Dokumen tersebut membahas tentang analisis materi pembelajaran, yang meliputi pengertian materi pembelajaran, jenis-jenisnya, analisis materi pelajaran, dan prosedur analisis materi pembelajaran. Beberapa poin penting yang diangkat adalah mengenai identifikasi aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar, memilih jenis materi yang sesuai, serta berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan peserta didik. Metode ceramah, disk
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Contoh RPP menggunakan Framework UbD. Contoh ini saya daasarkan atas hasil review terhadap tugas-tugas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran menggunakan framework UbD.
Jawaban UAS Perencanaan pembelajaran dibuat oleh Daraista Az zukhruf Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Fatahillah (STIT FATAHILLAH) Program Studi Pendidikan Guru Madrasah (PGMI)
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Contoh RPP menggunakan Framework UbD. Contoh ini saya daasarkan atas hasil review terhadap tugas-tugas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran menggunakan framework UbD.
Jawaban UAS Perencanaan pembelajaran dibuat oleh Daraista Az zukhruf Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Fatahillah (STIT FATAHILLAH) Program Studi Pendidikan Guru Madrasah (PGMI)
bdp Nurwaningsih kaitan antara metode ceramah dan teori ausubelnurwa ningsih
belajar dan pembelajaran matematika
oleh neneng
Nurwaningsih
(06081281520066)
Nurwaningsih30@gmail.com
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2017
semoga bermanfaat
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. A. PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN
Materi pembelajaran merupakan isi atau substansi tujuan pendidikan
yanghendak dicapai oleh peserta didik dalam perkembangan dirinya. Materi
pembelajaran (instructional materials) umumnya merupakan gabungan antara
jenis materi yang berbentuk pengalaman (fakta dan informasi yang terperinci),
keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan syarat-syarat tertentu),
dan sikap (berisi pendapat, ide, saran, atau tanggapan).
B. JENIS-JENIS MATERI PEMBELAJARAN
1
Fakta
Materi fakta meliputi segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran.
Konsep
Materi konsep adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru
yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran.
Prosedur
Materi prosedur mencakup langkah-langkah secara sistematis dalam
mengerjakan sesuatu aktivitas
Prinsip
Materi prinsip berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi
terpenting.
C. PENGERTIAN ANALISIS MATERI PELAJARAN
Analisis Materi Pelajaran adalah kegiatan pemilihan materi esensial dari
keseluruhan materi suatu pelajaran yang merupakan materi pelajaran minimal
yang harus dikuasai dan dimiliki dalam proses pelajarannya. Materi pelajaran
yang esensial itu mencakup tentang konsep kunci keilmuwan, tema-tema
utama, dan nilai-nilai dasar yang memiliki karakteristik antara lain sebagai
berikut :
2. 1. Universal, konsep kunci keilmuwan itu memiliki tingkat generalisasi yang
2
tinggi.
2. Adaptf, artinya dapat memberikan kemampuan kepada siswa untuk
mengadaptasi perubahan dan perkembangan pengetahuan dan teknologi.
3. Transferable, artinya konsep-konsep yang ada dalam pokok-pokok
bahasan tersebut dapat dimanfaatkan atau digunakan bagi pemecahan
masalah dalam berbagai pihak.
4. Aplikatif, memungkinkan untuk diterapkan atau diaplikasikan secara luas
pada berbagai bidang keilmuwan dan teknologi.
5. Meaningful, artinya layak bermakna dan bermanfaat untuk diketahui dan
dan dikuasi oleh siswa.
D . PROSEDUR ANALISIS MATERI PEMBELAJARAN
Sebelum mentransformasikan materi pembelajaran kepada peserta didik,
terlebih dahulu perlu dilakukan analisis materi pembelajaran. Adapun hal-hal
yang harus dilakukan dalam menganalisis materi pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi
dan kompetensi dasar.
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu
diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek tersebut perlu
ditentukan, karena setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar
memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.
Setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis
materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.
2. Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran.
3. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
3. Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya
adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik.
4. Berorientasi pada kebutuhan peserta didik.
Konsep hierarki kebutuhan beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di
level rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih
dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di level lebih tinggi menjadi hal
yang memotivasi.
5. Berorientasi pada perkembangan peserta didik.
Dalam memilih materi pembelajaran juga harus diperhatikan dari aspek
perkembangan peserta didik, pada satuan pendidikan apa peserta didik
tersebut berada, maka pemilihan materi juga mengacu pada hal ini.
6. Masalah absolescence yang menyangkut validitas dan signifikansi isi
kurikulum.
Absolescence menjadi persoalan dalam kaitan pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Absolescencetersebut dapat terjadi pada
fakta, konsep dasar, dan teori-teori di mana fakta diorganisasi dan
diinterpretasi. Akan tetapi, persoalanabsolescence sesungguhnya banyak
dijumpai dalam acquired knowledges.
3
7. Materi mesti konsisten.
Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada 3 macam,
maka materi yang harus diajarkan juga meliputi 3 macam atau lebih.
Berdasarkan uraian tersebut pendidik dapat menganalisis materi
pembelajaran sebelum materi tersebut disampaikan kepada peserta didik
dengan mengacu pada beberapa hal yang telah diuraikan.
4. METODE YANG DIGUNAKAN DALAM CONTOH ANALISIS MATERI
PEMBELAJARAN ADALAH METODE CERAMAH, DISKUSI DAN
TANYA JAWAB ( KHUSUS PEMBELAJARAN MATEMATIKA )
1. METODE CERAMAH
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran
melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok
siswa.
Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering
digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh
beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru
ataupun siswa. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses
pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan
siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi
pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada
proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak belajar. Metode ceramah
merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran ekspositori.
A. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah
Ada beberapa alasan mengapa ceramah sering digunakan. Alasan ini
sekaligus merupakan keunggulan metode ini :
a. Ceramah merupakan metode yang “murah” dan “mudah” untuk dilakukan.
Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan
peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain
seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah
hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu
memerlukan persiapan yang rumit.
b. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi
pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya
oleh guru dalam waktu yang singkat.
4
5. c. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.
Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu
ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
d. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas oleh karena
sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan
ceramah.
e. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih
sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam atau
tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat
menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah
dapat dilakukan.
Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa
kelemahan, diantaranya:
a. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas
pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang
paling dominan, sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang
dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada
apa yang dikuasai guru.
b. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan
terjadinya verbalisme. Verbalisme adalah “penyakit” yang sangat mungkin
disebabkan oleh proses ceramah. Oleh karena itu, dalam proses
penyajiannya guru hanya mengandalkan bahasa verbal dan siswa hanya
mengandalkan kemampuan auditifnya. Sedangkan, disadari bahwa setiap
siswa memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman
menangkap materi pembelajaran melalui pendengarannya.
c. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah
sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi,
walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental
siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran;
pikirannya melayang kemana-mana atau siswa mengantuk, oleh karena
gaya bertutur guru tidak menarik.
5
6. d. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa
sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa
diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang
bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.
B. Langkah-langkah Menggunakan Metode Ceramah
Agar metode ceramah berhasil, maka ada beberapa hal yang harus
dilakukan baik pada tahap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan.
1). Tahap Persiapan :
a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
Proses pembelajaran adalah proses yang bertujuan, oleh sebab itu
merumuskan tujuan yang jelas merupakan langkah awal yang harus
dipersiapkan guru. Apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran
dengan ceramah berakhir.
b. Menentukan pokok - pokok materi yang akan diceramahkan.
Keberhasilan suatu ceramah sangat tergantung pada tingkat penguasaan guru
tentang materi yang akan diceramahkan. Oleh karena itu, guru harus
mempersiapkan pokok-pokok materi yang akan disampaikan sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Dalam penentuan pokok-pokok itu
juga perlu dipersiapkan ilustrasi-ilustrasi yang relevan untuk memperjelas
informasi yang akan disampaikan
c. Mempersiapkan alat bantu.
Alat bantu sangat diperlukan untuk menghindari kesalahan persepsi dari
siswa. Alat bantu tersebut misalnya dengan mempersiapkan transparansi atau
media grafis lainnya untuk meningkatkan kualitas ceramah.
2). Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:
( Langkah pembukaan )
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang
menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan oleh
6
7. langkah ini. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah
pembukaan ini.
1. Yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena
itu, guru perlu mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai oleh
siswa. Mengapa siswa harus paham akan tujuan yang ingin dicapai? Oleh
karena tujuan akan mengarahkan segala aktivitas siswa, dengan demikian
penjelasan tentang tujuan akan merangsang siswa untuk termotivasi mengikuti
proses pembelajaran melalui ceramah itu.
2. Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran
yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Guna langkah
apersepsi dalam langkah pembukaan ini adalah untuk mempersiapkan secara
mental agar siswa mampu dan dapat menerima materi pembelajaran. Selain
itu, langkah ini pada dasarnya langkah untuk menciptakan kondisi agar materi
pelajaran itu mudah masuk dan menempel diotak.
3) Tahap Penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara
bertutur. Agar ceramah kita berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka
guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi
pembelajaran yang sedang disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada
beberapa hal yang dapat dilakukan:
1. Menjaga kontak mata secara terus-menerus denga siswa.
Kontak mata adalah suatu isyarat dari guru agar siswa mau memerhatikan.
Selain itu, kontak mata juga dapat berarti sebuah penghargaan dari guru
kepada siswa. Siswa yang selalu mendapat pandangan dari guru akan
merasa dihargai dan diperhatikan. Usahakan walaupun guru harus menulis
dipapan tulis kontak mata tetap diperhatikan dengan tak berlama-lama
menghadap papan tulis atau membuat catatan yang panjang di papan tulis.
2. Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh sswa.
Oleh sebab itu sebaiknya guru tidak menggunakan istilah-istilah yang
kurang populer. Selain itu, jaga intonasi suara agar seluruh siswa dapat
mendengarnya dengan baik.
7
8. 3. Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat agar
8
mudah ditangkap oleh siswa.
4. Tanggapilah respons siswa dengan segera.
Artinya, sekecil apapun respons siswa harus kita tanggapi. Apabila siswa
memberika respons yang tepat, segeralah kita beri penguatan dengan
memberikan semacam pujian yang membanggakan hati. Sedangkan.
Seandainya siswa memberi respons yang kurang tepat, segeralah
tunjukkan bahwa respons siswa perlu perbaikan dengan tidak
menyinggung perasaan siswa.
5. Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar. Kelas
yang kondusif memungkinkan siswa tetap bersemangat dan penuh
motivasi untuk belajar. Cara yang dapat digunakan untuk menjaga agar
kelas tetap kondusif adalah dengan cara guru menunjukkan sikap yang
bersahabat dan akrab, penuh gairah menyampaikan materi pembelajaran,
serta sekali-kali memberikan humor-humor yang segar dan menyenankan.
4). Tahap mengakhiri atau menutup ceramah:
Ceramah harus ditutup agar materi pembelajaran yang sudah dipahami dan
dikuasai siswa tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang
memungkinkan siswa tetap mengingat materi pembelajaran. Hal-hal yang
dapat dilakukan untuk keperluan tersebut diantaranya:
1. Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi
pelajaran yang baru saja disampaikan
2. Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan
tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan
3. Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai
materi pembelajaran yang baru saja disampaikan
2. METODE DISKUSI
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara memecahkan
masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing
mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.
9. Tujuan metode ini adalah :
1. Memotivasi atau memberi stimulasi kepada siswa agar berfikir kritis,
mengeluarkan pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikirannya.
2. Mengambil suatu jawaban aktual atau satu rangkaian jawaban yang
didasarkan atas pertimbangan yang saksama.
A. Langkah-langkah Menggunakan Metode Diskusi :
1). Langkah Persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antaranya:
a) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat
umum maupun tujuan khusus.
b) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan
9
tujuan yang ingin dicapai.
c) Menetapkan masalah yang akan dibahas.
d) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis
pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya,
petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus,
manakala diperlukan.
2) Pelaksanaan Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:
a) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi
kelancaran diskusi.
b) Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya
menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai
dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
c) Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan
suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang,
tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya.
10. d) Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi
untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.
e) Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang
10
dibahas.
f) Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah
pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
3) Menutup Diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah
dilakuan hal-hal sebagai berikut:
a) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan
hasil diskusi.
b) Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh
peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.
B. Kelebihan Metode Diskusi :
a) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan
berbagai jalan dan bukan satu jalan.
b) Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh
keputusan yang lebih baik.
c) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain
sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan
bersikap toleransi
C. Kelemahan Metode Diskusi :
a) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
b) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara
11. d) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal
11
3. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
sejumlah pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,
tetapi ada pula dari siswa kepada guru.
A) Langkah-langkahnya :
1. Persiapan
a) menentukan topik
b) merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c) menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TPK
tertentu
d) mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan siswa
2. Pelaksanaan
a) menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b) mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab (siswa tidak han
ya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang
lain)
c) guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi
d) guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas
e) guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan
jawabannya, sehingga dapat merumuskan secara sistematis
f) tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang
g) pertanyaan dapat ditujukan pada seorang siswa atau seluruh kelas, guru
perlu menggugah siswa yang pemalu atau pendiam, sedangkan siswa
yang pandai dan berani menjawab perlu dikendalikan untuk memberi
kesempatan pada yang lain
h) guru mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah
saja
12. i) pertanyaan ada beberapa macam, yaitu pertanyaan pikiran, pertanyaan
mengunkapkan kembali pengetahuan yang dikuasai, dan pertanyaan
yang meminta pendapat, perasaan, sikap, serta pertanyaan yang hanya
mengungkan fakta-fakta saja.
B). Kelebihan metode tanya jawab:
1. situasi kelas lebih hidup karena para siswa aktif berpikir dan
menyampaikan buah pikirannya melalui jawaban atas pertanyaan guru
2. sangat positif untuk melatih anak agar berani mengemukakan
pendapatnya dengan lisan secara teratur
3. timbulnya perbedaan pendapat di antara para anak didik,membawa
kelas pada situasi diskusi yang menarik.
4. siswa yang segan mencurahkan perhatian, menjadi berhati-hati dan
secara sungguh-sungguh mengikuti pelajaran,
5. sekalipun pelajaran berjalan agak lamban, tetapi guru dapat melakukan
kontrol terhadap pemahaman dan pengertian siswa tentang masalah
yang dibicarakan.
C). Kelemahan Metode Tanya Jawab
1. siswa sering merasa takut, apabila guru kurang dapat medorong siswa
untuk berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang dan akrab
2. tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir
siswa dan mudah dipahami siswa
3. waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat
menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang
4. guru masih tetap mendominasi proses belajar mengajar
5. apabila jumlah siswa puluhan, tidak mungkin cukup waktu untuk
memberikan pertanyaan kepada setiap siswa,
12
13. 6. sering jawaban diborong oleh sejumlah kecil siswa yang menguasai
dan senang berbicara, sedangkan banyak siswa lainnya tidak
memikirkan jawabannya.
13
14. KESIMPULAN
Analisis Materi Pelajaran adalah kegiatan pemilihan materi esensial dari
keselulruhan materi suatu pelajaran yang merupakan materi pelajaran
minimal yang harus dikuasai dan dimiliki dalam proses pelajarannya.Materi
pembelajaran merupakan isi atau substansi tujuan pendidikan yanghendak
dicapai oleh peserta didik dalam perkembangan dirinya.
Materi pelajaran yang esensial itu mencakup tentang konsep kunci
keilmuwan, tema-tema utama, dan nilai-nilai dasar yang memiliki
karakteristik. Didalam menganalisis sebuah materi pelajaran terdapat
metode – metode yang dapat digunakan terutama untuk pembelajaran
Matematika, seperti metode diskusi, metode ceramah, metode tanya jawab,
dan metode – metode lainnya.
14
15. DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2013. Analisis Materi Pelajaran. (online) tersedia pada
http://gudangmaterikuliah.blogspot.com/2013/01/analisismateripembelajara
n.html. DiaksesPada tanggal 6 november 2014 .
Ghubruk, Almusta . 2013 . Contoh Analisis Materi
Pembelajaran(online)tersedia pada
http://digitalreferensi.blogspot.com/2013/04/contoh-makalah-analisis-pembelajaran.
html Diakses pada tanggal 6 november 2014 .
Rahmi. 2013 .Metode Ceramah. (online) tersedia pada
http://strategipembelajaranrahmi.blogspot.com/2013/03/metode-ceramah.
html.Diakses Padatanggal 6 november 2014 .
Thamar, Syamsinar. 2014. Macam – macam metode pembelajaran. (online)
tersedia padahttp://syamsinarthamar.blogspot.com/2014/05/macam-macam
metode-pembelajaran-serta.html. Diakses paada tanggal 19 november 2014
15