas).
  Suatu penelitian menunjukkan adanya pengaruh hormon leptin yang
    diproduksi oleh sel-sel lemak terhadap pematangan generator pulse
    GnRH.
•   Pembesaran laring.
•   Suara yang lebih dalam.
•   Peningkatan massa tulang.
•   Peningkatan massa dan kekuatan otot skelet.
•   Penebalan kulit.
•   Peningkatan dan penebalan rambut pada batang
    tubuh, pubis, aksila dan wajah.

Kesemua perubahan di atas disebabkan oleh
testosteron dan metabolitnya pada masa pubertas.
• Pertumbuhan somatik dapat terjadi karena interaksi:
   Steroid seks gonad
   Hormon pertumbuhan (growth hormon, GH)
   Faktor pertumbuhan yang menyerupai insulin (insulin-like growth factor I, IGF-I)
   Insulin dan tiroksin (penting dalam optimalisasi pertumbuhan)
• Pembentukan tulang dilakukan oleh testosteron secara tidak langsung:
  

   Pertumbuhan terus terjadi sampai penyatuan epifisis tulang panjang (dilakukan
    oleh steroid seks [kemungkinan estrogen]), biasanya pada usia 21 tahun.
   Penentu genetik pertumbuhan tulang male dilakukan oleh kromosom X; namun
    penentuan tinggi akhir dewasa dilakukan oleh kromosom Y.
   Tinggi akhir male dewasa dipengaruhi oleh: IMT pada masa pubertas, nutrisi dan
    lamanya pubertas.
• Peningkatan massa otot dipengaruhi testosteron (androgen) secara langsung:
   Kadar androgen dengan peningkatan massa otot berbanding lurus.
   Oleh karena kadar androgen di sirkulasi pada pria lebih banyak dibanding wanita,
    maka massa otot pria lebih besar dibanding wanita.
• Tanda pubertas female dilihat dari perkembangan
  payudara pada usia antara 8 dan 10 tahun (Amerika
  Serikat dan Eropa).
• Ciri-ciri seksual sekunder dialami 2.5 tahun kemudian.
• Puncak dari pubertas female ditandai dengan
  menstruasi.
• Usia rerata menarke adalah 12.8 ± 1.2 tahun (ras
  Kaukasia) dan sekitar 4-8 bulan lebih awal pada ras
  Afrika-Amerika.
• Perubahan fisik pubertas female dibagi menjadi 5 tahap
  menurut sistem Tanner dan Marshall.
• Terjadi pada usia 6-8 tahun, lebih awal 2 tahun sebelum
  onset pubertas.
• Adrenal mensekresi dan menintesis: androstenedion,
  dehidroepiandrosteron (DHEA), dan dehidroepiandrosteron
  sulfat (DHEA-S).
• DHEA dan DHEA-S berperan pada pertumbuhan awal
  rambut pubis aksila serta sintesis dan sekresi kelenjar
  sebasea.
• Pertumbuhan rambut pubis dan aksila bersamaan dengan
  perkembangan payudara merupakan tanda onset pubertas
  pada female.
• Adrenarke terjadi karena mekanisme intrinsik yang telah
  terprogram oleh kelenjar adrenal.
• Adrenarke tidak dipengaruhi oleh ACTH dan fungsi ovarium,
  dan merupakan peristiwa yang terkait dengan peristiwa
  pubarke.
• Menarke menggambarkan onset siklus menstruasi.
• Menarke merupakan puncak dari rangkaian peristiwa kompleks yang meliputi
  pematangan aksis HHO (hipotalamus-hipofisis-ovarium) untuk memproduksi ovum
  ataupun endometrium matang sehingga dapat menunjang zigot jika terjadi pembuahan.
• Tahap pematangan aksis HHO  yang menyebabkan ovulasi:
  Peningkatan pelepasan FSH dan LH dari kelenjar hipofisis;
  Pengenalan dan respon ovarium terhadap gondotrpin sehingga memungkinkan
    terjadinya produksi steroid ovarium (estrogen dan progesteron);
  Terbentuknya pengaturan umpan balik positif pada kelenjar hipotalamus dan hipofisis
    oleh estrogen.
• Mekanisme leptin melepas inhibisi SSP generator pulse GnRH:




• Pematangan ovarium saat pubertas menyebabkan dimulainya produksi estrogen oleh sel-
  sel granulosa yang mengelilingi ovum.
• Tahun-tahun pertama setelah menarke pengaturan umpan balik positif hipotalamus
  terhadap estrogen ovarium belum matang  Siklus menstruasi tidak teratur dan
  anovulasi (tidak terbentuk korpus luetum).
• Setelah 5 tahun, 90% anak perempuan mengalami siklus menstruasi yang teratur dan
  ovulatoir.
• Telarke merupakan istilah yang menggambarkan tentang
  perkembangan payudara.
• Kelenjar mammae, atau payudara merupakan turunan
  lapisan ektoderm yang sangat sensitif terhadap hormon.
• Susunan payudara saat lahir: terdiri atas duktus laktiferus
  dan alveoli.
• Proses perkembangan payudara:
•   Rambut pubis.
•   Keratinisasi (kornifikasi)mukosa vagina.
•   Pembesaran labia minor dan labia mayor.
•   Pembesaran uterus.
•   Peningkatan timbunan lemak di pinggul dan
    paha.

Kesemua perubahan di atas disebabkan oleh
estrogen ovarium pada masa pubertas.
• Mekanisme induksi pertumbuhan tulang oleh steroid seks
  pada female sama dengan male (BAB 12).
• Pertumbuhan struktural female berhenti pada usia rerata 17
  tahun.
• Anak dengan lemak tubuh yang banyak akan mengalami
  masa pubertas yang lebih cepat.
• Alasan tinggi badan akhir male lebih tinggi dibandingkan
  female:
   50% disebabkan karena female mengalami pubertas lebih
     cepat 2 tahun dibandingkan male, sehingga mengalami
     pertumbuhan pra-pubertas yang pendek (perbedaan 12
     cm).
   50% sisanya karena kecepatan pertumbuhan female lebih
     lambat dibandingkan male.
• Prekositas seksual adalah timbulnya ciri-ciri seksual sekunder sebelum usia 8 tahun
  (female) dan sebelum 9 tahun (male).
• Penyebab: akibat peningkatan produksi steroid seks oleh karena peningkatan sekresi
  gonadotropin atau karena penyakit intrinsik pada adrenal, ovarium atau testis.
• Bentuk-bentuk pubertas prekoks:
   Prekositas seksual komplet/sejati  Pubertas prekoks disebabkan oleh peningkatan
     gonadotropin hipofisis.
   Prekositas seksual inkomplet (perifer)  Pubertas prekoks disebabkan oleh penyakit
     yang berasal gonad atau adrenal.
   Prekositas isoseksual  Perkembangan seksual dini yang terjadi konsisten dengan
     seks genetik atau gonad.
   Prekositas heteroseksual/kontraseksual  Pubertas prekoks yang berhubungan
     dengan feminisasi pada male atau virilisasi pada female.
• Setiap anak dengan prekositas seksual harus segera dievaluasi karena:
   Beberapa anak tersebut menderita penyakit serius yang berhubungan dengan
     kelainan ini.
   Tanpa memperhatikan etiologinya, perkembangan seksual yang terjadi sebelum usia
     6-7 tahun dapat berhubungan dengan perawakan pendek pada masa dewasa jika
     tidak diobati.
   Prekositas seksual tidak disertai dengan pematangan psikoseksual  terhadap
     pelecehan seksual.
• Penyebab:
   Aktivasi prematur dari aksis HHG.
   Lesi pada sistem saraf pusat seperti: neoplasma (astrositoma, ependimoma, dan
     kraniofaringioma), trauma, hidrosefalus, ensefalitis pasca infeksi, defek otak
     kongenital, sklerosis tuberosa, neurofibromatosis tipe 1, dan hamartoma.
   Hipotiroidisme primer dapat menyebabkan pubertas prekoks  peningkatan TSH
     menyebabkan peningkatan stimulasi gonadotropin di ovarium atau reseptor FSH
     ditempati oleh TSH  terdapat tambahan klinis berupa prolaktinemia dan galaktorea.
   Kondisi setelah pengobatan hiperplasia adrenal kongenital  koreksi produksi
     androgen yang berlebihan  lepasnya umpan balik negatif hipotalamus  GnRH +
     gonadotropin diproduksi berlebihan pubertas prekoks.
• Diagnosis:
   Klinis: tanda pubertas muncul lebih dini dengan urutan kronologi yang sesuai.
   Pengukuran konsentrasi gonadotropin dan steroid seks serum  berada dalam kadar
     normal pascapubertas.
   Pemeriksaan denyut gonadotropin  memiliki sifat dan regulasi umpan balik yang
     sama dengan orang dewasa.
• Penanganan:
   Hilangkan penyakit penyebabnya.
   Pemberian terapi agonis atau antagonis GnRH  menekan aksis HHG.
• Penyebab dasar: sekresi berlebihan dari estrogen oleh ovarium dan
  adrenal (female), atau sekresi berlebihan testosteron oleh testis dan
  adrenal (male).
• Pada male, prekositas bentuk ini yang pernah didapatkan adalah
  pada kasus:
  Tumor sel leydig  tetis.
  Hiperplasia adrenal kongenital, adenoma adrenal, atau kanker
    adrenal.
• Pada Female, kelainan bentuk ini didapatkan pada kasus:
   Kista ovarium yang berfungsi secara otonom  jumlah estrogen
     yang dihasilkan tergantung ukuran kista  diterapi dengan
     pemberian progestin.
   Tumor sel teka.
   Sindrom Peutz-jeghers  pigmentasi mukokutan, poliposis
     gastrointestinal dan tumor korda seksual gonad.
   Sindrom McCune-Albright  bercak hiperpigmentasi cafe-au-lait
     pada beberapa ovarium  sekresi estrogen berlebihan oleh
     folikel yang telah mengalami luteinisasi.
• Pubertas prekoks yang berlawanan jenis kelamin akan mengalami
  perkembangan rambut pubis atau hirsutisme.
• Penyebab:
    Hiperplasia adrenal kongenital  defek multiple pada jalur
    steroid sintetis.
   Defisiensi 21-hidroksilase adrenal  terjadi pada 0.1 -1%
    populasi berupa virilisasi terlambat, adrenarke prematur,
    penyakit ovarium polikistik dan oligomenorea pascapubertas
     diagnosis dengan pemeriksaan 17-hidroksiprogesteron
    (terjadi peningkatan).
   Defisiensi 11β-hidroksilase  jarang.
   Defisiensi 3β-hidroksisiteroid dehidrogenase  jarang.
   Tumor adrenal  bersifat ganas, agresif dan fatal.
   Tumor sel leydig atau sel sertoli ovarium (sering menyebabkan
    virilisasi)  jarang menyebabkan pubertas prekoks.
• Prekositas seksual heteroseksual jarang terjadi pada anak
  laki-laki.
• Klinis:
   Ginekomastia
   Pertumbuhan tulang yang diakselerasi.
   Testis berukuran pra-pubertas  petunjuk kuat adanya
     sumber estrogen di adrenal atau di testis.
• Penyebab:
   aromatisasi androstenedion ekstraglandular (jarang).
   Neoplasma adrenal mensekresi estrogen.
• Kelainan ini pernah juga didapatkan pada feminisasi tumor
  testis pada anak laki-laki dengan sindrom Peuts-Jeghers.
• Pubertas terlambat adalah tidak ditemukannya ciri-ciri sekual sekunder pada
  female berusia 13 tahun dan male berusia 16 tahun.
• Penyebab pubertas terlambat:
   Keterlambatan pubertas konstitusional  menyertai keterlambatan
      pertumbuhan.
   Hipogonadisme Hipogondotropik  gangguan kelenjar hipotalamus atau
      kelenjar hipofisis sehingga sekresi gonadotropin tidak adekuat.
   Hipogonadisme Hipergonadotropik  gangguan pada gonad sehingga
      mencegah sekresi steroid seks yang cukup.
• Pentingnya diagnosis pubertas terlambat:
   Mendeteksi secara dini keadaan serius yang menyertai.
   Kelainan yang menetap pada fenotipe seperti anak-anak dapat berdampak
      sosial saat remaja dan dewasa.
   Dapat menimbulkan osteopenia (kegagalan pembentukan tulang normal) 
      meningkatkan resiko fraktur pada tulang-tulang penyangga tubuh seperti
      vertebra, panggul, dan tulang-tulang panjang.
• Pengobatan:       dengan      melakukan      pemberian      suplemen     hormon
  estrogen/progesteron dan testosteron  jika terdapat hipogonadisme
  berkepanjangan dan pola sekresi steroid seks yang sesuai usia tidak berfungsi.
• Sebelum mempertimbangkan diagnosis keterlambatan
  pubertas jenis ini, terlebih dahulu harus menyingkirkan
  penyebab patologisnya.
• Keterlambatan pubertas ini ditandai dengan pola
  kecepatan pertumbuhan linear dan sekresi GnRH yang
  sesuai dengan usia tulang.
• Contoh:
  Pada female, pubertas dimulai saat usia tulang 12 tahun.
  Jika seorang female berusia 13 tahun dengan usia tulang
  11 tahun dan belum mengalami perkembangan ciri-ciri
  seksual sekunder  mengalami keterlambatan pubertas
  konstitusional.
• Tanda klinis: Defisiensi sekresi GnRH, FSH atau LH pulsatil yang menyebabkan infantilisme seksual.
• Defisiensi GnRH pada hipogonadisme hipogonadotropik permanen disebabkan oleh:
   Defek genetik hipotalamus  Sindrom Kalmann
   Defek pada perkembangan hipotalamus  Jarang terjadi, namun memperngaruhi growth hormon (perawakan pendek).
   Lesi destruktif yang melibatkan hipotalamus dan tangkai hipofisis  Neoplasma SSP
• Sindrom Kalmann
   Diturunkan secara genetik melalui taut seks kromosom X  bersifat dominan autosom.
   Lebih sering terjadi pada male dibandingkan female.
   Patofisiologi:




• Neoplasma SSP
   Umumnya neoplasma yang berada di ekstraseluler dan menhambat produksi atau pengiriman hormon-hormon tropik
     hipofisis ke kelenjar hipofisis.
   Kraniofaringioma yang sering menyebabkan keterlambatan pubertas (lokasinya antara hipotalamus dan hipofisis).
   Adenoma hipofisis (female) klinis berupa amenorea primer dengan ciri-ciri seksual sekunder yang berkembang.
   Neurofibromatosis (Sindrom Von Recklinghausen).
   Tumor Sel Germinal.
• Penyebab: malnutrisi, kelainan psikiatrik dan penyakit
  kronik.
• Malnutrisi sangat sensitif terhadap female dibadningkan
  male  penurunan berat badan < 80% dapat menyebabkan
  pubertas terlambat.
• Kelainan yang dapat menimbulkan hipogonadisme
  hipogondotropik fungsional:
  Anoreksia Nervosa  Menimbulkan defisiensi GnRH oleh
    karena kurangnya massa tubuh  disertai dengan
    amenorea primer dan sekunder.
  Bulimia Nervosa  Amenorea tidak berhubungan dengan
    kurangnya massa tubuh.
  Latihan fisik yang intenif dan latihan pada atlet 
    menghambat sekresi GnRH.
• Penyebab tersering: disgenesis gonad.
• Patofisologi:


• Kelainan disgenesis gonad pada hipogonadisme hipergonadotropik:
  Sindrom Klinefelter  terjadi pada 1 /500-1000 bayi male.
  Kariotipe: 47XXY (90%), 46XX dengan translokasi pada daerah
   penentu seks pria (SRY) menjadi kromosom X (10%).
 Mengalami ginekomastia  terdapat produksi estrogen sejalan
   dengan jumlah testosteron.
 Memiliki testis berukuran kecil  produksi testosteron sedikit (10%
   pada kasus berat dan 50% pada kasus berat).
 Tinggi badan dewasa normal bahkan sangat tinggi  kurangnya
   tetosteron mempengaruhi masa penutupan epifisis.
 Memiliki rambut pubis  kelenjar adrenal normal (adrenarke).
 Saat dewasa akan mengalami infertilitas (tubulus seminiferus 
   spermatogonium kurang).
Sindrom Turner  terjadi pada 1 /5000 bayi female.
  Kariotipe: 45X, biasanya mengalami keguguran saat konsepsi.
  Klinis : perawakan pendek, Webbed Neck, mikrognatia, dada
    bidang, kelainan sisi kiri jantung, kelainan ginjal dan
    gastrointetinal.
  Ovariumnya berubah menjadi jaringan ikat (streak
    gonad/gonad bergaris).
  Uterus dan tuba fallopi mengecil  tidak ada estrogen.
• Kelainan Genetik Steroidogenesis = Hiperplasia adrenal
  kongenital
   Hiperplasia adrenal kongenital lipoid.
   Defisiensi 3β-hidroksisteroid dehidrogenase
   Defisiensi 17α-hidroksilase / 17, 20-Liase
   Defisiensi 20,22-desmolase
Sistem reproduksi manusia part 5 (newest)

More Related Content

What's hot

Presentasi Reproduksi kls XI
Presentasi Reproduksi kls XIPresentasi Reproduksi kls XI
Presentasi Reproduksi kls XI
Time Master
 
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIASISTEM REPRODUKSI MANUSIA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
Rosdianasella
 
Sistem reproduksi BIOLOGI SMA KELAS 12
Sistem reproduksi BIOLOGI SMA KELAS 12 Sistem reproduksi BIOLOGI SMA KELAS 12
Sistem reproduksi BIOLOGI SMA KELAS 12
Dhea Rizky
 
Kelas xi sistem reproduksi manusia
Kelas xi sistem reproduksi manusiaKelas xi sistem reproduksi manusia
Kelas xi sistem reproduksi manusiaKristina Simanjuntak
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusia
Dianaksm11
 
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada ManusiaBiologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
nissayyo
 
9a sistem-reproduksi
9a sistem-reproduksi9a sistem-reproduksi
9a sistem-reproduksi
nidutkhofiyya
 
Sistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi  manusiaSistem reproduksi  manusia
Sistem reproduksi manusia
Tiara Nutnum
 
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
tasyaaulia
 
Sistem reproduksi manusia ismail
Sistem reproduksi manusia  ismailSistem reproduksi manusia  ismail
Sistem reproduksi manusia ismail
Ismail Fizh
 
Mekanisme regulasi hormon
Mekanisme regulasi hormonMekanisme regulasi hormon
Mekanisme regulasi hormon
Muhammad Nasrullah
 
Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2
Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2
Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2
ayikputri1
 
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSISOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
RIZKY AYU NABILA
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusia
Zahra Dzakira
 
Presentasi sistem-reproduksi-manusia
Presentasi sistem-reproduksi-manusiaPresentasi sistem-reproduksi-manusia
Presentasi sistem-reproduksi-manusiaAnnisa Khoerunnisya
 
Sistem reproduksi pd manusia
Sistem reproduksi pd manusiaSistem reproduksi pd manusia
Sistem reproduksi pd manusiasmp 4 bae kudus
 
Biologi – bab 4 hormon mengawal atur kitar haid
Biologi – bab 4 hormon mengawal atur kitar haidBiologi – bab 4 hormon mengawal atur kitar haid
Biologi – bab 4 hormon mengawal atur kitar haid
Nur Adlina Aqilah
 
Sist reproduksi
Sist reproduksiSist reproduksi
Sist reproduksi
En Jamilah
 

What's hot (20)

Presentasi Reproduksi kls XI
Presentasi Reproduksi kls XIPresentasi Reproduksi kls XI
Presentasi Reproduksi kls XI
 
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIASISTEM REPRODUKSI MANUSIA
SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
 
Sistem reproduksi BIOLOGI SMA KELAS 12
Sistem reproduksi BIOLOGI SMA KELAS 12 Sistem reproduksi BIOLOGI SMA KELAS 12
Sistem reproduksi BIOLOGI SMA KELAS 12
 
Kelas xi sistem reproduksi manusia
Kelas xi sistem reproduksi manusiaKelas xi sistem reproduksi manusia
Kelas xi sistem reproduksi manusia
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusia
 
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada ManusiaBiologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
 
9a sistem-reproduksi
9a sistem-reproduksi9a sistem-reproduksi
9a sistem-reproduksi
 
Sistem reproduksi manusia
Sistem reproduksi  manusiaSistem reproduksi  manusia
Sistem reproduksi manusia
 
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
Sistem reproduksi manusia Biologi Kelas 9
 
Sistem reproduksi manusia ismail
Sistem reproduksi manusia  ismailSistem reproduksi manusia  ismail
Sistem reproduksi manusia ismail
 
Mekanisme regulasi hormon
Mekanisme regulasi hormonMekanisme regulasi hormon
Mekanisme regulasi hormon
 
Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2
Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2
Persentase sistem-reproduksi-pada-wanita2
 
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSISOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
SOAL DAN PEMBAHASAN BIOLOGI BAB SISTEM REPRODUKSI
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusia
 
Presentasi sistem-reproduksi-manusia
Presentasi sistem-reproduksi-manusiaPresentasi sistem-reproduksi-manusia
Presentasi sistem-reproduksi-manusia
 
Sistem reproduksi pd manusia
Sistem reproduksi pd manusiaSistem reproduksi pd manusia
Sistem reproduksi pd manusia
 
4.2
4.24.2
4.2
 
Biologi – bab 4 hormon mengawal atur kitar haid
Biologi – bab 4 hormon mengawal atur kitar haidBiologi – bab 4 hormon mengawal atur kitar haid
Biologi – bab 4 hormon mengawal atur kitar haid
 
1
11
1
 
Sist reproduksi
Sist reproduksiSist reproduksi
Sist reproduksi
 

Viewers also liked

Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaRochmat Hidayat
 
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didikTugas mata kuliah perkembangan peserta didik
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didikAdriana Dwi Ismita
 
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaPsikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Tri Astuti Utomo (iyas)
 
Multimedia Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
Multimedia Interaktif Sistem Reproduksi ManusiaMultimedia Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
Multimedia Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
Firdhani Hayani
 
Materi 1 perkembangan 2 2
Materi 1 perkembangan 2 2Materi 1 perkembangan 2 2
Materi 1 perkembangan 2 2agus raharjo
 
Struktur sosial
Struktur sosialStruktur sosial
Struktur sosial
inapelupa
 
Presentasi Reproduksi Aves
Presentasi Reproduksi AvesPresentasi Reproduksi Aves
Presentasi Reproduksi Aves
arkhanprada
 
Pemeriksaan fisik ibu pada ibu hamil
Pemeriksaan fisik ibu pada ibu hamilPemeriksaan fisik ibu pada ibu hamil
Pemeriksaan fisik ibu pada ibu hamilrisdiana21
 
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Pria
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan PriaPemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Pria
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Pria
nanda yudip
 

Viewers also liked (11)

Sistem reproduksi part 4
Sistem reproduksi part 4Sistem reproduksi part 4
Sistem reproduksi part 4
 
Sistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusiaSistem reproduksi pada manusia
Sistem reproduksi pada manusia
 
Reproduksi Manusia
Reproduksi ManusiaReproduksi Manusia
Reproduksi Manusia
 
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didikTugas mata kuliah perkembangan peserta didik
Tugas mata kuliah perkembangan peserta didik
 
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaPsikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
 
Multimedia Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
Multimedia Interaktif Sistem Reproduksi ManusiaMultimedia Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
Multimedia Interaktif Sistem Reproduksi Manusia
 
Materi 1 perkembangan 2 2
Materi 1 perkembangan 2 2Materi 1 perkembangan 2 2
Materi 1 perkembangan 2 2
 
Struktur sosial
Struktur sosialStruktur sosial
Struktur sosial
 
Presentasi Reproduksi Aves
Presentasi Reproduksi AvesPresentasi Reproduksi Aves
Presentasi Reproduksi Aves
 
Pemeriksaan fisik ibu pada ibu hamil
Pemeriksaan fisik ibu pada ibu hamilPemeriksaan fisik ibu pada ibu hamil
Pemeriksaan fisik ibu pada ibu hamil
 
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Pria
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan PriaPemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Pria
Pemeriksaan Lengkap Genetalia Wanita dan Pria
 

Similar to Sistem reproduksi manusia part 5 (newest)

Pubertas prekoks
Pubertas prekoksPubertas prekoks
Pubertas prekoks
Ayatullah Timur
 
Kesehatan Reproduksi Remaja-Menstruasi 1
Kesehatan Reproduksi Remaja-Menstruasi 1Kesehatan Reproduksi Remaja-Menstruasi 1
Kesehatan Reproduksi Remaja-Menstruasi 1
rinimath1
 
POWER_POINT_KONSEP_KESEHATAN_REPRODUKSI.pptx
POWER_POINT_KONSEP_KESEHATAN_REPRODUKSI.pptxPOWER_POINT_KONSEP_KESEHATAN_REPRODUKSI.pptx
POWER_POINT_KONSEP_KESEHATAN_REPRODUKSI.pptx
ssuser94884c
 
Ppt kmb kel_10
Ppt kmb kel_10Ppt kmb kel_10
Ppt kmb kel_10
Nia Milenia
 
Menstrual cycle.pptx
Menstrual cycle.pptxMenstrual cycle.pptx
Menstrual cycle.pptx
ssuser25fcab
 
Infertilitas pak ,ak
Infertilitas  pak ,akInfertilitas  pak ,ak
Infertilitas pak ,ak
fikri asyura
 
FUNGSI ENDOKRIN PADA SISTEM REPRODUKSI.pdf
FUNGSI ENDOKRIN PADA SISTEM REPRODUKSI.pdfFUNGSI ENDOKRIN PADA SISTEM REPRODUKSI.pdf
FUNGSI ENDOKRIN PADA SISTEM REPRODUKSI.pdf
DesyOskar
 
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaPsikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaTri Astuti Utomo (iyas)
 
kuliah pubertas pada anak dan remaja h.ppt
kuliah pubertas pada anak dan remaja h.pptkuliah pubertas pada anak dan remaja h.ppt
kuliah pubertas pada anak dan remaja h.ppt
driveumam6
 
Hormon reproduksi pada wanita
Hormon reproduksi pada wanitaHormon reproduksi pada wanita
Hormon reproduksi pada wanita
Sulistia Rini
 
Kespro Remaja
Kespro RemajaKespro Remaja
Kespro Remaja
MeityElvina
 
1a. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Masa Pubertas.pptx
1a. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Masa Pubertas.pptx1a. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Masa Pubertas.pptx
1a. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Masa Pubertas.pptx
NikmatulNikmah
 
Hormon-Hormon dan Seks - .pptx
Hormon-Hormon dan Seks - .pptxHormon-Hormon dan Seks - .pptx
Hormon-Hormon dan Seks - .pptx
NoraSartika
 
Endrokrinologi kelompok 6.pptx
Endrokrinologi kelompok 6.pptxEndrokrinologi kelompok 6.pptx
Endrokrinologi kelompok 6.pptx
vina736285
 
Aspek pemantauan-tumbuh-kembang-wanita-yang-dikaji-dalam-setiap-tahap-kehidup...
Aspek pemantauan-tumbuh-kembang-wanita-yang-dikaji-dalam-setiap-tahap-kehidup...Aspek pemantauan-tumbuh-kembang-wanita-yang-dikaji-dalam-setiap-tahap-kehidup...
Aspek pemantauan-tumbuh-kembang-wanita-yang-dikaji-dalam-setiap-tahap-kehidup...
syarifah irmadani
 
Infertilitas.pptx
Infertilitas.pptxInfertilitas.pptx
Infertilitas.pptx
Sebastian Kristianto
 

Similar to Sistem reproduksi manusia part 5 (newest) (20)

Pubertas prekoks
Pubertas prekoksPubertas prekoks
Pubertas prekoks
 
Pubertas prekoks
Pubertas prekoksPubertas prekoks
Pubertas prekoks
 
Kesehatan Reproduksi Remaja-Menstruasi 1
Kesehatan Reproduksi Remaja-Menstruasi 1Kesehatan Reproduksi Remaja-Menstruasi 1
Kesehatan Reproduksi Remaja-Menstruasi 1
 
POWER_POINT_KONSEP_KESEHATAN_REPRODUKSI.pptx
POWER_POINT_KONSEP_KESEHATAN_REPRODUKSI.pptxPOWER_POINT_KONSEP_KESEHATAN_REPRODUKSI.pptx
POWER_POINT_KONSEP_KESEHATAN_REPRODUKSI.pptx
 
Ppt kmb kel_10
Ppt kmb kel_10Ppt kmb kel_10
Ppt kmb kel_10
 
Menstrual cycle.pptx
Menstrual cycle.pptxMenstrual cycle.pptx
Menstrual cycle.pptx
 
Infertilitas pak ,ak
Infertilitas  pak ,akInfertilitas  pak ,ak
Infertilitas pak ,ak
 
FUNGSI ENDOKRIN PADA SISTEM REPRODUKSI.pdf
FUNGSI ENDOKRIN PADA SISTEM REPRODUKSI.pdfFUNGSI ENDOKRIN PADA SISTEM REPRODUKSI.pdf
FUNGSI ENDOKRIN PADA SISTEM REPRODUKSI.pdf
 
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaPsikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
 
kuliah pubertas pada anak dan remaja h.ppt
kuliah pubertas pada anak dan remaja h.pptkuliah pubertas pada anak dan remaja h.ppt
kuliah pubertas pada anak dan remaja h.ppt
 
Kespro infertilitas
Kespro infertilitasKespro infertilitas
Kespro infertilitas
 
Hormon reproduksi pada wanita
Hormon reproduksi pada wanitaHormon reproduksi pada wanita
Hormon reproduksi pada wanita
 
2. gangguan haid
2. gangguan haid2. gangguan haid
2. gangguan haid
 
Kespro Remaja
Kespro RemajaKespro Remaja
Kespro Remaja
 
1a. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Masa Pubertas.pptx
1a. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Masa Pubertas.pptx1a. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Masa Pubertas.pptx
1a. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Masa Pubertas.pptx
 
Hormon-Hormon dan Seks - .pptx
Hormon-Hormon dan Seks - .pptxHormon-Hormon dan Seks - .pptx
Hormon-Hormon dan Seks - .pptx
 
Sistem reproduksi part 3
Sistem reproduksi part 3Sistem reproduksi part 3
Sistem reproduksi part 3
 
Endrokrinologi kelompok 6.pptx
Endrokrinologi kelompok 6.pptxEndrokrinologi kelompok 6.pptx
Endrokrinologi kelompok 6.pptx
 
Aspek pemantauan-tumbuh-kembang-wanita-yang-dikaji-dalam-setiap-tahap-kehidup...
Aspek pemantauan-tumbuh-kembang-wanita-yang-dikaji-dalam-setiap-tahap-kehidup...Aspek pemantauan-tumbuh-kembang-wanita-yang-dikaji-dalam-setiap-tahap-kehidup...
Aspek pemantauan-tumbuh-kembang-wanita-yang-dikaji-dalam-setiap-tahap-kehidup...
 
Infertilitas.pptx
Infertilitas.pptxInfertilitas.pptx
Infertilitas.pptx
 

Sistem reproduksi manusia part 5 (newest)

  • 1.
  • 2. • Pubertas merupakan proses dimana seorang individu yang belum dewasa akan mendapatkan ciri-ciri fisik dan sifat yang memungkinkannya mampu bereproduksi. • Pada anak laki-laki, pubertas sebagian besar merupakan respon tubuh terhadap kerja androgen yang meluas, disekresi oleh testis yang baru aktif dibawah pengaruh gonadotropin yang disekresi oleh hipofisis anterior. • Pada anak perempuan, pubertas sebagian besar merupakan respon tubuh terhadap kerja estrogen yang meluas, yang disekresi oleh ovarium dibawah pengaruh gonadotropin yang disekresi oleh hipofisis anterior. • Tanda-tanda progresi perkembangan pubertas mudah diprediksi, namun onset usia pubertas diseluruh belahan dunia berbeda karena dipengaruhi oleh etnik,nutrisi, genetik dan faktor lingkungan lainnya.
  • 3.
  • 4. • Tanda pubertas male dilihat dari pembesaran testis pada usia 9-14 tahun (Amerika Utara dan Eropa). • Ciri-ciri sekunder lainnya akan tampak dalam 2-2.5 tahun kemudian. • Rambut wajah tampak paling akhir belum tumbuh sempurna sampai usia 20-25 tahun. • Perubahan fisik pada pubertas male dibagi berdasarkan 5 tahap menurut sistem Tanner dan Marshall.
  • 5.
  • 6.
  • 7. • Adrenarke adalah istilah yang menggambarkan peran kelenjar adrenal terhadap pubertas. • Pada pria perngaruh kelenjar adrenal dalam pubertas sebesar 5%. • Mekanisme kerja: Kelenjar adrenal mensekresi dan mensintesis androgen seperti; androstenedion, dehidroepiandrosteron (DHEA), dan dehidroepiandrosteron sulfat (DHEAS)  dikonversi diperifer menjadi testosteron (T) dan dihidrotestosteron (DHT). • Pengaruh (T) dan (DHT): menstimulasi pertumbuhan rambut pubis, rambut aksila dan perkembangan kelenjar sebasea aksila. • Adrenarke tidak dipengaruhi oleh ACTH dan tidak saling bergantung dengan proses pubarke.
  • 8. • Pematangan testis: Produksi androgen oleh sel leydig (massanya < 10 %)  testosteron yang dihasilkan pada masa pubertas meningkat 10 kali dibandingkan sebelumnya. Pertumbuhan tubulus seminiferus  massa tubulus seminiferus mempengaruhi ukuran testis. Dimulainya spermatogenesis. • Proses ini dipengaruhi oleh aksis HHG melibatkan GnRH. • Juvenil pause : Perlambatan kerja generator pulse GnRH di hipotalamus, yang menyebabkan kadar FSH dan LH rendah di hipofisis dan plasma, yang terjadi pada usia kanak-kanak sebelum pubertas. • Awal pubertas terjadi karena: Lepasnya inhibisi SSP terhadap generator pulse GnRH (mekanisme dan lokasinya belum jelas). Suatu penelitian menunjukkan adanya pengaruh hormon leptin yang diproduksi oleh sel-sel lemak terhadap pematangan generator pulse GnRH.
  • 9. Pembesaran laring. • Suara yang lebih dalam. • Peningkatan massa tulang. • Peningkatan massa dan kekuatan otot skelet. • Penebalan kulit. • Peningkatan dan penebalan rambut pada batang tubuh, pubis, aksila dan wajah. Kesemua perubahan di atas disebabkan oleh testosteron dan metabolitnya pada masa pubertas.
  • 10. • Pertumbuhan somatik dapat terjadi karena interaksi:  Steroid seks gonad  Hormon pertumbuhan (growth hormon, GH)  Faktor pertumbuhan yang menyerupai insulin (insulin-like growth factor I, IGF-I)  Insulin dan tiroksin (penting dalam optimalisasi pertumbuhan) • Pembentukan tulang dilakukan oleh testosteron secara tidak langsung:   Pertumbuhan terus terjadi sampai penyatuan epifisis tulang panjang (dilakukan oleh steroid seks [kemungkinan estrogen]), biasanya pada usia 21 tahun.  Penentu genetik pertumbuhan tulang male dilakukan oleh kromosom X; namun penentuan tinggi akhir dewasa dilakukan oleh kromosom Y.  Tinggi akhir male dewasa dipengaruhi oleh: IMT pada masa pubertas, nutrisi dan lamanya pubertas. • Peningkatan massa otot dipengaruhi testosteron (androgen) secara langsung:  Kadar androgen dengan peningkatan massa otot berbanding lurus.  Oleh karena kadar androgen di sirkulasi pada pria lebih banyak dibanding wanita, maka massa otot pria lebih besar dibanding wanita.
  • 11.
  • 12. • Tanda pubertas female dilihat dari perkembangan payudara pada usia antara 8 dan 10 tahun (Amerika Serikat dan Eropa). • Ciri-ciri seksual sekunder dialami 2.5 tahun kemudian. • Puncak dari pubertas female ditandai dengan menstruasi. • Usia rerata menarke adalah 12.8 ± 1.2 tahun (ras Kaukasia) dan sekitar 4-8 bulan lebih awal pada ras Afrika-Amerika. • Perubahan fisik pubertas female dibagi menjadi 5 tahap menurut sistem Tanner dan Marshall.
  • 13.
  • 14.
  • 15. • Terjadi pada usia 6-8 tahun, lebih awal 2 tahun sebelum onset pubertas. • Adrenal mensekresi dan menintesis: androstenedion, dehidroepiandrosteron (DHEA), dan dehidroepiandrosteron sulfat (DHEA-S). • DHEA dan DHEA-S berperan pada pertumbuhan awal rambut pubis aksila serta sintesis dan sekresi kelenjar sebasea. • Pertumbuhan rambut pubis dan aksila bersamaan dengan perkembangan payudara merupakan tanda onset pubertas pada female. • Adrenarke terjadi karena mekanisme intrinsik yang telah terprogram oleh kelenjar adrenal. • Adrenarke tidak dipengaruhi oleh ACTH dan fungsi ovarium, dan merupakan peristiwa yang terkait dengan peristiwa pubarke.
  • 16. • Menarke menggambarkan onset siklus menstruasi. • Menarke merupakan puncak dari rangkaian peristiwa kompleks yang meliputi pematangan aksis HHO (hipotalamus-hipofisis-ovarium) untuk memproduksi ovum ataupun endometrium matang sehingga dapat menunjang zigot jika terjadi pembuahan. • Tahap pematangan aksis HHO  yang menyebabkan ovulasi: Peningkatan pelepasan FSH dan LH dari kelenjar hipofisis; Pengenalan dan respon ovarium terhadap gondotrpin sehingga memungkinkan terjadinya produksi steroid ovarium (estrogen dan progesteron); Terbentuknya pengaturan umpan balik positif pada kelenjar hipotalamus dan hipofisis oleh estrogen. • Mekanisme leptin melepas inhibisi SSP generator pulse GnRH: • Pematangan ovarium saat pubertas menyebabkan dimulainya produksi estrogen oleh sel- sel granulosa yang mengelilingi ovum. • Tahun-tahun pertama setelah menarke pengaturan umpan balik positif hipotalamus terhadap estrogen ovarium belum matang  Siklus menstruasi tidak teratur dan anovulasi (tidak terbentuk korpus luetum). • Setelah 5 tahun, 90% anak perempuan mengalami siklus menstruasi yang teratur dan ovulatoir.
  • 17. • Telarke merupakan istilah yang menggambarkan tentang perkembangan payudara. • Kelenjar mammae, atau payudara merupakan turunan lapisan ektoderm yang sangat sensitif terhadap hormon. • Susunan payudara saat lahir: terdiri atas duktus laktiferus dan alveoli. • Proses perkembangan payudara:
  • 18. Rambut pubis. • Keratinisasi (kornifikasi)mukosa vagina. • Pembesaran labia minor dan labia mayor. • Pembesaran uterus. • Peningkatan timbunan lemak di pinggul dan paha. Kesemua perubahan di atas disebabkan oleh estrogen ovarium pada masa pubertas.
  • 19. • Mekanisme induksi pertumbuhan tulang oleh steroid seks pada female sama dengan male (BAB 12). • Pertumbuhan struktural female berhenti pada usia rerata 17 tahun. • Anak dengan lemak tubuh yang banyak akan mengalami masa pubertas yang lebih cepat. • Alasan tinggi badan akhir male lebih tinggi dibandingkan female:  50% disebabkan karena female mengalami pubertas lebih cepat 2 tahun dibandingkan male, sehingga mengalami pertumbuhan pra-pubertas yang pendek (perbedaan 12 cm).  50% sisanya karena kecepatan pertumbuhan female lebih lambat dibandingkan male.
  • 20.
  • 21. • Prekositas seksual adalah timbulnya ciri-ciri seksual sekunder sebelum usia 8 tahun (female) dan sebelum 9 tahun (male). • Penyebab: akibat peningkatan produksi steroid seks oleh karena peningkatan sekresi gonadotropin atau karena penyakit intrinsik pada adrenal, ovarium atau testis. • Bentuk-bentuk pubertas prekoks:  Prekositas seksual komplet/sejati  Pubertas prekoks disebabkan oleh peningkatan gonadotropin hipofisis.  Prekositas seksual inkomplet (perifer)  Pubertas prekoks disebabkan oleh penyakit yang berasal gonad atau adrenal.  Prekositas isoseksual  Perkembangan seksual dini yang terjadi konsisten dengan seks genetik atau gonad.  Prekositas heteroseksual/kontraseksual  Pubertas prekoks yang berhubungan dengan feminisasi pada male atau virilisasi pada female. • Setiap anak dengan prekositas seksual harus segera dievaluasi karena:  Beberapa anak tersebut menderita penyakit serius yang berhubungan dengan kelainan ini.  Tanpa memperhatikan etiologinya, perkembangan seksual yang terjadi sebelum usia 6-7 tahun dapat berhubungan dengan perawakan pendek pada masa dewasa jika tidak diobati.  Prekositas seksual tidak disertai dengan pematangan psikoseksual  terhadap pelecehan seksual.
  • 22. • Penyebab:  Aktivasi prematur dari aksis HHG.  Lesi pada sistem saraf pusat seperti: neoplasma (astrositoma, ependimoma, dan kraniofaringioma), trauma, hidrosefalus, ensefalitis pasca infeksi, defek otak kongenital, sklerosis tuberosa, neurofibromatosis tipe 1, dan hamartoma.  Hipotiroidisme primer dapat menyebabkan pubertas prekoks  peningkatan TSH menyebabkan peningkatan stimulasi gonadotropin di ovarium atau reseptor FSH ditempati oleh TSH  terdapat tambahan klinis berupa prolaktinemia dan galaktorea.  Kondisi setelah pengobatan hiperplasia adrenal kongenital  koreksi produksi androgen yang berlebihan  lepasnya umpan balik negatif hipotalamus  GnRH + gonadotropin diproduksi berlebihan pubertas prekoks. • Diagnosis:  Klinis: tanda pubertas muncul lebih dini dengan urutan kronologi yang sesuai.  Pengukuran konsentrasi gonadotropin dan steroid seks serum  berada dalam kadar normal pascapubertas.  Pemeriksaan denyut gonadotropin  memiliki sifat dan regulasi umpan balik yang sama dengan orang dewasa. • Penanganan:  Hilangkan penyakit penyebabnya.  Pemberian terapi agonis atau antagonis GnRH  menekan aksis HHG.
  • 23. • Penyebab dasar: sekresi berlebihan dari estrogen oleh ovarium dan adrenal (female), atau sekresi berlebihan testosteron oleh testis dan adrenal (male). • Pada male, prekositas bentuk ini yang pernah didapatkan adalah pada kasus: Tumor sel leydig  tetis. Hiperplasia adrenal kongenital, adenoma adrenal, atau kanker adrenal. • Pada Female, kelainan bentuk ini didapatkan pada kasus:  Kista ovarium yang berfungsi secara otonom  jumlah estrogen yang dihasilkan tergantung ukuran kista  diterapi dengan pemberian progestin.  Tumor sel teka.  Sindrom Peutz-jeghers  pigmentasi mukokutan, poliposis gastrointestinal dan tumor korda seksual gonad.  Sindrom McCune-Albright  bercak hiperpigmentasi cafe-au-lait pada beberapa ovarium  sekresi estrogen berlebihan oleh folikel yang telah mengalami luteinisasi.
  • 24. • Pubertas prekoks yang berlawanan jenis kelamin akan mengalami perkembangan rambut pubis atau hirsutisme. • Penyebab:  Hiperplasia adrenal kongenital  defek multiple pada jalur steroid sintetis. Defisiensi 21-hidroksilase adrenal  terjadi pada 0.1 -1% populasi berupa virilisasi terlambat, adrenarke prematur, penyakit ovarium polikistik dan oligomenorea pascapubertas  diagnosis dengan pemeriksaan 17-hidroksiprogesteron (terjadi peningkatan). Defisiensi 11β-hidroksilase  jarang. Defisiensi 3β-hidroksisiteroid dehidrogenase  jarang. Tumor adrenal  bersifat ganas, agresif dan fatal. Tumor sel leydig atau sel sertoli ovarium (sering menyebabkan virilisasi)  jarang menyebabkan pubertas prekoks.
  • 25. • Prekositas seksual heteroseksual jarang terjadi pada anak laki-laki. • Klinis:  Ginekomastia  Pertumbuhan tulang yang diakselerasi.  Testis berukuran pra-pubertas  petunjuk kuat adanya sumber estrogen di adrenal atau di testis. • Penyebab:  aromatisasi androstenedion ekstraglandular (jarang).  Neoplasma adrenal mensekresi estrogen. • Kelainan ini pernah juga didapatkan pada feminisasi tumor testis pada anak laki-laki dengan sindrom Peuts-Jeghers.
  • 26.
  • 27. • Pubertas terlambat adalah tidak ditemukannya ciri-ciri sekual sekunder pada female berusia 13 tahun dan male berusia 16 tahun. • Penyebab pubertas terlambat:  Keterlambatan pubertas konstitusional  menyertai keterlambatan pertumbuhan.  Hipogonadisme Hipogondotropik  gangguan kelenjar hipotalamus atau kelenjar hipofisis sehingga sekresi gonadotropin tidak adekuat.  Hipogonadisme Hipergonadotropik  gangguan pada gonad sehingga mencegah sekresi steroid seks yang cukup. • Pentingnya diagnosis pubertas terlambat:  Mendeteksi secara dini keadaan serius yang menyertai.  Kelainan yang menetap pada fenotipe seperti anak-anak dapat berdampak sosial saat remaja dan dewasa.  Dapat menimbulkan osteopenia (kegagalan pembentukan tulang normal)  meningkatkan resiko fraktur pada tulang-tulang penyangga tubuh seperti vertebra, panggul, dan tulang-tulang panjang. • Pengobatan: dengan melakukan pemberian suplemen hormon estrogen/progesteron dan testosteron  jika terdapat hipogonadisme berkepanjangan dan pola sekresi steroid seks yang sesuai usia tidak berfungsi.
  • 28. • Sebelum mempertimbangkan diagnosis keterlambatan pubertas jenis ini, terlebih dahulu harus menyingkirkan penyebab patologisnya. • Keterlambatan pubertas ini ditandai dengan pola kecepatan pertumbuhan linear dan sekresi GnRH yang sesuai dengan usia tulang. • Contoh: Pada female, pubertas dimulai saat usia tulang 12 tahun. Jika seorang female berusia 13 tahun dengan usia tulang 11 tahun dan belum mengalami perkembangan ciri-ciri seksual sekunder  mengalami keterlambatan pubertas konstitusional.
  • 29. • Tanda klinis: Defisiensi sekresi GnRH, FSH atau LH pulsatil yang menyebabkan infantilisme seksual. • Defisiensi GnRH pada hipogonadisme hipogonadotropik permanen disebabkan oleh:  Defek genetik hipotalamus  Sindrom Kalmann  Defek pada perkembangan hipotalamus  Jarang terjadi, namun memperngaruhi growth hormon (perawakan pendek).  Lesi destruktif yang melibatkan hipotalamus dan tangkai hipofisis  Neoplasma SSP • Sindrom Kalmann  Diturunkan secara genetik melalui taut seks kromosom X  bersifat dominan autosom.  Lebih sering terjadi pada male dibandingkan female.  Patofisiologi: • Neoplasma SSP  Umumnya neoplasma yang berada di ekstraseluler dan menhambat produksi atau pengiriman hormon-hormon tropik hipofisis ke kelenjar hipofisis.  Kraniofaringioma yang sering menyebabkan keterlambatan pubertas (lokasinya antara hipotalamus dan hipofisis).  Adenoma hipofisis (female) klinis berupa amenorea primer dengan ciri-ciri seksual sekunder yang berkembang.  Neurofibromatosis (Sindrom Von Recklinghausen).  Tumor Sel Germinal.
  • 30. • Penyebab: malnutrisi, kelainan psikiatrik dan penyakit kronik. • Malnutrisi sangat sensitif terhadap female dibadningkan male  penurunan berat badan < 80% dapat menyebabkan pubertas terlambat. • Kelainan yang dapat menimbulkan hipogonadisme hipogondotropik fungsional: Anoreksia Nervosa  Menimbulkan defisiensi GnRH oleh karena kurangnya massa tubuh  disertai dengan amenorea primer dan sekunder. Bulimia Nervosa  Amenorea tidak berhubungan dengan kurangnya massa tubuh. Latihan fisik yang intenif dan latihan pada atlet  menghambat sekresi GnRH.
  • 31. • Penyebab tersering: disgenesis gonad. • Patofisologi: • Kelainan disgenesis gonad pada hipogonadisme hipergonadotropik:  Sindrom Klinefelter  terjadi pada 1 /500-1000 bayi male.  Kariotipe: 47XXY (90%), 46XX dengan translokasi pada daerah penentu seks pria (SRY) menjadi kromosom X (10%). Mengalami ginekomastia  terdapat produksi estrogen sejalan dengan jumlah testosteron. Memiliki testis berukuran kecil  produksi testosteron sedikit (10% pada kasus berat dan 50% pada kasus berat). Tinggi badan dewasa normal bahkan sangat tinggi  kurangnya tetosteron mempengaruhi masa penutupan epifisis. Memiliki rambut pubis  kelenjar adrenal normal (adrenarke). Saat dewasa akan mengalami infertilitas (tubulus seminiferus  spermatogonium kurang).
  • 32. Sindrom Turner  terjadi pada 1 /5000 bayi female. Kariotipe: 45X, biasanya mengalami keguguran saat konsepsi. Klinis : perawakan pendek, Webbed Neck, mikrognatia, dada bidang, kelainan sisi kiri jantung, kelainan ginjal dan gastrointetinal. Ovariumnya berubah menjadi jaringan ikat (streak gonad/gonad bergaris). Uterus dan tuba fallopi mengecil  tidak ada estrogen. • Kelainan Genetik Steroidogenesis = Hiperplasia adrenal kongenital Hiperplasia adrenal kongenital lipoid. Defisiensi 3β-hidroksisteroid dehidrogenase Defisiensi 17α-hidroksilase / 17, 20-Liase Defisiensi 20,22-desmolase