Modul ini membahas tentang latar belakang dan konsep dasar asesemen alternatif, bentuk asesmen kinerja, asesmen portofolio, dan pengembangan alat ukur afektif.
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil PenilaianNaita Novia Sari
Ā
Modul ini mencakup 3 bahasan yaitu:
1. Prinsip-prinsip pemberian nilai
2. Penilaian diberbagai jenjang pendidikan
3. Tindak lanjut penilaian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Modul ini membahas tentang latar belakang dan konsep dasar asesemen alternatif, bentuk asesmen kinerja, asesmen portofolio, dan pengembangan alat ukur afektif.
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil PenilaianNaita Novia Sari
Ā
Modul ini mencakup 3 bahasan yaitu:
1. Prinsip-prinsip pemberian nilai
2. Penilaian diberbagai jenjang pendidikan
3. Tindak lanjut penilaian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ābahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannyaā. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) āBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannyaā. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa āBelajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)ā.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa āpembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswaā. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ābahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannyaā. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) āBelajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannyaā. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa āBelajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)ā.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa āpembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswaā. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Penilaian Sikap dan Keterampilan Kewarganegaraan-FIX.pdfRojiMobil
Ā
Pengembangan instrumen hasil belajar, khususnya penilaian sikap, merupakan bagian
integral dari proses evaluasi pendidikan yang bertujuan untuk mengukur sikap, nilai, atau
keyakinan seseorang terhadap suatu hal. Proses pengembangan instrumen penilaian sikap
melibatkan langkah-langkah yang cermat dan sistematis guna memastikan validitas dan
reliabilitas instrumen yang digunakan. Pertama-tama, dalam mengembangkan instrumen
penilaian sikap, sangat penting untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang apa yang
dimaksud dengan sikap. Sikap dapat mencakup aspek-aspek seperti nilai, keyakinan, preferensi,
atau perilaku tertentu terhadap suatu objek atau situasi. Oleh karena itu, definisi yang jelas dan
komprehensif tentang sikap yang akan diukur merupakan langkah awal yang krusial dalam
pengembangan instrumen.
3. PENILAIAN PEMBELAJARAN
Kegiatan yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan
untuk: Memperoleh, menganalisis dan
menafsirkan hasil belajar peserta didik
sehingga menjadi informasi yang
bermakna untuk pengambilan
keputusan dalam menentukan tingkat
pencapaian kompetensi
5. Prinsip-Prinsip Penilaian
ļ Valid dan Reabel
ļ Menyeluruh
ļ Mendidik
ļ Bermakna
ļ Berorientasi pada kompetensi
ļ Adil dan obyektif
ļ Terbuka
ļ Berkesinambungan
ļ Beracuan kriteria
ļ Sistematis
ļ Terpadu
ļ Akuntabel
6.
7. PENILAIAN KELAS
Proses pengumpulan &
penggunaan informasi oleh guru
melalui sejumlah bukti untuk
membuat keputusan ttg pencapaian
hasil belajar/kompetensi siswa.
8. CIRI PENILAIAN
KELAS
1. BELAJAR TUNTAS
2. OTENTIK
3. BERKESINAMBUNGAN
4. BERDASARKAN ACUAN KRITERIA / PATOKAN
5. MENGGUNAKAN BERBAGAI CARA & ALAT
PENILAIAN
9. 1. Belajar
Tuntas
ā¢ Belajar Tuntas (mastery learning): peserta didik
tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan
berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan
pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil
yang baik.
ā¢ āJika peserta didik dikelompokkan berdasarkan
tingkat kemampuannya untuk beberapa mata
pelajaran dan diajarkan sesuai dengan karakteristik
mereka, maka sebagian besar dari mereka akan
mencapai ketuntasanā.
(John B. Carrol, A Model of School Learning
)
10. lanjutan
ā¢ Guru harus mempertimbangkan antara waktu
yang diperlukan berdasarkan karakteristik
peserta didik dan waktu yang tersedia di bawah
kontrol guru (John B. Carrol)
ļ āPeserta didik yang belajar lambat perlu waktu
lebih lama untuk materi yang sama, mereka
dapat berhasil jika kompetensi awal mereka
terdiagnosis secara benar dan mereka diajar
dengan metode dan materi yang berurutan,
mulai dari tingkat kompetensi awal merekaā
(JH. Block, B. Bloom)
11. 2. Penilaian
Otentik
ā¢ Memandang penilaian dan pembelajaran
secara terpadu
ā¢ Mencerminkan masalah dunia nyata bukan
dunia sekolah
ā¢ Menggunakan berbagai cara dan kriteria
ā¢ Holistik (kompetensi utuh merefleksikan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap,)
12. 3.
Berkesinambungan
Memantau proses, kemajuan, dan
perbaikan hasil terus menerus
dalam bentuk Ulangan Harian,
Ulangan Tengah Semester,
Ulangan Akhir Semester, dan
Ulangan Kenaikan Kelas.
13. ā¢ Ulangan Harian : selesai satu atau beberapa
Indikator. (tertulis, observasi, penugasan, atau
lainnya)
ā¢ Ulangan Tengah Semester : selesai beberapa
Kompetensi Dasar pada semester yang
bersangkutan
ā¢ Ulangan Akhir Semester : selesai semua
Kompetensi Dasar pada semester yang
bersangkutan.
ā¢ Ulangan Kenaikan Kelas : selesai semua
Kompetensi Dasar pada semester ganjil dan
genap, dengan penekanan pada kompetensi
dasar semester genap
14. 4. Berdasar Acuan
kriteria(PAP/PAN)
Patokan: Prestasi kemampuan peserta
didik TIDAK DIBANDINGKAN dengan
peserta kelompok, tetapi dengan
kemampuan yang dimiliki sebelumnya dan
patokan yang ditetapkan
Norma: membandingkan dengan peserta
lain menggunakan teknik ststistik tertentu.
15. TEKNIK /CARA
PENILAIAN
ļ§ Unjuk Kerja (Performance)
ļ§ Penugasan (Proyek/Project)
ļ§ Hasil kerja (Produk/Product)
ļ§ Tertulis (Paper & Pen)
ļ§ Portofolio (Portfolio)
ļ§ Diri (Self Assessment)
ļ§ Sikap
16. 5. Menggunakan Berbagai
cara &
alat penilaian
ā¢
Mengembangkan dan menyediakan
sistem pencatatan yang bervariasi
ā¢
Menggunakan penilaian yang
bervariasi: Tertulis, Lisan, Produk,
Portofolio, Unjuk Kerja, Proyek,
Pengamatan, dan Penilaian Diri
18. 1. UNJUK KERJA (PERFORMANCE) :
Pengamatan terhadap aktivitas siswa sebagaimana terjadi
(unjuk kerja, tingkah laku, interaksi)
ļCocok untuk :
ļPenyajian lisan: keterampilan berbicara, berpidato, baca puisi,
berdiskusi.
ļPemecahan masalah dalam kelompok
ļPartisipasi dalam diskusi
ļMenari
ļMemainkan alat musik
ļOlah Raga
ļMenggunakan peralatan laboratorium
ļMengoperasikan suatu alat
19. Contoh Instrumen Unjuk Kerja
A. Menggunakan Daftar Cek (Check list)
Petunjuk: Beri tanda cek (v) di mana kemampuan siswa teramati pada
waktu presentasi hasil pngamatan permasalahan sosial di lingkungan
sekitar.
No.
Aspek Yang Dinilai
1.
Komunikasi
2.
Sistematika penyampaian
3.
Wawasan/kemampuan isi
4.
Keberanian
5.
Antusias
6.
Performan (eye contact, facial expresion, gesture)
Skor yang dicapai
Skor maksimum
Baik
Tidak
baik
20. b. Menggunakan Skala Penilaian (Rating Scale)
No
Skor
Aspek Yang Dinilai
1
2
3
1. Komunikasi
2. Sistematika penyampaian
3. Wawasan/kemampuan isi
4. Keberanian
5.
Antusias
6. Performance ( eye contact, facial expression,
gesture)
Jumlah
Keterangan Skor :
4 = sangat kompeten
3 = kompeten
2 = cukup kompeten
1 = tidak kompeten
Nilai
=
Skor perolehan
X 100
Skor Maksimal
Kriteria Nilai
A =
80 ā 100
B =
70 ā 79
C =
60 ā 69
D =
ā¹ 60
:Baik Sekali
:Baik
:Cukup
:Kurang
4
21. PENUGASAN
(PROYEK)
Penilaian terhadap suatu tugas yang mengandung
penyelidikan yang harus selesai dalam waktu tertentu
Tugas:
suatu investigasi dengan tahapan:
ļ Perencanaan
ļ Pengumpulan data
ļ Pengolahan data,
ļ Penyajian data
22. Manfaat penugasan
Proyek
Bermanfaat untuk menilai:
ā¢ Keterampilan menyelidiki secara umum
ā¢ Pemahaman & Pengetahuan dalam bidang tertentu
ā¢ Kemampuan mengaplikasi pengetahuan dalam
suatu penyelidikan
ā¢ Kemampuan menginformasikan subyek secara jelas
23. CONTOH 1. PENILAIAN PROYEK
Mata Pelajaran
Jenjang
Kelas / Semester
Tema
Alokasi waktu
: Ilmu Pengetahuan Sosial
: SMP
: IX/2
: ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
: ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦
Contoh
Kompetensi Dasar :
ļ7.3 Menguraikan perilaku masyarakat dalam perubahan sosial-budaya di era global.
Indikator:
ļmenganalisis bentuk-bentuk perilaku yang muncul sebagai dampak globalisasi
(konsumerisme dan gaya hidup)
Tugas:
ļLakukan penelitian sederhana di lingkungan sekitar mengenai pengaruh iklan di
media cetak maupun di media elektronik terhadap gaya hidup remaja (cara
berpakaian, gaya rambut), pilihan makanan, minuman, dan jenis musik, serta
perilaku)
24. CONTOH 1.
RUBRIK PENILAIAN TUGAS
PROYEK
ASPEK
KRITERIA DAN SKOR
3
2
1
PERSIAPAN
Jika memuat tujuan, topik,
alasan, tempat penelitian,
responden, daftar pertanyaan
dengan lengkap.
Jika memuat tujuan,
topik, alasan, tempat
penelitian, responden,
daftar pertanyaan
kurang lengkap.
Jika memuat tujuan, topik, alasan,
tempat penelitian, responden, daftar
pertanyaan tidak lengkap
PENGUMPULAN
DATA
Jika daftar pertanyaan dapat
dilaksanakan semua dan
data tercatat dengan rapi dan
lengkap.
Jika daftar pertanyaan
dapat dilaksanakan
semua, tetapi data tidak
tercatat dengan rapi
dan lengkap.
Jika pertanyaan tidak terlaksana
semua dan data tidak tercatat
dengan rapi.
PENGOLAHAN
DATA
Jika pembahasan data sesuai
tujuan penelitian
Jika pembahasan data
kurang
menggambarkan tujuan
penelitian
Jika sekedar melaporkan hasil
penelitian tanpa membahas data
PELAPORAN
TERTULIS
Jika sistimatika penulisan
benar, memuat saran, bahasa
komunikatif.
Jika sistimatika
penulisan benar,
memuat saran, namun
bahasa kurang
komunikatif
Jika penulisan kurang sistimatis,
bahasa kurang komunikatif, kurang
memuat saran
25. Mata Pelajaran
Jenjang
Kelas / Semester
Tema
Alokasi waktu
: Ilmu Pengetahuan Sosial
: SMP
: VIII/2
: ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
: ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦.
Contoh
KD:ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦
INDIKATOR:ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦ā¦
Tugas:
Peserta didik secara berkelompok diminta untuk mengamati pasar di dekat
tempat tinggalnya masing-masing. Hal-hal yang diamati meliputi; barang yang
dijual, sejarah terjadinya pasar, lokasi pasar dan interaksi sosial yang terjadi di
pasar. Hasil pengamatan dibuat laporan. Laporan hasil pengamatan
didiskusikan di dalam kelas.
26. Contoh 2. RUBRIK PENILAIAN PROYEK
No
Aspek *
1.
Perencanaan:
a. Persiapan
b. Rumusan judul
2.
Pelaksanaan
a. Sistematika penulisan
b. Kuantitas sumber data
c. Pengolahan data
e. Penarikan kesimpulan
3.
Laporan Proyek
a. Performansi
b. Presentasi
c. Laporan akhir
Total Skor
Skor (1 ā 10)
27. PENILAIAN PRODUK
ā¢ Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses
pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian
produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik
membuat produk-produk.
ā¢ Produk dapat berupa gambar, model,atau barang
benda
ā¢ Produk juga dapat berupa tulisan, termasuk tulisan
hasil laporan pengamatan, hasil diskusi kelompok,
sebuah rangkuman, atau kesimpulan.
28. TEKNIK PENILAIAN PRODUK
Penilaian produk biasanya menggunakan cara
holistik atau analitik.
ļCara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan
dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
Contoh: 1=kurang, 2=cukup, 3=baik, 4=baik sekali
ļCara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk,
biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang
terdapat pada semua tahap proses pengembangan. Skor
dideskripsikan berdasarkan aspek yang dinilai
29. Contoh 1. Penilaian Produk Berupa Gambar
āPeta Mobilitas Pendudukā
Aspek
No.
Nama Siswa
Teknis
perpetaan
Data/
Informasi
Mobilitas
penduduk
Estetika
Kerapihan
Jumlah
Skor
Nilai
30. Teknis Perpetaan:
1 =Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Baik sekali
PENILAIAN
SECARA
HOLISTIK
Data/Informasi:
1 =Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Baik sekali
Estetika:
1 =Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Baik sekali
Kerapihan:
1 =Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Baik sekali
31. Contoh 2. Penilaian Produk Berupa Kliping
āPermasalahan Sosialā
No.
Nama
Siswa
Aspek
Tema Sumber
Isi
Analisis
Jumlah
Skor
Nilai
32. CONTOH PENILAIAN SECARA ANALITIK
Tema:
1 = Tidak ada
2 = Ada tetapi kurang tepat dan krg menarik
3 = Ada tetapi kurang tepat/kurang menarik
4 = Ada, tepat, dan menarik
Isi:
1 = Tidak sesuai tema
2 = Sesuai tema, kurang berbobot & aktual
3 = Sesuai tema, kurang berbobot/kurang aktual
4 = Sesuai tema, berbobot dan aktual
Sumber:
1 = Tidak ada
2 = Ada tetapi tidak lengkap, tidak akurat
3 = Ada dan akurat , tidak lengkap/tdk akurat
4 = Ada, akurat dan lengkap
Analisis:
1 = Tidak ada analisis
2 = Ada analisis, kurang tepat & kurang berbobot
3 = Ada analisis, tetapi kurang tepat/krg.berbobot
4 = Ada analisis, tepat dan berbobot
33. PENILAIAN PORTOFOLIO :
Penilaian melalui koleksi karya (hasil kerja) siswa yang
sistematis dan terpilih
ļPengumpulan data melalui karya siswa
ļPengumpulan dan penilaian yang terus menerus
ļRefleksi perkembangan berbagai kompetensi
ļMemperlihatkan tingkat perkembangan kemajuan belajar
siswa
ļBagian Integral dari Proses Pembelajaran
ļUntuk satu periode
ļTujuan Diagnostik
34. Karya-karya yang dapat dikumpulkan melalui
penilaian portofolio
ā¢
ā¢
ā¢
ā¢
Puisi
Karangan
Gambar / Lukisan
Desain
ā¢
ā¢
ā¢
ā¢
ā¢ Surat
ā¢ Teks Lagu
ā¢ Laporan Observasi/
Penyelidikan
ā¢ Dsb.
Paper
Sinopsis
Naskah pidato
Naskah Drama
36. LANGKAH-LANGKAH PENILAIAN
PORTOFOLIO
1.
Memberi penjelasan kepada peserta didik tentang penggunaan
portofolio,
(Portofolio tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja
peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi
digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat
portofolio, peserta didik dapat mengetahui kemampuan,
keterampilan, kelebihan dan kekurangan serta minatnya)
2.
Menyepakati hasil karya peserta didik yang akan dijadikan
penilaian portofolio. Portofolio antara peserta didik yang satu
dan yang lain bisa sama bisa berbeda.
3.
Karya-karya tiap peserta didik disimpan dalam satu map atau
folder di rumah atau locker masing-masing di sekolah.
37. 4.
Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi
perkembangan peserta didik
5.
Kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya
ditentukan oleh guru dengan peserta didik.
(Contoh, Kriteria penilaian kemampuan menulis makalah
seperti: penggunaan tata bahasa, kelengkapan gagasan,
dan sistematika penulisan. Dengan demikian, peserta
didik mengetahui standar guru dan berusaha mencapai
standar tersebut.)
6.
Minta peserta didik menilai karyanya secara
berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta
didik, bagaimana cara menilai
39. ā¢ Adalah teknik penilaian di mana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status,
proses dan tingkat pencapaian kompetensi secara
menyeluruh.
ā¢ Misalnya: peserta didik menilai penguasaan pengetahuan
dan keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari
mata pelajaran IPS.
ā¢ Penilaian kompetensi afektif, misalnya, peserta didik
diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan
perasaannya terhadap pelaksanaan pembelajaran IPS.
ā¢ penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik diminta
untuk menilai salah satu keterampilannya sendiri
berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
40. CONTOH PENILAIAN DIRI
PARTISIPASI DALAM DISKUSI KELOMPOK
Nama
: ----------------------------------------------------Nama-nama anggota kelompok : ----------------------------------------------------Kegiatan kelompok
: ----------------------------------------------------Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d. 5, tulislah angka 1, 2, 3, atau 4 di depan
tiap pernyataan:
4 : selalu
2 : kadang-kadang
3 : sering
1 : tidak pernah
1. -------- Selama diskusi saya mengusulkan ide kpd klp utk didiskusikan
2. -------- Ketika kami berdiskusi, tiap org diberi kesempatan mengusulkan sesuatu
3. -------- Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama kegiatan
4. -------- Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya
5. --------- Selama kerja kelompok, sayaā¦.
--------- mendengarkan pendapat orang lain
--------- mengajukan pertanyaan
--------- mengorganisasi ide-ide saya
-------- mengorganisasi kelompok
-------- mengacaukan kegiatan
-------- melamun
6. Apa yang telah saya lakukan selama kegiatan berlangsung?
-------------------------------------------------------------------------------------------
41. PENILAIAN SIKAP
Penilaian terhadap perilaku dan
keyakinan siswa terhadap
obyek sikap
Cara:
ā« Observasi perilaku: kerja sama, inisiatif,
perhatian
ā« Pertanyaan langsung: tanggapan thd tatib
baru
ā« Laporan pribadi: menulis pandangan ttg
ākerusuhan antaretnisā.
42. Contoh Format Penilaian Sikap
No. Nama
Bekerja
sama
(1-10)
1.
Ruri
2.
Tono
3.
....
(Skor)
Nilai
Sikap
Berinisiatif
(1-10)
Penuh
Perhatian
(1-10)
Bekerja
sistematis
(1-10)
Keterangan
43. Penetapan Teknik
Penilaian
Memilih teknik penilaian mempertimbangkan ciri
indikator
contoh:
ā¢Apabila tuntutan indikator melakukan sesuatu, maka
teknik penilaiannya adalah unjuk kerja (performance).
ā¢Apabila tuntutan indikator berkaitan dengan
pemahaman konsep, maka teknik penilaiannya adalah
tes tertulis atau lisan.
ā¢Apabila tuntutan indikator memuat unsur penyelidikan,
maka teknik penilaiannya adalah proyek
45. RAMBU-RAMBU
ā¢
KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran
ā¢
KKM ditetapkan oleh forum MGMP sekolah
ā¢
KKM dinyatakan dalam bentuk persentase berkisar
antara 0 ā 100
ā¢
Kriteria ditetapkan untuk masing-masing indikator dari
sebuah tema idealnya berkisar 75 %
ā¢
Penentuan KKM dengan mempertimbangkan tingkat
kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas
indikator dan kemampuan sumber daya pendukung.
ā¢
KKM dapat dicantumkan dalam LHBS sesuai model yang
dipilh sekolah.
45
47. KRITERIA PENETAPAN KKM
ā¢ Kompleksitas (Kesulitan & Kerumitan)
ā¢ Daya dukung
ā¢ Intake siswa
PENETAPAN KKM:
menggunakan Format A
48. MENAFSIRKAN KRITERIA MENJADI NILAI
(FORMAT A)
A. Dengan memberikan point pada setiap kriteria yang ditetapkan :
1. Kompleksitas :
2. Daya dukung :
3. Intake
:
- Tinggi = 1
- Sedang = 2
- Rendah = 3
- Tinggi = 3
- Sedang = 2
- Rendah = 1
- Tinggi = 3
- Sedang = 2
- Rendah = 1
Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas rendah, daya dukung
tinggi dan intake siswa sedang ļ nilainya adalah:
(3 + 3 + 2) x 100 = 88.89
9
49. MENAFSIRKAN KRITERIA MENJADI NILAI
(FORMAT B)
B. Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria:
1.Kompleksitas
2.Daya dukung :
3. Intake
:
:
- Tinggi = 50-64
- Sedang = 65-80
- Rendah = 81-100
- Tinggi = 81-100
- Sedang = 65-80
- Rendah = 50-64
- Tinggi = 81-100
- Sedang = 65-80
- Rendah = 50-64
Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas sedang, daya dukung
tinggi dan intake sedang ļ nilainya adalah rata-rata setiap nilai dari
kriteria yang kita tentukan.
Dalam menentukan rentang nilai dan menentukan nilai dari setiap
kriteria perlu kesepakatan dalam forum MGMP di Sekolah.
50. MENAFSIRKAN KRITERIA MENJADI NILAI
C. Dengan memberikan pertimbangan professional judgment pada setiap
kriteria untuk menetapkan nilai :
1. Kompleksitas
: - Tinggi
- Sedang
- Rendah
2. Daya dukung : - Tinggi
- Sedang
- Rendah
3. Intake
: - Tinggi
- Sedang
- Rendah
Contoh :
Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas rendah, daya Dukung
tinggi dan intake siswa sedang ļ maka dapat dikatakan hanya satu
komponen yang mempengaruhi untuk mencapai ketuntasan maksimal
100 yaitu intake sedang. Jadi guru dapat mengurangi nilai menjadi
antara 90 ā 80.
51. TINGKAT KOMPLEKSITAS
(Kesulitan & Kerumitan) setiap IP/KD yang harus dicapai
oleh siswa.
Tingkat Kompleksitas Tinggi, bila dalam pelaksanaannya
menuntut :
ā¢ SDM
ļ¼ memahami Kompetensi yang harus dicapai Siswa
ļ¼ kreatif dan inovatif dalam melaksanakan
pembelajaran.
ā¢ WAKTU
ļ¼ cukup lama karena perlu pengulangan
ā¢ PENALARAN dan KECERMATAN siswa yang tinggi.
53. FORMAT A
Kriteria Ketuntasan Minimal
Kompetensi dasar dan
Indikator
Kriteria Penetapan
Ketuntasan
Kompleksitas aya dukung
D
Nilai
KKM
Intake
74
1.4
Mendeskripsikan
permasalahan
kependudukan dan dampaknya terhadap
pembangunan
ā¢
Menjelaskan konsep urbanisasi.(KD 1.4)
ā¢
Mengidentifikasi faktor pendorong,
penarik, dan penghambat terjadinya
urbanisasi (politik, ekonomi, sosial,
sejarah, dan geografis)/(KD 4.1, 1.4, 3.1, 2.1
ā¢
Menjelaskan hubungan antara urbanisasi
Rendah
3
tinggi
1
Sedang
2
tinggi
3
sedan
g 2
88.9
sedan
g
sedan
g
55.6
tinggi
sedan
g 2
77.8
2
3
2
54. FORMAT B
Kompetensi dasar dan
Indikator
1.4
Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria Penetapan Ketuntasan
Nilai
Kompleksitas
Daya dukungIntake
KKM
74.77
Mendeskripsikan
permasalahan
kependudukan dan dampaknya terhadap
pembangunan
Sedang
tinggi
sedang
90
70
ā¢
Menjelaskan konsep urbanisasi.(KD 1.4)
75
ā¢
Mengidentifikasi faktor pendorong,
penarik, dan penghambat terjadinya
urbanisasi (politik, ekonomi, sosial,
sejarah, dan geografis)/(KD 4.1, 1.4, 3.1, 2.1
tinggi
sedang
55
80
sedan
g 70
Sedang
tinggi
sedang
78
85
ā¢
Menjelaskan hubungan antara urbanisasi
dan migrasi penduduk.(KD 1.4, 4.1, 3.1, 2.1)
70
78.3
68,3
77.6
55. Karakteristik Penilaian Pembelajaran IPS
Secara Terpadu
ļPenilaian pembelajaran mengacu pada ketuntasan
KD/Tema
ļDalam pembelajaran IPS secara terpadu ketuntasan
penilaiannya dilakukan setelah tercapainya satu tema.
Dalam satu tema yang terdiri atas beberapa KD, maka
penilaian diprioritaskan pada KD utama. Setiap KD dalam
satu tema tidak selalu memuat seluruh indikator, artinya
satu KD baru tuntas setelah beberapa tema dibelajarkan.
Maka penilaian yang seharusnya dilakukan setiap KD,
menjadi berdasarkan setiap tema.
56. ļPengembangan instrumen penilaian untuk
pembelajaran IPS secara terpadu mencakup aspek
kognitif, afektif, psikomotor, gunakan berbagai
jenis,tehnik dan bentuk penilaian yang variatif agar
diperoleh informasi pencapaian kompetensi peserta
didik yang obyektif, dan komprehensif. Kembangkan
bentuk penilaian pembelajaran secara terpadu
berbasis masalah sosial, sehingga soal dapat
dikembangkan secara terpadu.
57. ļPenilaian mencakup unsur budaya dan karakter
bangsa.
ļDalam rangka penanaman dan internalisasi budaya
dan karakter bangsa, maka pembelajaran IPS secara
terpadu yang mengandung aspek nilai-nilai secara
universal dimulai dari perencanaan (silabus dan RPP),
proses pembelajaran, penilaian dan tindak lanjut.
Untuk itu penilaian dikembangkan dengan
menggunakan skala sikap, observasi, sosiometri,
catatan harian , diutamakan untuk penilaian diri (self
evaluation).
58. ļPenilaian mencakup juga ketrampilan kewirausahaan
ļSalah satu tujuan pembelajaran IPS adalah
menyiapkan peserta didik agar mampu memenuhi
kebutuhan hidup. Kecakapan pemenuhan kebutuhan
hidup dapat dikembangkan memalui kewirausahaan .
Penilaian yang dapat dilakukan untuk mengetahui
kecakapan berwirausaha, dapat dikembangkan
dengan menggunakan jenis, teknik, bentuk, penilaian
produk, proyek, maupun performence.